Risalah Tinjauan Hukum Fikih Terhadap Praktik Jual Beli Buah D I Pasar Buah Bangkalan (Analisis Transaksi Khiyar Di Pasar Buah Bangkalan)
Risalah Tinjauan Hukum Fikih Terhadap Praktik Jual Beli Buah D I Pasar Buah Bangkalan (Analisis Transaksi Khiyar Di Pasar Buah Bangkalan)
NIM :1812150053
Dosen Pembimbing :
K. Masduki, S.Pd.
AINUL YAKIN
NIM : 1812150053
II
ABSTRAK
Dalam upaya memenuhi kebutuhan finansial sehari-hari, manusia tidak
akan terlepas dari hubungan sesama manusia. Seperti masyarakat di pasar buah
bangkalan, mereka melakukan transaksi jual-beli seperti pasar buah pada
umumnya yang menjual beberapa komoditi jual-beli termasuk buah-buahan
seperti anggur, apel, semangka, melon, salak dan jeruk yang kualitasnya di
campur. Buah-buahan termasuk kebutuhan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan gizi masyarakat. hal ini menyebabkan transaksi jual-beli di toko buah
bangkalan selalu ramai setiap hari dan persaingan semakin bertambah ketat antar
pedagang, sehingga memicu pedagang yang curang agar dagangannya cepat
terjual dengan cara mencampur kualitas buah-buahan buah. Agar dapat meraup
keuntungan yang lebih besar.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah praktik jual-beli buah di
pasar buah bangkalan. Yang dalam praktik transaksi jual-beli buah tersebut, ada
pencampuran kualitas buah yang bagus dengan yang kurang bagus. Sehingga
banyak pembeli yang tertipu.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (filed reseach) yang bersifat
studi kasus pada penjual dan pembeli buah yang ada di pasar buah bangkalan,
teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah wawancara dan analisis
dengan analisis kualitatif dengan menggunakan metode berfikir deduktif dan
induktif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa pelaksanaan atau
transaksi jual-beli di pasar buah bangkalan tidak memenuhi syarat sesuai syari‟at
islam, yaitu ketidakjelasan barang atau samarnya barang yang diperjual-belikan.
Dalam ketidakjelasan barang tersebut terdapat unsur penipuan yang dilakukan
oleh pihak penjual (produsen) buah kepada pembeli, sehingga menyebabkan jual-
beli tersebut tidak sah.
Kata kunci: jual-beli, khiyar, pasar buah bangkalan.
III
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang senantiasa
risalah dengan judul: Tinjauan Hukum Fikih Terhadap Praktik Jual Beli Buah Di
Nabi Muhammad SAW. Semoga mendapat syafaat beliau di hari kiamat kelak,
amin. Sang revolusionis islam. Risalah ini disusun oleh penulis sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Sarjan Strata Satu (S.1) pada Perodi Fiqh Wa Ushuluhu
Ma’had Aly Nurul Cholil, Bangkalan. Banyak kendala bagi penulis dalam
menyelesaikan risalah ini, namun berkat rahmat dan karunia dari Allah SWT serta
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, Alhamdullah risalah ini dapat penulis
selesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan
1. Ayahanda Alwi Hasan Asri dan Ibunda Imroatun Jamila yang telah
2. Bapak KH. Hasani Zubair, S.IP, M.KP. Penanggung Jawab Ma’had Aly Nurul
Cholil Bangkalan.
3. Bapak Rektor atau Mudier Ma’had Aly Nurul Cholil Bangkalan KH. Ahmad
Zubair.
4. Bapak Dosen pembimbing Imam Qori, M.Pd. M.M. dan K. Masduki, S.Pd.
IV
mengarahkan dan selalu melayani penulis dalam proses pembuatan Naskah
Risalah.
5. Para Bapak Dosen Ma’had Aly Nurul Cholil Bangkalan, KH. Muhajir
Hamimuddin S.Pd.I. dan Para Dosen yang lain yang tidak bisa penulis sebut
Usuluhu Ma’had Aly Nurul Cholil Bangkalan, yang telah banyak memberi
dukungan dan saling Support, sehingga risalah ini bisa selesai tepat waktu.
ini senantiasa kita jaga dan tidak akan ada yang dapat memudarkan hubungan
Risalah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih banyak
untuk semua.
dan bagi lembaga. Namun sebagai manusia biasa, penulis menyadari akan
banyaknya ketidak sempurnaan dalam karya ilmiah ini, maka kritik dan saran
V
yang membangun sangat dibutuhkan untuk lebih sempurnanya penulisan karya
perhatiannya.
Ainul Yakin
1812150053
VI
PERSETUJUAN PEMBIMBING
NIM : 1812150053
Pembimbing I Pembimbing II
VII
LEMBAR PENGESAHAN RISALAH
“Tinjauan Hukum Fikih Terhadap Praktik Jual Beli
Bangkalan Madura pada 25 Juli 2022. Risalah ini telah diterima sebagai salah
satu syarat memperoleh gelar sarjana agama (S.Ag) pada program studi Fiqh
Wa Usuluhu.
Penguji I Penguji II
VIII
DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN......................................................................................II
ABSTRAK...................................................................................................................III
KATA PENGANTAR.................................................................................................IV
PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................................................VII
LEMBAR PENGESAHAN RISALAH....................................................................VIII
DAFTAR ISI................................................................................................................IX
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................1
B. Identifikasi Dan Batasan Masalah..................................................................6
C. Rumusan Masalah............................................................................................6
D. Tujuan Penelitian.............................................................................................6
E. Kegunaan Penelitian........................................................................................7
F. Kerangka Teori................................................................................................9
G. Penelitian Terdahulu Dan Orisinilitas Penelitian......................................9
H. Sistemika Penelitian...................................................................................10
BAB II.........................................................................................................................12
KAJIAN TEORI........................................................................................................12
A. Jual Beli Dalam Fikih Muamalah.................................................................12
B. Khiyar (Hak Opsional)...................................................................................33
BAB III........................................................................................................................49
METODE PENELITIAN..........................................................................................49
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian..................................................................49
B. Kehadiran Peneliti..........................................................................................49
C. Latar Penelitian (Waktu Dan Tempat).........................................................50
D. Data Dan Sumber Data Penelitian................................................................50
E. Pengumpulan Data.........................................................................................51
F. Teknik Analisis Data......................................................................................52
G. Keabsahan Data..........................................................................................53
BAB IV........................................................................................................................55
IX
PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN......................................................55
A. Penyajian Data................................................................................................55
B. Analisis Data...................................................................................................58
BAB V.........................................................................................................................62
PENUTUP...................................................................................................................62
A. Kesimpulan.....................................................................................................62
B. Saran...............................................................................................................63
DAFTAR RUJUKAN.................................................................................................64
X
BAB I
PENDAHULUAN
masing-masing, untuk saling melengkapi, berhajat kepada yang lain, agar man
mereka secara indivudual maupun secara kolektif. baik dengan transaksi jual-
baik dalam urusan kemaslahatn diri sendiri maupun untuk kemaslahatan orang
1
Sulaiman Rasjid, Fikih Islam, (Bandung: Sinar Baru Bandung, 1986), Catatan Kedua
Puluh Dua, 262.
