Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA SUBANG

HAND OUT
Mata Kuliah : Psikologi
Topik / Sub Topik : Proses perubahan psikologi pada wanita dewasa
Waktu : 100 Menit
Dosen : TEAM

OBJEKTIF PERILAKU SISWA

Setelah membaca hand out mahasiswa mampu menentukan perubahan psikologi pada wanita
dewasa masa kehamilan dan masa persalinan

MATERI

• Wanita sebagai wanita dewasa


Seorang wanita bisa dikatakan hamil secarah normal jika di
dalam rahimnya bertumbuh kembang manusia yang baru dan kehamilan bisa juga terjadi di
luar rahim atau dinamakan kehamilan di luar kandungan dan pada keadaan yang sangat
jarang terjadi yang dapat bertahan hingga cukup besar, manusia diciptakan untuk
mengandung hanya satu janin saja. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang
bisa saja terjadi sehingga apabila seorang wanita dalam keadaan hamil dikatakan
berisiko tinggi.
1. Wanita dewasa masa kehamilan
Seorang wanita bisa dikatakan hamil secarah normal jika di dalam rahimnya bertumbuh
kembang manusia yang baru dan kehamilan bisa juga terjadi di luar rahim atau
dinamakan kehamilan di luar kandungan dan pada keadaan yang sangat jarang terjadi yg
dapat bertahan hingga cukup besar, manusia diciptakan untuk mengandung hanya satu janin

Psikologi FiKes Prodi DIIIKebidanan Universitas Bhakti Kencana Subang


saja. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang bisa saja terjadi sehingga apabila
seorang wanita dalam keadaan hamil dikatakan berisiko tinggi.
❖ Teori rubin
Rubin adalah seorang bidan USA. Rubin mengembangkan penelitiannya dan teori
tentang kesehatan Ibu dan anak pada khususnya Ibu bersalin. Penelitian dilakukan lebih
dari 20 tahun dengan lebih dari 6000 responden. Tujuan rubin mengidentifikasi bagaimana
wanita mencapai peran sebagai seorang Ibu dan interfensi yang memungkinkan yang akan
menimbulkan efek negatif. Menekan pada pencapaian peran Ibu, untuk mencapai peran
tersebut seorang wanita memerlukan proses belajar melalui aktivitas atau latihan. Dengan
begitu, seorang wanita terutama calon Ibu dapat mempelajari perannya sebagai Ibu.
Sehingga, dia mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi terutama perubahan
pisikologi dalam kehamilan dan setelah persalinan.
❖ Teori ramona T mercer
Teori marcer lebih menekan kan pada stret ante partum dalam pencapaian peran Ibu
dalam pencapaian peran Ibu ia megidentifikasi seorang wanita pada masa pertama
post partum memperlihatkan bahwa wanita akan lebih dekat kepada bayi nya di banding
dengan melakukan sesuatu sebagai seorang Ibu pada umumnya (Kartini, 1992).

2. Masa persalinan
❖ Adat kebiasaan melahirkan
Banyak orang yang berspekulasi tentang mudah atau sulitnya aktivitas dalam melahirkan
bayi, dengan memperbandingkan pada prosesnya dengan berbagai suku bangsa yang
mempunyai berbagai macam budaya. Penduduk yang pemeluk norma tradisional secara
ketat dan wanita-wanita primitif yang memiliki toleransi lebih besar terhadap penderitaan
dan rasa sakit di waktu melahirkan bayinya. Dengan itu, proses melahirkan pada wanita-
wanita primitif itu lebih mudah dan lebih cepat.
Proses reproduksi pada mereka yang kelihatannya lebih simpel-sederhana, jika
dibandingkan dengan proses reproduksi pada wanita-wanita modern yang mengalami
“proses degeneratif” disebabkan oleh kebudayaan yang sangat memberikan kemudahan
dan kemanjaan, yang menyebabkan tubuh dan mentalnya wanita kurang terlatih untuk
fungsi reproduksi atau melahirkan anak bayinya. Banyak peneliti mengatakan bahwa, pada
otot-otot panggul wanita primitif itu sangat efisien dari pada otot panggul wanita modern
yang sekarang yang serba “manja” sebab wanita-wanita dengan kebudayaan primitif itu
hidupnya lebih aktif dan kerjanya sangat jauh lebih berat guna menghadapi tantangan

