Anda di halaman 1dari 2

📝 *"SIBUK INTROSPEKSI DIRI SENDIRI"*

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan:

‫ ومن عرف ربـّه اشتغل به عن هوى نفسه‬،‫من عرف نفسه اشتغل بإصالحها عن عيوب الناس‬.

*Barangsiapa mengenali dirinya, niscaya ia akan sibuk memperbaiki diri dan tidak peduli dengan aib
orang lain. Dan barangsiapa mengenali Rabbnya, niscaya ia akan sibuk beribadah kepada-Nya dan
tidak peduli dengan hawa nafsunya.*

( Al-Fawaid, halaman 80)

Introspeksi diri merupakan perkara penting yang kadang terluput dari kita terlebih lagi bagi orang
yang merasa dirinya memiliki banyak kelebihan yang sejatinya hal ini merupakan nikmat dari Allah.
Namun bagi orang beriman, mengoreksi kekurangan diri sendiri dan memandang dirinya serba
kurang dalam beribadah dan beramal shalih merupakan langkah penting agar terpacu untuk menjadi
mukmin yang lebih gemar beribadah, sosok yang lebih takut kepada Allah dan senantiasa dalam jalur
ketakwaan.

Orang yang menyibukkan hatinya untuk menghitung segala aibnya, dosa-dosanya maka tak akan
lisannya menikam saudaranya dengan ghibah. Hatinya tak akan memandang remeh dan hasad
dengan mencari-cari kekurangan saudaranya. Sebagaimana makna potongan ayat Al-Quran:

‫… … َّواَل َت َج َّسس ُْوا‬

_*“Dan janganlah mencari-cari keburukan orang”*_

(QS. Al-Hujurat: 12)

Syaikh As-Sa’di rahimahullah menjelaskan ayat ini, “Jangan memeriksa rahasia seorang muslim dan
jangan mencari-carinya. Tinggalkanlah mereka apa adanya, dan lupakan kesalahan-kesalahan
mereka, karena jika dicari-cari akan terjadi hal (buruk) yang tidak seharusnya terjadi”

(Tafsir Karim Ar-Rahman, hal. 801)

Sibuk meneliti kesalahan, cela dan aib sesama muslim bisa membuat hati keras dan tidak peka pada
aib sendiri, menghabiskan waktu dan bisa memicu permusuhan serta bukti nyata buruknya akhlak
seorang mukmin.
Para ulama mengatakan, tanda akhlak mulia ada sepuluh:

1) Sedikit berselisih

2) Bersikap adil

3) Meninggalkan sikap mencari-cari kesalahan orang lain

4) Berusaha memperbaiki keburukan-keburukan yang nampak

5) Mencari udzur bagi orang yang jatuh pada kesalahan

6) Bersabar menghadapi gangguan

7) Introspeksi dengan mencela diri sendiri (musibah akibat ulah sendiri)

8) Fokus dan sibuk mengurus aib-aib sendiri tanpa mengurusi aib orang lain

9) Berwajah ceria

10) Lembut perkataannya

(At-Tanwir Syarh Al-Jami’ Ash-Shaghir 5/535)

Muhasabah diri akan membuat kita tidak ada waktu dan tidak ada kesempatan untuk mengoreksi aib
sesama. Membuat hati lebih tenang karena tidak ada pikiran-pikiran buruk kepada orang lain.

Anda mungkin juga menyukai