1
Islam mengarahkan setiap person individual untuk berusaha dan berikhtiya
umat manusia untuk memilih profesi yang sesuai dengan kompetensi yang me
reka miliki. Akan tetapi, dalam waktu yang sama, kebebasan yang dimiliki ole
h seseorang dibatasi pula oleh kebebasan yang dimiliki orang lain. Dengan kat
a lain dalam berusaha harus melihat dan menimbang kebebasan orang lain.
kalimat yang mempunyai arti saling berbuat atau Perbuatan yang ada timbal b
aliknya. Lebih sederhanya lagi berarti “interaksi sosial seorang manusia denga
n manusia lain”.2 Bila kata ini dihubungkan dengan Lafadz Fiqh, yang mana la
fadz fiqh itu arti secara harfiah atau termenologinya adalah memahami, sedang
kan makna etimologinya atau menurut istilah para ulama adalah: “Mengetahui
ilmu syariat tentang sosialitas yang diambil dari dalil-dali tafsil baik secara ver
menyangkut harta mereka di dunia baik secara individual maupun secara kole
ktif.3
2
Munawwir A.W, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap.
3
Al-Bayjuri Al-Shaiykh Ibrahim, Hasiyat Al-Bayjuri ‘Ala Sarh Ibn Al-Qasim ‘Ala Matn Abi Suja
(lebanon: Dar Al-Kotob Al-ilmiyah, 2019), h.34.
2
menegakkan hablun min-Allah dan hubungan sosialitas antara sesama manusia
a bumi. Hubungan sosial antara sesama manusia itu bernilai ibadah (spritual) a
pabila dilaksanakan sesuai dengan Subtansi Firman-firman Allah Swt yang tel
ah dikupas dengan tuntas oleh para fuqohak di dalam literatur fiqh. muamalat
tara dua orang ataupun lebih. Akan tetapi peneliti ingin menjelaskan kandunga
tersebut.4
Kandungan khusus muamalat yang ingin di tulis peneliti dalam tulisan kar
ya ilmiah ini seringkali dibicarakan dan diatur dalam literatur kitab fikih klasi
antara sesama manusia. Disamping itu penggunaan harta dapat bernilai ibadah
bila unakan sesuai dengan kehendak Allah Swt yang berkaitan dengan harta. 5
h pihak terlebih lagi dalam urusan transaksi khususnya transaksi dalam ruang
lingkup jual-beli.
4
Al-Bayjuri Al-Saykh Ibrahim, Hasiyat Al-Bayjouri ‘Ala Sarh Ibn Al-Qasim ‘Ala Matn Abi Suja (l
ebanon: Dar Al-Kotob Al-ilmiyah, 2019), h. 649.
5
Nasrun haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratam, 2007), h. 30.
3
Jual-beli, bisa sah dengan adanya ijab dari penjual, walaupun penjual hany
au perkataan berikut ini. “saya jual barang ini kepadamu dengan tarif sekian, s
aya milikkan barang ini kepadamu dengan biaya sekian, saya berikan barang i
ni kepadamu dengan harga sekian dan saya jadikan barang ini untukmu denga
n tarif sekian apabila diniati untuk mennjual”. dan harus ada qabul (pernyataa
mat-kalimat berikut. “saya membeli barang ini dengan harga sekian, saya men
sekian”.6
Jual-beli dalam sudut pandang regulasi agama islam, bisa sah apabila mem
enuhi beberapa rukun (komponen-komponen) dan syarat yang telah diatur dal
am undang-undang agama islam, yang telah tertera dalam literatur fikih klasik
maupun fikih modern. Komponen yang pertama adalah ijab dan qabul yang te
lah di terangkan di atas oleh peneliti yang merupakan manifestasi dari sighat.
Salah satu dari komponen jual-beli (ba’i) adalah harus adanya komoditi baran
hak (pembeli dan penjual) atau sipenjual harus menceritakan secara detail dala
m aspek dzat, ukuran dan sifat-sifat yang melekat pada komoditas daganganny
6
Ustman abi bakar bin Muhammad Satta, Hasyiyah I’Anah At-Tholibin (Lebanon: Dar Al-Kotob
Al-Ilmiyah, 2013), h. 5.
4
a. Sehingga apabila ada salah satu syarat yang tidak terpenuhi, maka dapat ber
buah yang terjadi di pasar-pasar maupun di toko-toko buah atau bahkan warun
omena yang terjadi di pasar buah bangkalan yang terletak di daerah Bancaran
masyarakat yang merasa tidak puas dengan buah yang mereka beli di pasar
bangkalan, oleh Abdur Rasyid, terdapat mayoritas buah yang tidak sesuai
dengan harapannya. Banyak buah jeruk yang rasanya sangat kecut, rusak atau
Peran khiyar sendiri dalam transaksi jual-beli sangat vital dalam regulasi
islam.
1. Tinjauan tentang perilaku dan praktik jual-beli buah yang selama ini
7
Hasil Interview Saudara Abdur Rasyid, Pada Tanggal 12 Februari..
5
2. Pendapat para ulama fiqh terhadapat praktik jual-beli buah dipasar buah
bangkalan.
tidak melebar penelitian ini akan berpusat pada tinjauan hukum fiqh
C. Rumusan Masalah
n fikih muamalah.?
D. Tujuan Penelitian
ari penelitian yang hendak dicapai dari penelitian ini, sebagai beriku:
E. Kegunaan Penelitian
rhadap semua elemen masyarakat baik bagi peneliti sendiri, lembaga dan mas
yarakat umum secara luas, terlebih lagi bagi semua kalangan yang membutuhk
6
an. Manfaat yang ingin dicapai oleh peneliti ada dua kategori dalam penelitian
ini:
1. Secara teoritis
serta dapat dijadikan sebagai referensi dan tendensi bagi penelitian beri
2. Secara praktis
baru dalam mengetahui hukum dan praktek jual-beli yang sesuai denga
tri dalam penulisan karya ilmiah baik berbentuk penelitian maupun ber
7
bentuk karya-karya yang lain, tentang regulasi hukum islam terhadap k
n kebutuhan tersier.
F. Kerangka Teori
Praktik jual-beli
Tinjauan hukum
buah di pasar Transaksi khiyar
islam
buah bangkalan
n karya:
8
N Identitas Judul variabel perbedaan Hasil penelitian dan sumber
Penelitian
o dan Tahun
1 M. Alim Tinjauan Fiq jual-beli, Objek Ada dua: (1) ada kerugian
Zubairi h Muamalah dan hukum penilitian, terhadap pelanggan
(2020) Terhadap Jua mu’amalah lokasi penggilingan padi. (2) jual-
l-Beli Dedak penelitian beli dedak terasebut tidak
(Studi Kasus dan tahun sah.
Pabrik Pengg penelitian
ilingan Padi Sumber:
di Dusun Sab https://repository.metrouniv.
ah Kecamata ac.id
n Sukadana
Kabupaten L
ampung Tim
ur).
2 Ananda Tinjauan Fiq Transaksi Objek Praktik jual-beli makanan
Yessi h Muamalah jual-beli, penelitia via grabfood diperbolehkan
Rahmawat Terhadap Pra makanan. lokasi dan atas dasar syara’. Kecuali ad
i (2020) ktik Jual-Beli hasil a dalil normatif yang mengh
Makanan Mel penelitian aramkan dan membatalkan
alui Jasa Gra praktik tersebut.
bfood. Sumber:
http://eprints.iain-
surakerta.ac.id
3 Andra Pandangan F Jual-beli, Objek. Transaksi jual-beli uang
Syuhada iqh Muamala fiqh Rumusan kertas hukumnya boleh.
