MODUL X1
MODUL – X1 1
PROSES MANUFAKTUR 2
Amplitudo vibrasi harus diatur mendekati sama dengan ukuran butir partikel, sedang
celah antara perkakas dengan benda kerja harus diatur sekitar dua kali ukuran butir
partikel.
Gambar 11.2 menunjukkan hubungan antara osilasi frekuensi dan amplitudo dengan
kecepatan pembentukan gram (MRR) pada proses USM.
Gambar 11.2 Hubungan antara osilasi frekuensi dan amplitudo dengan kecepatan
pembentukan gram (MRR) pada proses USM
Pemotongan pancaran air (WJC); menggunakan aliran air halus dengan tekanan dan
kecepatan tinggi, yang diarahkan pada permukaan bendakerja sehingga menyebab-kan
bendakerja terpotong seperti ditunjukkan dalam gambar 11.3. Proses pemotongan ini juga
disebut pemesinan hidrodinamik.
MODUL – X1 2
PROSES MANUFAKTUR 2
Untuk mendapatkan aliran air yang halus digunakan pembukaan nosel dengan diameter
sekitar 0,004 sampai 0,016 in (0,1 sampai 0,4 mm). Agar diperoleh aliran dengan energi
yang cukup untuk pemotongan, digunakan tekanan di atas 60.000 lb/in2 (400 Mpa), dan
pancaran mencapai kecepatan di atas 3000 ft/sec. (900m/s). Cairan ditekan sesuai
tingkat yang diinginkan dengan menggunakan pompa hidraulik. Sebagai cairan pemotong
biasanya digunakan larutan polimer karena cendrung menghasilkan aliran yang lebih
menyatu (coherent stream). Aliran cairan dari nosel dapat diatur besarnya, untuk material
yang tipis pembukaan diatur lebih kecil agar dihasilkan pemotongan yang lebih halus.
Parameter dalam proses WJC adalah :
- jarak antara nosel dan permukaan bendakerja (standoff distance).
- diameter pembukaan nosel,
- tekanan air dan kecepatan potong.
Jarak antara pembukaan nosel dengan permukaan bendakerja harus diatur sekecil
mungkin untuk menghindari adanya percikan aliran cairan. Jarak yang umum digunakan
adalah 1/8 in (3,2 mm). Ukuran pembukaan nosel berpengaruh terhadap ketelitian
pemotongan, pembukaan kecil digunakan untuk pemotongan halus pada material yang
tipis, sedang untuk memotong material yang lebih tebal dibutuhkan pancaran aliran dan
tekanan yang lebih besar pula. Kecepatan pemotongan yang sering digunakan dari 12
in./min (5 mm/s) sampai di atas 1200 in./min (500 mm/s).
MODUL – X1 3
PROSES MANUFAKTUR 2
WJC sangat efektif digunakan untuk memotong alur yang sempit dalam bendakerja datar
seperti plastik, tekstil, komposit, ubin, karpet, dan kulit.
Pemotongan pancaran air abrasif (AWJC); bila WJC digunakan untuk pemotongan
bendakerja logam, maka biasanya harus ditambahkan partikel abrasif kedalam aliran
pancaran. Partikel abrasif yang sering digunakan adalah oksida aluminium, dioksida
silikon, dan garnet (mineral silikat). Partikel abrasif yang ditambahkan kedalam aliran air
sekitar 0,5 lb/min (0,23 kg/min) setelah keluar dari nosel.
Parameter dalam proses AWJC sama dengan pada proses WJC, yaitu :
- diameter pembukaan nosel,
- tekanan air, dan
- jarak antara pembukaan nosel dan permukaan bendakerja.
Diameter pembukaan nosel berkisar antara 0,010 in. (0,25 mm) sampai 0,025 in. (0,63
mm), sedikit lebih besar daripada WJC. Tekanan air yang digunakan hampir sama
seperti WJC, sedang jarak antara pembukaan nosel dengan permukaan bendakerja
sedikit lebih kecil, untuk meminimalkan dampak dari percikan cairan pemotong, yang
sekarang mengandung partikel abrasif. Jarak tersebut sekitar seperempat dan setengah
dari jarak yang biasa dipakai pada WJC.
