Anda di halaman 1dari 17

PERBANDINGAN KODE ETIK 2005 (Kongres LB INI Bandung, 27 Januari 2005) DAN 2015 (Kongres LB INI Banten 29-30

Mei
2015)

No. Substansi KE 2005 KE 2015


1 Definisi Notaris Setiap orang yang memangku dan menjalankan tugas Setiap orang yang memangku dan menjalankan tugas
(Pasal 1) jabatan sebagai pejabat umum sebagaimana yang jabatan sebagai pejabat umum, sebagaimana yang
dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 jo. Pasal 15 UU dimaksud dalam UU tentang Jabatan Notaris.
30/2004 jo. UU 2/2014 tentang Jabatan Notaris.

2 Ruang Lingkup Kode Etik berlaku bagi seluruh anggota perkumpulan Kode Etik berlaku bagi seluruh anggota perkumpulan
(Pasal 2) maupun orang lain yang memangku dan menjalankan maupun orang lain (selama yang bersangkutan
Jabatan Notaris baik dalam pelaksanaan jabatan maupun menjalankan jabatan Notaris), baik dalam pelaksanaan
dalam kehidupan sehari. jabatan maupun dalam kehidupan sehari-hari.

3 Kewajiban Notaris dan orang lain yang memangku dan Notaris dan orang lain (selama yang bersangkutan
(Pasal 3) menjalankan Jabatan Notaris wajib: menjalankan Jabatan Notaris), wajib:
1. Memiliki moral, akhlak serta kepribadian yang 1. Memiliki moral, akhlak serta kepribadian yang
baik. baik.
2. Menghormati dan menjunjung tinggi harkat dan 2. Menghormati dan menjunjung tinggi harkat dan
martabat Jabatan Notaris. martabat Jabatan Notaris.
3. Menjaga dan membela kehormatan 3. Menjaga dan membela kehormatan
Perkumpulan. Perkumpulan.
4. Bertindak jujur, mandiri, tidak berpihak, penuh 4. Bertindak jujur, mandiri, tidak berpihak,
rasa tanggung jawab, berdasarkan peraturan amanah, seksama, penuh rasa tanggung jawab,
perUUan dan isi sumpah jabatan Notaris. berdasarkan peraturan perUUan dan isi sumpah
jabatan Notaris.
5. Meningkatkan ilmu pengetahuan yg telah dimiliki 5. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan keahlian
tidak terbatas pada ilmu pengetahuan hukum dan profesi yang telah dimiliki tidak terbatas pada ilmu
kenotariatan. pengetahuan hukum dan kenotariatan.
6. Mengutamakan pengabdian kepada kepentingan 6. Mengutamakan pengabdian kepada kepentingan
masyarakat dan Negara. masyarakat dan Negara.
7. Memberikan jasa pembuatan akta dan jasa 7. Memberikan jasa pembuatan akta dan kewenangan
keNotarisan lainnya untuk masyarakat yang tidak lainnya untuk masyarakat yang tidak mampu tanpa
mampu tanpa memungut honorarium. memungut honorarium.
8. Menetapkan satu kantor di tempat kedudukan dan 8. Menetapkan satu kantor di tempat kedudukan dan
kantor tersebut merupakan satu-satunya kantor bagi kantor tersebut merupakan satu-satunya kantor bagi
Notaris yang bersangkutan dalam melaksanakan Notaris yang bersangkutan dalam melaksanakan
tugas jabatan sehari-hari. tugas jabatan sehari-hari.
9. Memasang 1 buah papan nama di depan / di 9. Memasang 1 buah papan nama di depan / di
lingkungan kantornya dengan pilihan ukuran yaitu lingkungan kantornya dengan pilihan ukuran yaitu
100 cm x 40 cm, 150 cm x 60 cm atau 200 cm x 80 100 cm x 40 cm, 150 cm x 60 cm atau 200 cm x 80
cm, yg memuat: cm, yg memuat:
