Anda di halaman 1dari 15

PERTEMUAN KE-17

ANGGARAN KAS

A. PENGERTIAN ANGGARAN KAS

“Anggaran kas memperlihatkan asal dan pemakaian kas yang


direncanakan sepanjang periode penganggaran meliputi arus dana masuk
(cash inflow) dan arus kas keluar (cashoutflow)”. (Ellen Christina dan M.
Fuad, 2012).
Aliran kas masuk dapat bersifat kontinyu seperti hasil penjualan produk
secara tunai dan hasil pelunasan piutang, sedangkan aliran kas masuk
yang bersifat diskontinyu seperti setoran pemegang saham, pelepasan
hak, pencairan pinjaman dan pelepasan asset berwujud yang tak
digunakan lagi..
Arus dana keluar dapat terus – menerus seperti perolehan material dan
membayarkan balas jasa pekerja, sedangkan arus dana keluar diskontinyu
seperti pembayaran bunga, deviden, pajak penghasilan, pembayaran
pinjaman, perolehan kembali saham korporasi, dan
perolehan harta berwujud

B. MAKSUD ANGGARAN KAS DISUSUN

Korporasi menyusun anggaran kas dengan maksud :


a. Menetapkan peringkat kas di setiap periode melalui perbandingan dana
masuk
dana dikeluarkan;
b. Meramal terjadinya kelebihan ataupun kekurangan
c. Menyiapkan kebijakan pembelanjaan waktu singkat dan waktu yang
lama, Jika perusahaan defisit maka harus mencari dana tambahan baru,
sedangkan kalau berlebihan mesti mencari modal kerja yang teroptimal ;
d. Pedoman keputusan memberikan pinjaman Penganggaran Perusahaan
269
e. Pedoman mengotorisasi anggaran tersedia
f. Pedoman menilai aktualisasi dana yang dikeluarkan.

Melalui pembuatan anggaran kas sebuah korporasi dapat menetapkan


peringkat kas di saat tertentu karena anggaran kas berisikan rencana
penerimaan kas dari sumber- sumber dana dan rencana pengeluaran kas
dari penggunaan dana. Analisis anggaran kas,
kita mengetahui apakah perusahaan mengalami defisit atau surplus.
Manajeman akan memerlukan anggaran kas dalam mempersiapkan
keputusan pembelanjaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Manajemen harus dapat mengantisipasi keadaan cash flow, apakah perlu
smber dana baru atau perlu alokasi investasi baru. Hasil analisis
anggaran kas dapat digunakan pula pada kebijakan pemberia kredit dan
dasar otorisasi dana anggaran yang disediakan perusahaan demi kemajuan
dan pencapaian kierja manajemen

C. PENDEKATAN PEYUSUNAN ANGGARAN KAS

Terdapat 2 jenis anggaran kas yang diperlukan korporasi, yakni :

1) Anggaran Kas Waktu Singkat


2) Anggaran Kas Jangka Panjang.

Anggaran kas waktu singkat yaitu perangkat operasional menjalankan kas


hariannya. Anggaran tersebut berguna untuk memberikan otoritas dana
dikeluarkan dengan kontinyu dicocokkan terhadap aliran dana masuk dan
kondisi keuangan perusahaan. Anggaran kas jangka panjang dapat
mencapai 5 sampai 10 periode dicocokkan terhadap corporate plan yang
sudah diajukan. Anggaran kas fungsinya agar mendeteksi kesanggupan
korporasi meningkatkan sumber dana internal sekalian memperkiraan sisa
dana diakhir periode anggaran

D. SIFAT KAS DAN PENTINGNYA PENGENDALIAN ATAS KAS

Uang kas terbuat dari logam, kertas, cek, wesel pos serta deposito.
Materai dikecualikan dari kas dimasukkan pengeluaran dimuka ataupun
biaya deferred. Biasanya, korporasi menempatkan kas terbagi dua
golongan, yakni dana yang disediakan kasir dan dana disimpan
di Bank. Kenyataannya, korporasi memungkinkan menyimpan uang di
lebih dari satu bank di waktu yang sama. Berbagai penempatan bank ini
memang dikhususkan oleh korporasi bermaksud menampung berbagai
kebutuhan yang tak sama, misalnya saja sebuah badan usaha
menempatkan 4 rekening berlainan. Bank pertama dikhususkan
menyimpan semua dana berasal dari pembayaran pelanggan; Bank kedua
dikhususkan melunasi hutang rekanan, bank ketiga diperuntukkan
membayar pekerja; dan ke empat dikhususkan membayar diluar
pekerja.