Bagaskara h Terhadap P mu,amalah masalah Sumber:
(2020) raktik Jual-B dan lokasi http://eprints.iain-
eli Uang Kert penelitian surakarta.ac.id
as Rusak (Stu
di Di Desa G
entan, Kecam
atan Baki, Ka
bupaten Suko
harjo).
H. Sistemika Penelitian
9
Sistematika pembahasan pada peneliyian kualitatif ini terdiri dari lima bab
yang berisi:
penelitian.
pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, latar penelitian (waktu dan
tempat), data dan sumber data penelitian, pengumpulan data, analisis data dan
keabsahan data.
saran.
10
BAB II
KAJIAN TEORI
perjanjian timbal balik oleh dua belah pihak dimana pihak yang satu
imbalan dari perolehan hak tersebut. Barang yang menjadi obyek jual-beli
ditentukan eksistesi dan jumlahnya pada saat obyek akan diserahkan hak
“menukar suatu benda dengan suatu benda yang lain”. Kata al-ba’i dalam
8
R. Subekti, Aneka Perjanjian, cet. Kesepuluh (Jakarta: PT.Citra Aditya Bakti, 1995), h. 1.
11
tetapi sekaligus juga berarti beli, begitu juga dengan kata al-bai’.9 Ulama’
harta benda yang lain melalui proses yang tertentu atau menukar sesuatu
juga tertentu (dengan ijab atau tanpa ijab)”. Sehingga dikeluarkan dari kata
sedangkan secara syara’ adalah akad yang terdiri dari ijab dan qobul atau
penukaran suatu harta dengan harta yang lainnya melalui proses yang telah
ditentukan.11
lain. Karena itu akad ini memasukkan juga segala sesuatu yang tidak
hanya alat tukarnya yaitu berupa uang saja, seperti tuak dan lain-lai dan
12
harta yang lain melalui ketentuan yang telah ditentukan.12 Abdul Rahman
beli di antaran:
setiap sesuatu yang disenangi oleh tabiat manusia dan bias di simpan
untuk kebutuhan.14 Dan yang dimaksud dengan ganti agar dapat dibedakan
saja, baik antara buah dengan buah, buah dengan uang atau uang dengan
uang. Pengertian ini diambil dari firman Allah Swt. dalam surat Al-
12
Ustman Bin Muhammad Satta, Hasyiyah I’anah At-Thalibin, (Lebanon: Dar Al-Kutub-beirut,
2013), Cet. 7. Jilid 3. h, 3.
13
Sohari Sahari dan Ru’fah Abdullah, Fiqih Muamalat, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 66.
14
Ustadz DR. Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Al-Islami Wa Adillatuhu (Damaskus: Darul Al-Fikr,
2004), Cet. 4, h. 3305.
15
Abdul Rahman Ghazaly dkk, Fiqih Muamalat, (Jakarta: Kenca Prenada Media Grup, 2012),
Cetakan, 2. h, 67.
13
ت جِّتََر ُت ُه ْم َو َما َكانُ ْوا ُم ْهتَ ِديْ َن َّ ك الَّ ِذيْ َن آ ْشَتَر ْوا
ْ َ الضلَلَةَ بِاهْلَُدى فَ َما َرحِب َ ُأولَِئ.
ْ
Artinya: “Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan
dengan petunjuk, maka tidaklah perniagaan yang mereka lakukan
memberikan surplus (terhadap mereka) dan tidaklah mereka (orang-
orang) yang mendapatkan petunjuk”.16
Dalam ayat ini menjelasksan tentang transaksi niaga kesesatan
yang ditukar dengan petunjuk (hidayah). Dalam ayat yang lain yaitu surat
At-Taubat ayat 111, dinyatakan bahwa harta dan jiwa ditukar dengan
ِ يِف َّ ِِإ َّن اهللَ ا ْشَتَرى ِم َن الْ ُمْؤ ِمنِنْي َ َأْن ُف َس ُه ْم َو َْأم َواهَلُ ْم ب
ْ َأن هَلُ ُم اجْلَنَّةُ يُ َقتلُ ْو َن
ِ سبِي ِل اللَّ ِه َفي ْقُتلُو َن و ْع ًدا علَي ِه حقًّا يِف التَّور ِىة واِإل جْنِ ي ِل وال ُقر
آن َو َم ْن َْأوىَف ْ َ ْ َ َْ َ َْ َ ْ َ َْ
ِ ِ ِ ِ ِِ
الع ِظْي ُم
َ ك ُه َو ال َف ْو ُز َ استَْب ِش ُر ْوا بَِبْيعِ ُك ُم الَّذ ْي بَ َاي ْعتُ ْم بِِه َو َذل ْ َبِ َع ْهده م َن اللَّه ف.
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah membeli dari pada orang-
orang yang beriman segenap jiwa dan harta mereka dengan bayaran
(sebagai ganti) surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah;
kemudian membunuh atau terbunuh. Itu semua merupakan janji yang hak
dari Allah yang tertera dalam kitab taurat, injil dan al-quran. Dan barang
siapa yang memenuhi janjinya dari Allah. Maka berbahagialah dengan
transaksi jual-beli yang kalian lakukan itu. Karena itu sebuah
keberuntungan yang agung.
Ayat-ayat di atas menjelaskan bahwa jual-beli secara umum. Baik
a) Dalil al-quran
16
Ahmad Wardi Muslich, Fiqih Muamalat, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2010), 174.
14
ِ َّ ِِإ َّن اهللَ ا ْشَتَرى ِم َن الْ ُمْؤ ِمنِنْي َ َأْن ُف َس ُه ْم َو َْأم َواهَلُ ْم ب
ْ َأن هَلُ ُم اجْلَنَّةُ يُ َقتلُ ْو َن يِف
آن َو َم ْن َْأوىَف ِ سبِي ِل اللَّ ِه َفي ْقُتلُو َن و ْع ًدا علَي ِه حقًّا يِف التَّور ِىة واِإل جْنِ ي ِل وال ُقر
ْ َ ْ َ َْ َ َْ َ ْ َ َْ
ِ ِ ِ ِ ِِ
الع ِظْي ُم
َ ك ُه َو ال َف ْو ُز َ استَْب ِش ُر ْوا بَِبْيعِ ُك ُم الَّذ ْي بَ َاي ْعتُ ْم بِِه َو َذل ْ َبِ َع ْهده م َن اللَّه ف.
17
الربَا
ِّ َأح َّل اهللُ الَْبْي َع َو َحَّر َم
َ َو
Artinya: Allah menghalalkan transaksi jual-beli dan
mengharamkan transaksi riba”. 21
b) Dalil hadist
17
Al-Quran, Surat at-taubat, ayat 111.
18
Al-Quran, Surat An-Nisa’, Ayat 29.
19
Imam Mustofa, Fiqih Mu’amalah Kontemporer, (Yogyakarta: Kaukaba Dipantara, 2014), Cet 1,
h. 21.
20
Ibid.
21
Hafizh Dasuki dkk (ed). Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya,
(Bandung: Lubuk Agung, 1989), h. 229.
