Anda di halaman 1dari 8

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TERHADAP JASA PENDIDIKAN: UPAYA

MENDUKUNG PEMERATAAN PENDIDIKAN


Lola Inganta Saragih1),
Padhilah Dikri2),
Kuat Sidik Wahyono3),
Suparna Wijaya4)
1,2,3)
Prodi IV Manajemen Keuangan Negara, Politeknik Keuangan Negara STAN
4)
Politeknik Keuangan Negara STAN

Alamat Korespondensi: lola.saragih@kemenkeu.go.id

INFORMASI ARTIKEL
Diterima Pertama ABSTRAK
[01 12 2022] This study attempts to examine the impact of changes to the
taxation scheme for VAT on educational services. Education
Dinyatakan Diterima services which were originally excluded from VAT objects
[23 12 2022] resulted in quite large tax expenditures but their
implementation has not been on target. The HPP Law
KATA KUNCI: changed the taxable service exemption scheme to provide
Jasa Pendidikan, Pajak, Pemerataan VAT facilities in the form of exemption or not being collected.
Research using descriptive qualitative method. To ensure
KLASIFIKASI JEL: that the provision of these facilities is right on target, the
H24 government needs to determine a certain classification for
the provision of educational services with a regulation the
preparation of which is coordinated with the relevant
technical ministries. This research is expected to be a
reference for stakeholders in formulating policies in order to
realize the principles of justice and equity in education and
optimize government revenues.

Penelitian ini berusaha mengkaji dampak dari perubahan


skema pemajakan atas PPN Jasa Pendidikan. Jasa pendidikan
yang semula dikecualikan dari objek PPN menimbulkan
belanja perpajakan yang cukup besar namun
implementasinya belum tepat sasaran. UU HPP mengubah
skema pengecualian jasa kena pajak menjadi pemberian
fasilitas PPN berupa pembebasan atau tidak dipungut.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif
deskriptif. Untuk memastikan pemberian fasilitas ini tepat
sasaran, pemerintah perlu menetapkan klasifikasi tertentu
atas penyelenggaraan jasa pendidikan dengan suatu aturan
yang penyusunannya dikoordinasikan dengan kementerian
teknis terkait. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan
bagi pemangku kepentingan dalam perumusan kebijakan
demi terwujudnya asas keadilan dan pemerataan
pendidikan serta optimalisasi penerimaan negara.

Halaman 674
Jurnal Pajak Indonesia Vol.6, No.2S, (2022), Hal.674-680
Pajak Pertambahan Nilai Terhadap Jasa Pendidikan: Halaman 675
Upaya Mendukung Pemerataan Pendidikan
Saragih, L.I, Dikri, P., Wahyono, K.S., Wijaya, S.

