Risalah Abd Muin
Risalah Abd Muin
Oleh:
Oleh: ABD. MUIN
NIM 1812150040
I
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
Mengetahui,
Dosen Pembimbing, Yang membuat
pernyataan,
MATERAI
Rp. 6.000,-
II
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Risalah yang di tulis oleh Abd. Muin ini dengan judul “Analisis Kewajiban
Zakat Profesi Perspektif Yusuf Qhordowi ”.
Telah disetujui
Oleh:
Pembimbing
K. Luthfi M.Pd
Pembimbing
K. Shoim
III
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul zakat profesi menurut Yusuf Al-Quradhawi. Satu
hal yang diangkat sebagai fokus penelitian. Yakni, bagaimana landasan hukum
Yusuf Al-Quradhawi tentang zakat profesi. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui dan menganalisis hukum membayar zakat profesi di tinjau dari
pandagan Yusuf Al-Quradhawi
Metode yang dipakai penelitian ini menggunakan studi kepustakaan
(library research), sumber data yang digunakan adalah sumber data pustaka yang
terdiri dari. Bahan hukum primer adalah sunber pokok yang digunakan sebagai
sunber utama dalam penelitian dalam memperoleh data, seperti Al-Qur’an dan
Hadist,Undang-Undang dan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian. Bahan
hukum sekunder meliputi data yang memberikan penjelasan terhadap data-data
lain yang berkaitan dengan penelitian. Adapun bahan hukum tersier meliputi data
tambahan yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan
sekunder berupa jurnal dan website. Tehnik analisa data adalah berupa analisis
Komperatif bersifat perbandingan dan disimpulkan secara deduktif dari umum ke
khusus.
Menurut Yusuf Al-Qaradhawi, landasan zakat profesi adalah perbuatan
sahabat yang mengeluarkan zakat untuk Al-maal al-mustafaad (harta perolehan).
Al-maal al-mustafaad adalah setiap harta baru yang diperoleh seorang muslim
melalui salah satu cara kepemilikan yang disyariatkan, seperti waris, hibah, upah
pekerjaan, dan yang semisalnya. Yusuf Al-Qaradhawi mengambil pendapat
sebagian sahabat (seperti Ibnu Abbas dan Ibnu Mas‟ud) dan sebagian tabi‟in
(seperti Az-Zuhri, Hasan Bashri, dan Makhul) yang mengeluarkan zakat dari al-
maalal mustafaad pada saat menerimanya, tanpa mensyaratkan haul.
IV
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur tak hentinya dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, yang
berkat anugerah serta nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan risalah ini tepat
pada waktunya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah memimpin umat Islam menuju jalan yang diridhai
Allah SWT.
2. KH. Achmad Faqot Zubair, Mudier Ma’had Aly Nurul Cholil, yang selalu
semangat tanpa pamrih memotivasi para mahasantri untuk menjadi insan
yang berguna bagi nusa dan bangsa. Semoga kita semua senantiasa
mendaptkan barokah dari beliau
5. Orang tua tercinta, Ayahanda Sholeh dan Ibunda Rummanah yang telah
memberikan doa, perhatian, serta pengorbanan dengan penuh kasih
sayang, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
V
6. Para Senior yang tidak pernah lelah dalam membimbing serta memberikan
arahan, sehingga memperoleh pengalaman yang sangat berharga terutama :
Kanda Holil, Kanda Mahhud, Kanda Abd. Wahid, Kanda Ambrin, Kanda
Bahrud, Kanda Rifai, Kanda Alwi, dan Kanda Mahmud.
Dalam penulisan Risalah ini penulis menyadari akan banyak kelemahan serta
kekurangan dari berbagai sisi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan krikit serta
saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Risalah ini kedepan.
