Anda di halaman 1dari 29

TABEL IDENTIFIKA

PEMILIK RISIKO :Sekretaris Badan Kebijakan Pembangunan Kese


KOORDINATOR MANAJEMEN RISIKO :Tim Kerja Organisasi dan Sumber Daya Manusia
PERIODE : 2023

Perny
Kode
No Kegiatan Tujuan Kegiatan Apa yang Mungkin
Risiko
Terjadi
1 2 3 4 5
1 Pegelolaan Organisasi BKPK 1. Sisi struktur dan proses organisasi R.01.1.00 1. Struktur dan proses organisasi
yang sangat efektif dengan nilai BKPK sangat efektif 1 BKPK tidak berjalan efektif.
komposit P5 (81 - 100) 2. Struktur dan proses 2. Struktur dan proses organisasi
organisasi yang ada di BKPK di BKPK tidak memiliki
mempunyai kemampuan sangat kemampuan untuk
tinggi untuk mengakomodir mengakomodir kebutuhan
kebutuhan internal organisasi internal organisasi.
3. Organisasi BKPK sangat 3. Organisasi BKPK tidak mampu
mampu beradaptasi terhadap beradaptasi terhadap dinamika
dinamika perubahan lingkungan perubahan lingkungan eksternal
eksternal organisasi.
organisasi.

2 Pengelolaan SDM untuk 1. SDM Apartur memiliki kualifikasi R.01.002 1. Kualifikasi pendidikan SDM
mewujudkan SDM Aparatur yang pendidikan yang sesuai dengan Aparatur tidak sesuai dengan
profesional tinggi (81-90) standar jabatan. standar jabatan
2. SDM Aparatur memiliki kompetensi 2. Kompetensi SDM aparatur
yang sesuai dan dikembangkan tidak sesuai dengan standar
sesuai dengan kebutuhan jabatan kompetensi jabatan
3. SDM Apartur memiliki kinerja 3. SDM aparatur memiliki kinerja
individu yang baik yang rendah
4. SDM Aparatur memiliki disiplin 4. SDM Aparatur memiliki disiplin
yang tinggi yang rendah

3 Pemenuhan target SDM Aparatur Tercapainya SDM Aparatur yang R.01.003 1. Banyak formasi Jabatan
yang menjadi pejabat fungsional menjadi pejabat fungsional sebanyak fungsional yang belum terpenuhi
(90%) 90% kebutuhannya,
2. SDM Aparatur merangkap
jabatan karena belum jelasnya
pembagian tugas jabatan
pelaksana. 3. Secara kebutuhan
organisasi 95% di dalam peta
jabatan merupakan kebutuhan
Jabatan Fungsional, sehingga
jabatan pelaksana tidak ada
dalam kebutuhan.
Petunjuk Pengisian :
Kolom (1) diisi dengan nomor urut
m (2) diisi dengan nama kegiatan utama
olom (3) diisi dengan tujuan kegiatan
o, dengan keterangan dalam pemberian kode/nomor risiko sebagai berikut :
·       Kelompok Digit Pertama : R (melambangkan Risiko)
·       Kelompok Digit Kedua : XX (melambangkan Nomor Urut Unit Kerja)
·       Kelompok Digit Ketiga : XXX (melambangkan Nomor Urut Risiko di Unit Kerja
Nomor Urut Unit Kerja
01    Sekretariat BKPK
02    Pusjak Upaya Kesehatan
03    Pusjak Sistem Ketahanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan
04    Pusjak Sistem Pembiayaan dan Desentralisasi Kesehatan
05    Pusjak Kesehatan Global dan Teknologi Kesehatan
06    Balai Besar TOOT Tawangmangu
07    Balai Besar VRP Salatiga
08    Balai Litbangkes Magelang
09    Balai Litbangkes Donggala
10    Balai Litbangkes Banjarnegara
11 Balai Litbangkes Papua
12 Balai Litbangkes Tanah Bumbu
13 Balai Litbangkes Aceh
14 Balai Litbangkes Baturaja
15    Loka Litbangkes Pangandaran
16   Loka Litbangkes Waikabubak
Contoh: Unit Kerja Pusjak Pembiayaan Dan Desentralisasi Kesehatan kode risikonya adalah R.04.001, Balai Litbangkes
apa yang mungkin terjadi, yang merupakan peristiwa risiko.
engan penyebab/pemicu terjadinya risiko tersebut.
an uraian dampak negatif apabila risiko tersebut terjadi.
diisi dengan kapan terjadinya risiko tersebut.
risiko. (keuangan, kebijakan, kepatuhan, legal, fraud, reputasi, operasional)
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO

n Pembangunan Kesehatan
Sumber Daya Manusia

Pernyataan Risiko
Kapan Terjadinya
Penyebab Terjadinya Dampak
6 7 8
1. Pembahasan tugas dan fungsi 1. Penurunan kinerja organisasi, Juli Tahun 2022 sampai dengan saat
UPT Laboratorium Kesehatan tidak tercapainya target kerja yang ini
Masyarakat belum selesai. telah ditetapkan, karena Tugas dan
2. Terdapat Fungsi UPT yang diampu oleh BKPK
bebeapa irisan tugas dan fungsi masih melaksanakan fungsi
dengan penugasan direktif kelitbangan. 2.
Pimpinan. 3. Pengelolaan SDM, khususnya di
Penyesuaian kompetensi SDM UPT akan terhambat khususnya
dengan tugas dan fungsi BKPK. dalam karir dan kinerja individu.
3. Penggunaan anggaran
khususnya di UPT tidak maksimal.
4. Pelayanan kepada masyarakat,
khususnya terkait laboratorium
yang dimiliki UPT tidak maksimal.

1. Pengangkatan SDM Aparatur 1. terhambatnya karir SDM Tahun 2022 sampai dengan saat ini
sebelum adanya reformasi birokrasi Aparatur
tidak memperhatikan kualifikasi 2. penurunan kinerja individu
pendidikan, kompetensi, jabatan, 3. tidak ada pembagian tugas yang
dan penempatan jelas sesuai jabatan dan
2. Standar kompetensi jabatan kompetensi
baru ada pada tahun 2017 4. adanya SDM Aparatur yang
3. Penilaian kinerja yang efektif terkena hukuman disiplin, baik
baru dilakukan pada tahun 2011 ringan, sedang, dan berat
4. banyak SDM Aparatur yang
belum memahami secara
menyeluruh dan mendalam
mengenai hak dan kewajibannya

1. Mayoritas SDM Aparatur 1. Belum terpenuhinya kebutuhan Tahun 2022 sampai dengan saat ini
tidak/belum memiliki perencanaan SDM Aparatur, karena masih
karir sebagai PNS banyak formasi jabatan fungsional
2. Sudah merasa berada di zona yang belum terisi.
nyaman saat ini. 2. Dengan mayoritas pejabat
pelaksana memiliki rangkap jabatan
3. Tidak tersedianya formasi yang mempengaruhi kinerja
antara pangkat dengan jenjang individu.
Jabatan Fungsional.
…….., dd/mm/yyyy
Pemilik Risiko

……………………………..
NIP

Urut Unit Kerja)


r Urut Risiko di Unit Kerja masing-masing)

.04.001, Balai Litbangkes Aceh kode risikonya R.13.005, dst


Kategori Risiko

9
Risiko Kebijakan

Risiko Operasional

Risiko Operasional
TABEL AN

PEMILIK RISIKO
KOORDINATOR MANAJEMEN RISIKO
PERIODE

Kode
No Kegiatan Tujuan Kegiatan Sebab
Risiko

1 2 3 4 5
1 Pegelolaan Organisasi 1. Sisi struktur dan proses organisasi R.01.1.001 1. Perubahan organisasi
BKPK yang sangat BKPK sangat efektif Badan Litbangkes
efektif dengan nilai 2. Struktur dan proses menjadi BKPK
komposit P5 (81 - 100) organisasi yang ada di BKPK 2. Penataan
mempunyai kemampuan sangat UPT Badan Litbangkes
tinggi untuk mengakomodir menjadi Laboratorium
kebutuhan internal organisasi. Kesehatan Masyarakat
3. Organisasi BKPK sangat mampu yang belum selesai.
beradaptasi terhadap dinamika
perubahan lingkungan eksternal
organisasi.

