Anda di halaman 1dari 3

MATERI DIVISI PHOTOGRAPHY

PENGERTIAN FOTOGRAFI
Fotografi (dari bahasa Inggris : photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu
"phos": cahaya dan "graphien": melukis/menulis) adalah proses melukis/menulis
dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses
atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam
pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya.

SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA

Sejarah fotografi di Indonesia dimulai tahun 1841 ketika seorang pegawai


kesehatan Belanda bernama Juriaan Munich mendapat perintah dari Kementrian
Kolonial untuk berlayar ke Batavia.24 Pada zaman itu fotografi digunakan untuk
menggambarkan kondisi wilayah jajahannya dan melengkapi data secara visual, baik
dari segi manusia, geografisnya serta kondisi alam yang ada di Indonesia guna
memberikan informasi
tersebut.

Saat itulah kamera menjadi bagian dari teknologi modern pemerintah Belanda
yang digunakan untuk menjalankan kekuasaannya. Menguasai dan mengontrol tanah
jajahan dalam teknologi komunikasi dan transportasi. Sehingga tidak mengherankan
jika dalam kurun waktu 100 tahun keberadaan fotografi di Indonesia (1841 – 1941)
perkembangannya sangat lambat, karena penguasaan alat ini (kamera) ada di tangan
bangsa Eropa, Cina dan Jepang.

Sampai kemudian kita kenal sebuah nama Kassian Chephas, putra jawa
kelahiran 15 Februari 1844. Sejak kecil tak jelas siapa orang tuanya, sehingga kassian
diangkat anak oleh pasangan Belanda yang bermukim di Yogyakarta. Setelah itu, nama
Kassian Chephas mulai terlacak dengan karya fotografi tertuanya buatan tahun 1875.
Saat itu Kassian Chephas diketahui bekerja sebagai juru potret keraton atau
Kasultanan Yogyakarta.
SEGITIGA EXPOSURE

1. Apeture
Aperture atau diafragma adalah mengatur seberapa besar iris lensa terbuka
hingga film/sensor terpapar cahaya.Membuka aperture lebar sama ketika Anda
membuka jendela rumah terbuka lebar, dan berdampak pada seberapa banyak
cahaya yang masuk kedalam rumah.
Aperture diukur dengan f-stop (f/1.2, f/1.8 f/2.8) dan perlu di ingat semakin kecil
angka f-stop menunjukkan semakin besar bukaan lensa.Sebagai contoh bukaan
aperture f/1.2 lebih lebar dibanding bukaan aperture f/1.4.
Semakin kecil f-number akan berdampak pada area fokus semakin sempit disebut
Depth of field atau bahasa trend disebut foto bokeh.

2. Shutter Speed
Shutter Speed adalah mengatur durasi jeda  jendela sensor terbuka ketika
menerima paparan cahaya kemudian menutup kembali. Semakin lama Shutter
Speed terbuka, maka semakin banyak intesnitas cahaya masuk ke dalam
film/sensor, sehingga akan menghasilkan foto lebih terang.
Shutter Speed diukur dengan satuan “S” (second)/detik dan dinyatakan dalam
1/250s, 1/125s, 1/60s, 1/15s, 1/8s, 1/4s, 1/2s. Shutter 1/250s menunjukkan semakin
cepat jendela sensor membuka lalu menutup kembali, sedangkan 1/2s semakin
lama jendela shutter menerima paparan cahaya.
Ketika Anda mengambil foto air terjun dengan nilai shutter speed tinggi, misal
1/125s pada Aperture f/2.8, maka air terjun yang Anda foto akan terlihat seolah
beku.hal ini terjadi karena jendela sensor hanya membutuhkan waktu 0,125 second
untuk menangkap gambar objek bergerak seperti pada foto.

Foto beku tersebut sebagai dampak dari shutter yang ditingkatkan. Sedangkan
Long Exposure adalah dampak dari shutter speed rendah. Efek yang timbul adalah
gambar foto blur/bayangan akibat kamera menangkap foto membutuhkan waktu
beberapa detik

3. Iso
Iso adalah mengatur tingkat sensifitas sensor kamera terhadap cahaya.
Semakin rendah nilai ISO maka hasil foto akan semakin gelap, sebaliknya nilai
ISO semakin tinggi maka semakin terang foto yang dihasilkan. Ukuran ISO
adalah ISO 100, ISO 200, ISO 400, ISO 800 dan kelipatan tergantung spesifikasi
kamera. Semakin banyak cahaya disekitar tersedia maka perlu menurunkan nilai
ISO, sebaliknya semakin minim cahaya/gelap maka perlu menaikkan nilai ISO.
Uniknya menaikkan nilai ISO mempengaruhi kecepatan shutter speed lebih
cepat tanpa merubah aperture. Misalkan Anda naikkan ISO dari ISO 100 ke ISO
200 maka akan menaikkan shutter dari shutter 1/125s ke 1/250s, lalu coba
naikkan menjadi ISO 400 maka akan menaikkan exposure sebesar 1 Stop,
menjadi shutter 1/500s.

Anda mungkin juga menyukai