SEDIAAN KRIM
KELOMPOK : 1
KELAS : A
RANCANGAN PRAFORMULASI
BJ : 3,84 – 4,26
TL : 1825 – 18500C
Oxybenzone Oxybenzone adalah Farmakologi :
Pemerian : Serbuk berwarna senyawa Oxybenzone adalah
putih sampai kuning, praktis organik yang digunakan senyawa organik
dalam
tidak larut dalam air, dan laru tabir surya. Ini adalah turunan yang digunakan dalam tabir
dalam alcohol. dari benzofenon. surya. Ini adalah turunan dari
benzofenon.
Kelarutan : Larut dalam
In membentuk
minyak (lipofilik), larut
kristal tak
dalam alcohol, larut dalam
berwarna yang mudah
toluen.
laru dalam sebagian
besar pelaru organik. Ini
BM : 228,25 g/mol
digunakan sebaga bahan tabir
surya dan kosmetik lainnya
TL :
karena menyerap sina
ultraviolet UV-
A.
(https://go.drugbank.com/d
ru gs/DB01428)
Oktil Metoksisinamat Octyl methoxycinnamate Farmakodinamik :
Bertindak sebagai agen
merupakan tabir surya
fotoprotektif yang
Pemerian : Cairan kental golongan cinnamate yang
melindung kulit dengan
jernih, berwarna kuning merupakan perlindungan
efektif terhadap radiasi mencegah dan
pucat bau khas lemah.
sinar UVB, namun sedikit meminimalkan efek
Kelarutan : Larut dalam merusak dari sinar
atau tidak menyerap radiasi
etanol, Minyak mineral ultraviolet (UV
sinar UVA (Fields, 2008).
minyak silikon.Tak cahaya alami. Efek
Mekanisme kerja bahan ini
larutdalam Air, gliserin, seluler dar iradiasi UV
secara kimiawi adalah
propilen glikol. termasuk kerusakan
dengan mengabsorbsi sinar
ultra violet (UV) sehingga DNA, penghentian siklus
BM : 290,40 g/mol
menghambat penetrasi sinar sel, depresi imunologi
2008) (DrugBank)
Rancangan Spesifikasi Bahan
a) Bahan Aktif Terpilih : Titanium Dioksiada (TiO2), Oxybenzone
(C14H12O3), dan Oktil Metoksisinamat (C18H26O3)
Alasan : TiO2 sebagai material aktif tabir surya adalah
spektrum perlindungannya yang luas mencakup daerah ultraviolet (UV) yaitu
ultraviolet tipe B (UVB) dan ultraviolet tipe A (UVA). Disamping itu, TiO2 adalah
material anorganik yang tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Oktil metoksisinamat
merupakan senyawa kimia yang mengabsorbsi sinar UV sehingga penetrasi sinar UV
ke dalam lapisan epidermis kulit menjadi terhambat (Suhaidah, 2013). Oksibenzon
memiliki kemampuan absorbsi terhadap UV-A dan UV-B
b) Bahan Sediaan Terpilih : Sediaan Cream
Alasan : Karena krim memiliki kelebihan dibandingkan
salep karena nyaman, dapat dipakai di daerah lipatan dan kulit berambut (Anwar,
2012).
c) Persyaratan Bentuk Sediaan
1. Pengertian Sediaan Cream
a. Berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi VI (2020, Halaman 55)
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan
obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara
tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai
konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak
dalam air. Sekarang ini batas tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri
dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam- asam lemak atau
alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih
ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika. Krim dapat digunakan untuk
pemberian obat melaluivagina
2. Persyaratan Sediaan Cream
Sebagai obat luar, krim harus memenuhi beberapa persyaratan berikut:
a. Stabil selama masih dipakai untuk mengobati. Oleh karena itu, krim harus
bebas dari inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar.
b. Lunak. Semua zat harus dalam keadaan halus dan seluruh produk yang
dihasilkan menjadi lunak serta homogen.
c. Mudah dipakai. Umumnya, krim tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakai
dan dihilangkan dari kulit.
d. Terdistribusi secara merata. Obat harus terdispersi merata melalui dasar krim
padat atau cair pada penggunaaan.