1. PENDAHULUAN klaster PPN UU HPP. Langkah ini ternyata menuai pro


dan kontra dari masyarakat. Menurut penelitian yang
Pendidikan merupakan hak setiap warga negara
dilakukan oleh Nursiyono & Chotimah (2021),
Indonesia yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar
setidaknya terdapat 5 jenis klasifikasi reaksi yang
1945 (Nadziroh et al., 2018). Pasal 31 UUD 1945
muncul dari penghapusan jasa pendidikan dari jasa
mengamanatkan bahwa pemerintah wajib
tidak kena PPN. Penelitian yang menggunakan data
mengalokasikan anggaran pendidikan minimal 20%
dari Twitter sebagai data sekunder ini menyatakan
dari APBN dan APBD untuk menyelenggarakan satu
reaksi warga net atas penghapusan tersebut terbagi
sistem pendidikan nasional dalam rangka mewujudkan
menjadi joy (kegembiraan), anger (kemarahan), fear
pembangunan sumber daya manusia di Indonesia
(ketakutan), sadness (kesedihan), dan surprise
(Inkiriwang et al., 2020). Pembangunan SDM ini
(mengejutkan). Dari kelima jenis emosi yang
membutuhkan sinergi semua elemen negara, termasuk
ditunjukkan dari kata-kata yang muncul dari cuitan
dukungan dari Direktorat Jenderal Pajak khususnya
warga net, emosi yang paling sering muncul adalah
terkait kebijakan-kebijakan di bidang perpajakan yang
kemarahan (angry), hal ini menunjukkan bahwa
mendukung dunia pendidikan (Rachmany, 2021).
mayoritas warga net merasa marah atas penghapusan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
jasa pendidikan dari jasa tidak kena PPN.
1983 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 42
Penelitian ini berupaya melakukan kajian atas
Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
perubahan skema pemajakan PPN atas Jasa Pendidikan
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM),
meliputi urgensi perubahan skema pemajakan Jasa
penyerahan (transaksi) jasa pendidikan termasuk
Pendidikan, jenis-jenis jasa pendidikan yang
dalam jasa yang dikecualikan dari pengenaan PPN. Hal
mendapatkan fasilitas PPN, dan membandingkan
ini merupakan salah satu bentuk dukungan pemerintah
dengan skema pemajakan atas jasa pendidikan di
pada industri jasa pendidikan dengan membebaskan
negara-negara lain. Penelitian ini diharapkan dapat
pengenaan PPN pada industri tersebut. Kebijakan ini
menjadi rujukan bagi para pemangku kepentingan
dapat dikategorikan sebagai belanja perpajakan.
untuk merumuskan kebijakan khususnya pada
Menurut OECD Belanja perpajakan adalah bentuk
peraturan turunan terkait pemajakan jasa pendidikan
transfer sumber daya oleh pemerintah kepada
dan dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain
masyarakat yang dilakukan bukan dengan bantuan
di masa depan.
langsung (direct transfer) tetapi menggunakan
pengurangan atau pembebasan kewajiban pajak
(OECD, 2010). 2. TINJAUAN LITERATUR
Menurut estimasi Badan Kebijakan Fiskal yang Supramono dan Damayanti (2010) menyatakan
tertuang dalam Belanja perpajakan Report, belanja bahwa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan
perpajakan atas jasa pendidikan rata-rata menempati pajak yang dikenakan atas konsumsi di dalam negeri
urutan ke lima terbesar. Belanja perpajakan jasa (daerah pabean), baik konsumsi Barang Kena Pajak
pendidikan di Indonesia juga mengalami tren (BKP) maupun konsumsi Jasa Kena Pajak (JKP)
peningkatan dari tahun ke tahun (BKF, 2021). (Supramono & Damayanti, 2010). Menurut Untung
Tabel 1 Estimasi Belanja Perpajakan Jasa Sukardji (2015), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah
Pendidikan (Triliun Rupiah) salah satu bentuk pajak tidak langsung yang memiliki 2
2016 2017 2018 2019 2020 sudut pandang. Pertama adalah sudut pandang
ekonomi, berupa pembebanan pajak atas konsumsi
13.236 15.408 18.620 18.998 16.732
barang dan/atau jasa yang menjadi objek pajak kepada
Sumber: Tax Expenditure Report 2021 (BKF, 2021) konsumen akhir. Kedua adalah sudut pandang yuridis,
bahwa tanggung jawab pembayaran pajak kepada kas
Sayangnya, dari relatif besarnya belanja
negara tidak berada di tangan pihak yang memikul
perpajakan untuk jasa pendidikan itu, Lisnawati (2021)
beban pajak. Filosofis yang dianut adalah konsumen
berpendapat bahwa belanja perpajakan untuk PPN jasa
akhir telah dianggap membayar pajak yang terutang
pendidikan ini belum seluruhnya tepat sasaran. PPN
kepada negara pada saat penjual memungut pajak atas
sebagai pajak objektif tidak memandang subjek yang
transaksi tersebut. Dalam pelaksanaannya pemerintah
dikenakannya (Mokalu et al., 2022), yang berarti
terkadang menetapkan ketentuan khusus seperti
semua jenis jasa pendidikan yang dikecualikan
pengecualian dari objek kena pajak, pengenaan tarif
berdasarkan peraturan perundang-undangan terbebas
khusus, dan ketentuan lain yang diatur dalam
dari pengenaan PPN, termasuk sekolah premium yang
peraturan perpajakan.
biayanya relatif jauh lebih mahal dibandingkan dengan
Di Indonesia sendiri, terdapat 5 jenis ketentuan
sekolah lain (Lisnawati, 2021).
khusus pengenaan PPN yaitu pengecualian dari objek
Seiring dengan pemberlakuan peraturan UU HPP,
pajak, PPN tidak dipungut, PPN dibebaskan, PPN
mulai 1 April 2022 Jasa Pendidikan beserta beberapa
Ditanggung Pemerintah dan PPN tarif 0% (Asmarani,
jenis jasa lainnya dihapus dari pengecualian Pajak
2021). Jasa pendidikan, yang merupakan pokok
Pertambahan Nilai. Sebagai gantinya, jasa pendidikan
bahasan penelitian ini, pada awalnya diterapkan
mendapatkan fasilitas PPN yang diatur dalam pasal 16B
Jurnal Pajak Indonesia Vol.6, No.2S, (2022), Hal.674-680
Pajak Pertambahan Nilai Terhadap Jasa Pendidikan: Halaman 676
Upaya Mendukung Pemerataan Pendidikan
Saragih, L.I, Dikri, P., Wahyono, K.S., Wijaya, S.