MODUL – X1 4
PROSES MANUFAKTUR 2
Pemesinan pelepasan muatan listrik (EDM), seperti ditunjukkan dalam gambar 11.5
MODUL – X1 5
PROSES MANUFAKTUR 2
termasuk proses nontradisional yang paling banyak digunakan. Bentuk permukaan akhir
bendakerja dihasilkan oleh elektrode pembentuk. Pelepasan muatan listrik terjadi pada
celah antara elektrode dan permukaan bendakerja. Proses EDM harus dilakukan dalam
suatu media fluida dielektrik, yang merupakan penghantar untuk setiap pelepasan muatan
listrik (discharge) karena fluida akan menjadi terionisasi di dalam celah. Pelepasan
muatan listrik dihasilkan oleh catu daya listrik arus searah yang dihubungkan dengan
bendakerja dan elektrode.
Gambar 11.5(b) menunjukkan celah antara elektrode perkakas dan benda kerja.
Pelepasan muatan listrik terjadi pada dua permukaan yang terdekat. Ionisasi fluida
MODUL – X1 6
PROSES MANUFAKTUR 2
dielektrik pada lokasi tersebut merupakan penghantar untuk pelepasan muatan. Pada
daerah tempat terjadinya pelepasan muatan listrik tersebut akan timbul panas dengan
temperatur sangat tinggi sehingga bagian kecil permukaan bendakerja secara tiba-tiba
menjadi lebur dan terlepas. Aliran fluida kemudian membersihkan partikel kecil (serpihan)
tersebut. Melepasnya bagian kecil dari permukaan bendakerja menyebabkan jarak dari
elektrode perkakas menjadi lebih jauh, sehingga bagian lain yang lebih dekat akan
mengalami proses yang sama dengan sebelumnya. Demikian seterusnya sampai semua
daerah mengalami pengurangan yang sama. Walupun pelepasan muatan listrik secara
individual melepaskan bagian demi bagian dari bendakerja, tetapi hal ini terjadi ratusan
bahkan ribuan kali per detik sehingga pengikisan secara bertahap akan terjadi pada
semua bagian permukaan dalam daerah celah tersebut.
Dua variabel proses utama dalam EDM adalah :
- arus, dan
- frekuensi pelepasan muatan listrik.
Bila salah satu parameter ini meningkat, maka laju pelepasan material juga akan
meningkat. Kekasaran permukaan juga dipengaruhi oleh arus dan frekuensi, seperti
ditunjukkan dalam gambar 11. 6. Permukaan akhir yang paling baik dihasilkan dalam
EDM dengan pengoperasian pada frekuensi yang tinggi dan arus pelepasan muatan listrik
yang rendah.
Gambar 11.6 Penyelesaian permukaan dalam EDM sebagai fungsi arus pelepasan
muatan dan frekuensi pelepasan muatan
Karena perkakas memberikan penetrasi pada bendakerja, maka ini berarti telah terjadi
MODUL – X1 7
PROSES MANUFAKTUR 2
proses pemesinan lubang pada bendakerja diluar ukuran perkakas (perkakas tidak
menyentuh bendakerja). Jarak antara perkakas dengan bendakerja pada saat pemesinan
lubang terjadi disebut overcut. Overcut sebagai fungsi arus dan frekuensi ditunjukkan
dalam gambar 11.7.
Perlu dicatat bahwa temperatur bunga api yang tinggi tidak hanya menyebabkan
meleburnya bendakerja tetapi juga melebur perkakas, sehingga akan terjadi rongga kecil
pada permukaan yang berhadapan dengan rongga yang dihasilkan pada bendakerja.
