Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Arya Permana

NIM : 151210171
Kelas : Ide-Ide Politik HI-A

QUIZ II

Pancasila memiliki 10 karakterisik

Pancasila merupakan hasil dari sebuah pemikiran banyak orang yang berkolaborasi dan
menjadi kesatuan yang padu. Nilai-nilai yang terdapat dalam pancasila meliputi nilai adat istiadat,
tradisi serta kebudayaan, moral, nilai kepustakaan, dan juga nilai religius, semua nilai itu
merupakan pandangan hidup yang terdapat di masyrakat Indonesia. Untuk dapat memahami
Pancasila sebagai ideologi, tentu saja kita harus meninjau kembali apakah Pancasila ini memenuhi
kriteria sehingga dapat disebut sebagai ideologi. Karakteristik dari ideologi itu sendiri yaitu sering
muncul dan berkembang dalam keadaan/situasi krisis, mempunyai ruang lingkup jangkauan yang
luas namun beragam, menganut beberapa pemikiran, pola pemikiran yang sistematis, mencakup
unsur empiris dan normatif, bersfiat eksklusif, universal, absolut, mengalami perkembangan, tetapi
menentang perubahan yang fundamental, dan terjalin dalam gerakan-gerakan politik. Pancasila itu
sendiri dapat dikatakan sebagai ideologi jika memenuhi karakteristik-karakteristik diatas.

(1) Sering muncul dan berkembang dalam situasi krisis. Pancasila sebagai ideologi negara
muncul pada saat Indonesia sedang mengalami situasi krisis yang cukup kompleks pada
masa peralihan kekuasaan dari penjajah Belanda menuju kemerdekaan pada akhir
tahun 1940-an. Dalam situasi yang sangat kompleks dan sulit tersebut, para tokoh
nasionalis Indonesia merasa perlu untuk menciptakan ideologi negara yang dapat
menjadi landasan bersama bagi seluruh rakyat Indonesia untuk mencapai tujuan
bersama, yaitu kemerdekaan dan kemajuan bangsa.
(2) Mempunyai ruang lingkup jangkauan yang luas namun beragam, yaitu bersifat
universal dan mencakup aspek kehidupan manusia, seperti dalam konteks individu,
masyarakat, dll.
(3) Menganut beberapa pemikiran (strata) dan panutan. Sebagai ideologi negara, Pancasila
menganut beberapa pemikiran (strata) dan panutan yang menjadi landasan dan panduan
dalam pembentukan nilai dan prinsip-prinsipnya. Contohnya seperti filsafat pancasila,
nilai sosial budaya, dan nilai-nilai agama yang kemudian mempengaruhi Pancasila.
(4) Pola pemikiran yang sistematis, Pancasila merupakan sebuah sistem pemikiran atau
filosofi yang tersusun secara sistematis dan teratur. Yang dimana, seluruh sila yang ada
dalam Pancasila yaitu saling berkaitan serta menyatu membentuk sebuah sistem
pemikiran yang utuh.
(5) Meliputi unsur empiris dan normatif, Pancasila sebagai ideologi mencakup unsur
empiris dan normatif yang saling berkaitan dan menyatu membentuk sebuah sistem
pemikiran yang utuh.
(6) Bersifat universal, Pancasila sebagai ideologi bersifat universal. Pancasila sebagai
ideologi cenderung universal yang memiliki arti bahwa Pancasila memiliki nilai-
nilaiyang dapat diterapkan secara luas dan universal.
(7) Biasanya diwujudkan dalam pernyataan yang persuasif, Pancasila biasanya
diwujudkan dalam pernyataan yang persuasif dengan tujuan untuk memberikan arah
atau panduan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Pernyataan-
pernyataan tersebut mengandung nilai-nilai dasar yang terkandung dalam seluruh sila
yang ada pada Pancasila.
(8) Dapat dipersonalisasikan dan didokumentasikan, Pancasila sebagai ideologi dapat
dipersonalisasikan dan didokumentasikan karena Pancasila mencakup nilai-nilai dasar
yang terdapat di dalamnya yang dapat diaplikasikan secara konkret dalam kehidupan
sehari-hari.
(9) Mengalami perkembangan, tetapi menentang perubahan yang fundamental, Pancasila
sebagai ideologi negara memang mengalami perkembangan dari waktu ke waktu,
namun secara mendasar, tetapi Pancasila menentang perubahan yang fundamental. Hal
ini karena nilai-nilai dasar Pancasila telah menjadi bagian dari identitas dan jati diri
bangsa Indonesia, yang telah diakui secara nasional maupun internasional. Dalam hal
ini, perkembangan Pancasila terjadi dalam upaya untuk mengaplikasikan nilai-nilai
dasar tersebut sesuai dengan perkembangan zaman dan tuntutan kehidupan masyarakat
yang semakin kompleks. Namun, perubahan yang fundamental pada nilai-nilai dasar
Pancasila tidak dapat dilakukan karena hal tersebut akan merusak Pancasila sebagai
ideologi negara.
(10) Terjalin dalam gerakan-gerakan politik. Gerakan-gerakan politik yang berbasis
pada Pancasila dapat terlihat dari berbagai partai politik di Indonesia yang mengakui
Pancasila sebagai ideologi dasar dan mengaplikasikan nilai-nilai dasar Pancasila dalam
kegiatan politiknya.