Saldo kas tak ditaruh di bank umumnya dipegang kasir dalam rangka
melunasipengeluaran – pengeluaran relatif bertransaksi tak besar serta
digunakan sebagai alat pelunasan spesial. Kas merupakan aktiva terlikuid
dibandingkan harta lainnya. Karena itulah, kas sangat rentan dimanipulasi
dan diselewengkan. Tercantum di laporan keuangan, kas dilaporkan
urutan kesatu, dilanjutkan perkiraan piutang, dan selanjutnya disesuaikan
berdasarkan kelancarannya. Lazimnya alur korporasi, kas dianggap
paling penting. Apabila mempunyai uang kas sebuah korporasi bisa
mendapatkan barang dari rekanan, kemudian melepaskan
barang tersebut ke pelanggan, dengan transaksinya kebanyakan
transaksinya tidak tunai, timbulah piutang, kemudian ditagih agar
mendapatkan kas; selanjutnya pola diulang lagi. Kebanyakan transaksi
langsung maupun tak langsung berpengaruh terhadap pemasukan dan
pengeluaran kas. Agar terhindar dari incaran manipulasi dan
penyelewengan maka dibutuhkan pengendalian internal terhadap kas itu
sendiri.

E. PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PENERIMAAN KAS

Kebanyakan kas yang didapat bersumber melalui aktifitas normal sebuah


organisasi. Penerimaan kas normalnya didapat dari penjualan tunai
maupun penagihan piutang. Adapun sumber lainnya muncul melalui
aktifitas selain operasional, misalnya penghasilan bunga,
rental, dividen, setoran pemegang saham, pinjaman, pelepasan harta,
diterbitkannya surat – surat berharga dan lainnya.
Memperhatikan kas adalah harta terlikuid daripada harta lainnya, demi
menyelamatkannya, diperlukan sistem pengendalian internal yang apik
dan mumpuni. Dibawah ini point – point penting agar pengendalian
internal diterapkan dengan apik dan mumpuni terhadap kas, yakni :

1. Penugasan hanya personil tertentu dipercaya mengelola kas yang


masuk..
2. Petugas penerimaan dan petugas penyimpanan dipisahkan.
3. Kegiatan pemasukan uang disertai bukti catatan penerimaan kas.
4. Departemen kasir dipercayakan menyimpan sementara uang kas
sebelum disetorkan ke bank
5. Departemen kasir (kepala kasir) akan mengisi formulir setoran bank
dan kemudian menyetorkan uang kas tadi ke bank. Salinan bukti setor
bank ini lalu akan diserahkan oleh departemen kasir ke bagian keuangan.
Jika uang kas hasil penerimaan penjualan
harian atau hasil penagihan piutang tersebut tidak sempat disetor ke bank,
maka
simpanlah uang kas tadi dalam safe deposite box, dan hanya satu orang
saja yang ditunjuk atau memiliki kode akses untuk membukanya; hal ini
dilakukan untuk menghindari sikap saling menuduh atau memudahkan
pertanggungjawaban langsung apabila terjadi kehilangan atas uang kas
tersebut.
6. Melaksanakan verifkasi intern
Masing – masing catatan atas penerimaan dana diverifikasikan terhadap
saldo fisik uang yang ada di departemen kasir. Pencocokan ini harus
setring – sering dilakukan untuk memastikan bahwa uang kas yang
diterima secara harian telahsama dengan bukti catatan yang mendukung
penerimaan itu.