a. Nama lengkap dan gelar yang sah; a. Nama lengkap dan gelar yang sah;
b. Tanggal dan nomor Surat Keputusan b. Tanggal dan nomor Surat Keputusan
pengangkatan yang terakhir sebagai Notaris; pengangkatan yang terakhir sebagai Notaris;
c. Tempat kedudukan; c. Tempat kedudukan;
d. Alamat kantor dan nomor telepon/fax. d. Alamat kantor dan nomor telepon/fax.
Dasar papan nama berwarna putih dengan huruf Dasar papan nama berwarna putih dengan huruf
berwarna hitam dan tulisan di atas papan nama berwarna hitam dan tulisan di atas papan nama
harus jelas dan mudah dibaca. Kecuali di harus jelas dan mudah dibaca. Kecuali di
lingkungan kantor tersebut tidak dimungkinkan lingkungan kantor tersebut tidak dimungkinkan
untuk pemasangan papan nama dimaksud. untuk pemasangan papan nama dimaksud.
10. Hadir, mengikuti dan berpartisipasi aktif dalam 10. Hadir, mengikuti dan berpartisipasi aktif dalam
setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh
Perkumpulan; Perkumpulan;
11. menghormati, mematuhi, melaksanakan setiap dan 11.Menghormati, mematuhi, melaksanakan peraturan-
seluruh keputusan Perkumpulan. peraturan dan keputusan-keputusan perkumpulan.
12. Membayar uang iuran Perkumpulan secara tertib. 12. Membayar uang iuran Perkumpulan secara tertib.
13. Membayar uang duka untuk membantu ahli waris 13. Membayar uang duka untuk membantu ahli waris
teman sejawat yg meninggal dunia. teman sejawat yg meninggal dunia.
14. Melaksanakan dan mematuhi semua ketentuan 14. Melaksanakan dan mematuhi semua ketentuan
tentang honorarium yang ditetapkan Perkumpulan. tentang honorarium yang ditetapkan Perkumpulan.
15. Menjalankan jabatan Notaris terutama dalam 15. Menjalankan jabatan Notaris di kantornya, kecuali
perbuatan, pembacaan, dan penandatanganan akta karena alasan-alasan tertentu;
dilakukan di kantornya, kecuali. karena alasan-
alasan yang sah.
16. Menciptakan suasana yang kekeluargaan dan 16. Menciptakan suasana yang kekeluargaan dan
kebersamaan dalam melaksanakan tugas jabatan dan kebersamaan dalam melaksanakan tugas jabatan dan
kegiatan sehari-hari serta saling memperlakukan kegiatan sehari-hari serta saling memperlakukan
teman sejawat secara baik, saling menghormati, teman sejawat secara baik, saling menghormati,
saling menghargai, saling membantu serta selalu saling menghargai, saling membantu serta selalu
berusaha menjalin komunikasi dan tali silaturahim. berusaha menjalin komunikasi dan tali silaturahim.
17. Memperlakukan setiap klien yang datang dengan 17. Memperlakukan setiap klien yang datang dengan
baik, tidak membedakan status ekonomi dan/atau baik, tidak membedakan status ekonomi dan/atau
status sosialnya. status sosialnya.
18. Melakukan perbuatan-perbuatan yg secara umum 18. Membuat akta dalam jumlah batas kewajaran
disebut sebagai kewajiban untuk ditaati dan untuk menjalankan peraturan perundang-
dilaksanakan antara lain namun tidak terbatas pada undangan, khususnya UU tentang Jabatan
ketentuan yg tercantum dalam: Notaris dan Kode Etik.
a. UUJN jo. UUJNP;
b. Penjelasan Pasal 19 ayat (2) UUJN 30/2004;
c. Isi Sumpah Jabatan Notaris;
d. AD/ART INI.