Psikologi FiKes Prodi DIIIKebidanan Universitas Bhakti Kencana Subang


alam, sedangkan jika dibandingkan dengan wanita modern yang hidup dalam kebudayaan
sangat tinggi dengan berbagai macam fasilitas (Susanti, 2008).
Kerja berat dan kehidupan aktif jelas akan memperkuat untuk otot-otot panggulnya
sendiri sehingga memudahkan pada proses kelahirannya. Sedang kebudayaan yang
modern yang sangat tinggi sekarang ini menyebabkan timbulnya pengaruh yang sangat
melemahkan dan inhibisi terhadap otot-otot panggul juga terhadap aktivitas melahirkan
bayi. Jika wanita suku primitif yang tengah hamil itu tibatiba saja merasakan ada tanda
tanda mau melahirkan dan suatu saat dia akan melakukan perjalanan yang jauh
maka ia akan berhenti sebentar untuk menolong kelahiran bayi dan diri sendiri, dan
meneruskan lagi perjalanannya sampai ia tiba pada tempat yang ingin ditujunya.
Faktanya menunjukkan di kalangan wanita yang berkebudayaan primitif maupun di
kalangan wanitawanita yang modern di kota-kota besar dan sering kali berlangsung
kejadian seperti: para wanita tersebut ada kalanya akan dihadapkan pada gangguan yang
cukup serius dan macam-macam kesulitan pada waktu mereka ingin melahirkan bayinya.
Kesulitan tersebut kadangkala juga mengakibatkan wanita-wanita yang tadi menjadi
meninggal dunia. Proses kelahiran inilah yang sangat yang mendorong orang untuk
mengembangkan ilmu kebidanan dan kedokteran, guna untuk meringankan
penderitaan para Ibu yang mau melahirkan bayinya.
❖ Emosi pada saat hamil dan proses melahirkan
Perubahan emosional yang terjadi selama kehamilan. Hormon yang dapat mempengaruhi
keadaan hati, karena kadarnya yang naik turun. Karena itu, normal jika Ibu hamil sering
merasa sedih, menangis, panik, sedikit tidak yakin atau merasa sangat bahagia sekali.
Perubahan yang ini harus dihadapi walaupaun agak membingungkan untuk sementara
waktu saja. Merasa sedih atau marah waktuya lebih dari 3 minggu.
Hadirnya sang janin yang ada dalam rahim, maka hal itu yang akan mempengaruhi emosi
si Ibu. Apabila pengaruh emosi Ibu itu tidak didukung oleh lingkungan sekitarnya atau
keluarga yang harmonis maupun lingkungan tempat yang ia tinggal yang kondusif, maka
hal ini akan menyebabkan stress pada Ibu hamil.
Contoh, Ibu yang hamil kurang waktu tidurnya akan bisa mempengaruhi kondisi
kesehatan. Karena waktu untuk beristirahatpun akan berkurang. Apabila rasa stress yang
muncul maka mempengaruhi nafsu makan Ibu, akibatnya bisa berbahaya pada
kesehatanya. Makanan yang bergizi yang dIbutuhkan Ibu dan janin tentu berkurang karena
pasokan makanan bergizi sudah kurang, maka yang dikhawatirkan pertumbuhan janin
akan terganggu. Secara psikologis, stress pada sang Ibu hamil ada tiga yaitu:

