Salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan
adalah stakeholders. Begitu pula dalam bidang usaha penyedia kebutuhan dan
perawatan hewan peliharaan di Indonesia yang sangat lekat dengan komunitas-
komunitas hewan peliharaan. Pet Kingdom Indonesia menyadari bahwa
komunitas anjing di Indonesia merupakan salah satu stakeholders yang
berperan sangat penting bagi mereka. Kelangsungan hidup perusahaan
tergantung pada stakeholders, dan dukungan tersebut harus dicari, sehingga
aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Semakin
powerfull stakeholders, semakin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi.
Pengungkapan sosial dianggap sebagai media komunikasi antara perusahaan
dengan stakeholdernya (Gray et al, 1994) dalam (Asmara, 2016).
Pet Kingdom memilih kegiatan CSR sebagai salah satu bentuk dari
penerapan strategi komunikasi untuk menjaga citra dan reputasi baik mereka
kepada stakeholders. Hal ini dirasa tepat karena komunitas anjing di Indonesia
sangatlah besar dan memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi terhadap hewan,
bukan hanya hewan peliharaan namun juga terhadap hewan-hewan terlantar
yang berada di shelter. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah
konsep dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dan lingkungan
dalam operasi bisnis dan di dalam interaksi dengan para pemangku kepentingan
secara sukarela yang mengarah pada keberhasilan bisnis yang berkelanjutan
(Totok Mardikanto, 2018:92). Maka dari itu, kegiatan
Persaingan yang ketat ini pun juga dialami oleh bisnis di bidang
penyedia kebutuhan dan perawatan hewan peliharaan di Indonesia. Pelaku
usaha di bidang penyedia jasa dan produk hewan peliharaan ini saling bersaing
secara sangat kompetitif dalam memberikan yang terbaik untuk pelanggan
mereka baik dari segi pelayanan yang baik, produk yang ditawarkan, maupun
inovasi-inovasi terbaru yang dicocokkan kepada target marketnya.
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
-PR menunjukan,
telah akan
melakukan memberikan
baik melalui
kinerja yang
baik dari
-Dalam
perusahaan dan
pelaksanaan
proses
program CSR
perencanaan
oleh PR
komunikasi
perusahaan,
perusahaan oleh
ditemui banyak
PR melalui
hambatan, baik
CSR
dari internal dan
eksternal, dan
hambatan yang
ditemui pada
program CSR
ini dijadikan
bahan evaluasi
untuk program
CSR
selanjutnya.
Teori ini dikemukakan oleh W. Barnett dan Vernon Cronen. Teori ini
merupakan jenis teori komunikasi Interpersonal. Mereka menyatakan
bahwa “quality of our personal lives and of our social worlds is directly
related to the quality of communication in which we engage. Asumsi ini
dikembangkan berdasarkan pandangan mereka yang menganggap bahwa
percakapan adalah basic material yang membentuk dunia sosial. Teori mereka,
yaitu coordinated management of meaning, didasarkan pada pernyataan
bahwa persons-in-conversations co-construct their own social realities and are
simultaneously shaped by the worlds they create. Pearce dan Cronen
menghadirkan CMM sebagai sebuah teori praktis yang ditujukan untuk
membuat kehidupan menjadi lebih baik
Fondasi dari reputasi yang kuat dapat tercapai saat identitas beriringan
dengan gambaran perusahaan. Fombrun menyatakan bahwa di dalam
perusahaan yang menjunjung reputasi, para manajer perusahaan berusaha keras
untuk membangun, menjaga, dan mempertahankan reputasi tersebut dengan (1)
membentuk identitas yang unik dan (2) memproyeksikan gambaran perusahaan
yang konsisten kepada publik (dalam Argenti, 2009:83).
Dari kelima pilar itu menunjukan bahwa CSR jauh lebih luas
cakupannya dibandingkan dengan community development. Perbedaan paling
mendasar terlihat dari ruang lingkup CSR yang meliputi 3BL dan berlangsung
secara sustainable. Monitoring serta evaluasi program sangatlah dibutuhkan
agar kegiatan tepat sasaran, bahkan laporan (reporting) sebagai cerminan out
put dijadikan sebagai feedback. (Azheri, 2011:29).
1. Cause Promotions
Dalam cause promotions ini perusahaan berusaha untuk meningkatkan
awareness masyarakat mengenai suatu issue tertentu, dimana issue ini tidak
harus berhubungan atau berkaitan dengan lini bisnis perusahaan, dan kemudian
perusahaan mengajak masyarakat untuk menyumbangkan waktu, dana atau
benda mereka untuk membantu mengatasi atau mencegah permasalahan
tersebut. Dalam cause promotions ini, perusahaan bisa melaksanakan
programnya secara sendiri ataupun bekerjasama dengan lembaga lain, misalnya
: non government organization.
Cause Promotions dapat dilakukan dalam bentuk :
2. Cause-Related Marketing
Dalam cause related marketing, perusahaan akan mengajak masyarakat untuk
membeli atau menggunakan produk nya, baik itu barang atau jasa, dimana
sebagian dari keuntungan yang didapat perusahaan akan didonasikan untuk
membantu mengatasi atau mencegah masalah tertentu.