4 Larangan Notaris dan orang lain yang memangku dan Notaris maupun orang lain (selama yang bersangkutan
(Pasal 4) menjalankan jabatan notaris dilarang: menjalankan jabatan notaris) dilarang:
1. Mempunyai lebih dari 1 (satu) kantor, baik kantor 1. Mempunyai lebih dari 1 (satu) kantor, baik kantor
cabang ataupun kantor perwakilan. cabang ataupun kantor perwakilan.
2. Memasang papan nama dan/atau tulisan yg berbunyi 2. Memasang papan nama dan/atau tulisan yg berbunyi
“Notaris/Kantor Notaris” diluar lingkungan kantor. “Notaris/Kantor Notaris” diluar lingkungan kantor.
3. Melakukan publikasi atau promosi diri, baik sendiri 3. Melakukan publikasi atau promosi diri, baik sendiri
maupun secara bersama-sama, dgn mencantumkan maupun secara bersama-sama, dgn mencantumkan
nama dan jabatannya, menggunakan sarana media nama dan jabatannya, menggunakan sarana media
cetak dan/atau elektronik, dalam bentuk: cetak dan/atau elektronik, dalam bentuk:
a. Iklan; a. Iklan;
b. Ucapan selamat; b. Ucapan selamat;
c. Ucapan belasungkawa; c. Ucapan belasungkawa;
d. Ucapan terima kasih; d. Ucapan terima kasih;
e. Kegiatan pemasaran; e. Kegiatan pemasaran;
f. Kegiatan sponsor, baik dalam bidang sosial, f. Kegiatan sponsor, baik dalam bidang sosial,
keagamaan, maupun olah raga. keagamaan, maupun olah raga.
4. Bekerja sama dgn Biro jasa/orang/Badan Hukum yg 4. Bekerja sama dgn Biro jasa/orang/Badan Hukum yg
pada hakekatnya bertindak sebagai perantara untuk pada hakekatnya bertindak sebagai perantara untuk
mencari atau mendapatkan klien. mencari atau mendapatkan klien.
5. Menandatangani akta yg proses pembuatan 5. Menandatangani akta yg proses pembuatan
minutanya telah dipersiapkan oleh pihak lain. minutanya telah dipersiapkan oleh pihak lain.
6. Mengirimkan minuta kepada klien untuk 6. Mengirimkan minuta kepada klien untuk
ditandatangani. ditandatangani.
7. Berusaha atau berupaya dgn jalan apapun, agar 7. Berusaha atau berupaya dgn jalan apapun, agar
seseorang berpindah dari notaris lain kepadanya, seseorang berpindah dari notaris lain kepadanya,
baik upaya itu ditujukan langsung kepada klien ybs baik upaya itu ditujukan langsung kepada klien ybs
maupun melalui perantara orang lain. maupun melalui perantara orang lain.
8. Melakukan pemaksaan kepada klien dgn cara 8. Melakukan pemaksaan kepada klien dgn cara
menahan dokumen-dokumen yg telah diserahkan menahan dokumen-dokumen yg telah diserahkan
dan/atau melakukan tekanan psikologis dgn maksud dan/atau melakukan tekanan psikologis dgn maksud
agar klien tesebut tetap membuat akta padanya. agar klien tesebut tetap membuat akta padanya.
9. Melakukan usaha-usaha baik langsung maupun tidak 9. Melakukan usaha-usaha baik langsung maupun tidak
langsung dan menjurus kearah timbulnya persaingan langsung dan menjurus kearah timbulnya persaingan
yg tidak sehat sesama rekan Notaris. yg tidak sehat sesama rekan Notaris.
10. Menetapkan honorarium yg harus dibayar oleh klien 10. Menetapkan honorarium yg harus dibayar oleh klien
dalam jumlah yg lebih rendah dari honorarium yg dalam jumlah yg lebih rendah dari honorarium yg
telah ditetapkan Perkumpulan. telah ditetapkan Perkumpulan.
11. Mempekerjakan dgn sengaja orang yg masih 11. Mempekerjakan dgn sengaja orang yg masih
berstatus karyawan kantor Notaris lain tanpa berstatus karyawan kantor Notaris lain tanpa
persetujuan terlebih dahulu dari Notaris ybs. persetujuan terlebih dahulu dari Notaris ybs.
12. Menjelekkan dan/atau mempersalahkan rekan 12. Menjelekkan dan/atau mempersalahkan rekan
Notaris atau akta yg dibuat olehnya. Dalam hal Notaris atau akta yg dibuat olehnya. Dalam hal
seorang Notaris menghadapi dan/atau menemukan seorang Notaris menghadapi dan/atau menemukan
