DISUSUN OLEH:
DESEMBER 2019
FAKULTAS PSIKOLOGI
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 2
I.B.1. TUJUAN 3
I.B.2. MANFAAT 3
II.A.KAJIAN TEORI 5
II.A.1.STRES AKADEMIK 5
II.A.2.DISTRES AKADEMIK 5
II.B.1.DEFINISI TEORETIS 6
II.B.2.DEFINISI OPERASIONAL 6
DAFTAR ISI ii
IV.A.2. DESKRIPSI ITEM 14
IV.B. ANALISIS ITEM 15
IV.B.1. RANCANGAN UJI COBA 15
IV.B.2. RANCANGAN ANALISA ITEM 16
IV.B.3. HASIL ANALISIS ITEM 18
IV.C. UJI VALIDITAS 38
IV.C.1. RANCANGAN UJI VALIDITAS 38
IV.C.2. HASIL UJI VALIDITAS 39
IV.D. UJI RELIABILITAS 45
IV.D.1. RANCANGAN UJI RELIABILITAS 45
IV.D.2. HASIL UJI RELIABILITAS 45
BAB V INTERPRETASI SKOR ALAT UKUR
V.A. RANCANGAN STANDARDISASI 46
V.B. HASIL STANDARDISASI 47
BAB VI KESIMPULAN & REKOMENDASI
VI.A. KESIMPULAN 48
VI.B. REKOMENDASI 49
DAFTAR PUSTAKA iv
BAB I PENDAHULUAN 1
yang tinggi, hal tersebut ditandai dengan adanya pergantian kurikulum
dari waktu ke waktu.
Reaksi yang dihasilkan oleh pelajar terhadap stressor cenderung
mengarah pada distress. Menurut Baldwin (dalam Desmita, 2009),
siswa terbebani dengan bahan ajar yang cukup berat di sekolah dapat
menyebabkan stres, terutama pada siswa-siswi SMA. Oleh karena itu,
di pihak lain siswa akan merasa berat dengan tingginya standar yang
diterapkan. Semakin tinggi tingkat kelas semakin sulit dan membuat
siswa merasa terbebani oleh tugas maupun ujian. Tuntutan yang tinggi
yang diberikan oleh orang tua maupun guru-guru sering memicu
munculnya stres para siswa yang tidak memiliki kesiapan dalam
belajar.
Menurut Elias (2011), stres di bidang akademik pada remaja
muncul akibat adanya harapan dari diri sendiri, orang tua, maupun
guru untuk meraih prestasi yang baik, tetapi harapan ini tidak dapat
dilakukan maupun tidak sesuai dengan kemampuan para remaja.
Berdasarkan data yang didapatkan dari Replubika.co.id (2019),
seorang psikolog bernama Helen Damayanti mengatakan bahwa di
Indonesia remaja yang mengalami stres akademik sebanyak 44%
dikarenakan tugas dan ujian. Berdasarkan data yang telah penulis
dapatkan melalui wawancara singkat kepada beberapa guru Bimbingan
Konseling (BK) di sekolah SMA di Jakarta baik swasta maupun negeri,
dampak stress yang dialami oleh pelajar SMA umumnya terjadi saat
mereka baru saja memasuki sekolah SMA yaitu, kelas 10 karena harus
mengambil penjurusan dan saat kelas 12 yaitu, pada saat menjelang
ujian nasional dan perencanaannya ke masa depan untuk mengambil
jurusan kuliah. Hal tersebut tentu berdampak negatif kepada diri siswa
itu sendiri dan juga guru.
Beberapa guru BK juga mengatakan bahwa beberapa siswanya
yang cenderung bersikap agresif, impulsif, dan menarik diri dari
lingkungan luar sebagai akibat dari stres yang dialami. Mereka merasa
alat ukur untuk mengetahui tingkatan stres akademik siswa cukup
BAB I PENDAHULUAN 2
diperlukan. Tujuan penulis mengkonstruksi alat ukur tersebut adalah
agar pihak sekolah khususnya, SMA dapat mengidentifikasi tingkat
stres yang dialami oleh siswanya dalam tingkat sekolah apapun
(unggulan, menengah, kurang) baik sekolah swasta maupun negeri.
