Kelas : 4 B Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) UIR Mata Kuliah : Environmental Geology Dosen Pengampu : Dewandra Bagus Eka Putra, B.Sc (Hons) / Yogafri Zaini, ST, MURP
DAMPAK KONSEP KESERAGAMAM LINGKUNGAN TERHADAP
PENGEMBANGAN WILAYAH D
alam proses pembangunan dan
pengembangan suatu wilayah, tidak dapat terlepas dari kajian lingkungan, Kegiatan pembangunan adalah suatu kegiatan yang memiliki dua sifat yaitu sifat akademis dan sifat birokratis dalam prosesnya. Dengan demikian, pendekatan aspek lingkungan sangat diperlukan dalam kegiatan pembangunan. Dalam pelaksanaanya, pendekatan pada aspek lingkungan tidaklah sederhana.
Keseragaman lingkungan merupakan suatu kondisi dimana suatu wilayah memiliki
wilayah lingkungan yang penuh keanekaragaman seperti bentuk geografis, sumberdaya alam, bentuk wilayah, dan lain-lain. Hal ini tentu menyebabkan dimana konsep pembangunan yang diterapkan diwilayah tersebut berdeda karena kondisi lingkungan yang beragam, misalnya suatu daerah yang penuh dengan hasil kekayaan alam berupa alam yang berbukit dan dataran tinggi seperti wilayah Provinsi Sumatra Barat. Dalam hal ini konsep pembangunan di wilayah Sumatra Barat lebih menekankan kepada sektor pariwisatanya karena keindahan alam yang ada. Wilayah ini juga merupakan wilayah dengan kondisi geografis berupa daerah yang berbukit dan terdapat aktivitas gunung berapi, hal ini tentu menyebabkan wilayah Provinsi Sumatra Barat juga kaya dengan sumber daya alam yang melimpah seperti tanah yang subur, sumber batu bara, emas, batu permata, mata air bersih, dan lain-lain. Hal ini tentu juga berpengaruh dalam perencanaan pembanguan wilayah tersebut dengan bagaimana memanfaatkan sumber daya alam yang ada sebagai pendapatan daerah tersebut untuk nantinya dilanjutkan kepada pembangunan wilayahnya.
Beberapa cara untuk menetapkan proses pembangunan wilayah diatas dapat
disebutkan antara lain dengan menerapkan teori Economic Base, Multiplier Effect yang berkaitan dengan teori input-output dan penerapan teori lokasi,(Location Theory), teori pusat (Central Place Theory) dan penerapan teori Kutub Pengembangan (Growth Pole Theory). Teori-teori ini melahirkan konsep ekonomi seperti konsep Industri Penggerak (leading industry), konsep Polarisasi dan konsep penularan (trickle atau spread effect).
Namun dalam kenyataannya, beberapa kelemahan penerapan cara-cara di atas dalam
penetapan kegiatan pembangunan di Indonesia dihadapkan pada faktor politis pengambil kebijakan di tingkat kabupaten/kota utamanya pada era otonomi daerah saat ini, seperti faktor ketersediaan dana dan bidang tanah tempat dilaksanakannya suatu pembangunan. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa pendekatan pada keragaman lingkungan menjadi faktor kunci dalam kegiatan pembangunan berdasarkan penetapan prioritas secara tepat. Pendekatan lingkungan dalam pembangunan paling tidak menggabungkan dua hal yang berbeda dalam substansi analisis yaitu domain akademik dalam kajian berbagai aspek dan domain birokratik, kaitan dengan ranah birokrasi.
Referensi
Muhi, Ali Hanapiah. 2011. “Fenomena Pembangunan Desa”. Institut Pemerintahan Dalam Negeri, .......................Jatinangor, Jawa Barat: jurnal pembangunan.
Worosuprodjo, Suratman. 2010. “Mengelola Potensi Geografis Indonesia Untuk Pembangunan