Anda di halaman 1dari 4

Menyikapi Cacian dan Hinaan di

Era Media Sosial


‫ ل ِّلل ا َ ْل َح ْمد‬. ‫ نَ ْست َ ْغ لفره َو نَ ْست َ لعيْنه َو نَحْ َمده‬. ‫ت َو لم ْن أ َ ْنف لسنَا شر ْو لر لم ْن بلاللل نَع ْوذ َو‬ َ ‫أ َ ْع َما للنَا‬.
‫س ليّئ َا ل‬
‫ضل فَ َل للا َي ْه لد له َم ْن‬ ‫ض لل ْل َو َم ْن لَه م ل‬ْ ‫لي فَ َل ي‬ َ ‫لَه هَاد‬. ‫َل َوحْ َده للا لإل لإلَهَ َل أ َ ْن أ َ ْش َهد‬
‫س ليّ َدنَا أَن ا َ ْش َهد َو لَه ش لَري َْك‬ َ ‫عبْده م َحمدًا‬ َ ‫ َب ْع َده نَ لبي َل َو َرس ْوله‬. ‫ص لّل اَللهم‬ َ ‫ار ْك َو َس للّ ْم‬ ‫علَى َو َب ل‬ َ
‫س ليّ لدنَا‬
َ ‫س لل ْم م َحمد‬ ّ َ ‫ للال لبت َ ْق َوي َونَ ْف لس ْي أ ْو ل‬. ‫للا التق ْو‬
َ ‫أما َب ْعده َكثل ْي ًرا ت َ ْس لل ْي ًما َو‬. ‫صيْك ْم للال لعبَا َد فَ َيا‬ َ ‫َحق‬
‫م ْس للم ْونَ َوأ َ ْنت ْم لإل ت َم ْوتن َو َل تقَاتل له‬

Kaum Muslimin Rahimakullah

Marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada


Allah. Haqqo tuqotihi dengan sebenar-benar taqwa, dalam artian berusaha
menjalankan semua perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya, dan
janganlah kita sekali-kali meninggalkan dunia ini, kecuali dalam keadaan
beragama Islam dan khusnul khotimah.

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Diriwayatkan, suatu hari Rasulullah SAW. Bersilaturrahmi ke rumah Abu


Bakar As-Shiddiq. Ketika beliau berdua sedang berbicara, tiba-tiba datang
seorang Arab Badui yang tanpa sebab di hadapan Rasulullah, dia mencaci-
maki Abu Bakar dengan kata-kata kotor.

Melihat ulah Badui tersebut, Abu Bakar tenang, sabar dan tidak
menghiraukan cacian darinya. Rasulullah tersenyum melihat sahabatnya
sabar dan tenang. Melihat sasarannya tidak terpengaruh, untuk kedua kali
Badui tersebut melontarkan kata-kata cacian yang lebih keras dan pedas
kepada Abu Bakar. Untuk kedua kali pula, Abu Bakar tidak terpengaruh dan
tetap melanjutkan obrolannya dengan Rasulullah. Kedua kali juga Rasulullah
tersenyum melihat kesabaran sahabatnya.

Hal ini membuat si Badui semakin emosi. Untuk ketiga kali, dia melontarkan
kata-kata yang jauh lebih keras, lebih pedas, dan lebih kotor. Tetapi sayang,
untuk yang ketiga kalinya ini, Abu Bakar sebagai manusia biasa tidak mampu
menahan kesabarannya. Emosinya tersulut, sehingga Abu Bakar membalas
cacian Badui tersebut dengan cacian pula. Akhirnya mereka berdua saling
mencaci d ihadapan Rasulullah SAW.

Melihat hal tersebut, Rasulullah bangkit dari duduknya dan tanpa


mengucapkan satu kata pun beliau meninggalkan tempat, keluar dari rumah
Abu Bakar. Langsung Abu Bakar mengejar beliau sampai ke halaman rumah
sambil berkata, “Ya Rasulullah, jangan tinggalkan aku sendiri dalam keadaan
bingung. Kalau aku melakukan kesalahan, tolong beritahu aku apa
kesalahanku”.

Akkhirnya Rasulullah berhenti dan menjelaskan kepada Abu Bakar. “Wahai


Abu Bakar, ketika Badui itu mencacimu dengan kata-kata kotor untuk
pertama kali dan engkau mampu menahan emosimu, aku melihat ribuan
malaikat mengelilingimu maka aku tersenyum. Dan untuk kedua kali, ketika
Badui tersebut mencaci-makimu dengan kata-kata yang lebih kotor, dan
engkau masih mampu menahan kesabaranmu, aku melihat malaikat yang
mengelilingimu semakin banyak. Tetapi untuk yang ketiga kali, ketika Badui
itu melontarkan kata-kata yang jauh lebih keras dan pedas, ternyata engkau
tidak mampu menahan kesabaranmu, malah engkau membalas cacian Badui
tersebut dengan cacian pula. Seketika ribuan malaikat yang mengelilingimu
tadi pergi meninggalkanmu dan diganti iblis yang mengelilingi. Aku tidak
ingin berkumpul dengan iblis dan mengucapkan salam kepadanya”.

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Barangkali apa yang dialami oleh Abu Bakar ini, sering kali terjadi di tengah-
tengah kehidupan kita. Bukan saja bagi orang-orang awam, bahkan ulama
pun sering menerima cacian dan makian. Padahal jelas-jelas Allah SWT
melarang kita untuk mengolok-olok orang lain.

Wadi Usfan, Lembah Perlintasan Para Nabi


‫سى قَ ْوم لم ْن قَ ْوم َليَ ْسخ َْر آ َمن ْوا ال لذيْنَ أَيُّ َها يَآ‬ َ ‫لم ْنه ْم َخي ًْرا يَك ْون ْوا أ َ ْن‬
َ ‫ع‬

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok


kaum yang lain. Bisa jadi kaum yang diolok-olok itu lebih baik daripada
orang yang mengolok,” (QS. Al Hujuraat: 13).

Apalagi orang-orang zaman sekarang ini, mengolok-olok bukan hanya secara


langsung di hadapan orang, melainkan lewat media sosial, yang tentu saja
bukan hanya seperti yang dialami Abu Bakar, bisa langsung kita tegur.
Namun, kalau lewat media sosial, maka akan menyebar. Bukan hanya dibaca
oleh orang satu RT, tapi mungkin bahkan se-Indonesia dan seluruh dunia
pun bisa mengetahuinya.

Maka sikap seperti Abu Bakar ini diperlukan, sabar dan sabar. Dan kalau ada
berita yang tidak bagus dan tidak baik, hendaknya kita mau bertabayun dan
mengklarifikasi.

‫صيْب ْوا أ َ ْن فَت َ َبين ْوا لبنَ َبإ فَا لسق َجآ َءك ْم لإ ْن آ َمن ْوا ال لذيْنَ َيآأَيُّ َها‬
‫صبلح ْوا لب َج َهالَة قَ ْو ًما ت ل‬ َ ‫فَ َع ْلت ْم َما‬
ْ ‫علَى فَت‬
َ‫نَاد للميْن‬

“Wahai orang-orang yang beriman, ketika datang orang fasik dengan


membawa berita. Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada satu kaum yang kamu tidak tahu
keadaannya, sehingga membuatmu menyesal atas perbuatanmu,” (QS al
Hujuraat: 6).

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Ketika ada orang lain yang mencacimaki kita dengan kata-kata kotor, itu
tidak akan membuat diri kita menjadi kotor. Ketika ada orang yang
menghina kita, itu tidak akan membuat kita menjadi hina. Bahkan, ada
orang yang mengkafir-kafirkan kita dan memusyrik-musyrikkan kita, itu
tidak akan menjadikan kita menjadi kafir atau musyrik. Kalau kita memang
tidak melakukan kekufuran dan kemusyrikan.
Karena itu, tips yang paling utama untuk menghadapi (polemik) sekarang ini
adalah seperti perintah Allah SWT ‘fatabayyanu’ bertabayunlah atau lakukan
klarifikasi. Kalau memang tidak mampu, maka bersabarlah.

َ ‫َج لمي ًْل هَجْ ًرا َوا ْهج ْره ْم يَق ْول ْونَ َما‬
ْ ‫علَى َوا‬
‫ص لب ْر‬

“Bersabarlah (Muhammad) atas apa yang mereka ucapkan. Dan


tinggalkanlah mereka dengan cara yang baik” (QS al Muzammil: 10).

Kalau bisa tabayun, tabayunlah. Kalau tidak bisa, tidak perlu dihiraukan.
Kata Gus Dur, “Gitu aja kok repot.” Maka sesungguhnya, seorang hamba
Allah Yang Maha Rahman itu adalah mereka yang berjalan di atas bumi
dengan kerendahan hati. Dan ketika orang-orang bodoh mengucapkan kata-
kata yang tidak baik kepada mereka, maka dijawab oleh mereka dengan
salam kata-kata keselamatan.

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Semoga kita dijauhkan dari fitnah, ghibah, ucapan-ucapan yang tidak baik,
dijadikan orang-orang yang sabar dan semoga kita dianugerahi pemimpin-
pemimpin yang kuat imannya dan mampu menjadikan Indonesia ini baldatun
thoyyibah wa rabbun ghofur. Semoga bermanfaat, khususnya bagi saya dan
umumnya bagi para jamaah.

‫سنَ إلن‬ َ ْ‫ان ْال َم لل لك للال َك َلم ْال َك َل لم أَح‬ ‫ ْالم ْرت َض ْونَ يَ ْهت َد َوبل ْالقَ ْو لل ْال َمن ل‬. ‫ع لم َل َم ْن‬ َ ‫فَ للنَ ْف لس له‬
َ ‫صا لل ًحا‬
‫ظلم َرب َُّك َو َما فَ َعلَ ْي َها أَسا ٓ َء َو َم ْن‬ َ ‫ لل ْل َع لب ْي لد لب‬. ‫ار َك‬
َ َ‫َونَفَ َعنل ْي ْال َع لظي لْم اْلق ْرآ لن لفي َولَك ْم للي للا ب‬
‫ْال َع لليْم الس لميْع ه َو إلنه تل َل َوت َه َو لم ْنك ْم لمنلّي للا َوتَقَب َل ْال َح لكي لْم َوال لذّ ْك لر اْأل ٓ َي لة لمنَ فل ْي له لب َما َو لإياك ْم‬
‫الر لح ْي ْالغَف ْور ه َو لإنه َوا ْست َ ْغ لفر ْوا‬

Anda mungkin juga menyukai