Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA SEMISOLIDA

SEDIAAN KRIM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum


Farmasetika Sediaan Semisolida

KELOMPOK : 1
KELAS : A

1. AZWITA YASMIN 201910410311001


2. MUHAMMAD IBNU WARDHANA 201910410311002
3. SOFIYANA ADAWIYA 201910410311003
4. VANIA ATHAYA BUDIANTI 201910410311004
5. ARI ESTA ENGGAR JATI 201910410311005
6. QORY NATA BETYSA 201910410311006
7. FADIA PRAJAYANTI SEKAR A. 201910410311007
8. DHANTY WIDAAD PINASTI 201910410311008
9. RIRIZ WIDYA WINASTITI 201910410311009
10. BELLA MAHARDIANA RINSANI 201910410311011
11. DALILAH ALMIRANDA RIYADI 201910410311012
12. HANIFATUN RIDATILLAH 201910410311015

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022
BAB I

RANCANGAN PRAFORMULASI

PRAFORMULASI BAHAN AKTIF

Senyawa Aktif Efek/Khasiat Efek Samping


Titanium Dioksida Coating agent, pigmen, Titanium dioksida, Mungkin
(TiO2) pewarna alami, dalam industri bersifat karsinogenik.
dari pewarna cat, makanan, (https://go.drugbank.com
Nama Kimia : sampai kosmetik tabir surya. /drugs/DB09536)
TiO2 (HPE hal (HPE ed 6 th, 741)
741) Titanium dioksida memantulkan
Sinonim : Titanium sinar ultraviolet dan digunakan
Dioksida Anatase, sebagai tabir surya fisik
Anhidrida Titanic, Titanii (Martindle 36th hal.1617)
Dioksidum, Tronox.
(HPE hal 741)
Oxybenzone Dapat digunakan untuk Oxybenzone efektif untuk
(C14H12O3) mencegah sunburn (terbakar melindungi kulit yang
surya) dan Reaksi fotosensitif terbakar sinar matahari,
yang disebabkan oleh tetapi juga telah ditemukan
sinar ultraviolet A. sebagai pengganggu
(https://repository.usd.ac.id/1 apotenthormone. Bahan ini
6277/2/008114053_Full.pdf) meniru estrogen dalam
tubuh manusia, hewan
laut, dan ikan.
Oxybenzone, banyak
ditemukan di sebagian
besar tabir surya. Ketika
oxybenzone dioleskan ke
kulit, maka akan muncul
dalam darah dan urin
beberapa menit kemudian.
Hal ini dapat
Menyebabkan
terganggunya hormone
(Rodriguez and Karla,
2018).
Oktil Metoksisinamat Senyawa Oktil p-metoksi Memiliki potensi gangguan
(C18H26O3) sinamat dapatmenyerap hormonal dan toksisitas
sinar matahari secara neurologis. (Nazarian, 2019)
nyata pada rentang panjang
gelombang 200-370 nm
sehingga dapat digunakan untuk
melindungi
kulit dari paparan sinar matahari
(Suyatno,dkk , 2011)
Karakteristik Fisik Karakteristik Kimia Keterangan Khusus
Titanium Incompaktibilitas : Farmakologi :
Karena efek fotokatalytic Titanium sebagai
Dioksida (TiO2)
titanium dioksida dapa sunscreen agent
Pemerian : Kristal Padat berinteraksi dengan zat melindungi kulit
tidak berwarna, tidak berbau aktif tertentu dar sengatan sinar
tidak berasa. misalnya matahari dar eritema
famotidine. Penelitian telah dengan menyerap atau
Kelarutan : Praktis tidak
menunjukkan bahwa menghalangi
larut dalam asam sulfat
titanium dioksida secara radiasi UV Bahan
encer, asam klorida, asam
monaton merendahkan sifat biokompatibel : Bahan
nitrat, pelarut organic, dan
mekanik film dan sintetis atau alami, selain
air. Larut dalam asam
meningkatkan uap ai obat obatan yang digunakan
fluoride dan asam sulfat
permeabilitas polivinil untuk menggantikan
pekat panas.
lapisan alkohol ketika atau memperbaiki
Kelarutan tergantung pada
digunakan sebagai pengisi jaringan atau
perlakuan pemanasan
inert dan whitener. fungsi
sebelumnya, pemanasan yang
Titanium dioksida juga tubuh.
lama menghasilkan bahan
telah terbukti menginduksi
yang kurang larut.
fotooksidasi lipid tak jenuh
(HPE hal 742)
(HPE, 742)

BJ : 3,84 – 4,26

TL : 1825 – 18500C
Oxybenzone Oxybenzone adalah Farmakologi :
Pemerian : Serbuk berwarna senyawa Oxybenzone adalah
putih sampai kuning, praktis organik yang digunakan senyawa organik
dalam
tidak larut dalam air, dan laru tabir surya. Ini adalah turunan yang digunakan dalam tabir
dalam alcohol. dari benzofenon. surya. Ini adalah turunan dari
benzofenon.
Kelarutan : Larut dalam
In membentuk
minyak (lipofilik), larut
kristal tak
dalam alcohol, larut dalam
berwarna yang mudah
toluen.
laru dalam sebagian
besar pelaru organik. Ini
BM : 228,25 g/mol
digunakan sebaga bahan tabir
surya dan kosmetik lainnya
TL :
karena menyerap sina
ultraviolet UV-
A.
(https://go.drugbank.com/d
ru gs/DB01428)
Oktil Metoksisinamat Octyl methoxycinnamate Farmakodinamik :
Bertindak sebagai agen
merupakan tabir surya
fotoprotektif yang
Pemerian : Cairan kental golongan cinnamate yang
melindung kulit dengan
jernih, berwarna kuning merupakan perlindungan
efektif terhadap radiasi mencegah dan
pucat bau khas lemah.
sinar UVB, namun sedikit meminimalkan efek
Kelarutan : Larut dalam merusak dari sinar
atau tidak menyerap radiasi
etanol, Minyak mineral ultraviolet (UV
sinar UVA (Fields, 2008).
minyak silikon.Tak cahaya alami. Efek
Mekanisme kerja bahan ini
larutdalam Air, gliserin, seluler dar iradiasi UV
secara kimiawi adalah
propilen glikol. termasuk kerusakan
dengan mengabsorbsi sinar
ultra violet (UV) sehingga DNA, penghentian siklus
BM : 290,40 g/mol
menghambat penetrasi sinar sel, depresi imunologi