suatu akta yg dibuat rekan sejawat yg ternyata di suatu akta yg dibuat rekan sejawat yg ternyata di
dalamnya terdapat kesalahan-kesalahan yg serius dalamnya terdapat kesalahan-kesalahan yg serius
dan/atau membahayakan klien, maka Notaris tsb dan/atau membahayakan klien, maka Notaris tsb
wajib memberitahukan kepada rekan sejawat ybs wajib memberitahukan kepada rekan sejawat ybs
atas kesalahan yg dibuatnya dgn cara yg tidak atas kesalahan yg dibuatnya dgn cara yg tidak
bersifat menggurui, melainkan untuk mencegah bersifat menggurui, melainkan untuk mencegah
timbulnya hal-hal yg tidak diinginkan terhadap klien timbulnya hal-hal yg tidak diinginkan terhadap klien
ybs ataupun rekan sejawat tsb. ybs ataupun rekan sejawat tsb.
13. Membentuk kelompok sesama rekan sejawat yg 13. Tidak Melakukan kewajiban dan melakukan
bersifat eksklusif dgn tujuan untuk melayani pelanggaran terhadap larangan sebagaimana
kepentingan suatu instansi atau lembaga, apalagi dimaksud dalam Kode Etik dengan menggunakan
menutup kemungkinan bagi Notaris lain untuk media elektronik, termasuk namun tidak terbatas
berpartisipasi. dengan menggunakan internet dan media sosial.
14. Menggunakan dan mencantumkan gelar yg tidak 14.Membentuk kelompok sesama rekan sejawat yg
sesuai dgn peraturan perundang-undangan yg bersifat eksklusif dgn tujuan untuk melayani
berlaku. kepentingan suatu instansi atau lembaga, apalagi
15. Melakukan perbuatan-perbuatan lain yg secara menutup kemungkinan bagi Notaris lain untuk
umum disebut sebagai pelanggaran terhadap KE berpartisipasi.
Notaris, antara lain namun tidak terbatas pada 15. Menggunakan dan mencantumkan gelar yg tidak
pelanggaran-pelanggaran terhadap: sesuai dgn peraturan perundang-undangan yg
a. Ketentuan-ketentuan dalamUUJN jo. UUJNP; berlaku.
b. Penjelasan Pasal 19 ayat (2) UUJN jo. UUJNP; 16. Membuat akta melebihi batas kewajaran yang
c. isi sumpah jabatan Notaris; batas jumlahnya ditentukan oleh Dewan
d. Hal-hal yg menurut ketentuan AD ART dan/atau Kehormatan;
Keputusan-keputusan lain yg telah ditetapkan
oleh organisasi INI tdk boleh dilakukan oleh 17. Mengikuti pelelangan untuk mendapatkan
anggota. pekerjaan/pembuatan akta.
5 Pengecualian Hal-hal tersebut dibawah ini merupakan pengecualian Hal-hal tersebut dibawah ini merupakan pengecualian
(Pasal 5) oleh karena itu Tidak termasuk pelanggaran: oleh karena itu Tidak termasuk pelanggaran, yaitu:
1. Memberikan ucapan selamat, ucapan berdukacita 1. Memberikan ucapan selamat, ucapan berdukacita
dgn mempergunakan kartu ucapan, surat, karangan dgn mempergunakan kartu ucapan, surat, karangan
bunga ataupun media lainnya dgn tidak bunga ataupun media lainnya dgn tidak
mencantumkan Notaris, tetapi hanya nama saja. mencantumkan Notaris, tetapi hanya nama saja.
2. Pemuatan nama dan alamat Notaris dalam buku 2. Pemuatan nama dan alamat Notaris dalam buku
panduan nomor telepon, fax dan telex, yg panduan nomor telepon, fax dan telex, yg
diterbitkan secara resmi oleh PT. Telkom dan/atau diterbitkan secara resmi oleh PT. Telkom dan/atau
instansi-instansi dan/atau lembaga” resmi lainnya. instansi-instansi dan/atau lembaga” resmi lainnya.
3. Memasang 1tanda petunjuk jalan dgn ukuran tidak 3. Memasang 1tanda petunjuk jalan dgn ukuran tidak
melebihi 20 cm x 50 cm, dasar berwarna putih, melebihi 20 cm x 50 cm, dasar berwarna putih,
huruf berwarna hitam, tnp mencantumkn nama huruf berwarna hitam, tnp mencantumkn nama
Notaris serta dipasang dlm radius maks. 100M dari Notaris serta dipasang dlm radius maks. 100M dari
kantor Notaris. kantor Notaris.
4. Memperkenalkan diri tetapi tidak melakukan
promosi diri selaku notaris.

