Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN SUSULAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Dosen pengampu : Ika Sukmawati S.Pd.,M.Pd.

PRAKTIKUM KE-1 KARBOHIDRAT

Uji Iodine, Uji Benedict, Uji Fermentasi

Disusun oleh:

Nama : Zulfarinda Primasti Febriannisa

NPM : 2240305121

Kelas : PBIO 2.03

Kelompok : 03

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TIDAR

2023
A. JUDUL PRAKTIKUM
Uji Iodine, Uji Benedict, Uji Fermentasi

B. TUJUAN
1. Mampu menunjukkan adanya zat-zat yang mereduksi dalam suasana
alkalis, terutama untuk membedakan sakarida (gula) yang dapat
mereduksi dan sakarida yang tidak mereduksi
2. Mampu menunjukkan adanya polisakarida, terutama amilum
3. Mampu membedakan amilum dari glikogen
4. Mampu menunjukkan reaksi terjadinya fermentasi pada
metabolisme karbohidrat
5. Mampu mengidentifikasi hasil reaksi fermentasi berdasarkan
percobaan

C. DASAR TEORI

Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh


manusia yang berfungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia.
Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik yang
mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan-
persamaan dari sudut kimia dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur
Carbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).

Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi menjadi dua


golongan yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat
sederhana terdiri atas monosakarida yang merupakan molekul dasar dari
karbohidrat, disakarida yang terbentuk dari dua monosa yang dapat saling
terikat, dan oligosakarida yaitu gula rantai pendek yang dibentuk olh galaktosa,
glukosa dan fruktosa. Karbohidrat kompleks terdiri atas polisakarida yang
terdiri atas lebih dari dua ikatan monosakarida dan serat yang dinamakan juga
polisakarida nonpati.

Ada tiga jenis monosakarida yang mempunyai arti gizi yaitu


glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa, dinamakan juga sebagai gula anggur,
terdapat luas di alam dalam jumlah sedikit yaitu dlama sayur, buah, sirup
jagung, sari pohon dan bersamaan dengan fruktosa dalam madu. Glukosa
memegang peranan sangat penting dalam ilmu gizi. Glukosa merupakan hasil
akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa dan laktosa pada hewan dan manusia.
Dalam proses metabolisme, glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang
beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan sumber energi. Fruktosa,
dinamakan sebagai gula buah yang merupakan gula paling manis. Gula ini
terutama terdapat dalam madu bersama glukosa dalam buah, nektar bunga dan
juga di dalam sayur. Galaktosa, terdapat di dalam tubuhsebagai hasil
pencernaan laktosa.

Ada tiga jenis disakarida yang mempunyai arti gizi yaitu sukrosa,
maltosa dan laktosa. Sukrosa, dinamakan juga gula tebu atau gula bit. Gula pasir
terdiri atas 99 % sukrosa dibuat dai kedua macam bahan makanan tersebut
melalui proses penyulingan dan kristalisasi. Gula merah dibuat dari kelapa, tebu
atau enau melalui proses penyulingan tidak sempurna. Sukrosa juga banyak
terdapat di dalam buah, sayuran dan madu. Bila dihidrolisis atau dicernakan,
sukrosa pecah menjadi satu unit glukosa dan fruktosa.Maltosa (gula malt) tidak
terdapat bebas di alam. Maltosa terbentuk pada setiap pemecahan pati. Bila
dicernakan atau dihidrolisis, maltosa pecah menjadi dua unit glukosa. Laktosa
(gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit glukosa dan satu
unit galaktosa. Banyak orang, terutama yang berkulit berwarna (termasuk orang
Indonesia) tidak tahan tehadap susu sapi, karena kekurangan enzim laktase yang
dibentuk di dalam dinding usu dan diperlukan untuk pemecahan laktosa
menjadi glukosa dan galaktosa. Kekurangan laktase ini menyebabkan
ketidaktahanan terhadap laktosa. Laktosa yang tidak dicerna tidak dapat diserap
dan tetap tinggal dalam saluran pencernaan. Hal ini mempengaruhi jenis
mikroorganisme yang tumbuh, yang menyebabkan gejala kembung, kejang
perut dan diare. Ketidaktahanan terhadap laktosa lebih banyak terjadi pada
orangtua.

Oligosakarida. Oligosakarida terdiri atas polimer dua hingga


sepuluh monosakarida. Sebetulnya disakarida termasuk dalam oligosakarida,
tetapi karena peranannya dalam ilmu gizi sangat penting maka dibahas secara
terpisah.

Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin,
glikogen dan polisakarida nonpati.Pati, merupakan karbohidrat utama yang
dimakan manusia yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pati terutama terdapat
dalam padi-padian, biji-bijian dan umbi-umbian. Beras, jagung. Polisakarida
nonpati/ Serat. Serat mendapat perhatian kaena peranannya dalam mencegah
bebagai penyakit.

Uji Iod digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang


terkandung dalam larutan. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya perubahan
warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari
ikatan kompleks antara amilum dengan Iodin. Sewaktu amilum yang telah
ditetesi Iodin kemudian dipanaskan, warna yang dihasilkan sebagai hasil
darireaksi yang positif akan menghilang. Dan sewaktu didinginkan warna biru
akan muncul kembali.

Uji iodin ini akan ditunjukkan dengan adanya reaksi dan perubahan
warna spesifik tergantung pada karbohidrat golongan polisakarida. Peruahan
warna tersebut diantaranya yaitu: warna coklat ditunjukkan pada glokogen
maupun dextrin dengan iodin, warna merah violet ditunjukkan pada
amilopektin dengan iodien, warna biru ditunjukkan pada amilose dengan iodin.

D. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum Uji Iodin dan
Amilum adalah sebagai berikut :

• Alat • Bahan

a. Plat tetes a. Umbi kentang


b. Pipet tetes b. Buah apel
c. Tabung reaksi c. Roti
d. Pipet tetes d. Tepung terigu
e. Penjepit tabung reaksi e. Tepung tapioka
f. Gelas ukur f. Kacang tanah
g. Waterbath g. Larutan iodine 1M
h. Pereaksi Benedict
i. Larutan karbohidrat
j. Larutan amilum 1%
k. Larutan selulosa 1%
l. Larutan glikogen 1%
m. HCl 6N
n. NaOH 6N

E. LANGKAH KERJA
F. HASIL PENGAMATAN
Table 1. Hasil Pengamatan Uji Iodine
No. Jenis Bahan Warna Warna
dan Sebelum Setelah
Perlakuan Ditambah Ditambah
Iodine Iodine
1. Padat Kentang Kuning Biru tua
keorangean
Apel Kuning Coklat muda
Roti Putih Hitam
Kacang Tanah Putih Putih
kecoklatan keunguan
Terigu Bening Ungu
kekuningan kehitaman
Tapioka Putih bening Hijau
kehitaman
2. Larutan Amilum + air Putih Ungu lilac
Setelah Putih
dipanaskan keunguan
Amilum + HCl Putih Ungu gelap
Setelah Putih
dipanaskan keunguan
Amilum + NaOH Putih kuning Putih kuning
Setelah Putih kuning
dipanaskan

Table 2. Hasil Pengamatan Uji Benedict


No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Larutan karbohidrat + pereaksi benedict Warna awal biru tosca
Setelah dipanaskan
berubah warna
menjadi hjau tosca
2. Larutan amilum + pereaksi benedict
3. Larutan selulosa + pereaksi benedict
4. Larutan glikogen + pereaksi benedict

Tabel 3. Hasil Pengamatan Percobaan Fermentasi


No. Aspek Pengamatan Hasil Pengamatan
1. Air + Gula Kuning seperti minyak
2. Air + Gula + Ragi Kecoklatan dan keruh
3. Air Kapur (awal) Putih keruh
4. Air Kapur (akhir) Air menjadi krem keruh.
Terdapat gelembung
dipermukaan

