Anda di halaman 1dari 38

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PERANCANGAN MEDIA IKLAN LAYANAN MASYARAKAT

TENTANG SOSIALISASI CALL 112 DISKOMINFO KOTA SEMARANG

DISUSUN OLEH :

ILHAM BAYU ANAJIB

A14.2016.02355

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL - S1

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

2022
ABSTRAK

Dalam meningkatkan pelayanan di bidang kegawat daruratan Pemerintah Kota


Semarang melalui Diskominfo meluncurkan inovasi Call Center 112. Pelayanan
kegawatdaruratan kepada masyarakat karena memberika cara baru dalam
pelanyananya yaitu kemudahan akses layanan dengan telepon secara langsung ke
nomor 112 serta proses pemberian layanan 24 jam nonstop. Saran yang diberikan
adalah perlunya menjadi Call Center 112 sebagai system gawat darurat yang
bekerjasama dengan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Instansi pemerintah daerah
yang bertanggung jawab atas bidang tugas yang diemban oleh suatu Badan Layanan
Umum (BLU) yaitu: Dinas Kesehatan, Dinas Pemadam Kebakaran, Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kepolisian Polrestabes. Diharpakan
menjaga kualitas layanan evaluasi kinerja setiap dua bulan sekali serta hasil
perancangan ini akan mengedukasi masyarakat terutama untuk Kota Semarang dapat
memberikan suatu informasi atau keterangan lebih rinci.
Kata Kunci: Pelayanan, Pemerintah Kota Semarang, Inovasi

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
I.1 Latar Belakang............................................................................................
I.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
I.3 Tujuan Perancangan....................................................................................
I.4 Manfaat Perancangan..................................................................................
I.5 Batasan Masalah..........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................
II.1 Tinjauan Teori............................................................................................
II.1.1 Teori seputar masalah yang dikaji....................................................
II.1.2 Teori ILM..........................................................................................
II.1.3 Teori lain yang relevan.....................................................................
II.1.4 Teori Media………………………………………………………
II.2 Perancangan Relevan.................................................................................
II.3 Kerangka Pemikiran...................................................................................
BAB III METODE PERANCANGAN DAN ANALISIS DATA...............
III.1 Metode Perancangan.................................................................................
III.2 Identifikasi Data........................................................................................
III.2.1 Data Permasalahan.........................................................................
III.2.2 Data Lembaga................................................................................
III.3 Analisis Data.............................................................................................
III.3.1 Analisis Masalah............................................................................
III.3.2 Hasil Analisis.................................................................................

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan


mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam atau pun faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis (Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007).
Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana di sebabkan oleh faktor alam, non
alam, dan manusia. Kejadian bencana adalah perisitiwa bencana yang terjadi dan
dicatat berdasarkan tanggal kejadian, lokasi, jenis bencana, korban dan / ataupun
kerusakan. Jika terjadi bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari
satu wilayah, maka dihitung sebagai satu kejadian, contoh informasi telah terjadi
bencana longsor pada tanggal 06/12/2019 pukul 18.34 WIB di Jl. Wologito
Tengah 4 No.20 warga bergotong royong untuk membantu menanggulangi
dengan cara mitigasi dengan perpal agar nantinya dapat mengurangi dampak dari
bencana serta informasi kecelakaan pada tanggal 22/11/2019 di Jl. Kedung
Mundu Raya Korban 1 Orang laka tunggal salah penanganan dengan mengangkat
korban dengan sembarangan dan korban di nyatakan MD setelah di bawa ke
rumah sakit terdekat.

Salah satu usaha pemerintah dalam menanggulangi bencana adalah dengan


adanya program Call Center untuk menangani situasi tanggap darurat seperti
kebakaran, kecelakaan, tindak kriminal dan gangguan-gangguan lain yang sering
terjadi Call Center 112 Kota Semarang diluncurkan oleh walikota semarang Bp.
Hendrar Prihadi di Balaikota pada saat upacara HUT Kota Semarang 3 Mei 2018
dibawah naungan Diskominfo Call Center berperan sangat penting untuk

1
2

kegawatdaruratan di Kota Semarang, melalui nomor layanan cepat itu,


masyarakat tidak perlu menyimpan satu per satu nomor setiap layanan
kegawatdaruratan yang disediakan Pemkot Semarang, dengan menghubungi
Call Center 112 masyarakat akan langsung terhubung dengan operator yang
akan menyambungkan ke setiap pihak instasi yang terkait untuk
kegawatdaruratan, bukan hanya dengan launching sosialisasipun harus
dilakukan dengan cara pendekatan kepada masyarakat khususnya Kota
Semarang diharapkan masyarakat tau akan kegunaan dan pentingnya Call
Center 112. Banyak kejadian yang terjadi di kota semarang mulai dari
kecelakaan, kebakaran, pohon tumbang, dan kebencanaan akan tetapi
masyarakat belum banyak mengenal dan mengetahui cara untuk memanggil
instasi terkait adanya Call Center 112 yang mempunyai peran dan fungsi
sangat penting di Kota Semarang serta masyarakat belum mengetahui cara
kerja dari Call Center 112 sangat dibutuhkan media komunikasi visual tentang
sosialisasi Call Center 112 dan cara kerja agar masyarakat dapat menggunakan
Call Center 112 dengan benar Pemerintah Kota Semarang mendeketakan
sosialisasi Call Center dengan pemasangan billboard di beberapa titik di Kota
Semarang yakni di Jl. Mgr Sugiyopranoto dan di Jl Teuku Umar, masing –
masing hanya informasi saja tidak dilengkapi dengan cara kerja maupun
fasilitas yang di dapat bila nantinya dibutuhkan masyarakat (Pemkot
Semarang, 2019)

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang ada di atas, maka permasalahan
dapat dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana merancang media komunikasi
visual tetang sosialisasi Call Center 112 kepada masyarakat Kota Semarang?