6 Sanksi 1. Sanksi yg dikenakan terhadap anggota yg 1) Sanksi yg dikenakan terhadap anggota yg melakukan
(Pasal 6) melakukan pelanggaran KE dapat berupa: pelanggaran KE dapat berupa:
a. Teguran; a. Teguran;
b. Peringatan; b. Peringatan;
c. Schorsing (pemecatan keanggotaan c. Pemberhentian sementara dari keanggotaan
Perkumpulan; perkumpulan;
d. Onzetting (pemecatan) Perkumpulan; d. Pemberhentian dengan hormat dari keanggotaan
sementara) dari dari keanggotaan perkumpulan;
e. Pemberhentian dgn tidak hormat dari e. Pemberhentian dengan tidak hormat dari
keanggotaan Perkumpulan keanggotaan Perkumpulan;
2. Penjatuhan sanksi-sanksi sebagaimana terurai di 2) Penjatuhan sanksi sebagaimana terurai di atas
atas terhadap anggota yg melanggar KE disesuaikan terhadap anggota yg melanggar KE disesuaikan dgn
dgn kwantitas dan kwalitas pelanggaran yg kuantitas dan kualitas pelanggaran yg dilakukan
dilakukan anggota tsb. anggota tsb.
3) Dewan Kehormatan Pusat berwenang untuk
memutuskan dan menjatuhkan sanksi terhadap
pelanggaran yang dilakukan oleh anggota biasa (dari
Notaris aktif) perkumpulan, terhadap pelanggaran
norma Susila atau perilaku merendahkan harkat dan
martabat notaris, atau perbuatan yang dapat
mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap
notaris.
4) Pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh orang
lain (yang sedang dalam menjalankan jabatan
notaris) dapat dijatuhkan sanksi teguran dan/atau
peringatan).
5) Keputusan Dewan Kehormatan berupa teguran atau
peringatan tidak dapat diajukan banding.
6) Keputusan Dewan Kehormatan Daerah/Dewan
Kehormatan Wilayah berupa pemberhentian
sementara atau pemberhentian dengan hormat atau
pemberhentian dengan tidak hormat dari
keanggotaan perkumpulan dapat diajukan banding
ke Dewan Kehormatan Pusat.
7) Keputusan Dewan Kehormatan Pusat tingkat
pertama berupa pemberhentian sementara atau
pemberhentian dengan hormat atau pemberhentian
dengan tidak hormat dari keanggotaan perkumpulan
dapat diajukan banding ke Kongres.
8) Dewan Kehormatan Pusat berwenang pula untuk
memberikan rekomendasi disertai usulan pemecatan
sebagai Notaris kepada Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia.

