Anda di halaman 1dari 26

ACARA II

PENGUJIAN KARBOHIDRAT

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa

organik yang tersusun hanya dari atom karbon, hidrogen dan oksigen.

Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul

gula sederhana. Terdapat tiga golongan utama karbohidrat yaitu

monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida atau gula

sederhana, terdiri dari hanya satu unit polihidroksi aldehida atau keton.

Oligosakarida terdiri dari rantai pendek unit monosakarida yang

digabungkan bersama-sama oleh ikatan kovalen. Polisakarida terdiri dari

rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida

(Umar, 2008). Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum ini untuk

mengidentifikasi sifat-sifat umum berbagai jenis karbohidrat berdasarkan

terbentuknya furfural, berdasarkan sifat pereduksinya dan

mengidentifikasi jenis polisakarida berdasarkan perubahan warna lodin

yang terikat pada molekul polisakarida sebelum dan setelah terhidrolisis.

Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi sifat-

sifat umum berbagai jenis karbohidrat berdasarkan terbentuknya furfural,

berdasarkan sifat pereduksinya dan jenis polisakarida berdasarkan


perubahan warna lodin yang terikat pada molekul polisakarida sebelum

dan setelah terhidrolisis.

TINJAUAN PUSTAKA

Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana

karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah karbon

yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat paling

sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksi aldehid atau aldosa)

atau berupa keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa). Berdasarkan

pengertian diatas berarti diketahui bahwa karbohidrat terdiri atas atom C,

H dan O. Adapun rumus umum dari karbohidrat adalah C n(H2O)n atau

CnH2nOn (Wiratmaja, 2011).

Umumnya makanan mengandung tiga unsur yaitu karbohidrat,

lemak dan protein. Dari ketiga unsur tersebut yang merupakan sumber

energi utama ialah karbohidrat. Karbohidrat ialah senyawa organik

dengan fungsi utama sebagai sumber energi bagi kebutuhan sel-sel dan

jaringan tubuh. Peran utama karbohidrat di dalam tubuh ialah

menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh, yang kemudian diubah menjadi

energi. Glukosa merupakan jenis karbohidrat terpenting bagi tubuh

manusia. Karbohidrat dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber utama

tenaga untuk bergerak, membentuk glukosa otot sebagai energi

cadangan tubuh dan juga membentuk protein dan lemak (Djakani, 2013).

Dalam karbohidrat dikenal beberapa pengujian untuk menentukan

kandungan yang terdapat dalam karbohidrat tersebut. Salah satu test

yang digunakan untuk menentukan ada tidaknya karbohidrat adalah test


Molisch. Ketika ada beberapa larutan yang tidak dikenal secara pasti

bahwa larutan tersebut mengandung karbohidrat atau tidak, test ini bisa

dilakukan untuk menentukan adanya kandungan karbohidrat. Larutan

yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu ketika

direaksi dengan alphanaftol dan asam sulfat pekat. Diperkirakan,

konsentrasi asam sulfat pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang

bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang

kemudian dikombinasi dengan alphanaftol untuk membentuk produk

berwarna (Pranata, 2004).

Uji Iod digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang

terkandung dalam larutan. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya

perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan

adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan Iodin. Sewaktu

amilum yang telah ditetesi Iodin kemudian dipanaskan, warna yang

dihasilkan sebagai hasil darireaksi yang positif akan menghilang. Dan

sewaktu didinginkan warna biru akan muncul kembali (Monruw, 2010).

Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi

dalam suatu larutan dengan indikator yaitu adanya perubahan warna

khususnya menjadi merah bata. Benedict reagen digunakan untuk

menguji atau memeriksa kehadiran gula pereduksi dalam suatu cairan.

Monosakarida yang bersifat redutor, dengan diteteskannya reagean akan

menimbulkan endapanmerah bata. Selain menguji adanya gula pereduksi,

juga berlaku secara kuantitatif, karena semakin banyak gula dalam

larutan maka semakin gelap warna endapan (Wahyudi, 2005).


PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 04 November 2014 di

Laboraturium Kimia dan Biokimia Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan

Agroindustri Universitas Mataram.

Alat dan Bahan Praktikum

a. Alat-alat praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu, tabung

reaksi, pipet ukur, pipet tetes, filler, penangas air, karet gelang, penjepit

tabung reaksi, gelas beaker, rak tabung reaksi, kertas label, tissue dan

erlenmeyer.
b. Bahan-bahan praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu

aquades, glukosa 1%, fruktosa 1%, sukrosa 1%, pati 1%, H 2SO4 pekat,

pereaksi Molisch, pereaksi Seliwanoff, pereaksi Benedict, HCl 0,1 M dan

larutan Iodium.

