Anda di halaman 1dari 20

Proses Manufaktur : Pemesinan Non

Konvensional
PROSES MANUFAKTUR : PROSES PEMESINAN NON KONVENSIONAL

A.          Proses Energi Mekanik dalam Pemesinan Non Konvensional

Berdasarkan energi yang digunakan, proses pemesinan nonkonvensional


dapat dibagi kepada empat katagori yaitu : 
1. -      permesinan ultrasonik (ultrasonic machining, USM),
2. -      pemotongan pancaran air (water jet cutting, WJC),
3. -      pemotongan pancaran air abrasif (abrasive water jet cutting,
AWJC), dan
4. -      pemesinan pancaran abrasif (abrasive jet machining, AJM).

Jenis – Jenis Pemesinan Non Konvensional


Diantaranya :

B.          Permesinan ultrasonik (Ultra Sonic Machining)

Permesinan ultrasonik (Ultra Sonic Machining) adalah pemesinan


nonkonvensional yang menggunakan campuran air dengan partikel abrasif
(slurry), digerakkan dengan kecepatan tinggi ke suatu benda kerja, dengan
menggetarkan perkakas pada amplitudo yang rendah yaitu sekitar 0,003 in.
(0,076 mm) dan frekuensi tinggi mendekati 20.000 Hz.
Perkakas berisolasi dengan arah tegak lurus terhadap permukaan
benda kerja, dan partikel abrasif akan mengikis benda kerja
sedemikian rupa sehingga dihasilkan bentuk yang sesuai dengan bentuk
perkakas seperti ditunjukkan dalam gambar.1.
  

Gambar.1  Pemesinan ultrasonic

C.  Amplitudo Vibrasi Permesinan Non Konvesional

Amplitudo vibrasi harus diatur mendekati sama dengan ukuran butir


partikel, sedang celah antara perkakas dengan benda kerja harus diatur
sekitar dua kali ukuran butir partikel.

Gambar.2 menunjukkan hubungan antara osilasi frekuensi dan amplitudo


dengan kecepatan pembentukan gram (MRR) pada proses USM.
Gambar.2  Hubungan antara osilasi frekuensi dan amplitudo dengan
kecepatan pembentukan gram (MRR) pada proses USM

 D.  Pemotongan Pancaran air (Water Jet Cutting)

Pemotongan pancaran air (WJC); menggunakan aliran air halus


dengan tekanan dan kecepatan tinggi, yang diarahkan pada permukaan
bendakerja sehingga menyebab-kan bendakerja terpotong seperti
ditunjukkan dalam gambar.3. Proses pemotongan ini juga disebut
pemesinan hidrodinamik.
Gambar .3  Pemotongan pancaran air

Untuk mendapatkan aliran air yang halus digunakan pembukaan nosel


dengan diameter sekitar 0,004 sampai 0,016 in (0,1 sampai 0,4 mm). Agar
diperoleh aliran dengan energi yang cukup untuk pemotongan, digunakan
tekanan di atas 60.000 lb/in2 (400 Mpa), dan pancaran mencapai kecepatan
di atas 3000 ft/sec. (900m/s).

Cairan ditekan sesuai tingkat yang diinginkan dengan menggunakan pompa


hidraulik. Sebagai cairan pemotong biasanya digunakan larutan polimer
karena cendrung menghasilkan aliran yang lebih menyatu (coherent
stream). Aliran cairan dari nosel dapat diatur besarnya, untuk material yang
tipis pembukaan diatur lebih kecil agar dihasilkan pemotongan yang lebih
halus.

Parameter dalam proses WJC adalah :


-      jarak antara nosel dan permukaan bendakerja (standoff distance).
-      diameter pembukaan nosel, tekaNan air dan kecepatan potong.

Jarak antara pembukaan nosel dengan permukaan bendakerja harus diatur


sekecil mungkin untuk menghindari adanya percikan aliran cairan. Jarak
yang umum digunakan adalah 1/8 in (3,2 mm). Ukuran pembukaan nosel
berpengaruh terhadap ketelitian pemotongan, pembukaan kecil digunakan
untuk pemotongan halus pada material yang tipis, sedang untuk memotong
material yang lebih tebal dibutuhkan pancaran aliran dan tekanan yang lebih
besar pula. Kecepatan pemotongan yang sering digunakan dari 12 in./min (5
mm/s) sampai di atas 1200 in./min (500 mm/s). 

WJC sangat efektif digunakan untuk memotong alur yang sempit dalam


bendakerja datar seperti plastik, tekstil, komposit, ubin, karpet, dan kulit. 