(Widodo, 2013)
Bahan aktif
(Titanium Diokside, Oxybenzone, Oktil metoksisinamat)
Asa
m Golongan AHA
stearat
(alpha Hidroxy
e,
Nipagin Acid): asam
Trietanolam
glikolat, asam
Propilen
dan Nipasol
KARAKTERISTIK BAHAN TAMBAHAN
Total 100 % 50 g
(Elcistia et al., 2018)
PERHITUNGAN BAHAN :
Bahan Aktif
1. Oxybenzone : 2% x 50 g = 1 g
2. Oktil Metoksisinamat : 7% x 50 g = 3,5 g
3. Titanium Dioksida : 2% x 50 = 1 g
Bahan Tambahan
- Setil Alkohol : 2% x 50 g = 1 g
- Asam Stearat : 10 % x 50 g = 5 g
- Trietanolamin : 2 % x 50 g = 1 g
- Dimetikon : 4 % x 50 g = 2 g
- Gliserin = 20 % x 50 = 10 g
- Propilenglikol = 5 % x 50 = 2,5 g
- BHT : 0.1% x 50 g = 0.5 g
- Nipagin : 0.2% x 50 g = 0.1 g
- Nipasol : 0,02 % x 50 g = 0,01 g
- Oleum rosae : qs
- Aquadest : 50 - total semua bahan
50 – 27,11 = 22,89 ml
Cara Peracikan
1. Di siapkan semua alat dan bahan
2. Ditimbang semua bahan
3. Dimasukkan bahan fase minyak ( Oxybenzone,Oktil metoksisinamat,Titanium dioksida ,asam
stearat,setil alkohol, dimetikon,dan BHT) dalam cawan penguap dan dipanaskan hingga
suhu 70oC
4. Dilarutkan Nipagin dan Nipasol dengan propilen glikol di aduk ad larut dan homogen
5. Dimasukan bahan fase air (campuran no 4 ,Trietanolamin,gliserin, dan aquadest ) dalam wadah
lalu di campurkan ad homogen , kemudian dipanaskan hingga suhu 70oC
6. Disiapkan mortir panas
7. Dimasukkan fase minyak dan fase air bersamaan kedalam mortir panas
8. Diaduk secara konstan hingga terbentuk massa krim
9. Ditambahkan oleum rosae , aduk ad homogen.
BAGAN ALIR
Dilarutkan Nipagin dan Nipasol dengan propilen glikol di aduk ad larut dan homogen
Dimasukan bahan fase air (campuran no 4 ,Trietanolamin,gliserin, dan aquadest ) dalam wadah lalu di cam
Dimasukkan fase minyak dan fase air secara bersamaan kedalam mortir
Bahan Tambahan
- Setil Alkohol : 2% x 200 g = 4 g
- Asam Stearat : 10 % x 200 g = 20 g
- Trietanolamin : 2 % x 200 g = 4 g
- Dimetikon : 4 % x 200 g = 8 g
- Gliserin = 20 % x 200 g = 40 g
- Propilenglikol = 5 % x 200 g = 10 g
- BHT : 0.1% x 200 g = 0.2 g
- Nipagin : 0.2% x 200 g = 0.4 g
- Nipasol : 0,02 % x 200 g = 0,04 g
- Oleum rosae : qs
- Olive Oil: 20g
- Aquadest : 200 - total semua bahan
200 – 128,64= 71,36 ml
Cara Peracikan
1. Di siapkan semua alat dan bahan
2. Ditimbang semua bahan
3. Dimasukkan bahan fase minyak ( Oxybenzone,Oktil metoksisinamat,Titanium dioksida ,asam
stearat,setil alkohol, dimetikon,dan BHT, olive oil) dalam cawan penguap dan dipanaskan
hingga suhu 70oC
4. Dilarutkan Nipagin dan Nipasol dengan propilen glikol di aduk ad larut dan homogen
5. Dimasukan bahan fase air (campuran no 4 ,trietanolamin,gliserin,dan aquadest ) dalam wadah
lalu di campurkan ad homogen , kemudian dipanaskan hingga suhu 70oC
6. Disiapkan mortir panas
7. Dimasukkan fase minyak dan fase air bersamaan kedalam mortir panas