15
ٍ َ احةَ َوالعِ َف ِِ ِ ِ ٍ ِ
ً َاف َوِإ َذا ََأر َاد بَِق ْوم ا ْقتَط
اعا َ الس َم
َ َذا ََأر َاد اهللُ ب َق ْوم مَنَاء ر ْزقه ْم
ِإ
)اب ِخيَانٍَة (الطرباين
َ ََفتَ َح َعلَْي ِه ْم ب
Artinya: “Apabila Allah menginginkan kemajuan dan
kesejahteraan kepada suatu kaum maka Allah memberi mereka
kerunia kemudahan dalam jual-beli dan kehormatan diri. Namun bila
Allah menginginkan bagi sautu kaum kemacetan dan kegagalan maka
Allah membuka bagi mereka pintu pengkhianatan”.22
بِ َأي ال َكس ِئ ِ
ْ ِّ صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم ُس َل َّ اع ْة بْ ِن َرافِ ِع
َ َّ َأن النَّيِب َ ََع ْن ِرف
َش فِْي ِه َواَل ِخيَانَة
َّ َأي اَل َغ ِ ِ ِ َّ َأطْيب قَ َال عمل.
ْ الر ُج ِل بيَده َو ُك ُّل َبْي ٍع َمْب ُر ْو ٍر ُ ََ َُ
Artinya: : “Nabi Muhammad SAW pernah di tanyai tentang
profesi yang paling baik, maka nabi muhammad mengatakan “
pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya dan setiap transaksi jual-
beli yang juju. Yakni tidak ada unsur penipuan baik sifat dan dzat
komoditas jual-beli”.23
ِ َأي الْ َكس
ب ِئ ِ
ْ ُّ صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم ُس َل َّ اع ْة بْ ِن َرافِ ِع
َ َّ َأن النَّيِب َ ََع ْن ِرف
)الر ُج ِل بِيَ ِد ِه َو ُك ُّل َبْي ٍع َمْب ُر ْو ٍر (رواه البزار و صححه احلاكم
َّ ب قَ َال َع َم ُل ُ ََأطْي
Artinya: “Nabi Muhammad SAW. pernah di tanyai tentang profesi
yang paling baik, maka nabi muhammad menjawab; pekerjaan seorang
laki-laki dengan tangannya dan setiap transaksi jual-beli yang jujur”.24
)البْي َهاقِ ْي (وابن ماجه َ َوِإمَّنَا
ٍ البْي ُع َع ْن َتَر
َ ُاض َر َواه
Artinya: transaksi jual-beli itu atas dasar unsur kerelaan”.25
c) Dalil fiqih
22
Muhammad Faiz Almath, 1100 Hadits Terpilih, (Jakarta: Gema Insani, 1991), h. 193.
23
Ustman Bin Muhammad Satta, Hasyiyah I’anah At-Thalibin, (Lebanon: Dar Al-Kutub-beirut,
2013), Cet. 7. Jilid 3. h, 5.
24
Syaikh Abi Abdillah Abdissalam Al-Laus, Ibanatul Ahkam (Surabaya: Dar Al-Fikr, Tanpa
Tahun), Juz 3 h. 3.
25
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqih Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2014), Cet. 2, h. 27.
16
temannya tidak akan memberikan hal yang menjadi kebutuhannya
akan berjalan dengan positif karena apa yang mereka lakukan akan
sehingga jual-beli itu dapat dikatakan sah oleh syara’. Mengenai hal
kerelaan (ridha atau taraddhi) dari kedua belah pihak untuk melakukan
26
Ustadz DR. Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Al-Islami Wa Adillatuhu (Damaskus: Darul Al-Fikr,
2004), Cet. 4, h. 3307.
27
Ahmad Wardi Muslich, Fiqih Muamalat., h. 179.
17
transaksi jual-beli. Akan tetapi, karena unsur kerelaan itu merupakan unsur
hati yang sulit untuk di indra sehinga tidak kelihatan, maka diperlukan
beli menurut mereka hanya bisa tergambarkan dalam ijab dan kabul, atau
melalui cara saling memberikan barang dan harga barang (ta’athi). 28 Namun
menurut ulama yang lain rukun jual-beli ada enam yang di singkat menjadi
tiga.
enam yang disingkat menjadi tiga kategori. Salah satu ulama yang
dalam karya monumentalnya, bahwa rukun jual-beli ada tiga: yang pertama
adalah kedua belah pihak yang melakukan transaksi akad (aqidani), yang
(ma’qud alaih) dan yang ketiga adalah ijab dan sekaligus qobul (shighat) .29
berikut:
28
Ustadz DR. Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Al-Islami Wa Adillatuhu (Damaskus: Darul Al-Fikr,
2004), Cet. 4, h. 3309.
29
Abi Bakar Ustman bin Muhammad Satta, Hasyiyah I’anatut At-Thalibin, (Lebanon: Dar Al-
Kutub Al-Ilmiyah), h. 4.
18
Ma’qud ‘alaih, baik barang yang diperdagangkan (mutsman) maupun
pembeli).
a) Ar-Rusdu (Pintar).
anak kecil yang belum berakal, orang gila dan orang yang
19
sedekah, wasiat dan di tanggung hutangnya. Maka akadnya sah
32
Ustadz DR. Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Al-Islami Wa Adillatuhu (Damaskus: Darul Al-Fikr,
2004), Cet. 4, h. 3318.
33
Abi Bakar Ustman bin Muhammad Satta, Hasyiyah I’anatut At-Thalibin, (Lebanon: Dar Al-
Kutub Al-Ilmiyah, 2013), h. 11.
20
b) Transaksi dilakukan dua pihak.
menerima barang.36
c) Muhktar.
34
Ustadz DR. Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Al-Islami Wa Adillatuhu (Damaskus: Darul Al-Fikr,
2004), Cet. 4, h. 3318.
35
Ibid.
36
Ibid.
21
ikrah) dari pihak lain.37 Dalil normatif kriteria mukhtar ini
anak dan kedua orang tuanya dan untuk melunasi sesuatu yang
wajib dilunasi.40
itu, tidak sah jual-beli barang yang masih tidak ada (ma’dum)
37
Dr. Musthafa Al-Khin Dan Dr. Musthafa Al-Bugha, Al-Fiqh Al-Minhaji ‘Ala Madzhabi Al-
Imam As-Syafi’I (Damaskus: Dar Al-Qalam, 2008), Juz, 3, h. 8.
38
Dr. Musthafa Al-Khin, Al-Fiqh Al-Minhaji Ala Madzhabi Al-Imam As-Syafi’i, (Damaskus: Dar
Al-Qolam, 1992). Cet. 4, Juz. 6, h. 12.
39
Syaihk Syamsuddin Muhammad Bin Achmad Khatib As-Sirbini, Mugni Mukhtaj Ila Ma’rifati
Ma’ani Alfadil Minhaj, (Lebanon: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2014), Cet. 4, Juz. 2. h. 10.
40
Ustadz DR. Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Al-Islami Wa Adillatuhu (Damaskus: Darul Al-Fikr,
2004), Cet. 4, Juz. 5. h. 3324.
22
anak sapi yang masih dalam kandungan, atau jual-beli buah-
c) Suci (Thaharah).
d) Manfaat (Naf’u).
23
bermanfaat, jika pemanfaatannya dilegalkan secara syar’i
bagi Muslim.45
dalam tanah, karena ikan dan emas ini belum dimiliki penjual.46
berlangsung.47
g) Ma’lum
44
Ibid.