UV ke dalam lapisan apoptosis, dan


TL : -25 ̊ C (-13 ̊ F)
epidermis kulit. (Fields, perubahan transkripsi.

2008) (DrugBank)
Rancangan Spesifikasi Bahan
a) Bahan Aktif Terpilih : Titanium Dioksiada (TiO2), Oxybenzone
(C14H12O3), dan Oktil Metoksisinamat (C18H26O3)
Alasan : TiO2 sebagai material aktif tabir surya adalah
spektrum perlindungannya yang luas mencakup daerah ultraviolet (UV) yaitu
ultraviolet tipe B (UVB) dan ultraviolet tipe A (UVA). Disamping itu, TiO2 adalah
material anorganik yang tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Oktil metoksisinamat
merupakan senyawa kimia yang mengabsorbsi sinar UV sehingga penetrasi sinar UV
ke dalam lapisan epidermis kulit menjadi terhambat (Suhaidah, 2013). Oksibenzon
memiliki kemampuan absorbsi terhadap UV-A dan UV-B
b) Bahan Sediaan Terpilih : Sediaan Cream
Alasan : Karena krim memiliki kelebihan dibandingkan
salep karena nyaman, dapat dipakai di daerah lipatan dan kulit berambut (Anwar,
2012).
c) Persyaratan Bentuk Sediaan
1. Pengertian Sediaan Cream
a. Berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi VI (2020, Halaman 55)
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan
obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara
tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai
konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak
dalam air. Sekarang ini batas tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri
dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam- asam lemak atau
alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih
ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika. Krim dapat digunakan untuk
pemberian obat melaluivagina
2. Persyaratan Sediaan Cream
Sebagai obat luar, krim harus memenuhi beberapa persyaratan berikut:
a. Stabil selama masih dipakai untuk mengobati. Oleh karena itu, krim harus
bebas dari inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar.
b. Lunak. Semua zat harus dalam keadaan halus dan seluruh produk yang
dihasilkan menjadi lunak serta homogen.
c. Mudah dipakai. Umumnya, krim tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakai
dan dihilangkan dari kulit.
d. Terdistribusi secara merata. Obat harus terdispersi merata melalui dasar krim
padat atau cair pada penggunaaan.
(Widodo, 2013)

Spesifikasi Sediaan yang Diinginkan


● Bentuk sediaan : Krim
● Kadar bahan aktif : 90-110% (Oktil Metoksisinamat
7%, Oxybenzone 2%, Titanium Dioksida 2%)
● pH : 4,5 - 7,5 (Puspitasari et al., 2018)
● Viskositas : 2000-50.000 Cps
(Jumsurizal, Putri, Ilhamdy, Pratama, & Aulia,
2019)
● Daya Sebar : 5-7 cm (Anusha, 2019).
● Warna : Putih
● Bau : Mawar
● Rasa : Tidak berasa
● Tekstur : Krim Halus
● Kemasan : Pot krim
● Tujuan Sediaan : Pemakaian Topikal
● Expired date : 28 Maret 2025
SKEMA

Bahan aktif
(Titanium Diokside, Oxybenzone, Oktil metoksisinamat)

Dibuat sediaan Adanya media Sediaan tabir Digunakan untuk topical


krim air surya

Dibutuhkan emulgator Ditambahkan Ditambah agen Ditambah


pengawet pengasam humektan

Asa
m Golongan AHA
stearat
(alpha Hidroxy
e,
Nipagin Acid): asam
Trietanolam
glikolat, asam
Propilen

dan Nipasol
KARAKTERISTIK BAHAN TAMBAHAN

Fungsi Macam-macam Bahan Bahan Terpilih, Alasan


Bahan dan
Karakteristiknya
Zat Aktif 1. Titanium Dioksida Bahan : Titanium Dioksida
(Martindale 36th halaman 1617) dan Alasan : Karena aman digunakan dan titanium
HPE halaman 741)
Organoleptis : dioksida memantulkan sinar ultraviolet dan
- Warna : Putih sebagai tabir surya.
- Bau : Tidak berbau
- Bentuk : Kristal putih, amorf

2. Oxybenzone (Martindale 36th


halaman 1608)
Organoleptis :
- Warna : Putih
- Bau : Khas
- Bentuk : Serbuk
Kelarutan :
Praktis tidak larut dalam air, larut
bebas dalam alcohol dan toluene.
Penyimpanan :
Simpan di wadah kedap
udara,
lindungi dari cahaya.