G. ANALISIS DATA
Berdasarkan praktikum yang sudah kami lakukan dengan
mengamati pengamatan uji iodine didapatkan beberapa hasil sebagai
berikut. Kentang yang sudah dihaluskan lalu diamati tanpa ditambahkan
dengan iodine menghasilkan warna kuning keorengean. Namun, kentang
yang sudah dihaluskan dan ditambahkan dengan iodine berubah warna
menjadi biru tua
Apel yang sudah dihaluskan dan tidak diberi iodine menghasilkan
warna kuning. Sedangkan apel yang sudah dihaluskan dan ditambahkan
dengan iodine didapatkan hasil akhir berwarna coklat muda. Selanjutnya
roti dihluskan, tanpa diberi iodine roti menghasilkan warna putih, namun
setelah diberi iodine roti berubah warna menjadi hitam.
Kacang tanah dihaluskan dan diamati warna sebelum ditambah
iodine menghasilkan warna putih kecoklatan. Kacang tanah yang sudah
dihaluskan dan diberi iodine menghasilkan warna putih keunguan. Terigu
yang dicampur dengan air tanpa diberi iodine menghasilkan warna bening
kekuningan, sedangkan terigu yang dicampur air lalu ditambah dengan
iodine berubah warna menjadi hijau kehitaman.
Larutan amilum yang ditambahkan air sebelum duberi iodine
memiliki warna putih, sedangkan yang sudah diberi iodine menghasilkan
warna ungu lilac. Namun setelah dipanaskan menghasilkan warna putih
bening. Larutan amilum ditambah dengan HCL sebelum diberi iodine
memiliki warna putih, sedangkan yang sudah diberi iodine menghasilkan
warna ungu gelap. Namun setelah dipanaskan menghasilkan warna putih
keunguan. Larutan amilum yang ditambahkan NaOH sebelum duberi iodine
memiliki warna putih kuning, sedangkan yang sudah diberi iodine
menghasilkan warnapuih kuning. Namun setelah dipanaskan menghasilkan
warna putih kuning.
Hasil pengamatan pada uji biuret menggunakan aspek pengamatan
larutan karbohidrat dengan menambahkan pereaksi biuret (air gula)
menghasilkan hasil uji warna biru tosca. Setelah dipanaskan berubah warna
menjadi hijau tosca.
Hasil pengamatan uji fermentasi menghasilkan bahwa dalam aspek
pengamatan dengan air dan gula menghasilkan hasil pengamatan Kuning
seperti minyak. Pada aspek pengamatan air ditambahkan gula dan ragi
menghasilkan hasil uji pengamatan Kecoklatan dan keruh. Pada percobaan
air kapur (awal) mendapatkan hasil uji pengamatan Putih keruh. Sedangkan
pada air kapur (akhir) mendapatkan hasil uji pengamatan Air menjadi krem
keruh. Terdapat gelembung dipermukaan.
H. PEMBAHASAN
Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh
manusia yang berfungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia.
Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik
yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat
persamaan-persamaan dari sudut kimia dan fungsinya. Semua karbohidrat
terdiri atas unsur Carbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).

Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin,
glikogen dan polisakarida nonpati.Pati, merupakan karbohidrat utama yang
dimakan manusia yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pati terutama terdapat
dalam padi-padian, biji-bijian dan umbi-umbian. Beras, jagung. Polisakarida
nonpati/ Serat. Serat mendapat perhatian kaena peranannya dalam mencegah
bebagai penyakit.

Uji Iod digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang


terkandung dalam larutan. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya perubahan
warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari
ikatan kompleks antara amilum dengan Iodin. Sewaktu amilum yang telah
ditetesi Iodin kemudian dipanaskan, warna yang dihasilkan sebagai hasil
darireaksi yang positif akan menghilang. Dan sewaktu didinginkan warna biru
akan muncul kembali.