Psikologi FiKes Prodi DIIIKebidanan Universitas Bhakti Kencana Subang


a) Tahap pertama itu adalah pada triwulan pertama yaitu pada saat umur kehamilan 1
hingga 3 bulan, sepertinya Ibu belum terbiasa dengan keadaannya, di mana adanya
perubahan pada hormon yang mempengaruhi pada kejiwaan Ibu, sehingga Ibu sering
merasakan kesal dan sedih. Selain itu, Ibu hamil juga yang mengalami mualmual dan
morning sickness, yang juga mengakibatkan stress dan gelisah.
b) Tahap kedua saat triwulan kedua yaitu pada saat umur kehamilan 4 hingga 6 bulan.
Dalam waktu tersebut, biasanya Ibu sudah merasa tenang dan tidak gelisah lagi,
karena sudah terbiasa dengan keadaannya. Di tahap ini, Ibu hamil sudah bisa
melakukan aktivitas.
c) Tahap ketiga yakni trimester ketiga. Stress pada Ibu yang hamil akan meningkat
kembali. Hal ini dapat lagi terjadi dikarenakan kondisi kehamilan Ibu semakin
membesar. Kondisi ini tidak jarang memunculkan masalah seperti posisi tidur yang
sangat kurang nyaman dan mudah merasa lelah. Dan semakin bertambah dekatnya
waktu kehamilan pun akan membuat tingkat stress Ibu yang semakin tinggi. Perasaan
cemas yang muncul bisa disebabkan si Ibu memikirkan proses melahirkan serta
keadaan bayi yang akan dilahirkan. Mood Ibu hamil sebenarnya seperti perilakunya
saat menjelang waktu haid atau premenstruation syndrom (PMS). Sedangkan
trimester pertama, hal ini karena dia sedang menyesuaikan diri dengan perubahan
yang akan terjadi pada hormon dan tubuh.
❖ Faktor somatik dan psikis yang mempengaruhi kelahiran
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam kehamilan yaitu:
Faktor-faktor somatik (somatogenik):
a. Neroanatomi
b. Neurofisiologi (ilmu fisiologi yang mempelajari studi fungsi sistem saraf).
c. Nerokimia
d. Tingkat kematangan dan perkembangan organik
Faktor-faktor pre dan peri-natal
Faktor-faktor psikologik (psikogenik):
a. Interaksi Ibu dan anak: normalnya (rasa aman dan rasa percaya) atau tidak normal
berdasarkan kekurangan dan keadaan yang terputus (perasaan tidak percaya dan
kebimbangan atau bingung).
b. Peranan Ayah
c. Persaingan antara saudara kandung

Psikologi FiKes Prodi DIIIKebidanan Universitas Bhakti Kencana Subang


d. Inteligensi (kemampuan mental bertindak secara terarah berpikir secara rasional
dan menghadapi lingkungan secara efektif)
e. Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, masyarakat dan permainan.
f. Kehilangan yang mengakibatkan, depresi,kecemasan rasa salah atau rasa malu.
Konsep dini (individu yang memiliki pola pertumbuhan dalam aspek fisik, sosial,
dan komunikasi yang sesuai dengan tahapan yaang sesuai yang sedang di lalui).
Pola pembelaan dan adaptasi sebagai reaksi terhadap bahaya
Tingkat perkembangan emosi
Beberapa Faktor Psikologis yang dapat mempengaruhi kehamilan Ibu yaitu:
a. Stress. Ibu hamil yang mengalami stress dapat mempengaruhi kesehatan tubuh Ibu
dan janin. Janin akan sulit atau lambat dalam perkembangan dan mengalami
gangguan emosi saat lahir nanti jika Ibu hamil yang stress tidak ditangani cepat
dengan baik.
b. Dukungan keluarga juga merupakan suatu hal yang besar dalam menentukan
status kesehatan Ibu. Jika seluruh anggota keluarga mengharapkan kehamilan
Ibu, mendukung dan memberikan semangat bahkan memperlihatkan dukungannya
dalam berbagai hal seperti dalam pemilihan makanan, maka Ibu hamil akan
merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan,
persalinan, dan masa nifasnya nanti.
c. Faktor lingkungan sosial, budaya, dan ekonomi. Faktor ini sangat berpengaruh
dalam kehamilan yaitu adat istiadat, gaya hidup, dan fasilitas kesehatan serta
tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat adalah sebuah gaya yang berisi tentang
kesehatan dari berbagai faktor hidup yang digunakan Ibu hamil. Seorang Ibu
hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu menghindari asap
rokok, kapan dan di mana pun ia berada, serta harus memperhatikan cara atau
pola makan Ibu, apalagi yang berhubungan dengan adat istiadat yang berada di
lingkuan sekitar. Jika ada makanan yang tidak dibolehkan dalam adat istiadat
tersebut padahal baik dan sangat berguna untuk gizi dan kesehatan Ibu hamil,
maka sebaiknya tetap dikonsumsi atau dimakan. Begitupun juga sebaliknya. Yang
tak kalah penting adalah personal hygiene. Seorang Ibu hamil harus selalu
menjaga kebersihan pada tubuhnya atau dirinya, seperti mengganti pakaian
dalamnya setiap kali pakaian dalam tersebut terasa lembab, menggunakan bra
yang menunjang payudara, dan pakaian yang menyerap keringat.

