Anda di halaman 1dari 81

SKALA DISTRES AKADEMIK SISWA/SISWI SMA

LAPORAN PENYUSUNAN ALAT UKUR - UAS

KONSTRUKSI ALAT UKUR PSIKOLOGI

DISUSUN OLEH:

PSICILA THALIA JENIFER 502016057

MARGARETH CAROLINE 502017026

ELIANORA NANI SESANTI 502017032

GRACE PRISCILA EFFENDY 502017039

DEBORA GABRIEL SERAFIM 502017052

DESEMBER 2019

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

FAKULTAS PSIKOLOGI
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 2

I.A. LATAR BELAKANG 2

I.B. TUJUAN DAN MANFAAT 3

I.B.1. TUJUAN 3
I.B.2. MANFAAT 3

I.C. SISTEMATIKA PENULISAN 3

BAB II LANDASAN TEORI 5

II.A.KAJIAN TEORI 5

II.A.1.STRES AKADEMIK 5
II.A.2.DISTRES AKADEMIK 5

II.B. RINGKASAN KONSTRUK ALAT UKUR 5

II.B.1.DEFINISI TEORETIS 6
II.B.2.DEFINISI OPERASIONAL 6

BAB III DESKRIPSI ALAT UKUR & KARAKTERISTIK TEST TAKERS 8

III.A. DESKRIPSI ALAT UKUR 8

III.B. KARAKTERISTIK TEST TAKERS 9

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 11


IV.A. PENYUSUNAN & DESKRIPSI ITEM 11
IV.A.1. PROSES PENYUSUNAN ITEM 11

DAFTAR ISI ii
IV.A.2. DESKRIPSI ITEM 14
IV.B. ANALISIS ITEM 15
IV.B.1. RANCANGAN UJI COBA 15
IV.B.2. RANCANGAN ANALISA ITEM 16
IV.B.3. HASIL ANALISIS ITEM 18
IV.C. UJI VALIDITAS 38
IV.C.1. RANCANGAN UJI VALIDITAS 38
IV.C.2. HASIL UJI VALIDITAS 39
IV.D. UJI RELIABILITAS 45
IV.D.1. RANCANGAN UJI RELIABILITAS 45
IV.D.2. HASIL UJI RELIABILITAS 45
BAB V INTERPRETASI SKOR ALAT UKUR
V.A. RANCANGAN STANDARDISASI 46
V.B. HASIL STANDARDISASI 47
BAB VI KESIMPULAN & REKOMENDASI
VI.A. KESIMPULAN 48
VI.B. REKOMENDASI 49

DAFTAR PUSTAKA iv

LAMPIRAN I TEST SPECIFICATION ii

LAMPIRAN II SISTEMATIKA ALAT UKUR iii


LAMPIRAN III ALAT UKUR UJI COBA iv

DAFTAR ISI iii


BAB I
PENDAHULUAN

I.A. LATAR BELAKANG

Stres adalah salah satu permasalahan yang sering terjadi dalam


kehidupan sehari-hari. Menurut Barseli dan Ifdil (2017), stres terjadi
karena permasalahan tekanan akibat ketidaksesuaian antara situasi atau
keadaan yang diharapkan oleh individunya. Stres juga terjadi karena
terdapat kesenjangan antara kemampuan individu dengan tuntutan dari
lingkungan keluarga maupun sosial untuk memenuhinya. Stres
akademik merupakan salah satu jenis stres yang paling umum dialami
oleh pelajar. Desmita (2010) menyatakan bahwa stres akademik
merupakan jenis stres yang diakibatkan oleh academic stressor yang
diantaranya adalah tekanan yang bersumber dari kegiatan yang
berhubungan dengan belajar seperti waktu belajar, tekanan belajar
untuk bisa naik kelas, banyaknya tugas, dan lain - lain. Menurut
Azzahra (2017), Stres dibagi menjadi dua macam yaitu, eustres dan
distres yang merupakan respon dari stres. Menurut Lazarus (dalam
Azzahra, 2017), eustres merupakan reaksi yang positif terhadap
stressor. Sedangkan, distres merupakan reaksi negatif yang dialami
oleh individu terhadap stressor yang berkaitan dengan perasaan yang
negatif seperti cemas, takut, gelisah, dan lain - lain.
Stres ini terutama dapat dialami oleh para remaja dalam situasi
yang berbeda, seperti salah satunya tuntutan belajar yang tinggi di
sekolah di mana para pelajar diwajibkan harus mendapatkan prestasi
dan nilai yang baik. Setiap tahun kementerian pendidikan dan budaya
menerapkan standar kelulusan yang semakin meningkat dan
menerapkannya ke sekolah-sekolah agar mencapai tingkat kelulusan

BAB I PENDAHULUAN 1
yang tinggi, hal tersebut ditandai dengan adanya pergantian kurikulum
dari waktu ke waktu.
Reaksi yang dihasilkan oleh pelajar terhadap stressor cenderung
mengarah pada distress. Menurut Baldwin (dalam Desmita, 2009),
siswa terbebani dengan bahan ajar yang cukup berat di sekolah dapat
menyebabkan stres, terutama pada siswa-siswi SMA. Oleh karena itu,
di pihak lain siswa akan merasa berat dengan tingginya standar yang
diterapkan. Semakin tinggi tingkat kelas semakin sulit dan membuat
siswa merasa terbebani oleh tugas maupun ujian. Tuntutan yang tinggi
yang diberikan oleh orang tua maupun guru-guru sering memicu
munculnya stres para siswa yang tidak memiliki kesiapan dalam
belajar.
Menurut Elias (2011), stres di bidang akademik pada remaja
muncul akibat adanya harapan dari diri sendiri, orang tua, maupun
guru untuk meraih prestasi yang baik, tetapi harapan ini tidak dapat
dilakukan maupun tidak sesuai dengan kemampuan para remaja.
Berdasarkan data yang didapatkan dari Replubika.co.id (2019),
seorang psikolog bernama Helen Damayanti mengatakan bahwa di
Indonesia remaja yang mengalami stres akademik sebanyak 44%
dikarenakan tugas dan ujian. Berdasarkan data yang telah penulis
dapatkan melalui wawancara singkat kepada beberapa guru Bimbingan
Konseling (BK) di sekolah SMA di Jakarta baik swasta maupun negeri,
dampak stress yang dialami oleh pelajar SMA umumnya terjadi saat
mereka baru saja memasuki sekolah SMA yaitu, kelas 10 karena harus
mengambil penjurusan dan saat kelas 12 yaitu, pada saat menjelang
ujian nasional dan perencanaannya ke masa depan untuk mengambil
jurusan kuliah. Hal tersebut tentu berdampak negatif kepada diri siswa
itu sendiri dan juga guru.
Beberapa guru BK juga mengatakan bahwa beberapa siswanya
yang cenderung bersikap agresif, impulsif, dan menarik diri dari
lingkungan luar sebagai akibat dari stres yang dialami. Mereka merasa
alat ukur untuk mengetahui tingkatan stres akademik siswa cukup

BAB I PENDAHULUAN 2
diperlukan. Tujuan penulis mengkonstruksi alat ukur tersebut adalah
agar pihak sekolah khususnya, SMA dapat mengidentifikasi tingkat
stres yang dialami oleh siswanya dalam tingkat sekolah apapun
(unggulan, menengah, kurang) baik sekolah swasta maupun negeri.
Peneliti akan mengukur reaksi individu terhadap stressor.
Terdapat empat konstruk psikologis yang kami gunakan dalam
penyusunan alat tes ini yaitu, fisiologis, emosional, behavioral, dan
kognitif. Masing - masing konstruk akan kami kembangan menjadi
beberapa indikator dan menghasilkan total item sebanyak 79. Pilihan
jawaban dari alat tes ini menggunakan model skala likert dengan
rentang dari 1 (tidak pernah) sampai 5 (sering).

I.B. TUJUAN DAN MANFAAT

I.B.1. TUJUAN
Tujuan pembuatan alat ukur ini untuk penelitian lebih lanjut dan
mengidentifikasi mengenai tingkat distres akademik siswa-siswi SMA
berdasarkan level sekolah.

I.B.2. MANFAAT

a. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari alat ukur ini adalah membantu mempermudah
guru BK dalam mengidentifikasi tingkat distres setiap siswa. Setelah
tingkat distres siswa diketahui, maka guru BK dapat memberikan
bimbingan yang tepat untuk siswa tersebut dalam mengatasi distres
yang dialaminya.
b. Manfaat Teoritis
Alat ukur ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti yang
ingin membuat alat ukur mengenai distres akademik siswa-siswi. Alat

BAB I PENDAHULUAN 3
ukur ini juga diharapkan dapat memperluas kajian pembelajaran
psikologi klinis yaitu mengenai stres akademik, dan juga pembelajaran
alat ukur yang berkaitan dengan distres akademik.

I.C. SISTEMATIKA PENULISAN

Pada Bab I berisikan pembahasan mengenai latar belakang


fenomena distres akademik yang terjadi pada tingkat sekolah,
penelitian alat ukur sebelumnya, dan pendekatan yang digunakan
dalam menyusun alat ukur. Tujuan dari pembuatan alat ukur serta
manfaatnya secara praktis dan teoritis.
Pada Bab II berisikan pembahasan mengenai berbagai teori dan
hasil-hasil wawancara dengan guru BK di beberapa SMA swasta
maupun negeri di DKI Jakarta mengenai distres akademik yang terjadi
atau yang dialami pada setiap level sekolah SMA. Definisi operasional
dari konstruk adalah distres akademik merupakan reaksi terhadap stres
yang negatif dialami oleh para pelajar, seperti siswa-siswi SMA yang
dapat diidentifikasi melalui sejumlah item pernyataan yang akan
dijawab oleh siswa yang menggambarkan distres atau sesuai gambaran
distres yang dialami.
Bab III berisikan pembahasan mengenai secara rinci mengenai
karakteristik alat ukur dan test takers (seperti usia, jenis kelamin,
kelas, dsb).
Bab IV, merupakan bagian penutup membahas mengenai proses
penyusunan item, seperti menentukan level sekolah yang akan dituju,
mencari jurnal penelitian yang berkaitan dengan topik untuk
mengetahui tentang stres akademik, alat ukur, dan dimensi distres
akademik, melakukan survei dan wawancara untuk memperoleh data
distres akademik yang dialami pelajar SMA.

BAB I PENDAHULUAN 4
BAB II
LANDASAN TEORI

II.A. KAJIAN TEORI

II.A.1. STRES AKADEMIK

Stres adalah keadaan yang timbul karena adanya ketidaksesuaian


antara yang apa diinginkan dengan kenyataan yang terjadi karena faktor-
faktor yang ada disekitarnya (Garniwa, I. 2007). Adanya kesenjangan antara
tuntutan dari lingkungan dengan kesanggupan individu untuk memenuhinya.
Stres memiliki sisi negatif dan positif, stres yang bersifat negatif disebut
distress sedangkan stres yang bersifat positif disebut eustress. Stres ini dapat
dialami banyak orang tidak terkecuali para pelajar, dimana pelajar memiliki
banyak tuntutan di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan sosialnya. Stres
yang terjadi di lingkungan pendidikan cenderung mengarah ke distress. Stres
ini disebut distres akademik.

II.A.2. DISTRES AKADEMIK

Menurut Azzahra (2017), distres psikologis merupakan keadaan negatif


seperti kecemasan, penderitaan mental, dan kepedihan yang ditandai dengan
beberapa gejala seperti perubahan emosi, rasa tidak nyaman, perasaan tidak
mampu, dan juga bisa berdampak buruk bagi individu. Distres psikologis ini
terbentuk dari kesedihan, kecemasan, kerentanan emosi yang berkaitan
dengan penurunan kualitas hidup.

BAB II LANDASAN TEORI 5


II.B. RINGKASAN KONSTRUK ALAT UKUR

Peneliti telah mendapatkan beberapa data dari wawancara kepada


beberapa guru BK dan juga studi literatur untuk memperkaya data. Alat ukur
yang akan peneliti konstruksi berdasarkan dari data wawancara dilapangan
yang didapatkan dari beberapa guru BK. Berikut tertera definisi teoritis dan
operasional. Ringkasan konstruk alat ukur terdapat pada lampiran dalam
bentuk test specification.

II.B.1. DEFINISI TEORETIS

Menurut Barseli, Ifdil, dan Nikmarijal (2017), stres


akademik merupakan suatu kondisi dimana pelajar merasa tertekan
akibat persepsi subjektifnya dari situasi akademik tertentu. Akibat
tekanan ini, siswa bisa mengalami beberapa respon seperti reaksi
fisik, pikiran, perilaku, dan emosi yang negatif. Stres dibagi
menjadi dua macam yaitu, eustres dan distres. Menurut Caron dan
Liu dalam Mahmood dan Ghaffar (2014) distres psikologis
merupakan suatu keadaan psikologis yang negatif yang dapat
mempengaruhi individu secara langsung atau tidak langsung
sepanjang masa dan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan fisik
dan mental lainnya.

