Melihat ulah Badui tersebut, Abu Bakar tenang, sabar dan tidak
menghiraukan cacian darinya. Rasulullah tersenyum melihat sahabatnya
sabar dan tenang. Melihat sasarannya tidak terpengaruh, untuk kedua kali
Badui tersebut melontarkan kata-kata cacian yang lebih keras dan pedas
kepada Abu Bakar. Untuk kedua kali pula, Abu Bakar tidak terpengaruh dan
tetap melanjutkan obrolannya dengan Rasulullah. Kedua kali juga Rasulullah
tersenyum melihat kesabaran sahabatnya.
Hal ini membuat si Badui semakin emosi. Untuk ketiga kali, dia melontarkan
kata-kata yang jauh lebih keras, lebih pedas, dan lebih kotor. Tetapi sayang,
untuk yang ketiga kalinya ini, Abu Bakar sebagai manusia biasa tidak mampu
menahan kesabarannya. Emosinya tersulut, sehingga Abu Bakar membalas
cacian Badui tersebut dengan cacian pula. Akhirnya mereka berdua saling
mencaci d ihadapan Rasulullah SAW.
Barangkali apa yang dialami oleh Abu Bakar ini, sering kali terjadi di tengah-
tengah kehidupan kita. Bukan saja bagi orang-orang awam, bahkan ulama
pun sering menerima cacian dan makian. Padahal jelas-jelas Allah SWT
melarang kita untuk mengolok-olok orang lain.
Maka sikap seperti Abu Bakar ini diperlukan, sabar dan sabar. Dan kalau ada
berita yang tidak bagus dan tidak baik, hendaknya kita mau bertabayun dan
mengklarifikasi.
صيْب ْوا أ َ ْن فَت َ َبين ْوا لبنَ َبإ فَا لسق َجآ َءك ْم لإ ْن آ َمن ْوا ال لذيْنَ َيآأَيُّ َها
صبلح ْوا لب َج َهالَة قَ ْو ًما ت ل َ فَ َع ْلت ْم َما
ْ علَى فَت
َنَاد للميْن
Ketika ada orang lain yang mencacimaki kita dengan kata-kata kotor, itu
tidak akan membuat diri kita menjadi kotor. Ketika ada orang yang
menghina kita, itu tidak akan membuat kita menjadi hina. Bahkan, ada
orang yang mengkafir-kafirkan kita dan memusyrik-musyrikkan kita, itu
tidak akan menjadikan kita menjadi kafir atau musyrik. Kalau kita memang
tidak melakukan kekufuran dan kemusyrikan.
Karena itu, tips yang paling utama untuk menghadapi (polemik) sekarang ini
adalah seperti perintah Allah SWT ‘fatabayyanu’ bertabayunlah atau lakukan
klarifikasi. Kalau memang tidak mampu, maka bersabarlah.
َ َج لمي ًْل هَجْ ًرا َوا ْهج ْره ْم يَق ْول ْونَ َما
ْ علَى َوا
ص لب ْر
Kalau bisa tabayun, tabayunlah. Kalau tidak bisa, tidak perlu dihiraukan.
Kata Gus Dur, “Gitu aja kok repot.” Maka sesungguhnya, seorang hamba
Allah Yang Maha Rahman itu adalah mereka yang berjalan di atas bumi
dengan kerendahan hati. Dan ketika orang-orang bodoh mengucapkan kata-
kata yang tidak baik kepada mereka, maka dijawab oleh mereka dengan
salam kata-kata keselamatan.
Semoga kita dijauhkan dari fitnah, ghibah, ucapan-ucapan yang tidak baik,
dijadikan orang-orang yang sabar dan semoga kita dianugerahi pemimpin-
pemimpin yang kuat imannya dan mampu menjadikan Indonesia ini baldatun
thoyyibah wa rabbun ghofur. Semoga bermanfaat, khususnya bagi saya dan
umumnya bagi para jamaah.
سنَ إلن َ ْان ْال َم لل لك للال َك َلم ْال َك َل لم أَح ْالم ْرت َض ْونَ يَ ْهت َد َوبل ْالقَ ْو لل ْال َمن ل. ع لم َل َم ْن َ فَ للنَ ْف لس له
َ صا لل ًحا
ظلم َرب َُّك َو َما فَ َعلَ ْي َها أَسا ٓ َء َو َم ْن َ لل ْل َع لب ْي لد لب. ار َك
َ ََونَفَ َعنل ْي ْال َع لظي لْم اْلق ْرآ لن لفي َولَك ْم للي للا ب
ْال َع لليْم الس لميْع ه َو إلنه تل َل َوت َه َو لم ْنك ْم لمنلّي للا َوتَقَب َل ْال َح لكي لْم َوال لذّ ْك لر اْأل ٓ َي لة لمنَ فل ْي له لب َما َو لإياك ْم
الر لح ْي ْالغَف ْور ه َو لإنه َوا ْست َ ْغ لفر ْوا