Berawal dari komunikasi sederhana, dilanjut dengan saling curhat, hingga tertanam
cinta karena syahwat.
Lebih parah lagi, ketika kejadian itu dialami oleh mereka yang telah berkeluarga.
Karena interaksi lawan jenis yang tidak halal, Allah cabut rasa cintanya terhadap
keluarganya, digantikan dengan kehadiran orang baru dalam hatinya.
Disadari maupun tidak, sejatinya itu merupakan hukuman bagi orang yang telah bisa
menikmati segala yang haram, Allah hilangkan dari dirinya untuk bisa menikmati
sesuatu yang halal.
Dosa Takhbib
Diantara dosa besar yang mungkin jarang diketahui oleh kaum muslimin adalah
dosa takhbib.
Menjadi penyebab percerian dan kerusakan rumah tangga. Karena kehadirannya,
membuat seorang wanita menjadi benci suaminya dan meminta untuk berpisah dari
suaminya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam banyak hadis, memberikan ancaman
keras untuk pelanggaran semacam ini.
Diantaranya,
”Bukan bagian dariku seseorang yang melakukan takhbib terhadap seorang wanita,
sehingga dia melawan suaminya.” (HR. Abu Daud 2175 dan dishahihkan al-Albani)
Dalam penjelasannya tentang bahaya cinta buta, Imam Ibnul Qoyim menjelaskan
tentang dosa takhbib,
ﻭﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﻪﻠﻟﺍ ﻋﻠﻴﻪ، ﻭﻫﻮ ﻣﻦ ﺃﻛﺒﺮ ﺍﻟﻜﺒﺎﺋﺮ، ﻭﺗﺒﺮﺃ ﻣﻨﻪ، ﻭﻗﺪ ﻟﻌﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﻪﻠﻟﺍ ﺻﻠﻰ ﻪﻠﻟﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﻓﻌﻞ ﺫﻟﻚ
ﻓﻜﻴﻒ ﺑﻤﻦ ﻳﺴﻌﻰ ﺑﺎﻟﺘﻔﺮﻳﻖ ﺑﻴﻨﻪ ﻭﺑﻴﻦ ﺍﻣﺮﺃﺗﻪ: ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺪ ﻧﻬﻰ ﺃﻥ ﻳﺨﻄﺐ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻋﻠﻰ ﺧﻄﺒﺔ ﺃﺧﻴﻪ ﻭﺃﻥ ﻳﺴﺘﺎﻡ ﻋﻠﻰ ﺳﻮﻣﻪ
ﻭﺃﻣﺘﻪ ﺣﺘﻰ ﻳﺘﺼﻞ ﺑﻬﻤﺎ
Bahkan, karena besarnya dosa takhbib, Syaikhul Islam melarang menjadi makmum
di belakang imam yang melakukan takhbib, sehingga bisa menikahi wanita tersebut.
(Majmu’ Fatawa, 23/36)..
Makna Takhbib
Dalam Syarah Sunan Abu Daud Adzim Abadi (w. 1329 H) menjelaskan, takhbib
secara bahasa artinya menipu dan merusak.
َﻣﻦْ َﺧ ﺒَّﺐ ﺯﻭﺟﺔ ﺍﻣﺮﺉ ﺃﻱ ﺧﺪﻋﻬﺎ ﻭﺃﻓﺴﺪﻫﺎ ﺃﻭ ﺣﺴﻦ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﺍﻟﻄﻼﻕ ﻟﻴﺘﺰﻭﺟﻬﺎ ﺃﻭ ﻳﺰﻭﺟﻬﺎ ﻟﻐﻴﺮﻩ ﺃﻭ ﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ
‘Siapa yang melakukan takhbib terhadap istri seseorang’ maknanya adalah siapa
yang menipu wanita itu, merusak keluarganya atau memotivasinya agar cerai
dengan suaminya, agar dia bisa menikah dengannya atau menikah dengan lelaki
lain atau cara yang lainnya. (Aunul Ma’bud, 14/52).
Imam Ad-Dzahabi mendefinisikan takhbib,
Yang juga termasuk takhbib adalah ketika seseorang memberikan perhatian, empati,
menjadi teman curhat terhadap wanita yang sedang ada masalah dengan
keluarganya.