8. Diaduk secara konstan hingga terbentuk massa krim
9. Ditambahkan oleum rosae , aduk ad homogen
BAGAN ALIR
Dimasukkan bahan fase minyak ( Oxybenzone,Oktil metoksisinamat,Titanium dioksida ,asam stearat,setil alkoh
Dilarutkan Nipagin dan Nipasol dengan propilen glikol di aduk ad larut dan homogen
Dimasukan bahan fase air (campuran no 4 ,Trietanolamin,gliserin, dan aquadest ) dalam wadah lalu di campur
Dimasukkan fase minyak dan fase air secara bersamaan kedalam mortir
Total 100 50
(Rahmat, 2019)
PENGAMBILAN BAHAN
Bahan Aktif
1. Oxybenzone : 2% x 50 g = 1 g
2. Oktil Metoksisinamat : 7% x 50 g = 3,5 g
3. Titanium Dioksida : 2% x 50 = 1 g
Bahan Tambahan
- Setil Alkohol : 3% x 50 g = 1.5 g
- Asam Stearat : 10% x 50 g = 5 g
- Trietanolamin : 3% x 50 g = 1,5 g
- Tween 80 : 7% x 50 g = 3,5 g
- Propilenglikol : 5% x 50 g = 2.5 g
- Dimetikon : 4% x 50 g = 2 g
- BHT : 0.1% x 50 g = 0.05 g
- Nipagin : 0.2% x 50 g = 0.1 g
- Nipasol : 0.1% x 50 g = 0.05 g
- Aquadest : 50 - total semua bahan
50 - 21.7 = 28.3 g
CARA PERACIKAN
1. Di siapkan semua alat dan bahan
2. Ditimbang semua bahan dan dipisahkan menjadi 2 bagian:
● Fase Minyak (oktil metoksisinamat 3,5 g, Oxybenzone 1 g, asam stearat 5 g,
setil alkohol 1.5 g, Titanium Dioksida 1g)
● Fase Air (propilen glikol 2.5 gram, TEA 1.5 gram, tween 80 3.5 g, Nipasol
0.05 g, BHT 0.05 g, Nipagin 0.1 g, Dimetikon 2 g, Aquadest 28.3 g
3. Dimasukan oktil metoksisinamat, Oxybenzone, asam stearat, setil alkohol, Titanium
Dioksida didalam wadah, dicampurkan ad homogen (Fase minyak)
4. Dilarutkan Nipagin dan Nipasol dengan propilen glikol di aduk ad larut dan homogen
5. Dicampurkan Tween 80, BHT 0.5, larutan campuran (Propilen glikol + Nipasol
+Nipagin), Dimetikon, Aquadest di dalam beaker glass (Fase air)
6. Dipanaskan masing-masing campuran Fase minyak dan Air pada suhu 70oC diatas
waterbath.
7. Disiapkan mortir panas
8. Setelah kedua fase mempunyai suhu yang sama dicampurkan kedua fase, fase
minyak dimasukkan terlebih dahulu kemudian ditambahkan fase air ke dalam mortir
panas sedikit-sedikit.
9. Digerus campuran fase minyak & air ad homogen dan terbentuk massa krim.
BAGAN ALIR
FORMULA 3
BAHAN AKTIF
1. Oxybenzone : 2% x 50 g = 1 g
2. Oktil Metoksisinamat : 7% x 50 g = 3,5 g
3. Titanium Dioksida : 2% x 50 = 1 g
BAHAN TAMBAHAN
1. Asam stearate: 14% x 50 g = 7 g
2. Trietanolamin: 1% x 50 g = 0,5 g
3. Tween 80: 2% x 50 g = 1 g
4. Asam glikolat: 0,5% x 50 g = 0,25 g
5. Setil alcohol: 2% x 50 g = 1 g
6. Gliserin: 10% x 50 g = 5 g
7. BHT: 0,1% x 50 g = 0,05 g
8. Simetikon: 0,1% x 50 g = 0,05 g
9. Aquadest: 50 g – total semua bahan 50 g – 20,35 = 29,65
CARA PERACIKAN
1. Menimbang fase minyak yaitu benzofenon-3, asam stearat, setil alkohol, BHT dan
simetikon sesuai kebutuhan.
2. Memasukkan fase minyak yang telah ditimbang ke dalam cawan dan aduk ad
homogen.