3. Oksi metoksisinamat (HPE


6th ed., p. 741)
Organoleptis :
- Warna : Kuning
- Bau : Khas Lemah
- Bentuk : Cairan Kental
Kelarutan :
Larut dalam etanol,
Minyak mineral,
minyak silikon.Tak larutdalam Air,
gliserin, propilen glikol.
Emulgator 1. Tween 80 (HPE 6th ed., p.687)
- Pemerian : Kristal putih
- pH : 2,0 – 9,5 dibawah pH
2,5 akan terhidrolisis lauryl
alcohol dan salvin bisulfat.
- BJ : 1,08 g/mL

2. Asam Stearat (HPE 6th ed., p. 697)


- Pemerian : Zat padat yang
keras, berwarna putih atau
agak kuning, agak
mengkilap, berbentuk
kristal atau bubuk putih
atau putih kekuningan.
3. Trietanolamin (HPE 6th ed., p.
754)
- Pemerian : Cairan kental
berwarna bening, tidak
berwarna sampai kuning
pucat dengan sedikit bau
amoniak,
- Kelarutan : Dapar
bercampur dengan aceton,
methanol, air,
- Khasiat : Sebagai agen
pengemulsi
untuk menghasilkan
minyak air yang stabil dan
berbutir halus emulsi.
Trietanolamin juga
digunakan
dalam pembentukan garam
untuk larutan injeksi dan
sediaan
analgesic topical.
Humektan 1. Propilen glikol (HPE halaman
592)
- Pemerian : Cairan bening,
kental, tidak berwarna,
praktis tidak berbau, rasa
manis.
- Kelarutan : Dapat larut
dalam aseton, kloroform,
etanol 95%, gliserin, dan
air.
2. Sorbitol (FI V halaman 1210)
- Pemerian : Serbuk, granul
atau lempengan,
higroskopis, putih, manis.
- Kelarutan : Sangat mudah
larut dalam air, sukar larut
dalametanol, dan dalam
methanol, dan dalam asam
asetat.
Emolien 1. Dimetikon (HPE halaman 233) Bahan : Dimeticon
- Pemerian : Cairan bening dan karena Penggunaan emolien silikon, dalam
tidak berwarna. formula ini
yaitu dimethicone, dapat mengurangi efek
2. Simetikon (HPE 6th ed., p. 619)
kulit kering akibat titanium dioksida atau
- Pemerian : Cairan kental zink oksida (Draelos & Thaman, 2006).
berwarna abu-abu yang
tembus cahaya.
- Kelarutan : Praktis tidak
larut dalam etanol 95% dan
air. Fase cair larut dalam
benzene, kloroform, dan
eter, tetapi silicon dioksida
tetap sebagai residu dalam
pelarut
ini.
Pengawet 1. Nipagin (HPE halaman 441)
- Pemerian : Kristal tidak
berwarna atau serbuk
kristalin berwarna putih,
tidak berbau atau lemah,
rasa sedikit hambar.
- Kelarutan : Sukar larut
dalam air, dalam benzone
dan dalam karbon
tetraklorida, mudah larut
dalam etanol dan eter.

2. Nipasol (HPE 6th ed., p.596)


- Pemerian : Berwarna putih,
kristal putih, tidak berbau,
dan tidak berasa.
- Kelarutan :
Pelarut 1. Aquadest (FI V halaman 63) Bahan : Aquadest
- Pemerian : Cairan jernih Alasan : Karena tidak berasa, bebas dari
tidak berwarna, tidak iritasi, dan kerusakan aktivitas farmakologi
berbau, tidak berasa. membuatnya ideal untuk digunakan.
- Penyimpanan : Dalam wadah
tertutup rapat.
Pengental 1. Setil alcohol (HPE halaman 155)
atau pengeras - Pemerian : Setil
alcohol
terjadi sebagai lilin,
serpihan putih, butiran,
kubus atau coran, memiliki
bau khas yang samar dan
rasa yang hambar.
- Kelarutan : Larut bebas
dalam etanol 95% dan eter,
kelarutan meningkat
dengan meningkatnya suhu,
praktik tidak larut dalam
air. Dapat bercampur bila
dilebur dengan lemak,
paraffin cair dan padat, dan
isopropyl
miristat.
Antioksida 1. Buthylated Hidroxytoluen Bahan : BHT
(BHT) (HPE halaman 75) Alasan : Karena dapat digunakan untuk
- Pemerian : Berwarna putih menunda atau mencegah ketengikan
atau kuning pucat, kristal oksidatif lemak dan minyak serta untuk
padat atau bubuk, dengan mencegah hilangnya aktivitas vitamin yang
bau fenolik karakteristik larut dalam minyak.
samar.
- Kelarutan : Praktis tidak
larut dalam air, gliserin,
propilen glikol, larutan
alkali hidroksida, dan
encerkan air asam mineral.
Larut bebas dalam aseton,
benzene, etanol 95%, eter,
methanol, toluene, minyak
tetap, dan minyak mineral.
Lebih larut dari
hidroksianisol
butylated dalam minyak
makanan dan
lemak.
2. Butylated Hydroxyanisole
(BHA) (HPE hal 73)
- Pemerian : Hidroksianisol
terbutilasi terjadi sebagai
bubuk kristal putih atau
hampir putih atau padatan
lilin putih kekuningan
dengan bau aromatik
yang samar.
- Kelarutan : tidak larut dalam
air; mudah larut dalam
etanol, dalam
propilenglikol, dalam
kloroform, dan dalam eter.
Formula 1

Nama bahan Fungsi %Rentang % yang di Jumlah


Kadar gunakan dalam 50 g
( %b/b ) ( % b/b )
Oxybenzone Bahan Aktif (Anti UVA) <6 2% 1

Oktil Bahan Aktif (Anti UVB) 7% 3,5


Metoksisinamat
Titanium Dioksida Bahan Aktif (Physical <25 2% 1
Blocker)
Setil alcohol Emolient 2-5 2% 1