II.B.2. DEFINISI OPERASIONAL

Stres akademik merupakan gejala psikologis stres yang


dialami oleh para pelajar secara khusus siswa-siswi SMA. Menurut
Lazarus dalam Christyandi, Mustami’ah, dan Sulistiani (2010)
bentuk stres terdapat dua macam yaitu, eustres dan distress. Skala
tersebut akan mengukur distress akademik karena distres
merupakan hal yang memiliki dampak yang negatif pada individu
sehingga perlu dicegah atau diperbaiki. Distres tersebut dapat
diidentifikasi melalui sejumlah item pernyataan yang akan dijawab
oleh siswa yang akan menggambarkan tingkat distres siswa. Alat

BAB II LANDASAN TEORI 6


tes tersebut akan memberikan informasi kepada guru BK siswa
SMA agar mereka dapat merancang dan memberikan intervensi
yang tepat kepada siswanya.

Alat ukur ini akan mengukur reaksi yang dialami siswa-siswi


SMA yang mengalami distres akademik yang akan menjadi tolak ukur
dalam mengetahui tingkatan distres akademik yang dialami oleh siswa-
siswi SMA. Aspek reaksi terhadap stressor yang akan diukur dalam
alat tes tersebut adalah fisiologis, emosional, behavioral, dan kognitif.
Alat ukur tersebut terdiri dari beberapa aitem favorable dan
unfavorable.
Aspek-aspek tersebut adalah a) gejala fisiologis, antara lain:
jantung berdebar-debar, berkeringat (keringat dingin di tangan), sulit
tidur, gangguan lambung, dst. B) gejala psikologis, antara lain: resah,
bingung, sulit berkonsentrasi, sulit mengambil keputusan, dsb. C)
tingkah laku, antara lain: berbicara dengan nada tinggi, gemetaran,
pola makan berubah (bertambah atau berkurang). Aspek yang terakhir
yaitu, d) kognitif, antara lain: masalah dengan memori, atensi dan
konsentrasi, sulit memecahkan masalah, sulit dalam mengambil
keputusan.
Skor untuk mengetahui tingkatan distres akademik adalah
dengan mentotalkan seluruh aspek. Skor total cenderung rendah dalam
alat tes tersebut menggambarkan tingkatan distres yang rendah. Skor
total cenderung sedang menggambarkan tingkatan distres yang sedang.
Sedangkan, skor total cenderung tinggi pada alat tes tersebut
menggambarkan tingkatan distres yang tinggi.

BAB II LANDASAN TEORI 7


BAB III
DESKRIPSI ALAT UKUR & KARAKTERISTIK TEST TAKERS

III.A. DESKRIPSI ALAT UKUR

Alat ukur tersebut merupakan alat ukur berjenis inventory yang


berbentuk skala self-report karena ingin mengetahui tingkatan distres
seseorang khususnya, siswa/i SMA. Dimensi alat ukur ini diambil dari
jurnal alat tes Student-life Stress Inventory (SSI) yang dikembangkan
oleh Gadzella, Baloglu, Masten, dan Wang (2012). Alat tes tersebut
diujicobakan kepada mahasiswa. Pertimbangan kami menggunakan
dimensi tersebut adalah karena berdasarkan beberapa data wawancara
kepada guru BK, fenomena yang cenderung muncul pada siswa SMA
adalah yang berkaitan dengan reaksi terhadap stressor. Aspek yang
diukur dalam alat tes tersebut adalah:
Reaksi terhadap stressor:
a. Fisiologis merupakan gejala fisik yang dialami akibat stres,
seperti sakit kepala, pusing, imsomnia, gangguan pola tidur,
lelah, tidak berenergi dalam belajar, sakit perut, gemetaran, dan
sebagainya.
b. Emosional merupakan gejala emosional yang terjadi akibat
stres, seperti gelisah, cemas, sedih, merasa tidak mampu, dan
harga diri menurun. Gejala emosi lain, seperti sensitif (mudah
menangis), murung, cepat marah, khawatir, sedih dan mudah
panik.
c. Behavioral merupakan gejala perilaku yang timbul akibat stres
yang dialami, seperti menyendiri, ceroboh, cenderung
menyalahkan orang lain, melamun, agresif, impulsif

BAB III DESKRIPSI ALAT UKUR & KARAKTERISTIK TEST TAKERS 8


d. Kognitif merupakan kemampuan intelektual siswa dalam
berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah atau segala
sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas kognitif.
Alat tes ini terdiri dari 79 (tujuh puluh sembilan) item, di mana
setiap 2-3 (dua hingga tiga) item menggambarkan kasus tiap aspek.
Responden diminta untuk memilih jawaban berupa skala antara 1
(satu) hingga 5 (lima) yang paling menggambarkan tingkat distres
untuk jawaban alternatifnya. Item-item pada alat tes ini tidak memiliki
tingkat derajat kesulitan karena alat ukur ini tidak mengukur
kemampuan melainkan tingkatan distres. Skoring item pada alat tes ini
adalah setiap item berupa skala 1-5 dengan keterangan berikut:
1: tidak pernah
2: jarang
3: kadang-kadang
4: sering
5: selalu
Skor untuk mengetahui tingkatan distress akademik adalah
dengan mentotalkan seluruh aspek. Skor total cenderung rendah dalam
alat tes tersebut menggambarkan tingkatan distres yang rendah. Skor
total cenderung sedang menggambarkan tingkatan distres yang sedang.
Sedangkan, skor total cenderung tinggi pada alat tes tersebut
menggambarkan tingkatan distres yang tinggi

III.B. KARAKTERISTIK TEST TAKERS

• Alat test ini akan digunakan oleh Siswa/i Tingkat Menengah Atas
(SMA kelas 1, 2, 3) yang berusia sekitar 14-17 tahun.
Alasannya adalah karakteristik tersebut sesuai dengan pengguna
alat tes dan telah dilakukan wawancara dengan guru BK tingkat
SMA.
• Alat test ini akan digunakan di sekolah dari akreditasi tertinggi
hingga terendah sekolah standar swasta dan negeri

BAB III DESKRIPSI ALAT UKUR & KARAKTERISTIK TEST TAKERS 9


Alasannya adalah peneliti telah mengumpulkan data dari beberapa
sekolah negeri maupun swasta yang memiliki standar yang tinggi
hingga rendah.

BAB III DESKRIPSI ALAT UKUR & KARAKTERISTIK TEST TAKERS 10


BAB IV
PENYUSUNAN & RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR

IV.A. PENYUSUNAN & DESKRIPSI ITEM

IV.A.1. PROSES PENYUSUNAN ITEM

 Perumusan Konstruk
      Proses yang dilakukan dalam merumuskan konstruk yang
dipakai untuk menyusun alat ukur “Distres Akademik Siswa SMA” adalah
dengan mencari jurnal yang membahas mengenai stress akademik siswa.
Melalui pencarian jurnal tersebut, kami menemukan beberapa jurnal yang
membahas mengenai hal tersebut. Pada salah satu jurnal yang kami
temukan, mengemukakan bahwa stress terbagi menjadi dua, yaitu eustress
dan distress (Azzahra, 2017). Selain itu, pada jurnal lainnya kami juga
menemukan bahwa terdapat empat reaksi terhadap stressor (Gadzella,
Baloglu, Masten, dan Wang, 2012). Empat reaksi tersebut adalah
behavior, emotional, physiology, dan cognitive. Hasil wawancara yang
telah kami lakukan juga menunjukkan bahwa stress pada siswa SMA lebih
cenderung terlihat pada reaksinya terhadap stress tersebut. Selain itu,
berdasarkan hasil wawancara, ditemukan juga bahwa siswa SMA lebih
cenderung mengalami distress akademik dibandingkan eustress.

     Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut, maka diputuskan


bahwa alat ukur kami akan mengukur tentang distress akademik siswa
SMA dengan empat konstruk, yaitu physiology, behavior, emotional, dan
cognitive.

 Perumusan Definisi
    Peneliti melakukan studi literatur ilmiah untuk menemukan
beberapa teori distres akademik yang sesuai dengan konstruk alat ukur ini.
Peneliti menggunakan teori dari Barseli, Ifdil, dan Nikmarijal (2017) yang

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 11


menyatakan bahwa stres akademik merupakan suatu kondisi di mana
pelajar merasa tertekan akibat perspektif subjektifnya dari situasi
akademik tertentu. 
     Siswa dapat mengalami beberapa respon dalam dirinya akibat
dari keadaan tersebut seperti reaksi fisik, pikiran, perilaku, dan emosi
negatif. Menurut Caron dan Liu dalam Mahmood dan Ghaffar (2014)
distres psikologis merupakan suatu keadaaan psikologis yang negatif
secara tidak langsung atau langsung dapat memengaruhi kondisi kesehatan
fisik dan mental individu. Peneliti mengambil beberapa teori karena ingin
membangun teori yang sesuai dengan teori alat ukur yaitu, distres
akademik.
    Peneliti merumuskan definisi operasional setelah mendapatkan
definisi teoritis dari beberapa jurnal ilmiah dan juga melakukan
wawancara dengan beberapa guru Bimbingan Konseling (BK) siswa SMA
pada enam sekolah yang berbeda ada negeri dan swasta. Definisi
operasional pada alat ukur “Skala Distress Akademik SMA” kami
rumuskan berdasarkan kesesuaian/kesamaan definisi yang diperoleh dari
hasil wawancara dan juga jurnal ilmiah yang telah ditemukan.

  Perumusan Domain Behavior dan Sub-Domain


     Pertimbangan mengenai waktu peneliti memutuskan alat ukur
ini mengukur reaksi terhadap stressor. Selain alasan mengenai waktu,
peneliti memutuskan untuk fokus pada reaksi terhadap stressor karena
hasil wawancara dengan guru BK pada enam sekolah SMA yang berbeda
menyatakan bahwa fenomena stress pada siswa SMA lebih merujuk pada
reaksi terhadap stressor. 

 Perumusan Indikator
     Perumusan indikator dilakukan juga berdasarkan hasil
wawancara dengan para guru BK dan berdasarkan jurnal atau alat ukur
sebelumnya. Hasil wawancara dan jurnal yang peneliti dapatkan menjadi

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 12


pertimbangan peneliti untuk merumuskan indikator-indikator. Indikator-
indikator yang disusun akan menghasilkan item-item yang distres.

 Penyusunan Item
     Penyusunan item juga diputuskan untuk item distres karena
hasil wawancara yang peneliti dapatkan. Berdasarkan hasil wawancara
rata-rata siswa-siswi SMA mengalami reaksi terhadap stressor cenderung
negatif, seperti pusing, cemas, mual, dan sebagainya. Peneliti melakukan
penyusunan aitem alat ukur setelah merumuskan konstruk, indikator, dan
domain behavior. Peneliti membuat aitem sesuai dengan konteks alat ukur
yaitu, bagi siswa/i SMA. 

Tabel 1. Ringkasan Penyusunan Item

DOMAIN SUB-DOMAIN JUMLAH JUMLAH

BEHAVIOR BEHAVIOR ITEM DISUSUN ITEM FINAL

Stres akademik Fisiologis 23 20


merupakan suatu kondisi
dimana pelajar merasa
tertekan akibat persepsi
subjektifnya dari situasi
akademik tertentu
(Barseli, Ifdil, dan
Nikamrijal, 2017). Aspek
yang diukur dalam skala
distres akademik siswa
SMA adalah reaksi
terhadap stressor yang
terdiri dari fisiologis,

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 13


emosional,

Emosional 21 18

Behavior 21 14

Cognitive 15 15

JUMLAH 80 67

Deskripsi item yang lengkap dapat dilihat pada Lampiran II 

IV.A.2. DESKRIPSI ITEM

Tem alat ukur terdiri dari pernyataan yang berbentuk self - report
yang terdiri dari 67 butir. Alat tes tersebut merupakan alat tes inventori
sehingga tidak ada jawaban benar atau salah. Skala yang digunakan adalah
skala berjenis likert dengan rentang satu (tidak pernah) sampai lima
(selalu). Respon yang yang diharapkan dari test takers adalah (partisipan
menjawab semua pertanyaan dengan lengkap sehingga dapat di skoring
dan hasilnya dapat menggambarkan keadaan tingkat distres yang Valid )
dari jawaban yang cenderung mengarah ke skor lima (selalu). Peneliti
mengharapkan respon tersebut agar bisa di skoring dengan hasil yang
valid. Waktu pengerjaan dari alat tes ini adalah sekitar 10-15 menit dan
skoring dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh item, kemudian
peneliti membagi skor item berdasarkan tiga kategori yaitu rendah, sedang,
tinggi. Deskripsi item secara terperinci juga dapat dilihat pada Lampiran I
mengenai Test Specification.  Pertimbangan logis dalam proses
penyusunan item karena semakin banyak beban tugas-tugas dari sekolah
dan kurikulum sekolah yang sering berubah.