Cause related marketing dapat berupa :
Setiap barang yang terjual, maka sekian persen akan didonasikan.
Setiap pembukaan rekening atau account baru, maka beberapa rupiah akan
didonasikan.
4. Corporate Philanthrophy
Corporate philanthropy mungkin merupakan bentuk Corporate Social
Responsibility yang paling tua. Corporate philanthrophy ini dilakukan oleh
perusahaan dengan memberikan kontribusi/sumbangan secara langsung dalam
bentuk dana, jasa atau alat kepada pihak yang membutuhkan baik itu lembaga,
perorangan ataupun kelompok tertentu.
Corporate philanthropy dapat dilakukan dengan menyumbangkan :
Menyumbangkan uang secara langsung, misalnya: memberikan beasiswa
kepada anak-anak yang tidak mampu,dll.
Memberikan barang/produk, misalnya: memberikan bantuan peralatan tulis
untuk anak-anak yang belajar di sekolah-sekolah terbuka, dll.
Memberikan jasa, misalnya: memberikan bantuan imunisasi kepada anak-anak
di daerah terpencil,dll.
Memberi ijin untuk menggunakan fasilitas atau jalur distribusi yang dimiliki
oleh perusahaan, misalnya: sebuah hotel menyediakan satu ruangan khusus
untuk menjadi showroom bagi produk-produk kerajinan tangan rakyat
setempat.
5. Corporate Volunteering
Community Volunteering adalah bentuk Corporate Social Responsibility di
mana perusahaan mendorong atau mengajak karyawannya ikut terlibat dalam
program Corporate Social Responsibility yang sedang dijalankan dengan jalan
mengkontribusikan waktu dan tenaganya.
Beberapa bentuk community volunteering, yaitu :
Perusahaan mengorganisir karyawannya untuk ikut berpartisipasi dalam
program Corporate Social Responsibility yang sedang dijalankan oleh
perusahaan, misalnya sebagai staff pengajar, dll.
Perusahaan memberikan dukungan dan informasi kepada karyawannya untuk
ikut serta dalam program-program Corporate Social Responsibility yang
sedang dijalankan oleh lembaga-lembaga lain, dimana program-program
Corporate Social Responsibility tersebut disesuaikan dengan bakat dan minat
karyawan.
Memberikan kesempatan (waktu) bagi karyawan untuk mengikuti kegiatan
Corporate Social Responsibility pada jam kerja, dimana karyawan tersebut
tetap mendapatkan gajinya.
Memberikan bantuan dana ke tempat-tempat dimana karyawan terlibat dalam
program Corporate Social Responsibility nya. Banyaknya dana yang
disumbangkan tergantung pada banyaknya jam yang dihabiskan karyawan
untuk mengikuti program Corporate Social Responsibility di tempat tersebut.
Socially Responsible Bussiness Dalam Socially responsible business,
perusahaan melakukan perubahan terhadap salah satu atau keseluruhan sistem
kerja nya agar dapat mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan dan
masyarakat.
PUBLIC
RELATIONS
STRATEGI
CSR
PUBLIKASI
CITRA DAN
REPUTASI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Studi kasus terbagi dalam tiga pandangan ahli yang berbeda: Yin,
Stake, dan Merriam. Ada dua jenis studi kasus yang tergolong ke dalam
paradigma constructivists, yaitu studi kasus yang dikemukakan Stake dan studi
kasus yang dikemukakan oleh Merriam (Yazan, 2015, h. 148). Tetapi untuk
membedah program CSR #AkuBaca, peneliti menggunakan studi kasus yang
dikemukakan oleh Merriam. Karakteristik dari studi kasus Merriam adalah
fokus dalam sebuah program atau kegiatan, mendeskripsikan secara
menyeluruh sebuah fenomena yang sedang dipelajari, dan memperjelas
pemahaman sebuah fenomena kepada pembacanya (Yazan, 2015, h. 139).
Karakteristik ini sesuai dengan tujuan peneliti dalam melaksanakan penelitian
program CSR makna program CSR Project 24 : Aqua Water Tower Starbucks
Indonesia.
Menurut Sarwono (2012, h. 37), data primer adalah data yang berasal
dari sumber asli. Dalam mendapatkan data primer ini, peneliti menggunakan
teknik wawancara mendalam. Wawancara mendalam sendiri merupakan
sebuah bentuk komunikasi dua arah yang dilakukan dua pihak di mana satu
pihak ingin mendapatkan informasi dari pihak lainnya dengan mengajukan
pertanyaan (Mulyana, 2013, h. 180). Peneliti menjadi pihak yang mengajukan
pertanyaan kepada informan- informan pilihan untuk mendapatkan data yang
mendukung dalam penelitian ini.
1. Reduksi Data
2. Data Display
3. Penarikan/Verifikasi Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
Buku referensi :
Freeman, R. E., J.S. Harrison, dkk. 2010. Stakeholder Theory: The State
of the art. New York: Cambridge University Press.
Jurnal referensi