ﻭﺍﻟﺘﺴﺒﺐ ﻓﻲ، ﺑﻞ ﺇﻥ ﻣﺤﺎﻭﻟﺔ ﻣﻼﻣﺴﺔ ﺍﻟﻌﻮﺍﻃﻒ ﻭﺍﻟﻤﺸﺎﻋﺮ، ﻭﺇﻓﺴﺎﺩ ﺍﻟﺰﻭﺟﺔ ﻋﻠﻰ ﺯﻭﺟﻬﺎ ﻟﻴﺲ ﻓﻘﻂ ﺑﺄﻥ ﺗﻄﻠﺐ ﻣﻨﻬﺎ ﺍﻟﻄﻼﻕ
ﻭﺃﺷﻨﻊ ﻣﺴﻌﻰ ﻳﻤﻜﻦ ﺃﻥ ﻳﺴﻌﻰ ﺑﻪ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ، ﺗﻌﻠﻴﻘﻬﺎ ﺑﻚ ﺃﻋﻈﻢ ﺇﻓﺴﺎﺩ.
”Merusak hubungan istri dengan suaminya, tidak hanya dalam bentuk memotivasi
dia untuk menggugat cerai. Bahkan semata upaya memberikan empati, belas
kasihan, berbagi rasa, dan segala sebab yang membuat si wanita menjadi jatuh
cinta kepadamu, merupakan bentuk merusak (keluarga) yang serius, dan usaha
paling licik yang mungkin bisa dilakukan seseorang.” (Fatwa Islam, no. 84849)
Memahami hal ini, berhati-hatilah dalam bergaul dengan lawan jenis siapapun dia.
Bisa jadi pada awalnya seseorang memiliki niat baik, niat saling menolong, niat
merasa kasihan, perlu ada teman untuk berbagi rasa, Kan gak ada masalah kalo
cuma jadi teman curhat, yang penting gak ada perasaan apa-apa. Kita kan niatnya
baik, saling mengingatkan dan menasehati.
Saya merasa dekat dengan Allah semenjak kenal dia, kita saling mengingatkan
untuk tahajud, untuk puasa sunah, saya menjadi rajin ibadah karena nasehatnya,
hatiku merasa nyaman dan tentram bersamanya, semoga dia menjadi pasanganku
di surga…, dan seabreg khayalan kasmaran lainnya.
Imam Ibnul Jauzi menukil nasehat dari Al-Hasan bin Sholeh yang mengatakan,
ﺇﻥ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﻟﻴﻔﺘﺢ ﻟﻠﻌﺒ̃ﺪ ﺗﺴﻌﺔ ﻭﺗﺴﻌﻴﻦ ﺑﺎﺑﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺨﻴﺮ ﻳﺮﻳﺪ ﺑﻪ ﺑﺎﺑﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﺮ
Waspada bagi para lelaki, jangan sampai menerima curhat wanita tentang
keluarganya. Bisa jadi ini langkah pembuka Iblis untuk semakin menjerumuskan
anda. Terkecuali jika anda seorang ulama, tokoh agama, yang berhak memberikan
fatwa dengan ilmunya. Anda bisa menjelaskan halal-haram satu masalah.
Merusak hubungan yang masih dalam status pinangan saja diharamkan, bagaimana
dengan merusak hubungan yang telah berada dalam status pernikahan ??
Maka benarlah ini adalah dosa besar, sebagaimana yang dikatakan oleh ibnul
Qoyyim rahimahullah:
Dan ketahuilah wahai ikhwah, bahwasanya facebook adalah wadah yang sangat
berbahaya jika seseorang lalai dengannya. Dari facebook seseorang menjadi korban
pembunuhan, dari facebook seseorang menjadi korban pencurian, dari facebook
seseorang menjadi korban penipuan, dan dari facebook seseorang menjadi korban
perceraian.