5 Fungsi bahwa Pancasila dapat dikatakan sebagai ideologi politik Indonesia jika
memenuhi karakteristik dan fungsi khusus diatas.

(1) Pancasila sebagai ideologi negara mempunyai nilai-nilai dasar yang meliputi aspek
kognitif, yaitu nilai-nilai kebenaran, kejujuran, keadilan, dan kesetaraan. Nilai-nilai ini
sejalan dengan struktur kognitif manusia yang membutuhkan landasan moral dan etis
dalam berpikir dan bertindak. Pancasila sebagai ideologi negara juga memberikan arah
dan tujuan yang jelas bagi setiap individu dalam kehidupan sosial dan politiknya.
(2) Pancasila sebagai ideologi negara memberikan panduan dan arahan bagi setiap individu
dalam mengambil keputusan dan bertindak dalam kehidupan sosial dan politiknya.
Pancasila mengandung lima sila yang masing-masing memiliki nilai dan makna yang
mendalam, Kelima sila tersebut saling berkaitan dan saling melengkapi satu sama lain
dalam memberikan arahan bagi setiap individu dalamkehidupan sosial dan politiknya.
(3) Pancasila menekankan nilai-nilai persatuan, kesatuan, dan kerja sama dalam
menghadapi berbagai permasalahan sosial dan politik. Melalui sila-sila yang
terkandung di dalamnya, Pancasila mendorong masyarakat untuk saling menghormati,
saling memahami, dan saling menghargai perbedaan dalam kehidupan sosial dan
politik. Dengan demikian, Pancasila dapat mengendalikan konflik yang mungkin
timbul akibat perbedaan-perbedaan tersebut. Selain itu, Pancasila juga memiliki fungsi
integratif yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila
sebagai ideologi negara dapat mempersatukan berbagai kelompok masyarakat, suku
bangsa, dan agama yang berbeda-beda menjadi satu kesatuan bangsa yang solid dan
kuat.
(4) Pancasila dapat menjadi lensa dalam melihat diri seseorang, karena pada setiap sila
yang terdapat di dalamnya memuat nilai-nilai moral dan filosofis yang sangat penting
dalam membentuk kepribadian dan karakter individu. Sebagai contoh, sila Ketuhanan
Yang Maha Esa mengajarkan pentingnya memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan
dan menghargai keberadaan-Nya, sedangkan pada sila Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab mengajarkan pentingnya menghargai martabat manusia dan menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Pancasila juga dapat menjadi cermin untuk melihat
dunia seseorang, karena melalui nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan yang
terkandung di dalamnya, pada Pancasila dapat memandu individu dalam melihat dan
mengevaluasi keadaan sosial, politik, dan ekonomi di sekitarnya. Sebagai contoh, sila
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dapat menjadi cermin untuk melihat
dan mengevaluasi ketidakadilan dan ketimpangan yang terjadi dalam masyarakat, dan
mendorong individu untuk bertindak untuk mengatasi permasalahan tersebut. Selain
itu, Pancasila juga dapat menjadi jendela untuk melihat dunia/lingkup yang lebih luas.
Pancasila mengandung nilai-nilai universal seperti persatuan dan kesatuan yang dapat
menjadi panduan bagi Indonesia dalam menjalin hubungan dengan negara-negara lain
di dunia.
(5) Pancasila juga mempunyai kemampuan untuk berperan sebagai kekuatan dinamis,
yang dimana Pancasila dapat beradaptasi dan bertransformasi dalam adanya perubahan
zaman dan tuntutan kebutuhan masyarakat yang terus berkembang. Contohnya, dapat
kita lihat dari sejarah perkembangan Pancasila, dimana Pancasila telah mengalami
beberapa kali perubahan (revisi) dan penyesuaian dalam konteks perubahan sosial,
politik, dan ekonomi di Indonesia.

Oleh karena itu, sebagai ideologi negara, Pancasila telah memenuhi dengan baik
karakteristik dan fungsi ideologi, serta dapat berperan penting dalam pengendalian
konflik, pembentuk jati diri bangsa, dan pedoman kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai