Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PATOLOGI SOSIAL: ZINA MENURUT AL-QUR’AN

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Tafsir

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Asep Usman Ismail, M.Ag

Disusun Oleh:

Haya Nuramaliza 11220541000036

2A Kesejahteraan Sosial

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1444 H/2023 M
PEMBAHASAN

A. Surah Al-Isra Ayat 32

‫سا ٰٓ اء ا‬
‫سبِّ ۡيل‬ ‫او ا‬ ِّ ‫الزنٰٓى اِّنَّهٗ اكانا فا‬
‫احشاة‬ ِّ ‫وَل ت ۡاق اربُوا‬
‫ا‬

Artinya:

Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan
suatu jalan yang buruk.

Kosa kata Al-Qur’an:

ARAB ARTI

ِّ ْ‫َو ََل تَ ۡق َربُوا‬


‫ٱلزنَى‬ Dan janganlah kamu mendekati zina
Sesungguhnya (zina) itu jahat, hina, buruk,
‫إِّنَّهُۥ كَانَ فَ ِّحشَة‬
busuk
‫س ِّبيل‬
َ ‫سا َء‬
َ ‫َو‬ Dan jalan hidup yang sangat buruk

Kandungan Ayat:
Larangan melakukan zina diungkapkan dengan larangan mendekati zina untuk
memberikan kesan yang tegas, bahwa jika mendekati perbuatan zina saja sudah
dilarang, apa lagi melakukannya. Dengan pengungkapan seperti ini, seseorang akan
dapat memahami bahwa larangan melakukan zina adalah larangan yang keras, sehingga
benar-benar harus dijauhi.

Yang dimaksud dengan perbuatan zina ialah hubungan kelamin yang dilakukan oleh
pria dengan wanita di luar pernikahan, baik pria ataupun wanita itu sudah pernah
melakukan hubungan kelamin yang sah ataupun belum, dan bukan karena sebab
kekeliruan.

Selanjutnya Allah memberikan alasan mengapa zina dilarang. Alasan yang disebut di
akhir ayat ini ialah karena zina benar-benar perbuatan yang keji yang mengakibatkan
banyak kerusakan, di antaranya:

1
1. Merusak ketenangan hidup berumah tangga. Nama baik seorang perempuan atau
laki-laki yang telah berbuat zina akan ternoda di tengah-tengah masyarakat.
Ketenangan hidup berumah tangga tidak akan pernah terjelma, dan hubungan kasih
sayang antara suami istri menjadi rusak.

2. Menghancurkan rumah tangga. Istri bukanlah semata-mata sebagai pemuas hawa


nafsu, akan tetapi sebagai teman hidup dalam berumah tangga dan membina
kesejahteraan rumah tangga. Oleh sebab itu, apabila suami sebagai penanggung
jawab dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga, maka si istri adalah sebagai
penanggung jawab dalam memeliharanya, baik harta maupun anak-anak dan
ketertiban rumah tangga itu. Jadi jika si istri atau suami ternoda karena zina,
kehancuran rumah tangga itu sukar untuk dielakkan lagi.

3. Merebaknya perzinaan di masyarakat menyebabkan berkembangnya berbagai


penyakit kelamin seperti sifilis (raja singa). Di samping itu, juga meningkatkan
penyebaran penyakit AIDS atau penyakit yang menghancurkan sistem kekebalan
tubuh (immunity) penderitanya, sehingga dia akan mati perlahan-lahan.

B. Surah An-Nur Ayat 2

ِّ ‫اح ٍد ِّم ۡن ُه اما ِّمائاةا اج ۡلداةٍ ۖ َّو اَل ت ۡاا ُخ ۡذ ُك ۡم ِّب ِّه اما ار ۡافاةٌ فِّ ۡى د ِّۡي ِّن ه‬
‫ّٰللا ا ِّۡن‬ ِّ ‫اج ِّلد ُۡوا ُك َّل او‬ َّ ‫لزانِّ ايةُ او‬
ۡ ‫الزانِّ ۡى فا‬ َّ ‫ا ا‬
‫طا ٰٓٮفاةٌ ِّمنا ۡال ُم ۡؤ ِّمنِّ ۡينا‬ ‫عذاابا ُه اما ا‬ ‫اّٰلل او ۡاليا ۡو ِّم ۡاَل ِّخ ِّرۚ او ۡليا ۡش اه ۡد ا‬
ِّ ‫ُك ۡنت ُ ۡم ت ُ ۡؤ ِّمنُ ۡونا بِّ ه‬
Artinya:

Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus
kali, dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk
(menjalankan) agama (hukum) Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari
kemudian; dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sebagian
orang-orang yang beriman.

Kosa kata Al-Qur’an:

ARAB ARTI
ُ‫الزانِّيَة‬
َّ Perempuan yang berzina
َّ ‫َو‬
‫الزانِّي‬ Dan laki-laki yang berzina

2
Maka kamu (sekalian) wajib mencambuk;
‫فَاجْ ِّلدُوا‬
mendera
Masing-masing dari keduanya (perempuan
‫اح ٍد ِّم ْن ُه َما‬
ِّ ‫ُك َّل َو‬
yang berzina dan laki-laki yang berzina)
‫ِّمائَةَ َج ْل َد ٍة‬ Seratus kali
Dan janganlah kamu (sekalian) mengambil
‫َو ََل تَأْ ُخ ْذ ُك ْم‬
sikap (bersikap)
Terhadap mereka berdua; kepada keduanya
‫ِّب ِّه َما‬ (perempuan yang berzina dan laki-laki yang
berzina)
ٌ‫َرأْفَة‬ Rasa belas kasihan
(mencegah kamu untuk menjalankan) agama
‫ّللا‬
ِّ َّ ‫ِّين‬
ِّ ‫فِّي د‬
(hukum) Allah
ِّ َّ ‫ِّإ ْن ُك ْنت ُ ْم ت ُؤْ ِّمنُونَ ِّب‬
‫اّلل‬ Jika kamu (sekalian) beriman kepada Allah

‫َوا ْل َي ْو ِّم ْاْل ِّخ ِّر‬ Dan (beriman) kepada hari akhir
Dan (hendaklah) menyaksikan (pelaksanaan)
‫عذَابَ ُه َما‬ ْ َ‫َو ْلي‬
َ ‫ش َه ْد‬
hukuman cambuk keduanya
ٌ‫طائِّفَة‬
َ Satu kelompok; sebagian besar
َ‫ِّمنَ ا ْل ُمؤْ ِّمنِّين‬ (sebagian) dari orang-orang beriman

Kandungan Ayat:

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa orang-orang Islam yang berzina baik
perempuan maupun laki-laki yang sudah akil balig, merdeka, dan tidak muhsan
hukumnya didera seratus kali dera, sebagai hukuman atas perbuatannya itu. Yang
dimaksud dengan muhsan ialah perempuan atau laki-laki yang pernah menikah dan
bersebadan. Tidak muhsan berarti belum pernah menikah dan bersebadan, artinya gadis
dan perjaka. Mereka bila berzina hukumannya adalah dicambuk seratus kali.
Pencambukan itu harus dilakukan tanpa belas kasihan yaitu tanpa henti dengan syarat
tidak mengakibatkan luka atau patah tulang. Bagi orang-orang yang beriman kepada
Allah dan hari akhirat, tidak dibenarkan bahkan dilarang menaruh belas kasihan kepada
pelanggar hukum itu yang tidak menjalankan ketentuan yang telah digariskan di dalam
agama Allah.

3
Hukuman cambuk itu hendaklah dilaksanakan oleh yang berwajib dan dilakukan di
tempat umum dan terhormat, seperti di masjid, sehingga dapat disaksikan oleh orang
banyak, dengan maksud supaya orang-orang yang menyaksikan pelaksanaan hukuman
dera itu mendapat pelajaran, sehingga mereka benar-benar dapat menahan dirinya dari
perbuatan zina. Adapun pezina-pezina muhsan baik perempuan maupun laki-laki
hukumannya ialah dilempar dengan batu sampai mati, yang menurut istilah dalam Islam
dinamakan "rajam". Hukuman rajam ini juga dilaksanakan oleh orang yang berwenang
dan dilakukan di tempat umum yang dapat disaksikan oleh orang banyak. Hukum rajam
ini didasarkan atas sunnah Nabi saw yang mutawatir.

Kenyataannya adalah bahwa budaya pergaulan bebas laki-laki dan perempuan telah
menimbulkan penyakit-penyakit yang sulit disembuhkan, yaitu HIV/AIDS, hilangnya
sistem kekebalan tubuh pada manusia pada akhirnya yang bersangkutan akan mati
secara perlahan. Juga telah memunculkan banyaknya bayi lahir di luar nikah, sehingga
mengacaukan keturunan dan pada gilirannya mengacaukan tatanan hukum dan sosial.

