Anda di halaman 1dari 1

Materi Hukum Perjanjian Islam

AKAD

A. Pengertian Akad
Menurut bahasa akad mempunyai beberapa arti diantaranya adalah aqdu yang
berarti mengikat dan ahdu yang berarti janji.1 Akad merupakan perjanjian tertulis
yang memuat ijab (penawaran) dan qabul (penerimaan) antara satu pihak dengan
pihak lain yang berisi hak dan kewajiban masing-masing sesusi dengan prinsip
syariah.2
Kata akad berasal dari kata al-‘aqd, yang berarti mengikat, menyambung atau
menghubungkan (al-rabt). Akad merupakan keterkaitan atau pertemuan ijab dan kabul
yang berakibat timbulnya akibat hukum. Ijab adalah penawaran yang diajukan oleh
salah satu pihak, dan kabul adalah jawaban persetujuan yang diberikan mitra akad
sebagai tanggapan terhadap penawaran pihak yang pertama. Akad tidak terjadi
apabila pernyataan kehendak masing-masing pihak tidak terkait satu sama lain karena
akad adalah keterkaitan kehendak kedua pihak yang tercermin dalam ijab dan kabul.3
Undang-undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah telah
merumuskan maksud dari akad, bahwa “ Akad adalah kesepakatan tertulis antara
Bank Syari’ah atau Unit Usaha Syari’ah dan pihak lain yang membuat adanya hak
dan kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai dengan Prinsip Syari’ah’’. Akad
menjadi penting dalam masyarakat. Karena akad merupakan penghubung setiap orang
dalam memenuhi kebutuhan dan kepentinggannya yang tidak dapat dipenuhinya
sendiri tanpa bantuan dan jasa orang lain. Sehingga dikatakan bahwa akad merupakan
sarana sosial yang mendukung manusia sebagai makhluk sosial.
B. .

1
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, PT Hidakarya Agung, Jakarta, 1989, hlm.274
2
Abdul Ghofur, 2010, “Hukum Perjanjian Islam di Indonesia” Yogyakarta:Gadjah Mada University Press
3
Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), 68-69.

Anda mungkin juga menyukai