2 Pengelolaan SDM untuk 1. SDM Apartur memiliki kualifikasi R.01.002 1. Pengangkatan SDM
mewujudkan SDM pendidikan yang sesuai dengan Aparatur sebelum
Aparatur yang standar jabatan. adanya reformasi
profesional tinggi (81- 2. SDM Aparatur memiliki birokrasi tidak
90) kompetensi yang sesuai dan memperhatikan
dikembangkan sesuai dengan kualifikasi pendidikan,
kebutuhan jabatan kompetensi, jabatan,
3. SDM Apartur memiliki kinerja dan penempatan
individu yang baik 2. Standar kompetensi
4. SDM Aparatur memiliki disiplin jabatan baru ada pada
yang tinggi tahun 2017
3. Penilaian kinerja
yang efektif baru
dilakukan pada tahun
2011
4. banyak SDM
Aparatur yang belum
memahami secara
menyeluruh dan
mendalam mengenai
hak dan kewajibannya
3 Pemenuhan target SDM Tercapainya SDM Aparatur yang R.01.003 1. Mayoritas SDM
Aparatur yang menjadi menjadi pejabat fungsional sebanyak Aparatur tidak/belum
pejabat fungsional 90% memiliki perencanaan
(90%) karir sebagai PNS
2.
Sudah merasa berada di
zona nyaman saat ini.

3. Tidak
tersedianya formasi
antara pangkat dengan
jenjang Jabatan
Fungsional.

Petunjuk Pengisian :

1 Kolom (1) diisi dengan nomor urut


2 Kolom (2) diisi dengan nama kegiatan utama
3 Kolom (3) diisi dengan tujuan kegiatan
4 Kolom (4) diisi dengan kode/nomor risiko, dengan keterangan dalam pemberian kode/nomor risiko sebagai berikut :
·       Kelompok Digit Pertama = R (melambangkan Risiko)
·       Kelompok Digit Kedua = XX (melambangkan Nomor Urut Unit Kerja)
·       Kelompok Digit Ketiga = XXX (melambangkan Nomor Urut Risiko di Unit Kerja masing-masing)
Nomor Urut Unit Kerja
01   Biro Perencanaan dan Anggaran
02   Biro Keuangan dan Barang Milik Negara
03   Biro Hukum
04   Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia
05   Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
06   Biro Pengadaan Barang dan Jasa
07   Biro Umum
08   Pusat Data dan Teknologi Informasi
09   Pusat Sistem dan Strategi Kesehatan
10   Pusat Krisis Kesehatan
11   Pusat Kesehatan Haji
12   Pusat Pengembangan Kompetensi ASN Kementerian Kesehatan
Contoh: Unit Kerja Biro Keuangan dan BMN kode risikonya adalah R.02.001, Unit Kerja Pusat Krisis Kesehatan kode risiko
5 Kolom (5) diisi dengan penyebab/pemicu terjadinya risiko tersebut.
6 Kolom (6) diisi dengan uraian dampak negatif apabila risiko tersebut terjadi.
7 Kolom (7) diisi dengan salah satu kategori risiko. (keuangan, kebijakan, kepatuhan, legal, fraud, reputasi, operasional).
8 Kolom (8) diisi dengan sifat penyebab, apakah risiko tersebut dapat dikendalikan oleh unit kerja (controllable/C) ataukah
9 Kolom (9) diisi uraian/nama pengendalian yang ada.
10 Kolom (10) diisi dengan pilihan apakah rancangan/design pengendaliannya tidak ada (TA), Kurang (K), Cukup (C).
11 Kolom (11) diisi dengan pilihan apakah pengendaliannya Tidak Efektif (TE), Kurang Efektif (KE), atau sudah Efektif (E) dija
12 Kolom (12) diisi dengan level kemungkinan, (terdiri dari level 1 s.d 5 disesuaikan dengan levelnya).
13 Kolom (13) diisi dengan level dampak, (terdiri dari level 1 s.d 5 disesuaikan dengan levelnya).
14 Kolom (14) diisi dengan besaran risiko dengan (hasil perkalian kolom 12 dan 13).
15 Kolom (15) diisi dengan melihat tabel matriks analisis risiko, (terdiri dari level 1 s.d 5 untuk menentukan levelnya yang te
16 Kolom (16) diisi dengan Penanggung Jawab Risiko.
TABEL ANALISIS RISIKO