F. PENGENDALIAN PENERIMAAN VIA WESSEL

Penerimaan kas lewat wessel saat konsumen melunasi piutangnya. Kas


yang dimaksud berbentuk cek. Penerimaan cek oleh korporasi
berbarengan nota transfer dana. Nota disini lazimnya lampiran invoice
yang diterima pelangggan saat muncul penjualannya, lalu dikirimkan
kembali oleh debitur tersebut berbarengan bukti pelunasannya. Nota
disini menginformasikan pelunasan berisi keterangan periode
dikeluarkannya cek, nomor invoice, disertai saldo netto invoice sesudah
dikurangkan diskon ataupun penyesuaian lainnya. Staf yang menerima
wessel ini awalnya memverifikasi antara uang diterimanya dengan nota
pelunasannya. Persis pencatatan registrasi kas, nota ini digunakan untuk
mencatat jumlah yang diterima, serta menjamin kebenaran pencatatan di
saldo customer yang dibebankan. Staf yang melihat ini kemudian
membuka cap “Hanya untuk disetorkan” (“For Deposit only”) di
penerimaan cek. Stempel ini untuk mencegah penyelewengan
kemungkinan cek digunakan buat kepentingan individu. Lembaga
perbankan takkan menyerahkan uang atas cek yang dibubuhi cap tetapi
membebankan otomatis dianggap penyetoran ke rekening korporasi. Staf
tersebut mempersiapkan suatu daftar berisikan penerimaan cek harian.
Daftar ini merujuk yang membuat cek, maksud pelunasan berikut
saldonya. Semua penerimaan cek diantarkan ke bagian kasir, beserta
memonya dan nomor cek. Manager kasir, sesuai penerimaan cek beserta
nota pelunasan dan nomor cek akan menulis dokumen penyetoran dan
menyiapkan rangkuman jumlah kas harian yang diterima..
Lampiran pertama rangkuman kas harian yang diterima dikirimkan
manager kasir ke bagian akuntansi untuk dicatatkan atas mutasi yang
diterima melalui pos. Bukti penyetoran kasir ke bank berbentuk tembusan
nota deposit, dan tembusan lembar kedua rangkuman kas harian yang
diterima diberikan ke departemen financial.. Departemen financial
kemudian memverifikasi tembusan dan rangkuman kas diterima lewat
pos beserta tembusan dokumen bank. Atau departemen financial
menggandakan tembusan dokumen penyetoran bank diberikan ke
departemen akuntansi

Universitas Pamulang by : Team Teaching


Penganggaran Perusahaan 273
korporasi. Staf tersebut mempersiapkan suatu daftar berisikan penerimaan
cek harian. Daftar
ini merujuk yang membuat cek, maksud pelunasan berikut saldonya.
Semua penerimaan cek diantarkan ke bagian kasir, beserta memonya dan
nomor cek.
Manager kasir, sesuai penerimaan cek beserta nota pelunasan dan nomor
cek akan menulis
dokumen penyetoran dan menyiapkan rangkuman jumlah kas harian yang
diterima..
Lampiran pertama rangkuman kas harian yang diterima dikirimkan
manager kasir ke
bagian akuntansi untuk dicatatkan atas mutasi yang diterima melalui pos.
Bukti penyetoran
kasir ke bank berbentuk tembusan nota deposit, dan tembusan lembar
kedua rangkuman kas
harian yang diterima diberikan ke departemen financial.. Departemen
financial kemudian
memverifikasi tembusan dan rangkuman kas diterima lewat pos beserta
tembusan dokumen
bank. Atau departemen financial menggandakan tembusan dokumen
penyetoran bank
kemudian diberikan ke departemen akuntansi.

