Anda di halaman 1dari 4

Kesenian Tari Dolalak

Sejarah Berdirinya Kesenian Tari Dolalak


Kesenian Tari Dolalak merupakan akulturasi dari budaya Barat (Belanda) dan Timur (Jawa).
Pada waktu Indonesia diperintah oleh Belanda, daerah Kabupaten Purworejo terkenal sebagai
daerah milisi (tempat melatih serdadu/tentara). Angota milisinya terdiri dari orang-orang pribumi
yang tidak hanya berasal dari Purworejo, tetapi juga dari luar daerah Purworejo.

Ternyata kehidupan di tempat tersebut membosankan, hingga akhirnya mereka mencari


hiburan dengan bernyanyi sambil menari. Bagi yang terbiasa menari, mereka akan menari dan bagi
yang terbiasa pencak silat ataupun berdansa, mereka akan pencak silat ataupun berdansa. Hal itu
mereka lakukan hanya sekedar untuk menghibur diri.

Hingga akhirnya pada tahun 1915, tiga orang santri bersaudara yang berasal dari Dukuh
Sejiwan Desa Trirejo mengemas tari dan lagu tersebut menjadi sebuah tarian/kesenian. Ketiga
pemuda tersebut bernama Rejo Taruna, Duliyat, dan Renodimejo. Penamaan Dolalak diambil dari
dominannya notasi nada do – la – la yang dinyanyikan serdadu Belanda untuk tarian dansa mereka.

Ketika pertama kali tercipta, kesenian ini tidak diiringi dengan alat musik, namun diiringi
dengan nyanyian yang dilagukan oleh para pengiringnya. Lagu-lagu yang diciptakan biasanya
bernuansa romantis bahkan ada yang erotis. Nyanyian tersebut dinyanyikan silih berganti atau
terkadang secara koor bersama.

Bentuk Penyajian Kesenian Tari Dolalak


1. Dolalak Tradisi yaitu penyajian Kesenian Tari Dolalak semalam suntuk antara 4 – 6 jam. Dalam
penyajiannnya 1 tembang bisa sampai 30 menit. Penyajian bentuk ini biasanya dilakukan pada
saat acara tanggapan. Pada bentuk penyajian Kesenian Tari Dolalak ini, biasanya sebelum
melakukan tarian dilakukan beberapa ritual terlebih dahulu dan nantinya pada pertengahan
tarian akan dinyanyikan tembang khusus untuk memanggil roh yang nantinya akan menyebabkan
terjadinya trance (mendem). Dolalak Tradisi ini memiliki kekhasan yaitu pada saat tampil
pemusik/pengrawit harus berhadap-hadapan dengan para penari. Hal ini bertujuan agar saat
terjadi trance, penari yang mengalami trance dapat dengan mudah mendatangi para pemain
musik untuk memberi tahu keinginannya. Pada saat tanggapan, pihak yang ingin menanggap
Kesenian Tari Dolalak juga harus menyediakan sesaji yang terdiri dari ingkung bakar,
degan/kelapa muda, minyak wangi (harus minyak wangi yang bergambar duyung), rokok kretek,
rokok menyan, rokok putih, bedak, pengilon/kaca kecil, nginang, lawe (benang/tali), nasi
tumpeng lengkap, telur ayam kampung, kopi pahit, kopi manis, teh pahit, teh manis, minuman
gula jawa dikasih jipang beras, kemenyan, kembang telon (mawar ungu, mawar putih, mawar
merah), dan ditaruh di dalam tenong.

2. Dolalak Kemasan Padat Dolalak kemasan padat yaitu Kesenian Tari Dolalak hanya dimainkan
selama 15 menit – 25 menit atau sesuai dengan kebutuhan. Penyajian Kesenian Tari Dolalak
bentuk ini biasanya dilakukan pada acara-acara festival tari, penyambutan tamu pemerintahan
atau acara-acara lainnya yang tidak memiliki durasi panjang. Pada Dolalak kemasan padat ini
biasanya terdapat beberapa gerakan/tarian yang dikemas menjadi satu paket dalam sekali
pertunjukan.

Elemen-Elemen dalam Kesenian Tari Dolalak


1. Gerak Gerak tari Dolalak merupakan gerak keprajuritan didominasi oleh gerak yang rampak dan
dinamis nyaris seperti gerakan bela diripencak silat yang diperhalus. Gerakan “kirig” yaitu
gerakan bahu yang cepat pada saa-saat tertentu, merupakan ciri khas gerakan Kesenian Tari
Dolalak. Gerakan dalam kesenian ini dibagi menjadi 4 gerakan. Berikut beberapa gerakan dasar
Kesenian Tari Dolalak:

- Gerakan Kaki: adeg, tanjak, hoyog, sered, jinjit, ngetol, pencik, angkat kaki, sempoh(kaki ditekuk),
jengkeng, nentrik, sampok, mancat, gejug, enklel, sing, kesutan, dan sepak.