Ada pengaturan baru di kotik 2015, yang sebelumnya tidak diatur dalam kotik 2005. Bahkan pengaturannya disebutkan dua kali
yaitu dalam kewajiban dan dalam larangan.
a. Apa bunyi hal tersebut dalam kewajiban?
Notaris dan orang lain (selama yang bersangkutan menjalankan Jabatan Notaris), wajib Membuat akta dalam jumlah batas kewajaran
untuk menjalankan peraturan perundang-undangan, khususnya UU tentang Jabatan Notaris dan Kode Etik.

b. Apa bunyi hal tersebut dalam larangan?


Notaris maupun orang lain (selama yang bersangkutan menjalankan jabatan notaris) dilarang Membuat akta melebihi batas kewajaran
yang batas jumlahnya ditentukan oleh Dewan Kehormatan;

c. Mengapa hal tersebut diatur dua kali dalam Kewajiban dan Larangan?
Ada kesalahan tumpang tindih pada saat penyusunan.
Latar Belakang:
Fakta yang ditemukan adanya notaris yang membuat hingga ribuan akta per bulan. Jika berpikir logis, bagaimana caranya prosedur
pembuatan akta yang telah diatur dalam UU No.30 Tahun 2004 jo. UU No.2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris (UUJN) bisa terpenuhi
jika dalam sebulan satu orang notaris membuat akta hingga ribuan.

Peraturan Dewan Kehormatan Pusat Ikatan Notaris Indonesia No.1 Tahun 2017 tentang Batas Kewajaran Jumlah Pembuatan
Akta Perhari
Pasal 2:
1. Batas Kewajaran dalam pembuatan akta oleh Notaris sebagai anggota Perkumpulan adalah 20 (dua puluh) akta per hari.
2. Apabila Notaris akan membuat akta melebihi 20 (dua puluh) akta per hari dalam satu rangkaian perbuatan hukum yang memerlukan
akta yang saling berkaitan, dan/atau akta-akta lainnya, sepanjang dapat dipertanggungjawabkan yang dilakukan sesuai dengan
Undang-Undang Jabatan Notaris (UUJN), tatacara pembuatan akta notaris, Kode Etik Notaris (KEN), kepatutan dan kepantasan serta
peraturan perundang-undangan lainnya.
3. Anggota Perkumpulan yang melanggar ketentuan yang tersebut dalam ayat (1) dan (2) pasal ini merupakan objek pemeriksaan Dewan
Kehormatan Notaris (DKN), Dewan Kehormatan Daerah (DKD), Dewan Kehormatan Wilayah (DKW), Dewan Kehormatan Pusat
(DKP) yang dilakukan secara berjenjang.\
4. Pembuatan akta sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) pasal ini berada dalam ruang lingkup perilaku Notaris
berdasarkan Kode Etik Notaris (KEN).
Kewajiban Pasal 16 ayat 1 huruf a UUJN 2004
(1) Dalam menjalankan jabatannya, Notaris berkewajiban:
a. bertindak jujur, saksama, mandiri, tidak berpihak, dan menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan hukum;

Kewajiban Pasal 16 ayat 1 huruf a UUJN 2014:


(1) Dalam menjalankan jabatannya, Notaris wajib:
a. bertindak amanah, jujur, saksama, mandiri, tidak berpihak, dan menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan
hukum;

apabila tidak diatur maka notaris akan banyak yang bersengketa


semua sengketa ada disitu

AKTA WAJIB DIBACAKAN


Pasal 12 huruf a Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (“UU 30/2004”) selengkapnya menyatakan:

Notaris diberhentikan dengan tidak hormat dari jabatannya oleh Menteri atas usul Majelis Pengawas Pusat apabila dinyatakan pailit
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (“UU KPKPU”).
Dalam Penjelasan Umum UU KPKPU dinyatakan:

Putusan Pernyataan pailit mengubah status hukum seseorang menjadi tidak cakap untuk melakukan perbuatan hukum, menguasai, dan
mengurus harta kekayaannya sejak putusan pernyataan pailit diucapkan.