Peneliti akan mengukur reaksi individu terhadap stressor.
Terdapat empat konstruk psikologis yang kami gunakan dalam
penyusunan alat tes ini yaitu, fisiologis, emosional, behavioral, dan
kognitif. Masing - masing konstruk akan kami kembangan menjadi
beberapa indikator dan menghasilkan total item sebanyak 79. Pilihan
jawaban dari alat tes ini menggunakan model skala likert dengan
rentang dari 1 (tidak pernah) sampai 5 (sering).
I.B.1. TUJUAN
Tujuan pembuatan alat ukur ini untuk penelitian lebih lanjut dan
mengidentifikasi mengenai tingkat distres akademik siswa-siswi SMA
berdasarkan level sekolah.
I.B.2. MANFAAT
a. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari alat ukur ini adalah membantu mempermudah
guru BK dalam mengidentifikasi tingkat distres setiap siswa. Setelah
tingkat distres siswa diketahui, maka guru BK dapat memberikan
bimbingan yang tepat untuk siswa tersebut dalam mengatasi distres
yang dialaminya.
b. Manfaat Teoritis
Alat ukur ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti yang
ingin membuat alat ukur mengenai distres akademik siswa-siswi. Alat
BAB I PENDAHULUAN 3
ukur ini juga diharapkan dapat memperluas kajian pembelajaran
psikologi klinis yaitu mengenai stres akademik, dan juga pembelajaran
alat ukur yang berkaitan dengan distres akademik.
BAB I PENDAHULUAN 4
BAB II
LANDASAN TEORI
• Alat test ini akan digunakan oleh Siswa/i Tingkat Menengah Atas
(SMA kelas 1, 2, 3) yang berusia sekitar 14-17 tahun.
Alasannya adalah karakteristik tersebut sesuai dengan pengguna
alat tes dan telah dilakukan wawancara dengan guru BK tingkat
SMA.
• Alat test ini akan digunakan di sekolah dari akreditasi tertinggi
hingga terendah sekolah standar swasta dan negeri
Perumusan Konstruk
Proses yang dilakukan dalam merumuskan konstruk yang
dipakai untuk menyusun alat ukur “Distres Akademik Siswa SMA” adalah
dengan mencari jurnal yang membahas mengenai stress akademik siswa.
Melalui pencarian jurnal tersebut, kami menemukan beberapa jurnal yang
membahas mengenai hal tersebut. Pada salah satu jurnal yang kami
temukan, mengemukakan bahwa stress terbagi menjadi dua, yaitu eustress
dan distress (Azzahra, 2017). Selain itu, pada jurnal lainnya kami juga
menemukan bahwa terdapat empat reaksi terhadap stressor (Gadzella,
Baloglu, Masten, dan Wang, 2012). Empat reaksi tersebut adalah
behavior, emotional, physiology, dan cognitive. Hasil wawancara yang
telah kami lakukan juga menunjukkan bahwa stress pada siswa SMA lebih
cenderung terlihat pada reaksinya terhadap stress tersebut. Selain itu,
berdasarkan hasil wawancara, ditemukan juga bahwa siswa SMA lebih
cenderung mengalami distress akademik dibandingkan eustress.
Perumusan Definisi
Peneliti melakukan studi literatur ilmiah untuk menemukan
beberapa teori distres akademik yang sesuai dengan konstruk alat ukur ini.