45
Ahmad Wardi Muslich, Fiqih Muamalat., h. 189-190.
46
Syaihk Syamsuddin Muhammad Bin Achmad Khatib As-Sirbini, Mugni Mukhtaj Ila Ma’rifati
Ma’ani Alfadil Minhaj, (Lebanon: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2014), Cet. 4, Juz. 2. h. 14.
47
Ibid.
24
Ma’lum adalah keberadaan ma’qud ‘alaih diketahui secara
salah satu dari dua metode: yang pertama adalah bisa dengan
komoditi. 49
Dan cukup melihat sebagian dari komoditi
bijian.
48
Tim Laskar Pelangi, Metodologi Fiqih Muamalah, (Kediri: Lirboyo Press, 2013), Cet. 2. h. 10.
49
Ibid.
50
Dr. Musthafa Al-Khin Dan Dr. Musthafa Al-Bugha, Al-Fiqh Al-Minhaji ‘Ala Madzhabi Al-
Imam As-Syafi’I, (Damaskus: Dar Al-Qalam, 1992), Juz, 3. h. 15.
25
merupakan ekspresi paling representatif untuk pernyataan
taradlin.51
namanya ijab dan qabul (sighat). Dan kerelaan dari kedua belah
pihak.52
a) Berkesinambungan (Muttasil)
atau tidak ada pemisah yang lama yang terjadi di dalam proses
ijab dan qabul53. Meskipun ijab dan qobul itu memakai metode
51
Ibid.
52
Ustadz DR. Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Al-Islami Wa Adillatuhu (Damaskus: Darul Al-Fikr,
2004), Cet. 4, Juz. 5. h. 3309.
53
Syaihk Syamsuddin Muhammad Bin Achmad Khatib As-Sirbini, Mugni Mukhtaj Ila Ma’rifati
Ma’ani Alfadil Minhaj, (Lebanon: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2014), Cet. 4, Juz. 2. h. 7.
26
disebabkan diam dengan waktu yang sebentar meskipun ada
bilafdin ajnabiyyin).
54
Abi Bakar Ustman bin Muhammad Satta, Hasyiyah I’anatut At-Thalibin, (Lebanon: Dar Al-
Kutub Al-I lmiyah, 2013), h. 9.
55
Ibid.
56
Syaihk Syamsuddin Muhammad Bin Achmad Khatib As-Sirbini, Mugni Mukhtaj Ila Ma’rifati
Ma’ani Alfadil Minhaj, (Lebanon: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2014), Cet. 4, Juz. 2. h. 7.
57
Tim Laskar Pelangi, Metodologi Fiqih Muamalah, (Kediri: Lirboyo Press, 2013), Cet. 2. h. 11.
58
Syaihk Syamsuddin Muhammad Bin Achmad Khatib As-Sirbini, Mugni Mukhtaj Ila Ma’rifati
Ma’ani Alfadil Minhaj, (Lebanon: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2014), Cet. 4, Juz. 2. h. 9.
27
yang tidak sesuai dengan harga yang dikatakan oleh penjual
kepada pembeli “apabila barang ini milik saya, maka saya akan
Dalam sighat (ijab dan qabul) juga harus tidak ada limitasi
benda ini kepada anda, dalam jangka satu bula”. Dan meskipun
limitasinya itu sulit terjadi di dunia ini, seperti “saya akan jual
28
bebas dari unsur spekulatif, agar tidak menyerupai perjudian
macam ‘aib:64
1) Ketidakjelasan (Al-Jahalah)
b) Ketidakjelasan harga;
62
Tim Laskar Pelangi, Metodologi Fiqih Muamalah, (Kediri: Lirboyo Press, 2013), Cet. 2. h. 11.
63
Ustadz DR. Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Al-Islami Wa Adillatuhu (Damaskus: Darul Al-Fikr,
2004), Cet. 4, Juz. 5. h. 3345.
64
Ibid.
65
Ibid.
29
c) Ketidakjelasan masa (tempo), seperti dalam harga yang
batal.66
(dua) macam:
anggota tubuhnya.
66
Ibid.
67
Ibid.
30
sah, karena kepemilikan atas suatu barang, tidak bisa
dibatasi waktunya.68
68
Ibid.
69
Ibid.
70
Ibid.
31
adat kebiasaan, atau tidak dikehendaki oleh akad, atau tidak
akad yang lain, seperti akad tabarru’ (hibah dan wasiat) dan
71
Ibid.
72
Sulaiman Bin Umar Bin Mansur Al-Ujaili Al-Azhari, Hasyiyat Al-Jamal, (Damaskus: Dar Al-
Fikr Tanpa Tahun), Juz, 3. h. 101.
32
Implikasi (iqtidla’) diadakannya sebuah transaksi (al-aqd), pada
adalah proses mengambil alih hak milik dan hak tasarruf (naql al-milk
masing-masing pihak telah pindah menjadi pihak lain, dan salah satu
lain.75
2. Hikmah Khiyar
terbaik, agar transaksi bisa atas dasar diadakan taradlin yang benar-
73
Sulaiman Bin Muhammad Bin Umar Al-Bujairami Al- Misri, Hasiyah Al- Bujairami ‘Ala Al-
Khatib,(Lebanon: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah), Juz. 3. h.313.
74
Tim Laskar Pelangi, Metodologi Fiqih Muamalah, (Kediri: Lirboyo Press, 2013), Cet. 2. h. 62.
75
Dr. Musthafa Al-Khin Dan Dr. Musthafa Al-Bugha, Al-Fiqh Al-Minhaji ‘Ala Madzhabi Al-
Imam As-Syafi’I (Damaskus: Dar Al-Qalam, 1992), Juz, 6, h. 21.
33
unsur-unsur yang dapat mengecewakan dan merugikan (dar’u al-
mafasid).76
3. Dalil Khiyar
ِ ِ ِِ
(رواه.اخَت ْر َ البِّي َع ان باخْل يَ ا ِر َم ا مَلْ َيَت َفَّرقَ ا َْأو َي ُق ْولث
ْ َأح ُدمُهَا لأْل َخ ِر َ
)الشيخان
Artinya: penjual dan pembeli memiliki pilihan sebelum keduanya
berpisah atau salah satunya mengatakan pada yang lain, pilihlah! 77
(HR. Bukhari Muslim).
ت بِلِ َسانِِه لَ ْوثَةٌ يَ ْش ُك ْو ِإىَل ْ َصا ِر َو َكان
ِ
َ ْت َر ُجاًل م َن اَأْلن
ِ َ َعن اب ِن عم ِر ق
ُ مَس ْع:ال َُ ْ ْ َ
ال لَ هُ َر ُس ْو ُل َ ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َأنَّهُ اَل َي َز ُال يُ ْغنَبُ يِف ْ الَْبْي ِع َف َق ِ ِ
َ َر ُس ْول اهلل
ت بِاخْلِيَ ا ِر يِف ْ ُك ِّل ِ
َ ْت َف ُق ْل اَل خاَل بَةَ مُثَّ َأن
ِ
َ ِإ َذا بَ َاي ْع:ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم
ِ
َ اهلل
ِ ْ ت فَ َْأم ِس ِ ٍ َ ِس ْلع ٍة ابَتعَته ا ثَاَل
(رواه.ت فَ ْار ُد ْد َ ْك َوِإ ْن َس خط َ ث لَيَ ال فَِإ ْن َرض ْي َْْ َ
)البيهقي
Artinya: dari Ibnu Umar ra. Berkata saya mendengar seorang
sahabat anshar yang lugu mengadu kepada Rasulullah saw., bahwa
ibnu umar selalu dirugikan dalam jual-beli. Kemudian Rasulullah
saw., bersabda kepadanya, “apabila kamu jual-beli, maka katakana,
“tidak ada manipulasi” selanjutnya kamu berhak menentukan pilihan
pada setiap barang yang kamu beli selama tiga malam. Jika kamu
berminat, ambil, jika tidak, kembalikan”. (HR. Al-Baihaqi)
4. Klasifikasi Khiyar
bagian:
a) Khiyar Majlis
Tim Laskar Pelangi, Metodologi Fiqih Muamalah, (Kediri: Lirboyo Press, 2013), Cet. 2. h. 63.