ketentuan khusus berupa pengecualian objek pajak Pada dasarnya setiap barang atau jasa yang
sebagaimana diatur dalam Pasal 4A Undang-Undang diserahkan merupakan barang kena pajak atau jasa
Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah kena pajak sehingga atas penyerahan barang atau jasa
dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tersebut dikenakan PPN (Eprilia, 2022). Namun, ada
tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan beberapa jenis barang dan jasa yang dikecualikan dari
Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Ketentuan khusus pengenaan PPN atau biasa disebut bukan barang kena
tersebut berimplikasi bahwa semua transaksi terkait pajak dan bukan jasa kena pajak yang diatur dalam
jasa pendidikan yang menurut ketentuan Undang- Pasal 4A Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 (UU
undang dikecualikan dari objek PPN menjadi tidak PPN). Adapun jenis jasa yang tidak dikenai berjumlah
dikenakan dan tidak terutang PPN. 17 kelompok jasa.
Terdapat beberapa alasan mengapa pemerintah Jasa pendidikan termasuk salah satu kelompok
suatu negara mengecualikan pengenaan PPN pada jasa yang tidak dikenai PPN (Arkhan & Rodhiyawan,
suatu barang atau jasa. Menurut de la Feria & Krever 2021). Adapun jasa pendidikan yang dimaksud Pasal 4A
(2013, dalam Ayumi, 2021) ada dua hal yang menjadi UU PPN meliputi jasa penyelenggaraan pendidikan
dasar pengecualian PPN. Pertama adalah teknis sekolah dan jasa penyelenggaraan pendidikan luar
kebijakan. Otoritas pajak sering kali menemui kesulitan sekolah. Jasa penyelenggaraan pendidikan sekolah
dalam menetapkan dasar pengenaan pajak pada merupakan jasa seperti penyelenggaraan pendidikan
barang/jasa tertentu seperti harta tidak bergerak dan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa,
jasa keuangan seperti asuransi. Kedua adalah tujuan pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan,
ekonomi-politik, di mana pemerintah bermaksud pendidikan akademik, dan pendidikan profesional.
menciptakan keadilan vertikal serta meningkatkan Lebih lanjut, PMK-223/PMK.011/2014 tentang
eksternalitas positif terutama dari pelayanan publik Kriteria Jasa Pendidikan yang Tidak Dikenai PPN
dan jasa yang memiliki kepentingan sosial seperti jasa mengatur kriteria jasa pendidikan yang merupakan
pendidikan, kesehatan, dan transportasi publik. bukan jasa kena pajak. PMK-223/PMK.011/2014
Sementara itu Darussalam et al. (2018) berpendapat mengelompokkan jasa penyelenggaraan pendidikan
bahwa suatu jasa dikelompokkan sebagai Jasa Tidak yang tidak dikenakan PPN menjadi pendidikan formal,
Kena Pajak adalah melalui pertimbangan “asas pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Jasa
kepatutan atau etika”, seperti jasa yang dibutuhkan penyelenggaraan pendidikan formal meliputi jasa
untuk kepentingan publik, mencegah pengenaan pajak penyelenggaraan pendidikan anak usia dini,
berganda dengan pajak daerah, serta pertimbangan pendidikan dasar, menengah, dan juga tinggi. Adapun
lainnya. Namun demikian, perkembangan literatur penyelenggaraan pendidikan nonformal meliputi jasa
pajak justru menyimpulkan bahwa kebijakan penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup,
pengecualian PPN khususnya untuk barang dan/atau pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan,
jasa sektor publik ternyata memiliki konsekuensi pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan
negatif di antaranya berupa distorsi perekonomian, keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan
penyempitan basis pajak, dan pada akhirnya sedikit kerja, serta pendidikan kesetaraan. Selanjutnya, jasa
banyak berkontribusi dalam penurunan penerimaan penyelenggaraan pendidikan informal meliputi jasa
negara (de la Feria & Krever, 2013. penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan oleh
keluarga dan lingkungan dengan bentuk pembelajaran
3. METODE PENELITIAN secara mandiri.
Ketentuan jasa pendidikan sebagai bukan jasa
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
kena pajak yang dijelaskan di atas berubah setelah
deskriptif dengan mengumpulkan dan mengkaji
diundangkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021
literatur-literatur yang terkait dengan pengenaan PPN
tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).
terhadap jasa pendidikan. Adapun teknik yang
Undang-Undang tersebut menghapus jasa pendidikan
digunakan pada penelitian ini adalah teknik penelitian
dari kelompok jasa yang tidak dikenakan PPN sehingga
literatur yang menurut Creswell, John. W. (2014)
jasa pendidikan merupakan jasa kena pajak atau jasa
dalam (Habsy, 2017) adalah penelitian yang berupa
yang dikenakan PPN .
rangkuman terkait artikel dari jurnal, buku, dan
Penghapusan tersebut tentu dilakukan
dokumen lain yang mendeskripsikan teori dan
berdasarkan beberapa pertimbangan. Seperti yang
informasi dari waktu ke waktu ke dalam sebuah topik.
telah dijelaskan sebelumnya, belanja perpajakan yang
Wijaya & Panchar (2021) menyatakan bahwa studi
timbul dari pembebasan atas pengenaan PPN Jasa
literatur digunakan untuk memecahkan masalah
Pendidikan cukup besar. Selain itu, pembebasan ini
dengan cara mempelajari berbagai sumber tertulis
juga dinilai belum tepat sasaran. Terdapat beberapa
dengan metode mengupas, membandingkan dan
penyelenggara jasa pendidikan swasta yang
mengumpulkan suatu literatur.
menetapkan biaya pendidikan tinggi yang
mendapatkan keuntungan dari pengecualian PPN atas
4. HASIL PENELITIAN
Jasa Pendidikan (Lisnawati, 2021). Studi empiris oleh
4.1. Urgensi Penghapusan Jasa Pendidikan dari Jasa Elsayed (2016) menunjukkan bahwa di Amerika Serikat
Tidak Kena PPN pihak yang mendapatkan keuntungan paling besar dari
Jurnal Pajak Indonesia Vol.6, No.2S, (2022), Hal.674-680
Pajak Pertambahan Nilai Terhadap Jasa Pendidikan: Halaman 677
Upaya Mendukung Pemerataan Pendidikan
Saragih, L.I, Dikri, P., Wahyono, K.S., Wijaya, S.