Prosedur Kerja
a. Uji Molisch

b. Uji Seliwanoff
c. Uji Benedict

d. Uji Iodin

HASIL PENGAMATAN

Tabel 2.1. Hasil Pengamatan Uji Molisch


Jenis Karbohidrat Terbentuknya Cincin Ungu
Aquades Tidak terbentuk
Glukosa 1% Terbentuk
Fruktosa 1% Terbentuk
Sukrosa 1% Terbentuk
Pati 1% Terbentuk

Table 2.2. Hasil Pengamatan Uji Seliwanoff


Jenis Warna Waktu
Karbohid Sebelum 1 2 3 4 5
rat nya
Aquades Bening Bening Bening
Kekunin Kekunin Kekuni
kekuning kekunin kekunin
gan gan ngan
an gan gan
Bening
Glukosa Kekunin Kekunin Kekunin Kekuni
kekuning Kuning
1% gan gan gan ngan
an
Bening
Fruktosa Merah Merah
kekuning Kuning Orange Merah
1% bata bata
an
Bening Bening
Sukrosa Merah Merah
kekuning kekunin Orange Merah
1% bata pekat
an gan
Bening Bening
Kekunin Kekunin Kekunin Kekuni
Pati 1% kekuning kekunin
gan gan gan ngan
an gan

Table 2.3. Hasil Pengamatan Uji Benedict


Warna Warna setelah
Jenis Tambah
sebelum dipanaskan 5
Karbohidrat Benedict
dipanaskan menit
Aquades 2 ml Biru bening Biru bening
Glukosa 1% 2 ml Biru bening Biru bening
Fruktosa 1% 2 ml Biru bening Merah bata
Sukrosa 1% 2 ml Biru bening Merah bata
Pati 1% 2 ml Biru bening Biru bening

Table 2.4. Hasil Pengamatan Uji Iodin


Jenis Warna setelah Warna setelah HCl didihkan
Karbohidrat ditetesi Iodin 1-5 menit 6-10 menit
Aquades Orange jernih Orange jernih Orange jernih
Glukosa 1% Orange jernih Orange jernih Orange jernih
Sukrosa 1% Orange jernih Orange jernih Orange jernih
Pati 1% Ungu Hitam Biru gelap

PEMBAHASAN
Karbohidrat atau sakarida adalah polisakarida aldehid atau

polisakarido keton atau senyawa hasil hidrolisis dari keduanya. Penyusun

utama karbohidrat adalah C, H dan O. karbohidrat merupakan sumber

energi utama yang diperlukan oleh tubuh. Ada dua jenis karbohidrat yaitu

karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana

merupakan aneka jenis gula yang langsung membentuk kalori jika

dikonsumsi. Karbohidrat kompleks merupakan sumber kalori yang

mengandung vitamin, mineral dan serat yang bermanfaat bagi tubuh

(Soenardi, 2008).

Uji Molisch adalah uji yang memiliki prinsip hidrolisis karbohidrat

menjadi monosakarida, selanjutnya monosakarida jenis pentosa akan

mengalami dehidrasi dengan asam tersebut menjadi furfural, sementara

golongan heksosa menjadi hidroksi multifultural menggunakan asam

organik pekat (Sumardjo, 2006). Percobaan menunjukkan hasil bahwa

larutan yang diuji pada glukosa, fruktosa, sukrosa, dan pati positif

mengandung karbohidrat karena terbentuk cincin ungu pada batas

diantara pereaksi dengan larutan coba. Cincin ungu terbebtuk dari reaksi

dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat pekat (H 2SO4). H2SO4 pekat

berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan

furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagen Molisch -nafhthol

membentuk cincin yang berwarna ungu. Namun pada larutan aquades

tidak terbentuk cincin ungu melainkan cincin berwarna hijau, ini

menyatakan bahwa aquades bukan merupakan karbohidrat.

Uji Seliwanoff adalah uji yang spesifik dalam mengidentifikasi gula

ketosaheksosa seperti fruktosa. Dalam pengujian ini golongan aldosa


tidak bereaksi, sedangkan ketosa mengalami proses dehidrasi untuk

memberikan derifat furfuralnya yang kemudian akan mengalami

kondensasi dengan dan membentuk senyawa kompleks yang berwarna

merah (Sumardjo, 2006). Percobaan menunjukan hasil bahwa larutan

yang diuji pada larutan fruktosa dan sukrosa menghasilkan warna larutan

yang spesifik yakni warna merah pekat yang mengidentifikasikan adanya

kandungan ketosa dalam karbohidrat jenis monosakarida. HCl yang

terkandung dalam pereaksi Seliwanoff mendehidrasi ruktosa

menghasilkan hidroksi furfural sehingga furfural mengalami kondensasi

setelah penambahan resorsinol membentuk larutan yang berwarna merah

bata. Pada sukrosa apabila dipanaskan terlalu lama dapat menunjukkan

hasil yang positif terhadap pereaksi Seliwanoff. Hal ini terjadi karena

adanya pemanasan berlebihan menyebabkan sukrosa terhidrolisis

menghasilkan fruktosa dan glukosa sehingga fruktosa inilah yang

nantinya akan bereaksi dengan pereaksi Seliwanoff menghasilkan larutan

berwarna orange. Hasil negatif dihasilkan oleh larutan aquades, glukosa

dan pati ini dikarenakan larutan tersebut merupakan larutan yang tidak

memiliki gugus keton sehingga uji coba menghasilkan hanya warna

kekuningan pada masing-masing larutan.

Uji Benedict berdasarkan pada gula yang mengandung gugus

aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu 2+ dalam suasana

alkalis, menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O (kupro oksida)

berwarna merah bata. Gula pereduksi merupakan gula yang memiliki

gugus alkalis atau keton bebas atau terdapat gugus OH glikosidis pada

strukturnya (Sumardjo, 2006). Percobaan menunjukkan hasil bahwa


larutan fruktosa dan sukrosa menghasilkan warna larutan yang spesifik

yakni warna merah bata. Hal ini menunjukkan bahwa larutan fruktosa dan

sukrosa mengalami oksidasi dan mampu mereduksi senyawa yaitu

melepaskan O2 sehingga terbentuk tembaga oksida (Cu2O). Aquades,

glukosa dan pati tidak menunjukan warna merah bata alias tidak bereaksi

diarenakan bukan gula pereduksi.