: Sekretaris Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan


: Tim Kerja Organisasi dan Sumber Daya Manusia
: 2023

Pengendalian Yang Ada


Level
Dampak Kategori Risiko UC/C Kecukupan
Efektivitias Kemungkin
Uraian Desain an
TA/K/C TE/KE/E
6 7 8 9 10 11 12
1. Penurunan kinerja Risiko Kebijakan C 1. Identifikasi tugas dan C E 3
organisasi, tidak fungsi BKPK dan UPT Badan
tercapainya target kerja Litbangkes.
yang telah ditetapkan. 2. Melakukan identifikasi
2. perjanjian kinerja UPT dan
Pengelolaan SDM, menganalisis dengan
khususnya di UPT akan perjanjian kinerja BKPK.
terhambat khususnya 3. Identifikasi perubahan
dalam karir dan kinerja jabatan fungsional sesuai
individu. dengan lab kesmas.
3. Penggunaan 4. Identiifkasi anggaran
anggaran khususnya di kegiatan UPT dengan BKPK,
UPT tidak maksimal. serta sandingkan.
4. Pelayanan
kepada masyarakat,
khususnya terkait
laboratorium yang
dimiliki UPT tidak
maksimal.

1. terhambatnya karir Risiko Operasional C 1. Penataan pegawai C E 3


SDM Aparatur berdasarkan kualifikasi
2. penurunan kinerja pendidikan dan standar
individu kompetensi jabatan.
3. tidak ada pembagian 2. Mengadakan assessmnet
tugas yang jelas sesuai untuk mengetahui
jabatan dan kompetensi kesenjangan kompetensi
4. adanya SDM Aparatur jabatan.
yang terkena hukuman 3. Membuat kebutuhan
disiplin, baik ringan, pengembangan individu
sedang, dan berat (diklat, tubel, ibel, dll)
4. Sosialisasi penilaian
kinerja
5. Penilaian kinerja dengan
menggunakan mekanisme
tim penilaian kinerja.
6. Internalisasi kepada
pegawai mengenai hak dan
kewajiban PNS/PPPK
1. Belum terpenuhinya Risiko Operasional C 1. Melakukan pemetaan C E 3
kebutuhan SDM kompetensi pegawai sesuai
Aparatur, karena masih dengan kriteria dan syarat
banyak formasi jabatan jabatan fungsional yang ada.
fungsional yang belum
terisi.
2. Dengan mayoritas
pejabat pelaksana 2. Sosialisasi
memiliki rangkap pentiingnya perencanaan
jabatan yang karir kepada PNS
mempengaruhi kinerja
individu. 3. Menyediakan
anggaran untuk proses
pelatihan/diklat/uji
kompetensi jabatan
fungsional sesuai dengan
hasil pemetaan kompetensi
pegawai.

4. Bekerjasama
dengan instansi pembina JF
untuk memberikan terkait
pengangkatan ke dalam
jabatan fungsional.

rian kode/nomor risiko sebagai berikut :

Kerja masing-masing)
Unit Kerja Pusat Krisis Kesehatan kode risikonya R.10.008, dst

tuhan, legal, fraud, reputasi, operasional).


ikan oleh unit kerja (controllable/C) ataukah atas risiko tersebut tidak dapat dikendalikan oleh unit kerja (uncontrollable/UC).

tidak ada (TA), Kurang (K), Cukup (C).


urang Efektif (KE), atau sudah Efektif (E) dijalankan.
kan dengan levelnya).
engan levelnya).

l 1 s.d 5 untuk menentukan levelnya yang terdiri dari: sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi)
Paparan
Penanggung
Risiko/
Level Besaran Level
Dampak Risiko Risiko Jawab
(12x13)
Risiko
13 14 15 16
3 9 3 Sekretaris Badan
Kebijakan
Pembangunan
Kesehatan

4 12 4 Sekretaris Badan
Kebijakan
Pembangunan
Kesehatan
4 12 4 Sekretaris Badan
Kebijakan
Pembangunan
Kesehatan

…….., dd/mm/yyy
Pemilik Risiko

…………………………….
NIP
rollable/UC).
TABEL EVALUASI RI

PEMILIK RISIKO : Sekretaris Badan Kebijakan Pembang


KOORDINATOR MANAJEMEN RISIKO : Tim Kerja Organisasi dan Sumber Day
PERIODE : 2023