76
Al-Imam Al-Bukhari Dan Abu Al-Hasan As-Sanadi, Shohih Al-Bukhari Bi Hasyiyati Al-Imam
77
34
Khiyar majlis adalah hak pelaku transaksional dalam rangka
akad itu sendiri, karena khiyar majlis itu adalah suatu hal yang
qaul yang kedua, transaksi semacam ini sah tanpa ada hak khiyar,
dan menurut pendapat qaul ketiga, transaksi ini sah dan tetap ada
Masa khiyar majlis akan berakhir dengan salah satu dari dua
78
As-Syaikh Ibrahim Al-Bayjuri, Hasyiyatul Bayjuri, (Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah,) Cet. 13, Juz. 1.
h, 665.
79
Achmad Bin Muhammad Bin Ali Bin Hajar Al-Haitami, Tuhfatul Muhtaj, (Lebanon: Dar Al-
Kutub Al-Ilmiyah), Juz. 3. h. 314.
80
Tim Laskar Pelangi, Metodologi Fiqih Muamalah, (Kediri: Lirboyo Press, 2013), Cet. 2. h. 64.
81
Ibid.
35
menjatuhkan pada salah satu pilihan ini, maka masa hak khiyar
maupun lughawi.84
Tafarruq bisa terjadi dalam arti masa hak khiyar kedua pelaku
36
yang diadakan secara langsung dalam satu tempat (qarib), atau
dilakukan dari jarak jauh (ba’id) dengan cara saling teriak, atau
qaul ashah juga berlaku khiyar majlis. Dan hak khiyar ini akan
37
pihak penerima dari majlis dimana penerima menerima surat,
ِ ِ ِِ
(رواه.اخَت ْر َ البِّي َعان باخْل يَا ِر َما مَلْ َيَت َفَّرقَا َْأو َي ُق ْولث
ْ َأح ُدمُهَا لأْل َخ ِر َ
)الشيخان
Artinya: penjual dan pembeli memiliki pilihan sebelum
keduanya berpisah atau salah satunya mengatakan pada yang
lain, pilihlah! 89m)(HR. Bukhari Musl
b) Khiyar syarat
tertentu.90
38
Secara subtansial, fungsi khiyar syarat merupakan
39
Batas minimal masa berlaku khiyar syarat adalah waktu
yang sebentar yang telah diketahui, seperti dua jam atau satu
juga didukung alasan rasional bahwa, tiga hari tiga malam itu
ketentuan:
96
Syamsuddin Muhammad Bin Abi Al-Abbas Achmad Bin Hamzah Syihabuddin Al-Ramli,
Nihayatul Mukhtaj Ila Syarhil Minhaj, (Beirut: Dar Kutub Al-Ilmiyah, 1984), Juz. 4, h. 17.
97
Dr. Musthafa Al-Khin Dan Dr. Musthafa Al-Bugha, Al-Fiqh Al-Minhaji ‘Ala Madzhabi Al-
Imam As-Syafi’I (Damaskus: Dar Al-Qalam, 2008), Juz, 3, h. 19.
98
Sulaiman Bin Muhammad Bin Umar Al-Bujairami Al- Misri, Hasiyah Al- Bujairami ‘Ala Al-
Khatib,(Lebanon: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, tanpa tahun), Juz. 3. h.318.
99
Achmad Salamah Al-Qulyubi Dan Achmad Al-Barlisi ‘Umairah, Hasyiyah Qulyubi Wa
‘Umairah, (Damaskus: Dar Al-Fikr, 1995), Juz, 2. h. 240.
40
1) Muqayyad, dalam arti ditentukan batas akhir masa khiyar
syarat;
4) Mutawaliyah, berkesinambungan;
pelaku transaksi;
c) Khiyar ‘Aib
100
Sulaiman Bin Muhammad Bin Umar Al-Bujairami Al- Misri, Hasiyah Al- Bujairami ‘Ala Al-
Khatib,(Lebanon: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, tanpa tahun), Juz. 3. h.319.
101
Dr. Musthafa Al-Khin Dan Dr. Musthafa Al-Bugha, Al-Fiqh Al-Minhaji ‘Ala Madzhabi Al-
Imam As-Syafi’I (Damaskus: Dar Al-Qalam, 1992), Juz, 6, h. 24.
41
Khiyar ‘aib atau juga disebut dengan khiyar naqishah.
(taghrir fi’liyyin).102
sebagai berikut:
102
Sulaiman Bin Muhammad Bin Umar Al-Bujairami Al- Misri, Hasiyah Al- Bujairami ‘Ala Al-
Khatib,(Lebanon: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, tanpa tahun), Juz. 3. h.323.
103
Tim Laskar Pelangi, Metodologi Fiqih Muamalah, (Kediri: Lirboyo Press, 2013), Cet. 2. h. 76.
42
dengan perjanjian (syarat), maka menetapkan hak khiyar ‘aib.
(gharadl).104
al-‘aqd) seperti ini, akad tetap sah dan tidak bisa dijerat dengan
transaksi:
104
Zakariya Bin Muhammad Bin Zakariya Al-Anshari Dan Zainuddin Abu Yahya As-Saniki,
Asnal Muthalib, (Damaskus: Dar Al-Fikr) Tanpa Tahun, Juz 3. h. 305.
105
Syaihk Syamsuddin Muhammad Bin Achmad Khatib As-Sirbini, Mugni Mukhtaj Ila Ma’rifati
Ma’ani Alfadil Minhaj, (Lebanon: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2014), Cet. 4, Juz. 2. h. 44.
43
2) Syarat konsekuensi logis (muqtadla al-aqd). Seperti syarat
dan lain-lain;
syarat poin (3) menetapkan hak khiyar; syarat poin (4) tidak
transaksi (mufsid).106
106
Tim Laskar Pelangi, Metodologi Fiqih Muamalah, (Kediri: Lirboyo Press, 2013), Cet. 2. h. 76.
44
barang (radd).107 Karena itu dalam transaksi jual-beli, pelaku
107
Sulaiman Bin Muhammad Bin Umar Al-Bujairami Al- Misri, Hasiyah Al- Bujairami ‘Ala Al-
Khatib,(Lebanon: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, tanpa tahun), Juz. 3. h.323.
108
Zakariya Bin Muhammad Bin Zakariya Al-Anshari Dan Zainuddin Abu Yahya As-Saniki,
Asnal Muthalib, (Lebanon: Dar Kutub Al-Ilmiyah, 2013) cet, 2. Juz 3. h. 142.