E.   Pemotongan Pancaran Air Abrasif (Abrassive Water Jet Cutting)

Pemotongan pancaran air abrasif (AWJC); bila WJC digunakan untuk


pemotongan  bendakerja logam, maka biasanya harus ditambahkan partikel
abrasif kedalam aliran pancaran. Partikel abrasif yang sering digunakan
adalah oksida aluminium, dioksida silikon, dan garnet (mineral silikat).
Partikel abrasif yang ditambahkan kedalam aliran air sekitar 0,5 lb/min
(0,23 kg/min) setelah keluar dari nosel.
Parameter dalam proses AWJC sama dengan pada proses WJC, yaitu :
-      diameter pembukaan nosel, tekanan air, dan jarak antara pembukaan nosel
dan permukaan bendakerja.

Diameter pembukaan nosel berkisar antara 0,010 in. (0,25 mm) sampai
0,025 in. (0,63 mm), sedikit lebih besar daripada WJC.  Tekanan air yang
digunakan hampir sama seperti WJC, sedang jarak antara pembukaan nosel
dengan permukaan bendakerja sedikit lebih kecil, untuk meminimalkan
dampak dari percikan cairan pemotong, yang sekarang mengandung partikel
abrasif. Jarak tersebut sekitar seperempat dan setengah dari jarak yang
biasa dipakai pada WJC.

F.   Pemesinan Pancaran Abrasif (Abrassive  Jet  Machine)

Pemesinan Pancaran Abrasif (AJM); adalah proses pelepasan material


yang menggunakan aliran gas kecepatan tinggi yang mengandung partikel-
pertikel abrasif kecil seperti ditunjukkan dalam gambar 4. Disini digunakan
gas kering dengan tekanan 25 sampai 200 lb/in 2 (0,2 sampai 1,4 MPa)
dialirkan melalui lubang nosel dengan diameter 0,003 sampai 0,040 in.
(0,075 sampai 1,0 mm) pada kecepatan 500 sampai 1000 ft/min (2,5
sampai 5,0 m/s). Gas yang digunakan adalah udara kering, nitrogin,
dioksida karbon, dan helium.

Untuk mengarahkan nosel pada bendakerja biasanya dilakukan secara


manual oleh seorang operator. Jarak antara ujung nosel dengan permukaan
bendakerja sekitar 1/8 in. sampai beberapa in. Tempat kerja harus
disiapkan dengan ventilasi yang cukup memadai untuk operator.
Gambar .4  Pemesinan pancaran abrasive

AJM pada umumnya digunakan untuk proses penyelesaian seperti


pemangkasan, pembersihan, pemolesan, dan sebagainya. Pemotongan
dapat dilakukan untuk material yang keras dan getas ( sebagai contoh gelas,
silikon, mika, dan keramik) yang berbentuk rata dan tipis. Abrasif yang
sering digunakan adalah oksida aluminium (untuk aluminium dan kuningan),
karbida silikon (untuk baja tahan karat dan keramik), dan butir gelas (untuk
pemolesan). Ukuran diameter butir sangat halus, berkisar antara 15 sampai
40 mm, dan untuk dapat digunakan ukuran tersebut harus seragam.

G.  Proses Energi Ternal Pemesinan Non Konvensional

Karakteristik proses pelepasan material dengan menggunakan energi


termal ditandai dengan pemakaian temperatur lokal yang sangat tinggi,
cukup panas untuk melepaskan material dengan peleburan atau penguapan.

Proses Pelepasan Muatan Listrik (Electric Discharge Processes) adalah


proses pelepasan logam dengan menggunakan pelepasan muatan listrik
yang mengakibatkan terjadinya temperatur lokal cukup tinggi untuk melebur
atau menguapkan logam. Dua proses utama yang termasuk dalam katagori
ini adalah :
-      pemesinan pelepasan muatan listrik (electric discharge machining, EDM),
dan
-      pemotongan kabel pelepasan muatan listrik (electric discharge wire cutting,
EDWC).

H.   Pemesinan Pelepasan Muata Listrik ( Electrical Discharge


Machining)

Pemesinan pelepasan muatan listrik (EDM), seperti ditunjukkan dalam


gambar.5 termasuk proses nontradisional yang paling banyak digunakan.
Bentuk permukaan akhir bendakerja dihasilkan oleh elektrode pembentuk.
Pelepasan muatan listrik terjadi pada celah antara elektrode dan permukaan
bendakerja.

Proses EDM harus dilakukan dalam suatu media fluida dielektrik, yang


merupakan penghantar untuk setiap pelepasan muatan listrik (discharge)
karena fluida akan menjadi terionisasi di dalam celah. Pelepasan muatan
listrik dihasilkan oleh catu daya listrik arus searah yang dihubungkan dengan
bendakerja dan elektrode.
Gambar .5  Pemesinan pelepasan muatan listrik

Gambar .5(b) menunjukkan celah antara elektrode perkakas dan benda


kerja. Pelepasan muatan listrik terjadi pada dua permukaan yang terdekat.
Ionisasi fluida dielektrik pada lokasi tersebut merupakan penghantar untuk
pelepasan muatan. Pada daerah tempat terjadinya pelepasan muatan listrik
tersebut akan timbul panas dengan temperatur sangat tinggi sehingga
bagian kecil permukaan bendakerja secara tiba-tiba menjadi lebur dan
terlepas.