Ada baiknya kita membawakan kisah 2 orang insan yang bercerai diakibatkan media
jejaring sosial seperti ini. Yang ana ambil dari sini
Kisah ini terjadi di Lebanon berdasarkan apa yang saya dengar lewat kajian
bersama ustadz di majelis ilmu syar’i … Ustadz menguraikan kisah ini agar bisa
menjadi perhatian bagi muslimah di sini (Sydney) agar mereka berhati-hati terhadap
chatting ini dan tidak melayani sapaan dari laki-laki yang suka iseng menggoda
lewat chatting ini…
Bila sang suami sibuk bekerja untuk mengisi kekosongan waktunya, ia akhirnya
menghabiskan waktu bersama dengan lelaki itu lewat chatting, … sampai sang
suami menegurnya setiba dari kerja mengapa ia tetap sibuk di internet. Sang istri
pun membalas bahwa ia merasa bosan karena suaminya selalu sibuk bekerja dan ia
merasa kesepian, … ia merahasiakan dengan siapa ia chatting .. khawatir bila
suaminya tahu maka ia akan dilarang main internet lagi…. Sungguh ia telah
kecanduan berchatting ria dengan lelaki tersebut.
Fitnah pun semakin terjadi di dalam hatinya, .. ia melihat sosok suaminya sungguh
jauh berbeda dengan lelaki tersebut, enak diajak berkomunikasi, senang bercanda
dan sejuta keindahan lainnya di mana setan telah mengukir begitu indah di dalam
lubuk hatinya.
Duhai fitnah asmara semakin membara, … ketika ia chatting lagi sang laki-laki itu
pun tambah menggodanya, .. ia pun ingin bertemu empat mata dengannya.
Gembiralah hatinya, .. ia pun memenuhi keinginan lelaki tersebut untuk berjumpa.
Jadilah mereka berjumpa dalam sebuah restoran, lewat pembiacaran via darat
mereka jadi lebih akrab. Dari pertemuan itu akhirnya dilanjutkan dengan pertemuan
berikutnya.
Hingga akhirnya si lelaki tersebut telah berhasil menawan hatinya. Sang suami yang
menasehati agar ia tidak lama-lama main internet tidak digubrisnya. Akhirnya suami
wanita ini menjual komputer tersebut karena kesal nasehatnya tidak di dengar, lalu
apa yang terjadi ?? Langkah itu (menjual komputer) membuat marah sang istri yang
akhirnya ia pun meminta cerai dari suaminya. Sungguh ia masih teringat percakapan
manis dengan laki-laki tersebut yang menyatakan bahwa ia sangatlah mencintai
dirinya, dan ia berjanji akan menikahinya apabila ia bercerai dari suaminya.
Sang suami yang sangat mencintai istrinya tersebut tentu saja menolak keputusan
cerai itu. Karena terus didesak sang istri akhirnya ia pun dengan berat hati
menceraikan istrinya. Sungguh betapa hebatnya fitnah lelaki itu. Singkatnya setelah
ia selesai cerai dengan suaminya ia pun menemui lelaki tersebut dan
memberitahukan kabar gembira tentang statusnya sekarang yang telah menjadi
janda. Lalu apakah si lelaki itu mau menikahinya sebagaimana janjinya???
Ya ukhti muslimah dengarlah penuturan kisah tragis ini, … dengan tegasnya si lelaki
itu berkata, “Tidak!! Aku tidak mau menikahimu! Aku hanya mengujimu sejauh mana
engkau mencintai suamimu,ternyata engkau hanyalah seorang wanita yang tidak
setia kepada suami. Dan, aku takut bila aku menikahimu nantinya engkau tidak akan
setia kepadaku! Bukan ,..bukan..wanita sepertimu yang aku cari, aku mendambakan
seorang istri yang setia dan taat kepada suaminya..!”
Lalu ia pun berdiri meninggalkan wanita ini, .. sang wanita dengan isak tangis yang
tidak tertahan inipun akhirnya menemui ustadz tadi dan menceritakan Kisahnya…. Ia
pun merasa malu untuk meminta rujuk kembali dengan suaminya yang dulu …
mengingat betapa buruknya dia melayani suaminya dan telah menjadi istri yang
tidak setia.
Bagaimana dengan tipu daya iblis dan pengikutnya ?? Adakah janji dan
keinginannya membuahkan hasil yang memuaskan ?? Ingatlah sesungguhnya
syaithan selalu menjanjikan kepada keburukan dan kefakiran.
Dan syaithan akan berlepas diri dan tidak mau memperhatikan, jika seorang hamba
telah terjatuh dalam kubungan dosa. Dia akan selalu menjerumuskannya dan
menjerumuskannya.
Semoga Allah, menyelamatkan kita dari bahaya besar lingkungan yang kurang
memperhatikan adab pergaulan.
Allahu a’lam