Berdasarkan praktikum yang sudah kami lakukan dengan


mengamati pengamatan uji iodine didapatkan beberapa hasil sebagai
berikut. Kentang yang sudah dihaluskan lalu diamati tanpa ditambahkan
dengan iodine menghasilkan warna kuning keorengean. Namun, kentang
yang sudah dihaluskan dan ditambahkan dengan iodine berubah warna
menjadi biru tua
Apel yang sudah dihaluskan dan tidak diberi iodine menghasilkan
warna kuning. Sedangkan apel yang sudah dihaluskan dan ditambahkan
dengan iodine didapatkan hasil akhir berwarna coklat muda. Selanjutnya
roti dihluskan, tanpa diberi iodine roti menghasilkan warna putih, namun
setelah diberi iodine roti berubah warna menjadi hitam.
Kacang tanah dihaluskan dan diamati warna sebelum ditambah
iodine menghasilkan warna putih kecoklatan. Kacang tanah yang sudah
dihaluskan dan diberi iodine menghasilkan warna putih keunguan. Terigu
yang dicampur dengan air tanpa diberi iodine menghasilkan warna bening
kekuningan, sedangkan terigu yang dicampur air lalu ditambah dengan
iodine berubah warna menjadi hijau kehitaman.
Larutan amilum yang ditambahkan air sebelum duberi iodine
memiliki warna putih, sedangkan yang sudah diberi iodine menghasilkan
warna ungu lilac. Namun setelah dipanaskan menghasilkan warna putih
bening. Larutan amilum ditambah dengan HCL sebelum diberi iodine
memiliki warna putih, sedangkan yang sudah diberi iodine menghasilkan
warna ungu gelap. Namun setelah dipanaskan menghasilkan warna putih
keunguan. Larutan amilum yang ditambahkan NaOH sebelum duberi iodine
memiliki warna putih kuning, sedangkan yang sudah diberi iodine
menghasilkan warnapuih kuning. Namun setelah dipanaskan menghasilkan
warna putih kuning.
Hasil pengamatan pada uji biuret menggunakan aspek pengamatan
larutan karbohidrat dengan menambahkan pereaksi biuret (air gula)
menghasilkan hasil uji warna biru tosca. Setelah dipanaskan berubah warna
menjadi hijau tosca.
Hasil pengamatan uji fermentasi menghasilkan bahwa dalam aspek
pengamatan dengan air dan gula menghasilkan hasil pengamatan Kuning
seperti minyak. Pada aspek pengamatan air ditambahkan gula dan ragi
menghasilkan hasil uji pengamatan Kecoklatan dan keruh. Pada percobaan
air kapur (awal) mendapatkan hasil uji pengamatan Putih keruh. Sedangkan
pada air kapur (akhir) mendapatkan hasil uji pengamatan Air menjadi krem
keruh. Terdapat gelembung dipermukaan.

I. PERTANYAAN UNTUK DISKUSI


1. Berdasarkan hasil uji dengan iodine, identifikasilah bahan-bahan
yang mengandung polisakarida!
Uji iodine atau uji Lugol adalah metode yang umum digunakan
untuk mengidentifikasi keberadaan polisakarida dalam bahan-
bahan. Iodin membentuk kompleks berwarna dengan polisakarida,
menghasilkan perubahan warna dari coklat keunguan menjadi biru
atau biru keunguan. Berikut adalah beberapa bahan yang umumnya
mengandung polisakarida dan dapat menunjukkan reaksi positif
dalam uji iodine:
a. Pati: Pati adalah polisakarida yang ditemukan dalam
berbagai jenis tanaman. Makanan yang mengandung
pati, seperti kentang, jagung, beras, dan gandum,
dapat menunjukkan reaksi positif dengan iodine.
b. Selulosa: Selulosa adalah polisakarida struktural
yang ditemukan dalam dinding sel tanaman. Bahan
nabati seperti serat makanan, sayuran, dan buah-
buahan umumnya mengandung selulosa dan dapat
menunjukkan reaksi positif dalam uji iodine.
c. Glikogen: Glikogen adalah polisakarida
penyimpanan yang ditemukan dalam hewan,
termasuk manusia. Hati dan otot hewan adalah
sumber utama glikogen. Glikogen juga dapat
menghasilkan reaksi positif dalam uji iodine.
d. Jamur: Jamur juga mengandung polisakarida, seperti
kitin, yang dapat menunjukkan reaksi positif dengan
iodine.

2. Jelaskan mengapa terjadi perubahan warna pada bahan yang diuji


dengan iodine!
Perubahan warna pada bahan yang diuji dengan iodine terjadi
karena adanya reaksi kimia antara iodin dan bahan yang
mengandung polisakarida. Berikut adalah penjelasan mengenai
perubahan warna tersebut:
a. Kompleksasi
Iodin memiliki sifat yang unik yaitu dapat membentuk
kompleks dengan polisakarida, terutama amilosa dan
amilopektin yang terdapat dalam pati. Ketika iodin
bereaksi dengan polisakarida, terjadi pembentukan
kompleks yang stabil antara molekul iodin dan gugus
hidroksil pada polisakarida. Interaksi ini menghasilkan
perubahan struktur elektronik dan panjang gelombang
absorpsi cahaya oleh kompleks tersebut, yang pada
gilirannya menyebabkan perubahan warna.
b. Transisi Elektron
Perubahan warna pada kompleks iodin-polisakarida
disebabkan oleh transisi elektron yang terjadi dalam
molekul iodin. Sebelum bereaksi dengan polisakarida,
iodin berada dalam bentuk molekul yang berwarna
ungu atau hitam. Namun, setelah bereaksi dengan
polisakarida, iodin mengalami transisi elektron dan
membentuk kompleks berwarna dengan polisakarida.
Transisi elektron ini menghasilkan perubahan warna
yang teramati, sering kali dari coklat keunguan
menjadi biru atau biru keunguan.
c. Struktur Molekuler
Perubahan warna pada bahan yang diuji dengan iodine
juga terkait dengan struktur molekuler polisakarida itu
sendiri. Berbagai polisakarida memiliki struktur
molekuler yang berbeda, termasuk jumlah dan jenis
gugus hidroksil yang tersedia untuk membentuk
kompleks dengan iodin. Perbedaan dalam struktur
molekuler ini mempengaruhi sifat reaktifitas dan
penyerapan cahaya oleh kompleks iodin-polisakarida,
yang akhirnya mempengaruhi perubahan warna yang
diamati.
Perubahan warna yang terjadi pada bahan yang diuji dengan
iodine digunakan dalam uji iodine sebagai indikator adanya
polisakarida. Bahan yang mengandung polisakarida akan
menunjukkan perubahan warna positif, sedangkan bahan yang tidak
mengandung polisakarida tidak akan menunjukkan perubahan
warna yang signifikan.

