Anda di halaman 1dari 5

Terms in mechanical testing :

-bending strain

-constraint

-elongation

-extensometer

-force

-gauge length

-necking

-reduced section

-stress-strain diagram

-testing machine

-modulus elasticity

-discontinuous yielding : jeda atau variasi gaya yang terlihat dalam uji uniaksial pada awal deformasi
plastis sebagai akibat dari yielding local. kurva stress-strain nya tidak harus tampak diskontinu

-elongation after fracture : elongation diukur dengan memasang Kembali specimen yang patah

-elongation at fracture: elongation diukur sesaat terjadinya penurunan gaya yang berhubungan dengan
patah

-lower yiel strength, LYS pada uniaxial stress, tegangan minimum dicatat selama discontinuous yielding
dan mengabaikan efek transien

-reduction area : merupakan perbedaan antara luas penampang asli specimen dan luas penampang
terkecilnya

-reduction area biasanya ditampilkan sebagai peresentase dari luas area penampang awal
specimen

-luas penampang paling kecil bisa diukur pada saat atau setelah terjadinya patah sebagaimana
ditentukan untuk bahan yang diuji

-maksud dari reduksi untuk metal, artinya adalah pengukuran setelah terjadinya fraktur; ketika
diaplikasikan ke palstics dan elastomer, pengukurannya pada saat fraktur. Interpretasi ini bisa dibenarkan
jika di literatut tersebut tidak ada penjelasan lebih lanjut

-Tensile Strength : tensile stress maksimum dimana material masih bisa menahan

-tensile strength dihitung dari gaya maksimum selama penarikan yang menyebabkan patah dan
luas penampang dari specimen
-uniform elongation – elongation ditentukan pada gaya maksimum sesaat sebelum terjadinya necking,
farktur, ataupun keduanya

-uniform elongation itu termasuk elongation elastis dan plastis

-Upper Yield Strength- pada uniaxial test, stress maksimum pertama (tegangan pada zero slope)
berhubungan dengan yielding yang diskontinu pada saat atau dekat permualaan dari deformasi plastis

-yield point elongation – regangan (dalam persen) memisahkan titik pertama zero slope pada stress-
strain curve dari titik transisi dari diskontinuitas yielding ke uniform strain hardening

-apabila transisinya terjadi pada range dari strain, ujung(akhir) yield point elongation adalah titik
temu antara :

a. garis horizontal yang tegensial terhadap kurva pada zero slope

b. garis yang tangensial terhadap strain hardening portion dari stress-strain curve pada titik transisi.
Apabila tidak ada titik pada atau dekat permualaan yielding pada slope yang mencapai no, material tidak
punya yield point elongation

-Yield Strength – engineering stress pada saat terjadinya elongasiplastis material

-tegangannya bisa saja ditentukan pada :

a. penyimpangan tertentu dari hubungan tegangan dan regangan


b. perpanjangan total tertentu tercapai

c. maximum atau minimum engineering stress diukur saat diskontinunya yielding

Grip
-general – axis dari tes spesimen harus koinsiden dengan center line dari headnya mesin, apa bila ada
penyimpangan dari ketentuan, maka kemungkinan terjadi bending stress yang tidak disertakan pada
perhitungan stress biasanya (gaya per luas penampang area)

-Wedge grip- diguanakn untuk material yang panjang dan ductile; digunakan untuk flat plate juga. Jadi
pastikan kedua grip ini tidak longgar untuk menghindari bending stress
Apabila ada liners yang digunakan di belakang grip, ketebalan liners2 harus sama dan facenya
harus datar dan paralel. Untuk hasil terbaik, Wedges harus di topang di seluruh panjang oleh heads dari
mesin. Hal ini membutuhkan linersdari beberapa ketebalan yag bisa untuk mengkover rentang ketebalan
spesimen. Untuk gripping yang proper, dianjurkan untuk seluruh panjang sisi yang bergigi dari taip
wedge untuk bersentuhan atau kontak dengan spesimen. Alignment ari wedge grip dan liners
ditunjukkan oleh gambar 2.
Speciment test

Lokasi pengambilan sample untuk material dengan ketebalan 40 mm atau kurang maka haru di tengah
dari material aslinya. Pin ends boleh digunakan

Prosedur
1. Persiapan untuk tes mesin – pada saat menyalakan atau karena setelah tidak aktif dalam watu yang
lama, mesin uji harus dipanaskan hingga suhu operasi normal utnuk meminimalkan kesalahan yang
mungkin timbul dari kondisi transien.

2. pengukuran dimensi spesimen :

-Untuk menentukan luas penampang spesimen, ukur dimensi penampang di tengahnya reduced section.
-ukur dimensi dimana dimana luas penampang terkecil ditemukan untuk spesimen dengan dimensi
kurang dari 5 mm untuk pengujian referee. Ukur dan catat dimensi penampang spesimen dengan
mengikuti :

1. diemensi spesimen >= 5 mm ke 0,02 mm terdekat

2. 2,5 mm <= dimensi spesimen < 5 mm ke 0,01 mm

3. 0,5 mm

Anda mungkin juga menyukai