Peneliti menggunakan teori dari Barseli, Ifdil, dan Nikmarijal (2017) yang
Perumusan Indikator
Perumusan indikator dilakukan juga berdasarkan hasil
wawancara dengan para guru BK dan berdasarkan jurnal atau alat ukur
sebelumnya. Hasil wawancara dan jurnal yang peneliti dapatkan menjadi
Penyusunan Item
Penyusunan item juga diputuskan untuk item distres karena
hasil wawancara yang peneliti dapatkan. Berdasarkan hasil wawancara
rata-rata siswa-siswi SMA mengalami reaksi terhadap stressor cenderung
negatif, seperti pusing, cemas, mual, dan sebagainya. Peneliti melakukan
penyusunan aitem alat ukur setelah merumuskan konstruk, indikator, dan
domain behavior. Peneliti membuat aitem sesuai dengan konteks alat ukur
yaitu, bagi siswa/i SMA.
Emosional 21 18
Behavior 21 14
Cognitive 15 15
JUMLAH 80 67
IV.A.2. DESKRIPSI ITEM
Tem alat ukur terdiri dari pernyataan yang berbentuk self - report
yang terdiri dari 67 butir. Alat tes tersebut merupakan alat tes inventori
sehingga tidak ada jawaban benar atau salah. Skala yang digunakan adalah
skala berjenis likert dengan rentang satu (tidak pernah) sampai lima
(selalu). Respon yang yang diharapkan dari test takers adalah (partisipan
menjawab semua pertanyaan dengan lengkap sehingga dapat di skoring
dan hasilnya dapat menggambarkan keadaan tingkat distres yang Valid )
dari jawaban yang cenderung mengarah ke skor lima (selalu). Peneliti
mengharapkan respon tersebut agar bisa di skoring dengan hasil yang
valid. Waktu pengerjaan dari alat tes ini adalah sekitar 10-15 menit dan
skoring dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh item, kemudian
peneliti membagi skor item berdasarkan tiga kategori yaitu rendah, sedang,
tinggi. Deskripsi item secara terperinci juga dapat dilihat pada Lampiran I
mengenai Test Specification. Pertimbangan logis dalam proses
penyusunan item karena semakin banyak beban tugas-tugas dari sekolah
dan kurikulum sekolah yang sering berubah.
Berdasarkan tabel item discriminant di atas, dapat dilihat bahwa terdapat dua item
yang memiliki daya beda item yang buruk.
2 1 1 1 1 1 1 valid
3 1 1 1 1 1 1 valid
6 1 1 1 1 1 1 valid
8 1 1 1 1 1 1 valid
9 1 1 1 1 1 1 valid
12 1 1 1 1 1 1 valid
14 1 1 1 1 1 1 valid
15 1 1 1 1 1 1 valid
16 1 1 1 1 1 1 valid
18 1 1 1 1 1 1 valid
20 1 1 1 1 1 1 valid
21 1 1 1 1 1 1 valid
22 1 1 1 1 1 1 valid
24 1 1 1 1 1 1 valid
28 1 1 1 1 1 1 valid
31 1 1 1 1 1 1 valid
35 1 1 1 1 1 1 valid
36 1 1 1 1 1 1 valid
37 1 1 1 1 1 1 valid
38 1 1 1 1 1 1 valid
46 1 1 1 1 1 1 valid
47 1 1 1 1 1 1 valid
50 1 1 1 1 1 1 valid
57 1 1 1 1 1 1 valid
58 1 1 1 1 1 1 valid
60 1 1 1 1 1 1 valid
63 1 1 1 1 1 1 valid
64 1 1 1 1 1 1 valid
66 1 1 1 1 1 1 valid
70 1 1 1 1 1 1 valid
71 1 1 1 1 1 1 valid
72 1 1 1 1 1 1 valid
73 1 1 1 1 1 1 valid
79 1 1 1 1 1 1 valid
Berikut adalah hasil dari pengolahan data yang dilakukan peneliti untuk
mengetahui validitas konten melalui penilaian para ahli. Terdapat 43 item yang
Skala Skala
Konve Divergen
rgen
Extrav Agreeable Conscientiou Neuroticis Opennes
ersion ness sness m s
VI.A. KESIMPULAN