3. Adakah zat-zat lain selain amilum yang dapat memberikan


perubahan warna dengan pengujian iodine? Jelaskan!
Selain amilum (starch), ada beberapa zat lain yang dapat
memberikan perubahan warna dengan pengujian iodine. Meskipun
perubahan warna dengan zat-zat ini mungkin tidak sekuat atau
sejelas dengan amilum, mereka dapat menghasilkan perubahan
warna yang dapat diamati. Beberapa contoh zat tersebut adalah:
a. Glikogen: Glikogen adalah polisakarida penyimpanan
yang ditemukan dalam hewan, termasuk manusia.
Seperti amilum, glikogen juga dapat membentuk
kompleks dengan iodin, menghasilkan perubahan
warna yang serupa. Namun, perubahan warna yang
dihasilkan oleh glikogen cenderung lebih pucat
dibandingkan dengan amilum.
b. Kitin: Kitin adalah polisakarida yang ditemukan pada
eksoskeleton serangga, krustasea, dan beberapa jamur.
Kitin juga dapat memberikan perubahan warna dengan
pengujian iodine. Ketika iodin bereaksi dengan kitin,
terjadi pembentukan kompleks yang menghasilkan
perubahan warna yang mungkin beragam, termasuk
coklat keunguan atau biru keunguan.
c. Lignin: Lignin adalah polimer fenolik yang ditemukan
dalam dinding sel tumbuhan. Meskipun bukan
polisakarida, lignin memiliki kemampuan untuk
berinteraksi dengan iodin. Interaksi ini dapat
menghasilkan perubahan warna, sering kali dalam
bentuk coklat keunguan.

4. Jelaskan mengapa terbentuk endapan berwarna pada uji Benedict?


Terbentuknya endapan berwarna pada uji Benedict terjadi
karena reaksi antara karbohidrat pereduksi, terutama glukosa dan
fruktosa, dengan ion tembaga (II) dalam reagen Benedict. Berikut
adalah mekanisme terbentuknya endapan berwarna pada uji
Benedict:
a. Reaksi Redoks:
Reagen Benedict mengandung ion tembaga(II)
(Cu^2+) yang berada dalam keadaan tereduksi. Ketika
larutan karbohidrat pereduksi ditambahkan ke dalam
reagen Benedict dan dipanaskan, karbohidrat
pereduksi tersebut berperan sebagai agen reduktor dan
mengoksidasi ion tembaga(II) menjadi ion tembaga(I)
(Cu^+). Reaksi redoks yang terjadi adalah sebagai
berikut: Karbohidrat pereduksi + 2Cu^2+ + 5OH^- →
Produk oksidasi karbohidrat + Cu2O (endapan
berwarna) + 3H2O.
Dalam reaksi ini, karbohidrat pereduksi mengalami
oksidasi dan kehilangan elektron, sedangkan ion
tembaga(II) mengalami reduksi dan menerima
elektron. Akibatnya, ion tembaga(II) berubah menjadi
endapan berwarna tembaga(I) oksida (Cu2O) yang
terlihat sebagai endapan merah bata, oranye, atau hijau
tergantung pada konsentrasi karbohidrat dan
keberadaan zat-zat lain dalam sampel.
b. Penyebab Warna Endapan:
Endapan tembaga(I) oksida (Cu2O) yang terbentuk
memiliki warna khas karena efek optik dan sifat
strukturalnya. Warna endapan dapat bervariasi dari
merah bata hingga hijau, tergantung pada kondisi
reaksi dan konsentrasi karbohidrat. Endapan berwarna
tersebut memberikan indikasi positif adanya
karbohidrat pereduksi dalam sampel.