3. Menimbang fase air yaitu trietanolamin, tween 80, Gliserin, dan akuades sesuai
kebutuhan
4. Memasukkan fase air yang telah ditimbang kedalam cawan dan aduk ad homogen.
5. Panaskan cawan yang masing-masing telah berisi fase minyak ad meleleh dan fase
air di atas hotplate dengan suhu 70℃.
6. Mencampurkan fase minyak dan fase air di dalam mortar panas dan aduk
secara konstan ad terbentuk masa krim.
7. Menimbang TiO2 dan asam glikolat sesuai kebutuhan
8. Memasukkan TiO2 dan asam glikolat yang telah ditimbang ke dalam mortar (6)
dan aduk ad homogen.
Bagan Alir
EVALUASI KRIM
PROSEDUR EVALUASI :
1. Organoleptis :
Uji tentang karakteristik fisik sediaan yang dilakukan dengan bantuan
pancaindra, meliputi :
a) Bentuk : dengan indera mata diskripsikan bentuk fisik sediaan.
b) Warna : dengan indra mata diskripsikan warna sediaan.
c) Bau : dengan indra penciuman atau hidung deskripsikan aroma sediaan
Pada praktikum kali ini kelompok kami membuat sediaan semisolid yaitu krim.
Tujuan dari praktikum ini adalah memformulasi sediaan krim dan melakukan kontrol
kualitas (evaluasi) sediaan krim. Sediaan Krim adalah bentuk sediaan setengah padat
mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang
sesuai (Depkes RI, 2020). Sediaan krim dipilih karena sifatnya mudah menyebar rata,
mudah dibersihkan, serta aman bila digunakan oleh anak-anak maupun dewasa, praktis
dalam pemakaiannya, cara kerja berlangsung pada jaringan setempat, dapat digunakan
sebagai kosmetik, bahan untuk pemakaian topikal (Nealma & Nurkholis, 2020). Bahan
aktif yang digunakan adalah oksibenzone 2%, Titanium Dioksida 2%, dan Oktil
Metoksisinamat 7%. Ditinjau dari khasiatnya, krim yang dibuat dengan ketiga bahan aktif
tersebut berfungsi sebagai krim tabir surya. Tabir surya memiliki 2 jenis cara kerja dalam
melindungi kulit, yang pertama adalah dapat memantulkan sinar UV agar tidak terkena
kulit dan yang kedua adalah dapat menyerap sinar UV sebelum mengenai kulit. Dipilih
bahan aktif Titanium Dioksida karena bahan ini memiliki manfaat dapat memblokir sinar
UVA dan UVB (Drugbank). Sedangkan bahan oxybenzone dipilih karena bahan ini
merupakan agen tabir surya sehingga bagus untuk mencegah sengatan sinar matahari dan
bahan aktif Oktil Metoksisinamat dipilih karena efektif dapat menyerap sinar UVB dan
dapat sedikit menyerap UVA.
Dari 3 formula yang kami susun, dipilih salah satu formula yang akan di praktikkan,
dan yang terpilih adalah formula 1. Untuk eksipien yang digunakan adalah Dimethicone
sebagai antifoaming agent, Setil alkohol sebagai emolient, Gliserin dan Propilen glikol
sebagai humektan, Nipasol dan Nipagin sebagai pengawet , BHT sebagai antioksidan, TEA
dan Asam stearat sebagai Emulsifying agent dan aquadest sebagai pelarut. Formula ini
dibuat menjadi sediaan krim dengan berat 50 gram. Evaluasi sediaan dilakukan untuk
mengetahui spesifikasi sediaan yang telah dibuat dan dibandingkan dengan spesifikasi
sediaan yang telah diinginkan. Pada evaluasi krim ini kami melakukan 5 evaluasi yaitu uji
organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, dan uji daya sebar. Pada uji pertama
yaitu uji organoleptis didapatkan warna sediaan putih, aroma khas dan teksturnya lembut
dan mudah menyerap di kulit. Hasil dari uji organoleptis ini sesuai dengan spesifikasi
sediaan yang diinginkan. Uji
kedua yang dilakukan adalah uji homogenitas dan setelah dilalukan didapatkan sediaan
krim yang homogeny dan terdispersi secara merata. Uji ketiga yang dilakukan adalah uji
pH yang didapatkan hasil 6 dan berarti sesuai dengan spesifikasi pH kulit yang diinginkan
yaitu (4,5
– 7,5). Uji yang keempat adalah uji viskositas yang didapatkan hasil viskositasnya 3.317
Cps. Menurut spesifikasi sediaan krim memiliki viskositas 2000-50000 cps sehingga
sediaan krim yang dibuat masuk ke dalam rentang viskositas. Uji kelima yang dilakukan
adalah uji daya sebar dan didapatkan rata-rata diameter dari daya sebar krim adalah 5 cm.
