Anda di halaman 1dari 9

Putri Syawal Eka Fitri

I will make it,,, ^_^


 Beranda
 Arsip Kuliah
 Tugas Posting
SELASA, 23 DESEMBER 2014

Laporan Pengujian Karbohidrat Praktikum Biokimia


Umum
ACARA II

PENGUJIAN KARBOHIDRAT

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik yang tersusun hanya

dari atom karbon, hidrogen dan oksigen. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari

satu molekul gula sederhana. Terdapat tiga golongan utama karbohidrat yaitu monosakarida,

oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu unit

polihidroksi aldehida atau keton. Oligosakarida terdiri dari rantai pendek unit monosakarida yang

digabungkan bersama-sama oleh ikatan kovalen. Polisakarida terdiri dari rantai panjang yang

mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida (Umar, 2008). Oleh karena itu, perlu

dilakukan praktikum ini untuk mengidentifikasi sifat-sifat umum berbagai jenis karbohidrat

berdasarkan terbentuknya furfural, berdasarkan sifat pereduksinya dan mengidentifikasi jenis

polisakarida berdasarkan perubahan warna lodin yang terikat pada molekul polisakarida sebelum

dan setelah terhidrolisis.

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi sifat-sifat umum berbagai jenis

karbohidrat berdasarkan terbentuknya furfural, berdasarkan sifat pereduksinya dan jenis


polisakarida berdasarkan perubahan warna lodin yang terikat pada molekul polisakarida sebelum

dan setelah terhidrolisis.

TINJAUAN PUSTAKA

Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana karbohidrat

didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah karbon yang mengandung sejumlah besar

gugus hidroksil. Karbohidrat paling sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksi aldehid

atau aldosa) atau berupa keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa). Berdasarkan pengertian

diatas berarti diketahui bahwa karbohidrat terdiri atas atom C, H dan O. Adapun rumus umum

dari karbohidrat adalah Cn(H2O)n atau CnH2nOn(Wiratmaja, 2011).

Umumnya makanan mengandung tiga unsur yaitu karbohidrat, lemak dan protein. Dari

ketiga unsur tersebut yang merupakan sumber energi utama ialah karbohidrat. Karbohidrat ialah

senyawa organik dengan fungsi utama sebagai sumber energi bagi kebutuhan sel-sel dan jaringan

tubuh. Peran utama karbohidrat di dalam tubuh ialah menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh,

yang kemudian diubah menjadi energi. Glukosa merupakan jenis karbohidrat terpenting bagi

tubuh manusia. Karbohidrat dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber utama tenaga untuk

bergerak, membentuk glukosa otot sebagai energi cadangan tubuh dan juga membentuk protein

dan lemak (Djakani, 2013).

Dalam karbohidrat dikenal beberapa pengujian untuk menentukan kandungan yang

terdapat dalam karbohidrat tersebut. Salah satu test yang digunakan untuk menentukan ada

tidaknya karbohidrat adalah test Molisch. Ketika ada beberapa larutan yang tidak dikenal secara

pasti bahwa larutan tersebut mengandung karbohidrat atau tidak, test ini bisa dilakukan untuk

menentukan adanya kandungan karbohidrat. Larutan yang bereaksi positif akan memberikan

cincin yang berwarna ungu ketika direaksi dengan alphanaftol dan asam sulfat pekat.

Diperkirakan, konsentrasi asam sulfat pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak

pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasi dengan

alphanaftol untuk membentuk produk berwarna (Pranata, 2004).


Uji Iod digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam larutan.

Reaksi positifnya ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang

dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan Iodin. Sewaktu

amilum yang telah ditetesi Iodin kemudian dipanaskan, warna yang dihasilkan sebagai hasil

darireaksi yang positif akan menghilang. Dan sewaktu didinginkan warna biru akan muncul

kembali (Monruw, 2010).

Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam suatu larutan

dengan indikator yaitu adanya perubahan warna khususnya menjadi merah bata. Benedict reagen

digunakan untuk menguji atau memeriksa kehadiran gula pereduksi dalam suatu cairan.

Monosakarida yang bersifat redutor, dengan diteteskannya reagean akan menimbulkan

endapanmerah bata. Selain menguji adanya gula pereduksi, juga berlaku secara kuantitatif,

karena semakin banyak gula dalam larutan maka semakin gelap warna endapan (Wahyudi, 2005).

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 04 November 2014 di Laboraturium Kimia dan

Biokimia Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.