G. PENGENDALIAN ATAS PENERIMAAN UANG LEWAT KONTER


PENJUALAN

Semua orang pasti pernah berpergian untuk berbelanja kebutuhannya


masing – masing. Peristiwa ini lazim terlihat pada aktifitas masyarakat
baik di kota ataupun pedesaan. Kini pusat – pusat perbelanjaan tampak
menjamur di setiap sudut. Mulai dari pasar tradisional ataupun pusat
perbelanjaan modern seperti departemenstore, retail, gramedia dan tempat
–tempat lainnya. Saat kita selesai berbelanja dan akan membayar
belanjaan kita, terlihat kasir menghitung jumlah belanjaan menggunakan
mesin register dengan menscanner setiap barang yang kira belanjakan.
Masing – masing unit yang dibelanjakan tampak di layar monitor
register berikut total belanja yang harus kita bayar. Kitapun
membayarkan jumlah tagihan
berdasarkan struk yang tercetak melalui register tadi.
Sering kita jumpai staf – staf tersebut bekerja mengidentifikasikan barang
(bercode) melalui alat deteksi, kemudian otomatis muncul nama
barangnya serta jumlahnya dalam layar. Ketika kita membayarkan, tidak
boleh lupa kalau kita mengecek dan mencermati setiap transaksi dengan
membuat perbandingan data yang terekam dalam struk dengan fisik
belanjaan. Data belanjaan yang telah terekam dalam alat registeri dicetak
itu berguna sebagai alat kontrol, yang memastikan belanjaan kita telah
dibebankan dengan tepat, ataupun akuratnya nilai belanjaan. Perbuatan
ini benar – benar berguna menghindari munculnya kesalahan, baik
ketidaksengajaan ataupun kecurangan yang disengaja oleh kasir
Permulaan shift, lazimnya pengawas memberikan kas diawal bagi setiap
kasir registeri buat uang kembalian. Uang kembalian disimpan dalam
brankas masing-masing kasir. Nantinya, diakhir shift, masing – masing
kasir registeri mempertanggungjawabkan uang kembalian tersebut
dengan uang yang telah diperoleh melalui penjualannya setiap
outlet. Lazimnya, korporasi takkan mentolerir keuangan yang salah
perhitungan fisiknya apabila kecurangan dikarenakan sistem pembulatan
ke bawah yang diterapkan. Hal ini berarti bahwa kesalahan yang muncul
di luar dibebankan pada kasir registari tersebut. Bilamana kesalahan yang
muncul disebabkan pembulatan dibawah diterapkan korporasi, maka
korporasi mencatat kesalahan itu perkiraan, yakni perkiraan “bebas atas
kekurangan penerimaan kas”. Perkiraan dimasukkan ke beban laba rugi
atas biaya lainnya. Seperti kasus dibawah ini :
Pencatatatn dalam akuntansi korporasi untuk merekam kesalahan kas Rp.
4OO,- dengan total adalah Rp. 4.27O.15O,- (sesuai angka yang tercatat di
keseluruhan struk registrasi shift ) adapun aktual kas yang ada hanyalah
Rp. 4. 269.75O,-:
Kas Rp. 4.269.750,-
Rp. 4.270.150,-
Beban Kekurangan kas 400,-
Penjualan Kebalikannya apabila korporasi menjalankan aturan
pembulatan ke atas, maka ”pendapatan atas kelebihan penerimaan kas”
dikreditkan sejumlah selisihnya (yakni angka di struk dikurangkan
dengan hitungan fisik uang tersedia). Perkiraan ini dimasukkan laba rugi
pada perkiraan pendapatan lainnya. Prakteknya, terdapat korporasi
memakai perkiraan “selisih penerimaan kas” untuk mencatat didebet
kekurangannya sebaliknya mencatat dikredit kelebihannya. Sesudah saldo
kas dicek dan diverifikasi, supervisornya memasukkan laporan
perhitungan kas berbentuk memo. Lalu ditandatangani kasir maupun
supervisornya. Memo yang sudah ditandatangani ini beserta laporan
register kas dan perhitungan kas kemudian formulir setoran bank dan
membuat rangkuman total kas harian yang diterima. salinan pertama dari
rangkuman total kas harian yang diterima ini dikirimkan manajer kasir ke
bagian akuntansi untuk pencatatan mutasi harian penjualannya.

Setoran departemen kasir ke bank berbentuk salinan nota deposit dan


tembusan lembaran dari rangkuman total harian kas yang diterima
diserahkan ke departemen financial. Bagian keuangan kemudian
membandingkan antara lampiran trangkuman total harian kas
yang diterima dengan salinan bukti setoran bank. Bisa juga departemen
financial membandingkan antara salinan bukti setor bank. Terakhir,
departemen financial mengkopikan lampiran bukti setoran bank tadi
kemudian dikirimkan ke departemen akuntasi