Alat ukur ini dibuat dengan proses penyusunan item-item berdasarkan dari
data di lapangan yang kami dapatkan dan dari beberapa sekolah di Jakarta dengan
tingkat akreditasi yang berbeda, sekolah swasta dan negeri. Data kami dapatkan
dengan cara wawancara dengan Guru Bimbingan Konseling maupun dengan
beberapa anak SMA dari beberapa sekolah. Pembuatan item-item dan
menganalisa item dengan expert judgment yang terdiri dari dua psikolog dan tiga
guru bimbingan konseling. Setelah itu menghitung uji validitas. Ada 67 item yang
bisa digunakan. Hasil dari uji validitas berdasarkan hasil uji korelasi Pearson, data
menunjukkan bahwa Skala Distres Akademik SMA memiliki korelasi dengan
skala konvergen bila dilihat dari nilai signifikansinya. yang berarti terdapat
korelasi yang signifikan antara skala konvergen yang digunakan dengan Skala
Distress Akademik SMA.
Sedangkan uji reliabilitas yang dilakukan dengan formula Alfa Cronbach
memperlihatkan jumlah 57 item yang valid. Setelah menyusun rancangan
standarisasi yang telah dilakukan, maka diperoleh tiga kategori distress akademik
rendah, sedang, dan tinggi. Dengan kategori rendah apabila skor responden lebih
kecil dari 117.24 yang berarti bahwa individu memiliki tingkat distres akademik
yang rendah. Sedangkan responden dengan skor lebih besar sama dengan dan
lebih kecil dari 178.04 merupakan tingkat yang sedang. Berarti bahwa individu
memiliki tingkat stres yang sedang. Dan distres tingkat tinggi dengan skor lebih
kecil sama dengan 178.04 berarti responden memiliki tingkat distres akademik
yang tinggi.
A. TUJUAN PENGGUNAAN
Alat test ini akan digunakan oleh Siswa/i Tingkat Menengah Atas (SMA
kelas 1, 2, 3) yang berusia sekitar 14-17 tahun.
Alat test ini akan digunakan di sekolah dari akreditasi tertinggi hingga
terendah sekolah standar swasta dan negeri
Alat test ini bisa dikerjakan tanpa harus melalui workshop atau melakukan
test sebelumnya
LAMPIRAN 7
C. KONSTRUK
DEFINISI KONSEPTUAL
DEFINISI OPERASIONAL
Stres akademik merupakan gejala psikologis stres yang dialami
oleh para pelajar secara khusus siswa-siswi SMA. Menurut Lazarus dalam
Christyandi, Mustami’ah, dan Sulistiani (2010) bentuk stres terdapat dua
macam yaitu, eustres dan distres. Skala tersebut akan mengukur distres
akademik karena distres merupakan hal yang memiliki dampak yang
negatif pada individu sehingga perlu dicegah atau diperbaiki. Distres
tersebut dapat diidentifikasi melalui sejumlah item pernyataan yang akan
dijawab oleh siswa yang akan menggambarkan tingkat distres siswa. Alat
tes tersebut akan memberikan informasi kepada guru BK siswa SMA agar
mereka dapat merancang dan memberikan intervensi yang tepat kepada
siswanya.
Alat ukur ini akan mengukur reaksi yang dialami siswa-siswi SMA
yang mengalami distres akademik yang akan menjadi tolak ukur dalam
mengetahui tingkatan distres akademik yang dialami oleh siswa-siswi
SMA. Aspek reaksi terhadap stressor yang akan diukur dalam alat tes
tersebut adalah fisiologis, emosional, behavioral, dan kognitif. Alat ukur
tersebut terdiri dari beberapa aitem favorable dan unfavorable.