1.3 Tujuan Perancangan 


Adapun tujuan perancangan ini ialah:
Menghasilkan perancangan merancang media komunikasi visual tetang
sosialisasi Call Center 112 kepada masyarakat Kota Semarang
3

1.4 Manfaat Perancangan


Manfaat dari Perancangan Sosialisai kepada masyarakat tentang fungsi dan
cara kerja Call Center 112 di kota semarang adalah;
a. Masyarakat
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakt bila terjadi kejadian darurat
tau akan apa yang dilakukan agar dapat cepat tertangani oleh pihak terkait.
Dan bertujuan untuk menambah pemahaman dasar masyarakat akan
pentingnya Call Center 112untuk kegawat daruratan di Kota Semarnag.

b. Diskominfo
Diharapkan dengan perancangan soisalisasi ini dapat membantu
diskominfo Kota Semarang akan menyampaikan kesadaran masyarakat
akan penggunaan Call Center 112.

c. Mahasiswa
Harapan mahasiswa yakni dapat menyampaikan pesan yang
disampaikan akan kesadaran masyarakat Kota Semarang tentang
penggunaan Call Center 112 dan cara kerjanya.

1.5 Batasan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis membatasi masalah
sebagai berikut:
 Wilayah: Perancangan ILM ini mencakup Kota Semarang.
 Segmentasi usia: ILM ini bertujuan untuk menarik perhatian dari warga
yang berusaha 20 sampai 65 tahun.
 ILM ini hanya bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang
pengunaan Call center 112 di Kota Semarang khususnya kegawatdaruratan
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 LANDASAN TEORI


II.1.1 TEORI SEPUTAR MASALAH YANG DIKAJI
1. Bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik
factor alam maupun faktor non alam, maupun factor manusia, sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologi (Suratman Woro Suprojo,
Prosiding pengindraan jauh dan system informasi geografi (Rokib, 2013,
hlm.73).

2. Penanggulangan
Prinsip-prinsip dalam penanggulangan bencana berdasarkan pasal 3 UU NO.
24 tahun 2007, yaitu:
a. Cepat dan tepat
Yang dimaksud dengan “prinsip cepat dan tepat” adalah bahwa dalam
penanggulangan bencana harus dilaksanakan secara cepat dan tepat sesuai
dengan tuntutan keadaan.
b. Prioritas
Yang dimaksud dengan “prinsip prioritas” adalah bahwa apabila terjadi
bencana, kegiatan penanggulangan harus mendapat prioritas dan
diutamakan pada kegiatan penyelamatan jiwa manusia.

c. Koordinasi dan keterpaduan


5

Yang dimaksud dengan “prinsip koordinasi” adalah bahwa


penanggulangan bencana didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling
mendukung. Yang dimaksud dengan “prinsip keterpaduan” adalah bahwa
penanggulangan bencana dilakukan oleh berbagai sektor secara terpadu
yang didasarkan pada kerja sama yang baik dan saling mendukung.
d. Berdaya guna dan berhasil guna
Yang dimaksud dengan “prinsip berdaya guna” adalah bahwa dalam
mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak membuang waktu,
tenaga, dan biaya yang berlebihan. Yang dimaksud dengan “prinsip
berhasil guna” adalah bahwa kegiatan penanggulangan bencana harus
berhasil guna, khususnya dalam mengatasi kesulitan masyarakat dengan
tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya yang berlebihan.
e. Transparansi dan akuntabilitas
Yang dimaksud dengan “prinsip transparansi” adalah bahwa
penanggulangan bencana dilakukan secara terbuka dan dapat
dipertanggungjawabkan. Yang dimaksud dengan “prinsip akuntabilitas”
adalah bahwa penanggulangan bencana dilakukan secara terbuka dan
dapat dipertanggungjawabkan secara etik dan hukum.
f. Kemitraan.
g. Pemberdayaan
h. Nondiskriminatif
Yang dimaksud dengan “prinsip nondiskriminasi” adalah bahwa negara
dalam penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan yang
berbeda terhadap jenis kelamin, suku, agama, ras, dan aliran politik apa
pun
i. Nonproletisi
Yang dimaksud dengan ”nonproletisi” adalah bahwa dilarang
menyebarkan agama atau keyakinan pada saat keadaan darurat bencana,
terutama melalui pemberian bantuan dan pelayanan darurat bencana.
6

II.1.2 TEORI ILM


II.1.2.1 Definisi ILM
Iklan layanan masyarakat adalah iklan yng menyajikan pesan-pesan social
yang bertujuan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap
sejumlah masalah yang harus mereka hadapi, yakni kondisi yang bisa
mengancam keselarasan dan kehidupan umum.
a. Kasali 1992:121, Public Servis Announcement (Iklan Layanan
Masyarakat) merupakan permintaan penyiaran yang di keluarkan oleh
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan pemerintahan secara
langsung sebagai solidaritas terhadap masalah masyarakat. Contohnya
yaitu progam pemerintah layanan call center 112 kegawat daruratan di
Kota Semarang
b. Liliweri 1992:32, menurutnya iklan layanan masyarakat merupakan
iklan yang bersifat non-profit, maka iklan seperti ini tidak mencari
keuntungan setelah pemasangan informasi kepada masyrakat secara
global.
Berdasarkan definisi diatas bahwa iklan masyarakat sangat penting bagi
khalayak umum atau masyarakat yang belum megetahui informasi terbaru
dari progam atau layanan pemerintahan yang sudah berjalan hingga saat ini
dan diharapkan masyarakat dapat menggunakan layanan yang telah
disediakan oleh pemerintah khususnya Kota Semarang.
7

II.1.2.2 Fungsi dan Tujuan ILM


Dibentuknya iklan layanan masyarakat tentunya dikarenakan tujuan
tertentu yang positif dan bermanfaat. Fungsi iklan layanan masyarakat
menurut Santoso (2010), antara lain sebagai berikut:
a. Informing. Yakni memberikan informasi bagi masyarakat tentang
progam atau layanan, dan juga aktivitas pemerintah yang berkaitan
dengan kebencanaan alam kegawat daruratan.
b. Persuading, yakni dapat menimbulkan bujukan terhadap masyarakat
agar dapat ikut serta dalam layanan pemerintah, seperti layanan
kegawat daruratan 112.
c. Reminding, yakni iklan tersebut membuat masyarakat dapat terus
mengingat layanan pemerintah yang sudah berjalan saat ini.
d. Adding Value, yakni periklanan yang dapat memberi nilai tambah
pada program tertentu lewat persepsi yang dibentuk di masyarakat