Kode
No Kegiatan Tujuan Kegiatan Sebab Dampak UC/C
Risiko

1 2 3 4 5 6 7
1 Pegelolaan 1. Sisi struktur dan R.01.1.00 1. Perubahan organisasi 1. Penurunan kinerja C
Organisasi BKPK proses organisasi BKPK 1 Badan Litbangkes organisasi, tidak
yang sangat sangat efektif menjadi BKPK tercapainya target kerja
efektif dengan 2. Struktur 2. Penataan UPT yang telah ditetapkan.
nilai komposit P5 dan proses organisasi Badan Litbangkes 2.
(81 - 100) yang ada di BKPK menjadi Laboratorium Pengelolaan SDM,
mempunyai kemampuan Kesehatan Masyarakat khususnya di UPT akan
sangat tinggi untuk yang belum selesai. terhambat khususnya
mengakomodir dalam karir dan kinerja
kebutuhan internal individu. 3.
organisasi. Penggunaan anggaran
3. Organisasi BKPK khususnya di UPT tidak
sangat mampu maksimal.
beradaptasi terhadap 4. Pelayanan kepada
dinamika perubahan masyarakat, khususnya
lingkungan eksternal terkait laboratorium yang
organisasi. dimiliki UPT tidak
maksimal.

2 Pengelolaan SDM 1. SDM Apartur memiliki R.01.002 1. Pengangkatan SDM 1. terhambatnya karir C
untuk kualifikasi pendidikan Aparatur sebelum SDM Aparatur
mewujudkan SDM yang sesuai dengan adanya reformasi 2. penurunan kinerja
Aparatur yang standar jabatan. birokrasi tidak individu
profesional tinggi 2. SDM Aparatur memperhatikan 3. tidak ada pembagian
(81-90) memiliki kompetensi kualifikasi pendidikan, tugas yang jelas sesuai
yang sesuai dan kompetensi, jabatan, jabatan dan kompetensi
dikembangkan sesuai dan penempatan 4. adanya SDM Aparatur
dengan kebutuhan 2. Standar kompetensi yang terkena hukuman
jabatan jabatan baru ada pada disiplin, baik ringan,
3. SDM Apartur memiliki tahun 2017 sedang, dan berat
kinerja individu yang 3. Penilaian kinerja yang
baik efektif baru dilakukan
4. SDM Aparatur pada tahun 2011
memiliki disiplin yang 4. banyak SDM Aparatur
tinggi yang belum memahami
secara menyeluruh dan
mendalam mengenai hak
dan kewajibannya
Pemenuhan target Tercapainya SDM R.01.003 1. Mayoritas SDM 1. Belum terpenuhinya C
SDM Aparatur Aparatur yang menjadi Aparatur tidak/belum kebutuhan SDM Aparatur,
yang menjadi pejabat fungsional memiliki perencanaan karena masih banyak
pejabat fungsional sebanyak 90% karir sebagai PNS formasi jabatan
(90%) 2. Sudah fungsional yang belum
merasa berada di zona terisi.
nyaman saat ini. 2. Dengan mayoritas
pejabat pelaksana
3. memiliki rangkap jabatan
Tidak tersedianya yang mempengaruhi
formasi antara pangkat kinerja individu.
dengan jenjang Jabatan
3 Fungsional.

Petunjuk Pengisian :

