Anda di halaman 1dari 3

IBU

Karya Mosthofa Bisri

Ibu…//
Kaulah gua teduh,/
tempatku bertapa bersamamu / sekian lama//
Kaulah kawah,/
darimana aku meluncur dengan perkasa//
Kaulah bumi/
yang tergelar lembut bagiku/ 
melepas lelah dan nestapa//

Gunung/ yang menjaga mimpiku, /


siang dan malam//
Mata air/ yang tak brenti mengalir,/
membasahi dahagaku//
Telaga tempatku bermain/
berenang dan menyelam//

Kaulah,/ ibu,//
laut dan langit/
yang menjaga lurus horisonku//
Kaulah,/ ibu,//
mentari dan rembulan/
yang mengawal perjalananku//

mencari jejak sorga,/


di telapak kakimu//

Tuhan…,/
aku bersaksi,/
ibuku telah melaksanakan amanat-Mu,/
menyampaikan kasih sayangMu//
maka kasihilah ibuku/
seperti Kau mengasihi kekasih-kekasihMu//
Amin.//
Puisi Selamat Pagi Indonesia
(Karya Sapardi Djoko Damono)

selamat pagi, Indonesia,


seekor burung mungil mengangguk
dan menyanyi kecil buatmu.

aku pun sudah selesai, tinggal mengenakan sepatu,


dan kemudian pergi untuk mewujudkan setiaku padamu
dalam kerja yang sederhana;

bibirku tak biasa mengucapkan kata – kata yang sukar


dan tanganku terlalu kurus untuk mengacu terkepal.

selalu kujumpai kau di wajah anak-anak sekolah,


di mata para perempuan yang sabar,
di telapak tangan yang membatu para pekerja jalanan;

kami telah bersahabat dengan kenyataan


untuk diam-diam mencintaimu.

pada suatu hari tentu kukerjakan sesuatu


agar tak sia-sia kau melahirkanku.

seekor ayam jantan menegak,


dan menjeritkan salam padamu,
kubayangkan sehelai bendera berkibar di sayapnya.

aku pun pergi bekerja,


menaklukan kejemuan,
merubuhkan kesangsian,
dan menyusun batu-demi batu ketabahan,
benteng kemerdekaanmu pada setiap matahari terbit,

o anak jaman yang megah,


biarkan aku memandang ke Timur, untuk mengenangmu

wajah-wajah yang penuh anak-anak sekolah berkilat,


para perempuan menyalakan api,
dan di telapak tangan para lelaki yang tabah
telah hancur kristal-kristal dusta, khianat dan pura-pura.

Selamat pagi, Indonesia,


seekor burung kecil memberi salam kepada si anak kecil;
terasa benar : aku tak lain milikmu
Baju Bulan – Puisi Joko Pinurbo
Karya: Joko Pinurbo
Posted in Joko Pinurbo, normantis.com, Penyair, Puisi Kehidupan, Puisi Renungan // 2
Comments

BAJU BULAN
Karya: Joko Pinurbo

Bulan, aku mau lebaran.

Aku ingin baju baru.

Tapi tak punya uang.

Ibuku entah dimana sekarang.

Sedangkan ayahku hanya bisa kubayangkan.

Bolehkah, bulan, ku pinjam bajumu barang semalam?

Bulan terharu: kok masih ada yang membutuhkan

bajunya yang kuno di antara begitu banyak warna-warni baju buatan.

Bulan mencopot bajunya yang keperakan

Mengenakannya pada gadis kecil yang sering ia lihat menangis di persimpangan


jalan.

Bulan sendiri, rela telanjang di langit

Atap paling rindang bagi yang tak berumah dan tak bisa pulang.

Anda mungkin juga menyukai