adanya pembebasan pajak adalah mahasiswa di kehidupan bangsa yang diupayakan melalui
universitas swasta yang memiliki biaya cukup besar. pembangunan nasional dalam sektor pendidikan (Anas
Temuan lain juga menunjukkan adanya peningkatan et al., 2015).
kesenjangan jumlah lulusan sarjana antara mahasiswa Berdasarkan pertimbangan tersebut, meskipun
universitas swasta dengan mahasiswa lain yang masuk jasa pendidikan merupakan jasa kena pajak namun jasa
dalam kategori kurang mampu. Sebaliknya penelitian pendidikan merupakan kelompok jasa yang
lain oleh Bednar & Gicheva (2013) menunjukkan bahwa mendapatkan fasilitas PPN. Pertimbangannya adalah
pada tingkat pascasarjana, jumlah lulusan lebih tinggi negara mendukung ketersediaan barang dan jasa yang
ketika tersedia pembebasan pajak. bersifat strategis dalam pembangunan nasional.
Lalu, berdasarkan naskah akademik UU HPP Adapun fasilitas yang didapatkan oleh kelompok Jasa
(2021), nantinya subsidi yang diberikan oleh pendidikan, berdasarkan Pasal 16B ayat (1a) huruf j
pemerintah untuk sektor pendidikan kepada poin 6 UU HPP, adalah fasilitas PPN tidak dipungut atau
masyarakat miskin akan menggantikan beban yang dibebaskan (Eprilia, 2022).
timbul akibat pengenaan PPN atas jasa pendidikan. Fasilitas PPN tidak dipungut merupakan fasilitas
Dengan begitu, pengenaan PPN atas jasa pendidikan yang diberikan untuk barang atau jasa tertentu yang
diharapkan dapat menyediakan alokasi anggaran untuk pada hakikatnya atas transaksi barang atau jasa
membiayai program pendidikan masyarakat secara tersebut terutang PPN (Wijaya & Arsini, 2021).
tepat sasaran (Ramiayu, 2021). Pemberian fasilitas ini pada umumnya memperhatikan
Selanjutnya, hal yang tidak kalah penting berasal zona atau kawasan tertentu sehingga fasilitas ini
dari laporan IMF yang berjudul Realizing Indonesia's biasanya tidak diberikan hanya kepada barang atau
Economic Potential (Breuer et al., 2018) menyatakan jasa tertentu tetapi diberikan kepada kawasan
bahwa luasnya cakupan barang dan jasa yang tidak ekonomi tertentu. Pemberian fasilitas ini bertujuan
dikenai PPN sangat mengganggu sistem perpajakan di untuk meningkatkan aktivitas ekonomi. Kemudian
Indonesia. Rp73,39 Triliun atau sekitar 29% dari total berdasarkan UU PPN, meskipun mendapatkan fasilitas
belanja perpajakan Indonesia muncul dari PPN, mekanisme PPN tetap berlangsung sehingga atas
pengecualian PPN tadi. Oleh karena itu, IMF, World penyerahan tersebut tetap terutang PPN namun tidak
Bank, & OECD memberikan rekomendasi kepada dipungut. Walaupun Pajak Keluaran atas transaksi
pemerintah Indonesia agar menghapus sebagian besar barang atau jasa tertentu tersebut tidak dipungut,
pengecualian PPN, sehingga dapat memperluas basis Pajak Masukan atas transaksi tersebut tetap dapat
PPN yang pada akhirnya mendorong penerimaan pajak dikreditkan.
(DDTCNews, 2021). Selanjutnya, fasilitas PPN dibebaskan merupakan
Dengan demikian, pemerintah merasa fasilitas yang diberikan kepada konsumen sehingga
penghapusan jasa pendidikan dari jasa tidak kena PPN pada umumnya diberikan kepada komoditas atau jasa
merupakan kebijakan yang penting dan harus segera tertentu (Eprilia, 2022). Implikasi dari penerapan
dilakukan. Hal ini tentu dilaksanakan berdasarkan tiga fasilitas ini tentu berbeda dengan implikasi dari
pertimbangan yang telah dijelaskan pada bagian ini. penetapan fasilitas PPN tidak dipungut. (Wijaya &
Namun, mengingat pentingnya jasa pendidikan untuk Arsini, 2021) menyatakan bahwa dalam
pembangunan bangsa, penghapusan ini tentu harus pengaplikasiannya, fasilitas PPN dibebaskan
disertai dengan perlakuan khusus yang mengutamakan mengakibatkan tidak berlakunya mekanisme
keadilan bagi masyarakat umum. Pada bagian pengkreditan atas pajak masukan. Hal ini terjadi akibat
berikutnya akan dibahas pemberian fasilitas PPN atas tidak adanya pajak keluaran atas penyerahan jasa
penyelenggara jasa pendidikan tertentu. pendidikan sehingga Pajak Masukan yang berkaitan
4.2. Jenis Jasa Pendidikan yang Mendapatkan Fasilitas dengan penyerahan jasa tersebut tidak dapat
PPN dikreditkan.
Penghapusan jasa pendidikan dari kelompok jasa Jasa pendidikan yang dimaksud pada UU HPP
yang tidak dikenakan PPN berdampak pada masuknya meliputi “jasa penyelenggaraan pendidikan sekolah
jasa pendidikan dalam kelompok jasa kena pajak. Hal seperti jasa penyelenggaraan pendidikan umum,
ini tentu meresahkan banyak pihak mengingat masih pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan
rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan
(Kurniawati, 2022) menyatakan bahwa berdasarkan akademik, dan pendidikan profesional.” Selain itu, UU
survei yang diselenggarakan oleh Programme for HPP juga mengatur lingkup jasa pendidikan lainnya
International Student Assesment (PISA) pada tahun yang mendapatkan fasilitas pembebasan atau tidak
2019, Indonesia menempati posisi ke-74 dari 79 negara dipungut PPN yaitu jasa penyelenggaraan pendidikan
lainnya terkait sistem pendidikan menengah di dunia. luar sekolah. Namun, sangat disayangkan belum ada
Fakta tersebut menunjukkan bahwa kualitas aturan turunan yang memberikan penjelasan lebih
pendidikan Indonesia merupakan yang terendah ke-6 lanjut terkait rincian di atas.
dibandingkan dengan berbagai negara lainnya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, salah
Padahal, berdasarkan Pembukaan Undang-Undang satu pertimbangan dihapusnya jasa pendidikan dari
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, salah bukan JKP adalah penerapan dari prinsip reformasi
satu tujuan bangsa Indonesia adalah mencerdaskan pajak yang adil (Ramiayu, 2021). (Ramiayu, 2021) juga
Jurnal Pajak Indonesia Vol.6, No.2S, (2022), Hal.674-680
Pajak Pertambahan Nilai Terhadap Jasa Pendidikan: Halaman 678
Upaya Mendukung Pemerataan Pendidikan
Saragih, L.I, Dikri, P., Wahyono, K.S., Wijaya, S.