II.1.3 TEORI YANG RELEVAN


II.1.3.1 DKV
Desain Komunikasi Visual (DKV) menurut Kusrianto (2007) merupakan
sebuah cabang ilmu desain yang mempelajari konsep komunikasi atau
ungkapan kreatif teknik dan media yang memanfaatkan beberapa elemen-
elemen visual ataupun rupa sebegai cara untuk menyampaikan pesan untuk
tujuan tertentu
Didalam cakupannya Desain Komunikasi Visual mencakap tiga fungsi
dasar, yaitu sebagai sarana identifikasi, sebagai sarana informasi dan
instruksi, dan yang terakhir sebagai sarana presentasi dan promosi.
8

a. Sebagai Sarana Identifikasi


Fungsi dasar yaitu sebagai sarana identifkasi yang membuat suatu hal
menjadi berbeda dan membuat identitas yang dapat mengatakan suatu
benda, lembaga ataupun sebuah produk.
b. Sebagai Sarana Informasi dan Instruksi
Dalam ilmu komunikasi visual bertujuan sebagai cara untuk
menunjukan hubungan antara suatu hal yang membuat audience
mendapat sebuah informasi atau himbauan.
c. Sebagai Sarana Presentasi dan Komunikasi
Dari hal ini mempunyai tujuan sebagai sarana untuk menyapaikan
sebuah pesan sebagai cara untuk mendapatkan perhatian pada audience
dengan secara visual agar lebih mudah diingat.
Prinsip dalam DKV sebenarnya memiliki acuan pada seni rupa yang pada
umumnya memiliki suatu ketertarikan dengan suatu hal estetika pada seni
tersebut yang terdiri dari 5 bagian yaitu:
a. Kesatuan (Unity)
Kesatuan merupakan sebuah kesatuan yang menjadi salah satu prinsip
dasar pada tata rupa yang penting.
b. Keseimbangan (Balance)
Desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman dipandang dan
tidak membuat gelisah seperti halnya jika kita melihat poho atau
bangunan yang akan roboh, rasa akan tidak nyaman dan cenderung
gelisah
c. Proporsi (Proportion)
Proporsi merupakan prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh
keserasian dalam sebuah karya dan perbandingan matematis
d. Irama (Rhythm)
Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan dilakukan secara
terus menerus dalam bentuk-bentuk alam yang berbeda
9

e. Dominasi (Domination)
Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tatarupa yang harus ada
dalam karya seni dan desain. Dominasi berasal dari kata domimance
yang berarti keunggulan. Sifat unggul dan istimewa ini akan
menjadikan suatu unsur sebagai penarik dan pusat perhatian.

II.1.3.2 WARNA
Warna adalah elemen penting dalam desain grafis, mengapa demikian
dikarenakan warna dapat mewakili emosi dari karya desain sehingga pesan
yang disampaikan dari karya tersebut dapat tersebut dapat tersampaikan
lebih mudah kepada audience. Pemilihan warna yang tepat akan
memberikan sebuah kesan pada suatu desain yang dibuat. Warna memiliki
kegunaan untuk menunjukkan gelap terang, karena ada berbagai jenis
warna yang membuat efek cerah seperti warna kuning, biru muda dan
warna terang lain, warna juga bisa melambangkan suasana dan persaan
seseorang dalam membuat hasil karya desain, dalam teori warna menurut
Fisika, warna adalah kesan yang ditimbulkan oleh cahaya pada mata dapat
menjadi warna dari pantulan cahaya benda yang kemudian ditangkap oleh
mata (Darmaprawira, S, 2002).

II.1.3.3 LAYOUT
Layout yaitu sebuah tata letak dari suatu elemen desain yang dituangkan
dalam sebuah desain yang menggunakan media sebelumnya sudah tertata
atau dikonsep terlebih dahulu yang bertujuan agar memiliki nilai keindahan
dan keterbacaan yang dapat dilihat oleh mata. Tujuan dari layout yakni
untuk menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi lebih
komunikatif dan memberikan kemudahan bagi audience yang melihatnya
sehingga informasi yang diberikan lebih mudah dipahami dan tersampaikan
(Burhan, 2009).
10

II.1.3.3 TEKSTUR
Teksture adalah tampilah permukaan (corak) dari suatu benda yang dapat
dinilai dengan cara dilihat atau diraba. Yang pada prateknya, tekstur sering
dikategorikan sebagai corak dari suatu permukaan benda, hal ii dapat
memudahkan perkerjaan seorang desainer karena dapat menimbulkan
tekstur yang berbagai macam-macam (Khusna 2010).

II.1.4 Teori Media


Teori media terdapat dua media yaitu media above the line dan below the
line (Jefkins, 2009) . Media lini atas (above the line) yaitu surat kabar
seperti Koran analisa tanpa ada gambar dan informasi. Media lini bawah
below the line adalah jenis media yang tidak melibatkan pemasangan iklan
media komunikasi masa seperti: event, direct email, serta kalender
sedangkan media above the line adalah jenis iklan yang disebarkan melalui
media komunikasi masa seperti surat kabar, majalah, radio, dan televise
(Hasyim 2012).
11

II.2 PERANCANGAN RELEVAN


No Perancangan Judul Topik/Batasan Output
tahun
1. 2017 Perancangcangan - Mengkampanyekan - Spanduk
penggunan kesadaran - Banner
transportasi umum di masyarakat akan - Stiker
kota semarang penggunaan - Website
khusunya BRT trans trasnportasi umum - Flyer
semarang oleh: LTP BRT - Promosi
Immanuel Panca - kampanye yang sosial media
Kurniawan menarik untuk dilihat
dan dimengerti oleh
khalayak umum dan
lapisan masyarakat
kota semarang