Alat dan Bahan Praktikum

a. Alat-alat praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu, tabung reaksi, pipet ukur,

pipet tetes, filler, penangas air, karet gelang, penjepit tabung reaksi, gelasbeaker, rak tabung

reaksi, kertas label, tissue dan erlenmeyer.

b. Bahan-bahan praktikum

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu aquades, glukosa 1%,

fruktosa 1%, sukrosa 1%, pati 1%, H2SO4 pekat, pereaksi Molisch, pereaksi Seliwanoff, pereaksi

Benedict, HCl 0,1 M dan larutan Iodium.


Prosedur Kerja
a. Uji Molisch
b. Uji Seliwanoff

c. Uji Benedict

d. Uji Iodin
HASIL PENGAMATAN
Tabel 2.1. Hasil Pengamatan Uji Molisch

Jenis Karbohidrat Terbentuknya Cincin Ungu


Aquades Tidak terbentuk
Glukosa 1% Terbentuk
Fruktosa 1% Terbentuk
Sukrosa 1% Terbentuk
Pati 1% Terbentuk

Table 2.2. Hasil Pengamatan Uji Seliwanoff

Jenis Warna Waktu


Karbohidr Sebelumn 1 2 3 4 5
at ya
Aquades Bening Bening Bening
Kekuning Kekuning Kekuning
kekuninga kekuninga kekuninga
an an an
n n n
Bening
Glukosa Kekuning Kekuning Kekuning Kekuning
kekuninga Kuning
1% an an an an
n
Bening
Fruktosa Merah Merah
kekuninga Kuning Orange Merah
1% bata bata
n
Bening Bening
Sukrosa Merah Merah
kekuninga kekuninga Orange Merah
1% bata pekat
n n
Bening Bening
Kekuning Kekuning Kekuning Kekuning
Pati 1% kekuninga kekuninga
an an an an
n n

Table 2.3. Hasil Pengamatan Uji Benedict

Warna sebelum Warna setelah


Jenis Tambah
dipanaskan dipanaskan 5
Karbohidrat Benedict
menit
Aquades 2 ml Biru bening Biru bening
Glukosa 1% 2 ml Biru bening Biru bening
Fruktosa 1% 2 ml Biru bening Merah bata
Sukrosa 1% 2 ml Biru bening Merah bata
Pati 1% 2 ml Biru bening Biru bening

Table 2.4. Hasil Pengamatan Uji Iodin

Warna setelah Warna setelah HCl didihkan


Jenis Karbohidrat
ditetesi Iodin 1-5 menit 6-10 menit
Aquades Orange jernih Orange jernih Orange jernih
Glukosa 1% Orange jernih Orange jernih Orange jernih
Sukrosa 1% Orange jernih Orange jernih Orange jernih
Pati 1% Ungu Hitam Biru gelap

PEMBAHASAN

Karbohidrat atau sakarida adalah polisakarida aldehid atau polisakarido keton atau

senyawa hasil hidrolisis dari keduanya. Penyusun utama karbohidrat adalah C, H dan O.

karbohidrat merupakan sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh. Ada dua jenis

karbohidrat yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana

merupakan aneka jenis gula yang langsung membentuk kalori jika dikonsumsi. Karbohidrat

kompleks merupakan sumber kalori yang mengandung vitamin, mineral dan serat yang

bermanfaat bagi tubuh (Soenardi, 2008).

Uji Molisch adalah uji yang memiliki prinsip hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida,

selanjutnya monosakarida jenis pentosa akan mengalami dehidrasi dengan asam tersebut
menjadi furfural, sementara golongan heksosa menjadi hidroksi multifultural menggunakan asam

organik pekat (Sumardjo, 2006). Percobaan menunjukkan hasil bahwa larutan yang diuji pada

glukosa, fruktosa, sukrosa, dan pati positif mengandung karbohidrat karena terbentuk cincin ungu

pada batas diantara pereaksi dengan larutan coba. Cincin ungu terbebtuk dari reaksi dehidrasi

karbohidrat oleh asam sulfat pekat (H2SO4). H2SO4 pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan

pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagen

Molisch -nafhthol membentuk cincin yang berwarna ungu. Namun pada larutan aquades tidak

terbentuk cincin ungu melainkan cincin berwarna hijau, ini menyatakan bahwa aquades bukan

merupakan karbohidrat.

Uji Seliwanoff adalah uji yang spesifik dalam mengidentifikasi gula ketosaheksosa seperti

fruktosa. Dalam pengujian ini golongan aldosa tidak bereaksi, sedangkan ketosa mengalami

proses dehidrasi untuk memberikan derifat furfuralnya yang kemudian akan mengalami

kondensasi dengan dan membentuk senyawa kompleks yang berwarna merah (Sumardjo, 2006).