1 Kolom (1) diisi dengan nomor urut.


2 Kolom (2) diisi dengan nama kegiatan utama.
3 Kolom (3) diisi dengan tujuan kegiatan.
4 Kolom (4) diisi dengan kode/nomor risiko, dengan keterangan dalam pemberian kode/nomor risiko sebagai berikut :
·       Kelompok Digit Pertama = R (melambangkan Risiko)
·       Kelompok Digit Kedua = XX (melambangkan Nomor Urut Unit Kerja)
·       Kelompok Digit Ketiga = XXX (melambangkan Nomor Urut Risiko di Unit Kerja masing-masing)
Nomor Urut Unit Kerja
01    Biro Perencanaan dan Anggaran
02    Biro Keuangan dan Barang Milik Negara
03    Biro Hukum
04    Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia
05    Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
06    Biro Pengadaan Barang dan Jasa
07    Biro Umum
08    Pusat Data dan Teknologi Informasi
09    Pusat Sistem dan Strategi Kesehatan
10    Pusat Krisis Kesehatan
11    Pusat Kesehatan Haji
12    Pusat Pengembangan Kompetensi ASN Kementerian Kesehatan
Contoh: Unit Kerja Biro Keuangan dan BMN kode risikonya adalah R.02.001, Unit Kerja Pusat Krisis Kesehatan kode risik
5 Kolom (5) diisi dengan penyebab/pemicu terjadinya risiko tersebut.
6 Kolom (6) diisi dengan uraian dampak negatif apabila risiko tersebut terjadi.
7 Kolom (7) diisi dengan sifat penyebab, apakah risiko tersebut dapat dikendalikan oleh unit kerja (controllable/C) atauka
8 Kolom (8) diisi uraian/nama pengendalian yang ada.
9 Kolom (9) diisi dengan pilihan apakah rancangan/design pengendaliannya tidak ada (TA), Kurang (K), Cukup (C).
10 Kolom (10) diisi dengan pilihan apakah pengendaliannya Tidak Efektif (TE), Kurang Efektif (KE), atau sudah Efektif (E) dij
11 Kolom (11) diisi dengan level kemungkinan pada matriks analisis risiko (terdiri dari level 1 s.d 5 disesuaikan dengan leve
12 Kolom (12) diisi dengan level dampak pada matriks analisis risiko, (terdiri dari level 1 s.d 5 disesuaikan dengan levelnya)
13 Kolom (13) diisi dengan besaran risiko (hasil perkallian kolom 11 dan 12).
14 Kolom (14) diisi dengan melihat tabel matriks analisis risiko, (terdiri dari level 1 s.d 5 untuk menentukan levelnya yang t
15 Kolom (15) diisi dengan Penanggung Jawab Risiko.
16 Kolom (16) diisi dengan peringkat risiko sesuai dengan kriteria pemeringkatan yang telah ditetapkan.
17 Kolom (17) diisi dengan keputusan apakah suatu risiko akan ditangani atau tidak perlu ditangani.
TABEL EVALUASI RISIKO

an Kebijakan Pembangunan Kesehatan


anisasi dan Sumber Daya Manusia

Paparan
Pengendalian yang Ada
Level Risiko/
Kecukupan Level Besaran Level Penanggungjawa Peringkat
Uraian Efektifitas Kemungki Dampak Risiko b Risiko Risiko (PR)
Desain nan Risiko
TA/K/C TE/KE/E
8 9 10 11 12 13 14 15 16
1. Identifikasi tugas dan C E 3 3 9 3 Sekretaris Badan 3
fungsi BKPK dan UPT Kebijakan
Badan Litbangkes. Pembangunan
2. Melakukan identifikasi Kesehatan
perjanjian kinerja UPT
dan menganalisis dengan
perjanjian kinerja BKPK.
3. Identifikasi perubahan
jabatan fungsional sesuai
dengan lab kesmas.
4. Identiifkasi anggaran
kegiatan UPT dengan
BKPK, serta sandingkan.

1. Penataan pegawai C E 3 4 12 4 Sekretaris Badan 1


berdasarkan kualifikasi Kebijakan
pendidikan dan standar Pembangunan
kompetensi jabatan. Kesehatan
2. Mengadakan
assessmnet untuk
mengetahui kesenjangan
kompetensi jabatan.
3. Membuat kebutuhan
pengembangan individu
(diklat, tubel, ibel, dll)
4. Sosialisasi penilaian
kinerja
5. Penilaian kinerja
dengan menggunakan
mekanisme tim penilaian
kinerja.
6. Internalisasi kepada
pegawai mengenai hak
dan kewajiban PNS/PPPK
1. Melakukan pemetaan C E 3 4 12 4 Sekretaris Badan
kompetensi pegawai Kebijakan
sesuai dengan kriteria Pembangunan
dan syarat jabatan Kesehatan
fungsional yang ada.

2.
Sosialisasi pentiingnya
perencanaan karir kepada
PNS
2
3. Menyediakan
anggaran untuk proses
pelatihan/diklat/uji
kompetensi jabatan
fungsional sesuai dengan
hasil pemetaan
kompetensi pegawai.