TEA Emulsifying Agent 2-4 2% 1


Asam stearat Emulsifying Agent 1-20 10 % 5

Gliserin Humektan <30 20 % 10

Dimeticone Antifoaming Agent 10-30 4% 2

Propilenglikol Humektan ~15 5% 2

Nipagin Pengawet 0,05-0,2 0,2 % 0,1

Nipasol Pengawet 0,01-0,6 0,02 % 0,01


BHT Antioksidan 0,0075-0,1 0,1 % 0,5

Oleum Rosae Corigen odoris qs qs qs


Aquadest Pelarut - 45,68 22,89 ml

Total 100 % 50 g
(Elcistia et al., 2018)

PERHITUNGAN BAHAN :
Bahan Aktif
1. Oxybenzone : 2% x 50 g = 1 g
2. Oktil Metoksisinamat : 7% x 50 g = 3,5 g
3. Titanium Dioksida : 2% x 50 = 1 g

Bahan Tambahan
- Setil Alkohol : 2% x 50 g = 1 g
- Asam Stearat : 10 % x 50 g = 5 g
- Trietanolamin : 2 % x 50 g = 1 g
- Dimetikon : 4 % x 50 g = 2 g
- Gliserin = 20 % x 50 = 10 g
- Propilenglikol = 5 % x 50 = 2,5 g
- BHT : 0.1% x 50 g = 0.5 g
- Nipagin : 0.2% x 50 g = 0.1 g
- Nipasol : 0,02 % x 50 g = 0,01 g
- Oleum rosae : qs
- Aquadest : 50 - total semua bahan
50 – 27,11 = 22,89 ml
Cara Peracikan
1. Di siapkan semua alat dan bahan
2. Ditimbang semua bahan
3. Dimasukkan bahan fase minyak ( Oxybenzone,Oktil metoksisinamat,Titanium dioksida ,asam
stearat,setil alkohol, dimetikon,dan BHT) dalam cawan penguap dan dipanaskan hingga
suhu 70oC
4. Dilarutkan Nipagin dan Nipasol dengan propilen glikol di aduk ad larut dan homogen
5. Dimasukan bahan fase air (campuran no 4 ,Trietanolamin,gliserin, dan aquadest ) dalam wadah
lalu di campurkan ad homogen , kemudian dipanaskan hingga suhu 70oC
6. Disiapkan mortir panas
7. Dimasukkan fase minyak dan fase air bersamaan kedalam mortir panas
8. Diaduk secara konstan hingga terbentuk massa krim
9. Ditambahkan oleum rosae , aduk ad homogen.
BAGAN ALIR

Disiapkan alat dan bahan

Ditimbang semua bahan

Dimasukkan bahan fase minyak ( Oxybenzone,Oktil metoksisinamat,Titanium dioksida ,asam stearat,setil a

dipanaskan hingga suhu 70oC

Dilarutkan Nipagin dan Nipasol dengan propilen glikol di aduk ad larut dan homogen

Dimasukan bahan fase air (campuran no 4 ,Trietanolamin,gliserin, dan aquadest ) dalam wadah lalu di cam

dipanaskan hingga suhu 70oC

Disiapkan mortir panas

Dimasukkan fase minyak dan fase air secara bersamaan kedalam mortir

Diaduk secara konstan hingga terbentuk massa krim

Ditambahkan oleum rosae , aduk ad


Formula Terpilih

Nama bahan Fungsi Rentang % yang di Jumlah Jumlah


kadar gunakan dalam dalam
( %b/b ) ( %b/b ) 50 g 200 g
Oxybenzone Bahan Aktif (Anti <6 2% 1 4
UVA)
Oktil Bahan Aktif (Anti 7% 3,5 14
Metoksisinamat UVB)
Titanium Bahan Aktif <25 2% 1 4
Dioksida (Physical Blocker)
Setil alcohol Emolient 2-5 2% 1 4

TEA Emulsifying Agent 2-4 2% 1 4


Asam stearat Emulsifying Agent 1-20 10 % 5 20

Gliserin Humektan <30 20 % 10 40

Dimeticone Antifoaming 10-30 4% 2 8


Agent
Propilenglikol Humektan ~15 5% 2 10

Nipagin Pengawet 0,05-0,2 0,2 % 0,1 0,4


Nipasol Pengawet 0,01-0,6 0,02 % 0,01 0,04
BHT Antioksidan 0,0075-0,1 0,1 % 0,5 0,2

Oleum Rosae Corigen odoris qs qs qs qs


Olive Oil Emolient 10 % 5 20
Aquadest Pelarut - 35,68 17,84 ml 71,36 ml

Total 100 % 50 g 200 g


PERHITUNGAN BAHAN :
Bahan Aktif
1. Oxybenzone : 2% x 200 g = 4 g
2. Oktil Metoksisinamat : 7% x 200 g = 14 g
3. Titanium Dioksida : 2% x 200 g = 4 g