mengutip Kementerian Keuangan (2021) yang setidaknya dapat dikategorikan menjadi beberapa
memaparkan bahwa PPN atas jasa pendidikan ini jenis, yaitu Pengenaan pajak dengan tarif tertentu atas
hanya untuk sekolah-sekolah yang tergolong mewah. jasa pendidikan tertentu atau barang/jasa yang
Sementara itu, sekolah-sekolah yang tidak tergolong berhubungan langsung dengan jasa pendidikan,
mewah akan mendapatkan fasilitas pembebasan atau pemberian fasilitas PPN tidak dipungut, dan fasilitas
tidak dipungut seperti yang diatur dalam UU HPP. Pembebasan PPN.
(Eprilia, 2022) juga berpendapat bahwa penghapusan India membebankan good and service tax (GST)
jasa pendidikan dari non-JKP ini merupakan upaya semua jenis jasa pendidikan yang diberikan oleh selain
pemerintah untuk mendapatkan penerimaan PPN institusi pendidikan dari pendidikan pra-sekolah
namun dengan tepat sasaran yaitu hanya dari sampai tingkatan higher secondary school (setara
penyelenggara jasa pendidikan tertentu sementara dengan tingkat pendidikan SMA di Indonesia) atau
jasa pendidikan yang diperuntukkan untuk setingkatnya di India. Selain itu, jasa pendidikan yang
kepentingan masyarakat yang membutuhkan tetap diberikan oleh pusat pelatihan, les, atau bimbingan
tidak akan dikenakan pajak. belajar privat diberlakukan sebagai objek GST dengan
Penghapusan jasa pendidikan dari Non-JKP dan tarif 18% (Cleartax, 2022).
adanya PPN dibebaskan atau PPN tidak dipungut untuk Nepal juga mengenakan pajak atas jasa
penyelenggara jasa tertentu sesuai yang diatur oleh UU pendidikan setingkat universitas sebesar 1% dari biaya
HPP ini merupakan solusi yang tepat atas ketidakadilan pendaftaran, biaya pendidikan, dan biaya lainnya yang
perlakuan perpajakan atau pemberian subsidi. dibebankan oleh kampus. Selain itu, mulai tahun 2022,
Menurut (Eprilia, 2022), ketidakadilan terjadi akibat pemerintah Nepal menetapkan pajak atas jasa
belum adanya sistem yang membedakan pendidikan bagi mahasiswa yang berkuliah di luar
penyelenggara jasa pendidikan yang berhak negeri sebesar 2 persen (Shubheksha, 2022)
mendapatkan fasilitas pajak, insentif pajak dan subsidi Republik Rakyat Tiongkok memberlakukan PPN
pendidikan sehingga semua penyelenggara sektor atas jasa pendidikan dengan sebutan Educational
pendidikan baik yang tergolong mewah maupun tidak, Surtax. Pengenaan Pajak atas Jasa Pendidikan di
berhak mendapatkan fasilitas, insentif dan subsidi yang Tiongkok dibebankan ke masyarakat sebagai pajak
sama begitu juga dengan kewajiban perpajakannya. tidak langsung seperti PPN atau consumption tax
Agar ketidakadilan tersebut tidak lagi terjadi, (PWC, 2022). Tarif yang berlaku atas Educational Surtax
dibutuhkan aturan turunan yang memberikan tersebut adalah 3%. Dengan kata lain, pembayar pajak
penjelasan lebih lanjut atas penyelenggara jasa tidak langsung di Tiongkok juga membayar pajak atas