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 14


IV.B. ANALISIS ITEM

IV.B.1. RANCANGAN UJI COBA

Beberapa penjelasan secara lebih rinci dan sistematis mengenai


tahapan yang dilakukan dalam proses pelaksanaan uji coba alat ukur ini,
rancangan proses pelaksanaan uji coba dapat berisikan tahapan berikut:

 Pemilihan responden uji coba. Uji coba ini dilakukan dengan


metode snowball sampling yaitu teknik pengambilan sampling
dengan cara melakukan identifikasi, memilih responden, dan
mengambil sampel dalam suatu jaringan dengan menggunakan
rantai penghubung dari satu ke penghubung lainnya secara terus
menerus (Nurdiani, 2014). (media.neliti.com) Metode ini peneliti
diterapkan dengan cara datang ke lima sekolah SMA dan meminta
guru-guru BK untuk membantu menyebarkan link alat ukur kepada
siswa-siswinya. Penerapan selanjutnya adalah melalui para
pemimpin di komunitas maupun di Gereja untuk membagikan link
alat ukur kepada anggota-anggotanya. Penerapan tersebut
dilakukan atas pertimbangan peneliti bahwa dikarenakan
menggunakan link atau secara online dan tidak memungkinkan
untuk bertemu langsung dengan orang-orang yang menjadi
responden, maka peneliti memutuskan untuk menggunakan
jaringan teratas dari responden (Guru BK dan pemimpin-
pemimpin). 

Cara menjaring mereka adalah dengan cara: 

1. Mengirimkan link alat ukur kepada beberapa pemimpin


siswa-siswi SMA di sebuah Gereja melalui sosial media.
2. Menyebarkan link kepada beberapa komunitas yang peneliti
tergabung didalamnya. 

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 15


3. Peneliti meminta orang-orang terdekat untuk membantu
dalam menyebarkan link kuesioner kepada pelajar SMA
menggunakan sosial media.
4. Mendatangi langsung ke lima sekolah SMA di Jakarta
dengan tujuan meminta waktu kepada guru-guru BK pada
sekolah tersebut untuk menyebarkan link kepada siswa-
siswinya. 
5. Peneliti juga meminta waktu kepada pihak sekolah untuk
masuk ke kelas yang sedang tidak ada proses belajar
mengajar dengan tujuan pengambilan data (meminta siswa
SMA) untuk mengisi link alat ukur. 
 Pelaksanaan uji coba. Uji coba dilaksanakan dengan dua cara
yaitu individual dan klasikal. Individual dilaksanakan dengan
penyebaran link dilakukan melalui media sosial, seperti LINE,
Whatsapp, dan Instagram. Klasikal dilaksanakan dengan cara
peneliti mendatangi langsung ke beberapa sekolah, kemudian
menitipkan link kepada guru BK di sekolah tersebut dan meminta
mereka untuk menyebarkan link secara serentak kepada siswa-
siswi SMA dan mengisinya secara bersamaan dan juga peneliti
datang langsung ke sekolah bersangkutan dan menginstruksikan
sendiri untuk pengisian data.  

Skoring Hasil. Peneliti memperoleh skor untuk alat ukur dengan


cara menjumlahkan semua skor dari item (Total Skor). Setelah
mendapatkan hasil skor peneliti mengkategorikan skor tersebut dari mulai
rendah, rata-rata, dan tinggi tingkat stresnya. Berkaitan dengan tujuan hasil
skor tersebut akan dipergunakan untuk mengidentifikasikan tingkat stres
dari berbagai level sekolah dan juga dapat digunakan secara umum untuk
semua sekolah.

IV.B.2. RANCANGAN ANALISIS ITEM

Metode analisis item yang digunakan adalah dengan


menggunakan item discriminant, item total correlation, item means, dan

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 16


korelasi dengan konvergen dan divergennya. Penjelasan dan tahapan
mengenai metode analisis item yang digunakan sebagai berikut:

 Item discriminant merupakan seberapa efektif item tersebut dapat


membedakan antara peserta yang relatif tinggi dengan peserta yang
relatif rendah berdasarkan ukuran minatnya. Alasan peneliti
menggunakan item discriminant adalah buat peneliti dapat
menentukan daya beda dari setiap item apakah baik atau buruk.
Batas signifikan pada item discriminant adalah kurang dari 0,05
(P<0,05) maka dikatakan signifikan dan apabila lebih dari 0,05
(P>0,05) maka dikatakan tidak signifikan. 

Tahapan analisis item dengan item discriminant:


 Melakukan recode item-item yang unfavorable melalui
transform>recode into different variable. Pada tahap ini
value dari item unfavorable dibalik.
 Menghitung total skor melalui transform>compute
variable. Pada tahap ini seluruh item dijumlahkan (item
favorable dan juga unfavorable yang sudah direcode)
 Mencari upper dan lower dari seluruh item melalui…
 Membagi kelompok upper dan lower ke dalam grouping
total skor melalui transform>recode into different variable.
Kelompok lower masuk ke dalam grouping 0 dan
kelompok upper masuk ke dalam grouping 1.
 Menguji grouping total skor dengan menggunakan
independent sample T-test. Langkah-langkahnya,
analyze>compare means>independent sample t-test.
 Setelah memperoleh hasil olahannya, lihat signifikansinya
untuk mengetahui apakah item tersebut memiliki daya beda
yang baik atau tidak. Bila nilai sig2tail item lebih kecil dari
0.05 maka item tersebut memiliki daya beda yang baik. Bila
nilai sig (2tailed) item lebih besar dari 0.05 maka item
tersebut memiliki daya beda yang buruk. 

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 17


 Menurut Flom (2017) item total correlation adalah untuk
mengukur kepercayaan atau keandalan dari multi item guna untuk
meningkatkan item tersebut dan hal ini berkaitan antara individu
dengan total skor bukan dengan item. Alasan peneliti memilih
metode ini adalah untuk menguji reliabilitas setiap item. Batas
signifikan adalah di atas 0.3. 

Tahapan analisis item dengan menggunakan item total


correlation:

 Pada bar menu di SPSS pilih analyze lalu scale kemudian


pilih reliability analysis.
 Pada window yang muncul, masukkan seluruh item yang
favorable dan unfavorable yang sudah dibalik. 
 Setelah mendapat hasil analisisnya, buang satu-per-satu
item yang nilai … nya kurang dari 0.3 hingga seluruhnya
ada di atas 0.3.
 Item mean
Tahapan analisis item dengan menggunakan item means: 
 Pada bar menu di SPSS pilih analyze lalu pilih descriptive
statistics kemudian pilih descriptive. 
 Pindahkan variabel dari kiri ke kanan.
 Pilih options pada kotak di sebelah kanan atas dan klik
mean kemudian pilih contionue.

VI.B.3. HASIL ANALISIS ITEM

Tabel 2. Rekapitulasi Item Discriminant

No Item ID Nilai Sig (2-tailed) Interpretasi


.

1 Fisiologis(fsi1) 0,00 Daya beda baik

2 Fisiologis(fsi2) 0,00 Daya beda baik

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 18


3 Fisiologis(fsi3) 0,00 Daya beda baik

4 Fisiologis(fis4) 0,00 Daya beda baik

5 Fisiologis(fis5) 0,00 Daya beda baik

6 Fisiologis(fis6) 0,00 Daya beda baik

7 Fisiologis(fis7) 0,00 Daya beda baik

8 Fisiologis(fis8) 0,00 Daya beda baik

9 Fisiologis(fis9) 0,00 Daya beda baik

10 Fisiologis(fis10) 0,00 Daya beda baik

11 Fisiologis(fis11) 0,00 Daya beda baik

12 Fisiologis(fis12) 0,00 Daya beda baik

13 Fisiologis(fis13) 0,00 Daya beda baik

14 Fisiologis(fis14) 0,00 Daya beda baik

15 Fisiologis(fis15) 0,00 Daya beda baik

16 Fisiologis(fis16) 0,00 Daya beda baik

17 Fisiologis(fis17) 0,00 Daya beda baik

18 Fisiologis(fis18) 0,00 Daya beda baik

19 Fisiologis(fis19) 0,00 Daya beda baik

20 Fisiologis(fis20) 0,00 Daya beda baik

21 Emosional(sedih) 0,00 Daya beda baik

22 Emosional(sedih2) 0,00 Daya beda baik

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 19


23 Emosional(sedih3) 0,00 Daya beda baik

24 Emosional(tidakmampu1) 0,00 Daya beda baik

25 Emosional(tidakmampu2) 0,00 Daya beda baik

26 Emosional(tidakmampu3) 0,29 Daya beda buruk

27 Emosional(marah1) 0,00 Daya beda baik

28 Emosional(marah2) 0,00 Daya beda baik

29 Emosional(marah3) 0,00 Daya beda baik

30 Emosional(khawatir1) 0,00 Daya beda baik

31 Emosional2(SQkhawatir2) 0,00 Daya beda baik

32 Emosional2(Khawatir3) 0,00 Daya beda baik

33 Emosional2(Menangis1) 0,00 Daya beda baik

34 Emosional2(Menangis2) 0,00 Daya beda baik

35 Emosional2(Menangis3) 0,00 Daya beda baik

36 Emosional2(Panik1) 0,00 Daya beda baik

37 Emosional2(Panik2) 0,00 Daya beda baik

38 Emosional2(Panik3) 0,00 Daya beda baik

39 Emosional2(Impulsif1) 0,00 Daya beda baik

40 Emosional2(Impulsif2) 0,00 Daya beda baik

41 Behavior(Menyendiri1) 0,00 Daya beda baik

42 Behavior(Menyendiri2) 0,00 Daya beda baik

43 Behavior(Menyendiri3) 0,00 Daya beda baik

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 20


44 Behavior(Menyalahkan1) 0,00 Daya beda baik

45 Behavior(Menyalahkan2) 0,00 Daya beda baik

46 Behavior(Melamun1) 0,00 Daya beda baik

47 Behavior(Melamun2) 0,00 Daya beda baik

48 Behavior(Agresif1) 0,00 Daya beda baik

49 Behavior(Agresif2) 0,00 Daya beda baik

50 Behavior2Cognitive(Makan2) 0,00 Daya beda baik

51 Behavior2Cognitive(Makan3) 0,00 Daya beda baik

52 Behavior2Cognitive(Memori1) 0,00 Daya beda baik

52 Behavior2Cognitive(Memori3) 0,00 Daya beda baik

53 Behavior2Cognitive(Keputusan1) 0,00 Daya beda baik

54 Behavior2Cognitive(Keputusan2) 0,00 Daya beda baik

55 Behavior2Cognitive(Keputusan3) 0,00 Daya beda baik

56 Behavior2Cognitive(Atensi1) 0,00 Daya beda baik

57 Behavior2Cognitive(Atensi2) 0,00 Daya beda baik

58 Cognitive2(Atensi3) 0,00 Daya beda baik

59 Cognitive2(Konsentrasi1) 0,00 Daya beda baik

60 Cognitive2(Konsentrasi2) 0,00 Daya beda baik

61 Cognitive2(Konsentrasi3) 0,00 Daya beda baik

62 Cognitive2(Masalah1) 0,00 Daya beda baik

63 Cognitive2(Masalah2) 0,00 Daya beda baik

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 21


64 Cognitive2(Masalah3) 0,00 Daya beda baik

65 F2F19_Rev 0,00 Daya beda baik

66 BM1_Rev 0,03 Daya beda baik

67 B2CM2_REV 0,63 Daya beda buruk

Berdasarkan tabel item discriminant di atas, dapat dilihat bahwa terdapat dua item
yang memiliki daya beda item yang buruk.

Tabel 3. Rekapitulasi Item Total Correlation

Kode Item Item total correlation Interpretasi

Fisiologisfsi1 0,398 Dipertahankan

Fisiologisfsi2 0,521 Dipertahankan

Fisiologisfsi3 0,447 Dipertahankan

Fisiologisfis4 0,365 Dipertahankan

Fisiologisfis5 0,326 Dipertahankan

Fisiologisfis6 0,359 Dipertahankan

Fisiologisfis7 0,509 Dipertahankan

Fisiologisfis8 0,295 Dipertahankan

Fisiologisfis9 0,377 Dipertahankan

Fisiologisfis10 0,508 Dipertahankan

Fisiologis2fis11 0,498 Dipertahankan

Fisiologis2fis12 0,348 Dipertahankan

Fisiologis2fis13 0,527 Dipertahankan

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 22


Fisiologis2fis14 0,489 Dipertahankan

Fisiologis2fis15 0,486 Dipertahankan

Fisiologis2fis16 0,493 Dipertahankan

Fisiologis2fis17 0,62 Dipertahankan

Fisiologis2fis18 0,584 Dipertahankan

Fisiologis2fis19 -0,296 Digugurkan

Fisiologis2fis20 0,431 Dipertahankan

Emosionalsedih 0,408 Dipertahankan

Emosionalsedih2 0,366 Dipertahankan

Emosionalsedih3 0,415 Dipertahankan

Emosionaltidakmampu1 0,527 Dipertahankan

Emosionaltidakmampu2 0,47 Dipertahankan

Emosionaltidakmampu3 0,121 Digugurkan

Emosionalmarah1 0,305 Dipertahankan

Emosionalmarah2 0,382 Dipertahankan

Emosionalmarah3 0,539 Dipertahankan

Emosionalkhawatir1 0,423 Dipertahankan

Emosional2SQkhawatir2 0,403 Dipertahankan

Emosional2Khawatir3 0,382 Dipertahankan

Emosional2Menangis1 0,459 Dipertahankan

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 23


Emosional2Menangis2 0,352 Dipertahankan

Emosional2Menangis3 0,47 Dipertahankan

Emosional2Panik1 0,417 Dipertahankan

Emosional2Panik2 0,514 Dipertahankan

Emosional2Panik3 0,36 Dipertahankan

Emosional2Impulsif1 0,326 Dipertahankan

Emosional2Impulsif2 0,36 Dipertahankan

BehaviorMenyendiri1 0,529 Dipertahankan

BehaviorMenyendiri2 0,413 Dipertahankan

BehaviorMenyendiri3 0,484 Dipertahankan

BehaviorMenyalahkan1 0,359 Dipertahankan

BehaviorMenyalahkan2 0,184 Digugurkan

BehaviorMelamun1 0,188 Digugurkan

BehaviorMelamun2 0,363 Dipertahankan

BehaviorAgresif1 0,226 Digugurkan

BehaviorAgresif2 0,368 Dipertahankan

BehaviorMakan1 -0,185 Digugurkan

Behavior2CognitiveMakan2 0,222 Digugurkan

Behavior2CognitiveMakan3 0,3 Dipertahankan

Behavior2CognitiveMemori1 0,278 Digugurkan

Behavior2CognitiveMemori2 -0,022 Digugurkan

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 24


Behavior2CognitiveMemori3 0,355 Dipertahankan

Behavior2CognitiveKeputusan 0,426 Dipertahankan


1

Behavior2CognitiveKeputusan 0,489 Dipertahankan


2

Behavior2CognitiveKeputusan 0,486 Dipertahankan


3

Behavior2CognitiveAtensi1 0,452 Dipertahankan

Behavior2CognitiveAtensi2 0,366 Dipertahankan

Cognitive2Atensi3 0,596 Dipertahankan

Cognitive2Konsentrasi1 0,466 Dipertahankan

Cognitive2Konsentrasi2 0,49 Dipertahankan

Cognitive2Konsentrasi3 0,423 Dipertahankan

Cognitive2Masalah1 0,505 Dipertahankan

Cognitive2Masalah2 0,611 Dipertahankan

Cognitive2Masalah3 0,614 Dipertahankan

Kesimpulan dari tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 10 item yang


digugurkan karena signifikansi < 0,30. 