Bahan Tambahan
- Setil Alkohol : 2% x 200 g = 4 g
- Asam Stearat : 10 % x 200 g = 20 g
- Trietanolamin : 2 % x 200 g = 4 g
- Dimetikon : 4 % x 200 g = 8 g
- Gliserin = 20 % x 200 g = 40 g
- Propilenglikol = 5 % x 200 g = 10 g
- BHT : 0.1% x 200 g = 0.2 g
- Nipagin : 0.2% x 200 g = 0.4 g
- Nipasol : 0,02 % x 200 g = 0,04 g
- Oleum rosae : qs
- Olive Oil: 20g
- Aquadest : 200 - total semua bahan
200 – 128,64= 71,36 ml
Cara Peracikan
1. Di siapkan semua alat dan bahan
2. Ditimbang semua bahan
3. Dimasukkan bahan fase minyak ( Oxybenzone,Oktil metoksisinamat,Titanium dioksida ,asam
stearat,setil alkohol, dimetikon,dan BHT, olive oil) dalam cawan penguap dan dipanaskan
hingga suhu 70oC
4. Dilarutkan Nipagin dan Nipasol dengan propilen glikol di aduk ad larut dan homogen
5. Dimasukan bahan fase air (campuran no 4 ,trietanolamin,gliserin,dan aquadest ) dalam wadah
lalu di campurkan ad homogen , kemudian dipanaskan hingga suhu 70oC
6. Disiapkan mortir panas
7. Dimasukkan fase minyak dan fase air bersamaan kedalam mortir panas
8. Diaduk secara konstan hingga terbentuk massa krim
9. Ditambahkan oleum rosae , aduk ad homogen
BAGAN ALIR

Di siapkan semua alat dan bahan

Ditimbang semua bahan

Dimasukkan bahan fase minyak ( Oxybenzone,Oktil metoksisinamat,Titanium dioksida ,asam stearat,setil alkoh

dipanaskan hingga suhu 70oC

Dilarutkan Nipagin dan Nipasol dengan propilen glikol di aduk ad larut dan homogen

Dimasukan bahan fase air (campuran no 4 ,Trietanolamin,gliserin, dan aquadest ) dalam wadah lalu di campur

dipanaskan hingga suhu 70oC

Disiapkan mortir panas

Dimasukkan fase minyak dan fase air secara bersamaan kedalam mortir

Diaduk secara konstan hingga terbentuk massa krim

Ditambahkan oleum rosae , aduk ad homogen


Formula 2
Nama bahan Fungsi % Rentang Kadar Jumlah
(b/b) (50 g)
Oxybenzone Bahan Aktif (Anti UVA) ≤6 2 1
Oktil Bahan Aktif (Anti UVB) ≤7 7 3.5
Metoksisinamat
Titanium Bahan Aktif (Physical 2-25 2 1
Dioksida Blocker)

Setil alcohol Stiffening Agent 2-10 % 3 1.5

Asam Stearat Emulsifying Agent 1-20 % 10 5


Trietanolamin Emulsifying Agent 2-4 % 3 1.5

Tween 80 Emulsifying Agent 1-10 7 3.5

Propilen Glikol Humektan ~15 5 2.5


Dimetikon Antifoaming Agent 10-30 % 4 2
BHT Antioksidan 0.0075-0.1 % 0.1 0.05
Nipagin Pengawet 0,05-0,2 % 0.2 0.1
Nipasol Pengawet 0.01-0.6 % 0.1 0.05

Aquadest Pelarut q.s ad 100 28,3

Total 100 50

(Rahmat, 2019)

PENGAMBILAN BAHAN
Bahan Aktif
1. Oxybenzone : 2% x 50 g = 1 g
2. Oktil Metoksisinamat : 7% x 50 g = 3,5 g
3. Titanium Dioksida : 2% x 50 = 1 g
Bahan Tambahan
- Setil Alkohol : 3% x 50 g = 1.5 g
- Asam Stearat : 10% x 50 g = 5 g
- Trietanolamin : 3% x 50 g = 1,5 g
- Tween 80 : 7% x 50 g = 3,5 g
- Propilenglikol : 5% x 50 g = 2.5 g
- Dimetikon : 4% x 50 g = 2 g
- BHT : 0.1% x 50 g = 0.05 g
- Nipagin : 0.2% x 50 g = 0.1 g
- Nipasol : 0.1% x 50 g = 0.05 g
- Aquadest : 50 - total semua bahan
50 - 21.7 = 28.3 g
CARA PERACIKAN
1. Di siapkan semua alat dan bahan
2. Ditimbang semua bahan dan dipisahkan menjadi 2 bagian:
● Fase Minyak (oktil metoksisinamat 3,5 g, Oxybenzone 1 g, asam stearat 5 g,
setil alkohol 1.5 g, Titanium Dioksida 1g)
● Fase Air (propilen glikol 2.5 gram, TEA 1.5 gram, tween 80 3.5 g, Nipasol
0.05 g, BHT 0.05 g, Nipagin 0.1 g, Dimetikon 2 g, Aquadest 28.3 g
3. Dimasukan oktil metoksisinamat, Oxybenzone, asam stearat, setil alkohol, Titanium
Dioksida didalam wadah, dicampurkan ad homogen (Fase minyak)
4. Dilarutkan Nipagin dan Nipasol dengan propilen glikol di aduk ad larut dan homogen
5. Dicampurkan Tween 80, BHT 0.5, larutan campuran (Propilen glikol + Nipasol
+Nipagin), Dimetikon, Aquadest di dalam beaker glass (Fase air)
6. Dipanaskan masing-masing campuran Fase minyak dan Air pada suhu 70oC diatas
waterbath.
7. Disiapkan mortir panas
8. Setelah kedua fase mempunyai suhu yang sama dicampurkan kedua fase, fase
minyak dimasukkan terlebih dahulu kemudian ditambahkan fase air ke dalam mortir
panas sedikit-sedikit.
9. Digerus campuran fase minyak & air ad homogen dan terbentuk massa krim.
BAGAN ALIR
FORMULA 3