- Memperkenalkan
2 2018 Perancangan sosialisai kepada masyarakat 1. Website
Ambulance hebat kota kota semarang 2. Spanduk
semarang oleh: dengan adanya 3. Banner
Hendri Wijaya dan ambulance hebat 4. Poster
Iman Amanda - respon dari 5. Social
Permatasari masyarakat yang media
antusias terhadap
ambulance hebat

II.3 KERANGKA PEMIKIRAN


12

PERANCANGAN MEDIA
KOMUNIKASI VISUAL
TENTANG SOSIALISASI
CALL CENTER 112 KEPADA
MASYARAKAT KOTA
SEMARANG
-Memberikan
Latar Belakang Informasi kepada
Kurang masyarkat kota
mengenalnya semarang akan adanya
masayarakat Batasan Masalah layanan 112 gawat
akan adanya Bagaimana darurat
layanan gawat memperkenalkan -merancang iklan yang
darurat 112 di layanan gawat menarik dan masyarkat
Kota Semarang darurat 112 di Kota umum untuk kejadian
Semarang darurat

Observasi data dari


diskominfo terkait
wawancara 5W+1H

Konsep Visual
13

BAB III
METODE PERANCANGAN DAN ANALISIS DATA

III.1 Metode Perancangan


Metode perancangan ini menggunakan metode kualitatif. Metode
kualitatif merupakan suatu cara yang digunakan untuk menjawab masalah
penelitian yang berkaitan dengan data berupa narasi yang bersumber dari
aktivitas wawancara, pengamatan, penggalian dokumen. Untuk dapat
menjabarkan dengan baik tentang pendekatan dan jenis penelitian,
kehadiran peneliti, lokasi penelitia, sumber data, teknik pengumpulan data,
analisis data dan pengecekan keabsahan temuan dalam suatu proposal dan
atau laporan penelitian diperlukan pemahaman yang baik tentang masing-
masing konsep tertentu.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah Wawancara, dan
penyebaran angket yang telah di lakukan penulis. Dalam proses wawancara
ini dilakukan kepada salah satu operator dari progam pemetintah kota Call
Center 112.
Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis menggunakan metode
5W + 1H, dengan beberapa pertanyaan utuk memudahkan dalam
memetakah permasalahan secara efisien dan dapat menarik kesimpulan dari
semua metode yang telah digunakan.

III.2 Identifikasi data


3.2.1 Data Permasalahan
1. Call Center 112 Kota Semarang
Call cnter 112 merupakan sebuah layanan kegawatdaruratan dengan
telefon bebas pulsa yang ditujukan unuk tanggap darurat bencana di kota
semarang. Layanan ini bekerjsama dengan beberapa Organisasi
Perangkat Daerah (OPD). Instansi pemerintahan daerah yang
bertanggung jawab atas bidang tugas yag di emban oleh suatu Badan
Layanan Umum (BLU) contoh: Dinas Kesehatan, Pemadam Kebakaran,
14

Badan Penanggunglangan Bencana Daerah (BPBD) dengan adanya


Organisasi Perangkat Daerah dalam satu ruangan kendali (Comand
Center Room) dengan badan penanggulangan bencana dan Organisasi
Masyarakat BANKOM, Sriti, dan FKPM sebagai leading sector. Tugas
mereka adalah menerima telefon laporan adua bencana atau keadaan
darurat dari masyarakat dan memantau keadaan Kota Semarang selama
24 Jam non-stop. Namun, pada penerapan layanan tersebut masih di
temukan beberapa permasalahan diantaranya seperti salah aduan, iseng
menelfon dan juga kurangnya sosialisasi sehingga, masih banyak
masyarakat Kota Semarang yang belum mengetahui layanan tersebut.
Layanan Call Center ini sebuah layanan yang diberikan saat terjadi
keadaan darurat setelah menghubungi 112 dengan tujuan untuk
mempermudah masyarkat mengingat nomor panggilan darurat,
mempercepat penanggulangan keadaan darurat, serta mempermudah
kordinasi antar instansi terkait. Layanan darurat terdapat dasar hukum
yang diatur dalam Undang-undang nomor 14 tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (KIP) dan Undang-undang nomor 25
tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Dalam rangka menjalankan amanat
Undang-undang nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan
Undang-undang Nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan Informasi
Publik (KIP), Pemerintah Daerah atau Pemerintah Kota membutuhkan
layanan Call Center untuk dapat melayani masyarakat dengan lebih baik,
melayani kedaruratan Kebakaran, kecelakaan, kesehatan, kriminal,
bencana alam, gangguan keamanan dan ketertiban, kerusuhan dan
keadaan darurat lainya.
Berikut adalah data laporan 2018:
15

Gambar 3.1 Jumlah data Panggilan Masuk dan Laporan Valid 2018

Gambar 3.2 Jumlah Disposisi ke OPD


Data diatas merupakan data yang masuk ke Call Center 112, data
diperoleh dari Diskominfo Kota Semarang Guna untuk mengetahui
seberapa banyak masyarakat tau akan Call Center 112, menurut laman
http.dispendukcapil.semarangkota.go.id periode desember 2018
menjelaskan bahwa pada tahun 2018 jumlah masyarakat di Kota Semarang
yakni mencapai angka 1.668,578 penduduk di wilayah Kota Semarang dan
laporan yang masuk berjumlah 84601 bisa dilihat bahwa laporan yang
valid dengan demikian juga untuk laporan yang valid berjumlah 436
laporan dan akan diteruskan ke dinas atau instansi terkait untuk di tindak
lanjuti agar cepat tertangani bebarapa OPD dinas terkait yakni DKK,
DAMKAR, DISHUB, DISPERKIM, POLRESTABES, PLN, PMI, POL
PP, PDAM, BPBD, DPU, dan APJII.
16

Berikut ini data kousioner 2019: (Halaman Belakang)