pendidikan yang berhak mendapatkan fasilitas, jasa pendidikan. Namun, pajak tambahan atas jasa
insentif, dan subsidi misalnya menggunakan rentang pendidikan di Tiongkok tidak dipungut atas PPN
biaya tertentu untuk mengklasifikasikan tingkat dan/atau pajak konsumsi yang dibayarkan atas barang
kemahalan jasa pendidikan. Penyusunan aturan ini impor dan penjualan jasa/aset tidak berwujud oleh
dapat dikoordinasikan dengan kementerian teknis entitas di luar negeri.
terkait yaitu Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Selain itu, terdapat pula negara-negara lain yang
Riset, dan Teknologi. memberikan perlakuan berbeda atas jasa pendidikan di
Adanya aturan yang jelas ini akan memudahkan negaranya. Misalnya Singapura yang memberlakukan
pemerintah untuk segera memperoleh penerimaan pajak atas Jasa Asuransi Pendidikan sebesar 7%. Lalu
PPN dari penyelenggaraan jasa pendidikan dengan Uni Eropa mengenakan pajak atas buku sekolah
tetap memperhatikan penyelenggara yang (Naskah Akademik UU HPP, 2021).
menyediakan jasa pendidikan bagi kepentingan Di sisi lain, ada pula negara yang memberikan
masyarakat banyak. Bahkan, pemerintah dapat segera fasilitas pembebasan PPN atas jasa pendidikan seperti
mengalokasikan penerimaan tersebut untuk Meksiko, Inggris, Turki, dan Norwegia yang
membiayai program pendidikan sesuai dengan memberikan fasilitas PPN tidak dipungut atas buku
mandatory spending (Ramiayu, 2021). sekolah, dan Korea Selatan serta Jepang yang
4.3. Jenis Jasa Pendidikan yang Mendapatkan Fasilitas memberikan fasilitas pembebasan PPN atas jasa
PPN pendidikan (Naskah Akademik UU HPP, 2021).
Saat ini belum ada peraturan turunan dari
Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan 5. KESIMPULAN DAN SARAN
yang menjabarkan secara detail mengenai pengenaan
fasilitas dibebaskan atau tidak dipungut PPN atas Jasa Sebelum adanya UU HPP, jasa pendidikan
Pendidikan, seperti jenis Jasa Pendidikan apa saja yang termasuk salah satu kelompok jasa yang dikecualikan
mendapatkan fasilitas dibebaskan atau tidak dipungut dari pengenaan PPN. UU HPP kemudian menghapus
PPN. Jika membandingkan dengan negara sekitar, pengecualian tersebut dengan pertimbangan besarnya
terdapat beberapa negara yang telah memberlakukan belanja perpajakan yang timbul dari ketentuan khusus
pengenaan PPN atas Jasa Pendidikan, seperti Tiongkok tersebut. Di sisi lain, pengecualian ini juga dinilai belum
atau India. Setiap negara pun memiliki skemanya tepat sasaran dan menimbulkan ketidakadilan. Lalu,
tersendiri dalam perlakuan pajaknya. Perlakuan Laporan IMF menyatakan luasnya cakupan barang dan
perpajakan atas Jasa Pendidikan di negara lain jasa yang tidak dikenai PPN sangat mengganggu sistem
Jurnal Pajak Indonesia Vol.6, No.2S, (2022), Hal.674-680
Pajak Pertambahan Nilai Terhadap Jasa Pendidikan: Halaman 679
Upaya Mendukung Pemerataan Pendidikan
Saragih, L.I, Dikri, P., Wahyono, K.S., Wijaya, S.