Dari peristiwa itu dipahami bahwa bila orang yang berzina telah bertobat dan bersedia
menjalankan hukuman di dunia, ia terlepas dari hukuman di akhirat.

C. Surah Al-Furqan Ayat 68

ۚ َ‫ـق َو ََل يَ ۡزنُ ۡون‬ ۡ َ ‫ّللا اِّلها ا َخ َر َو ََل يَ ۡقتُلُ ۡونَ النَّ ۡف‬
‫س الَّتِّ ۡى َح َّر َم ه‬ ِّ ‫َوالَّذ ِّۡينَ ََل يَ ۡدع ُۡونَ َم َع ه‬
ِّ ‫ّللاُ ا ََِّّل ِّبال َح‬
‫ق اَثَاما‬َ ‫َو َم ۡن يَّ ۡفعَ ۡل ذ ِّلكَ يَ ۡل‬

Artinya:

Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak
membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan
tidak berzina; dan barangsiapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat
hukuman yang berat,

Kosa Kata Al-Qur’an:

ARAB ARTI
َ‫َوٱلَّ ِّذين‬ Dan orang-orang yang
َ‫ََل يَ ۡدعُون‬ Mereka tidak menyembah

4
‫ّلل‬
ِّ َّ ‫َم َع ٱ‬ Bersama Allah

‫إِّلَها َءا َخ َر‬ Tuhan yang lain

َ‫َو ََل يَ ۡقتُلُون‬ Dan (mereka pun) tidak membunuh

َ ‫ٱلنَّ ۡف‬
‫س‬ Jiwa (seseorang)

ُ‫ٱلَّتِّى ح ََّر َم ٱ َّّلل‬ Yang diharamkan oleh Allah


ۡ
ِّ ‫إِّ ََّل بِّٱلح‬
‫َق‬ Kecuali dengan (alasan) yang benar
َ‫َو ََل يَ ۡزنُون‬ Dan (mereka pun) tdak berzina
Dan barang siapa yang melakukan perbuatan
َ‫َو َمن يَ ۡفعَ ۡل ذَ ِّلك‬ tersebut (menyekutukan Allah; membunuh
yang diharamkan Allah dan berzina)
‫َي ۡلقَ أَثَاما‬ Niscaya dia mendapat hukuman yang berat

Kandungan Ayat:

Pada ayat ini, Allah menerangkan lagi sifat-sifat hamba Allah Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang yaitu dia tidak menyembah selain Allah, dan tidak
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dia benar-benar menganut tauhid yang
murni. Bila dia beribadah, maka ibadahnya itu hanya semata-mata karena Allah, dan
bila dia berbuat kebajikan, perbuatannya itu karena Allah bukan karena dia atau ingin
dipuji orang. Bila dia berdoa, benar-benar doanya langsung dipanjatkan ke hadirat
Allah tidak melalui perantara. Dia yakin sepenuhnya bahwa yang sanggup
mengabulkan doanya hanya Allah semata.

Mereka tidak melakukan pembunuhan terhadap siapa pun karena menyadari bahwa
jiwa seseorang menjadi hak atas dirinya. Ia tidak boleh dibunuh kecuali dengan hak
yang telah ditetapkan oleh Allah seperti murtad atau membunuh orang tanpa hak.
Mereka tidak akan melakukan perbuatan zina karena menyadari bahwa berzina itu
termasuk dosa besar, suatu perbuatan yang sangat terkutuk dan dimurkai Allah. Dengan
memelihara kemurnian tauhid yang menjadi dasar bagi akidah, seseorang akan bersih
jiwanya, jernih pikirannya, dan tidak dapat diombang-ambingkan oleh kepercayaan-
kepercayaan yang menyesatkan. Dengan menjauhi pembunuhan tanpa hak, akan
bersihlah dirinya dari perbuatan zalim dan bersihlah masyarakat dari kekacauan. Hak

5
setiap warga masyarakat akan terpelihara dengan baik sehingga mereka benar-benar
dapat menikmati keamanan dan ketenteraman. Dengan memelihara dirinya dari
perbuatan zina akan bersihlah dirinya dari kekotoran dan bersih pula masyarakat dari
keonaran dan kekacauan nasab yang menimbulkan berbagai kesulitan dan
ketidakstabilan.