Jadi, seseorang yang dinyatakan pailit menjadi tidak cakap untuk melakukan perbuatan hukum. Oleh karena itu, seorang notaris yang
dinyatakan pailit tidak dapat lagi menjadi notaris, yang berwenang untuk:
a. membuat akta autentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan penetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan
dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta autentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta,
menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta;
b. mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus;
c. membukukan surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus;
d. membuat kopi dari asli surat di bawah tangan berupa salinan yang memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat
yang bersangkutan;
e. melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya;
f. memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta;
g. membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan;
h. membuat akta risalah lelang.
(Pasal 15 ayat [1] dan ayat [2] Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2004 tentang Jabatan Notaris).
Semua kewenangan notaris di atas adalah merupakan perbuatan hukum. Perbuatan hukum menurut Hukumpedia adalah perbuatan yang
memiliki akibat-akibat hukum. Seluruh kewenangan notaris di atas jelas merupakan perbuatan-perbuatan yang memiliki akibat-akibat hukum.
Oleh karena itu, seorang yang dinyatakan pailit tidak bisa menjadi notaris karena ia tidak dapat melaksanakan kewenangannya pada saat ia
berada dalam keadaan tidak cakap.
Sanksi dalam UUJN 30/2004 dan UUJN 2/2014

30/2004 2/2014 Komentar


Pasal 84 Pasal 16 Kesimpulan, dalam hal SANKSI bagi Notaris,

Tindakan pelanggaran yang dilakukan oleh (11) Notaris yang melanggar ketentuan ketentuan dalam Peraturan Jabatan Notaris (PJN) dan
UUJN No. 30/2004 maupun UUJN No. 2/2014
Notaris terhadap ketentuan sebagaimana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
memiliki pokok-pokok sebagai berikut :
dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf i, Pasal a sampai dengan huruf l dapat dikenai
1. PJN memberikan aturan sanksi terhadap (a)
16 ayat (1) huruf k, Pasal 41, Pasal 44, Pasal 48, sanksi berupa:
penolakan Notaris melayani masyarakat; (b)
Pasal 49, Pasal 50, Pasal 51, atau Pasal 52 yang a. Peringatan tertulis; kesalahan dalam Teknis penulisan Akta (Pasal
mengakibatkan suatu akta hanya mempunyai b. Pemberhentian sementara; 25);
kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah c. Pemberhentian dengan hormat; atau (c) Pembacaan akta; (d) Kelalaian melekatkan

tangan atau suatu akta menjadi batal demi d. Pemberhentian dengan tidak hormat. surat kuasa pada minuta akta; (e) kewajiban
membuat daftar; (f) Kelalaian dalam
hukum dapat menjadi alasan bagi pihak yang
memberikan minuta, salinan, grosse akta oleh
menderita kerugian untuk menuntut penggantian (12) Selain dikenai sanksi sebagaimana
orang bukan Notaris (pegawai); (g) kewajiban
biaya, ganti rugi, dan Bunga kepada Notaris. dimaksud pada ayat (11), pelanggaran
melaporkan repertorium; (h) Perilaku yang
terhadap ketentuan Pasal 16 ayat (1) huruf j melanggar martabat Notaris selaku pejabat
Pasal 85 dapat menjadi alasan bagi pihak yang umum; (i) kewajiban memberikan kesaksian /
Pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud menderita kerugian untuk menuntut memberikan minuta akta dalam proses

dalam Pasal 7, Pasal 16 ayat (1) huruf a, Pasal 16 penggantian biaya, ganti rugi, dan bunga penyelidikan.