Pada uji coba Iodin, digunakan 4 larutan uji yaitu pati, glukosa,

sukrosa, dan aquades. Percobaan menunjukkan hasil bahwa hanya larutan

pati yang menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni warna ungu

atau hitam kebiruan. Sedangkan larutan yang lainnya menghasilkan

warna orange jernih. Hal ini menunjukkan bahwa pati menghasilkan

larutan yang positif terhadap kandungan polisakarida sehingga

menghasillkan warna hitam kebiruan. Terbentuknya warna hitam kebiruan

disebabkan molekul amilosa dan amilopektin yang membentuk suatu

melekul dengan molekul dari larutan iodium. Sedangkan pada larutan

glukosa, sukrosa, dan aquades tidak berwarna biru kehitaman karena

bukan merupakan jenis polisakarida sehingga tidak dapat bereaksi

dengan larutan iodium dan hanya terbentuk warna orange jernih pada

masing-masing larutan.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Karbohidrat adalah polisakarida aldehid atau polisakarida keton, atau

senyawa hasil hidrolisis dari keduanya.


2. Asam sulfat pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida

untuk menghasilkan furfural yang akan bereaksi dengan reagen Molisch

sehingga terbentuk cincin berwarna ungu pada larutan karbohidrat.


3. Pereaksi Seliwanoff mendehidrasi fruktosa menghasilkan hidroksifurfural

sehingga furfural mengalami kondensasi setelah penambahan resorsinol

membentuk larutan yang berwarna merah bata pada karbohidrat yang

memiliki gugus keton.


4. Fruktosa dan sukrosa mengalami oksidasi dan mampu mereduksi

senyawa yaitu melepas O2 sehingga terbentuk tembaga oksida (Cu2O)

berwarna merah bata setelah ditetesi pereaksi Benedict.

5. Terbentuknya warna hitam kebiruan pada pati disebabkan molekul


amilosa dan amilopektin yang membentuk suatu molekul dengan molekul
dari larutan Iodium.

Daftar Pustaka

Djakani, H, dkk, 2013. Gambaran kadar Gula Darah Puasa pada laki-laki Usia 40-
59 Tahun. Jurnal e-Biomedik. Vol. 1 (1): 71-75.

Manruw, 2010. Pengantar Biokimia. UI Press. Jakarta.

Pranata, C.F, 2004. Kimia dasar 2 : commoa Textbook. UM Press. Malang.

Wahyudi, 2005. Kimia Organik II. UM Press. Malang.

Wiratmaja, I. G., dkk., 2011. Pembuatan Etanol Generasi Kedua dengan


Memanfaatkan Limbah Rumput Laut Eucheuma cattonii sebagai Bahan
Baku. Jurnal ilmiah teknik mesin. Vol. 5 (1): 75-84.

Diposkan oleh putri syawal di 06.13


LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
BIOKIMIA
(KARBOHIDRAT)

Disusun oleh:
NAMA : LASINRANG ADITIA
NIM : 60300112034
KELAS : BIOLOGI A
KELOMPOK : IV (Empat)

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2013

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Biokimia dengan judul Karbohidrat yang disusun
oleh:

Nama : Lasinrang Aditia


Nim : 60300112034
Kelas : Biologi A
Kelmpok : IV (empat)

Telah diperiksa oleh Kordinator Asisten / Asisten dan dinyatakan diterima.

Samata-Gowa, Desember 2013

Kordinator Asisten Asisten

(Ika Dian Rostika) (Eka Riskawati)


60300111021 603001110

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

(Eka Sukmawati S.Si, M.Si)

A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mengenal dan mengetahui
karbohidrat dengan uji kelarutan dan reaksi pengenalan.
B. Dasar Teori
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam.
Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah polisakarida
aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe-tipe
karbohidrat ialah ukurannya. Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang tersederhana, mereka
tidak dapat dihidrolisis enjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat diikat
bersama-sama membentuk dimer, trimer dan sebagainya dan akhirnya polimer.. Sedangkan
monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa. Glukosa, galaktosa, ribose, dan
deoksiribosa semuanya adalah aldosa. Monosakarida seperti fruktosa dengan gugus keton disebut
ketosa. Karbohidrat tersusun dari dua atau delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai
oligosakarida (Poedjiadi, 2006).
Menurut Poedjiadi (2006), berdasarkan sifat-sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisis
karbohidrat dibagi dalam 4 kelompok utama yaitu:
1. Monosakarida yaitu karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisa menjadi senyawa yang lebih
sederhana terdiri dari satu gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang terdapat di dalam
tubuh ialah glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
2. Disakarida senyawa yang terbentuk dari gabungan dua molekul atau lebih monosakarida.
Contoh disakarida ialah sukrosa, maltosa dan laktosa.
3. Glikosida yaitu senyawa yang terdiri dari gabungan molekul gula & molekul non gula.
4. Polisakarida yaitu polimer yang tersusun oleh lebih dari lima belas monomer gula. Dibedakan
menjadi dua yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan
4 kalori (kilojoule) energi pangan per gram. Karbohidrat juga mempunyai peranan penting
dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya: rasa, warna, tekstur, dan lain-
lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketois,
pemecahan tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu
metabolisme lemak dan protein. Karbohidrat adalah sumber kalori terbesar dalam makanan
sehari-hari dan biasanya merupakan 40-45% dari asupan kalori kita. Selain menjadi sumber
energi utama makhluk hidup, karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada
makhluk hidup dalam serat (fiber), seperti selulosa, pektin serta lignin. Ada dua macam
karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan karbohidrat simpleks. Karbohidrat kompleks
misalnya nasi, biji-bijian, kentang, dan jagung, sedangkan contoh Karbohidrat simpleks
adalah gula dan pemanis lainnya. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari
bahasa Arab "sakkar" yang artinya gula. Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat
didefenisikan sebagai polihidroksialdehid atau polihidroksiketon (Fessenden, 1990).
Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan
sebagian lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang
dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pada
tanaman karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari
melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil (Winarno, 2004).
C. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini adalah:
Hari/tanggal : Selasa/ 17 Desember 2013
Waktu : 13.00-15.00 WITA
Tempat : Laboraturium Mikrobiologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa

2. Alat dan Bahan


a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu tabung reaksi, sikat tabung,
pembakar bunsen, penjepit tabung dan pipet tetes.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu amilum, asam sulfat pekat,
alkohol, larutan iodium, NaOH, reagen benedict, reagen barfoed, reagen fosfomolibdat,
reagen seliwanoff, kertas fiber, fruktosa 1%, sukrosa 1%, maltosa 1%, glukosa 1%, agar-agar
1% , air kran, tissue, dan label.
3. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu :
1. Percobaan iod
a. Mengisi 4 tabung reaksi dengan setetes larutan yang akan diamati seperti amilum, glukosa,
fruktosa, dan sukrosa.
b. Menambahkan larutan iodium pada tabung reaksi tersebut.
c. Mengamati perubahan warna yang terjadi.
d. Setelah mengamati, memanaskan larutan tersebut dan kembali mengamati perubahan yang
terjadi.
e. Mengamati ulang larutan tersebut setelah ditambahkan setetes larutan NaOH.
2. Percobaan benedict
a. Mengisi tabung reaksi dengan reagen benedict sebanyaak 2 cc.
b. Menambahkan 8 tetes larutan yang akan diamati seperti amilum, laktosa, glukosa, dan
fruktosa.
c. Memanaskan larutan tersebut diataas Bunsen selama 2-3 menit.
d. Mengamati perubahan warna yang terjadi. Apabila positif maka akan menghasilkan warna
merah, kuning, jingga dan ungu.

3. Percobaan barfoed
a. Mengisi tabung reaksi 2 ccreagen barfoed.
b. Menambahkan 1 cc larutan yang akan diamati seperti amilum, glukosa, sukrosa, fruktosa,
dan laktosa.
c. Memanaskan larutan tersebut sampai 5 menit kemudian diamkanlah. Setelah itu,
menambahkan 2-3 tetes reagen fosfomolibdat.
d. Mengamati hasil reaksi, apabila terjadi larutan yang berwarna biru maka reaksi bersifat
positif.
4. Percobaan Amilum
a. Mengisi tabung reaksi dengan larutan amilum.
b. Menetesi larutan tersebut dengan menggunakan alkohol dan asam sulfat pekat.
c. Mengamati perubahan warna yang terjadi.
5. Percobaan Selulosa
a. Mengisi tabung reaksi dengan sobekan kertas atau serbuk selulosa.
b. Menetesi serbuk selulosa tersebut dengan menggunakan alkohol dan asam sulfat pekat.
c. Mengamati perubahan warna yang terjadi.
6. Percobaan Monosakarida
a. Mengisi 4 tabung reaksi dengan 1 ml masing-masing glukosa, fruktosa, sukrosa, dan maltosa.
b. Mencampur larutan glukosa , fruktosa, sukrosa, dan maltosa dengan menggunakan.
c. Mengamati perubahan warna yang terjadi.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
a. Uji kelarutan dari percobaan molish (Amilum)

N Reaksi
Nama Bahan Uji + - Warna
o
1 Larutan Amilum Ungu
b. Uji kelarutan dari percobaan molish (Selulosa)
N Reaksi
Nama Bahan Uji + - Warna
o
1 Sobekan Kertas Ungu
c. Uji kelarutan dari percobaan molish (Monosakarida)
N Reaksi
Nama Bahan Uji + - Warna
o
1 Fruktosa Ungu
2 Sukrosa Biru, Ada endapan
3 Maltosa Biru
4 Glukosa Biru
d. Uji Benedict
N Reaksi
Nama Bahan Uji + - Warna
o
1 Fruktosa Merah bata
2 Sukrosa Biru
3 Maltosa Merah bata
4 Glukosa Merah bata
5 Agar-agar Biru
6 Amilum Biru

e. Uji Iod
N Reaksi
Nama Bahan Uji + - Warna
o
1 Fruktosa Kuning
2 Sukrosa Bening
3 Maltosa Bening
4 Glukosa Kuning
5 Agar-agar Bening
6 Amilum Bening
f. Uji Barfoed
N Reaksi
Nama Bahan Uji + - Warna
o
1 Fruktosa Hijau
2 Sukrosa Biru
3 Maltosa Biru
4 Glukosa Hijau
5 Agar-agar Hijau
6 Amilum Hijau
2. Pembahasan
1.Uji kelarutan dari percobaan molish (Amilum)
Uji Molisch adalah uji umum untuk karbohidrat. Pereaksi molisch yang terdiri dari -
naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut membentuk senyawa kompleks
berwarna ungu yang disebabkan oleh daya dehidrasi asam sulfat pekat terhadap karbohidrat.
Uji tersebut bukan uji spesifik untuk karbohidrat. Pada hasil pengamatan amilum setelah
ditetesi alkohol dan asam sulfat warnanya berubah menjadi ungu menyatakan reaksi positif.
2. Uji kelarutan dari percobaan molish (Selulosa)
Uji Molisch adalah uji umum untuk karbohidrat. Pereaksi molisch yang terdiri dari -
naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut membentuk senyawa kompleks
berwarna ungu yang disebabkan oleh daya dehidrasi asam sulfat pekat terhadap karbohidrat.
Uji tersebut bukan uji spesifik untuk karbohidrat. Pada hasil pengamatan selulosa, Serbuk
selulosa yang ditetesi alkohol dan asam sulfat warnanya berubah menjadi ungu menyatakan
reaksi positif.
3. Uji kelarutan dari percobaan molish (Monosakarida)
Uji Molisch adalah uji umum untuk karbohidrat. Pereaksi molisch yang terdiri dari -
naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut membentuk senyawa kompleks
berwarna ungu yang disebabkan oleh daya dehidrasi asam sulfat pekat terhadap karbohidrat.
Pada hasil pengamatan glukosa ditetesi alkohol warnanya berubah menjadi biru dan ini
menandakan bahwa glukosa ini negatif mengandung karbohidrat. Pada percobaan kedua
menggunakan fruktosa ditetesi alkohol warnanya berubah menjadi ungu dan ini menandakan
bahwa fruktosa ini positif mengandung karbohidrat. Percobaan selanjutnya menggunakan
sukrosa ditetesi alkohol warnanya berubah menjadi biru serta ada endapan dan ini
menandakan bahwa sukrosa ini negatif mengandung karbohidrat. Percobaan terakhir yaitu
menggunakan maltosa ditetesi alkohol warnanya berubah menjadi biru dan ini menandakan
bahwa maltosa ini negatif mengandung karbohidrat. Jadi hanya hanya fruktosa yang positif
mengandung karbohidrat pada uji ini.
4. Uji Benedict
Prinsip dari uji ini yaitu bila larutan tembaga yang basa direduksi oleh karbohidrat
yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan membentuk cupro oksida (Cu 2O) yang
berwarna kuning sampai merah. Adanya perubahan warna hijau, kuning, jingga atau merah
menunjukkan reaksi positif.
Pada hasil pengamatan yang telah dilakukan terlihat semua bahan yang digunakan
berupa amilum, glukosa, fruktosa, maltosa dan agar-agar yang digunakan pada uji benedict
menunjukkan reaksi positif karena yang ditandai dengan perubahan warna yang terjadi pada
amilum sebelum ditetesi berwarna bening setelah ditetesi bewarna biru, glukosa pada
awalnya bening setelah ditetesi berubah warna menjadi merah bata, fruktosa dan maltosa dari
bening menjadi warna merah bata dan pada agar-agar dari bening menjadi biru serta pada
sukrosa warnanya berubah menjadi biru setelah ditetesi. Semua percobaan di atas ditetesi
dengan reagen benedict dan masing-masing dipanaskan sampai 2 menit. Hal ini sudah sesuai
dengan teori bahwa pada uji benedict reaksi positif ditandai dengan adanya warna hijau,
kuning, jingga dan warna merah.
5. Uji Iod
Uji iod merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui bahan-bahan yang
digunakan dalam pengujian mengandung iodium dan pati yang dapat membentuk ikatan
kompleks berwarna biru.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terhadap beberapa bahan uji terlihat
semua reaksi perubahan pada uji iodium menunjukkan reaksi negatif karena tidak terjadi
perubahan warna hasil yang terlihat hanya warna bening pada amilum, sukrosa, maltosa,
agar-agar dan warna kuning pada fruktosa dan glukosa. Hal ini tidak sesuai dengan teori
dimana prinsip dari uji iodium dapat membentuk ikatan kompleks yang berwarna biru,
kemungkinan hal ini terjadi karena kondisi larutan yang tidak memungkinkan atau
dikarenkan praktikan yang kurang teliti dalam melakukan percobaan ini.
6. Uji Barfoed
Uji barfoed merupakan pengujian yang reaksi terdiri atas larutan kuoriasetat dan asam
asetat dalam air yang berguna dalam membedakan antara monosakarida dan disakarida.
Pada pengamatan yang dilakukan bahan uji berupa sukrosa dan maltosa menunjukkan
reaksi positif yang pada saat belum ditetesi reagen uji berwarna bening dan setelah ditetesi
reagen uji menunjukkan perubahan warna keduanya menjadi biru. Hal ini menunjukkan
bahwa percobaan yang telah dilakukan sudah sesuai dengan teori. Disakarida yang memiliki
konsentrasi rendah tidak menunjukkan reaksi positif berbeda dengan monosakarida yang
dapat dengan cepat mereduksi. Hal ini terjadi dikarenakan asam asetat dengan asam laktat
dan ion Cu+ yang dihasilkan direduksi sehingga menghasilkan warna yang menunjukkan
adanya monosakarida serta ikatan peptida saling berikatan satu sama lain sehingga
menunjukkan reaksi positif . sedangkan bahan uji lainnya itu reaksinya negatif karena asam
asetat dengan asam laktat dan ion Cu+ yang dihasilkan tidak direduksi sehingga
menghasilkan warna yang tidak sesuai dengan prinsip uji barfoed ini. Warna yang dihasilkan
amilum, agar-agar, glukosa, dan fruktosa adalah hijau maka dari itu reaksinya negatif.
E. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh yatitu karbohidarat merupakan bahan makanan
yang terdapat didalam tubuh mahkluk hidup. Uji yang dilakukan yaitu uji iod yang
menunjukkan reaksi negatif karena tidak menghasilkan warna biru dengan ikatan kompleks,
uji barfoed menghasilkan reaksi positif dengan adanya perubahan warna biru yang berarti
adanya monosakarida dalam larutan pada bahan uji sukrosa & maltosa, uji benediet yang
menunjukkan reaksi positif yang menunjukkan adanya warna merah. amilum pada uji
kelarutan dan molisch setelah ditetesi alkohol dan asam sulfat warnanya berubah menjadi
ungu menyatakan reaksi positif. Pada uji selulosa, Serbuk selulosa yang ditetesi alkohol &
asam sulfat warnanya berubah menjadi ungu menyatakan reaksi positif. Fruktosa ditetesi
alkohol warnanya berubah menjadi ungu & ini menandakan bahwa fruktosa ini positif pada
uji kelarutan & molisch monosakarida.

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, Ralp J. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga, 1990.


Poedjiadi, Anna. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press, 1994.
Winarno, F. O. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustak

a Utama, 2004.

ACARA III
PENGUJIAN PROTEIN
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Protein merupakan polimer yang terdiri dari monomer-monomer

asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.

Protein berasal dari kata protos yang berarti utama. Protein adalah

senyawa organik kompleks yang tersusun atas unsur Karbon (C), Hidrogen

(H), Oksigen (O), Nitrogen (N) dan kadang-kadang mengandung zat

Belerang (S) dan Fosfor (P). Setiap polimer protein tersusun atas monomer

yang disebut asam amino. Masing-masing asam amino mngandung satu

atom Karbon (C) yang mengikat satu atom Hidrogen (H), satu gugus amin

(NH2), satu gugus karboksil (-COOH), dan lain-lain (gugus R). Hampir

setiap fungsi dinamik dalam makhluk hidup bergantung pada protein.

Protein menyusun lebih dari 50% massa kering sebagian besar sel, dan

protein sangat penting bagi hampir semua hal yang dilakukan organisme.

Beberapa protein mempercepat reaksi kimia dan yang lain berpean dalam

penyimpanan, penyokongan struktural, transpor, pergeraan, komunikasi

selular serta pertahanan melawan zat asing. Oleh karena itu, diperlukan

pengujian protein untuk mengetahui sifat-sifat dan jenis-jenis asam amino

dan protein.

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi adanya

gugus -asam amino bebas pada suatu bahan, untuk mengidentifikasi

adanya ikatan peptida suatu larutan, untuk mengidentifikasi gugus R


asam amino yang mengandung sulfur dan mengidentifikasi titik isoelektrik

kasein.

. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini adalah:
Hari/tanggal : Selasa/10 Desember 2013
Waktu : 13.00-15.00 WITA
Tempat : Laboraturium Mikrobiologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa
2. Alat dan Bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu tabung reaksi, sikat tabung,
pembakar bunsen, penjepit tabung dan pipet tetes.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu larutan protein (albumin putih
telur, kasein, glisin, dan tirosin), fenol, NaOH, CuSO4, HNO3, millon, NaNO3, larutan
ninhidrin, aquadest, air kran, tissue, dan label.
3. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu :
a. Uji Biuret
1. Menuangkan 2cc larutan albumin di dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan 1 cc
NaOH dengan menggunakan pipet tetes.
2. Menambahkan lagi 2-3 tetes larutan CuSO4, lalu menghomogenkannya.
3. Mengamati perubahan warna yang terjadi.
4. Melakukan perlakuan yang sama pada pepton, kasein, gliseril, tirosin dan fenol.
Uji Ninhidrin
1. Menuangkan 3 ml larutan protein pada tabung reaksi.
2. Menambahkan 10 tetes larutan ninhidrin.
3. Memanaskan 1-2 menit dengan menggunakan bunsen.
4. Mendiamkan hingga dingin.
5. Mengamati perubahan warna.
Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
a. Uji Biuret

N Reaksi
Nama Bahan Uji + - Warna
o
1 Albumin Ungu
2 Kasein Biru, Ada endapan
3 Glisin Biru
4 Tirosin Biru
5 Fenol Biru
Uji Ninhidrin