Tabel 4. Rekapitulasi Analisis Data sebelum

Item Item Item Total Item Interpretasi

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 25


Disc Correlation means Daya Validitas
Beda

Fisiologis(fsi1) 0,00 0,398 2.75 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fsi2) 0,00 0,521 2.54 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fsi3) 0,00 0,447 1.96 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis4) 0,00 0,365 2.08 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis5) 0,00 0,326 1.53 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis6) 0,00 0,359 1.31 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis7) 0,00 0,509 2.34 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis8) 0,00 0,295 2.16 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis9) 0,00 0,377 3.28 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis10) 0,00 0,508 3.14 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis11) 0,00 0,498 2.65 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis12) 0,00 0,348 2.31 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis13) 0,00 0,527 2.21 Baik Dipertahankan

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 26


Fisiologis(fis14) 0,00 0,489 2.51 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis15) 0,00 0,486 2.49 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis16) 0,00 0,493 3.13 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis17) 0,00 0,62 2.88 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis18) 0,00 0,584 2.98 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis20) 0,00 0,431 2.19 Baik Dipertahankan

Emosional(sedih) 0,00 0,408 3.03 Baik Dipertahankan

Emosional(sedih2) 0,00 0,366 3.15 Baik Dipertahankan

Emosional(sedih3) 0,00 0,415 3.66 Baik Dipertahankan

Emosional(tidakmampu1) 0,00 0,527 2.50 Baik Dipertahankan

Emosional(tidakmampu2) 0,00 0,47 2.42 Baik Dipertahankan

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 27


Emosional(tidakmampu3) 0,29 0,121 3.47 Buruk Digugurkan

Emosional(marah1) 0,00 0,305 2.21 Baik Dipertahankan

Emosional(marah2) 0,00 0,382 2.89 Baik Dipertahankan

Emosional(marah3) 0,00 0,539 3.10 Baik Dipertahankan

Emosional(khawatir1) 0,00 0,423 3.66 Baik Dipertahankan

Emosional2(SQkhawatir2) 0,00 0,403 3.87 Baik Dipertahankan

Emosional2(Khawatir3) 0,00 0,382 3.01 Baik Dipertahankan

Emosional2(Menangis1) 0,00 0,459 2.05 Baik Dipertahankan

Emosional2(Menangis2) 0,00 0,352 1.92 Baik Dipertahankan

Emosional2(Menangis3) 0,00 0,47 1.60 Baik Dipertahankan

Emosional2(Panik1) 0,00 0,417 2.30 Baik Dipertahankan

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 28


Emosional2(Panik2) 0,00 0,514 1.85 Baik Dipertahankan

Emosional2(Panik3) 0,00 0,36 1.69 Baik Dipertahankan

Emosional2(Impulsif1) 0,00 0,326 2.51 Baik Dipertahankan

Emosional2(Impulsif2) 0,00 0,36 2.59 Baik Dipertahankan

Behavior(Menyendiri1) 0,00 0,529 2.20 Baik Dipertahankan

Behavior(Menyendiri2) 0,00 0,413 2.54 Baik Dipertahankan

Behavior(Menyendiri3) 0,00 0,484 1.75 Baik Dipertahankan

Behavior(Menyalahkan1) 0,00 0,359 2.15 Baik Dipertahankan

Behavior(Menyalahkan2) 0,00 0,184 1.47 Baik Digugurkan

Behavior(Melamun1) 0,00 0,188 1.49 Baik Digugurkan

Behavior(Melamun2) 0,00 0,363 1.93 Baik Dipertahankan

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 29


Behavior(Agresif1) 0,00 0,226 1.44 Baik Digugurkan

Behavior(Agresif2) 0,00 0,368 1.76 Baik Dipertahankan

Behavior2Cognitive(Maka 0,00 0,222 2.52 Baik digugurkan


n2)

Behavior2Cognitive(Maka 0,00 0,3 2.63 Baik Dipertahankan


n3)

Behavior2Cognitive(Mem 0,00 0,278 2.98 Baik digugurkan


ori1)

Behavior2Cognitive(Mem 0,00 0,355 2.65 Baik Dipertahankan


ori3)

Behavior2Cognitive(Kepu 0,00 0,426 2.96 Baik Dipertahankan


tusan1)

Behavior2Cognitive(Kepu 0,00 0,489 3.19 Baik Dipertahankan


tusan2)

Behavior2Cognitive(Kepu 0,00 0,486 3.17 Baik Dipertahankan


tusan3)

Behavior2Cognitive(Atens 0,00 0,452 2.59 Baik Dipertahankan


i1)

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 30


Behavior2Cognitive(Atens 0,00 0,366 2.54 Baik Dipertahankan
i2)

Cognitive2(Atensi3) 0,00 0,596 2.42 Baik Dipertahankan

Cognitive2(Konsentrasi1) 0,00 0,466 2.97 Baik Dipertahankan

Cognitive2(Konsentrasi2) 0,00 0,49 2.96 Baik Dipertahankan

Cognitive2(Konsentrasi3) 0,00 0,423 1.81 Baik Dipertahankan

Cognitive2(Masalah1) 0,00 0,505 3.06 Baik Dipertahankan

Cognitive2(Masalah2) 0,00 0,611 2.84 Baik Dipertahankan

Cognitive2(Masalah3) 0,00 0,614 2.92 Baik Dipertahankan

F2F19_Rev 0,00 -0,296 4.05 Baik Digugurkan

BM1_Rev 0,03 -0,185 3.26 Baik Digugurkan

B2CM2_REV 0,63 -0,022 3.28 Buruk Digugurkan

Tabel 5. Rekapitulasi Analisis Data sesudah

Item Item Item Total Item Interpretasi


Disc Correlation means
Daya Validitas
Beda

Fisiologis(fsi1) 0,00 0,398 2.75 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fsi2) 0,00 0,521 2.54 Baik Dipertahankan

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 31


Fisiologis(fsi3) 0,00 0,447 1.96 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis4) 0,00 0,365 2.08 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis5) 0,00 0,326 1.53 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis6) 0,00 0,359 1.31 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis7) 0,00 0,509 2.34 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis8) 0,00 0,295 2.16 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis9) 0,00 0,377 3.28 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis10) 0,00 0,508 3.14 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis11) 0,00 0,498 2.65 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis12) 0,00 0,348 2.31 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis13) 0,00 0,527 2.21 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis14) 0,00 0,489 2.51 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis15) 0,00 0,486 2.49 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis16) 0,00 0,493 3.13 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis17) 0,00 0,62 2.88 Baik Dipertahankan

Fisiologis(fis18) 0,00 0,584 2.98 Baik Dipertahankan

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 32


Fisiologis(fis20) 0,00 0,431 2.19 Baik Dipertahankan

Emosional(sedih) 0,00 0,408 3.03 Baik Dipertahankan

Emosional(sedih2) 0,00 0,366 3.15 Baik Dipertahankan

Emosional(sedih3) 0,00 0,415 3.66 Baik Dipertahankan

Emosional(tidakmampu1) 0,00 0,527 2.50 Baik Dipertahankan

Emosional(tidakmampu2) 0,00 0,47 2.42 Baik Dipertahankan

Emosional(marah1) 0,00 0,305 2.21 Baik Dipertahankan

Emosional(marah2) 0,00 0,382 2.89 Baik Dipertahankan

Emosional(marah3) 0,00 0,539 3.10 Baik Dipertahankan

Emosional(khawatir1) 0,00 0,423 3.66 Baik Dipertahankan

Emosional2(SQkhawatir2) 0,00 0,403 3.87 Baik Dipertahankan

Emosional2(Khawatir3) 0,00 0,382 3.01 Baik Dipertahankan

Emosional2(Menangis1) 0,00 0,459 2.05 Baik Dipertahankan

Emosional2(Menangis2) 0,00 0,352 1.92 Baik Dipertahankan

Emosional2(Menangis3) 0,00 0,47 1.60 Baik Dipertahankan

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 33


Emosional2(Panik1) 0,00 0,417 2.30 Baik Dipertahankan

Emosional2(Panik2) 0,00 0,514 1.85 Baik Dipertahankan

Emosional2(Panik3) 0,00 0,36 1.69 Baik Dipertahankan

Emosional2(Impulsif1) 0,00 0,326 2.51 Baik Dipertahankan

Emosional2(Impulsif2) 0,00 0,36 2.59 Baik Dipertahankan

Behavior(Menyendiri1) 0,00 0,529 2.20 Baik Dipertahankan

Behavior(Menyendiri2) 0,00 0,413 2.54 Baik Dipertahankan

Behavior(Menyendiri3) 0,00 0,484 1.75 Baik Dipertahankan

Behavior(Menyalahkan1) 0,00 0,359 2.15 Baik Dipertahankan

Behavior(Melamun2) 0,00 0,363 1.93 Baik Dipertahankan

Behavior(Agresif2) 0,00 0,368 1.76 Baik Dipertahankan

Behavior2Cognitive(Maka 0,00 0,3 2.63 Baik Dipertahankan


n3)

Behavior2Cognitive(Mem 0,00 0,355 2.65 Baik Dipertahankan


ori3)

Behavior2Cognitive(Kepu 0,00 0,426 2.96 Baik Dipertahankan


tusan1)

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 34


Behavior2Cognitive(Kepu 0,00 0,489 3.19 Baik Dipertahankan
tusan2)

Behavior2Cognitive(Kepu 0,00 0,486 3.17 Baik Dipertahankan


tusan3)

Behavior2Cognitive(Atens 0,00 0,452 2.59 Baik Dipertahankan


i1)

Behavior2Cognitive(Atens 0,00 0,366 2.54 Baik Dipertahankan


i2)

Cognitive2(Atensi3) 0,00 0,596 2.42 Baik Dipertahankan

Cognitive2(Konsentrasi1) 0,00 0,466 2.97 Baik Dipertahankan

Cognitive2(Konsentrasi2) 0,00 0,49 2.96 Baik Dipertahankan

Cognitive2(Konsentrasi3) 0,00 0,423 1.81 Baik Dipertahankan

Cognitive2(Masalah1) 0,00 0,505 3.06 Baik Dipertahankan

Cognitive2(Masalah2) 0,00 0,611 2.84 Baik Dipertahankan

Cognitive2(Masalah3) 0,00 0,614 2.92 Baik Dipertahankan

IV.C. UJI VALIDITAS

IV.C.1. RANCANGAN UJI VALIDITAS

Menurut Azwar (2017), validitas merupakan kemampuan suatu tes untuk


mengukur atribut yang yang seharusnya diukur secara akurat. Suatu tes dikatakan
valid jika tes tersebut mampu mengukur secara akurat apa yang hendak diukur.

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 35


Terdapat beberapa macam kategori validasi yaitu, validitas isi (content), validitas
konstruk (construct), dan validitas konkuren (concurrent). Peneliti menggunakan
validitas isi yaitu, menggunakan bantuan penilaian dari para ahli. Kelayakan suatu
item disimpulkan berdasarkan penilaian dari orang tertentu secara subjektif
(Azwar, 2017). Peneliti meminta bantuan dari lima orang ahli untuk menguji
kelayakan masing - masing item berdasarkan konstruk dan juga teori. Terdapat
tiga orang yang berprofesi sebagai guru Bimbingan Konseling pada tingkat SMA
dan dua orang berprofesi sebagai psikolog. Hasil penilaian dari ahli akan dihitung
menggunakan perhitungan CVR (Content Validity Ratio). Perhitungan CVR
menggunakan rumus:

CVR = (Ne – N/2)/(N/2)


CVR = rasio validitas isi, jumlah
Ne = Jumlah panelis yang memberikan penilaian 3 (penting/relevan),
N = Jumlah semua panelis.