Keausan perkakas biasanya diukur sebagai rasio antara material yang dilepaskan pada
bendakerja dengan material yang dilepaskan pada perkakas. Rasio ini berkisar antara 1,0
sampai 100 atau sedikit di atasnya, tergantung pada kombinasi material bendakerja
dengan material elektrode perkakas. Elektrode perkakas biasanya dibuat dari :
- grafit, -tembaga tungsten,
- tembaga, - perak tungsten, dan
- kuningan, - material yang lain.
Kekerasan dan kekuatan material bendakerja bukan merupakan faktor dalam EDM,
karena prosesnya tidak melalui persentuhan antara perkakas dengan bendakerja. Tetapi
titik lebur material bendakerja adalah merupakan sifat yang sangat penting, dan laju
pelepasan material dapat dihubungkan secara pendekatan dengan titik lebur, dengan
menggunakan rumus empiris sebagai berikut :
MRR = K I / Tm1,23
MODUL – X1 8
PROSES MANUFAKTUR 2
Contoh soal :
Suatu alloy memiliki titik lebur = 200oF akan dimesin dalam operasi EDM. Bila 8material
(MRR) ?
Pemotongan kabel pelepasan muatan listrik (EDWC), sering disebut EDM kabel,
adalah bentuk khusus pemesinan pelepasan muatan listrik yang menggunakan kabel
berdiameter kecil sebagai elektrode untuk memotong bendakerja, seperti ditunjukkan
dalam gambar 11.8. Proses pemotongan dalam EDM kabel dilakukan dengan energi
termal dari pelepasan muatan listrik antara kabel elektrode dan bendakerja. Kendali
numerik digunakan untuk mengendalikan gerakan bendakerja selama pemotongan. Pada
saat pemotongan, kabel secara kontinu digerakkan dari satu penggulung ke penggulung
yang lain agar elektrode ke bendakerja selalu dalam keadaan baru dengan diameter
konstan, sehingga celah pemotongan yang dihasilkan tetap sama selama proses
berlangsung. Seperti pada EDM, EDM kabel harus dilakukan dalam media dielektrik. Hal
ini dilakukan dengan nosel yang diarahkan pada antarmuka (interface) perkakas dan
bendakerja, atau dengan memendam bendakerja dalam bak dielektrik.
MODUL – X1 9
PROSES MANUFAKTUR 2
Diameter kabel berkisar dari 0,003 hingga 0,012 in. (0,076 hingga 0,30 mm), tergantung
pada lebar potongan yang diinginkan. Material yang digunakan untuk kabel adalah
kuningan, tembaga, tungsten, dan molibdenum. Fluida dielektrik yang digunakan adalah
air atau oli yang telah dideionisasi. Seperti pada EDM, pada EDM kabel juga terjadi
overcut yang membuat celah potong (kerf) lebih lebar daripada diameter kabel, seperti
ditunjukkan dalam gambar 11.9. Overcut ini berkisar dari 0,0008 hingga 0,002 in. (0,020
hingga 0,051 mm).
Gambar 11.9 Definisi dari kerf dan overcut dalam pemotongan kabel pelepasan muatan
listrik
Walupun EDWC mirip dengan operasi gergaji sabuk (bandsaw), tetapi ketelitiannya jauh
MODUL – X1 10
PROSES MANUFAKTUR 2
melebihi gergaji sabuk. Celah potong jauh lebih sempit, sudut dapat dibuat jauh lebih
tajam, dan gaya potong terhadap bendakerja adalah nol. Sebagai tambahan, kekerasan
dan ketangguhan material bendakerja tidak berpengaruh terhadap performansi. Yang
menjadi persyaratan hanyalah bahwa bendakerja harus memiliki sifat hantaran listrik.
MODUL – X1 11
PROSES MANUFAKTUR 2
MODUL – X1 12
PROSES MANUFAKTUR 2
- logam lunak,
- keramik,
- gelas dan epoksi gelas,
- plastik,
- karet,
- kain, dan
- kayu.
MODUL – X1 13