5. Dapatkah uji benedict digunakan untuk mendeteksi gula dalam urine


penderita diabetes? Jelaskan!
Ya, uji Benedict dapat digunakan untuk mendeteksi adanya
gula dalam urine penderita diabetes. Uji Benedict didasarkan pada
reaksi redoks antara karbohidrat pereduksi, seperti glukosa, dengan
ion tembaga(II) dalam reagen Benedict. Ketika glukosa terdeteksi
dalam urine, reaksi tersebut akan menghasilkan endapan tembaga(I)
oksida (Cu2O) berwarna yang dapat diamati.
Penderita diabetes memiliki kadar glukosa yang tinggi dalam
darah mereka. Ketika kadar glukosa melebihi ambang batas yang
dapat diserap kembali oleh ginjal, glukosa akan muncul dalam urine.
Dengan menggunakan uji Benedict pada urine, kita dapat
mendeteksi adanya glukosa yang berlebih dalam urine penderita
diabetes. Prosedur umum untuk penggunaan uji Benedict dalam
mendeteksi glukosa dalam urine adalah sebagai berikut:
a. Kumpulkan sampel urine: Dapatkan sampel urine
segar dari penderita diabetes. Lebih baik jika sampel
urine diambil saat pagi hari, karena kadar glukosa
dalam urine umumnya lebih tinggi pada waktu
tersebut.
b. Persiapan reagen Benedict: Siapkan reagen Benedict
sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan. Reagen ini
biasanya terdiri dari larutan garam tembaga(II) dalam
keadaan tereduksi.
c. Lakukan reaksi: Tambahkan beberapa tetes reagen
Benedict ke dalam tabung reaksi atau cawan penguji.
Kemudian, tambahkan sedikit sampel urine ke dalam
tabung reaksi tersebut.
d. Panaskan campuran: Panaskan campuran reagen
Benedict dan sampel urine di atas penangas atau dalam
air mandi sampai mendidih. Biarkan campuran
mendidih selama beberapa saat.
e. Amati perubahan warna: Jika dalam sampel urine
terdapat glukosa, akan terjadi reaksi redoks antara
glukosa dan ion tembaga(II) dalam reagen Benedict.
Akibatnya, terbentuklah endapan tembaga(I) oksida
(Cu2O) yang memiliki warna merah bata, oranye, atau
hijau.
Jika terlihat perubahan warna yang signifikan atau terbentuk
endapan berwarna setelah pemanasan, hal ini dapat
mengindikasikan adanya glukosa dalam urine.
6. Berdasarkan hasil percobaan, jelaskan reaksi fermentasi!
Reaksi fermentasi adalah proses biokimia di mana molekul
organik kompleks, seperti karbohidrat, diubah menjadi molekul
yang lebih sederhana, seperti asam organik, gas, atau alkohol, oleh
mikroorganisme seperti bakteri atau ragi. Berikut adalah penjelasan
umum mengenai reaksi fermentasi:
a. Metabolisme Anaerobik: Fermentasi terjadi dalam
kondisi anaerobik, yaitu di mana ada keterbatasan
oksigen. Mikroorganisme yang melakukan fermentasi
tidak menggunakan oksigen sebagai akseptor akhir
elektron dalam rantai pernapasan. Sebagai gantinya,
mereka menggunakan senyawa organik sebagai
akseptor elektron.
b. Glikolisis: Reaksi fermentasi dimulai dengan
glikolisis, yaitu proses penguraian glukosa menjadi dua
molekul piruvat. Glikolisis terjadi di dalam sitoplasma
sel dan menghasilkan sedikit ATP (adenosin trifosfat)
dan NADH (nikotinamida adenin dinukleotida
tereduksi). NADH yang dihasilkan selama glikolisis
merupakan senyawa yang penting dalam reaksi
fermentasi.
c. Regenerasi NAD+: Dalam reaksi fermentasi, NADH
yang dihasilkan selama glikolisis harus diregenerasi
menjadi NAD+ agar dapat digunakan kembali dalam
glikolisis. Regenerasi NAD+ penting karena glikolisis
membutuhkan NAD+ sebagai kofaktor untuk
melanjutkan reaksi.
d. Jenis Fermentasi: Ada beberapa jenis fermentasi yang
dilakukan oleh mikroorganisme. Beberapa contoh
fermentasi termasuk fermentasi alkoholik, fermentasi
asam laktat, dan fermentasi asam asetat. Setiap jenis
fermentasi melibatkan mikroorganisme yang berbeda
dan menghasilkan produk akhir yang berbeda pula.
▪ Fermentasi alkoholik: Dilakukan oleh ragi
dan beberapa jenis bakteri. Glukosa diubah
menjadi etanol dan karbon dioksida.
▪ Fermentasi asam laktat: Dilakukan oleh
beberapa jenis bakteri, seperti Lactobacillus.
Glukosa diubah menjadi asam laktat.
▪ Fermentasi asam asetat: Dilakukan oleh
beberapa jenis bakteri. Glukosa diubah
menjadi asam asetat dan karbon dioksida.
e. Penggunaan Produk Fermentasi: Produk fermentasi
memiliki berbagai aplikasi. Misalnya, etanol yang
dihasilkan dalam fermentasi alkoholik digunakan
dalam pembuatan minuman beralkohol dan sebagai
bahan bakar alternatif. Asam laktat yang dihasilkan
dalam fermentasi asam laktat digunakan dalam industri
makanan sebagai pengawet dan penambah rasa. Selain
itu, fermentasi juga digunakan dalam pembuatan
produk seperti yoghurt, keju, dan sauerkraut.