- Gerakan Tangan: ngrayung/ngruji, taweng/tawing, ukel.

- Gerak Leher: tolehan, pacak jengko, dan coklekan

- Gerak Gabungan/Kordinasai. Ini adalah gerakan gabungan antara tangan, kaki, leher dan badan.
Gerak gabungan: bandul (gabungan antara gerak kaki dan tangan), selut (gerak sambung), siak, selut,
kirig, lembeian, cakilan.

2. Musik Awlanya Kesenian Tari Dolalak ini tidak diiringi dengan alat musik, namun seiring dengan
perkembangan kesenian ini mulai diingiri dengan alat musik. Alat musik yang biasa digunakan
untuk mengiringi yaitu jidur, terbang, kendang, rebana dan saat ini mulai ditambah dengan
orgen, drum, serta kendang.

3. Tembang/Lagu Syair dalam tembang Dolalak ini bersifat keagamaan, pantun jenakan, dan
petuah-petuah. Judul dari tembang merupakan nama dari tarian yang dibawakan. Berikut
beberapa tembang Kesenian Tari Dolalak:

- Jalan-jalan

1. Pambukaning kidung minangka pambagya Katur sagung para rawuh kang minulya
2. Miwah asung pudyastawa basukyarjo Mugi antuk sihing Hyang Maha Kuwasa
3. Mila ing wardaya dahat kumacelu Sung sugata sepi kawruh sru balilu
4. Awit sedyaning nala sayekti amung Amemetri kabudayan adiluhung
5. Punika ta warni wewujudanira Kabudayan asli saking Purworejo
- Ikan Cucut

1. Ikan cucut mandi di laut Kena ombak bergoyang buntut


2. Kelap kelip lampu di kapal Matrus Blanda turun sekoci
3. Arip-arip kita berlayar Untuk bekal di hari nanti
4. Jangan suka makan mentimun Mentimun itu banyak getahnya
5. Jangan suka duduk melamun Mlamun itu tak ada gunanya
6. Burung gelatik kepala tiga Tiga juga siapa yang punya
7. Rumah nona seperti rumah saya Iddadahu……………… mama
8. Minggu milir malilir lilir Jauh…….. jauh…………….. mama
9. Hitam-hitam burung srigunting Kalau terbang menyahut gangsir
- Ambil Kain
1. Kembang mlathi pantes den agem pra putri, Ayo ngudi kagunan kita pribadi
2. Kembang menur megar anjrah kadya sawur, Muji sukur mrih rukuning pra sedulur
3. Kembang mawar megar gandane angambar, Samya sabar anggayuh kawruh kang anyar
4. Kembang gambir arum gandane sumilir, Aja kibir kawruh kang durung kelair
5. Kembang suruh mbalasah saengga uwuh, Kudu teguh ngadhepi baya pakewuh
6. Kembang jambe arum mencit panggonane, Aja rame lamun lagya tandang gawe
7. Kembang soka megare kaya tinata, Angudiya rahayuning nusa bangsa

4. Tata Rias dan Tata Busana Dalam pementasannnya, Kesenian Tari Dolalak menggunakan tata rias
dan kostum. Tata rias dalam Kesenian Tari Dolalak tidak ada patokannya, karena tarian ini bukan
merupakan tarian karakter dan tidak ada penokohan. Penari dalam kesenian ini hanya menggunakan
make up sewajarnya yaitu yang laki-laki di rias agar terlihat segar dan penari perempuannya dirias
agar terlihat cantik.
Kostum dalam kesenian ini mencontoh bentuk pakaian yang digunakan oleh opsir Belanda.
Berikut adalah kostum yang biasa digunakan: - Baju dengan rumbai-rumbai, pangkat, dan motif untu
walang

- Celana pendek. Dalam perkembangannya celana yang digunakan tidak selalu pendek. Celana dapat
disesuaikan dengan penarinya.

- Memakai topi pet

- Berkaos kaki - Berkacamata (pada umunya hitam) - Sampur

Warna kostum yang digunakan biasanya berwarna hitam dengan kaos kaki kuning dan motif untu
walang berwarna merah putih, namun seiring dengan perkembangannya warna kostum mulai
menyesuaikan dengan pasarnya tanpa menghilangkan ciri khas dari kostun Kesenian Tari Dolalak itu
sendiri.
Versi Kesenian Tari Dolalak

Kesenian Tari Dolalak memiliki tiga versi, yaitu versi mlaranan, versi kaligesingan, dan versi
pesisir. Yang bedakan dari ketiganya ini adalah cengkok dan gerakannya. Dolalak versi mlaran
cenderung ditarikan oleh penari perempuan. Dolalak versi kaligesingan dikenal sebagai Dolalak yang
memiliki gerakan lincah.

Anda mungkin juga menyukai