H. LANGKAH - LANGKAH MENYUSUN ANGGARAN KAS

Langkah-langkah penyusunan anggaran kas terlihat dibawah ini :


a. Membuat anggaran piutang yang ditagihkan;
b. Membuat anggaran kas yang diterima yaitu penerimaan tunai, piutang
tertagih, dan penerimaan lainnya
c. Membuat anggaran kas dikeluarkan yang meliputi perolehan mesin,
pembelian Gedung pembelian lainnya
d. Membuat anggaran kas bersifat temporari, yaitu mendapatkan kas
negatif, diperlukan bagi korporasi meminjam dari eksternal dan resikonya
dikenakan bunga terhadap pinjamannya.
e. Memperkiraan bunga yang dibayarkan secara lengkap jika meminjam
untuk menutup defisit.
f. Membuat anggaran kas diakhir.
I.      Format Anggaran Kas
Walaupun tidak ada ketentuan baku tentang bagaimana seharusnya
anggaran kas disusun, tetapi terdapat suatu format yang dinilai baik dan
sistematis tentang penyusunan anggaran kas sekaligus laporan arus kas
suatu perusahaan.

Format tersebut membagi arus kas kedalam 3 kelompok, yaitu


1. Aktivitas Operasi
Adalah berbagai aktivitas yang berkaitan dengan upaya perusahaan untuk
menghasilkan produk perusahaan sekaligus semua upaya yang terkait
dengan upaya menjual produk tersebut. Karena di dalam aktivitas ini
tercakup beberapa aktivitas utama, yaitu :
 Penjualan Produk Perusahaan
Adalah semua penerimaan yang berasal dari penjualan tunai semua
produk yang menjadi sumber penghasilan perusahaan. Untuk perusahaan
jasa adalah jasa yang di jual perusahaan tersebut. Untuk perusahaan
dagang adalah barang yang diperjualbelikan perusahaan tersebut.
Sedangakan perusahaan manufaktur adalah barang yang di produksi dan
di jual perusahaan tersebut. Penjualan produk tersebut akan menghasilkan
penerimaan bagi perusahaan.
 Penerimaan Piutang
Adalah penerimaan yang bersal dari penjualan kredit yang dilakukan
perusahaan. Penjualan kredit menghasilkan piutang, pada saat piutang
tersebut dibayar akan menyebabkan penerimaan piutang bagi perusahaan.
 Pendapatan dari sumber luar usaha
Adalah pendapatan diluar penjualan produk perusahaan. Penjualan di luar
produk utama perusahaan akan mengakibatkan penerimaan kas bagi
perusahaan.
 Pembelian bahan baku/barang dagangan
Adalah aktivitas pembelian bahan utama dari suatu produk yang
dihasilkan perusahaan manufaktur. Sedangkan pembelian barang
dagangan adalah barang yang dibeli perusahaan dagang untuk dijual lagi.
Pembelian bahan baku atau barang dagangan secara tunai adalah aktivitas
pengeluaran
 Pembayaran biaya tengaga kerja
Adalah semua pembayaran upah orang yang terlibat secara langsung
dalam proses produksi. Pembayaran upah tenaga kerja merupakan
aktivitas pengeluaran kas bagi perusahaan.
 Pembayaran biaya-biaya overhead
Adalah pembayaran semua biaya produksi selain biaya tenaga kerja dan
biaya bahan baku.
 Pembayaran biaya-biaya pemasaran
Adalah semua aktivitas distribusi produk perusahaan sejak dari gudang
perusahaan sampai ke tangan konsumen. Aktivitas pembayaran biaya
pemasaran merupakan aktivitas pengeluaran kas perusahaan.
 Pembayaran biaya-biaya administrasi dan umum
Adalah semua pembayaran aktivitas operasi kantor dan umum.
Pembayaran semua biaya administrasi dan umum merupakan aktivitas
pengeluaran kas perusahaan.

2. Aktivitas Investasi
Adalah berbagai aktivitas yang terkait dengan pembelian dan penjualan
harta perusahaan yang dapat menjadi sumber pendapatan perusahaan.
Seperti pembelian dan penjualan gedung, tanah, kendaraan, pembelian
obligasi/saham perusahaan lain.

3. Aktivitas Pembiayaan
Adalah semua aktivitas yang berkaitan dengan upaya untuk mendukung
operasi perusahaan dengan menyediakan kebutuhan dana dari berbagai
sumbernya beserta konsekuensinya. Misalnya penerbitan surat utang,
penerbitn obligasi, penerbitan saham baru, pembayaran dividen,
pelunasan utang.