NO NAMA BAHAN FUNGSI RENTANG KADAR Jumlah


KADAR FORMULA (g) (50g)
(%) (%)
1 Oxybenzone Bahan aktif ≤6 2 1
2 Oktilmetoksisinamat Bahan aktif ≤7 7 3,5
3 Titanium dioksida Bahan aktif 2-25 2 1
4 Asam stearate Emulsifying 1-20 14 7
agent (HPE: 697)
5 Trietanolamin Emulsifying 1 1 0,5
agent
6 Tween 80 Emulsifying 1-10 2 1
agent
7 Asam glikolat Acidifying 0,5 0,25
agent
8 Setil alcohol Emolient 2-5 2 1
HPE: 155
9 Gliserin Humektan, <30 10 5
Enhancer
10 BHT Antioksidan 0,0075-0,1 0,1 % 0, 05
11 Simetikon Antifoaming 0,1 0,1 0,05
agent
12 Aquadest Pelarut Ad 100 29,65
(59,3)
Total 100 % 100 % 50
(Rosyidi et al., 2018)

BAHAN AKTIF

1. Oxybenzone : 2% x 50 g = 1 g
2. Oktil Metoksisinamat : 7% x 50 g = 3,5 g
3. Titanium Dioksida : 2% x 50 = 1 g

BAHAN TAMBAHAN
1. Asam stearate: 14% x 50 g = 7 g
2. Trietanolamin: 1% x 50 g = 0,5 g
3. Tween 80: 2% x 50 g = 1 g
4. Asam glikolat: 0,5% x 50 g = 0,25 g
5. Setil alcohol: 2% x 50 g = 1 g
6. Gliserin: 10% x 50 g = 5 g
7. BHT: 0,1% x 50 g = 0,05 g
8. Simetikon: 0,1% x 50 g = 0,05 g
9. Aquadest: 50 g – total semua bahan 50 g – 20,35 = 29,65
CARA PERACIKAN

1. Menimbang fase minyak yaitu benzofenon-3, asam stearat, setil alkohol, BHT dan
simetikon sesuai kebutuhan.
2. Memasukkan fase minyak yang telah ditimbang ke dalam cawan dan aduk ad
homogen.
3. Menimbang fase air yaitu trietanolamin, tween 80, Gliserin, dan akuades sesuai
kebutuhan
4. Memasukkan fase air yang telah ditimbang kedalam cawan dan aduk ad homogen.
5. Panaskan cawan yang masing-masing telah berisi fase minyak ad meleleh dan fase
air di atas hotplate dengan suhu 70℃.
6. Mencampurkan fase minyak dan fase air di dalam mortar panas dan aduk
secara konstan ad terbentuk masa krim.
7. Menimbang TiO2 dan asam glikolat sesuai kebutuhan
8. Memasukkan TiO2 dan asam glikolat yang telah ditimbang ke dalam mortar (6)
dan aduk ad homogen.
Bagan Alir
EVALUASI KRIM
PROSEDUR EVALUASI :
1. Organoleptis :
Uji tentang karakteristik fisik sediaan yang dilakukan dengan bantuan
pancaindra, meliputi :
a) Bentuk : dengan indera mata diskripsikan bentuk fisik sediaan.
b) Warna : dengan indra mata diskripsikan warna sediaan.
c) Bau : dengan indra penciuman atau hidung deskripsikan aroma sediaan

2. Uji pH (FI V : 1563)


Alat : pH Meter
Persyaratan : 4,5-7,5 (pH kulit) (Puspitasari et al., 2018)
Prosedur :
1. Ambil sediaan yang diukur pHnya
2. Siapkan pH indikator
3. Oleskan sediaan Ph indikator
4. Tunggu perubahan warna
5. Lihat pada literatur pH indikator, cocokkan warna yang sesuai
dengan warna indikator tersebut.

3. Viskositas (FI V : 1562)


Alat : Alat yang digunakan adalah Viskometer Brookfield.
Persyaratan : 2000-50.000 Cps (Jumsurizal, Putri, Ilhamdy, Pratama, & Aulia,
2019)
Prosedur :
1. Sambungkan alat viskometer pada sumber listrik
2. Pasang pengaduk spindle
3. Masukkan zat uji kedalam beaker glass untuk mengukur viskositas
4. Celupkan spindel kedalam cairan zat uji yang akan diukur
5. Atur ketinggian alat viskometer sampaibatas tercelupnya sampel
6. Pastikan jarum berada pada posisi nol kemudian atur kecepatan yang akan
digunakan untuk mengukur viskositas sampel
7. Lakukan pengukuran dengan menekan tombol on
8. Biarkan jarum berputar selama 3 kali putaran untukmenghasilkan viskositas
yang tepat
9. Tekan tuas kecil bagian belakang dari alat beserta tombol off pada alat untuk
menghentikan kerja alat
10. Lihat dan catat angka yang ditunjuk pada jarum pada alat

4. Uji daya sebar (Lumentut et al.,


2020) Alat : Plat kaca
Persyaratan : 5-7 cm (Anusha, 2019).
Prosedur :
1. Kaca transparan diletakkan diatas kertas grafik pada kaca tersebut diletakkan
0,5 g krim
2. Ditutup dengan kaca transparan dan dibiarkan selama ± 5 detik untuk
mendapatkan berapa diameter daerah yang terbentuk
3. Tambahkan beban diatas kaca transparan tersebut beban 50,100,200, dan
500 g
4. Diamati diameter daerah yang terbentuk. Spesifikasi sediaan adalah krim
dapat menyebar dengan mudah dan merata.