Peneliti juga menggunakan validitas konkuren  yang akan diolah datanya


menggunakan perhitungan statistik menggunakan program SPSS versi 25. 
Peneliti menguji korelasi menggunakan alat ukur lain (divergen dan konvergen)
menggunakan teknik Pearson Correlation. Peneliti menggunakan teknik tersebut
karena semua total skor skala Distress Akademik SMA, skala divergen dan
konvergen berdistribusi secara normal yaitu, Skala Distress Akademik SMA
p=0,200 (p>0,05), skala konvergen p=0,200 (p>0,05), dan skala divergen p=0,134
(p>0,05).  Teknik Pearson Correlation yang kami gunakan melalui program SPSS
memiliki tahapan analyze - correlate - bivariate.

IV.C.2. HASIL UJI VALIDITAS

Aite Rater1 Rater2 Rater3 Rater4 Rater5 CVR Interpretasi


m

1 1 0 1 1 0 0,2 tidak valid

2 1 1 1 1 1 1 valid

3 1 1 1 1 1 1 valid

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 36


4 1 1 1 1 1 1 valid

5 1 0 1 1 0 0,2 tidak valid

6 1 1 1 1 1 1 valid

7 1 0 0 1 0 -0,2 tidak valid

8 1 1 1 1 1 1 valid

9 1 1 1 1 1 1 valid

10 0 0 1 1 1 0,2 tidak valid

11 0 0 1 1 1 0,2 tidak valid

12 1 1 1 1 1 1 valid

13 1 1 0 1 1 0,6 tidak valid

14 1 1 1 1 1 1 valid

15 1 1 1 1 1 1 valid

16 1 1 1 1 1 1 valid

17 1 0 0 1 1 0,2 tidak valid

18 1 1 1 1 1 1 valid

19 1 0 1 1 1 0,6 tidak valid

20 1 1 1 1 1 1 valid

21 1 1 1 1 1 1 valid

22 1 1 1 1 1 1 valid

23 1 0 1 1 1 0,6 tidak valid

24 1 1 1 1 1 1 valid

25 1 1 1 1 0 0,6 tidak valid

26 1 0 1 1 1 0,6 tidak valid

27 1 0 1 1 1 0,6 tidak valid

28 1 1 1 1 1 1 valid

29 0 0 1 1 1 0,2 tidak valid

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 37


30 1 1 1 1 1 1 valid

31 1 1 1 1 1 1 valid

32 0 1 1 1 1 0,6 tidak valid

33 0 1 1 1 1 0,6 tidak valid

34 0 1 1 0 1 0,2 tidak valid

35 1 1 1 1 1 1 valid

36 1 1 1 1 1 1 valid

37 1 1 1 1 1 1 valid

38 1 1 1 1 1 1 valid

39 0 1 1 1 1 0,6 tidak valid

40 1 0 1 1 1 0,6 tidak valid

41 1 1 0 1 1 0,6 tidak valid

42 1 1 0 1 1 0,6 tidak valid

43 1 1 0 1 1 0,6 tidak valid

44 1 0 1 0 0 -0,2 tidak valid

45 0 0 1 1 0 -0,2 tidak valid

46 1 1 1 1 1 1 valid

47 1 1 1 1 1 1 valid

48 0 1 1 1 1 0,6 tidak valid

49 1 0 1 1 1 0,6 tidak valid

50 1 1 1 1 1 1 valid

51 0 0 1 0 0 -0,6 tidak valid

52 0 0 1 0 0 -0,6 tidak valid

53 1 0 1 1 1 0,6 tidak valid

54 1 1 1 1 0 0,6 tidak valid

55 1 1 0 1 0 0,2 tidak valid

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 38


56 0 1 1 1 1 0,6 tidak valid

57 1 1 1 1 1 1 valid

58 1 1 1 1 1 1 valid

59 1 1 0 1 0 0,2 tidak valid

60 1 1 1 1 1 1 valid

61 0 0 1 1 1 0,2 tidak valid

62 1 0 1 1 1 0,6 tidak valid

63 1 1 1 1 1 1 valid

64 1 1 1 1 1 1 valid

65 1 1 1 0 1 0,6 tidak valid

66 1 1 1 1 1 1 valid

67 0 0 1 1 1 0,2 tidak valid

68 0 1 1 1 1 0,6 tidak valid

69 0 1 1 1 1 0,6 tidak valid

70 1 1 1 1 1 1 valid

71 1 1 1 1 1 1 valid

72 1 1 1 1 1 1 valid

73 1 1 1 1 1 1 valid

74 0 1 1 1 1 0,6 tidak valid

75 0 1 1 1 1 0,6 tidak valid

76 0 1 1 1 1 0,6 tidak valid

77 1 1 1 1 0 0,6 tidak valid

78 1 1 0 1 1 0,6 tidak valid

79 1 1 1 1 1 1 valid

Berikut adalah hasil dari pengolahan data yang dilakukan peneliti untuk
mengetahui validitas konten melalui penilaian para ahli. Terdapat 43 item yang

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 39


tidak valid berdasarkan pengolahan data CVR. Peneliti mempertahankan beberapa
item dengan pertimbangan tertentu sehingga memiliki total item sebanyak 67
butir. 

Tabel Rekapitulasi Uji Pearson Correlation

Skala Skala
Konve Divergen
rgen
Extrav Agreeable Conscientiou Neuroticis Opennes
ersion ness sness m s

Pearson -0,709 -0,223 -0,498 -0,495 0,383 -0,338


Correlation

Sig. (2- 0 0,228 0,004 0,005 0,034 0,063


tailed)

Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson, data diatas menunjukkan bahwa


Skala Distres Akademik SMA memiliki korelasi dengan skala konvergen bila
dilihat dari nilai signifikansinya. Skala konvergen memiliki p=0 (p<0,05) yang
berarti terdapat korelasi yang signifikan antara skala konvergen yang digunakan
dengan Skala Distress Akademik SMA. 

Skala divergen dikorelasikan per dimensi dengan Skala Distress Akademik


SMA, hasil yang didapatkan adalah skala divergen khususnya dimensi
extraversion (p=0,228) dan openness (p=0,063) tidak memiliki korelasi dengan
Skala Distress Akademik SMA (p>0,05). Dimensi agreeableness (p=0,004),
conscientiousness p=(0,005), dan neuroticism (p=0,034) memiliki korelasi dengan
skala Distress Akademik SMA (p<0,05).

IV.D. UJI RELIABILITAS

IV.D.1. RANCANGAN UJI RELIABILITAS

Sumber error yang diperkirakan dapat mempengaruhi konsistensi skor


dari alat ukur kami adalah content sampling.

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 40


Reliabilitas merupakan instrumen untuk mengukur apakah hasil dapat
dipercaya atau tidak. Peneliti menggunakan alfa cronbach untuk melakukan uji
reliabilitas. Menurut Adamson & Prion (2013) (dalam Yusup, 2018) Alfa
Cronbach merupakan instrumen yang digunakan apabila memiliki jawaban lebih
dari satu, misalnya kuesioner, angket, dan sebagainya
https://www.researchgate.net/publication/327699726_Uji_Validitas_dan_Reliabilit
as_Instrumen_Penelitian_Kuantitatif/fulltext/5b9fb09ea6fdccd3cb5ed355/Uji-
Validitas-dan-Reliabilitas-Instrumen-Penelitian-Kuantitatif.pdf. 

IV.D.2. HASIL UJI RELIABILITAS

Peneliti menggunakan formula Alpha Cronbach dengan total Item sebesar


57 yang sudah dieliminasi melalui analisis item.

BAB IV PENYUSUNAN&RANCANGAN UJI COBA ALAT UKUR 41


BAB V

INTERPRETASI SKOR ALAT UKUR

V.A. RANCANGAN STANDARDISASI 

Criterion referenced merupakan kinerja siswa dibandingkan dengan


kriteria yang sudah ditetapkan. 
Tahap-tahap dalam membuat interpretasi skor alat ukur adalah dengan
cara menjumlahkan setiap item. Setelah skor dari seluruh item dijumlahkan,
dicari rata-rata dari total skor seluruh item. Rata-rata total skor ditemukan dengan
menggunakan analyze>descriptive statistics>descriptive. Berdasarkan tahapan
tersebut ditemukanlah means/rata-rata dan standar deviasi dari total skor. 
Sebelum membagi skor kedalam kategori, kami menentukan terlebih
dahulu berapa kategori yang akan dihasilkan. Berdasarkan dari jurnal yang kami
temukan yang membahas mengenai alat tes stress akademik siswa, kami pun
membagi skor yang dihasilkan kedalam tiga kategori. Kategori tersebut adalah
rendah, sedang, dan tinggi. Setelah menentukan kategori, kami pun membagi
skor yang diperoleh kedalam tiga kategori menggunakan rumus berikut:

Rendah X < M – 1SD

Sedang M – 1SD < X < M + 1SD

Tinggi M + 1SD < X

Karakteristik responden adalah siswa-siswi SMA berusia 14-17 tahun dan


berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.

BAB V INTERPRETASI SKOR ALAT UKUR 42


V.B. HASIL STANDARDISASI
Berdasarkan rancangan standarisasi yang telah dilakukan, maka diperoleh tiga
kategori distress akademik rendah, sedang, dan tinggi. 
Interpretasi Skor Alat Ukur

SKOR Kategor Deskripsi


i

X < 117,24 Rendah Individu memiliki tingkat distress akademik yang


rendah

117,24 ≤ X < Sedang Individu memiliki tingkat distress akademik yang


178,04 sedang

178,04 ≤ X Tinggi Individu memiliki tingkat distress akademik yang


tinggi

BAB V INTERPRETASI SKOR ALAT UKUR 43


BAB VI

KESIMPULAN & REKOMENDASI

VI.A. KESIMPULAN

Alat ukur ini dibuat dengan proses penyusunan item-item berdasarkan dari
data di lapangan yang kami dapatkan dan dari beberapa sekolah di Jakarta dengan
tingkat akreditasi yang berbeda, sekolah swasta dan negeri. Data kami dapatkan
dengan cara wawancara dengan Guru Bimbingan Konseling maupun dengan
beberapa anak SMA dari beberapa sekolah. Pembuatan item-item dan
menganalisa item dengan expert judgment yang terdiri dari dua psikolog dan tiga
guru bimbingan konseling. Setelah itu menghitung uji validitas. Ada 67 item yang
bisa digunakan. Hasil dari uji validitas berdasarkan hasil uji korelasi Pearson, data
menunjukkan bahwa Skala Distres Akademik SMA memiliki korelasi dengan
skala konvergen bila dilihat dari nilai signifikansinya. yang berarti terdapat
korelasi yang signifikan antara skala konvergen yang digunakan dengan Skala
Distress Akademik SMA. 
Sedangkan uji reliabilitas yang dilakukan dengan formula Alfa Cronbach
memperlihatkan jumlah 57 item yang valid. Setelah menyusun rancangan
standarisasi yang telah dilakukan, maka diperoleh tiga kategori distress akademik
rendah, sedang, dan tinggi. Dengan kategori rendah apabila skor responden lebih
kecil dari 117.24 yang berarti bahwa individu memiliki tingkat distres akademik
yang rendah. Sedangkan responden dengan skor lebih besar sama dengan dan
lebih kecil dari 178.04 merupakan tingkat yang sedang. Berarti bahwa individu
memiliki tingkat stres yang sedang. Dan distres tingkat tinggi dengan skor lebih
kecil sama dengan 178.04 berarti responden memiliki tingkat distres akademik
yang tinggi.

BAB VI KESIMPULAN & REKOMENDASI 48


VI.B. REKOMENDASI
Saran untuk alat ukur kami kedepannya, yaitu karena kami melakukan
pengambilan data secara online dan menggunakan link jadi sebaiknya kami
menyatukan alat ukur kami dan alat ukur divergen convergen di dalam satu link
dan tidak terpisah. Hal ini agar saat pengumpulan datanya atau saat dmengolah
data, kami tidak perlu lagi menyatukan skor item-item kami dengan yang
konvergen dan divergen.

BAB VI KESIMPULAN & REKOMENDASI 48


DAFTAR PUSTAKA

Akhtar. H. (2018). Cara membuat kategorisasi data penelitian dengan SPSS.


Metodologi penelitian. Retrieved from

Azzahra, F. (2017). Pengaruh Resiliensi terhadap Distres Psikologis pada


Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. 5(1), 80-96
Barseli, M., Ifdil, I., & Nikmarijal, N. (2017). Konsep Stres Akademik Siswa.
Jurnal Konseling dan Pendidikan. 5(3), hal 143-148.
Retrieved from
https://jurnal.konselingindonesia.com/index.php/jkp/article/view/198
Christyanti, D. Mustami’ah, D., Sulistiani, W. (2010). Hubungan antara
Penyesuaian Diri terhadap Tuntutan Akademik dengan
Kecenderungan Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Hang Tuah Surabaya. INSAN. 12(3), 153-159.
Retrieved from
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/3-12_3.pdf
Gadzella, M. B., Baloglu, M., Mastem, W.G., & Wang, Q. (2012). Evaluation
of the Student Life-stress Inventory-Revised. Journal of
Instructional Psychology. 39(2), hal 82-91.
Retrieved from
https://search.proquest.com/docview/1316655491/fulltextPDF/EC2837E
D757B492FPQ/1?acco untid=50673
Mahmood, K., & Ghaffar, A. (2014). The relationship between resilience,
psychological distress and subjective well-being among dengue fever
survivors. Global Journals Inc. 14(10),13-24.
Nurdiani. N. (2014). Teknik sampling snowball dalam penelitian lapangan.
Jurnal ComTech, 5(2), 1110-1118.