Psikologi FiKes Prodi DIIIKebidanan Universitas Bhakti Kencana Subang


d. Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat
dan baik. Keluarga yang memiliki ekonomi yang cukup atau pendapatan yang
cukup dapat memeriksakan kehamilannya ke klinik atau puskesmas secara rutin,
merencanakan persalinan tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya
dengan baik. Akan tetapi dengan adanyarencana yang telah di buata sejak awal,
yaitu membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan serta
masa nifas dapat berjalan dengan baik dan lancar. Hal yang harus diperhatikan
dengan baik adalah kehamilan bukanlah suatu keadaan patologis yang
berbahaya. Dengan demikian, kehamilan harus disambut dan dipersiapkan dengan
sangat baik agar dapat dilalui dengan aman dan lancar.
❖ Kegelisahan dan ketakutan menjelang kelahiran
Walaupun Ibu hamil memiliki banyak waktu yaitu 9 bulan untuk mempersiapkan proses
persalinan, ketika waktunya sudah dekat akan melahirkan, Ibu tetap saja merasa panik dan
cemas serta khawatir. Kesiapan fisik dan kesehatan hal tersebut tidak cukup untuk
Jika Ibu merupakan salah satu dari banyaknya wanita hamil yang takut dan khawatir
melahirkan, Anda harus melakukan teknik khusus untuk menangani rasa ketakutan
tersebut. Pada dasarnya, persalinan adalah suatu pengalaman yang dialami setiap wanita
dan kejadian yang indah, tidak selalu menakutkan dan menegangkan serta bukan suatu hal
yang buruk seperti yang ada dalam pikiran dan persaan Ibu. Ibu harus mengingat bahwa
tubuh wanita sudah dirancang sedemikian rupa agar bisa melakukan persalinan. Jangan
sampai momen berharga tersebut Ibu melewatkannya hanya karena diliputi rasa takut dan
khawatir. Beberapa cara untuk mengatasi rasa cemas dan takut menjelang persalinan
berikut ini.
a. Memilih dokter atau bidan yang terpercaya
b. Punya rencana yang fleksibel
c. Dengarkan tubuh dan bayi Anda
d. Melakukan relaksasi
e. Memahami rasa sakit saat melahirkan
f. Mencari dukungan dari keluarga atau sahabat
g. Menemui terapis

❖ Reaksi wanita hiper maskulin dalam menghadapi kelahiran


a. Suatu proses keluarnya hasil konsepsi yang bisa hidup dari dalam uterus melalui
vagina ke dunia luar.

Psikologi FiKes Prodi DIIIKebidanan Universitas Bhakti Kencana Subang


b. Suatu proses keluarnya hasil konsepsi yang sudah cukup bulan atau bahkan bisa hidup
di luar kandungan melewati jalan lahir atau melewati jalanlain dengan tanpa bantuan
lainnya atau kekuatan sendiri
c. Proses keluarnya janin pada kehamilan normal (37– 42 minggu) lahir spontan dan
normal dengan presentasi belakang kepala tanpa masalah baik pada Ibu maupun pada
janinnya.
d. Proses terbukanya dan menipisnya serviks dan janin ke dalam jalan lahir. Kelahiran
adalah suatu proses ketuban dan janin di dorong keluar melalui jalan lahir. Jadi
persalinan dan kelahiran normal merupakan proses keluarnya janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan 37-40 minggu. Lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi atau masalah baik pada Ibu
maupun pada janin.

Reaksi yang terjadi pada wanita hipermaskulin adalah selalu diikuti perasaan bahwa dia
sangat berharap dan mendambakan anak tetapi ada konflik batin bahwa dia juga tidak suka
mendapatkan keturunan akibatnya dapat timbul ketidakpercayaan diri pada wanita
tersebut, bahkan dapat mengalami gangguan saraf seperti sakit kepala hebat pada satu sisi
saja atau migraine. Jika saat wanita hipermaskulin tahu bahwa dirinya hamil, yang
pertama kali akan muncul adalah konflik batin. Dia merasa seperti bermimpi. Emosi-
emosi negatif akan mengikuti wanita ini. Akibatnya, timbul rasa khawatir dan kecemasan
serta rasa takut yang berlebihan,
contohnya:
a. Cenderung Malas. Seorang suami harus mengerti bahwa kemalasan ini tidak timbul
begitu saja, melainkan pengaruh perubahan hormonal yaitu hormon estrogen dan
progesteron yang sedang dialami istrinya. “Jadi tidak ada salahnya jika suami
menggantikan peran istri untuk beberapa waktu. Semisal dengan menggantikannya
menyapu, membereskan tempat tidur, membuat kopi sendiri, masak sendiri dan
makan sendiri.
b. Lebih Sensitif. Biasanya wanita yang hamil juga berubah jadi lebih sensitif. Sedikit-
sedikit tersinggung lalu marah. Apapun perilaku Ibu hamil yang dianggap kurang
menyenangkan, hadapi saja dengan santai dan lembut. Anda harus tahu bahwa
dampak perubahan psikis ini akan hialng dengan sendirinya. Akan tetapi jika
suaminya membalas kembali dengan kemarahan dan bentakan, bisa-bisa istri semakin
tertekan dan tersiksa sehingga berpengaruh pada pertumbuhan janinnya.