6
KESIMPULAN

Secara singkat dalam surah Al-Isra ayat 36 dapat dikemukakan bahwa perbuatan
zina adalah perbuatan yang sangat keji, yang menyebabkan hancurnya garis keturunan,
menimbulkan kegoncangan dan kegelisahan dalam masyarakat, merusak ketenangan hidup
berumah tangga, menghancurkan rumah tangga itu sendiri, dan merendahkan martabat
manusia. Jika perbuatan itu dibiarkan merajalela di tengah-tengah masyarakat berarti
manusia sama derajatnya dengan binatang.
Pada surah An-Nur ayat 2 Allah menerangkan bahwa orang-orang Islam yang
berzina baik perempuan maupun laki-laki yang sudah akil balig, merdeka, dan tidak muhsan
hukumnya didera seratus kali dera, sebagai hukuman atas perbuatannya itu. Yang dimaksud
dengan muhsan ialah perempuan atau laki-laki yang pernah menikah dan bersebadan. Bagi
orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, tidak dibenarkan bahkan dilarang
menaruh belas kasihan kepada pelanggar hukum itu yang tidak menjalankan ketentuan yang
telah digariskan di dalam agama Allah.
Pada ayat ini, Allah menerangkan lagi sifat-sifat hamba Allah Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang yaitu dia tidak menyembah selain Allah, dan tidak mempersekutukan-
Nya dengan sesuatu apa pun. Dia benar-benar menganut tauhid yang murni. Ia tidak boleh
dibunuh kecuali dengan hak yang telah ditetapkan oleh Allah seperti murtad atau membunuh
orang tanpa hak Kemudian Allah mengancam orang-orang yang melakukan perbuatan dosa
itu dengan ancaman yang amat keras, yaitu neraka di hari Kiamat sebagai balasan atas semua
dosa yang telah mereka perbuat di dunia. Bahkan Allah akan melipatgandakan azab bagi
mereka karena dosa besar yang mereka lakukan itu.

7
ARTIKEL

JUDUL: DAMPAK NEGATIF YANG TIMBUL KARENA ZINA

Pertama, akibat perbuatan zina adalah hilangnya nur atau cahaya wajah sehingga wajah
orang menjadi gelap tidak memantulkan cahaya iman. Seseorang melakukan zina karena
imannya tidak berfungsi alias hilang atau mati. Dosa-dosa yang dilakukan seseorang akan
menutupi hatinya sehingga iman yang ada di dalamnya tidak dapat mendapat nur atau cahaya
kebenaran dari Tuhan. Akibatnya, imannya mati dan tak mampu menyinari wajahnya sehingga
menjadi gelap. Orang yang wajahnya gelap itu menjadikan dirinya tidak tahu malu dan akan
menganggap remeh terhadap dosa.

Kedua, bahwa orang yang berzina akan terputus rizkinya. Kriteria rizki yang dimaksud
dalam hadits ini adalah semua yang berasal dari Allah SWT yang dapat dijadikan sebagai
wasilah atau perantaraan untuk bertaqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah. Oleh karena
itu, rizki yang dimaksud di sini sangat luas cakupannya. Tidak hanya harta kekayaan, tetapi
adalah segala sesuatu yang bermanfaat dan dapat mengantarkan pemiliknya untuk bersyukur
dan beribadah kepada Allah. Bisa saja orang yang selalu berzina rizkinya melimpah. Misalnya,
profesi sebagai pelacur atau usaha di bidang penyediaan jasa pelayanan seksual, seperti warung
remang-remang, kafe-kafe dan tempat-tempat hiburan, dapat mendatangkan keuntungan materi
yang cukup mudah dan banyak, tetapi rizki yang diperoleh cengan cara seperti itu tidak akan
mendatangkan berkah dari Allah. Kekayaan materi seperti itu bukan kekayaan yang
sesungguhnya yang dapat menyebabkan pemiliknya merasa cukup atas apa yang ia miliki.
Sebaliknya, malah justru menyebabkan pemiliknya menjadi semakin haus dan rakus terhadap
harta.

Perasaan kaya dalam hati tidak mungkin dimiliki oleh orang-orang yang bergelimang
dalam dosa zina atau yang memiliki kekayaan yang diperoleh melalui usaha dalam bidang
pelayananan jasa seksual dan usaha-usaha lain yang dilarang agama. Mereka ini banyak
hartanya tetapi pada hakikatnya miskin. Akibat perbuatan maksiat yang mereka lakukan itu
lalu mereka terputus rizki yang dapat memberkahi kehidupannya.