Percobaan menunjukan hasil bahwa larutan yang diuji pada larutan fruktosa dan sukrosa

menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni warna merah pekat yang mengidentifikasikan

adanya kandungan ketosa dalam karbohidrat jenis monosakarida. HCl yang terkandung dalam

pereaksi Seliwanoff mendehidrasi ruktosa menghasilkan hidroksi furfural sehingga furfural

mengalami kondensasi setelah penambahan resorsinol membentuk larutan yang berwarna merah

bata. Pada sukrosa apabila dipanaskan terlalu lama dapat menunjukkan hasil yang positif

terhadap pereaksi Seliwanoff. Hal ini terjadi karena adanya pemanasan berlebihan menyebabkan

sukrosa terhidrolisis menghasilkan fruktosa dan glukosa sehingga fruktosa inilah yang nantinya

akan bereaksi dengan pereaksi Seliwanoff menghasilkan larutan berwarna orange. Hasil negatif

dihasilkan oleh larutan aquades, glukosa dan pati ini dikarenakan larutan tersebut merupakan

larutan yang tidak memiliki gugus keton sehingga uji coba menghasilkan hanya warna kekuningan

pada masing-masing larutan.

Uji Benedict berdasarkan pada gula yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas

akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O

(kupro oksida) berwarna merah bata. Gula pereduksi merupakan gula yang memiliki gugus alkalis

atau keton bebas atau terdapat gugus –OH glikosidis pada strukturnya (Sumardjo, 2006).
Percobaan menunjukkan hasil bahwa larutan fruktosa dan sukrosa menghasilkan warna larutan

yang spesifik yakni warna merah bata. Hal ini menunjukkan bahwa larutan fruktosa dan sukrosa

mengalami oksidasi dan mampu mereduksi senyawa yaitu melepaskan O2 sehingga terbentuk

tembaga oksida (Cu2O). Aquades, glukosa dan pati tidak menunjukan warna merah bata alias

tidak bereaksi diarenakan bukan gula pereduksi.

Pada uji coba Iodin, digunakan 4 larutan uji yaitu pati, glukosa, sukrosa, dan aquades.

Percobaan menunjukkan hasil bahwa hanya larutan pati yang menghasilkan warna larutan yang

spesifik yakni warna ungu atau hitam kebiruan. Sedangkan larutan yang lainnya menghasilkan

warna orange jernih. Hal ini menunjukkan bahwa pati menghasilkan larutan yang positif terhadap

kandungan polisakarida sehingga menghasillkan warna hitam kebiruan. Terbentuknya warna

hitam kebiruan disebabkan molekul amilosa dan amilopektin yang membentuk suatu melekul

dengan molekul dari larutan iodium. Sedangkan pada larutan glukosa, sukrosa, dan aquades tidak

berwarna biru kehitaman karena bukan merupakan jenis polisakarida sehingga tidak dapat

bereaksi dengan larutan iodium dan hanya terbentuk warna orange jernih pada masing-masing

larutan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

1. Karbohidrat adalah polisakarida aldehid atau polisakarida keton, atau senyawa hasil hidrolisis dari

keduanya.

2. Asam sulfat pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan

furfural yang akan bereaksi dengan reagen Molisch sehingga terbentuk cincin berwarna ungu

pada larutan karbohidrat.

3. Pereaksi Seliwanoff mendehidrasi fruktosa menghasilkan hidroksifurfural sehingga furfural

mengalami kondensasi setelah penambahan resorsinol membentuk larutan yang berwarna merah

bata pada karbohidrat yang memiliki gugus keton.


4. Fruktosa dan sukrosa mengalami oksidasi dan mampu mereduksi senyawa yaitu melepas

O2 sehingga terbentuk tembaga oksida (Cu2O) berwarna merah bata setelah ditetesi pereaksi

Benedict.
5. Terbentuknya warna hitam kebiruan pada pati disebabkan molekul amilosa dan amilopektin yang
membentuk suatu molekul dengan molekul dari larutan Iodium.

Daftar Pustaka

Djakani, H, dkk, 2013. Gambaran kadar Gula Darah Puasa pada laki-laki Usia 40-59 Tahun. Jurnal e-
Biomedik. Vol. 1 (1): 71-75.

Manruw, 2010. Pengantar Biokimia. UI Press. Jakarta.


Pranata, C.F, 2004. Kimia dasar 2 : commoa Textbook. UM Press. Malang.
Wahyudi, 2005. Kimia Organik II. UM Press. Malang.
Wiratmaja, I. G., dkk., 2011. Pembuatan Etanol Generasi Kedua dengan Memanfaatkan Limbah Rumput
Laut Eucheuma cattonii sebagai Bahan Baku. Jurnal ilmiah teknik mesin. Vol. 5 (1): 75-84.

Anda mungkin juga menyukai