perpajakan di Indonesia sehingga penghapusan Bednar, S., & Gicheva, D. (2013). Tax benefits for
sebagian besar pengecualian PPN untuk memperluas graduate education: Incentives for whom?
basis PPN dianggap penting. Namun demikian, dengan Economics of Education Review, 36, 181–197.
pertimbangan kepentingan masyarakat luas dan https://doi.org/10.1016/J.ECONEDUREV.2013.07
penerapan asas keadilan, UU HPP kemudian mengatur .001
adanya fasilitas pembebasan PPN atau PPN tidak BKF. (2021). Laporan Belanja Perpajakan 2020.
dipungut atas penyelenggaraan jasa pendidikan Breuer, L. E., Guajardo, J., & Kinda, T. (2018). Realizing
tertentu. Adapun jasa pendidikan yang mendapatkan Indonesia’s Economic Potential. INTERNATIONAL
fasilitas pada UU HPP meliputi jasa penyelenggaraan MONETARY FUND.
pendidikan sekolah dan jasa penyelenggaraan https://doi.org/10.5089/9781484337141.071
pendidikan luar sekolah. Namun, sangat disayangkan Cleartax. (2022, January 12). Taxation Of Educational
belum ada aturan turunan yang memberikan Institutions under GST. Https://Cleartax.in/s/Gst-
penjelasan lebih lanjut terkait rincian di atas. Educational-Institutions.
Jika membandingkan dengan negara sekitar, Darussalam, Septriadi, D., & Dhora, K. A. (2018).
terdapat beberapa negara yang telah memberlakukan Konsep dan Studi Komparasi Pajak Pertambahan
pengenaan PPN atas Jasa Pendidikan. India Nilai. DDTC. https://perpajakan-
membebankan good and service tax (GST) semua jenis id.ddtc.co.id/publikasi/ebooks/konsep-dan-
jasa pendidikan yang diberikan oleh selain institusi studi-komparasi-pajak-pertambahan-nilai
pendidikan dari pendidikan pra-sekolah sampai DDTCNews. (2021, June 21). Pengurangan
tingkatan setara SMA. Lalu, Tiongkok memberlakukan Pengecualian PPN Saat Ruang Fiskal Makin
PPN atas jasa pendidikan dengan sebutan Educational Sempit. DDTCNews.
Surtax. Https://News.Ddtc.Co.Id/Pengurangan-
Penelitian ini memiliki keterbatasan berupa Pengecualian-Ppn-Saat-Ruang-Fiskal-Makin-
minimnya data pendukung tentang penyelenggaraan Sempit-30383.
jasa pendidikan di Indonesia, mulai dari biaya de la Feria, R., & Krever, R. (2013). de la Feria, Rita and
penyelenggaraan pendidikan per sekolah hingga Krever, Richard, Ending VAT Exemptions: Towards
pembebanan biaya pendidikan per peserta didik. Selain a Post-Modern VAT. In VAT Exemptions:
itu, penelitian ini tidak menghitung dampak ekonomi Consequences and Design Alternatives (pp. 3–
dari pengenaan PPN atas Jasa pendidikan tertentu di 36). https://doi.org/10.1086/ntj41790820
masa mendatang. Dengan demikian, penting bagi Elsayed, M. A. A. (2016). The Impact of Education Tax
pemerintah untuk segera menetapkan aturan turunan Benefits on College Completion. Economics of
pemberian fasilitas PPN atas jasa pendidikan dengan Education Review, 53, 16–30.
mempertimbangkan asas keadilan. Salah satu langkah https://doi.org/10.1016/J.ECONEDUREV.2016.05
yang dapat diambil adalah dengan mengklasifikasikan .005
jasa pendidikan berdasarkan biaya per peserta didik Eprilia, F. F. (2022). Penghapusan Jasa Pendidikan Dari
yang ditetapkan oleh penyelenggara jasa pendidikan. Jasa Tidak Kena Pajak Berdasarkan Undang-
Klasifikasi biaya ini dimungkinkan untuk diatur oleh Undang Nomor 7 Tahun 2021 Tentang
kementerian terkait yaitu Kementerian Pendidikan, Harmonisasi Peraturan Perpajakan Removal Of
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Educational Services From Non-Taxable Services
Based On Law Number 7 Year 2021 Concerning
DAFTAR PUSTAKA (REFERENCES) Harmonization. 645–662.
Habsy, B. A. (2017). Seni Memehami Penelitian
Anas, A. Y., Riana, A. W., & Apsari, N. C. (2015). Desa
Kuliatatif Dalam Bimbingan Dan Konseling : Studi
Dan Kota Dalam Potret Pendidikan. Prosiding
Literatur. JURKAM: Jurnal Konseling Andi
Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat,
Matappa, 1(2), 90.
2(3), 418–422.
https://doi.org/10.31100/jurkam.v1i2.56
https://doi.org/10.24198/jppm.v2i3.13592
Inkiriwang, R. R., Singal, R., & Roeroe, J. V. (2020).
Arkhan, R. F., & Rodhiyawan, W. W. (2021). Pengenaan
Kewajiban Negara dalam Penyediaan Fasilitas
Pajak Pertambahan Nilai Terhadap Jasa
Pendidikan Kepada Masyarakat Menurut
Penyelenggaraan Seminar. Educoretax, 1(2), 143–
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
153.
Sistem Pendidikan Nasional. Lex Privatum, 8(2),
https://doi.org/10.54957/educoretax.v1i2.15
73–92.
Asmarani, N. G. C. (2021). Pengecualian PPN dan
Kurniawati, F. N. A. (2022). Meninjau Permasalahan
Fasilitas PPN. DDTC. https://news.ddtc.co.id/apa-
Rendahnya Kualitas Pendidikan Di Indonesia Dan
itu-pengecualian-ppn-dan-fasilitas-ppn-30380
Solusi. Academy of Education Journal, 13(1), 1–
Ayumi, L. (2021). Mengurai Berbagai Konsekuensi
13. https://doi.org/10.47200/aoej.v13i1.765
Kebijakan Pengecualian PPN. DDTC.
Lisnawati. (2021). Mengkaji Wacana Pengenaan Pajak
https://news.ddtc.co.id/mengurai-berbagai-
Pertambahan Nilai (PPN) Terhadap Jasa
konsekuensi-kebijakan-pengecualian-ppn-30574
Pendidikan. Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual
Dan Strategis: Bidang Ekonomi Dan Kebijakan
Jurnal Pajak Indonesia Vol.6, No.2S, (2022), Hal.674-680
Pajak Pertambahan Nilai Terhadap Jasa Pendidikan: Halaman 680
Upaya Mendukung Pemerataan Pendidikan
Saragih, L.I, Dikri, P., Wahyono, K.S., Wijaya, S.