BAB VI KESIMPULAN & REKOMENDASI 48


LAMPIRAN I
TEST SPECIFICATION

A. TUJUAN PENGGUNAAN

Alat tes mengukur tingkat distres akademik anak SMA. Merupakan


alat tes yang bertujuan untuk mengukur tingkat distres yaitu, stres negatif
seseorang pada siswa/i SMA. Alat tes tersebut tergolong sebagai alat tes
inventori, yaitu alat tes yang berbentuk self - report untuk menentukan,
mengetahui, dan mengukur karakteristik kepribadian, minat, sikap, dan
nilai pada individu. Alat tes ini akan berguna bagi lembaga pendidikan
khususnya, tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA swasta dan negeri)
untuk mengukur tingkat stres akademik yang dialami oleh siswa/i SMA
dari kelas 10 - 12. Alat tes tersebut dapat menjadi panduan atau acuan bagi
pihak sekolah (kepala sekolah atau guru BK) agar dapat memberikan
penanganan yang tepat bagi siswa mereka yang mengalami distres
akademik.

B. KARAKTERISTIK TEST TAKER

 Alat test ini akan digunakan oleh Siswa/i Tingkat Menengah Atas (SMA
kelas 1, 2, 3) yang berusia sekitar 14-17 tahun. 
 Alat test ini akan digunakan di sekolah dari akreditasi tertinggi hingga
terendah sekolah standar swasta dan negeri
 Alat test ini bisa dikerjakan tanpa harus melalui workshop atau melakukan
test sebelumnya

LAMPIRAN 7
C. KONSTRUK

 DEFINISI KONSEPTUAL

Menurut Barseli, Ifdil, dan Nikmarijal (2017), stres akademik


merupakan suatu kondisi dimana pelajar merasa tertekan akibat
persepsi subjektifnya dari situasi akademik tertentu. Akibat tekanan
ini, siswa bisa mengalami beberapa respon seperti reaksi fisik, pikiran,
perilaku, dan emosi yang negatif. Stres dibagi menjadi dua macam
yaitu, eustres dan distres. Menurut Caron dan Liu dalam Mahmood dan
Ghaffar (2014) distres psikologis merupakan suatu keadaan psikologis
yang negatif yang dapat mempengaruhi individu secara langsung atau
tidak langsung sepanjang masa dan dapat mempengaruhi kondisi
kesehatan fisik dan mental lainnya.

 DEFINISI OPERASIONAL
Stres akademik merupakan gejala psikologis stres yang dialami
oleh para pelajar secara khusus  siswa-siswi SMA. Menurut Lazarus dalam
Christyandi, Mustami’ah, dan Sulistiani (2010) bentuk stres terdapat dua
macam yaitu, eustres dan distres. Skala tersebut akan mengukur distres
akademik karena distres merupakan hal yang memiliki dampak yang
negatif pada individu sehingga perlu dicegah atau diperbaiki. Distres
tersebut dapat diidentifikasi melalui sejumlah item pernyataan yang akan
dijawab oleh siswa yang akan menggambarkan tingkat distres siswa. Alat
tes tersebut akan memberikan informasi kepada guru BK siswa SMA agar
mereka dapat merancang dan memberikan intervensi yang tepat kepada
siswanya.
Alat ukur ini akan mengukur reaksi yang dialami siswa-siswi SMA
yang mengalami distres akademik yang akan menjadi tolak ukur dalam
mengetahui tingkatan distres akademik yang dialami oleh siswa-siswi
SMA. Aspek reaksi terhadap stressor yang akan diukur dalam alat tes
tersebut adalah fisiologis, emosional, behavioral, dan kognitif. Alat ukur
tersebut terdiri dari beberapa aitem favorable dan unfavorable. 

LAMPIRAN 8
Aspek-aspek tersebut  a) gejala fisiologis, antara lain: denyut
jantung bertambah cepat , banyak berkeringat (terutama keringat dingin),
pernafasan terganggu, otot terasa tegang, sering ingin buang air kecil, sulit
tidur, gangguan lambung, dst. B) gejala psikologis, antara lain: resah,
sering merasa bingung, sulit berkonsentrasi, sulit mengambil keputusan,
tidak enak perasaan, atau perasaan kewalahan (exhausted) dsb. C) tingkah
laku, antara lain: berbicara cepat sekali, menggigit kuku, ticks, gemetaran,
perubahan  nafsu makan (bertambah atau berkurang). Aspek yang terakhir
yaitu, d) kognitif, antara lain: masalah dengan memori, atensi dan
konsentrasi yang kurang, kesulitan dalam memecahkan masalah, serta
kesulitan dalam mengambil keputusan. 
Skor untuk mengetahui tingkatan distres akademik adalah dengan
mentotalkan seluruh aspek. Skor total cenderung rendah dalam alat tes
tersebut menggambarkan tingkatan distres yang rendah. Skor total
cenderung sedang menggambarkan tingkatan distres yang sedang.
Sedangkan, skor total cenderung tinggi pada alat tes tersebut
menggambarkan tingkatan distres yang tinggi.

D. ASPEK YANG DIUKUR


Peneliti akan mengkonstruksi aitem dari reaksi individu terhadap stressor,
aspek yang diukur terdiri dari:
 Fisiologis merupakan gejala fisik yang dialami akibat stres, seperti sakit
kepala, pusing, susah tidur, pola tidur tidak teratur, lelah, tidak
berenergi dalam belajar, sakit perut, gemetaran, dan sebagainya. 
 Emosional merupakan gejala emosional yang terjadi akibat stres, seperti
gelisah, cemas, sedih, merasa tidak mampu, dan harga diri menurun.
Gejala emosi lain, seperti cepat marah, murung, khawatir, mudah
menangis, mudah panik dalam hal-hal kecil, dan berperilaku secara
spontan (impulsif)
 Behavioral merupakan gejala perilaku yang timbul akibat stres yang
dialami, seperti menyendiri, ceroboh, cenderung menyalahkan orang
lain, dan melamun. 

LAMPIRAN 9
 Cognitive  merupakan kemampuan intelektual siswa dalam berpikir,
mengetahui dan memecahkan masalah atau segala sesuatu yang
berhubungan dengan aktivitas kognitif.

E. JUMLAH ITEM/SOAL
Alat tes ini terdiri dari 79 (tujuh puluh sembilan) item, di mana setiap 2-3 item
menggambarkan kasus tiap aspek. Responden diminta untuk memilih
jawaban berupa skala antara 1 (satu) hingga 5 (lima) yang paling
menggambarkan tingkat distres untuk jawaban alternatifnya.

F. DERAJAT KESULITAN
Item-item pada alat tes ini tidak memiliki tingkat derajat kesulitan karena alat
ukur ini tidak mengukur kemampuan melainkan tingkatan distres.

G. SKORING
 SKORING ITEM: Skoring item pada alat tes ini adalah skala berupa 1
– 5 dengan keterangan berikut:
1. Tidak pernah
2. Jarang
3. Kadang – kadang
4. Sering
5. Selalu
 SKORING ALAT TES: Skor untuk mengetahui tingkatan distress
akademik adalah dengan mentotalkan seluruh aspek. Skor total
cenderung rendah dalam alat tes tersebut menggambarkan tingkatan
distres yang rendah. Skor total cenderung sedang menggambarkan
tingkatan distres yang sedang. Sedangkan, skor total cenderung tinggi
pada alat tes tersebut menggambarkan tingkatan distres yang tinggi.

LAMPIRAN 10
LAMPIRAN II
SISTEMATIKA ALAT UKUR

DOMAIN SUB- INDIKATOR NO. ITEM


DOMAIN ITEM

Stres akademik Sakit Kepala 1 Saya sakit kepala saat


merupakan suatu mengerjakan tugas dari
kondisi dimana sekolah.
pelajar merasa
tertekan akibat 2 Saya sakit kepala saat
persepsi mengerjakan ujian
subjektifnya dari matematika.
situasi akademik
tertentu (Barseli, Berkeringat 3 Saya berkeringat dingin
Ifdil, dan dingin saat mengerjakan ujian.
Nikamrijal, 2017).
Aspek yang diukur
dalam skala distres Fisiologis 4 Saya berkeringat dingin
akademik siswa saat mengerjakan soal
SMA adalah reaksi di depan kelas.
terhadap stressor
yang terdiri dari Mual-mual 5 Saya mual sebelum
fisiologis, mengerjakan soal ujian.
emosional, 6 Saya mual saat maju
behavioral, dan presentasi di depan
kognitif. kelas.
7 Saya mual saat
mengerjakan tugas dari
sekolah.
Pusing 8 Saya pusing saat
mengerjakan soal
ulangan atau kuis.
9 Saya pusing saat
mengerjakan tugas
mengarang.
10 Kepala saya pusing
ketika diminta
membaca artikel.
Lelah 11 Saya lelah saat harus
berangkat ke sekolah.

LAMPIRAN 11
12 Saya lelah saat harus
mengerjakan tugas.

13 Saya lelah saat


mengerjakan ujian.

Detak jantung 14 Jantung saya berdebar


tidak beraturan – debar saat dipanggil
Fisiologis maju ke depan kelas
secara mendadak.
15 Jantung saya berdebar
– debar saat
mengerjakan ujian.
16 Jantung saya berdebar
– debar saat melakukan
presentasi di depan
kelas.
Gemetaran 17 Saya gemetaran saat
saya ditanya mengenai
nilai ujian saya.

18 Saya gemetar saat


ditunjuk guru untuk
menjawab soal atau
pertanyaan.
19 Saya gemetaran saat
mengerjakan ujian di
sekolah.
Cemas 20 Saya cemas saat
mendapat banyak tugas
sekolah.
Fisiologis 21 Saya cemas saat
melalui minggu ujian
tengah semester.
22 Saya cemas saat
melalui minggu ujian
akhir semester.
23 Saya menjadi lebih giat
mengerjakan tugas
akibat cemas.

LAMPIRAN 12
Sedih 24 Saya sedih ketika
mendapat peringkat di
atas 10 besar.
25 Saya sedih tidak
memiliki prestasi.
Emosional 26 Saya sedih terhadap
nilai-nilai yang saya
peroleh rendah.
Tidak mampu 27 Saya tidak mampu
menyelesaikan tugas di
sekolah.
28 Saya tidak mampu
menyelesaikan PR.

29 Saya mencari
bimbingan orang lain
ketika saya tidak
mampu.
Marah 30 Saya marah terhadap
orang tua saya yang
menyuruh belajar.
31 Saya marah terhadap
diri saya ketika tidak
selesai mengerjakan
tugas.
Emosional 32 Saya marah terhadap
banyaknya bahan ujian
yang harus dipelajari.
        Murung 33 Saya murung ketika
memiliki banyak tugas
sekolah.
34 Saya murung ketika
mendapatkan nilai
ujian yang tidak baik.
35 Ketika mendapatkan
hasil yang rendah, saya
menjadi murung.
36 Saya khawatir jika
tidak mendapatkan

LAMPIRAN 13
nilai yang bagus pada
ujian sekolah.
Khawatir 37 Saya khawatir tidak
bisa naik kelas.