Psikologi FiKes Prodi DIIIKebidanan Universitas Bhakti Kencana Subang


c. Minta Perhatian Lebih. Perilaku lain yang kerap “mengganggu” adalah istri tiba-tiba
lebih manja dan selalu ingin diperhatikan. Meskipun baru pulang kerja dan sangat
letih, usahakan untuk menanyakan keadaannya saat itu seperti “apa kamu sudah
makan”. Suatu Perhatian seperti ini yang diberikan suami, walaupun sedikit, bisa
membuat tumbuhnya rasa aman yang baik untuk perkembangan janin. Begitu pula
saat istri merasakan pegal-pegal dan linu serta sakit pada tubuhnya. Istri akan
meminta suami untuk mengusap atau memijat tubuhnya. Seharusnya dilakukan sambil
memberikan perhatian penuh
d. dengan mengatakan bahwa hal ini memang sering dialami wanita yang sedang hamil
dan diperlukan kesabaran untuk menghadapinya
❖ Reaksi wanita total pasif dalam menghadapi kelahiran
Wanita total pasif adalah kebalikan dari hiperaktif, dia tidak terlalu peduli dan
mempunyai sifat pasif yang sangat ekstrim. Pada saat kehamilan, wanita ini bahan tidak
menyadari apa yang dia alami. Dia merasa tidak bertanggungjawab pada keadaan dirinya
dan apapun yang terjadi pada dirinya. Dia hanya merasa di dalam perutnya kebetulan ada
janin dan kabetulan perutnya yang ditempati janin itu untuk akhirnya nanti dilahirkan. Dia
menganggap bahwa dia tidak bertaggung jawab atas semua ini karena yang harus
bertanggung jawab untuk proses kelahiran nanti adalah para dokter atau tenaga kesehatan
yang menolongnya.
• Reaksi Wanita Total Pasif
Pada wanita total pasif, dia merasa tidak perlu tahu tentang kehamilannya. Dia tidak tahu
harus bagaimana dan harus bersikap seperti apa. Semua hal tentang kehamilannya
dianggap tidak ada gunanya. Suami atau ibunya yang harus mengurus semua ini karena
batinnya dapat terganggu kalau dia harus mengurus kehamilannya. Reaksi yang terjadi
adalah dia akan mengikuti semua nasehat orang lain. Semua hal yang disarankan orang
lain akan selau dilakukan. Fokus wanita total pasif adalah pada usaha mengenyahkan
segala kekuatannya dan dia tidak tau-menau ada kesakitan dijasmaniah pada dirinya.
• Tingkah Laku Wanita Total Pasif
Tingkah laku wanita total pasif selama kehamilannya sangat khas, yaitu:
1. Bersikap pasif.
2. Bergantung pada ibunya.
3. Menyuruh suami melakukan semua tugasnya.
4. Tingkah lakunya infantil, kekanak-kanakan.

Psikologi FiKes Prodi DIIIKebidanan Universitas Bhakti Kencana Subang


5. Penampakan dirinya sebagai gadis kecil yang main boneka.
6. Merasakan kehamilan dan kelahiran sebagai peristiwa magis yang menakjubkan.
7. Jika kehamilannya semakin tua wanita ini jadi sangat tidak sabaran dan menjadi
semakin pasif, ia banyak mengeluh dan mendesak lingkungannya agar kelahiran
bayinya bisa dipercepat.
8. Sama sekali tidak merasa bertanggung jawab terhadap benda yang ada di rahimnya itu.
9. Secara tidak sadar merasakan coitus.
10. Menyerahkan semua tanggung jawab kepada ibunya
11. Mengharapkan ibunya terus menerus menunggui dirinya di saat hamil dan melahirkan
bayinya untuk memberikan atensi pada kelahiran janinnya kelak.

Psikologi FiKes Prodi DIIIKebidanan Universitas Bhakti Kencana Subang

Anda mungkin juga menyukai