Data Responden
Ya Tidak

35%

65%

Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan

47%
53%

Data diatas merupakan data koesioner 2019, data diperoleh dari Voting
dari 100 orang yang mengetahui ber jumlah 40 orang dan sisanya 60 orang
tidak mengetahui tentang Call Center 112. Dari informasi warga bahwa
tidak tahunya tentang layanan tersebut dikarenakan kurangnya sosialisasi
dan pendekatan kepada warga.
17

2. Prinsip Kerja Call Center 112


Dalam keadaan darurat penelpon atau pelapor menghubungi 112 dan
diminta untuk melaporkan kejadian, waktu, tempat, dan kondisi terkini
dengan responsif operator melaporkan kejadian tersebut melalui
Whatsapp Grup 112 yang terdiri dari anggota instansi terkait serta
operatot melaporkan melalui frekuensi relawan di Kota Semarang agar
supaya langsung cepat tertangani, dalam hal ini responsif instansi
maupun penangan akan di catat untuk evaluasi kedepanya.

Gambar 2.1.1 Prinsip Kerja Layanan Call Center 112


18

Logo :

Instansi : Call Center 112


Tugas dan Kewajiban : a. Menerima laporan gawat darurat dari
masyarakat
b. Mencatat informasi sesuai kejadian /
telfon
yang di terima
c. Menentukan tim lapangan yang harus
merespon
d. Menganilisa tingkat kegawatdaruratan
Alamat : Jl. Pemuda No.148, Sekayu, Kec.
Semarang
Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah
50132, Indonesia

3.2.2 Profil Instansi


Diskominfo Semarang

Logo :

Alamat : Jl. Sekayu, Kec. Semarang Tengah, Kota


Semarang,
Jawa Tengah 50132
Telepon/ fax : (024) 354 9446
Email : diskominfo@semarangkota.go.id
19

a. Profil Diskominfo
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Semarang merupakan
salah satu Organisasi Perangkat Kota Semarang yang berkedudukan
di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota Semarang
melalui Sekretaris Kota Semarang. Dinas Kominfo Provinsi Jawa
Tengah merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan bidang
komunikasi, persandian dan statistik yang menjadi kewenangan
daerah. Pembentukan Dinas Kominfo Kota Semarang ini merupakan
implementasi dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Kota dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
2016 tentang Perangkat Kota yang mengamanatkan kepada setiap
pemerintah daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan
wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar, antara lain
mencakup komunikasi dan informatika, statistik dan persandian.
b. VISI dan Misi Diskominfo
1) Visi: “SEMARANG KOTA PERDAGANGAN DAN JASA
YANG HEBAT MENUJU MASYARAKAT SEMAKIN
SEJAHTERA ”
2) MISI
A) Misi 1 : Mewujudkan kehidupan masyarakat yang
berbudaya dan berkualitas.
B) Misi 2 : Mewujudkan pemerintahan yang semakin
handal untuk meningkatkan pelayanan publik.
C) Misi 3 : Mewujudkan kota metropolitan yang dinamis
dan berwawasan lingkungan
D) Misi 4 : Memperkuat ekonomi kerakyatan berbasis
keunggulan lokal dan membangun iklim usaha yang
kondusif.
20

c. Tugas dan Fungsi Diskominfo


1. Tugas
Melaksanakan urusan pemerintahan bidang komunikasi dan
informatika, bidang persandian, dan bidang statistik yang
menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang
ditugaskan kepada Daerah
2. Fungsi
a) Perumusan kebijakan Bidang Pengelolaan Informasi dan
Komunikasi Publik, Penyelenggaraan Statistik Sektoral,
Pengelolaan E-Government, Domain Instansi Penyelenggara
Negara, Persandian, Penetapan Pola Hubungan Komunikasi
Sandi antar Perangkat Desa
b) Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan Bidang
Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik,
Penyelenggaraan Statistik Sektoral, Pengelolaan E-
Government, Domain Instansi Penyelenggara Negara,
Persandian, Penetapan Pola Hubungan Komunikasi Sandi
antar Perangkat Desa;
c) Pelaksanaan pembinaan administrasi dan kesekretariatan
kepada seluruh unit kerja di lingkungan Dinas.
21

III.3 Analisis Data


3.3.1 Analis Masalah

Define Problem Diagnose Cause Make Moral Treatmen


Judgement Recommendation
Masyarakat Setahu masyarakat, itu Harusnya Diperlukan
memilih lebih cepat direspon. masyarakat tahu sosialisasi yang
langsung kalau menjelaskan
menelpon no penanganan call bahwa call center
damkar center 112 itu 112 itu cepat
semarang. sangat cepat, sekali
bahkan malah penanganannya.
lebih cepat.
Masyarakat Kurangnya sosialisasi Harusnya Diperlukan
memilih untuk dan pengumuman masyarakat sosialisasi untuk
menelepon ke mengenai call center mengetahui menjelaskan
instansi terkait 112 di lingkungan bahwa call bahwa call center
dan bukan masyarakat kecil seperti center 112 112 merupakan
menelepon call RT, RW. Masyarakat merupakan pusat pusat pelayanan
center 112. masih beranggapan pelayanan untuk kegawatdarurata
bahwa untuk kegawatdarurata n yang siaga 24
kegawatdaruratan perlu n, maka jam yang telah
disampaikan ke instansi masyarakat tidak terintegrasi
terkait. Misal untuk perlu menelepon dengan instansi
kebakaran maka ke instansi lain.
masyarakat menelepon terkait.
damkar, untuk
kesehatan menelepon
ambulans hebat.
22

3.3.2 Hasil Analisis


Hasil analisa diatas dapat disimpulkan bahwa perlu dibuat sebuah
media informasi ke warga Semarang yang mengajak kembali untuk
menggunakan jasa call center 112 dan menjelaskan bahwa layanan
call center 112 sekarang sudah bagus, tidak lambat.
23