LAMPIRAN 8
Aspek-aspek tersebut a) gejala fisiologis, antara lain: denyut
jantung bertambah cepat , banyak berkeringat (terutama keringat dingin),
pernafasan terganggu, otot terasa tegang, sering ingin buang air kecil, sulit
tidur, gangguan lambung, dst. B) gejala psikologis, antara lain: resah,
sering merasa bingung, sulit berkonsentrasi, sulit mengambil keputusan,
tidak enak perasaan, atau perasaan kewalahan (exhausted) dsb. C) tingkah
laku, antara lain: berbicara cepat sekali, menggigit kuku, ticks, gemetaran,
perubahan nafsu makan (bertambah atau berkurang). Aspek yang terakhir
yaitu, d) kognitif, antara lain: masalah dengan memori, atensi dan
konsentrasi yang kurang, kesulitan dalam memecahkan masalah, serta
kesulitan dalam mengambil keputusan.
Skor untuk mengetahui tingkatan distres akademik adalah dengan
mentotalkan seluruh aspek. Skor total cenderung rendah dalam alat tes
tersebut menggambarkan tingkatan distres yang rendah. Skor total
cenderung sedang menggambarkan tingkatan distres yang sedang.
Sedangkan, skor total cenderung tinggi pada alat tes tersebut
menggambarkan tingkatan distres yang tinggi.
LAMPIRAN 9
Cognitive merupakan kemampuan intelektual siswa dalam berpikir,
mengetahui dan memecahkan masalah atau segala sesuatu yang
berhubungan dengan aktivitas kognitif.
E. JUMLAH ITEM/SOAL
Alat tes ini terdiri dari 79 (tujuh puluh sembilan) item, di mana setiap 2-3 item
menggambarkan kasus tiap aspek. Responden diminta untuk memilih
jawaban berupa skala antara 1 (satu) hingga 5 (lima) yang paling
menggambarkan tingkat distres untuk jawaban alternatifnya.
F. DERAJAT KESULITAN
Item-item pada alat tes ini tidak memiliki tingkat derajat kesulitan karena alat
ukur ini tidak mengukur kemampuan melainkan tingkatan distres.
G. SKORING
SKORING ITEM: Skoring item pada alat tes ini adalah skala berupa 1
– 5 dengan keterangan berikut:
1. Tidak pernah
2. Jarang
3. Kadang – kadang
4. Sering
5. Selalu
SKORING ALAT TES: Skor untuk mengetahui tingkatan distress
akademik adalah dengan mentotalkan seluruh aspek. Skor total
cenderung rendah dalam alat tes tersebut menggambarkan tingkatan
distres yang rendah. Skor total cenderung sedang menggambarkan
tingkatan distres yang sedang. Sedangkan, skor total cenderung tinggi
pada alat tes tersebut menggambarkan tingkatan distres yang tinggi.
LAMPIRAN 10
LAMPIRAN II
SISTEMATIKA ALAT UKUR
LAMPIRAN 11
12 Saya lelah saat harus
mengerjakan tugas.
LAMPIRAN 12
Sedih 24 Saya sedih ketika
mendapat peringkat di
atas 10 besar.
25 Saya sedih tidak
memiliki prestasi.
Emosional 26 Saya sedih terhadap
nilai-nilai yang saya
peroleh rendah.
Tidak mampu 27 Saya tidak mampu
menyelesaikan tugas di
sekolah.
28 Saya tidak mampu
menyelesaikan PR.
29 Saya mencari
bimbingan orang lain
ketika saya tidak
mampu.
Marah 30 Saya marah terhadap
orang tua saya yang
menyuruh belajar.
31 Saya marah terhadap
diri saya ketika tidak
selesai mengerjakan
tugas.
Emosional 32 Saya marah terhadap
banyaknya bahan ujian
yang harus dipelajari.
Murung 33 Saya murung ketika
memiliki banyak tugas
sekolah.