109
Ibid.
45
akibat aksi manipulatif pihak lain, melainkan akibat
Seperti membeli kaca yang dikira mutiara. 110 Namun aib dalam
110
Ibid.
111
Ibid.
112
Ibid.
113
Ibnu Hajar Al-Haitami, Tuhfatul Muhtaj Bi Syarh Al-Minhaj, (Lebanon: Dar Al-Kutub Al-
Ilmiyah, 2010), Cet. 3, Juz.2 h. 144.
46
2) Aib yang mengurangi fisik barang yang bisa menafikan
tersebut.115
114
Ibnu Hajar Al-Haitami, Tuhfatul Muhtaj Bi Syarh Al-Minhaj, (Lebanon: Dar Al-Kutub Al-
Ilmiyah, 2010), Cet. 3, Juz.2 h. 136.
115
Dr. Musthafa Al-Khin Dan Dr. Musthafa Al-Bugha, Al-Fiqh Al-Minhaji ‘Ala Madzhabi Al-
Imam As-Syafi’I (Damaskus: Dar Al-Qalam, 1992), Juz, 6, h. 23.
116
Ibid.
117
Tim Laskar Pelangi, Metodologi Fiqih Muamalah, (Kediri: Lirboyo Press, 2013), Cet. 2. h. 6.
47
BAB III
METODE PENELITIAN
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati.118 Data diperoleh dengan cara
B. Kehadiran Peneliti
sebagai informan yang dapat memberikan eksplanasi dan data yang akurat dan
118
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 48.
48
C. Latar Penelitian (Waktu Dan Tempat)
untuk menentukan data yang diambil, sehingga lokasi ini memiliki peran
penelitian misalnya kota, desa, komunitas atau lembaga tertentu. Kedua, yang
beli buah-buahan.
Sumber data yang dimaksud adalah subjek data yang akan diperoleh,
apabila data yang diperoleh melalui wawancara atau kuesioner, maka sumber
observasi, maka data yang diperoleh melalui gerak benda atau proses,
sedangkan data yang diperoleh dari hasil dokumentasi maka sumber datanya
Sumber data penelitian ini terdiri dari tiga sumber di atas, yaitu wawancara
49
dokumen-dokumen tentang penjualan yang berkaitan dengan transaksi akad
dan berkualitas.
E. Pengumpulan Data
1. Observasi
berkualitas.
2. Wawancara
yang pernah membeli buah di toko buah yang menjadi objek penelitian
121
Hardani. 2020. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Yogyakarta: Pustaka Ilmu Group.
h. 123.
122
Rahardjo, Mudjia. 2020. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Sosial dan Humaniora,
Yogyakarta: Republik Media. h. 109.
50
dalam skripsi ini, di lingkungan toko buah bangkalan yang berkaitan
kumpulan dari sebuah fakta yang dihasilkan dari pengamatan empiris. Adapun
data yang dianalisis bisa berupa dokumen, angka dan kata yang dapat
menggunakan teori Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga teknik, yaitu:
1. Reduksi data
2. Penyajian data
123
Rahardjo, Mudjia. 2020. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Sosial dan Humaniora,
Yogyakarta: Republik Media. h, 117.
124
Sugiono. 2013. Metode Penelitian Pndidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Bandung: Alfabeta. h, 338.
125
Ibid.
51
data bisa dilakukan dengan bentuk chard, pictogram, tabel, grafik, brupa
dengan bentuk teks deskriptif atau naratif, yaitu data yang diperoleh
menjawab Bagaimana praktik jual-beli buah yang terjadi di pasar buah ban
gkalan dan Bagaimana praktik jual-beli buah di pasar buah bangkalan mun
G. Keabsahan Data
4. Ketekunan Pengamatan
data yang dibutuhkan, baik data dari wawancara, observasi dan juga
mendapatkan data yang pasti dan maksimal sesuai urutan peristiwa dan
149.
52
5. Perpanjangan Pengamatan
6. Triangulasi
teknik untuk menguji kredibilitas data atau teknik pengumpulan data yang
menggabungkan dari beberapa teknik dan sumber yang sudah ada. 127
untuk memperoleh data dari sumber yang tidak sama, akan tetapi dengan
teknik yang sama. Peneliti akan memperoleh data yang berbeda dari satu
sumber, dan akan memperoleh data dari beberapa sumber dengan teknik
yang sama.
127
Hardani. 2020. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Yogyakarta: Pustaka Ilmu Group).
h, 154.
53
BAB IV
A. Penyajian Data
kental pengaruh keislaman dalam diri mereka. Dan itu terlihat jelas dari
sangat santun dan sopan, berpakaian, dan masih terlihat juga dalam
seperti penjual bahan pokok, mkanan siap saji, buah-buahan dan lain
Komoditi dagangan yang dijual, tidak hanya satu macam atau satu jenis.
tidak mewajibkan pembeli untuk membeli dengan jumlah yang besar akan
tetapi boleh membeli sesuai yang dibutuhkan pembeli. Seperti halnya yang
54
dikatakan oleh saudari Nana, salah satu karyawan toko buah di Pasar Buah
Dalam hal ini saya menjual buah dan yang lain, tetapi komoditi
utama kami, adalah buah-buahan, dengan segala macam buah misalnya
jenis buah anggur, kelingking, melon, jeruk dan masih banyak lagi. Di
sini kami menjual dengan sistem kiloan, jadi tergantung para
pelanggan mau membeli berapa kilo yang mau mereka beli. Dan kami
memberikan keleluasaan kepada para pembeli untuk memilih sendiri buah
yang ingin dibeli supaya pembeli benar tahu terhadap kualitas buah-
buahan di toko kami. Toko kami buka dua puluh empat jam, jadi gak ada
nutupnya mas.128
Hal ini senada dengan yang dikatakan oleh mbak Julia salah satu
Dalam hal ini sama saya menjual buah dan yang lain, tetapi
komoditi utama kami, adalah buah-buahan, dengan segala macam buah
misalnya jenis buah jeruk, apel, kelingking, melon, semangka dan masih
banyak lagi. Di sini kami menjual dengan sistem kiloan, jadi
tergantung para pelanggan mau membeli berapa kilo yang mau mereka
beli. Dan kami memberikan keleluasaan kepada para pembeli untuk
memilih sendiri buah yang ingin dibeli supaya pembeli benar tahu
terhadap kualitas buah-buahan di toko kami. Bahkan pembeli kami
persilakan untuk mencicipi buah kami terlebih dahulu dan toko kami buka
dua puluh empat jam, jadi gak ada nutupnya mas.129
Hal ini senada dengan yang dikatakan oleh Imam Sukarno salah
Saya sering beli buah di toko ini mas, karena tokonya enak
dipinggir jalan raya yang masih daerah perkotaan,dan buka dua puluh
empat jam. Buah disini lumayan bagus mas, walaupun terkadang tidak
terlalu memuaskan mas, ada buah tidak sesuai harapan saya, seperti
buah jeruk yang saya beli tadi, banyak buah jeruk yang rasanya masih
kecut padahal katanya penjualnya. Jeruk ini manis mas, tapi yang mau
saya kembalikan ga enak sama penjualnya mas, soalnya, di toko buah itu
kita sebagai pembeli di suruh milih dan ngambil sendiri mas.130
Hal demikian juga disampaikan oleh Abdur Rosyid yang juga
128
Wawancara, Nana (Karyawan Toko), 12 April 2022.