BAB IV
KONSEP PERANCANGAN DAN VISUALISASI

4.1 Konsep Kreatif


4.1.1 Logika dan Strategi Kreatif
A. Logika Kreatif
Menurut (WHO, 2002). kegawatdaruratan atau keadaan darurat adalah
keadaan dimana prosedur biasa ditangguhkan dan tindakan luar biasa
diambil untuk menghindari bencana. Menurut (Rosita, et al:2015).
kondisi kegawatdaruratan bisa terjadi kepada siapa pun tidak
mengenal tempat dan waktu kejadian. Dan penting untuk memberikan
pertolongan pertama pada penderita kegawatdaruratan tersebut, setiap
orang seharusnya terlatih untuk memberikan tindakan bantuan hidup
dasar, khususnya tenaga kesehatan. Sering kita jumpai
kegawatdaruratan di sekitar kita, namun berakhir dengan kurang baik
karena kurangnya pengetahuan mengenai pertolongan pertama.
Banyak orang yang memilih untuk menelepon sanak saudara
dibandingkan menelepon call center. Padahal call center ini
merupakan pelayanan yang di sediakan oleh pemerintah untuk
kegiatan kegawatdaruratan. Namun, tidak dapat kita pungkiri bahwa
layanan call center ini merupakan hal yang masih berada pada tahap
pekembangaan sampai saat ini. Banyak hal yang perlu dibenahi dari
call center, terutama call center 112 milik. Pemerintah Kota
Semarang. Salah satunya adalah kurang responsifnya pelayanan ini.
Hal itu seharusnya tidak menjadi alasan untuk warga kota Semarang
untuk tidak menggunakan layanan ini. Karena call center 112 ini
dapat dibenahi jika mendapat kritik dan saran dari para pengguna, jika
tidak ada yang menggunakan maka tidak akan ada kritik dan saran
untuk layanan ini. Diskominfo Kota Semarang kurang melaksanakan
sosialisasi call center 112 yang membuat banyak warga Kota
24

Semarang kurang mengetahui tentang layanan kegawatdaruratan yang


siaga 24 jam.

B. Segmentasi Audiens
1. Geografis
Target audiens perancangan media komunikasi visual tentang
sosialisasi call center 112 adalah masyarakat luas di wilayah Kota
Semarang.
2. Demografis
Target audiens perancangan media komunikasi visual tentang
sosialisasi call center 112 adalah :
a. Usia : Remaja – Dewasa ( 15 – 60 tahun )
b. Pendapatan : Menengah bawah – Atas
c. Jenis Kelamin : Semua jenis kelamin
d. Tingkat Pendidikan : Dasar – Tingg
e. Agama : Semua Agama
f. Ras : Semua Ras dalam masyarakat
3. Psikografis Auidence : berdasarkan Demografis dan geografis
diatas maka Psikografis audience nya masyarakat yang berada di
Kota Semarang yang masih menggunakan kegawat daruratan
dengan menghubungi langsung pihak intansi
Behaviour Audience : Masyarakat Kota Semarang masih
menghubungi langsung ke phak instansi terkait, masih jarang
menggunakan fasilitas call center 112 yang lebih efisien, ini yang
menjadi target audience utama dalam perancangan ini.
C. Strategi Kreatif
Sasaran utama dari perancangan media komunikasi visual tentang
sosialisasi call center 112 adalah pria dan wanita yang berusia 15
tahun hingga 60 tahun yang merupakan warga negara Indonesia yang
berdomisili ataupun bertempat tinggal di Kota Semarang dan warga
asli Kota Semarang. Perancangan media komunikasi visual tentang
25

sosialisasi call center 112 dengan upaya untuk memberikan informasi


mengenai call center 112 kepada masyarakat yang dibuat ke dalam
bentuk media poster yang nantinya dapat digunakan sebagai media
untuk sosialisasi melalui sosial media Instagram.

D. Manfaat dan Efek yang Diharapkan


1. Manfaat
Dengan adanya perancangan media komunikasi visual tentang
sosialisasi call center 112 masyarakat akan memahami tentang
call center 112
2. Efek yang diharapkan
Diharapkan masyarakat yang mendapatkan sosialisasi melalui
sosial media dapat menyebarluaskan kepada masyarakat di
lingkungan sekitar yang tidak menggunakan sosial media,
sehingga sosialisasi ini dapat berjalan dengan efektif dan efisien
menjangkau seluruh masyarakat.

4.1.2 Konsep Kreatif


A. Tema Pesan
Penulis akan merancang iklan layanan masyrakat dengan konsep
desain dan tema “ QUICK RESPONSE” dalam bahasa Indonesia
memiliki arti “Respon cepat” Konsep ini merupakan respon cepat
yang dibutuhkan ketika sedang kegawat daruratan membutuhkan
beberapa pihak agar cepat tertangani dan informasinya lebih cepat
tersampaikan ke pihak terkait. Dengan tema tersebut masyarakat
akan lebih cepat memberikan informasi juga ke Call Centter112
untuk kejadian kegawat daruratan.
Dalam proses perancangan Iklan Layanan Masyarakat yang
bertema “QUICK RESPONSE” akan dipublikasikan dalam
berbagai media, dalam media utama akan menggunakan Baliho
yang terdapat di Kota Semarang dengan bentuk publikasi
26

informasi utama dalam perancangan ini. Media Sekundernya akan


menggunakan media social (Instragam, Facebook, dan Twitter)
dalam bentuk iklan yang di publikasikan. Media pendukung
berbentuk (Sticker, Poster, dan Flyer) yang akan dibagikan kepada
masyarakat umum di Kota Semarang.

B. Pendekatan Isi Pesan


Dalam rancangan Iklan Layanan Masyarakat ini akan
menggunakan pendekatan Emosional , yaitu pendekatan
komunikasi dalam sebuah iklan yang membangun informasi
berupa perasaan yang ada dalam Iklan Layanan Masyarakat
tersebut tertanam di pikiran dan hati Audience yang menyasikan
Iklan Layanan Masyarakat Tersebut.

Pendekatan Emosional juga sangat mudah untuk di ingat pesan


yang terkandung oleh masyarakat , Menurut ahli M. Ali dan M.
Asori 2008(62-63) Emosi merupakan cara bentuk efektif dalam
menerima sebuah Informasi . Dalam rancangan Iklan Layanan
Masyarakat emosi sendiri berpengaruh dalam fungsi psikologi
seperti Mengamati , menanggapi , memikirkan dan berkehendak
( memilih ). Dalam individu yang akan berkehendak dapat
dipengaruhi dengan emosinya , jika emosi dalam dirinya
menyimpulkan bahwa informasi nya ini dapat membuat dirinya
menjadi lebih baik maka akan dilakukan dengan senang hati.
Proses ini yang akan dilakukan penulis dalam rancangan Iklan
Layanan Masyarakat ini . membangun emosi yang positif dalam
sebuah pesan dengan informasi yang dapat membuat masyarakat
berpikir dalam melakukan pemilihan.

Pendekatan Emosional dirasa cocok untuk di terapkan di Iklan


Layanan Masyarakat , karena menurut penulis dalam merubah
27

kebiasaan lama dengan kebiasaan yang baru membutuhkan


keniatan dalam hati seorang manusia , untuk merubah itu
diperlukan rasa emosional yang menggugah hati manusia untuk
berubah menjadi lebih baik. Rasa emosional itu dibangun didalam
Iklan Layanan Masyarakat ini untuk membangunkan rasa
kepedulian masyarkat tentang lingkungan sekitar yang semakin
lama akan semakin rusak , penulis menargetkan dalam Iklan
Layanan Masyarakat ini menimbulkan rasa untuk bergerak demi
lingkungan hidup sekitar dan menanam kan prinsip bahwa “
sesuatu yang mudah didapatkan (plastik) hanya kenikmatan
sementara , sedangkan sebuah usaha (kertas) adalah inventasi
yang akan dinikmatin sekarang maupun masa depan. ” Dengan
prinsip ini dan tema yang sudah diterapkan maka diharapkan
masyarakat dapat tergugah hatinya untuk beralih demi kondisi
lingkungan hidup yang sehat.

C. Bentuk Pesan
Whats To Say : Menurut para ahli komunikasi yang berhasil
dipengaruhi oleh pesan yang di berikan komunikator tersampaikan
dan komunikan dapat menerima pesan dari komunikator dengan
jelas, jika salah satu gagal dalam komunikasi maka dinyatakan
gagal. (Efendi , 1981).

Pesan yang ingin disampaikan dalam Iklan Layanan Masyarakat


tentang respon masyarakat ke call center 112 adalah mengajak
masyarakat untuk dapat menghubungi call center 112 dalam
terjadi kegawatdarurat yang membutuhkan pihak-pihak instansi
terkait, Dan Iklan Layanan Masyarakat ini juga memiliki pesan
tentang respon cepat dari Call Center 112 serta instansi yang
dibutuhkan dalam kegawat daruratan.
28

How to Say : Cara penyampaian pesan dari Iklan Layanan


Masyarakat tentang Perancangan Media Sosialisasi Call Center
112 menggunakan metode pendekatan emosional yang di
masukan dalam media sebelum di publikasikan, penggunaan
metode pendekatan emosional digunakan untuk memainkan
perasaan audience dan mempengaruhi cara berpikir audience yang
sebelumnya tidak menghubungi kegawat daruratan melalui Call
Center 112 setelah melihat Iklan Layanan Masyarakat ini bisa
berubah cara berpikirnya menghubungi Call Center 112 untuk
Layanan Kegawat Daruratan.

D. Daya Tarik Pesan


Dalam Perancangan Media Iklan layanan Masyarakat ini penulis
sebagai perancang memutuskan untuk memilih beberapa opsi
untuk menentukan daya Tarik pesan dalam perancangan ini.
Menentukan opsi ini untuk mendukung ke efektifasan terhadap
racangan yang mengandalkan pendekatan Emosional ini.

Daya Tarik selebritas : Penggunaan figur selebritas dapat


membantu menciptakan dampak dalam iklan layanan masyarakat
ini , dalam arti selebritas dampak mempengearuhi fans/
pengikutnya untuk melakukan hal yang sama dilakukan oleh nya .
maka dari itu dalam perancangan Iklan Layanan Masyarakat
dibutuhkan sosok selebritas lokal yang berada di Kota Semarang.

Daya Tarik Rasa Takut : penggunaan daya Tarik ini digunakan


sebagai acuan dalam perubahan pemikiran masyarakat .
masyarakat yang merasa takut untuk melaporkan kejadian
Kegawat Daruratan karena tidak bisa menghubungi Call Center
112 dengan demikian masyarakat akan merubah pikiran dari tidak
29

melaporkan menjadi segera menghubungi ke Call Center 112


secepatnya agar cepat tertangani untuk Kegawat Daruratan.

Daya Tarik Rasional : Menekankan bahwa fakta lapangan yang


didasari dengan data tentang masyarakat yang menghubungi Call
Center 112 untuk Kegawat Daruratan. Daya Tarik ini untuk
menekan daya pikir rasional masyarakat tentang pentingnya
menguhubungi Call Center 112 untuk melaporkan Kegawat
Daruratan.
Daya Tarik Emosional : Daya Tarik ini menimbulkan efek
emosional auidience saat melihat Iklan Layanan Masyarakat yang
menimbulkan dorongan untuk segera melaporkan kejadian
kegawat daruratan dengan menghubungi Call Center 112 Kota
Semarang.

E. Pendekatan Gaya Iklan


Dalam Iklan Layanan Masyarakat ini akan mengadaptasi
pendekatan gaya iklan Slice Of life , karena pendekatanan ini
dinilai cocok dengan masalah yang terkadung dalam Iklan
Layanan Masyarakat.
Dengan menggunakan pendekatan gaya iklan Slice of Life pada
Iklan Layanan Masyarakat ini diharapkan dapat membantu
membangun Daya Tarik emosional dan menggabungkan daya
Tarik lainya untuk menciptakan Iklan Layanan Masyarakat yang
berhasil dalam membangun perasaan.