7. Gas apakah yang dihasilkan dari reaksi fermentasi? Jelaskan


bagaimana Saudara membuktikannya!
Dalam reaksi fermentasi, jenis gas yang dihasilkan dapat
bervariasi tergantung pada jenis mikroorganisme yang terlibat
dalam fermentasi tersebut. Beberapa contoh gas yang dapat
dihasilkan meliputi karbon dioksida (CO2), hidrogen (H2), dan
metana (CH4). Untuk membuktikan keberadaan gas yang dihasilkan
dari reaksi fermentasi, dapat melakukan beberapa langkah berikut:

a. Observasi Visual: Saat mikroorganisme melakukan


fermentasi, sering kali gas akan terbentuk dan
menghasilkan gelembung-gelembung atau
efervescence di dalam larutan atau substrat yang
difermentasi. Anda dapat mengamati perubahan
visual ini sebagai indikator adanya produksi gas.
b. Uji Pengumpulan Gas: Anda dapat menggunakan
metode pengumpulan gas untuk membuktikan
keberadaan gas dalam reaksi fermentasi. Salah satu
metode sederhana adalah menggunakan tabung
reaksi atau bejana yang terhubung dengan pipa dan
air. Reaksi fermentasi dilakukan di dalam tabung
reaksi, dan gas yang dihasilkan akan naik ke atas dan
menggeser air dalam pipa. Peningkatan volume gas
yang terlihat dalam pipa menunjukkan bahwa gas
dihasilkan selama fermentasi.
c. Penggunaan Indikator: Beberapa mikroorganisme
yang melakukan fermentasi menghasilkan gas yang
dapat berinteraksi dengan indikator tertentu.
Misalnya, mikroorganisme yang menghasilkan CO2
dapat menyebabkan perubahan warna pada indikator
seperti larutan kapur barus (limewater), yang akan
menjadi keruh jika ada gas CO2 yang masuk.
Penggunaan indikator ini dapat membantu
memperkuat bukti adanya produksi gas selama
fermentasi.

J. KESIMPULAN DAN SARAN


Praktikum ini dapat menghasilkan identifikasi karbohidrat yang ada
dalam sampel yang diberikan. Dengan menggunakan berbagai metode
analisis, seperti tes benedict, tes iodin, atau fermentasi, kita dapat
menentukan keberadaan dan jenis karbohidrat yang ada.
Sarannya lebih mengkondisikan ruangan dan waktu agar praktikum
dapat terlaksana dengan baik.

K. DAFTAR PUSTAKA
Fitri, A. S., & Fitriana, Y. A. N. (2020). Analisis senyawa kimia pada
karbohidrat. Sainteks, 17(1), 45-52.
Hutagalung, H. (2004). Karbohidrat.
Siregar, N. S. (2014). Karbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 13(02), 38-44.
TANIA, S. F. LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA.
L. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai