PENGUJIAN KARBOHIDRAT
PENDAHULUAN
Latar Belakang
organik yang tersusun hanya dari atom karbon, hidrogen dan oksigen.
sederhana, terdiri dari hanya satu unit polihidroksi aldehida atau keton.
(Umar, 2008). Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum ini untuk
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi sifat-
TINJAUAN PUSTAKA
Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana
lemak dan protein. Dari ketiga unsur tersebut yang merupakan sumber
dengan fungsi utama sebagai sumber energi bagi kebutuhan sel-sel dan
cadangan tubuh dan juga membentuk protein dan lemak (Djakani, 2013).
bahwa larutan tersebut mengandung karbohidrat atau tidak, test ini bisa
yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu ketika
adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan Iodin. Sewaktu
a. Alat-alat praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu, tabung
reaksi, pipet ukur, pipet tetes, filler, penangas air, karet gelang, penjepit
tabung reaksi, gelas beaker, rak tabung reaksi, kertas label, tissue dan
erlenmeyer.
b. Bahan-bahan praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu
aquades, glukosa 1%, fruktosa 1%, sukrosa 1%, pati 1%, H 2SO4 pekat,
larutan Iodium.
Prosedur Kerja
a. Uji Molisch
b. Uji Seliwanoff
c. Uji Benedict
d. Uji Iodin
HASIL PENGAMATAN
PEMBAHASAN
Karbohidrat atau sakarida adalah polisakarida aldehid atau
energi utama yang diperlukan oleh tubuh. Ada dua jenis karbohidrat yaitu
(Soenardi, 2008).
larutan yang diuji pada glukosa, fruktosa, sukrosa, dan pati positif
diantara pereaksi dengan larutan coba. Cincin ungu terbebtuk dari reaksi
yang diuji pada larutan fruktosa dan sukrosa menghasilkan warna larutan
hasil yang positif terhadap pereaksi Seliwanoff. Hal ini terjadi karena
dan pati ini dikarenakan larutan tersebut merupakan larutan yang tidak
gugus alkalis atau keton bebas atau terdapat gugus OH glikosidis pada
yakni warna merah bata. Hal ini menunjukkan bahwa larutan fruktosa dan
glukosa dan pati tidak menunjukan warna merah bata alias tidak bereaksi
Pada uji coba Iodin, digunakan 4 larutan uji yaitu pati, glukosa,
pati yang menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni warna ungu
dengan larutan iodium dan hanya terbentuk warna orange jernih pada
masing-masing larutan.
KESIMPULAN
Daftar Pustaka
Djakani, H, dkk, 2013. Gambaran kadar Gula Darah Puasa pada laki-laki Usia 40-
59 Tahun. Jurnal e-Biomedik. Vol. 1 (1): 71-75.
Disusun oleh:
NAMA : LASINRANG ADITIA
NIM : 60300112034
KELAS : BIOLOGI A
KELOMPOK : IV (Empat)
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Biokimia dengan judul Karbohidrat yang disusun
oleh:
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mengenal dan mengetahui
karbohidrat dengan uji kelarutan dan reaksi pengenalan.
B. Dasar Teori
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam.
Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah polisakarida
aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe-tipe
karbohidrat ialah ukurannya. Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang tersederhana, mereka
tidak dapat dihidrolisis enjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat diikat
bersama-sama membentuk dimer, trimer dan sebagainya dan akhirnya polimer.. Sedangkan
monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa. Glukosa, galaktosa, ribose, dan
deoksiribosa semuanya adalah aldosa. Monosakarida seperti fruktosa dengan gugus keton disebut
ketosa. Karbohidrat tersusun dari dua atau delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai
oligosakarida (Poedjiadi, 2006).
Menurut Poedjiadi (2006), berdasarkan sifat-sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisis
karbohidrat dibagi dalam 4 kelompok utama yaitu:
1. Monosakarida yaitu karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisa menjadi senyawa yang lebih
sederhana terdiri dari satu gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang terdapat di dalam
tubuh ialah glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
2. Disakarida senyawa yang terbentuk dari gabungan dua molekul atau lebih monosakarida.
Contoh disakarida ialah sukrosa, maltosa dan laktosa.
3. Glikosida yaitu senyawa yang terdiri dari gabungan molekul gula & molekul non gula.
4. Polisakarida yaitu polimer yang tersusun oleh lebih dari lima belas monomer gula. Dibedakan
menjadi dua yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan
4 kalori (kilojoule) energi pangan per gram. Karbohidrat juga mempunyai peranan penting
dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya: rasa, warna, tekstur, dan lain-
lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketois,
pemecahan tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu
metabolisme lemak dan protein. Karbohidrat adalah sumber kalori terbesar dalam makanan
sehari-hari dan biasanya merupakan 40-45% dari asupan kalori kita. Selain menjadi sumber
energi utama makhluk hidup, karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada
makhluk hidup dalam serat (fiber), seperti selulosa, pektin serta lignin. Ada dua macam
karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan karbohidrat simpleks. Karbohidrat kompleks
misalnya nasi, biji-bijian, kentang, dan jagung, sedangkan contoh Karbohidrat simpleks
adalah gula dan pemanis lainnya. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari
bahasa Arab "sakkar" yang artinya gula. Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat
didefenisikan sebagai polihidroksialdehid atau polihidroksiketon (Fessenden, 1990).
Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan
sebagian lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang
dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pada
tanaman karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari
melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil (Winarno, 2004).
C. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini adalah:
Hari/tanggal : Selasa/ 17 Desember 2013
Waktu : 13.00-15.00 WITA
Tempat : Laboraturium Mikrobiologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa
3. Percobaan barfoed
a. Mengisi tabung reaksi 2 ccreagen barfoed.
b. Menambahkan 1 cc larutan yang akan diamati seperti amilum, glukosa, sukrosa, fruktosa,
dan laktosa.
c. Memanaskan larutan tersebut sampai 5 menit kemudian diamkanlah. Setelah itu,
menambahkan 2-3 tetes reagen fosfomolibdat.
d. Mengamati hasil reaksi, apabila terjadi larutan yang berwarna biru maka reaksi bersifat
positif.
4. Percobaan Amilum
a. Mengisi tabung reaksi dengan larutan amilum.
b. Menetesi larutan tersebut dengan menggunakan alkohol dan asam sulfat pekat.
c. Mengamati perubahan warna yang terjadi.
5. Percobaan Selulosa
a. Mengisi tabung reaksi dengan sobekan kertas atau serbuk selulosa.
b. Menetesi serbuk selulosa tersebut dengan menggunakan alkohol dan asam sulfat pekat.
c. Mengamati perubahan warna yang terjadi.
6. Percobaan Monosakarida
a. Mengisi 4 tabung reaksi dengan 1 ml masing-masing glukosa, fruktosa, sukrosa, dan maltosa.
b. Mencampur larutan glukosa , fruktosa, sukrosa, dan maltosa dengan menggunakan.
c. Mengamati perubahan warna yang terjadi.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
a. Uji kelarutan dari percobaan molish (Amilum)
N Reaksi
Nama Bahan Uji + - Warna
o
1 Larutan Amilum Ungu
b. Uji kelarutan dari percobaan molish (Selulosa)
N Reaksi
Nama Bahan Uji + - Warna
o
1 Sobekan Kertas Ungu
c. Uji kelarutan dari percobaan molish (Monosakarida)
N Reaksi
Nama Bahan Uji + - Warna
o
1 Fruktosa Ungu
2 Sukrosa Biru, Ada endapan
3 Maltosa Biru
4 Glukosa Biru
d. Uji Benedict
N Reaksi
Nama Bahan Uji + - Warna
o
1 Fruktosa Merah bata
2 Sukrosa Biru
3 Maltosa Merah bata
4 Glukosa Merah bata
5 Agar-agar Biru
6 Amilum Biru
e. Uji Iod
N Reaksi
Nama Bahan Uji + - Warna
o
1 Fruktosa Kuning
2 Sukrosa Bening
3 Maltosa Bening
4 Glukosa Kuning
5 Agar-agar Bening
6 Amilum Bening
f. Uji Barfoed
N Reaksi
Nama Bahan Uji + - Warna
o
1 Fruktosa Hijau
2 Sukrosa Biru
3 Maltosa Biru
4 Glukosa Hijau
5 Agar-agar Hijau
6 Amilum Hijau
2. Pembahasan
1.Uji kelarutan dari percobaan molish (Amilum)
Uji Molisch adalah uji umum untuk karbohidrat. Pereaksi molisch yang terdiri dari -
naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut membentuk senyawa kompleks
berwarna ungu yang disebabkan oleh daya dehidrasi asam sulfat pekat terhadap karbohidrat.
Uji tersebut bukan uji spesifik untuk karbohidrat. Pada hasil pengamatan amilum setelah
ditetesi alkohol dan asam sulfat warnanya berubah menjadi ungu menyatakan reaksi positif.
2. Uji kelarutan dari percobaan molish (Selulosa)
Uji Molisch adalah uji umum untuk karbohidrat. Pereaksi molisch yang terdiri dari -
naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut membentuk senyawa kompleks
berwarna ungu yang disebabkan oleh daya dehidrasi asam sulfat pekat terhadap karbohidrat.
Uji tersebut bukan uji spesifik untuk karbohidrat. Pada hasil pengamatan selulosa, Serbuk
selulosa yang ditetesi alkohol dan asam sulfat warnanya berubah menjadi ungu menyatakan
reaksi positif.
3. Uji kelarutan dari percobaan molish (Monosakarida)
Uji Molisch adalah uji umum untuk karbohidrat. Pereaksi molisch yang terdiri dari -
naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut membentuk senyawa kompleks
berwarna ungu yang disebabkan oleh daya dehidrasi asam sulfat pekat terhadap karbohidrat.
Pada hasil pengamatan glukosa ditetesi alkohol warnanya berubah menjadi biru dan ini
menandakan bahwa glukosa ini negatif mengandung karbohidrat. Pada percobaan kedua
menggunakan fruktosa ditetesi alkohol warnanya berubah menjadi ungu dan ini menandakan
bahwa fruktosa ini positif mengandung karbohidrat. Percobaan selanjutnya menggunakan
sukrosa ditetesi alkohol warnanya berubah menjadi biru serta ada endapan dan ini
menandakan bahwa sukrosa ini negatif mengandung karbohidrat. Percobaan terakhir yaitu
menggunakan maltosa ditetesi alkohol warnanya berubah menjadi biru dan ini menandakan
bahwa maltosa ini negatif mengandung karbohidrat. Jadi hanya hanya fruktosa yang positif
mengandung karbohidrat pada uji ini.
4. Uji Benedict
Prinsip dari uji ini yaitu bila larutan tembaga yang basa direduksi oleh karbohidrat
yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan membentuk cupro oksida (Cu 2O) yang
berwarna kuning sampai merah. Adanya perubahan warna hijau, kuning, jingga atau merah
menunjukkan reaksi positif.
Pada hasil pengamatan yang telah dilakukan terlihat semua bahan yang digunakan
berupa amilum, glukosa, fruktosa, maltosa dan agar-agar yang digunakan pada uji benedict
menunjukkan reaksi positif karena yang ditandai dengan perubahan warna yang terjadi pada
amilum sebelum ditetesi berwarna bening setelah ditetesi bewarna biru, glukosa pada
awalnya bening setelah ditetesi berubah warna menjadi merah bata, fruktosa dan maltosa dari
bening menjadi warna merah bata dan pada agar-agar dari bening menjadi biru serta pada
sukrosa warnanya berubah menjadi biru setelah ditetesi. Semua percobaan di atas ditetesi
dengan reagen benedict dan masing-masing dipanaskan sampai 2 menit. Hal ini sudah sesuai
dengan teori bahwa pada uji benedict reaksi positif ditandai dengan adanya warna hijau,
kuning, jingga dan warna merah.
