Indonesia
Disusun oleh:
FAKULTAS SYARIAH
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan segala nikmatnya kepada semua hambaNYA. Semoga keberkahan selalu
menghampiri para hambanya. Sholawat salam senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW. Yang telah membawa umatnya menuju jalan yang yang diridhai
Allah.
Penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum
Kepailitan yang diampu oleh Ibu Rizka Prawesti, M. H. serta sebagai sumber
pengetahuan bagi para pembacanya. Adapun isi dari makalah ini adalah diantaranya
membahas mengenai Teori Interaksionisme Simbolik Sebagai Alat Analisis Terhadap
Hukum. Kami sebagai penyusun makalah mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang terlibat didalamnya. Dan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
bagi para pembacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penanaman modal baik penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun
penanaman modal asing (PMA) memiliki peran penting terhadap pembangunan ekonomi
suatu negara. Pembangunan ekonomi yang meliputi penciptaan lapangan kerja,
pembangunan infrastruktur, dan pembaharuan teknologi membutuhkan dana yang tidak
sedikit, hal tersebutlah yang mendasari kebijakan penanaman modal guna menopang
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional.
Maka dari itu untuk menarik minat investor asing pemerintah menerbitkan
kebijakan-kebijakan yang mengakomodir masuknya PMA ke Indonesia. Selain itu untuk
memberikan perlindungan jaminan investasi PMA pemerintah Indonesia mengadopsi
konvensi MIGA. Mulltilateral Invesment Guarantee Agreement atau biasanya disingkat
MIGA merupakan Badan Internasional Global dibawah naungan Bank Dunia yang
bergerak di bidang penjaminan atau asuransi kegiatan penanaman modal asing
khususnya di negara berkembang. 1 Berdasarkan MIGA sebagai lembaga penjamin
investasi internasional makalah ini akan membahas bagaimana penerapan MIGA dalam
hukum nasional Indonesia dan bagaimana Lembaga MIGA memberikan bentuk dan
jaminan investasi terhadap para Investor.
1
AF. Elly Erawati, “Meningkatkan Investasi Asing di Negara-Negara Berkembang”, (Bandung: Studi
Hukum Universitas Parahyangan, 1989), Hal 24
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana basis aturan Mulltilateral Invesment Guarantee Agreement di
Indonesia?
2. Bagaimana konsep dasar dari Mulltilateral Invesment Guarantee Agreement?
3. Apa yang dimaksud dari Mulltilateral Invesment Guarantee Agreement?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami basis aturan Mulltilateral Invesment Guarantee
Agreement di Indonesia?
2. Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar dari Mulltilateral Invesment
Guarantee Agreement?
3. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud Mulltilateral Invesment
Guarantee Agreement?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Basis Aturan Mulltilateral Invesment Guarantee Agreement Di Indonesia
Multilateral Investment Guarantee Agency adalah suatu organisasi internasional
di bawah payung Bank Dunia yang dibentuk pada sekitar tahun 1985. Aturan terhadap
Multilateral Investment Guarantee Agency terdapat pada Bab I (Pasal 1- Pasal 3) yang
secara khusus mengatur pembentukan, status, tujuan dan batasan. 2 Pada 27 Juni 1986
telah terbit Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1986 (Keppres No. 31/1986) tentang
Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA). Keppres ini menetapkan bahwa:
Pasal 1
Pasal 1 yang ini menyatakan berdirinya Agency beserta pemberian status hukum
lembaga ini sebagai subyek hukum.
Pasal 2
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap
orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Keputusan Presiden ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. 3
2
Antonio F. J. Karim, Penyelesaian Bisnis Melalui Multilateral Investment Guarantee Agency Terhadap
Perkembangan Investasi di Indonesia (Jurnal Lex Et Societatis Vol. VII/No. 2/Feb/2019) hal. 163-164
3
Prof. Dr. Rahmi Jened, S.H., M.H., Teori dan Kebijakan Hukum Investasi Langsung (Jakarta:Kencana,
2016) hal. 345
3
B. Konsep Dasar Dari Mulltilateral Invesment Guarantee Agreement
MIGA adalah anggota dari World Bank dengan misi untuk mendukung
penanaman modal asing secara langsung ke negara berkembang, untuk membantu
pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan standar kehidupan
rakyat. MIGA bertujuan untuk mendukung investasi asing secara langsung melalui
penyediaan asuransi risiko politik dan perluasan kredit bagi inventor dan pemberi
pinjaman terhadap kerugian yang disebabkan oleh risiko non-komersial.