4. Bekerjasama dengan
instansi pembina JF untuk
memberikan terkait
pengangkatan ke dalam
jabatan fungsional.
…….., dd/mm/yyyy
Pemilik Risiko

……………………………..
NIP

or risiko sebagai berikut :


t Krisis Kesehatan kode risikonya R.10.008, dst

kerja (controllable/C) ataukah atas risiko tersebut tidak dapat dikendalikan oleh unit kerja (uncontrollable/UC).

urang (K), Cukup (C).


E), atau sudah Efektif (E) dijalankan.
d 5 disesuaikan dengan levelnya).
isesuaikan dengan levelnya).

menentukan levelnya yang terdiri dari: sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi).
Keputusan
Penanganan
Risiko

17
Akan ditangani

Akan ditangani
Akan ditangani
Tabel Rencana Penanganan Risiko

Unit Kerja :
Jangka Waktu Proses :
Tujuan Proses :

Risiko
Kode Opsi yang Perincian rencana Ukuran Target
(Berdasarkan
Risiko dipilih penanganan risiko Kinerja kinerja
Prioritas Risiko)
1 2 3 4 5 6
R.01.002 1 Akan ditangani

Petunjuk Pengisian :
Tabel Rencana Penanganan Risiko hanya diisi dengan risiko yang diputuskan untuk ditangani saja. Risiko yang diputuskan untu
1 Kolom (1) diisi dengan kode/nomor risiko.
2 Kolom (2) diisi dengan apa yang mungkin terjadi (sesuai dengan pernyataan risiko pada tabel identifikasi risiko)
3 Kolom (3) diisi dengan pilihan opsi penanganan risiko yang akan digunakan, terdiri dari : Mengurangi kemungkinan terjadiny
4 Kolom (4) diisi dengan rincian rencana penanganan risiko yang akan dijalankan.
5 Kolom (5) diisi dengan satuan ukuran dari masing-masing rencana penanganan risiko.
6 Kolom (6) diisi dengan target dari setiap rencana penanganan risiko.
7 Kolom (7) diisi dengan jadwal kapan rencana penanganan risiko akan dijalankan.
8 Kolom (8) diisi dengan penanggung jawab atas setiap rencana penanganan risiko.
ko

Jadwal Penanggung
Implementasi jawab

7 8

………, dd/mm/yyyy
Pemilik Risiko

…………………………
NIP

angani saja. Risiko yang diputuskan untuk tidak ditangani tidak perlu dimasukan ke dalam Tabel Rencana Penanganan Risiko ini.

ada tabel identifikasi risiko)


ari : Mengurangi kemungkinan terjadinya, Menurunkan dampak, Menerima Risiko, Menghindari Risiko, Membagi/Mengalihkan/Mentrans
anan Risiko ini.

i/Mengalihkan/Mentransfer/Memindahkan Risiko.
Tabel Laporan Pemantauan Atas Realisasi Penanganan Risiko

Risiko (Berdasarkan Opsi


Perincian rencana
No Prioritas Risiko dari yang Ukuran Kinerja Target kinerja
penanganan risiko
Daftar Risiko) dipilih
1 2 3 4 5 6

Petunjuk Pengisian
1 Kolom (1) diisi dengan nomor urut
2 Kolom (2) diisi dengan Pernyataan Risiko yang telah ditetapkan prioritasnya
3 Kolom (3) diisi dengan pilihan opsi penanganan risiko yang akan digunakan, terdiri dari : Mengurangi kemu
4 Kolom (4) mengisi rincian rencana penanganan risiko.
5 Kolom (5) menetapkan jumlah rencana penanganan risiko.
6 Kolom (6) target penyelesaian rencana penanganan risiko.
7 Kolom (7) diisi jadwal implementasi.
8 Kolom (8) diisi dengan penanggung jawab atas setiap rencana penanganan risiko.
9 Kolom (9) diisi dengan catatan keterangan atas realisasi rencana penanganan risiko yang telah dijalankan.
i Penanganan Risiko

Jadwal Penanggung
Realisasi
Implementasi jawab

7 8 9

iri dari : Mengurangi kemungkinan terjadinya, Menurunkan dampak, Menerima Risiko, Menghindari Risiko, Membagi/Mengalihka

iko yang telah dijalankan.


, Membagi/Mengalihkan/Mentransfer/Memindahkan Risiko.

Anda mungkin juga menyukai