Anda di halaman 1dari 3

muslim.or.

id

Macam-Macam Ibadah Syirik (Bag.10):


Syirik dalam Isti’adzah
Sa'id Abu Ukkasyah
4–5 minutes

Baca pembahasan sebelumnya: Macam-Macam Ibadah Syirik (Bag.9) : Syirik


Dalam Isti’anah

Pengertian Isti’adzah
Isti’adzah adalah meminta perlindungan dan penjagaan dari perkara yang tidak
disukai.

Dengan demikian isti’adzah termasuk kedalam pembahasan permintaan, maka


perincian hukum isti’adzah yang ditujukan kepada selain Allah adalah sebagaimana
perincian hukum permintaan yang telah penyusun sampaikan.

1. Isti’adzah yang bernilai Tauhid

Isti’adzah yang bernilai tauhid adalah isti’adzah kepada Allah Ta’ala semata, yaitu
sebuah isti’adzah jenis ibadah yang mengandung kesempurnaan sikap membutuhkan
kepada Allah Ta’ala, berlindung kepada-Nya, meyakini bahwa hanya Allah Ta’ala yang
mampu memberi kecukupan, dan meyakini kesempurnaan penjagaan-Nya dari segala
sesuatu, baik pada masa sekarang maupun akan datang, baik dalam perkara kecil
maupun besar, baik terkait dengan bahaya yang diakibatkan oleh manusia maupun
selainnya.

Baca Juga: Tumbal dan Sesajen, Tradisi Syirik Warisan Jahiliyah

Isti’adzah jenis ini tidak boleh ditujukan kepada selain Allah Ta’ala dan hanya boleh
ditujukan kepada Allah Ta’ala semata

Contohnya :
Ucapan seseorang :

' ' 7 -' '


‫'ﻠﻖ‬
2( ' 'ِ
‫ﻣﺎ ﺧ‬ ‫ ﺷ'ﺮ‬7
- ‫ِﻦ‬ ‫'ﻠﻖ‬
‫ )ﻣ‬1( ِ ‫ِﺮبِ اﻟﻔ‬
‫أﻋﻮذ ﺑ‬

“Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh. Dari kejahatan makhluk-Nya”.
[QS. Al-Falaq: 1-2]

Termasuk kedalam jenis isti’adzah kepada Allah Ta’ala adalah isti’adzah kepada Allah
Ta’ala dengan sifat-Nya, seperti : seseorang berlindung kepada Allah Ta’ala dengan
firman-Nya, keagungan-Nya, keperkasaan-Nya , atau semisalnya.

Contohnya:

Ucapan seperti yang terdapat dalam hadits berikut ini :


' '
‫'ﻠﻖ‬ 'ِ
‫ﻣﺎ ﺧ‬ ‫ ﺷ'ﺮ‬7
- ‫ِﻦ‬ H‫ﺎ‬H
‫ﻣﺎتِ ﻣ‬ ‫'ﺎتِ ﷲِ اﻟﺘ‬
‫ِﻤ‬‫'ﻠ‬
‫ِﻜ‬‫أﻋﻮذ ﺑ‬

“Aku berlindung (kepada Allah) dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari
kejahatan makhluk-Nya.” [HR. Muslim].

Baca Juga: Hukum Memakan Makanan Perayaan Syirik

2. Isti’adzah yang bernilai syirik

Isti’adzah kepada selain Allah Ta’ala termasuk syirik akbar jika ditujukan kepada :

1). Makhluk yang mati (baik nabi, wali, kiayi atau selain mereka)

Contohnya:

Seseorang yang meminta perlindungan kepada wali yang sudah meninggal dunia dari
ancaman wabah penyakit ganas yang banyak menyerang penduduk desa tetangga.

2). Makhluk yang ghaib (tidak bisa komunikasi antara yang meminta dan yang
dimintai).

Contohnya:

Seseorang yang meminta perlindungan kepada jin penunggu rumahnya dari serangan
sihir.
Termasuk bentuk kesyirikan ini adalah apa yang disebutkan dalam firman Allah Ta’ala :
e
‫'ﻘﺎ‬
‫'ھ‬ ‫'ادوھﻢ‬
‫ر‬7 ‫'ﺰ‬ -
‫ِﻓ‬ 7 '
‫اﻟﺠِﻦ‬ -ٍ
‫ِﻦ‬
‫ﻣ‬ ‫'ﺎل‬
‫ِﺟ‬ ‫'ﺑ‬
‫ِﺮ‬ ‫ﯾﻌﻮذون‬ 7 '
'ِ‫ِﻧﺲ‬
‫اﻹ‬ -R
‫ِﻦ‬
‫ﻣ‬ ‫'ﺎل‬
‫ِﺟ‬‫'ر‬
‫'ﺎن‬ H'
‫ﻧﮫ ﻛ‬ ‫'أ‬
‫و‬

“Dan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta


perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin-jin, maka jin-jin itu menambah bagi
mereka dosa dan kesalahan.” [QS. Al-Jin : 6]

3) Makhluk hidup, tidak ghaib (hadir di tempat atau bisa berkomunikasi), namun
isi permintaannya dalam perkara yang di luar kemampuan makhluk.

Contohnya:

Seseorang yang meminta perlindungan kepada kiyai yang dianggap sakti yang masih
hidup dan hadir di tempat agar tidak terkena bencana tsunami.

Perbuatan-perbuatan tersebut di atas termasuk syirik akbar yang mengeluarkan


pelakunya dari Islam, alasannya adalah orang yang meminta perlindungan tersebut tidak
mungkin melakukannya kecuali dia meyakini bahwa ketiga golongan orang yang
dimintai perlindungan itu mempunyai kemampuan tersembunyi dalam mengatur alam
sebagaimana Allah Ta’ala, dan inilah inti kesyirikan, karena hakekat kesyirikan adalah
menyamakan selain Allah dengan Allah dalam perkara yang menjadi kekhususan-Nya.

Baca Juga:

(Bersambung, in sya Allah)

Penulis: Sa’id Abu Ukkasyah

Artikel: Muslim.or.id

Anda mungkin juga menyukai