N Reaksi
Nama Bahan Uji + - Warna
o
1 Albumin Putih
2 Kasein Kuning
3 Glisin Biru
4 Tirosin Ungu
5 Fenol Kuning emas
Pembahasan
1. Uji Biuret
Prinsip dari reagen ini menggunakan prinsip reaksi antara reagen dengan senyawa
CuSO4 pada suasana basa sehingga menghasilkan larutan yang berwarna biru ke unguan dan
ungu.
Komposisi dari reagen ini adalah senyawa kompleks yang mengandung unsur karbon
(C), hidrogen (H), oksigen (O), dan Nitrogen (N) dan merupakan hasil reaksi pada suhu yang
tinggi. Fungsi dari reagen ini adalah untuk mendeteksi keberadaan asam amino dalam suatu
sampel uji. Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh bahwa albumin beraksi positif, hal
ini di tunjukkan dengan warna yang dihasilkan yaitu ungu dan positif karena biuret bereaksi
dengan albumin membentuk senyawa kompleks Cu dengan gugus -CO dan -NH pada asam
amino dalam protein dalam hal ini karena adanya ikatan peptida pada albumin.
Sedangkan kasein, glisin, tirosin dan fenol bereaksi negatif dengan menunjukkan
warna biru pada kasein, tirosin dan fenol, sedangkan pada glisin berwarna coklat. kasein,
glisin, tirosin dan fenol, tidak bereaksi dengan biuret karena tidak mempunyai gugus -CO dan
-NH pada molekulnya atau tidak ada ikatan peptidanya. Uji ini dapat digunakan dalam
kehidupan sehari-hari untuk menguji adanya protein dalam darah atau dalam urin seseorang.
. Uji Ninhidrin
Pada uji ninhidrin glisin & tirosin menghasilkan reaksi positif dengan membentuk
warna biru dan ungu. Sedangkan pada kasein, albumin & fenol terjadi reaksi negatif dengan
warna kuning, putih, dan kuning emas. Asam amino bebas adalah asam amino yang gugus
aminonya tidak terikat. Berdasarkan hasil reaksi positif yang diperoleh telah membuktikan
glisin dan tirosin bahwa dapat bereaksi dengan ninhidrin sehingga glisin dan tirosin memiliki
gugus amino bebas. Sedangkan uji kasein, albumin, & fenol menghasilkan reaksi yang
negatif, hal ini menandakan bahwa penambahan ninhidrin yang berlebihan dapat membuat
warna menjadi lebih pekat. Dapat simpulkan bahwa uji ninhidrin bisa digunakan dalam
penentuan asam amino secara kuantitatif. Pada uji ninhidrin ini ditambahkan reagen ninhidrin
untuk mendeteksi asam amino dan protei yang terdapat pada bahan uji.
. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah dari percobaan yang dilakukan untuk
membuktikan kandungan asam amino dengan melakukan uji biuret : albumin mengalami
reaksi positif sedangkan kasein, gliserin, tirosin dan fenol mengalami reaksi negatif. Uji
Xantoprotein diperoleh bahwa albumin mengalami reaksi positif sedangkan kasein, gliserin,
tirosin dan fenol mengalami reaksi negatif. Uji Millon diperoleh albumin mengalami reaksi
positif sedangkan kasein, gliserin, tirosin dan fenol mengalami reaksi negatif. Uji Ninhidrin
diperoleh bahwa glisin dan tirosin mengalami reaksi positif sedangkan kasein, albumin, dan
fenol mengalami reaksi negatif. Uji Sulfur diperoleh bahwa albumin mengalami reaksi positif
sedangkan kasein, gliserin, tirosin dan fenol mengalami reaksi negatif. Protein dan asam
amino memberikan reaksi yang khas, bukan hanya bagi gugus amino dan gugus karboksil
bebas, tetapi juga bagi gugus R yang terkandung di dalamnya. Protein dapat bereaksi dengan
pereaksi-pereaksi lain seperti juga asam amino yang menjadi penyusunnya.

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia, 2003.
Lehninger. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid 1. Jakarta: Erlangga, 1982.
Page, D.S. Prinsip-Prinsip Biokimia. Jakarta: Erlangga, 1997.
Poedjiadi, Anna. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press, 1994.

LIPID

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dikehidupan sehari hari kita mengenal lemak atau lipid, Lemak dan minyak ditemui
dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai mentega dan lemak hewan. Minyak umumnya
berasal dari tumbuhan, contohnya minyak jagung, minyak zaitun, minyak kacang, dan lain-
lain. Walaupun lemak berbentuk padat dan minyak adalah cairan, keduanya mempunyai
struktur dasar yang sama. Lemak dan minyak adalah triester dari gliserol, yang dinamakan
trigliserida.
Lipid (Yunani, lipos = lemak) adalah segolongan besar senyawa tak larut air yang
terdapat di alam. Lipid cenderung larut dalam pelarut organik seperti eter dan kloroform.
Sifat inilah yang membedakannya dari karbohidrat, protein, asam nukleat, dan kebanyakan
molekul hayati lainnya. Lipid adalah senyawa biomolekul yang digunakan sebagai sumber
energi dan merupakan komponen struktural penyusun membran serta sebagai pelindung
vitamin atau hormon. Lipid dapat dibedakan menjadi trigliserida, fosfolipid, dan steroid.
Trigliserida sering disebut lemak atau minyak. Disebut lemak jika pada suhu kamar berwujud
padat. Sebaliknya, disebut minyak jika pada suhu kamar berwujud cair.
Perannya pada kehidupan sehari hari yang cukup banyak maka kita harus mengetahui
lemak atau lipid ini lebih mendalam, Karena ini dianggap penting dalam bahan pangan, maka
pada praktikum ini akan menguji berbagai bahan yang mengandung lipid pada beberapa
pelarut.

KEJENUHAN PADA LIPID


asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi Iod Hubl. Iod Hubl
ini digunakan sebagai indikator perubahan. Asam lemak yang diuji ditambah kloroform sama
banyaknya. Tabung dikocok sampai bahan larut. Setelah itu, tetes demi tetes pereaksi Iod
Hubl dimasukkan ke dalam tabung sambil dikocokdan perubahan warna yang terjadi terhadap
campuran diamati. Asam lemak jenuh dapat dibedakan dari asam lemak tidak jenuh dengan
cara melihat strukturnya. Asam lemak tidak jenuh memiliki ikatan ganda pada gugus
hidrokarbonnya. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna
merah asam lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah yang
kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon
asam lemak.
Trigliserida yang mengandung asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap dapat diadisi
oleh golongan halogen. Pada uji ketidakjenuhan, pereaksi iod huble akan mengoksidasi asam
lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi berikatan tunggal. Warna
merah muda yang hilang selama reaksi menunjukkan bahwa asam lemak tak jenuh telah
mereduksi pereaksi iod huble. ( Budha,K.1981 )

Uji ketidakjenuhan
1. Dimasukkan 1 ml masing-masing bahan percobaan kedalam tabung reaksi yang
bersih,kemudian tambahkan 1 ml benzena.
2. Dikocok tabung raksi hingga semua bahan larut.
3. Ditambahkan tetes demi tetes larutan yodium 0,1 N sambil dikocok.
4. Lalu dilihat perubahan dan perbedaan yang terjadi antara bahan yang satu dengan yang lain.

. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu:
a. Uji kelarutan lemak dengan minyak kelapa
1. Menyiapkan 9 buah tabung reaksi dan mengisinya masing-masing dengan air, bensin,
empedu encer, albumin, Na2CO3, alkohol panas, alkohol dingin, air + minyak kelapa +
minyak zaitun + Na2CO3, serta mentega.
2. Menambahkan 1 ml minyak kelapa pada tiap tabung reaksi.
3. Mengamati kelarutan lemak dengan minyak kelapa.
4. Mencatat hasil yang didapatkan.

Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh yaitu:
a. Uji kelarutan lemak dengan menggunakan minyak kelapa

Reaksi
No Bahan Tidak Keterangan
Larut
larut
Minyak diatas air
1 Air
dibawah
Bensin Menyatu, Larutan
2
berwarna bening
Empedu dibawah
3 Empedu
minyak diatas
Minyak diatas albumin
4 Albumin
dibawah
Minyak diatas Na2CO3
5 Na2CO3
dibawah
Minyak ada dibawah
6 Alkohol panas
alkohol diatas
Minyak ada dibawah
7 Alkohol dingin
alkohol diatas
8 Air + minyak Larutan berwarna putih
+ Na2CO3 susu, minyak kelapa
paling di atas, Na2CO3,
dan minyak zaitun
Minyak di bawah,
9 Mentega Larutan berwarna
kuning

Pembahasan
Lipid adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol. Lipid
tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti ester, aseton, kloroform, dan
benzena. Larutan polar merupakan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik sedangkan
larutan nonpolar merupakan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Emulsi adalah salah satu campuran yang terdiri dari zat yang tidak tercampur atau
tidak homogen, seperti air dan minyak, pengemulsian adalah zat yang menstabilkan emulsi
yang biasanya berupa protein. Emulsi dapat pula diartikan sebagai dispersi atau suspensi
menstabil suatu cairan lain yang keduanya tidak saling melarutkan. Supaya terbentuk emulsi
yang stabil maka diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulgator
yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan.
Adapun pembahasan yang diperoleh pada pengamatan ini yaitu:
1. Uji kelarutan lemak dengan minyak kelapa
Minyak atau lemak yang mengandung asam-asam lemak tidak jenuh dapat teroksi dari
oksigen yang menghasilkan suatu senyawa peroksida. Apabila minyak mengalami oksidasi
maka senyawa peroksida yang dihasilkan akan meningkat. Minyak mempunyai sifat tidak
larut dalam pelarut polar dan larut dalam pelarut nonpolar.
Pada pengamatan yang dilakukan pada uji kelarutan minyak kelapa , larutan minyak
kelapa hanya dapat larut dalam larutan bensin, mentega, dan larutan air + Na2CO3 + minyak.
Hal ini dikarenakan bensin dapat memecah ikatan polipeptida pada rantai hidrokarbonnya
yang terdapat dalam minyak kelapa dan Na2CO3. Sedangkan pada mentega tidak dapat larut
dengan sempurna karena minyak dan mentega mempunyai ikatan lemak tidak jenuh yang
disebabkan rantai karbonnya dapat menyatu ketika dihomogenkan. Pada larutan empedu yang
tidak larut dalam minyak kelapa terlihat menghasilkan warna hijau dan ketika dicampurkan
dengan minyak kelapa empedu berada dibagian bawah dan minyak di atas meskipun tidak
larut. Hal ini disebabkan larutan empedu mampu membantu penyerapan lemak namun pada
hasil percobaan tidak terjadi adanya endapan. Pada larutan air, albumin, Na2CO3, alkohol
panas, alkohol dingin tidak larut dalam minyak kelapa karena tidak mempunyai sifat pelarut
khusus untuk minyak kelapa. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat
diketahui bahwa kelarutan suatu zat ditentukan oleh banyak hal, diantaranya yaitu sifat
kepolaran zat dan pelarutnya.

Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh setelah dilakukannya percobaan ini yatitu
kelarutan suatu zat ditentukan oleh banyak hal, diantaranya yaitu sifat kepolaran zat dan
pelarutnya. Pembentukan emulsi dari minyak kelapa disebabkan karena adanya bantuan
emulgator pada semua bahan yaitu air suling, Na2CO3, larutan sabun, alkohol, bensin,
empedu, dan alkohol panas. Dan pada pembentukan emulsi dari mentega terbentuk emulsi
pada air suling, alkohol, dan alkohol panas. Sedangkan untuk bahan yang mengalami
kelarutan dan ditandai dengan adanya busa yang terjadi pada bahan air suling, serta larutan
Na2CO3, dan larutan sabun.

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, Ralp J. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga, 1990.


Poedjiadi, Anna. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press, 1994.
Sutresna, Nana. Kimia. Bandung: Grafindo, 2009.
Taufik. 2010. Metabolisme Lipid. Blog Taufik Chemistry. http://Taufikchemistry.
blogspot.com. (25 Desember 2013).

Anda mungkin juga menyukai