Anda di halaman 1dari 2

Transkrip Wawancara

1. Dengan Notaris Martina, S.H. pada tanggal 30 Maret 2022 di Jakarta Barat:
Pertanyaan: Apakah Ibu terdaftar sebagai Notaris penerima magang?
Jawaban: Iya, baru tahun ini saya terdaftar sebagai penerima magang dan menerima anak magang.

Pertanyaan: Hal-hal apa sajakah yang Ibu ajarkan kepada Calon Notaris yang menjalani magang di
kantor ibu?
Jawaban: Secara garis besar yang diajarkan adalah bagaimana manajemen kantor, bagimana me-
manage klien, dan pekerjaan kantor sehari-hari.

Pertanyaan: Menurut ibu, apakah lumrah bagi seorang anak magang untuk menyusun sebuah akta
notaris?
Jawaban: Ya, karena menyusun akta itu masuk dalam kurikulum magang yang sudah ditetapkan INI
sebagai salah satu hal yang harus diajarkan Notaris penerima magang terhadap peserta magang.
Tapi, tetap karena saya adalah Notarisnya, saya harus mereview akta tersebut dahulu sebelum
diberikan kepada klien dan sebelum ditandatangani.

Pertanyaan: Bagaimana proses peralihan saham dalam sebuah PT tertutup?


Jawaban: Pertama-tama rencana peralihan saham tersebut harus di setujui RUPS terlebih dahulu,
apabila peralihan tersebut melebihi 50%+1 saham maka peralihan tersebut haruslah diumumkan
terlebih dahulu di koran peredaran nasional. setelah mendapatkan persetujuan RUPS, maka
dibuatlah Akta notaris yang berisikan persetujuan RUPS terkait peralihan saham. setelah itu notaris
akan mendaftarkan akta tersebut kepada kemenkumham melalui sistem Administrasi Hukum Umum
Online, dan jika sudah maka peralihan hak atas saham tersebut akan tercantum dalam Surat
Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan.

Pertanyaan: Akta apa yang dapat dibuat terkait dengan proses peralihan saham tersebut?
jawaban: terkait dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham dapat dibuat Berita Acara
Rapat, Akta Pernyataan Keputusan Rapat dan Pernyataan Keputusan Sirkuler. Bentuk Rapat Umum
Pemegang Saham akan ditentukan oleh klien dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang
ada. Apabila para pemegang saham menginginkan untuk mengadakan Rapat Umum Pemegang
Saham secara fisik maupun telekonferens dan Notaris diminta untuk hadir dalam rapat, maka akta
yang dibuatkan adalah Berita Acara Rapat yang termasuk sebagai akta relaas. Apabila Rapat Umum
Pemegang Saham sudah diadakan terlebih dahulu dan penerima kuasa dari RUPS datang
menghadap Notaris, maka yang dibuat adalah Akta Pernyataan Keputusan Rapat. Akan tetapi,
biasanya klien terutama semenjak pandemi covid 19 lebih sering menggunakan Keputusan Sirkuler,
jadi mereka tidak perlu mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham secara fisik maupun elektronik,
hanya tinggal menandatangani usul yang diajukan saja, lalu penerima kuasa dari sirkuler tersebut
akan datang menghadap Notaris untuk dibuatkan Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler. Selain Akta
terkait Rapat Umum Pemegang Saham tersebut biasanya para pihak juga meminta kami untuk
menyiapkan perjanjian Jual Beli Saham yang dibuat menggunakan akta notaril. tetapi ini tidak wajib,
karena jual beli saham dapat dilakukan dengan perjanjian di bawah tangan.

Pertanyaan: Apa yang harus dilakukan oleh Notaris sebelum membuat Akta Pernyataan Keputusan
Rapat?
Jawaban: secara garis besar yang harus dilakukan sebelum membuat akta tersebut adalah meminta
notulen rapat terlebih dahulu kepada penghadap, kemudian periksa dulu kuorum kehadiran Rapat
Umum Pemegang Saham, setelah kuorum kehadiran terpenuhi, selanjutnya periksa kuorum
persetujuan. apabila sudah terpenuhi juga maka harus diperiksa dulu apakah penghadap berwenang
untuk menghadap notaris atau tidak.

2. Dengan Chrisna Adi, Analis Pengembangan Hukum pada Kelompok Substansi Perseroan Terbatas,
Yayasan dan Perkumpulan dalam pada tanggal 15 Juni 2022 di Kantor Direktorat Jenderal
Adiminstrasi Hukum Umum:

Pertanyaan:Bagaimana proses dalam Sistem Administrasi Hukum Umum Online apabila terdapat
Jual Beli Saham yang dibatalkan oleh Pengadilan tetapi Surat Penerimaan Perubahan Data Perseroan
telah diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum? Jawaban: Direktorat Jenderal
Administrasi Hukum Umum tidak dapat serta merta membatalkan transaksi tersebut.

Pertanyaan: Lalu, apa yang dapat dilakukan oleh Pemegang Saham yang lama agar dapat
memperoleh kembali haknya atas Saham tersebut?
Jawaban: langkah yang dapat ditempuh oleh Korban mengajukan gugatan perdata untuk
membatalkan akta dan perjanjian jual beli sahamnya. Selain itu Korban juga harus mengajukan
pembatalan Surat Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan kepada Pengadilan Tata Usaha
Negara, Apabila akta dan Surat Pemberitahuan tersebut sudah dibatalkan, Korban dapat membuat
surat permohonan terkait penghapusan transaksi dengan melampirkan Putusan Pengadilan Negeri
terkait pembatalan akta dan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara pembatalan Surat
Pemberitahuan tersebut. Setelah persyaratan yang disyaratkan telah dipenuhi maka Direktorat
Jenderal Adiminstrasi Hukum Umum akan menghapus pencatatan dan dengan demikian dalam
Sistem Administrasi Hukum Umum Online yang terdaftar sebagai pemegang saham adalah
pemegang saham lama sebelum adanya peralihan hak atas saham.

Pertanyaan: Apakah Surat Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan dapat dimintakan pembatalan
ke Pengadilan Tata Usaha Negara? karena tertulis dalam Surat Pemberitahuan Perubahan Data
Perseroan bahwa Surat Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan bukan produk tata usaha negara
Jawaban: Walaupun dalam Surat Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan ditulis bahwa Surat
Pemberitahuan tersebut bukanlah produk tata usaha negara akan tetapi sudah lumrah sekarang
produk Surat Pemberitahuan menjadi objek Pengadilan Tata Usaha Negara, anda bisa cek sendiri di
Direktori Putusan Mahkamah Agung.

Anda mungkin juga menyukai