Aliran fluida kemudian membersihkan partikel kecil (serpihan) tersebut.


Melepasnya bagian kecil dari permukaan bendakerja menyebabkan jarak
dari elektrode perkakas menjadi lebih jauh, sehingga bagian lain yang lebih
dekat akan mengalami proses yang sama dengan sebelumnya. Demikian
seterusnya sampai semua daerah mengalami pengurangan yang sama.
Walupun pelepasan muatan listrik secara individual melepaskan bagian demi
bagian dari bendakerja, tetapi hal ini terjadi ratusan bahkan ribuan kali per
detik sehingga pengikisan secara bertahap akan terjadi pada semua bagian
permukaan dalam daerah celah tersebut.

Dua variabel proses utama dalam EDM adalah :


-     arus, danfrekuensi pelepasan muatan listrik.

Bila salah satu parameter ini meningkat, maka laju pelepasan material juga
akan meningkat. Kekasaran permukaan juga dipengaruhi oleh arus dan
frekuensi, seperti ditunjukkan dalam gambar . 6. Permukaan akhir yang
paling baik dihasilkan dalam EDM dengan pengoperasian pada frekuensi
yang tinggi dan arus pelepasan muatan listrik yang rendah.
Gambar .6  Penyelesaian permukaan dalam EDM sebagai fungsi arus
pelepasan muatan dan frekuensi pelepasan muatan

I.   Overcut dalam Pemesinan Non Konvensional

Karena perkakas memberikan penetrasi pada benda kerja, maka ini berarti


telah terjadi proses pemesinan lubang pada benda kerja diluar ukuran
perkakas (perkakas tidak menyentuh bendakerja). Jarak antara perkakas
dengan benda kerja pada saat pemesinan lubang
terjadi disebut overcut. Overcut sebagai fungsi arus dan frekuensi
ditunjukkan dalam gambar.7.
Gambar.7  Overcut sebagai fungsi arus dan frekuensi

Perlu dicatat bahwa temperatur bunga api yang tinggi tidak hanya
menyebabkan meleburnya bendakerja tetapi juga melebur perkakas,
sehingga akan terjadi rongga kecil pada permukaan yang berhadapan
dengan rongga yang dihasilkan pada bendakerja. Keausan perkakas
biasanya diukur sebagai rasio antara material yang dilepaskan pada
bendakerja dengan material yang dilepaskan pada perkakas. Rasio ini
berkisar antara 1,0 sampai 100 atau sedikit di atasnya, tergantung pada
kombinasi material bendakerja dengan material elektrode perkakas.
Elektrode perkakas biasanya dibuat dari :

1. -      grafit,        -       tembaga tungsten,


2. -      tembaga,   -       perak tungsten, dan
3. -      kuningan,   -       material yang lain.
Kekerasan dan kekuatan material bendakerja bukan merupakan faktor
dalam EDM, karena prosesnya tidak melalui persentuhan antara perkakas
dengan bendakerja. Tetapi titik lebur material bendakerja adalah merupakan
sifat yang sangat penting, dan laju pelepasan material dapat dihubungkan
secara pendekatan dengan titik lebur, dengan menggunakan rumus empiris
sebagai berikut :

        MRR (Material Release Rate)  =      K I / Tm1,23  

Dimana :    MRR (Material Release Rate) = laju pelepasan material, in. 3/min


(cm3/min);
             K = konstante personalitas
                = 5,08 dalam satuan US, atau = 39,86 dalam satuan SI
              I = arus pelepasan muatan (discharge current), Amper,
             Tm        = temperatur lebur bendakerja, oF, (oC).

Contoh soal (Material Release Rate) laju pelepasan material :


Suatu alloy memiliki titik lebur = 200oF akan dimesin dalam operasi EDM.
Bila material (MRR) ?

Jawab :              MRR = 5,08 (25)/20001,23 = 0,11 in.3/min.

J.    Pemotongan kabel pelepasan muatan listrik (Cutting cable


electrostatic discharge)

Pemotongan kabel pelepasan muatan listrik, sering disebut EDM kabel,


adalah bentuk khusus pemesinan pelepasan muatan listrik yang
menggunakan kabel berdiameter kecil sebagai elektrode untuk memotong
bendakerja, seperti ditunjukkan dalam gambar.8.

Proses pemotongan dalam EDM kabel dilakukan dengan energi termal dari


pelepasan muatan listrik antara kabel elektrode dan bendakerja. Kendali
numerik digunakan untuk mengendalikan gerakan bendakerja selama
pemotongan.