34 Saya murung ketika
mendapatkan nilai
ujian yang tidak baik.
35 Ketika mendapatkan
hasil yang rendah, saya
menjadi murung.
36 Saya khawatir jika
tidak mendapatkan
LAMPIRAN 13
nilai yang bagus pada
ujian sekolah.
Khawatir 37 Saya khawatir tidak
bisa naik kelas.
LAMPIRAN 14
Behavior Menyendiri 48 Saya lebih suka
menyendiri ketika nilai
ulangan saya jelek.
49 Saya menyendiri ketika
saya dijauhi teman
main saya.
50 Saya menyendiri ketika
saya tidak bisa
mengerjakan tugas
dalam kelompok.
Ceroboh 51 Saya sering tidak
membawa alat tulis dan
buku pelajaran ke
sekolah.
52 Saya memaki teman
yang mengejek hasil
ulangan saya.
53 Saya melakukan
tindakan yang kasar
kepada orang sekitar.
Cenderung 54 Guru saya tidak dapat
Menyalahkan mengajar dengan baik
dan menyebabkan nilai
ujian saya rendah.
55 Saya menyalahkan diri
Behavior saya atas jurusan yang
telah saya pilih
56 Saya terlambat datang
ke sekolah karena ibu
lupa membangunkan
saya.
Melamun 57 Saya melamun
memikirkan masa
depan saya.
58 Saya tidak merespon
saat dipanggil oleh
guru
59 Saya sibuk dengan
pikiran saya sendiri
ketika teman
LAMPIRAN 15
memanggil saya untuk
kerja kelompok.
Agresif 60 Saya menjawab guru
dengan menggunakan
nada tinggi.
61 Saya membanting buku
ketika tidak mampu
mengerjakan tugas.
Behavior 62 Saya mengepalkan
tangan kepada teman
saya ketika saya tidak
setuju dengan idenya.
Nafsu makan 63 Nafsu makan saya
berubah bertambah ketika
sedang mengerjakan
tugas yang diberikan
guru.
64 Ketika sedang
mengerjakan tugas atau
belajar, saya tidak ingin
makan
65 Nafsu makan saya
berkurang ketika ada
tugas sekolah yang
harus dikumpul dalam
waktu dekat.
Masalah 66 Daya ingat saya lebih
dengan kuat ketika sedang
memori banyak tugas yang
harus dikerjakan.
Cognitive 67 Saya sering lupa ketika
memiliki banyak PR
LAMPIRAN 16
70 Keputusan yang baik
sulit saya putuskan
apabila sedang dalam
tekanan
71 Sulit bagi saya untuk
mengambil keputusan
yang matang
Cognitive Atensi kurang 72 Saya tidak menangkap
apa yang disampaikan
oleh guru ketika sedang
berceramah di kelas
73 Saya tidak bisa fokus
saat mendengar teman
saya berbicara
74 Saya tidak bisa fokus
saat membaca soal
ulangan
Konsentrasi 75 Konsentrasi belajar
kurang saya kurang ketika saya
mempunyai masalah
dari rumah.
76 Waktu tidur saya
kurang, oleh sebab itu
saya sulit
berkonsentrasi dalam
mendengarkan .
77 Saya kurang
konsentrasi dalam
mengikuti pelajaran
ketika saya datang
terlambat.
Cognitive Kesulitan 78 Saya sulit memecahkan
dalam masalah ketika diberi
memecahkan waktu yang singkat
masalah untuk berpikir.
79 Tugas sekolah yang
banyak membuat saya
kesulitan untuk
memecahkan masalah
yang ada.
80 Tugas yang menumpuk
LAMPIRAN 17
menghambat saya
untuk memecahkan
masalah.