5. Uji Homogenitas (Lumentut et al., 2020)


Alat : Objek glass
Prosedur :
1. Sejumlah krim yang akan diamati dioleskan pada kaca objek yang bersih
dan kering
2. Ditutup dengan kaca preparat (cover glass)
3. Krim dinyatakan homogen apabila pada pengamatan menggunakan
mikroskop, krim mempunyai tekstur yang tampak rata dan tidak
menggumpal.
HASIL EVALUASI PRAKTIKUM

PT MONTANA FARMA ( MALANG-INDONESIA )

DOKUMEN NO DOKUMEN TANGGAL PENYUSUNAN


PELAKSANAAN A1/QC/ DOKUMEN
EVALUASI
NAMA PRODUK SUNMOON
1. Uji Organoleptis : Hasil Evaluasi
Uji tentang karakteristik fisik sediaan yang
● Bentuk : krim
dilakukan dengan bantuan pancaindra, meliputi : ● Warna : Putih
● Bentuk : dengan indera mata diskripsikan bentuk fisik ● Bau : aromatik khas

sediaan. (Memenuhi Syarat)


● Warna : dengan indra mata diskripsikan warna sediaan.
● Bau : dengan indra penciuman atau hidung
deskripsikan aroma sediaan

2. Uji pH (FI V : 1563)


Alat : pH Meter Hasil
Persyaratan : 4,5-7,5 (pH kulit) (Puspitasari et al., 2018) Ph = 6

Prosedur : (Memenuhi Syarat)


● Ambil sediaan yang diukur pHnya
● Siapkan pH indikator
● Oleskan sediaan Ph indikator
● Tunggu perubahan warna
● Lihat pada literatur pH indikator, cocokkan warna
yang sesuai dengan warna indikator tersebut.
3. Viskositas (FI V : 1562)
Hasil
Alat : Alat yang digunakan adalah Viskometer Brookfield.
Persyaratan : 2000-50.000 Cps (Jumsurizal, Putri, Ilhamdy, Spindle no 64
Faktor pengali 100
Pratama, & Aulia,
2019) Prosedur : 1 = 35,5 CPs
2 = 32 CPs
● Sambungkan alat viskometer pada sumber listrik
3 = 32 CPs
● Pasang pengaduk spindle
1 = 35,5 x 100 = 3.550 CPs
● Masukkan zat uji kedalam beaker glass untuk
2 = 32 x 100 = 3.200 CPs
mengukur viskositas 3 = 32 x 100 = 3.200 Cps
● Celupkan spindel kedalam cairan zat uji yang akan
Hasil: 3.317 Cps
diukur
(Memenuhi Syarat)
● Atur ketinggian alat viskometer sampaibatas
tercelupnya sampel
● Pastikan jarum berada pada posisi nol kemudian atur
kecepatan yang akan digunakan untuk mengukur
viskositas sampel
● Lakukan pengukuran dengan menekan tombol on
● Biarkan jarum berputar selama 3 kali putaran
untukmenghasilkan viskositas yang tepat
● Tekan tuas kecil bagian belakang dari alat beserta
tombol off pada alat untuk menghentikan kerja alat
● Lihat dan catat angka yang ditunjuk pada jarum pada
alat
4. Uji daya sebar (Lumentut et al., 2020) Hasil
Alat : Plat kaca
Cover = 142,82 g
Persyaratan : 5-7 cm (Anusha, 2019). Bahan = 1 g
Prosedur :
2+2,8 = 4,8
● Kaca transparan diletakkan diatas kertas grafik pada 3+2,2 = 5,2
kaca tersebut diletakkan 1 g krim
= 10/2 = 5 cm
● Ditutup dengan kaca transparan dan dibiarkan selama ±
(Memenuhi Syarat)
5 detik untuk mendapatkan berapa diameter daerah
yang terbentuk
● Tambahkan beban diatas kaca transparan tersebut
beban 50,100,200, dan 500 g
● Diamati diameter daerah yang terbentuk. Spesifikasi
sediaan adalah krim dapat menyebar dengan mudah
dan merata.

5. Uji Homogenitas (Lumentut et al., 2020) Hasil


Alat : Objek glass Homogen
Prosedur :
(Memenuhi Syarat)
● Sejumlah krim yang akan diamati dioleskan pada kaca
objek yang bersih dan kering
● Ditutup dengan kaca preparat (cover glass)
● Krim dinyatakan homogen apabila pada pengamatan
menggunakan mikroskop, krim mempunyai tekstur
yang tampak rata dan tidak menggumpal.
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kelompok kami membuat sediaan semisolid yaitu krim.
Tujuan dari praktikum ini adalah memformulasi sediaan krim dan melakukan kontrol
kualitas (evaluasi) sediaan krim. Sediaan Krim adalah bentuk sediaan setengah padat
mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang
sesuai (Depkes RI, 2020). Sediaan krim dipilih karena sifatnya mudah menyebar rata,
mudah dibersihkan, serta aman bila digunakan oleh anak-anak maupun dewasa, praktis
dalam pemakaiannya, cara kerja berlangsung pada jaringan setempat, dapat digunakan
sebagai kosmetik, bahan untuk pemakaian topikal (Nealma & Nurkholis, 2020). Bahan
aktif yang digunakan adalah oksibenzone 2%, Titanium Dioksida 2%, dan Oktil
Metoksisinamat 7%. Ditinjau dari khasiatnya, krim yang dibuat dengan ketiga bahan aktif
tersebut berfungsi sebagai krim tabir surya. Tabir surya memiliki 2 jenis cara kerja dalam
melindungi kulit, yang pertama adalah dapat memantulkan sinar UV agar tidak terkena
kulit dan yang kedua adalah dapat menyerap sinar UV sebelum mengenai kulit. Dipilih
bahan aktif Titanium Dioksida karena bahan ini memiliki manfaat dapat memblokir sinar
UVA dan UVB (Drugbank). Sedangkan bahan oxybenzone dipilih karena bahan ini
merupakan agen tabir surya sehingga bagus untuk mencegah sengatan sinar matahari dan
bahan aktif Oktil Metoksisinamat dipilih karena efektif dapat menyerap sinar UVB dan
dapat sedikit menyerap UVA.