 Pada saat pemotongan, kabel secara kontinu digerakkan dari satu


penggulung ke penggulung yang lain agar elektrode ke bendakerja selalu
dalam keadaan baru dengan diameter konstan, sehingga celah pemotongan
yang dihasilkan tetap sama selama proses berlangsung. Seperti
pada EDM, EDM kabel harus dilakukan dalam media dielektrik. Hal ini
dilakukan dengan nosel yang diarahkan pada antarmuka (interface)
perkakas dan bendakerja, atau dengan memendam bendakerja dalam bak
dielektrik.
Gambar.8  Pemotongan kabel pelepasan muatan listrik

Diameter kabel berkisar dari 0,003 hingga 0,012 in. (0,076 hingga 0,30
mm), tergantung pada lebar potongan yang diinginkan. Material yang
digunakan untuk kabel adalah kuningan, tembaga, tungsten, dan
molibdenum. Fluida dielektrik yang digunakan adalah air atau oli yang telah
dideionisasi. Seperti pada EDM, pada EDM kabel juga terjadi overcut yang
membuat celah potong (kerf) lebih lebar daripada diameter kabel, seperti
ditunjukkan dalam gambar 9. Overcut ini berkisar dari 0,0008 hingga 0,002
in. (0,020 hingga 0,051 mm).
Gambar .9  Definisi dari kerf dan overcut dalam pemotongan kabel
pelepasan muatan listrik

Walupun EDWC mirip dengan operasi gergaji sabuk (bandsaw), tetapi


ketelitiannya jauh melebihi gergaji sabuk. Celah potong jauh lebih sempit,
sudut dapat dibuat jauh lebih tajam, dan gaya potong terhadap bendakerja
adalah nol. Sebagai tambahan, kekerasan dan ketangguhan material
bendakerja tidak berpengaruh terhadap performansi. Yang menjadi
persyaratan hanyalah bahwa bendakerja harus memiliki sifat hantaran
listrik.

K.  Pemesinan Berkas Laser


Laser digunakan untuk berbagai jenis operasi dalam industri, termasuk
perlakuan panas (heat treatment), pengelasan, dan pengukuran, serta
penggoresan (scribing), pemotongan, dan penggurdian. Istilah laser
merupakan singkatan dari light amplification of stimulated emission of
radiation. Laser adalah suatu transduser optik yang mengkonversikan energi
listrik menjadi berkas sinar yang menyatu. Berkas sinar laser memiliki
beberapa sifat berbeda dari sinar yang lain, yaitu :
-      hanya memiliki satu panjang gelombang (monokromatik), dan
-      memiliki berkas sinar sejajar (hampir sempurna).

Sifat-sifat ini memungkinkan sinar laser dapat difokuskan


menggunakan lensa optik konvensional, menjadi titik terpusat sehingga
memiliki densitas daya yang tinggi. Tergantung pada jumlah energi yang
terkandung dalam berkas sinar dan tingkat konsentrasi sinar kesuatu titik,
berbagai proses industri dapat dilakukan.
Pemesinan berkas laser (laser beam machining, LBM), seperti
ditunjukkan dalam gambar.10 adalah proses pemesinan menggunakan
energi sinar laser untuk melepaskan material bendakerja dengan
menguapkan dan membakar.
Gambar.10  Pemesinan berkas laser

Pemesinan berkas laser digunakan dalam berbagai jenis penggurdian,


pembelahan, pembuatan alur, penggoresan, dan operasi penandaan.
Penggurdian diameter lubang kecil dapat dilakukan di bawah 0,001 in.
(0,025 mm). Untuk lubang yang lebih besar, diameter di atas 0,020 in.
(0,50 mm), dilakukan dengan mengendalikan berkas laser memotong garis
luar dari lubang. LBM tidak digunakan untuk proses produksi massal, dan
pada umumnya digunakan untuk bendakerja yang tipis. Material kerja yang
dapat dikerjakan dengan LBM sebenarnya tidak terbatas. Sifat material yang
ideal untuk dikerjakan dengan LBM adalah material yang memiliki :
1. -      daya absorbsi energi sinar tinggi,
2. -      reflektivitas (daya pantul sinar) rendah,
3. -      konduktivitas termal baik,
4. -      panas lebur rendah,
5. -      panas penguapan rendah.
6. Material bendakerja yang dapat dikerjakan dengan LBM adalah :
7. -      logam dengan kekerasan dan kekuatan yang tinggi,
8. -      logam lunak,
9. -      keramik,
10. -      gelas dan epoksi gelas,
11. -      plastik,
12. -      karet,
13. -      kain, dan
14. -      kayu.    

Anda mungkin juga menyukai