Strategi operasional MIGA bermain sangat kuat pada pangsa pasar untuk menarik
investor dan penjamin swasta atas kesulitan mengoperasikan lingkungan. MIGA fokus
dalam area dimana MIGA tampil secara berbeda untuk membantu :
Dalam dunia usaha dan juga dalam bidang hukum internasional dikenal dua
macam bentuk risiko yang tergolong dalam risiko politik, yaitu ekspropriasi dan
konfiskasi. Keduanya sering pula disebut dengan istilah nasionalisasi. Tindakan
nasionalisasi terhadap investasi asing sesungguhnya bukan hanya terjadi di negara-
negara berkembang saja melainkan sering kali juga terjadi di negara-negara industri
maju. Tindakan yang diambil oleh negara penerima modal, negara pengekspor modal,
dan investor asing sendiri untuk menghindari atau mengurangi political risk tersebut
sangat beragam.
Pemerintah negara penerima modal kerap kali merasa perlu untuk memberikan
jaminan perlindungan terhadap investasi asing dari kemungkinan terjadinya political risk
tersebut. Di pihak lain, negara pengekspor modal sebagai negara dimana investor asing
4
memiliki status kewarganegaraannya juga merasa berkepentingan untuk melindungi
kepentingan dan kekayaan yang dimiliki investor warga negaranya yang berinvestasi di
luar negeri. Tindakan perlindungan yang lazimnya dilakukan oleh negara pengekspor
modal meliputi dua bentuk, yaitu :
Sementara itu pihak investor asing sendiri juga tetap berupaya agar dapat
terhindar dari kerugian yang mungkin muncul akibat political risk tersebut. Cara yang
mereka lakukan adalah dengan mengasuransikan investasi mereka kepada perusahaan-
perusahaan swasta asuransi. Bahkan terkadang pihak pemerintah negara mereka
sendirilah yang bertindak menjadi penjamin atau ansurador melalui badan-badan
publiknya.4
4 Rahmi Jened, Teori dan Kebijakan Hukum Investasi Langsung (Direct Investment), (Jakarta : Kencana,
5
Indonesia telah meratifikasi Konvensi MIGA melalui Keputusan Presiden
(Keppres) Nomor 31 Tahun 1986 tentang Pengesahan Convention Establishing The
Multilateral Investment Guarantee Agency. Konvensi ini berkaitan dengan risiko non
komersial atau disebut juga dengan risiko politik yang digagas oleh Bank Dunia,
Konvensi MIGA tersebut juga dikenal dengan Konvensi Seoul tahun 1985 yang
dilatarbelakangi agar meyakini bahwa MIGA dapat berperan penting untuk mendorong
Penanaman Modal Asing (PMA) melalui program penjaminan penanaman modal baik
yang sifatnya regional maupun nasional, serta program penjaminan risikonon-
komersial yang mungkin akan dihadapi oleh pihak investor.5
Dari prinsip kovensi MIGA tersebut di atas, bahwa prinsipnya adalah untuk
meningkatkan kebutuhan dalam Negeri maka dibutuhkan arus perkembangan dalam
modal dengan cara peningkatan kerjasama dalam investasi asing dan swasta, khususnya
bagi negara berkembang seperti Indonesia. Terlebih dalam prinsip konvensi MIGA
tersebut berkaitan dengan pengaturan kebijakan dasar penanaman modal yang diatur
dalam Pasal 4 UU PM.
5
D. Sidik Suraputra, “ICSID dan MIGA”, Gagasan dan Pemikiran tentang Pembaharuan Hukum
Nasional (Jakarta: erlangga, 2002,) hlm.60
6
Convention Establishing The Multilateral Investment Guarantee Agency
6
Maka dari itu, prinsip MIGA dan ketentuan UU PM tersebut sangat
berhubungan dalam hal kepastian hukum bagi para investor berikut dengan adanya
peningkatan PMA tersebut maka para investor hendaknya selalu mementingkan dan
memperhatikan keadaan dari kepentingan nasional demi terciptanya perekonomian
negara berkembang sehingga Indonesia bisa lebih cepat bersaing dibandingkan Negara
lainnya.
