Anda di halaman 1dari 2

Disusun Oleh

Nama : Muhamad Indra Kurnia | 173410075


Kelas : 4 B Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) UIR
Mata Kuliah : Environmental Geology
Dosen Pengampu : Dewandra Bagus Eka Putra, B.Sc (Hons) / Yogafri Zaini, ST, MURP

DAMPAK KONSEP KESERAGAMAM LINGKUNGAN TERHADAP


PENGEMBANGAN WILAYAH
D

alam proses pembangunan dan


pengembangan suatu wilayah, tidak dapat
terlepas dari kajian lingkungan, Kegiatan
pembangunan adalah suatu kegiatan yang
memiliki dua sifat yaitu sifat akademis dan
sifat birokratis dalam prosesnya. Dengan
demikian, pendekatan aspek lingkungan
sangat diperlukan dalam kegiatan
pembangunan. Dalam pelaksanaanya,
pendekatan pada aspek lingkungan tidaklah sederhana.

Keseragaman lingkungan merupakan suatu kondisi dimana suatu wilayah memiliki


wilayah lingkungan yang penuh keanekaragaman seperti bentuk geografis, sumberdaya alam,
bentuk wilayah, dan lain-lain. Hal ini tentu menyebabkan dimana konsep pembangunan yang
diterapkan diwilayah tersebut
berdeda karena kondisi
lingkungan yang beragam,
misalnya suatu daerah yang
penuh dengan hasil kekayaan
alam berupa alam yang
berbukit dan dataran tinggi
seperti wilayah Provinsi
Sumatra Barat.
Dalam hal ini konsep pembangunan di wilayah Sumatra Barat lebih menekankan
kepada sektor pariwisatanya karena keindahan alam yang ada. Wilayah ini juga merupakan
wilayah dengan kondisi geografis berupa daerah yang berbukit dan terdapat aktivitas gunung
berapi, hal ini tentu menyebabkan wilayah Provinsi Sumatra Barat juga kaya dengan sumber
daya alam yang melimpah seperti tanah yang subur, sumber batu bara, emas, batu permata,
mata air bersih, dan lain-lain. Hal ini tentu juga berpengaruh dalam perencanaan pembanguan
wilayah tersebut dengan bagaimana memanfaatkan sumber daya alam yang ada sebagai
pendapatan daerah tersebut untuk nantinya dilanjutkan kepada pembangunan wilayahnya.

Beberapa cara untuk menetapkan proses pembangunan wilayah diatas dapat


disebutkan antara lain dengan menerapkan teori Economic Base, Multiplier Effect yang
berkaitan dengan teori input-output dan penerapan teori lokasi,(Location Theory), teori pusat
(Central Place Theory) dan penerapan teori Kutub Pengembangan (Growth Pole Theory).
Teori-teori ini melahirkan konsep ekonomi seperti konsep Industri Penggerak (leading
industry), konsep Polarisasi dan konsep penularan (trickle atau spread effect).

Namun dalam kenyataannya, beberapa kelemahan penerapan cara-cara di atas dalam


penetapan kegiatan pembangunan di Indonesia dihadapkan pada faktor politis pengambil
kebijakan di tingkat kabupaten/kota utamanya pada era otonomi daerah saat ini, seperti faktor
ketersediaan dana dan bidang tanah tempat dilaksanakannya suatu pembangunan. Pada
akhirnya dapat disimpulkan bahwa pendekatan pada keragaman lingkungan menjadi faktor
kunci dalam kegiatan pembangunan berdasarkan penetapan prioritas secara tepat. Pendekatan
lingkungan dalam pembangunan paling tidak menggabungkan dua hal yang berbeda dalam
substansi analisis yaitu domain akademik dalam kajian berbagai aspek dan domain birokratik,
kaitan dengan ranah birokrasi.

Referensi

Muhi, Ali Hanapiah. 2011. “Fenomena Pembangunan Desa”. Institut Pemerintahan Dalam Negeri,
.......................Jatinangor, Jawa Barat: jurnal pembangunan.

Worosuprodjo, Suratman. 2010. “Mengelola Potensi Geografis Indonesia Untuk Pembangunan


.......................Wilayah Berkelanjutan”. Jurnal pembangunan.

https://blog.ruangguru.com/

https://ilmugeografi.com/

Anda mungkin juga menyukai