F. Tone dan Manner


Dalam iklan layanan masyarakat ini yang akan di tonjolkan media
yang akan di publikasikan adalah Modern , Mainstream dan
Persuasive.
30

G. Copywriting
Perancangan iklan layanan masyarakat tentang Layanan Kegawat
Daruratan respon cepat dari Call Center 112 untuk menindaklajuti
laporan masyarkat untuk penanganan cepat dari instansi terkait.
Headline : QUICK RESPON ( RESPON CEPAT ) Semarang
Hebat
Tagline : Laporkan Kejadian Kegawat Daruratan Di Sekitar anda
Bodycopy : Layanan Bebas Pulsa Melayani 24 Jam Nonstop
Merespon Cepat laporan anda ,
4.2 KONSEP MEDIA
4.2.1 STRATEGI MEDIA
A. Media Utama
Media utama yang digunakan untuk Iklan Layanan
Masyarakat bertema “ QUICK RESPON” menggunakan media
sosial untuk menunjang persebaran informasi iklan layanan
masyarakat ini.
Media sosial dinilai sangat efektif dalam menyampaikan
informasi ini kepada audience masyarakat yang dituju , terlebih
lagi dimasa seperti ini teknologi dalam bidang sosial media
sedang digemari semua kalangan masyarakat.
Cara penyebaran iklan layanan masyarakat ini menggunakan
Advertising dalam media sosial seperti Youtube , Instagram ,
TikTok dan Facebook .

B.Media Sekunder
Dalam rancangan ini media sekunder yang dipilih oleh
penulis untuk mendukung keberhasilan media utama adalah
poster, banner , dan Sosial media Feed.
a) Media Poster
Media poster akan dipasangkan dan diedarkan di tempat -tempat
umum dengan keramaian public , event acara
31

b) Media Banner
Banner akan dipasangkan di tempat-tempat umum yang dekat
dengan keramain masyarakat. Terutama di Jalan Protokol atau
Jalan utama di Kota Semarang.
c) Sosial Media Feed
Dalam penyebaran sosial media Feed menggunakan Account
Official dari Call Center 112 atau Diskominfo , Info Kejadian
Semarang, Humas Kota Semarang dan beberapa komunitas
Relawan Kota Semarang
4.2.2 PROGAM MEDIA
A) Jangkauan Media
Dalam publikasi media Iklan Layanan Masyarakat ini
menjangkau dan menargetkan kepada Audience yang
menggunakan sosial media dan berdomisili di Kota Semarang ,
untuk beberapa media juga menargetkan audience non sosial
media.
a) Media Utama (Video Iklan Pendek “ RESPON CEPAT ”)
Waktu Publikasi : Bulan Juli – September 2022
Tempat Publikasi : Youtube , Instagram , Tiktok dan Facebook
Jangkauan Publikasi : Menjangkau masyarakat yang
menggunakan Sosial media dengan menggunakan fitur
Advertising dalam sebuah platform sosial media.
b) Media Pendukung ( Poster , banner , dan sosial media)
Waktu Publikasi : Bulan Juli 2022 – Desember 2022
Tempat Publikasi : Lokasi umum yang sering dikunjungi oleh
masyarakat (cetak) dan Sosial media official dari perwakilan Kota
Semarang.
Jangkauan Publikasi : Menjangkau semua kalangan masyarakat
baik menggunakan sosial media maupun tidak.
B) Frekuensi
32

Iklan Layanan Masyarakat ini di publikasikan dalam rentang


waktu dari bulan Juli 2022 – Desember 2022, setelah waktu yang
dijadwalkan selesai maka akan digantikan dengan Iklan Layanan
Masyarakat lain.
4.3 KONSEP VISUAL
IV.3.1 Tema Visual
Pada perancangan ini menerapkan tema visualisasi
berbentuk video pendek yang bertujuan untuk meberikan
sebuah kejadian atau peristiwa kegawat daruratan yang
dimana akan dilaporkan ke Call Center112 untuk respon
cepat dalam penangan .
IV.3.2 Teknik Visualisasi
Menggunakan tipe editing Film Splicing yang dalam
produksinya dipublikasi dalam sosial media. Dalam
proses produksi menggunakan aplikasi multimedia
android capcut, Corel Draw
33

BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

5.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Adi Kusrianto. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Penerbit


Andi.

Badan Nasional Penanggulan Bencana.

Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana

Darmaprawira, S. 2002. Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya. Ke-2.


Bandung: ITB

Diskominfo Kota Semarang. 2019. http://web.diskominfo.semarangkota.go.id/

Hasyim. 2012. Teori Media Dasar :SDM diskominfo

http://e-journal.uajy.ac.id/980/3/2EM15860.pdf

Kasali, Rhenald. (1992). Manajemen Periklanan Konsep dan aplikasinya Di


Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti

Khusna 2010. Teori dasar Tekstur : UMS

Pemerintah Kota Semarang. 2019.


http://semarangkota.go.id/p/1428/pemkot_semarang_:_launching_penambaha
n_fitur_baru_call_center_112

Rokib, Muhammad. 2013. Teknologi Bencana Komunitas Santri. Yogyakarta:


Buku Pintal

Santoso, Hadi. 2010. Upaya Meningkatkan Minat Dan Budaya Membaca Buku
Melalui Iklan Layanan Masyarakat.
http://library.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/iklan%20layanan
%20masyarakat.pdf
Strategi Kreatif Iklan Layanan Masyarakat (Tinjauan Perancangan ILM Karya
Mahasiswa DKV UDINUS).
https://www.researchgate.net/publication/311303850_Strategi_Kreatif_Iklan_
Layanan_Masyarakat_Tinjauan_Perancangan_ILM_Karya_Mahasiswa_DKV
_UDINUS

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana.


https://bpbd.ntbprov.go.id/?q=pengertian_bencana

34
35

Anda mungkin juga menyukai