ayat (1). huruf b, Pasal 16 ayat (1) huruf c, Pasal kepada Notaris.
16 ayat (1) huruf d, Pasal 16 ayat (1) huruf e, 2. Terdapat perbedaan dari PJN dengan UUJN,

Pasal 16 ayat (1) huruf f, Pasal 16 ayat (1) huruf (13) Notaris yang melanggar ketentuan yaitu di PJN jelas dicantumkan berapa nominal
sanksi yang harus dibayarkan oleh Notaris atas
g, Pasal 16 ayat (1) huruf h, Pasal 16 ayat (1) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
kelalaiannya, namun di UUJN tidak terdapat
huruf i, Pasal 16 ayat (1) huruf j, Pasal 16 ayat n dapat dikenai sanksi berupa peringatan
nominal sanksi yang harus dibayarkan.
(1) huruf k, Pasal 17, Pasal 20, Pasal 27, Pasal tertulis
3. Sanksi dalam PJN umumnya adalah berupa
32, Pasal 37, Pasal 54, Pasal 58, Pasal 59, sanksi denda. Hanya untuk pelanggaran
dan/atau Pasal 63, dapat dikenai sanksi berupa: Pasal 37 martabat dan kehormatan saja berlaku sanksi
(2) Notaris yang melanggar ketentuan mulai dari yang paling ringan berupa teguran

• teguran lisan; sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat tertulis; pemberhentian sementara 3-6 bulan;
sampai yang terberat pemecatan
• teguran tertulis; dikenai sanksi berupa:
4. UUJN No 30/2004 dan No 2/2014 untuk setiap
• pemberhentian sementara; a. Peringatan lisan;
pelanggaran tidak memberikan sanksi denda
• pemberhentian dengan hormat; atau b. Peringatan tertulis;
melainkan memberikan aturan sanksi berupa :
pemberhentian dengan tidak hormat c. Pemberhentian sementara; (a) peringatan tertulis; (b) pemberhentian
d. Pemberhentian dengan hormat; atau sementara; (c) pemberhentian dengan hormat;
e. Pemberhentian dengan tidak hingga yang terberat berupa (d) pemberhentian

hormat. dengan tidak hormat.


5. Di dalam UUJN No 30/2004 dan No 2/2014,
Sanksi lain juga berdampak pada akta apabila
terdapat kesalahan dalam pembuatan akta
seperti penghadap tidak memenuhi syarat dan
kewenangan, tidak terdapat saksi, akta tidak
dibacakan dengan alasan yang jelas dan tidak
ditandatangani, dsb membuat akta memiliki
kekuatan pembuktian di bawah tangan atau bisa
sampai batal demi hukum.
6. UUJN memberikan sanksi berupa Peringatan
tertulis, Pemberhentian sementara,
Pemberhentian dengan hormat, Pemberhentian
dengan tidak hormat untuk kasus ketika
ketentuan dalam Pasal 16 ayat (1) huruf a-l di
langar.
7. Para pihak dapat menuntut penggantian biaya,
ganti rugi, dan bunga kepada Notaris karena
adanya pelanggaran terkait daftar wasiat dalam
Pasal 16 ayat (1) huruf J.
8. Dan untuk Notaris yang tidak mau memberikan
jasa hukum di bidang kenotariatan secara cuma-
Cuma kepada orang yang tidak mampu, dapat
dikenakan sanksi peringatan lisan, Peringatan
tertulis, Pemberhentian sementara,
Pemberhentian dengan hormat, atau
Pemberhentian dengan tidak hormat sesuai Pasal
37 ayat (2) UUJN Nomor 02/2014.
Baca tugas kelompok

Anda mungkin juga menyukai