Contoh Aplikasi
Data anggaran pada PT. Demina untuk tahun 2012 sebagai berikut:
 Rencana penjualan sebagai berikut:
-      Januari                            Rp.    90.000.000
-      Februari                          Rp.    85.000.000
-      Maret                              Rp.    85.000.000
-      Triwulan II                       Rp. 250.000.000
-      Triwulan III                      Rp. 230.000.000
-      Triwulan IV                      Rp. 300.000.000
 Kerugian piutang tak tertagih sebesar 1%
 Sistematika pengumpulan piutang adalah:
 75% pada bulan penjualan
 15% pada satu bulan berikutnya
 10% pada 2 bulan berikutnya
 90% pada triwulan penjualan
 10% pada triwulan berikutnya
 Saldo kas pada awal tahun adalah sebesar Rp. 15.000.000
 Rencana pengeluaran modal:
 Membeli mesin pada bulan Maret sebesar Rp. 2.500.000 dan pada
triwulan III sebesar Rp. 30.000.000
 Pembentukan dana untuk degung pada bulan Desember sebesar Rp.
30.000.000
 Pembelian lainnya pada Februari sebesar Rp. 600.000 triwulan II
dan III Rp. 500.000 dan triwulan IV sebesar Rp. 700.000
 Penerimaan dan Pengeluaran lainnya
                                     Pendapatan Lainnya                        
Pengeluaran lainnya
Januari                              Rp. 1.500.000                                    
Rp. 2000.000
Februari                             Rp. 1.000.000                                   
Rp. 2.000.000
Maret                                 Rp. 1.000.000                                   
Rp. 1.500.000
Triwulan II                          Rp. 3.000.000                                   
Rp. 5.000.000
Triwulan III                         Rp. 3.000.000                                   
Rp. 5.000.000
Triwulan IV                         Rp. 4.000.000                                   
Rp. 6.000.000
 Pembelian Bahan Baku dan biaya tenaga kerja
Bahan Baku                         Tenaga Kerja
Januari                                   Rp. 14.500.000                      Rp.   
66400.000
Februari                                 Rp. 16.200.000                      Rp.   
63200.000
Maret                                     Rp. 15.200.000                      Rp.  
65600.000
Triwulan II                             Rp. 46.400.000                      Rp.
187100.000
Triwulan III                            Rp. 39.300.000                      Rp.
161100.000
Triwulan IV                            Rp. 48.500.000                      Rp.
198500.000
 Pengeluaran lainnya
 Polis Asuransi pada bulan Juni sebesar Rp. 750.000
 Pajak kekayaan bulan Februari sebesar Rp. 1.400.000
 Fee Ahli hukum setiap bulan sebesar Rp. 150.000
 Fee akuntan sebesar Rp. 2.500.000 pada bulan Februari

Penyelesaian
Tabel Penjualan
Total Penjualan Penjualan
Uraian Bad Debt Piutang Netto
Penjualan Tunai Kredit
Januari 90.000.000 63.000.000 27.000.000 270.000 26.730.000

Februari 85.000.000 59.500.000 25.500.000 255.000 25.245.000

Maret 85.000.000 59.500.000 25.500.000 255.000 25.245.000

Triwulan II 250.000.000 175.000.000 75.000.000 750.000 74.250.000

Triwulan III 230.000.000 161.000.000 69.000.000 690.000 68.310.000

Triwulan IV 300.000.000 161.000.000 90.000.000 900.000 89.100.000


Total 1.040.000.000 728.000.000 312.000.000 3.120.000 3.08.880.000

Tabel Anggaran Piutang


Uraian Jan Feb Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Januari 20.047.500 4.009.500 2.673.000 - - -

Feb - 18.933.750 3.786.750 2.524.500 - -

Mar - - 18.933.750 6.311.250 - -

Tw II - - - 66.825.000 7.425.000 -

Tw III - - - - 61.4790.00 6.831.000

Tw IV - - - - - 80.190.000
Total 20.047.500 22.943.250 25.393.500 75.660.750 75.215.250 87.021.000

Anggaran Penerimaan Kas


Uraian Jan Feb Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Piutang 20.047.500 22.943.250 25.393.500 75.660.750 75.215.250 87.021.000