LAMPIRAN III
ALAT UKUR UJI COBA
Data demografis:
Nama lengkap:
Jenis kelamin:
Usia:
Asal sekolah/kelas:
Email/No HP:
Instruksi Pengerjaan:
Selamat pagi/siang/sore/malam teman-teman sekalian, perkenalkan
kami Pricila Thalia, Margareth Caroline, Debora Gabriel, Grace Priscila, dan
Elianora Nani mahasiswi fakultas psikologi UKRIDA angkatan 2016 & 2017
sedang mengikuti mata kuliah Konstruksi Alat Ukur yang diampu oleh Bapak
Ngadiman Djaja, Phd. Alat ukur kami mengenai "Distres Akademik Siswa
SMA" dan Kami mohon kesediaan teman-teman dalam meluangkan waktu
sekitar 5-10 menit untuk mengisi kuesioner kami dan akan ada hadiah berupa
saldo dana/ovo/gojek akan diundi untuk 3 orang pemenang akan mendapatkan
saldo tersebut. Data yang diperoleh akan dijaga kerahasiaannya dan hanya
akan digunakan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Kami dalam mata kuliah
Konstruksi Alat Ukur. Cara pengisiannya adalah memencet/mengklik pada
kata sangat jarang/jarang/kadang-kadang/sering/selalu (pilih salah satu yang
paling menggambarkan diri teman-teman) sesuai dengan situasi atau yang
LAMPIRAN 18
sedang dialami teman-teman saat ini di masa-masa SMA. Apabila ada
pertanyaan mengenai kuesioner ini silahkan menghubungi
debora.2017fpsi052@civitas.ukrida.ac.id atau
margareth.2017fpsi026@civitas.ukrida.ac.id. Atas kesediaannya kami ucapkan
terimakasih.
LAMPIRAN 19
Fisiologis Saya lelah saat harus
mengerjakan ujian
LAMPIRAN 20
rendah.
LAMPIRAN 21
tidak mampu
mengerjakan PR
LAMPIRAN 22
lupa membangunkan
saya
LAMPIRAN 23
Cognitive Sulit bagi saya untuk
mengambil keputusan
yang matang.
LAMPIRAN 24
Cognitive Tugas sekolah yang
banyak membuat saya
kesulitan untuk
memecahkan masalah
yang ada.
LAMPIRAN 25
Kode Item Item total correlation Interpretasi
2 1 1 1 1 1 1 valid
3 1 1 1 1 1 1 valid
4 1 1 1 1 1 1 valid
6 1 1 1 1 1 1 valid
8 1 1 1 1 1 1 valid
9 1 1 1 1 1 1 valid
12 1 1 1 1 1 1 valid
14 1 1 1 1 1 1 valid
15 1 1 1 1 1 1 valid
16 1 1 1 1 1 1 valid
18 1 1 1 1 1 1 valid
20 1 1 1 1 1 1 valid
21 1 1 1 1 1 1 valid
22 1 1 1 1 1 1 valid
24 1 1 1 1 1 1 valid
28 1 1 1 1 1 1 valid
30 1 1 1 1 1 1 valid
31 1 1 1 1 1 1 valid
35 1 1 1 1 1 1 valid
36 1 1 1 1 1 1 valid
37 1 1 1 1 1 1 valid
38 1 1 1 1 1 1 valid
46 1 1 1 1 1 1 valid
47 1 1 1 1 1 1 valid
50 1 1 1 1 1 1 valid
57 1 1 1 1 1 1 valid
58 1 1 1 1 1 1 valid
60 1 1 1 1 1 1 valid
63 1 1 1 1 1 1 valid
64 1 1 1 1 1 1 valid
66 1 1 1 1 1 1 valid
70 1 1 1 1 1 1 valid
71 1 1 1 1 1 1 valid
72 1 1 1 1 1 1 valid
73 1 1 1 1 1 1 valid
79 1 1 1 1 1 1 valid
Skala Skala
Konver Divergen
gen
Extravers Agreeable Conscientious Neurotici Openn
ion ness ness sm ess