38 Saya khawatir tidak


bisa diterima di kampus
yang saya inginkan.
Emosional Mudah 39 Jika mendapatkan nilai
menangis yang tidak baik saya
mudah menangis
40 Saya menangis ketika
dimarahi oleh orang tua
karena nilai rendah.
41 Saya menangis ketika
tidak mampu
mengerjakan PR.
Mudah Panik 42 Saya panik ketika guru
memanggil orang tua
saya ke sekolah untuk
membahas prestasi
yang didapatkan
rendah.
43 Saya panik ketika
teman saya bertanya
mengenai nilai ulangan
44 Saya panik ketika
teman saya bertanya
mengenai materi
pelajaran
Berperilaku 45 Saya terlalu cepat
impulsif bertindak saat
menghadapi PR yang
banyak
46 Saya melaporkan
teman saya karena
kedapatan mencontek.
47 Saya bertindak tanpa
berpikir

LAMPIRAN 14
Behavior Menyendiri 48 Saya lebih suka
menyendiri ketika nilai
ulangan saya jelek.
49 Saya menyendiri ketika
saya dijauhi teman
main saya.
50 Saya menyendiri ketika
saya tidak bisa
mengerjakan tugas
dalam kelompok.
Ceroboh 51 Saya sering tidak
membawa alat tulis dan
buku pelajaran ke
sekolah.
52 Saya memaki teman
yang mengejek hasil
ulangan saya.
53 Saya melakukan
tindakan yang kasar
kepada orang sekitar.
Cenderung 54 Guru saya tidak dapat
Menyalahkan mengajar dengan baik
dan menyebabkan nilai
ujian saya rendah.
55 Saya menyalahkan diri
Behavior saya atas jurusan yang
telah saya pilih
56 Saya terlambat datang
ke sekolah karena ibu
lupa membangunkan
saya.
Melamun 57 Saya melamun
memikirkan masa
depan saya.
58 Saya tidak merespon
saat dipanggil oleh
guru
59 Saya sibuk dengan
pikiran saya sendiri
ketika teman

LAMPIRAN 15
memanggil saya untuk
kerja kelompok.
Agresif 60 Saya menjawab guru
dengan menggunakan
nada tinggi.
61 Saya membanting buku
ketika tidak mampu 
mengerjakan tugas.
Behavior 62 Saya mengepalkan
tangan kepada teman
saya ketika saya tidak
setuju dengan idenya.
Nafsu makan 63 Nafsu makan saya
berubah bertambah ketika
sedang mengerjakan
tugas yang diberikan
guru.
64 Ketika sedang
mengerjakan tugas atau
belajar, saya tidak ingin
makan
65 Nafsu makan saya
berkurang ketika ada
tugas sekolah yang
harus dikumpul dalam
waktu dekat.
Masalah 66 Daya ingat saya lebih
dengan kuat ketika sedang
memori banyak tugas yang
harus dikerjakan.
Cognitive 67 Saya sering lupa ketika
memiliki banyak PR

68 Saya tidak mudah


untuk mengingat
pelajaran menghafal.
Kesulitan 69 Saya sulit dalam
dengan mengambil keputusan
pengambilan dengan cepat apabila
keputusan dalam situasi
mendesak.

LAMPIRAN 16
70 Keputusan yang baik
sulit saya putuskan
apabila sedang dalam
tekanan
71 Sulit bagi saya untuk
mengambil keputusan
yang matang
Cognitive Atensi kurang 72 Saya tidak menangkap
apa yang disampaikan
oleh guru ketika sedang
berceramah di kelas
73 Saya tidak bisa fokus
saat mendengar teman
saya berbicara
74 Saya tidak bisa fokus
saat membaca soal
ulangan
Konsentrasi 75 Konsentrasi belajar
kurang saya kurang ketika saya
mempunyai masalah
dari rumah.
76 Waktu tidur saya
kurang, oleh sebab itu
saya sulit
berkonsentrasi dalam
mendengarkan .
77 Saya kurang
konsentrasi dalam
mengikuti pelajaran
ketika saya datang
terlambat.
Cognitive Kesulitan 78 Saya sulit memecahkan
dalam masalah ketika diberi
memecahkan waktu yang singkat
masalah untuk berpikir.
79 Tugas sekolah yang
banyak membuat saya
kesulitan untuk
memecahkan masalah
yang ada.
80 Tugas yang menumpuk

LAMPIRAN 17
menghambat saya
untuk memecahkan
masalah.

LAMPIRAN III
ALAT UKUR UJI COBA

Data demografis:
Nama lengkap:
Jenis kelamin:
Usia:
Asal sekolah/kelas: 
Email/No HP: 
Instruksi Pengerjaan: 
Selamat pagi/siang/sore/malam teman-teman sekalian, perkenalkan
kami Pricila Thalia, Margareth Caroline, Debora Gabriel, Grace Priscila, dan
Elianora Nani mahasiswi fakultas psikologi UKRIDA angkatan 2016 & 2017
sedang mengikuti mata kuliah Konstruksi Alat Ukur yang diampu oleh Bapak
Ngadiman Djaja, Phd. Alat ukur kami mengenai "Distres Akademik Siswa
SMA" dan Kami mohon kesediaan teman-teman dalam meluangkan waktu
sekitar 5-10 menit untuk mengisi kuesioner kami dan akan ada hadiah berupa
saldo dana/ovo/gojek akan diundi untuk 3 orang pemenang akan mendapatkan
saldo tersebut. Data yang diperoleh akan dijaga kerahasiaannya dan hanya
akan digunakan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Kami dalam mata kuliah
Konstruksi Alat Ukur.  Cara pengisiannya adalah memencet/mengklik pada
kata sangat jarang/jarang/kadang-kadang/sering/selalu (pilih salah satu yang
paling menggambarkan diri teman-teman) sesuai dengan situasi atau yang

LAMPIRAN 18
sedang dialami teman-teman saat ini di masa-masa SMA. Apabila ada
pertanyaan mengenai kuesioner ini silahkan menghubungi
debora.2017fpsi052@civitas.ukrida.ac.id atau
margareth.2017fpsi026@civitas.ukrida.ac.id. Atas kesediaannya kami ucapkan
terimakasih.

Domain Item Tidak jaran kadang- sering Selalu


pernah g kadang

Fisiologis Saya sakit kepala saat


mengerjakan ujian
matematika.

Fisiologis Saya sakit kepala saat


mengerjakan tugas dari
sekolah

Fisiologis Saya berkeringat dingin


saat mengerjakan ujian.

Fisiologis Saya berkeringat dingin


saat mengerjakan soal
di depan kelas.

Fisiologis Saya mual saat maju


presentasi di depan
kelas.

Fisiologis Saya mual-mual


sebelum mengerjakan
soal ujian

Fisiologis Saya pusing saat


mengerjakan soal
ulangan atau kuis.

Fisiologis Saya pusing saat


mengerjakan tugas
mengarang.

Fisiologis Saya lelah saat harus


mengerjakan tugas.

Fisiologis Jantung saya berdebar –


debar saat dipanggil
maju ke depan kelas
secara mendadak.

LAMPIRAN 19
Fisiologis Saya lelah saat harus
mengerjakan ujian

Fisiologis Kepala saya pusing


ketika diminta
membaca artikel ilmiah

Fisiologis Jantung saya berdebar –


debar saat mengerjakan
ujian.

Fisiologis Jantung saya berdebar –


debar saat melakukan
presentasi di depan
kelas.

Fisiologis Saya gemetar saat


ditunjuk guru untuk
menjawab soal atau
pertanyaan.

Fisiologis Saya cemas saat


mendapat banyak tugas
sekolah.

Fisiologis Saya cemas saat


melalui minggu ujian
tengah semester

Fisiologis Saya cemas saat


melalui minggu ujian
akhir semester.

Fisiologis Saya menjadi lebih giat


mengerjakan tugas
akibat cemas.

Fisiologis Saya gemetaran saat


saya ditanya mengenai
nilai ujian saya

Emosional Saya sedih tidak


memiliki prestasi.

Emosional Saya sedih ketika


mendapat peringkat
yang tidak diinginkan.

Emosional Saya sedih ketika


mendapatkan nilai

LAMPIRAN 20
rendah.

Emosional Saya merasa tidak


mampu menyelesaikan
tugas di sekolah.

Emosional Saya merasa tidak


mampu menyelesaikan
PR.

Emosional Saya mencari


bimbingan orang lain
ketika saya tidak
mampu.

Emosional Saya merasa marah


ketika orang tua
memaksa saya untuk
belajar

Emosional Saya marah terhadap


diri saya ketika tidak
selesai mengerjakan
tugas.

Emosional Saya marah terhadap


banyaknya bahan ujian
yang harus dipelajari.

Emosional Saya khawatir jika tidak


mendapatkan nilai yang
bagus pada ujian
sekolah.

Emosional Saya khawatir tidak


bisa diterima di kampus
yang saya inginkan

Emosional Saya khawatir tidak


bisa naik kelas.

Emosional Jika mendapatkan nilai


yang tidak baik saya
mudah menangis.

Emosional Saya menangis ketika


dimarahi oleh orang tua
karena nilai rendah.

Emosional Saya menangis ketika

LAMPIRAN 21
tidak mampu
mengerjakan PR

Emosional Saya panik ketika guru


memanggil orangtua
saya ke sekolah untuk
membahas prestasi
rendah yang saya
dapatkan.

Emosional Saya panik ketika


teman saya bertanya
mengenai nilai ulangan.

Emosional Saya panik ketika


teman saya bertanya
mengenai materi
pelajaran.

Emosional Saya terlalu cepat


bertindak saat
menghadapi PR yang
banyak

Emosional Saya bertindak tanpa


berpikir

Behavior Saya lebih suka


menyendiri ketika nilai
ulangan saya jelek.

Behavior Saya menyendiri ketika


saya dijauhi teman
main saya

Behavior Saya menyendiri ketika


saya tidak bisa
mengerjakan tugas
dalam kelompok

Behavior Saya cenderung


menyalahkan guru saya
tidak dapat belajar
dengan baik dan
menyebabkan nilai
ujian saya rendah

Behavior Saya terlambat datang


ke sekolah karena ibu

LAMPIRAN 22
lupa membangunkan
saya

Behavior Saya tidak merespon


saat dipanggil oleh
guru.

Behavior Saya sibuk dengan


pikiran saya sendiri
ketika teman
memanggil saya untuk
kerja kelompok

Behavior Saya menjawab guru


dengan menggunakan
nada tinggi.

Behavior Saya membanting buku


ketika tidak mampu 
mengerjakan tugas.

Behavior Nafsu makan saya


bertambah ketika
sedang mengerjakan
tugas yang diberikan
guru.

Behavior Ketika sedang


mengerjakan tugas atau
belajar, saya tidak ingin
makan.

Behavior Nafsu makan saya


berkurang ketika ada
tugas sekolah yang
harus dikumpul dalam
waktu dekat.

Cognitive Saya sering lupa ketika


memiliki banyak PR.

Cognitive Daya ingat saya lebih


kuat ketika sedang
banyak tugas yang
harus dikerjakan.

Cognitive Sulit bagi saya untuk


mengingat pelajaran
menghafal.

LAMPIRAN 23
Cognitive Sulit bagi saya untuk
mengambil keputusan
yang matang.

Cognitive Keputusan yang baik


sulit untuk saya
putuskan apabila
sedang dalam tekanan

Cognitive Saya sulit dalam


mengambil keputusan
dengan cepat apabila
dalam situasi
mendesak.

Cognitive Saya tidak menangkap


apa yang disampaikan
oleh guru ketika sedang
berceramah di kelas.

Cognitive Saya tidak bisa fokus


saat mendengar teman
saya berbicara.

Cognitive Saya tidak bisa fokus


saat membaca soal
ulangan

Cognitive Konsentrasi belajar saat


akan berkurang ketika
saya mempunyai
masalah di rumah.

Cognitive Waktu tidur saya


kurang, oleh sebab itu
saya sulit
berkonsentrasi dalam
mendengarkan

Cognitive Saya kurang


konsentrasi dalam
mengikuti pelajaran
ketika saya datang
terlambat

Cognitive Saya sulit memecahkan


masalah ketika diberi
waktu yang singkat
untuk berpikir.

LAMPIRAN 24
Cognitive Tugas sekolah yang
banyak membuat saya
kesulitan untuk
memecahkan masalah
yang ada.

Cognitive Tugas yang menumpuk


menghambat saya
untuk memecahkan
masalah.

LAMPIRAN 25
Kode Item Item total correlation Interpretasi

Fisiologisfsi1 0,398 Dipertahankan

Fisiologisfsi2 0,521 Dipertahankan

Fisiologisfsi3 0,447 Dipertahankan

Fisiologisfis4 0,365 Dipertahankan

Fisiologisfis5 0,326 Dipertahankan

Fisiologisfis6 0,359 Dipertahankan

Fisiologisfis7 0,509 Dipertahankan

Fisiologisfis8 0,295 Dipertahankan

Fisiologisfis9 0,377 Dipertahankan

Fisiologisfis10 0,508 Dipertahankan

Fisiologis2fis11 0,498 Dipertahankan

Fisiologis2fis12 0,348 Dipertahankan

Fisiologis2fis13 0,527 Dipertahankan

Fisiologis2fis14 0,489 Dipertahankan

Fisiologis2fis15 0,486 Dipertahankan

Fisiologis2fis16 0,493 Dipertahankan

Fisiologis2fis17 0,62 Dipertahankan

Fisiologis2fis18 0,584 Dipertahankan

Fisiologis2fis19 -0,296 Digugurkan

Fisiologis2fis20 0,431 Dipertahankan

Emosionalsedih 0,408 Dipertahankan

Emosionalsedih2 0,366 Dipertahankan

Emosionalsedih3 0,415 Dipertahankan

Emosionaltidakmampu1 0,527 Dipertahankan

LAMPIRAN I TEST SPECIFICATION v


Emosionaltidakmampu2 0,47 Dipertahankan

Emosionaltidakmampu3 0,121 Digugurkan

Emosionalmarah1 0,305 Dipertahankan

Emosionalmarah2 0,382 Dipertahankan

Emosionalmarah3 0,539 Dipertahankan

Emosionalkhawatir1 0,423 Dipertahankan

Emosional2SQkhawatir2 0,403 Dipertahankan

Emosional2Khawatir3 0,382 Dipertahankan

Emosional2Menangis1 0,459 Dipertahankan

Emosional2Menangis2 0,352 Dipertahankan

Emosional2Menangis3 0,47 Dipertahankan

Emosional2Panik1 0,417 Dipertahankan

Emosional2Panik2 0,514 Dipertahankan

Emosional2Panik3 0,36 Dipertahankan

Emosional2Impulsif1 0,326 Dipertahankan

Emosional2Impulsif2 0,36 Dipertahankan

BehaviorMenyendiri1 0,529 Dipertahankan

BehaviorMenyendiri2 0,413 Dipertahankan

BehaviorMenyendiri3 0,484 Dipertahankan

BehaviorMenyalahkan1 0,359 Dipertahankan

BehaviorMenyalahkan2 0,184 Digugurkan

BehaviorMelamun1 0,188 Digugurkan

BehaviorMelamun2 0,363 Dipertahankan

BehaviorAgresif1 0,226 Digugurkan

BehaviorAgresif2 0,368 Dipertahankan

BehaviorMakan1 -0,185 Digugurkan

LAMPIRAN I TEST SPECIFICATION vi


Behavior2CognitiveMakan2 0,222 Digugurkan

Behavior2CognitiveMakan3 0,3 Dipertahankan

Behavior2CognitiveMemori1 0,278 Digugurkan

Behavior2CognitiveMemori2 -0,022 Digugurkan

Behavior2CognitiveMemori3 0,355 Dipertahankan

Behavior2CognitiveKeputusan1 0,426 Dipertahankan

Behavior2CognitiveKeputusan2 0,489 Dipertahankan

Behavior2CognitiveKeputusan3 0,486 Dipertahankan

Behavior2CognitiveAtensi1 0,452 Dipertahankan

Behavior2CognitiveAtensi2 0,366 Dipertahankan

Cognitive2Atensi3 0,596 Dipertahankan

Cognitive2Konsentrasi1 0,466 Dipertahankan

Cognitive2Konsentrasi2 0,49 Dipertahankan

Cognitive2Konsentrasi3 0,423 Dipertahankan

Cognitive2Masalah1 0,505 Dipertahankan

Cognitive2Masalah2 0,611 Dipertahankan

Cognitive2Masalah3 0,614 Dipertahankan

Tabel 4. Rekapitulasi Analisis Data sebelum

Item Item Item Total Item Interpretasi


Disc Correlatio mean
n s Daya Validitas
Beda

Fisiologis(fsi1) 0,00 0,398 2.75 Baik Dipertahanka


n

Fisiologis(fsi2) 0,00 0,521 2.54 Baik Dipertahanka


n

Fisiologis(fsi3) 0,00 0,447 1.96 Baik Dipertahanka


n

LAMPIRAN I TEST SPECIFICATION vii


Fisiologis(fis4) 0,00 0,365 2.08 Baik Dipertahanka
n

Fisiologis(fis5) 0,00 0,326 1.53 Baik Dipertahanka


n

Fisiologis(fis6) 0,00 0,359 1.31 Baik Dipertahanka


n

Fisiologis(fis7) 0,00 0,509 2.34 Baik Dipertahanka


n

Fisiologis(fis8) 0,00 0,295 2.16 Baik Dipertahanka


n

Fisiologis(fis9) 0,00 0,377 3.28 Baik Dipertahanka


n

Fisiologis(fis10) 0,00 0,508 3.14 Baik Dipertahanka


n

Fisiologis(fis11) 0,00 0,498 2.65 Baik Dipertahanka


n

Fisiologis(fis12) 0,00 0,348 2.31 Baik Dipertahanka


n

Fisiologis(fis13) 0,00 0,527 2.21 Baik Dipertahanka


n

Fisiologis(fis14) 0,00 0,489 2.51 Baik Dipertahanka


n

Fisiologis(fis15) 0,00 0,486 2.49 Baik Dipertahanka


n

Fisiologis(fis16) 0,00 0,493 3.13 Baik Dipertahanka


n

Fisiologis(fis17) 0,00 0,62 2.88 Baik Dipertahanka


n

LAMPIRAN I TEST SPECIFICATION viii


Fisiologis(fis18) 0,00 0,584 2.98 Baik Dipertahanka
n

Fisiologis(fis20) 0,00 0,431 2.19 Baik Dipertahanka


n

Emosional(sedih) 0,00 0,408 3.03 Baik Dipertahanka


n

Emosional(sedih2) 0,00 0,366 3.15 Baik Dipertahanka


n

Emosional(sedih3) 0,00 0,415 3.66 Baik Dipertahanka


n

Emosional(tidakmampu1) 0,00 0,527 2.50 Baik Dipertahanka


n

Emosional(tidakmampu2) 0,00 0,47 2.42 Baik Dipertahanka


n

Emosional(tidakmampu3) 0,29 0,121 3.47 Buru Digugurkan


k

Emosional(marah1) 0,00 0,305 2.21 Baik Dipertahanka


n

Emosional(marah2) 0,00 0,382 2.89 Baik Dipertahanka


n

Emosional(marah3) 0,00 0,539 3.10 Baik Dipertahanka


n

LAMPIRAN I TEST SPECIFICATION ix


Emosional(khawatir1) 0,00 0,423 3.66 Baik Dipertahanka
n

Emosional2(SQkhawatir2) 0,00 0,403 3.87 Baik Dipertahanka


n

Emosional2(Khawatir3) 0,00 0,382 3.01 Baik Dipertahanka


n

Emosional2(Menangis1) 0,00 0,459 2.05 Baik Dipertahanka


n

Emosional2(Menangis2) 0,00 0,352 1.92 Baik Dipertahanka


n

Emosional2(Menangis3) 0,00 0,47 1.60 Baik Dipertahanka


n

Emosional2(Panik1) 0,00 0,417 2.30 Baik Dipertahanka


n

Emosional2(Panik2) 0,00 0,514 1.85 Baik Dipertahanka


n

Emosional2(Panik3) 0,00 0,36 1.69 Baik Dipertahanka


n

Emosional2(Impulsif1) 0,00 0,326 2.51 Baik Dipertahanka


n

Emosional2(Impulsif2) 0,00 0,36 2.59 Baik Dipertahanka


n

LAMPIRAN I TEST SPECIFICATION x


Behavior(Menyendiri1) 0,00 0,529 2.20 Baik Dipertahanka
n

Behavior(Menyendiri2) 0,00 0,413 2.54 Baik Dipertahanka


n

Behavior(Menyendiri3) 0,00 0,484 1.75 Baik Dipertahanka


n

Behavior(Menyalahkan1) 0,00 0,359 2.15 Baik Dipertahanka


n

Behavior(Menyalahkan2) 0,00 0,184 1.47 Baik Digugurkan

Behavior(Melamun1) 0,00 0,188 1.49 Baik Digugurkan

Behavior(Melamun2) 0,00 0,363 1.93 Baik Dipertahanka


n

Behavior(Agresif1) 0,00 0,226 1.44 Baik Digugurkan

Behavior(Agresif2) 0,00 0,368 1.76 Baik Dipertahanka


n

Behavior2Cognitive(Makan2) 0,00 0,222 2.52 Baik digugurkan

Behavior2Cognitive(Makan3) 0,00 0,3 2.63 Baik Dipertahanka


n

LAMPIRAN I TEST SPECIFICATION xi


Behavior2Cognitive(Memori1) 0,00 0,278 2.98 Baik digugurkan

Behavior2Cognitive(Memori3) 0,00 0,355 2.65 Baik Dipertahanka


n

Behavior2Cognitive(Keputusa 0,00 0,426 2.96 Baik Dipertahanka


n1) n

Behavior2Cognitive(Keputusa 0,00 0,489 3.19 Baik Dipertahanka


n2) n

Behavior2Cognitive(Keputusa 0,00 0,486 3.17 Baik Dipertahanka


n3) n

Behavior2Cognitive(Atensi1) 0,00 0,452 2.59 Baik Dipertahanka


n

Behavior2Cognitive(Atensi2) 0,00 0,366 2.54 Baik Dipertahanka


n

Cognitive2(Atensi3) 0,00 0,596 2.42 Baik Dipertahanka


n

Cognitive2(Konsentrasi1) 0,00 0,466 2.97 Baik Dipertahanka


n

Cognitive2(Konsentrasi2) 0,00 0,49 2.96 Baik Dipertahanka


n

Cognitive2(Konsentrasi3) 0,00 0,423 1.81 Baik Dipertahanka


n

Cognitive2(Masalah1) 0,00 0,505 3.06 Baik Dipertahanka


n

LAMPIRAN I TEST SPECIFICATION xii


Cognitive2(Masalah2) 0,00 0,611 2.84 Baik Dipertahanka
n

Cognitive2(Masalah3) 0,00 0,614 2.92 Baik Dipertahanka


n

F2F19_Rev 0,00 -0,296 4.05 Baik Digugurkan

BM1_Rev 0,03 -0,185 3.26 Baik Digugurkan

B2CM2_REV 0,63 -0,022 3.28 Buru Digugurkan


k

BAB VIIV.C.2. HASIL UJI VALIDITAS

Aite Rater1 Rater2 Rater3 Rater4 Rater5 CVR Interpretasi


m

1 1 0 1 1 0 0,2 tidak valid

2 1 1 1 1 1 1 valid

3 1 1 1 1 1 1 valid

4 1 1 1 1 1 1 valid

5 1 0 1 1 0 0,2 tidak valid

6 1 1 1 1 1 1 valid

7 1 0 0 1 0 -0,2 tidak valid

8 1 1 1 1 1 1 valid

9 1 1 1 1 1 1 valid

10 0 0 1 1 1 0,2 tidak valid

11 0 0 1 1 1 0,2 tidak valid

12 1 1 1 1 1 1 valid

13 1 1 0 1 1 0,6 tidak valid

14 1 1 1 1 1 1 valid

15 1 1 1 1 1 1 valid

16 1 1 1 1 1 1 valid

LAMPIRAN I TEST SPECIFICATION xiii


17 1 0 0 1 1 0,2 tidak valid

18 1 1 1 1 1 1 valid

19 1 0 1 1 1 0,6 tidak valid

20 1 1 1 1 1 1 valid

21 1 1 1 1 1 1 valid

22 1 1 1 1 1 1 valid

23 1 0 1 1 1 0,6 tidak valid

24 1 1 1 1 1 1 valid

25 1 1 1 1 0 0,6 tidak valid

26 1 0 1 1 1 0,6 tidak valid

27 1 0 1 1 1 0,6 tidak valid

28 1 1 1 1 1 1 valid

29 0 0 1 1 1 0,2 tidak valid

30 1 1 1 1 1 1 valid

31 1 1 1 1 1 1 valid

32 0 1 1 1 1 0,6 tidak valid

33 0 1 1 1 1 0,6 tidak valid

34 0 1 1 0 1 0,2 tidak valid

35 1 1 1 1 1 1 valid

36 1 1 1 1 1 1 valid

37 1 1 1 1 1 1 valid

38 1 1 1 1 1 1 valid

39 0 1 1 1 1 0,6 tidak valid

40 1 0 1 1 1 0,6 tidak valid

41 1 1 0 1 1 0,6 tidak valid

42 1 1 0 1 1 0,6 tidak valid

LAMPIRAN I TEST SPECIFICATION xiv


43 1 1 0 1 1 0,6 tidak valid

44 1 0 1 0 0 -0,2 tidak valid

45 0 0 1 1 0 -0,2 tidak valid

46 1 1 1 1 1 1 valid

47 1 1 1 1 1 1 valid

48 0 1 1 1 1 0,6 tidak valid

49 1 0 1 1 1 0,6 tidak valid

50 1 1 1 1 1 1 valid

51 0 0 1 0 0 -0,6 tidak valid

52 0 0 1 0 0 -0,6 tidak valid

53 1 0 1 1 1 0,6 tidak valid

54 1 1 1 1 0 0,6 tidak valid

55 1 1 0 1 0 0,2 tidak valid

56 0 1 1 1 1 0,6 tidak valid

57 1 1 1 1 1 1 valid

58 1 1 1 1 1 1 valid

59 1 1 0 1 0 0,2 tidak valid

60 1 1 1 1 1 1 valid

61 0 0 1 1 1 0,2 tidak valid

62 1 0 1 1 1 0,6 tidak valid

63 1 1 1 1 1 1 valid

64 1 1 1 1 1 1 valid

65 1 1 1 0 1 0,6 tidak valid

66 1 1 1 1 1 1 valid

67 0 0 1 1 1 0,2 tidak valid

68 0 1 1 1 1 0,6 tidak valid

LAMPIRAN I TEST SPECIFICATION xv


69 0 1 1 1 1 0,6 tidak valid

70 1 1 1 1 1 1 valid

71 1 1 1 1 1 1 valid

72 1 1 1 1 1 1 valid

73 1 1 1 1 1 1 valid

74 0 1 1 1 1 0,6 tidak valid

75 0 1 1 1 1 0,6 tidak valid

76 0 1 1 1 1 0,6 tidak valid

77 1 1 1 1 0 0,6 tidak valid

78 1 1 0 1 1 0,6 tidak valid

79 1 1 1 1 1 1 valid

Tabel Rekapitulasi Uji Pearson Correlation

Skala Skala
Konver Divergen
gen
Extravers Agreeable Conscientious Neurotici Openn
ion ness ness sm ess

Pearson -0,709 -0,223 -0,498 -0,495 0,383 -0,338


Correlat
ion

Sig. (2- 0 0,228 0,004 0,005 0,034 0,063


tailed)

LAMPIRAN I TEST SPECIFICATION xvi


LAMPIRAN IISISTEMATIKA ALAT UKUR xvii

Anda mungkin juga menyukai