Penjualan 63.000.000 59.500.000 59.500.000 175.000.000 161.000.000 210.000.000

Pdpt Lain 1.500.000 1.000.000 1.000.000 3.000.000 3.000.000 4.000.000


Total 84.547.500 83.443.250 85.893.500 253.660.750 239.215.250 301.021.000

Anggaran Pengeluaran Kas


Uraian Jan Feb Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
P. Mesin - - 2.500.000 - 30.000.000 -

P. Dana Gedung - - - - - 30.000.000

Pembelian Lain - 600.000 - 500.000 500.000 700.000

Pengeluaran lain 2.000.000 2.000.000 1.500.000 5.000.000 5.000.000 6.000.000

BBB 14.500.000 16.200.000 15.200.000 46.400.000 39.300.000 48.500.000

BTK 66.400.000 63.200.000 65.600.000 187.100.000 161.100.000 198.500.000

Polis Asuransi - - - 750.000 - -

Pajak Kekayaan - 1.400.000 - - - -

Fee Ahli Hukum 150.00-0 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000

Fee Akuntan 2.500.000 - - - -


Total 83.050.000 86.050.000 84.950.000 239.900.000 236.050.000 283.850.000

Anggaran Kas Sementara


Uraian Jan Feb Mar TW II TW III TW IV
Saldo Awal 15.000.000 16.497.500 13.890.750 14.834.250 28.595.000 31.760.250
Penerimaan 84.547.500 83.443.250 85.893.500 253.660.750 239.215.250 301.021.000
Tersedia 99.547.500 99.940.750 99.784.250 268.495.000 267.810.250 332.781.250
Pengeluaran 83.050.000 86.050.000 84.950.000 239.900.000 236.050.000 283.850.000
Saldo Akhir 16.497.500 13.890.750 14.834.250 28.595.000 31.760.250 48.931.250

Karena Perusahaan tidak mengalami kekurangan kas setiap bulan dan triwulannya, maka
anggaran kas sementara ini bisa langsung dijadikan anggaran kas final.

I. Sumber Kas dan Penggunaan kas


Sumber Kas
1. Hasil Penjualan produk/jasa secara tunai
2. Hasil penagihan piutang perusahaan
3. Pendapatan lain seperti bunga bank, jasa giro, deviden
4. Adanya pengurangan pada aktiva tetap, seperti penjualan aktiva
5. Penerimaan diluar penghasilan seperti kredit bank, penjualan obligasi,
6. Penambahan modal sendiri oleh pemilik

Penggunaan Kas yang utama


1. Berbagai pembayaran untuk operasional perusahaan seperti biaya tenaga
kerja, biaya penjualan, dan biaya administrasi
2. Pembayaran pada kreditur, baik berupa bunga maupun angsurannya
3. Penambahan berbagai aktiva tetap seperti pembelian aktiva tetap
4. Pembayaran pada pemilik modal, seperti pembayaran deviden atau
pengembalian modal
5. Pembayaran pada pemerintah seperti membayar pajak, cukai, materai,
restitusi dan lainnya.

k.     Tujuan Utama Anggaran Kas


1. Memberikan taksiran posisi kas pada akhir setiap periode sebagai hasil
dari operasi yang dijalankan, yaitu dengan membandingkan uang kas
mausk dan uang kas keluar. Sehingga saldo kas akhir pada suatu periode
akan sama dengan kas awal ditambah penerimaan dan dikurangi dengan
pengeluaran kasa dalam suatu periode.
2. Mengetahui kelebihan atau kekurangan kas pada waktu nya. Defisit bila
saldo kas awal ditambah dengan penerimaan kas lebih kecil dari
penegeluaran kas dalam satu periode. Sehingga keadaan ini harus
diwaspadai oleh perusahaan.
3. Menentukan kebutuhan pembiayaan atau kelebihan kas menganggur
untuk investasi
4. Menyelaraskan kas dengan modal, pendapatan, beban, investasi dan
utang
5. Sebagai dasar kebijakan pemberian kredit. Besar kecilnya kas yang
tersedia akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
membelanjaakan modal kerjanya. Kemampuan membelanjakan modal
kerja ini pada akhirnya juga akan menjadi dasar bagi perusahaan untuk
menggunakan kebijakan kredit sebagai upaya untuk meningkatkan
volume penjualan.

Anda mungkin juga menyukai