3. Bentuk dan Jenis dalam Jaminan Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA)
7
tidak biasa struktur transaksi memungkinkan untuk terus maju yang lain tidak
akan mungkin, menguntungkan kedua investor dan negara-negara berkembang.
MIGA cakupan dapat mengurangi risiko pemberian peringkat atau membantu
meningkatkan kredit dan biaya proyek-seperti yang terjadi untuk transaksi pasar
modal Investasi finansial dapat berupa saham, surat berharga, obligasi dan
commercial papers.
b. Direct foreign investment memberikan pengarahan secara langsung kepada
investasi dalam melakukan investasinya. Direct foreign investemnt adalah
penanaman modal asing yang direpresentasikan di dalam asset riil seperti:
tanah, bangunan, peralatandan teknologi. Dengan Direct foreign investment,
banyak hal positif yang didapatbagi perekonomian negara bersangkutan seperti
pendapatan atas pajak bagi pemerintah, penyediaan lapangan kerja, alih
teknologi dan ilmu pengetahuan dan pendayagunaan lahan.
c. Bentuk-bentuk lain dari pengalihan dan penggunaan alat tukar asing untuk
tujuan moderenisasi, peluasan atau pengembangan suatu proyek investasi yang
sedang berjalan.7
4. Tindakan yang dapat ditempuh Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA)
ketika terjadi Sengketa
7
Pasal 12 Konvensi MIGA
8
Pasal 23 (b) Konvensi MIGA
8
investor dengan cara subrogasi mengambil alih kedudukan dari investor, MIGA tetap
akan mencoba menyelesaikan pembayaran kompensasi dengan cara damai dengan
pemerintah Indonesia. Kemudahan maupun fasilitas yang disediakan MIGA untuk
menyelesaikan sengketa adalah usaha dari MIGA untuk mendepolitisasi perlindungan
investasi internasional.
Setiap sengketa hukum yang terjadi dalam bidang penanaman modal asing pada
dasarnya dapat diselesaikan oleh lembaga-lembaga penyelesaian sengketa,misalnya
peradilan nasional atau lembaga arbitrase. Dunia perekonomian yang berkembang
secara universal dan global mulai mengenal bentuk-bentuk lembaga penyelesaian
sengketa yang memberikan rasa aman dan keadilan bagi para pihak yang bersengketa.
9
Pasal 26 Konvensi ICSID
9
Berdasarkan kekuasaan yang ada, MIGA dapat mengeluarkan kebijaksanaan
mengenai ketentuan tentang syarat-syarat umum dan kondisi untuk perjanjian asuransi,
mengatur mengenai pembayaran kompensasi, dan membuat perjanjian dengan negara-
negara lain.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
MIGA adalah anggota dari World Bank dengan misi untuk mendukung
penanaman modal asing secara langsung ke negara berkembang, untuk membantu
pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan standar kehidupan
rakyat. MIGA bertujuan untuk mendukung investasi asing secara langsung melalui
penyediaan asuransi risiko politik dan perluasan kredit bagi inventor dan pemberi
pinjaman terhadap kerugian yang disebabkan oleh risiko non-komersial.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masihjauh dari kata sempurna, baik dadi
segi isi maupun penyusunannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini. Penulis berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagipenulis khususnya dan para pembaca
11
DAFTAR PUSTAKA
Janed, R. (2016). Teori Dan Kebijakan Hukum Investasi Langsung . Jakarta: Kencana.
Keputusan Presiden (KEPPRES) No. 31 Tahun 1986 tentang Convention Establishing The
Multilateral Investment Guarantee Agency
Pasal 12 Konvensi MIGA
Suraputra, D. S. (2002). Icsid Dan Miga, Gagasan Dan Pemikiran Tentang Pembaharuan
Hukum Nasional. Jakarta: Erlangga.
12