129
Wawancara, Julia (Karyawan Toko), 12 April 2022.
130
Wawancara, Imam Sukarno (konsumen), 12 April 2022.
55
kedapatan menjadi pembeli di salah satu toko buah yang ada di pasar buah
pembeli untuk memilih dan juga mengambil buah yang diinginkan apabila
buah yang dijualnya adalah buah yang baik kualitas dan rasanya manis.
beberapa penjual buah di pasar buah bangkalan yang tidak jujur kepada
buah yang dicampur. Namun tidak semua penjual buah di pasar buah
131
Wawancara, Abdur Rosyid (Konsumen), 12 April 2022.
132
Wawancara, Ismail (Konsumen), 12 April 2022.
56
maupun pembeli tentunya memiliki dampak yang terjadi. Begitu juga
menimbulkan penyakit.
B. Analisis Data
macam buah-buahan di warung atau toko buahnya. Mulai dari salak, apel,
banyak agar stok di toko tersebut selalu tersedia. Karena toko di pasar
seperti jual-beli dipasar pada umumnya. Yakni ada penjual dan pembeli
bangkalan ada sebagian penjual yang mencampur buah yang masih bagus
57
Dalam Pelaksanaannya, praktik jual-beli yang ada di pasar buah
untuk memilih dan mengambil buah yang akan dibeli, sehingga dapat
dengan pasti keadaan buah yang akan dibeli. Buah yang biasa dicampur
adalah buah salak dan jeruk. Jeruk yang manis dicampur dengan yang
masih kecut.
maka buah jeruk yang berwarna kuning yang dipilih. Yakni mereka
n fiqh muamalah.
barang dengan uang dengan jelas melepaskan hak milik dari satu kepada
yang lain atas dasar taradlin dengan cara yang telah diterangkan di atas.
jual beli ada enam yang disingkat menjadi tiga kategori. Salah satu ulama
58
Satta dalam karya monumentalnya, bahwa rukun jual-beli ada tiga. Dan
1. Aqidani, adalah kedua belah pihak yang melakukan transaksi akad jual-
2. Ma’qud alaih (objek jual-beli) adalah harta yang akan dipindahkan dari
dari dua metode: yang pertama adalah bisa dengan cara melihat
tercampur dengan selain komoditi. 134 Dan cukup melihat sebagian dari
133
Tim Laskar Pelangi, Metodologi Fiqih Muamalah, (Kediri: Lirboyo Press, 2013), Cet. 2. h. 10.
134
Ibid.
135
Abi Bakar Ustman bin Muhammad Satta, Hasyiyah I’anatut At-Thalibin, (Lebanon: Dar Al-
Kutub Al-Ilmiyah), h. 4.
59
telah melanggar salah satu syarat jual-beli yang telah dipaparkan diatas,
Apabila dilihat dari sifat dan hukum jual beli yang telah di
melakukan jual beli yang tidak sah, dikarenakan tidak memenuhi rukun
atau syarat yang telah ditentukan dalam islam tentang regulasi transaksi
jual-beli.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
diantaranya adalah buah salak dan jeruk yang mana dalam pelaksanaan
masih bagus dengan buah yang tidak terlalu bagus bahkan ada yang mulai
transaksi penjual tidak jujur dan transparan. Karena pembeli masih banyak
yang belum tahu betul dalam menentukan kualitas buah yang lebih bagus
atau lebih buruk. Hal ini tidak boleh menjadi tradisi bagi masyarakat
sekitar. Buah-buahan yang kualitasnya lebih bagus pasti lebibh baik gizi,
protein dan rasanya dibandingan buah yang tidak terlalu bagus kualitsnya
unsur penipuan yang dilakukan oleh pihak penjual (produsen) buah kepada
61
B. Saran
kembali. Dan lebih baik saat terjadi transaksi jual beli pihak penjual
62
DAFTAR RUJUKAN
63
Faiz, Muhammad Almath, 1100 Hadits Terpilih, (Jakarta: Gema Insani,
1991), h. 193.
Ustman Bin Muhammad Satta, Hasyiyah I’anah At-Thalibin, (Lebanon:
Dar Al-Kutub-beirut, 2013), Cet. 7. Jilid 3. h, 5.
Abdillah, Abi Abdissalam Al-Laus, Ibanatul Ahkam (Surabaya: Dar Al-
Fikr, Tanpa Tahun), Juz 3 h. 3.
Aziz, Abdul Muhammad Azzam, Fiqih Muamalat, (Jakarta: Amzah,
2014), Cet. 2, h. 27.
Al-Khin, Musthafa Dan Al-Bugha, Musthafa Al-Fiqh Al-Minhaji ‘Ala
Madzhabi Al-Imam As-Syafi’I (Damaskus: Dar Al-Qalam, 2008), Juz, 3, h. 7.
Nawawi, Muhammad Bin Umar Al-Jawi, Qutul Habib Al-Gharib
(Lebanon: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2014), Cet. 1, h. 262.
Tim Laskar Pelangi, Metodologi Fiqih Muamalah, (Kediri: Lirboyo Press,
2013), Cet. 2. h. 6.
Sulaiman Bin Umar Bin Mansur Al-Ujaili Al-Azhari, Hasyiyat Al-Jamal,
(Damaskus: Dar Al-Fikr Tanpa Tahun), Juz, 3. h. 101.
Sulaiman Bin Muhammad Bin Umar Al-Bujairami Al- Misri, Hasiyah Al-
Bujairami ‘Ala Al-Khatib,(Lebanon: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah), Juz. 3. h.313.
Al-Bukhari, Al-Imam Dan Abu Al-Hasan As-Sanadi, Shohih Al-Bukhari
Bi Hasyiyati Al-Imam As-Sanadi, (Lebanon: Dar Al-Kutub, 2013). Cet, 3. Juz, 2.
h. 22.
Achmad Bin Muhammad Bin Ali Bin Hajar Al-Haitami, Tuhfatul Muhtaj,
(Lebanon: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah), Juz. 3. h. 314.
Zakariya Bin Muhammad Bin Zakariya Al-Anshari Dan Zainuddin Abu
Yahya As-Saniki, Asnal Muthalib, (Damaskus: Dar Al-Fikr) Tanpa Tahun, Juz 3.
h. 91.
Al-Qulyubi, Salamah Achmad Dan Al-Barlisi ‘Umairah, Achmad,
Hasyiyah Qulyubi Wa ‘Umairah, (Damaskus: Dar Al-Fikr, 1995), Juz, 2. h. 240.
Al-Haitami, Ibnu Hajar Tuhfatul Muhtaj Bi Syarh Al-Minhaj, (Lebanon:
Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2010), Cet. 3, Juz.2 h. 144.
Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 48.
subagyo, Joko, Metode Penelitian: Dalam Teori Dan Praktek, (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2004), hlm. 35.
Sugiono. 2013. Metode Penelitian Pndidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, h. 141.
64
Hardani. 2020. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Yogyakarta:
Pustaka Ilmu Group. h. 123.
Rahardjo, Mudjia. 2020. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu
Sosial dan Humaniora, Yogyakarta: Republik Media. h. 109.
Salim dan Syahrum. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:
Ciptapustaka Media. h, 149.
65