5. Uji Iod
Uji iod merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui bahan-bahan yang
digunakan dalam pengujian mengandung iodium dan pati yang dapat membentuk ikatan
kompleks berwarna biru.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terhadap beberapa bahan uji terlihat
semua reaksi perubahan pada uji iodium menunjukkan reaksi negatif karena tidak terjadi
perubahan warna hasil yang terlihat hanya warna bening pada amilum, sukrosa, maltosa,
agar-agar dan warna kuning pada fruktosa dan glukosa. Hal ini tidak sesuai dengan teori
dimana prinsip dari uji iodium dapat membentuk ikatan kompleks yang berwarna biru,
kemungkinan hal ini terjadi karena kondisi larutan yang tidak memungkinkan atau
dikarenkan praktikan yang kurang teliti dalam melakukan percobaan ini.
6. Uji Barfoed
Uji barfoed merupakan pengujian yang reaksi terdiri atas larutan kuoriasetat dan asam
asetat dalam air yang berguna dalam membedakan antara monosakarida dan disakarida.
Pada pengamatan yang dilakukan bahan uji berupa sukrosa dan maltosa menunjukkan
reaksi positif yang pada saat belum ditetesi reagen uji berwarna bening dan setelah ditetesi
reagen uji menunjukkan perubahan warna keduanya menjadi biru. Hal ini menunjukkan
bahwa percobaan yang telah dilakukan sudah sesuai dengan teori. Disakarida yang memiliki
konsentrasi rendah tidak menunjukkan reaksi positif berbeda dengan monosakarida yang
dapat dengan cepat mereduksi. Hal ini terjadi dikarenakan asam asetat dengan asam laktat
dan ion Cu+ yang dihasilkan direduksi sehingga menghasilkan warna yang menunjukkan
adanya monosakarida serta ikatan peptida saling berikatan satu sama lain sehingga
menunjukkan reaksi positif . sedangkan bahan uji lainnya itu reaksinya negatif karena asam
asetat dengan asam laktat dan ion Cu+ yang dihasilkan tidak direduksi sehingga
menghasilkan warna yang tidak sesuai dengan prinsip uji barfoed ini. Warna yang dihasilkan
amilum, agar-agar, glukosa, dan fruktosa adalah hijau maka dari itu reaksinya negatif.
E. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh yatitu karbohidarat merupakan bahan makanan
yang terdapat didalam tubuh mahkluk hidup. Uji yang dilakukan yaitu uji iod yang
menunjukkan reaksi negatif karena tidak menghasilkan warna biru dengan ikatan kompleks,
uji barfoed menghasilkan reaksi positif dengan adanya perubahan warna biru yang berarti
adanya monosakarida dalam larutan pada bahan uji sukrosa & maltosa, uji benediet yang
menunjukkan reaksi positif yang menunjukkan adanya warna merah. amilum pada uji
kelarutan dan molisch setelah ditetesi alkohol dan asam sulfat warnanya berubah menjadi
ungu menyatakan reaksi positif. Pada uji selulosa, Serbuk selulosa yang ditetesi alkohol &
asam sulfat warnanya berubah menjadi ungu menyatakan reaksi positif. Fruktosa ditetesi
alkohol warnanya berubah menjadi ungu & ini menandakan bahwa fruktosa ini positif pada
uji kelarutan & molisch monosakarida.
DAFTAR PUSTAKA
a Utama, 2004.
ACARA III
PENGUJIAN PROTEIN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Protein berasal dari kata protos yang berarti utama. Protein adalah
senyawa organik kompleks yang tersusun atas unsur Karbon (C), Hidrogen
Belerang (S) dan Fosfor (P). Setiap polimer protein tersusun atas monomer
atom Karbon (C) yang mengikat satu atom Hidrogen (H), satu gugus amin
(NH2), satu gugus karboksil (-COOH), dan lain-lain (gugus R). Hampir
Protein menyusun lebih dari 50% massa kering sebagian besar sel, dan
protein sangat penting bagi hampir semua hal yang dilakukan organisme.
Beberapa protein mempercepat reaksi kimia dan yang lain berpean dalam
selular serta pertahanan melawan zat asing. Oleh karena itu, diperlukan
dan protein.
Tujuan Praktikum
kasein.
. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini adalah:
Hari/tanggal : Selasa/10 Desember 2013
Waktu : 13.00-15.00 WITA
Tempat : Laboraturium Mikrobiologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa
2. Alat dan Bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu tabung reaksi, sikat tabung,
pembakar bunsen, penjepit tabung dan pipet tetes.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu larutan protein (albumin putih
telur, kasein, glisin, dan tirosin), fenol, NaOH, CuSO4, HNO3, millon, NaNO3, larutan
ninhidrin, aquadest, air kran, tissue, dan label.
3. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu :
a. Uji Biuret
1. Menuangkan 2cc larutan albumin di dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan 1 cc
NaOH dengan menggunakan pipet tetes.
2. Menambahkan lagi 2-3 tetes larutan CuSO4, lalu menghomogenkannya.
3. Mengamati perubahan warna yang terjadi.
4. Melakukan perlakuan yang sama pada pepton, kasein, gliseril, tirosin dan fenol.
Uji Ninhidrin
1. Menuangkan 3 ml larutan protein pada tabung reaksi.
2. Menambahkan 10 tetes larutan ninhidrin.
3. Memanaskan 1-2 menit dengan menggunakan bunsen.
4. Mendiamkan hingga dingin.
5. Mengamati perubahan warna.
Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
a. Uji Biuret
N Reaksi
Nama Bahan Uji + - Warna
o
1 Albumin Ungu
2 Kasein Biru, Ada endapan
3 Glisin Biru
4 Tirosin Biru
5 Fenol Biru
Uji Ninhidrin
N Reaksi
Nama Bahan Uji + - Warna
o
1 Albumin Putih
2 Kasein Kuning
3 Glisin Biru
4 Tirosin Ungu
5 Fenol Kuning emas
Pembahasan
1. Uji Biuret
Prinsip dari reagen ini menggunakan prinsip reaksi antara reagen dengan senyawa
CuSO4 pada suasana basa sehingga menghasilkan larutan yang berwarna biru ke unguan dan
ungu.
Komposisi dari reagen ini adalah senyawa kompleks yang mengandung unsur karbon
(C), hidrogen (H), oksigen (O), dan Nitrogen (N) dan merupakan hasil reaksi pada suhu yang
tinggi. Fungsi dari reagen ini adalah untuk mendeteksi keberadaan asam amino dalam suatu
sampel uji. Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh bahwa albumin beraksi positif, hal
ini di tunjukkan dengan warna yang dihasilkan yaitu ungu dan positif karena biuret bereaksi
dengan albumin membentuk senyawa kompleks Cu dengan gugus -CO dan -NH pada asam
amino dalam protein dalam hal ini karena adanya ikatan peptida pada albumin.
Sedangkan kasein, glisin, tirosin dan fenol bereaksi negatif dengan menunjukkan
warna biru pada kasein, tirosin dan fenol, sedangkan pada glisin berwarna coklat. kasein,
glisin, tirosin dan fenol, tidak bereaksi dengan biuret karena tidak mempunyai gugus -CO dan
-NH pada molekulnya atau tidak ada ikatan peptidanya. Uji ini dapat digunakan dalam
kehidupan sehari-hari untuk menguji adanya protein dalam darah atau dalam urin seseorang.
. Uji Ninhidrin
Pada uji ninhidrin glisin & tirosin menghasilkan reaksi positif dengan membentuk
warna biru dan ungu. Sedangkan pada kasein, albumin & fenol terjadi reaksi negatif dengan
warna kuning, putih, dan kuning emas. Asam amino bebas adalah asam amino yang gugus
aminonya tidak terikat. Berdasarkan hasil reaksi positif yang diperoleh telah membuktikan
glisin dan tirosin bahwa dapat bereaksi dengan ninhidrin sehingga glisin dan tirosin memiliki
gugus amino bebas. Sedangkan uji kasein, albumin, & fenol menghasilkan reaksi yang
negatif, hal ini menandakan bahwa penambahan ninhidrin yang berlebihan dapat membuat
warna menjadi lebih pekat. Dapat simpulkan bahwa uji ninhidrin bisa digunakan dalam
penentuan asam amino secara kuantitatif. Pada uji ninhidrin ini ditambahkan reagen ninhidrin
untuk mendeteksi asam amino dan protei yang terdapat pada bahan uji.
. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah dari percobaan yang dilakukan untuk
membuktikan kandungan asam amino dengan melakukan uji biuret : albumin mengalami
reaksi positif sedangkan kasein, gliserin, tirosin dan fenol mengalami reaksi negatif. Uji
Xantoprotein diperoleh bahwa albumin mengalami reaksi positif sedangkan kasein, gliserin,
tirosin dan fenol mengalami reaksi negatif. Uji Millon diperoleh albumin mengalami reaksi
positif sedangkan kasein, gliserin, tirosin dan fenol mengalami reaksi negatif. Uji Ninhidrin
diperoleh bahwa glisin dan tirosin mengalami reaksi positif sedangkan kasein, albumin, dan
fenol mengalami reaksi negatif. Uji Sulfur diperoleh bahwa albumin mengalami reaksi positif
sedangkan kasein, gliserin, tirosin dan fenol mengalami reaksi negatif. Protein dan asam
amino memberikan reaksi yang khas, bukan hanya bagi gugus amino dan gugus karboksil
bebas, tetapi juga bagi gugus R yang terkandung di dalamnya. Protein dapat bereaksi dengan
pereaksi-pereaksi lain seperti juga asam amino yang menjadi penyusunnya.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia, 2003.
Lehninger. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid 1. Jakarta: Erlangga, 1982.
Page, D.S. Prinsip-Prinsip Biokimia. Jakarta: Erlangga, 1997.
Poedjiadi, Anna. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press, 1994.
LIPID
BAB I PENDAHULUAN
Dikehidupan sehari hari kita mengenal lemak atau lipid, Lemak dan minyak ditemui
dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai mentega dan lemak hewan. Minyak umumnya
berasal dari tumbuhan, contohnya minyak jagung, minyak zaitun, minyak kacang, dan lain-
lain. Walaupun lemak berbentuk padat dan minyak adalah cairan, keduanya mempunyai
struktur dasar yang sama. Lemak dan minyak adalah triester dari gliserol, yang dinamakan
trigliserida.
Lipid (Yunani, lipos = lemak) adalah segolongan besar senyawa tak larut air yang
terdapat di alam. Lipid cenderung larut dalam pelarut organik seperti eter dan kloroform.
Sifat inilah yang membedakannya dari karbohidrat, protein, asam nukleat, dan kebanyakan
molekul hayati lainnya. Lipid adalah senyawa biomolekul yang digunakan sebagai sumber
energi dan merupakan komponen struktural penyusun membran serta sebagai pelindung
vitamin atau hormon. Lipid dapat dibedakan menjadi trigliserida, fosfolipid, dan steroid.
Trigliserida sering disebut lemak atau minyak. Disebut lemak jika pada suhu kamar berwujud
padat. Sebaliknya, disebut minyak jika pada suhu kamar berwujud cair.
Perannya pada kehidupan sehari hari yang cukup banyak maka kita harus mengetahui
lemak atau lipid ini lebih mendalam, Karena ini dianggap penting dalam bahan pangan, maka
pada praktikum ini akan menguji berbagai bahan yang mengandung lipid pada beberapa
pelarut.
Uji ketidakjenuhan
1. Dimasukkan 1 ml masing-masing bahan percobaan kedalam tabung reaksi yang
bersih,kemudian tambahkan 1 ml benzena.
2. Dikocok tabung raksi hingga semua bahan larut.
3. Ditambahkan tetes demi tetes larutan yodium 0,1 N sambil dikocok.
4. Lalu dilihat perubahan dan perbedaan yang terjadi antara bahan yang satu dengan yang lain.
. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu:
a. Uji kelarutan lemak dengan minyak kelapa
1. Menyiapkan 9 buah tabung reaksi dan mengisinya masing-masing dengan air, bensin,
empedu encer, albumin, Na2CO3, alkohol panas, alkohol dingin, air + minyak kelapa +
minyak zaitun + Na2CO3, serta mentega.
2. Menambahkan 1 ml minyak kelapa pada tiap tabung reaksi.
3. Mengamati kelarutan lemak dengan minyak kelapa.
4. Mencatat hasil yang didapatkan.
Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh yaitu:
a. Uji kelarutan lemak dengan menggunakan minyak kelapa
Reaksi
No Bahan Tidak Keterangan
Larut
larut
Minyak diatas air
1 Air
dibawah
Bensin Menyatu, Larutan
2
berwarna bening
Empedu dibawah
3 Empedu
minyak diatas
Minyak diatas albumin
4 Albumin
dibawah
Minyak diatas Na2CO3
5 Na2CO3
dibawah
Minyak ada dibawah
6 Alkohol panas
alkohol diatas
Minyak ada dibawah
7 Alkohol dingin
alkohol diatas
8 Air + minyak Larutan berwarna putih
+ Na2CO3 susu, minyak kelapa
paling di atas, Na2CO3,
dan minyak zaitun
Minyak di bawah,
9 Mentega Larutan berwarna
kuning
Pembahasan
Lipid adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol. Lipid
tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti ester, aseton, kloroform, dan
benzena. Larutan polar merupakan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik sedangkan
larutan nonpolar merupakan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Emulsi adalah salah satu campuran yang terdiri dari zat yang tidak tercampur atau
tidak homogen, seperti air dan minyak, pengemulsian adalah zat yang menstabilkan emulsi
yang biasanya berupa protein. Emulsi dapat pula diartikan sebagai dispersi atau suspensi
menstabil suatu cairan lain yang keduanya tidak saling melarutkan. Supaya terbentuk emulsi
yang stabil maka diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulgator
yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan.
Adapun pembahasan yang diperoleh pada pengamatan ini yaitu:
1. Uji kelarutan lemak dengan minyak kelapa
Minyak atau lemak yang mengandung asam-asam lemak tidak jenuh dapat teroksi dari
oksigen yang menghasilkan suatu senyawa peroksida. Apabila minyak mengalami oksidasi
maka senyawa peroksida yang dihasilkan akan meningkat. Minyak mempunyai sifat tidak
larut dalam pelarut polar dan larut dalam pelarut nonpolar.
Pada pengamatan yang dilakukan pada uji kelarutan minyak kelapa , larutan minyak
kelapa hanya dapat larut dalam larutan bensin, mentega, dan larutan air + Na2CO3 + minyak.
Hal ini dikarenakan bensin dapat memecah ikatan polipeptida pada rantai hidrokarbonnya
yang terdapat dalam minyak kelapa dan Na2CO3. Sedangkan pada mentega tidak dapat larut
dengan sempurna karena minyak dan mentega mempunyai ikatan lemak tidak jenuh yang
disebabkan rantai karbonnya dapat menyatu ketika dihomogenkan. Pada larutan empedu yang
tidak larut dalam minyak kelapa terlihat menghasilkan warna hijau dan ketika dicampurkan
dengan minyak kelapa empedu berada dibagian bawah dan minyak di atas meskipun tidak
larut. Hal ini disebabkan larutan empedu mampu membantu penyerapan lemak namun pada
hasil percobaan tidak terjadi adanya endapan. Pada larutan air, albumin, Na2CO3, alkohol
panas, alkohol dingin tidak larut dalam minyak kelapa karena tidak mempunyai sifat pelarut
khusus untuk minyak kelapa. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat
diketahui bahwa kelarutan suatu zat ditentukan oleh banyak hal, diantaranya yaitu sifat
kepolaran zat dan pelarutnya.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh setelah dilakukannya percobaan ini yatitu
kelarutan suatu zat ditentukan oleh banyak hal, diantaranya yaitu sifat kepolaran zat dan
pelarutnya. Pembentukan emulsi dari minyak kelapa disebabkan karena adanya bantuan
emulgator pada semua bahan yaitu air suling, Na2CO3, larutan sabun, alkohol, bensin,
empedu, dan alkohol panas. Dan pada pembentukan emulsi dari mentega terbentuk emulsi
pada air suling, alkohol, dan alkohol panas. Sedangkan untuk bahan yang mengalami
kelarutan dan ditandai dengan adanya busa yang terjadi pada bahan air suling, serta larutan
Na2CO3, dan larutan sabun.
DAFTAR PUSTAKA