Anda di halaman 1dari 4

1 METODE UJI STANDAR WARNA ASTM UNTUK PRODUK-PRODUK

PETROLEUM (SKALA WARNA ASTM)

Penandaan ASTM: D 1500 – 91


Penandaan IP: 196/91

1.1 Ruang Lingkup


1.1.1 Metode uji ini mencakup penetapan warna dari berbagai macam produk petroleum
seperti minyak lumas, minyak pemanas (heating oil), minyak diesel dan petroleum wax.
CATATAN 1—Metode uji D 156 sesuai untuk produk-produk yang jernih yang mempunyai warna ASTM
lebih terang dari 0.5. IP Metode 17 di dalamnya termasuk prosedur untuk mengukur warna dari produk-
produk yang belum diberi warna dan jernih seperti gasoline, white spirit, dan kerosin dengan
membandingkannya dengan suatu seri kaca Standar IP. Di dalamnya juga terdapat prosedur untuk
mengukur warna dan kepekatan warna dari produk-produk petroleum, kecuali minyak hitam (black oil) dan
bitumen, dalam satuan Lovibond dengan suatu seri kaca warna merah, kuning dan biru.

1.2 Dokumen-Dokumen Terkait


1.2.1 Standar ASTM:
D 155 Test Method for Color of Lubricating Oil and Petrolatum by Mean of ASTM
Union Colorimeter
D 156 Test Method for Saybolt Color of Petroleum Products (Saybolt Chromometer
Method)
D 938 Test Method for Congealing Point of Petroleum Wax, Including Petrolatum
D 2500 Test Method for Cloud Point of Petroleum Oils
D 4057 Practice for Manual Sampling of Petroleum and Petroleum Products
1.2.2 Standar IP:
IP 17 Color by Lovibond Tintometer

1.3 Garis Besar Metode Uji


1.3.1 Dengan menggunakan sumber cahaya standar, sampel cair ditempatkan pada
tempat uji dan dibandingkan dengan piringan kaca berwarna yang mempunyai rentang
0.5 s.d. 8.0. Bila kesesuaian tidak dengan tepat tercapai dan warna sampel berada diantara
dua warna standar, warrna yang lebih tinggi dari kedua warna tersebut yang dilaporkan.
Gambar 1. Gelas Standar Jar Sampel

1.4 Arti dan Kegunaan


1.4.1 Penetapan warna produk-produk petroleum digunakan untuk tujuan pengawasan
manufaktur dan merupakan karakteristik kualitas yang penting karena warna adalah yang
pertama kali teramati oleh pengguna (user) produk tersebut. Dalam beberapa hal warna
dapat digunakan sebagai indikasi tingkat kemurnian suatu bahan. Bila rentang warna dari
produk tertentudiketahui berada jauh dari rentang yang ditetapkan, kemungkinan dapat
dijadikan sebagai indikasi terjadinya kontaminasi oleh produk lain. Akan tetapi, warna
tidak selalu menunjukkan kualitas suatu produk dan jangan digunakan sembarangan
dalam spesifikasi produk.

1.5 Peralatan
1.5.1 Colorimeter, di dalamnya terdapat sumber cahaya, kaca standar warna, tempat
meletakkan wadah sampel dengan penutupnya dan bagian untuk melihat seperti yang
ditunjukkan dalam Lampiran A1.1
1.5.2 Wadah Sampel—Untuk pekerjaan penentu, gunakan botol kaca seperti dalam
Gambar 1. Untuk uji rutin bisa digunakan botol kaca jernih silindris dengan bagian
bawah datar, diameter dalam sekitar 30 s.d. 35 mm dan ketinggian 115 s.d. 125 mm
seperti yang tertera dalam Metode Uji D 2500 atau botol sampel minyak 125 ml. pada
umumnya bial memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan.

1.6 Sampling
1.6.1 Sampel diambil sesuai dengan instruksi dalam Practice D 4057

1.7 Pengencer
1.7.1 Pelarut kerosine (Perhatian—Lihat Catatan 2) yang mempunyai warna saybolt
lebih terang dari +21 dengan Metode Uji D 156 atau 1.5 dengan Metode B IP 17. Bahan
ini digunakan untuk mengencerkan sampel yang gelap untuk uji.
CATATAN 2—Perhatian—dapat terbakar.. uapnya berbahaya.
CATATAN 3—Pelarut kerosin yang sesuai dengan persyaratan ini bila mempunyai warna lebih terang
daripada larutan potassium dichromate (K2Cr2O7) yang dibuat dengan melarutkan 4.8 gram K2Cr2O7
anhydrous murni dalam 1 liter air distilat.

1.8 Persiapan Sampel


1.8.1.1 Produk-Produk Petroleum Cair seperti Minyak Lumas—Isi wadah sampel
sampai kedalaman 50 mm atau lebih dan amati warnanya. Bila sampel tidak jernnih,
panaskan 6 °C (10 °F) di atas titik kabutnya (lihat Metode Uji ASTM D 2500) dan amati
warna pada temperatur tersebut. Bila sampel lebih gelap dari warna 8, campurkan 15
volume sampel ke dalam 85 volume pelarut kerosin dan amati warna dari campuran
tersebut.
1.8.1.2 Petroleum Wax, Termasuk Petrolatum—Panaskan sampel pada 11 s.d. 17 °C
(20 s.d. 30 °F) di atas titik penggumpalannya seperti yang diuraikan dalam Metode Uji
ASTM D 938 dan uji pada temperatur tersebut. Bila sampel lebih gelap dari warna 8,
campurkan 15 volume sampel ke dalam 85 volume pelarut kerosin bawa pada temperatur
yang sama dan uji campuran pada temperatur tersebut amati warna dari campuran
tersebut.

1.9 Prosedur
1.9.1 Tempatkan wadah atau wadah-wadah sampel, diisi sampai kedalaman paling tidak
50 mm dengan air distilat dalam kompartemen atau kompartemen-kompartemen, pada
colorimeter di mana kaca standar akan diamati. Tempatkan sampel pada wadahnya dalam
kompartemen lainnya (bila menggunkan tiga komparator, kompartemen tersebut adalah
yang di tengah). Tutup wadah untuk menghalangi semua cahaya luar.
1.9.2 Nyalakan tombol sumber cahaya dan bandingkan warna sampel dengan warna
kaca standar. Bila menggunakan tiga komparator, sampel harus berada antara disc yang
lebih gelap dan yang lebih terang atau disc yang sesuai dengan tepat dan yang lebih
gelap. Tentukan dua bidang komparator yang kacanya sesuai dengan warna sampel; atau
bila kesesuaian dengan tepat tidak dapat tercapai, maka gunakan kaca yang lebih gelap
berikutnya.

1.10 Pelaporan
1.10.1 Laporkan sebagai warna dari sampel, yang merupakan penandaan terhadap kaca
yang menghasilkan warna yang sesuai, sebagai contoh; “7.5 ASTM Color.”
1.10.2 Bila warna sampel berada diantara dua kaca standar, catat penandaan terhadap
kaca yang lebih gelap yang didahului dengan huruf “L,” sebagai contoh: “L7.5 ASTM
Color.” Jangan pernah melaporkan lebih gelap dari suatu standar yang ada kecuali yang
lebih gelap dari 8, sebagai contoh: “D8 ASTM Color.”
1.10.3 Bila sampel diencerkan dengan kerosin, laporkan warna campuran yang diikuti
dengan singkatan “Dil,” sebagai contoh: “L7.5 Dil ASTM Color.”

1.11 Presisi dan Penyimpangan


1.11.1 Presisi metode uji ini diperoleh dengan perhitungan statistika terhadap hasil
antar laboratorium adalah sebagai berikut:
1.1.1.1.1 Repeatabilitas - Perbedaan hasil pengujian yang dilakukan oleh operator yang
sama, alat-alat yang sama pada kondisi operasi yang tetap pada pengujian bahan tertentu,
yang dilakukan secara berurutan, dilakukan dengan benar dan normal dari metode
pengujian ini yang melebihi nilai berikut hanya satu dari dua puluh: 0.5 satuan warna.
1.1.1.1.2 Reprodusibilitas - Perbedaan antara dua dari masing-masing hasil pengujian
dan secara terpisah dari operator yang berlainan di laboratorium yang berbeda terhadap
bahan tertentu, yang dilakukan secara berurutan, dilakukan dengan benar dan normal dari
metode pengujian ini yang melebihi nilai berikut hanya satu dari dua puluh: 1 satuan
warna.
1.1.1.2 Penyimpangan—Prosedur dalam metode uji ini tidak mempunyai penyimpangan
karena nilai ASTM Color adalah subyektif dan hanya dapat ditentukan dalam batasan
metode uji ini.
1.11.1.1
1.11.2

Anda mungkin juga menyukai