Publik, 13(12), 19–25.


http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/I
nfo Singkat-XIII-12-II-P3DI-Juni-2021-246.pdf
Mokalu, F. A., Runtu, T., Suwetja, I. G., Akuntansi, J.,
Ekonomi, F., Ratulangi, U. S., & Bahu, K. (2022).
Evaluasi Penerapan Pemungutan Pajak
Pertambahan Nilai pada PT . Asuransi Jasa
Indonesia ( Persero ) Kantor Cabang Manado
Evaluation of the Implementation Of Value Added
Tax Collection at Oleh : 6(1), 805–814.
Nadziroh, Chairiyah, & Pratomo, W. (2018). Hak Warga
Negara Dalam Memperoleh Pendidikan Di
Indonesia. Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-An,
4(3), 400–405.
OECD. (2010). Tax Expenditures in OECD Countries.
OECD. https://doi.org/10.1787/9789264076907-
en
PWC. (2022, June 29). Worldwide Tax Summary.
Https://Taxsummaries.Pwc.Com/Peoples-
Republic-of-China/Corporate/Other-Taxes.
Rachmany, H. (2021). Aktualisasi Peran Pajak Dalam
Dunia Pendidikan (Simbiosis Mutualisme). Journal
of Tax and Business, 2(1), 20–33.
Ramiayu, D. D. (2021). Pro Kontra Penerapan PPN Jasa
Pendidikan. 3–6.
Shubheksha. (2022, May 31). Students going abroad
have to pay 2% tax from now on. Gurubaa.
Https://Gurubaa.Com/Students-Going-Abroad-
Have-to-Pay-2-Tax-from-Now-On/.
Sukardji, U. (2015). Pokok-Pokok PPN Pajak
Pertambahan Nilai Indonesia (Revisi 201).
Rajawali Press.
Supramono, & Damayanti, T. W. (2010). Perpajakan
Indonesia: Mekanisme dan Perhitungan. Andi
Offset.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42
Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Harmonisasi Peraturan Perpajakan.
Wijaya, S., & Arsini, K. R. (2021). Fasilitas PPN Tidak
Dipungut Atau Dibebaskan: Perbedaan Dan
Permasalahan. Publik: Jurnal Manajemen Sumber
Daya Manusia, Administrasi Dan Pelayanan
Publik, 8(1), 91–104.
https://doi.org/10.37606/publik.v8i1.181
Wijaya, S., & Panchar, N. A. (2021). Pajak Pertambahan
Nilai Perdagangan Melalui Sistem Elektronik Studi
Kasus PT Shopee Internasional Indonesia)
(Suparna Wijaya, Adam Panchar Nirvana) Value
Added Tax Of Trading Through Electronic Systems
(Case Study Pt Shopee International Indonesia).
Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi, 5(3), 245.
http://www.ejournal.pelitaindonesia.ac.id/
ojs32/index.php/bilancia/index
Pajak Pertambahan Nilai Terhadap Jasa Pendidikan: Jurnal Pajak Indonesia Vol.6, No.2S, (2022), Hal.674-680
Upaya Mendukung Pemerataan Pendidikan
Halaman 681
Saragih, L.I, Dikri, P., Wahyono, K.S., Wijaya, S.

Anda mungkin juga menyukai