Dari 3 formula yang kami susun, dipilih salah satu formula yang akan di praktikkan,
dan yang terpilih adalah formula 1. Untuk eksipien yang digunakan adalah Dimethicone
sebagai antifoaming agent, Setil alkohol sebagai emolient, Gliserin dan Propilen glikol
sebagai humektan, Nipasol dan Nipagin sebagai pengawet , BHT sebagai antioksidan, TEA
dan Asam stearat sebagai Emulsifying agent dan aquadest sebagai pelarut. Formula ini
dibuat menjadi sediaan krim dengan berat 50 gram. Evaluasi sediaan dilakukan untuk
mengetahui spesifikasi sediaan yang telah dibuat dan dibandingkan dengan spesifikasi
sediaan yang telah diinginkan. Pada evaluasi krim ini kami melakukan 5 evaluasi yaitu uji
organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, dan uji daya sebar. Pada uji pertama
yaitu uji organoleptis didapatkan warna sediaan putih, aroma khas dan teksturnya lembut
dan mudah menyerap di kulit. Hasil dari uji organoleptis ini sesuai dengan spesifikasi
sediaan yang diinginkan. Uji
kedua yang dilakukan adalah uji homogenitas dan setelah dilalukan didapatkan sediaan
krim yang homogeny dan terdispersi secara merata. Uji ketiga yang dilakukan adalah uji
pH yang didapatkan hasil 6 dan berarti sesuai dengan spesifikasi pH kulit yang diinginkan
yaitu (4,5
– 7,5). Uji yang keempat adalah uji viskositas yang didapatkan hasil viskositasnya 3.317
Cps. Menurut spesifikasi sediaan krim memiliki viskositas 2000-50000 cps sehingga
sediaan krim yang dibuat masuk ke dalam rentang viskositas. Uji kelima yang dilakukan
adalah uji daya sebar dan didapatkan rata-rata diameter dari daya sebar krim adalah 5 cm.
Hasil tersebut masuk dalam rentang syarat diameter daya sebar krim yang baik yakni 5-7
cm.

Setelah dilakukan praktikum didapatkan hasil sediaan krim yang baik sesuai dengan
yang diinginkan dan sesuai dengan syarat sediaan krim, yaitu mudah menyebar rata, mudah
dibersihkan, tidak lengket, memberikan rasa dingin dan terasa halus saat dioleskan pada
kulit. Hal ini membuktikan bahwa saat pencampuran fase minyak ke dalam fase air berada
pada suhu yang sama dan dengan pengadukan yang konstan sampai terbentuk masa krim
yang baik. Hasil akhir sediaan krim yang didapatkan berwarna putih, berbau aroma khas
dan teksturnya lembut serta mudah menyerap di kulit.
KESIMPULAN
Krim merupakan bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat
terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Pada sediaan krim yang kami buat
mengandung bahan aktif yaitu oksibenzone 2%, Titanium Dioksida 2%, dan Oktil
Metoksisinamat 7%. krim yang dibuat dengan ketiga bahan aktif tersebut berfungsi sebagai
krim tabir surya. Hasil evaluasi yang kami dapatkan adalah:

 Organoleptis
- Bentuk : krim
- Warna : Putih
- Bau : aromatik khas
 Uji pH: 6
 Uji Viskositas: 3.317 Cps
 Uji Daya Sebar: 5 cm
 Uji Homogenitas : Homogen

Semua uji dari kelima uji tersebut memenuhi persyaratan yang diinginkan yaitu uji
organoleptis, uji pH, uji viskositas, uji daya sebar, dan uji homogenitas. Dapat disimpulkan
bahwa sediaan krim tabir surya tersebut memenuhi standar krim yang baik secara fisika
maupun kimia.
Lampiran
KEMASAN PRIMER

KEMASAN SEKUNDER
BROSUR
DAFTAR PUSTAKA

Jumsurizal, Putri, R. M. S., Ilhamdy, A. F., Pratama, G., & Aulia, R. C. (2019). Formulasi
Krim Tabir Surya dari Rumput Laut (Turbinaria Sp.) dan Kencur (Kaempferia
Galanga). Jurnal Perikanan Dan Kelautan, 9(2), 174–184.
Puspitasari, A. D., Mulangsri, D. A. K., & Herlina, H. (2018). Formulasi Krim Tabir Surya
Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.) untuk Kesehatan Kulit. Media
Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 28(4), 263–270.
https://doi.org/10.22435/mpk.v28i4.524
Rosyidi, V. A., Deni, W., & Ameliana, L. (2018). OPTIMASI TITANIUM
DIOKSIDA DAN ASAM GLIKOLAT DALAM KRIM TABIR SURYA
KOMBINASI BENZOFENON-3 DAN OKTIL METOKSISINAMAT.
PHARMACY: Jurnal
Farmasi Indonesia, 11(1), 1–5.
Anusha, P. (2019). Formulation and Comparative Evaluation Of Semisolid Dosage Forms
Of Natural Agents (Camphor and Menthol) for Muscle Spasms. American Journal of
PharmTech Research, 9(6), 24–42. https://doi.org/10.46624/ajptr.2019.v9.i6.002.
Depkes RI. (2020). Farmakope Indonesia edisi VI. In Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Nealma, S., & Nurkholis. (2020). FORMULASI DAN EVALUASI FISIK KRIM
KOSMETIK DENGAN VARIASI EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia
sappan) DAN BEESWAX SUMBAWA. Jurnal TAMBORA, 4(2), 8–15.
https://doi.org/10.36761/jt.v4i2.634.

Anda mungkin juga menyukai