Hasil tersebut masuk dalam rentang syarat diameter daya sebar krim yang baik yakni 5-7
cm.
Setelah dilakukan praktikum didapatkan hasil sediaan krim yang baik sesuai dengan
yang diinginkan dan sesuai dengan syarat sediaan krim, yaitu mudah menyebar rata, mudah
dibersihkan, tidak lengket, memberikan rasa dingin dan terasa halus saat dioleskan pada
kulit. Hal ini membuktikan bahwa saat pencampuran fase minyak ke dalam fase air berada
pada suhu yang sama dan dengan pengadukan yang konstan sampai terbentuk masa krim
yang baik. Hasil akhir sediaan krim yang didapatkan berwarna putih, berbau aroma khas
dan teksturnya lembut serta mudah menyerap di kulit.
KESIMPULAN
Krim merupakan bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat
terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Pada sediaan krim yang kami buat
mengandung bahan aktif yaitu oksibenzone 2%, Titanium Dioksida 2%, dan Oktil
Metoksisinamat 7%. krim yang dibuat dengan ketiga bahan aktif tersebut berfungsi sebagai
krim tabir surya. Hasil evaluasi yang kami dapatkan adalah:
Organoleptis
- Bentuk : krim
- Warna : Putih
- Bau : aromatik khas
Uji pH: 6
Uji Viskositas: 3.317 Cps
Uji Daya Sebar: 5 cm
Uji Homogenitas : Homogen
Semua uji dari kelima uji tersebut memenuhi persyaratan yang diinginkan yaitu uji
organoleptis, uji pH, uji viskositas, uji daya sebar, dan uji homogenitas. Dapat disimpulkan
bahwa sediaan krim tabir surya tersebut memenuhi standar krim yang baik secara fisika
maupun kimia.
Lampiran
KEMASAN PRIMER
KEMASAN SEKUNDER
BROSUR
DAFTAR PUSTAKA
Jumsurizal, Putri, R. M. S., Ilhamdy, A. F., Pratama, G., & Aulia, R. C. (2019). Formulasi
Krim Tabir Surya dari Rumput Laut (Turbinaria Sp.) dan Kencur (Kaempferia
Galanga). Jurnal Perikanan Dan Kelautan, 9(2), 174–184.
Puspitasari, A. D., Mulangsri, D. A. K., & Herlina, H. (2018). Formulasi Krim Tabir Surya
Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.) untuk Kesehatan Kulit. Media
Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 28(4), 263–270.
https://doi.org/10.22435/mpk.v28i4.524
Rosyidi, V. A., Deni, W., & Ameliana, L. (2018). OPTIMASI TITANIUM
DIOKSIDA DAN ASAM GLIKOLAT DALAM KRIM TABIR SURYA
KOMBINASI BENZOFENON-3 DAN OKTIL METOKSISINAMAT.
PHARMACY: Jurnal
Farmasi Indonesia, 11(1), 1–5.
Anusha, P. (2019). Formulation and Comparative Evaluation Of Semisolid Dosage Forms
Of Natural Agents (Camphor and Menthol) for Muscle Spasms. American Journal of
PharmTech Research, 9(6), 24–42. https://doi.org/10.46624/ajptr.2019.v9.i6.002.
Depkes RI. (2020). Farmakope Indonesia edisi VI. In Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Nealma, S., & Nurkholis. (2020). FORMULASI DAN EVALUASI FISIK KRIM
KOSMETIK DENGAN VARIASI EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia
sappan) DAN BEESWAX SUMBAWA. Jurnal TAMBORA, 4(2), 8–15.
https://doi.org/10.36761/jt.v4i2.634.