Ketiga, Allah sangat marah kepada orang-orang yang berzina karena perbuatan ini
dapat menyebarkan penyakit kelamin dan merusak keturunan. Tidak bisa dipungkiri bahwa
berbagai jenis penyakit kelamin seperti sipilis, raja singa, dan HIV/AIDS sangat mudah
ditularkan melalui hubungan seksual. Seorang yang mengidap penyakit kelamin, akan dengan
mudah menularkan penyakitnya itu kepada pasangan mainnya.

8
Perilaku gonta-ganti pasangan hubungan seksual sangat berpotensi menyebarkan
penyakit seksual. Seorang suami yang suka “jajan”, di samping akan kehilangan kehidupan
sakinah dalam keluarga, ia juga akan membawa “oleh-oleh” untuk isteri dan keluarganya
berupa bibit-bibit penyakit kelamin yang ia peroleh di lokalisasi atau dari tempat-tempat
penjaja seksual. Istri dan keluarga yang tadinya bersih dan sehat akan ketularan penyakit
suaminya yang kotor itu. Akibatnya, anak-anak yang dilahirkan dari rahim istri yang telah
tercemari oleh penyakit kelamin itu pun akan menjadi anak-anak yang tidak sehat atau cacat.
Lebih-lebih jika “oleh-oleh” yang dibawa suami itu berupa virus HIV/AIDS, maka bukan
hanya istri, melainkan seluruh keluarga pun berisiko ketularan penyakitnya. Penjelasan tentang
masalah ini tidak perlu penulis perpanjang karena sudah menjadi pengetahuan umum bahwa
perbuatan zina, lebih-lebih jika dilakukan terhadap pelacur, sangat berisiko tinggi terhadap
penularan penyakit kelamin.

Selain sebab-sebab di atas, kemarahan Allah itu juga disebabkan karena perbuatan zina
dapat mengakibatkan kenistaan dan kemudlaratan perempuan dan anak. Perempuan yang
berzina lalu hamil, ia akan menjadi tercela/nista di mata masyarakat. Ia akan dipandang
masyarakat sebagai wanita murahan yang tak pandai memelihara kehormatan diri. Masyarakat
Indonesia tidak dapat menerima keberadaan perempuan hamil tanpa suami dan kelahiran anak
tanpa bapak. Begitu pula anak yang dilahirkan dari perbuatan zina itu, ia akan menerima beban
psikologis yang ditimpakan oleh masyarakat kepadanya. Beban psikologis itu berupa sebutan
yang tidak enak dari masyarakat seperti, anak zina, anak haram, dan lain-lain. Sebutan itu terus
diingat oleh masyarakat sampai ia dewasa. Di samping itu, biasanya anak tersebut cenderung
nakal, susah di atur, sehingga masa depan anak seperti ini pun menjadi tidak menentu. Hal itu
dikarenakan ia kurang mendapat kasih sayang sepenuhnya dari orang tuanya, serta anggapan
masyarakat terhadapnya sebagai anak pembawa sial.

Dalam kaitan “anak tidak sah” ini, Islam telah menetapkan bahwa anak tersebut jika
perempuan tidak punya wali karena ia hanya punya hubungan dengan ibunya. Selain itu
disebutkan: “Anak yang lahir di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan nasab dengan
ibunya dan keluarga ibunya”. Ia tidak mempunyai hubungan nasab dengan laki-laki yang
menghamili ibunya. Ini artinya bahwa jika anak itu perempuan ketika ia akan menikah nanti ia
harus berwali kepada wali hakim.

Keempat, perbuatan zina akan mengekalkan seseorang dalam neraka. Seorang yang
telah bergelimang dalam lumpur zina, sulit baginya akan kembali kepada kehidupan yang

9
bersih. Lebih-lebih jika ia melakukan perbuatan itu karena unsur kesengajaan melanggar
hukum Allah, niscaya ia akan tertutup hatinya dari pancaran cahaya kebenaran. Kecuali jika ia
melakukan perbuatan itu karena tidak mengetahui atau khilaf kemudian ia segera menyadari
kekeliruannya itu dan memohon ampun dan bertaubat kepada Allah, maka Allah akan
menerima taubatnya.

10

Anda mungkin juga menyukai