Abd. Muin
1812150040
VI
DAFTAR ISI
VII
A. Kesimpulan.....................................................................................................39
B. Saran...............................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................41
VIII
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Definisi profesi dan zakat profesi dalam KBBI.web.id,profesi adalah bidang
tertentu).kata profesi sendiri berasal dari bahasa latin “proffesio” yang mempunyai dua
definisi yaitu ikrar dan pekerjaan.bila artinya di buat dalam definisi yang lebih luas
menjadi kegiatan “apa saja dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan
dengan suatu keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan
yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus di tuntut dari padanya
pelaksanaan norma norma sosial dengan baik. Dan zakat profesi di definisikan sebagai
zakat di kenakan pada setiap pekerjaan atau ke ahlian profesional tertentu,baik yang
dilakukan sendiri maupun bersama orang atau lembaga lain yang mendatangkan
Zakat profesi merupakan salah satu kasus baru dalam fiqh (hukum Islam). Al-
Quran dan al-Sunnah, tidak memuat aturan hukum yang tegas mengenai zakat profesi
ini. Begitu juga ulama mujtahid seperti Abu Hanifah, Malik, Syafi^i, dan Ahmad ibn
Hanbal tidak pula memuat dalam kitab-kitab mereka mengenai zakat profesi ini. Hal
ini disebabkan oleh terbatasnya jenis-jenis usaha atau pekerjaan masyarakat pada masa
Namun demikian, sekalipun hukum mengenai zakat profesi ini masih menjadi
kontroversi dan belum begitu diketahui oleh masyarakat muslim pada umumnya dan
kalangan profesional muslim di tanah air pada khususnya, kesadaran dan semangat
kewajiban agama yang harus dikeluarkannya cukup tinggi. Risalah ini barangkali bisa
1
kita jadikan semacam indikasi bagaimana kalangan profesional peduli terhadap
masalah zakat profesi ini. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba mengemukakan
beberapa pokok pikiran berkenaan dengan hukum zakat profesi dengan judul Analisis
Dan zakat merupakan kewajiban bagi umat Islam yang mampu sesuai dengan
ketentuannya sebagai wujud kepatuhan kepada Allah SWT. Dan juga merupakan salah
Di era moderen,muncul berbagai jenis profesi baru yang sangat potensial dalam
pertanyaan baru dalam Islam yaitu,bagaimana hukum fikih menyikapi tentang zakat
profesi yang dikenal oleh sebagian kalangan sekarang ini? Apakah itu termasuk suatu
bagian dari zakat dalam Islam? ataukah itu hal yang baru dalam agama Islam?
Menarik memang, wacana baru zakat profesi cukup andil dalam menggugah kesadaran
berzakat.meskipun Al Qur’an dan Al Sunnah tidak memuat aturan hukum yang tepat
mengenai zakat profesi ini.begitu juga sebagian ulama Mujtahid seperti imam
Syafi’i.imam Syafi’i pula tidak memuat dalam kitabnya mengenai zakat profesi
ini.tapi secara eksplisit pada zaman Rasulullah SAW sebenarnya zakat profesi sudah
perak.dan seiring berkembangnya zaman maka semakin kompleks profesi profesi yang
2
Zakat penghasilan atau yang dikenal juga sebagai zakat profesi; zakat pendapatan
adalah bagian dari zakat mal yang wajib dikeluarkan atas harta yang berasal dari
ialah setiap pendapatan seperti gaji, honorarium, upah, jasa, dan lain-lainnya yang
diperoleh dengan cara halal, baik rutin seperti pejabat negara, pegawai, karyawan,
maupun tidak rutin seperti dokter, pengacara, konsultan, dan sejenisnya, serta
Zakat seperti dijelaskan Allah SWT dalam Al Quran surat At-Taubah ayat 60
harus diberikan kepada delapan asnaf, yaitu fakir, miskin, amil, muallaf,
memerdekakan budak, orang yang punya hutang, ibnu sabil dan sabilillah.
orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah,
1. Hasil profesi dikategorikan sebagai harta wajib zakat berdasarkan kias (analogi)
atas kemiripan (syabbah) terhadap karakteristik harta zakat yang telah ada, yakni:
3
Model memperoleh harta penghasilan (profesi) mirip dengan panen (hasil
pertanian) sehingga harta ini dapat dikiaskan pada zakat pertanian berdasarkan
nisab (635 kg gabah kering giling setara dengan 522 kg beras) dan waktu
2. Model harta yang diterima sebagai penghasilan berupa uang sehingga jenis harta
ini dapat dikiaskan pada zakat harta (simpanan atau kekayaan) berdasarkan kadar
zakat yang dibayarkan (2,5 persen). Sehingga apabila hasil profesi seseorang telah
Akad adalah ibadah ,dan dalam beribadah hendaknya selalu berpatokan kepada
dalil (tauqifiyyah).
Dan tentang zakat profesi,tidak ada dalil baik dari Al-Qur’an, maupun Sunnah
Rasulullah SAW, dan Ijma’ atau Qiyas yang Shohih. Dan tidak satu pun dari kalangan
diwajibkan oleh Allah ,adalah perkara yang diharamkan,dan termasuk memakan harta
kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu
kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang
4
lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu Mengetahui” (QS. Al Baqarah:
188).
Penghasilan dan Profesi tidak bisa disamakan dengan zakat hasil pertanian dan
peternakan karena tidak ada nash maupun qiyas yang menjelaskannya. Zaka Profesi
Para ulama menyatakan suatu kaidah yang agung hasil kesimpulan dari Al-Qur’an dan
perkara dalam agama yang mulia ini kecuali berdasarkan dalil dari Al-Qur’an dan As-
perkara dalam agama ini tanpa izin dari Allah?” (Asy-Syura: 21)
Pada asalnya tidak ada kewajiban atas seseorang untuk membayar zakat dari suatu
harta yang dimilikinya kecuali ada dalil yang menetapkannya. Berdasarkan hal ini jika
yang dimaksud dengan zakat profesi bahwa setiap profesi yang ditekuni oleh
seseorang terkena kewajiban zakat, dalam arti uang yang dihasilkan darinya berapapun
jumlahnya, mencapai nishab atau tidak, dan apakah uang tersebut mencapai haul atau
tidak wajib dikeluarkan zakatnya, maka ini adalah pendapat yang batil. Tidak ada dalil
dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang menetapkannya. Tidak pula ijma’ umat
Adapun jika yang dimaksud dengan zakat profesi adalah zakat yang harus
dikeluarkan dari uang yang dihasilkan dan dikumpulkan dari profesi tertentu, dengan
syarat mencapai nishab dan telah sempurna haul yang harus dilewatinya, ini adalah
pendapat yang benar, yang memiliki dalil dan difatwakan oleh para ulama besar yang
5
diakui keilmuannya dan dijadikan rujukan oleh umat Islam sedunia pada abad ini
Tidak samar lagi bahwa di antara jenis harta yang terkena kewajiban zakat adalah
emas (dinar) dan perak (dirham), dan bahwasanya di antara syarat wajibnya zakat pada
harta tersebut adalah sempurnanya haul. Berdasarkan hal ini uang yang dikumpulkan
dari gaji hasil profesi wajib dikeluarkan zakatnya di akhir tahun apabila jumlahnya
mencapai nishab, atau mencapai nishab bersama uang yang lain yang dimilikinya dan
telah sempurna haul yang harus dilewatinya. Zakat uang gaji hasil profesi tidak boleh
diqiyaskan (disamakan) dengan zakat hasil tanaman (biji-bijian dan buah-buahan yang
terkena zakat) yang wajib dikeluarkan zakatnya saat dihasilkan (dipanen). Karena
persyaratan sempurnanya haul yang harus dilewati oleh nishab yang ada pada zakat
emas (dinar) dan perak (dirham) adalah persyaratan yang tetap berdasarkan nash, dan
tidak ada qiyas yang dibenarkan jika bertentangan dengan nash. Dengan demikian,
uang yang terkumpul dari gaji hasil profesi tidaklah terkena kewajiban zakat kecuali di
“Tentang zakat gaji bulanan hasil profesi. Apabila gaji bulanan yang diterima oleh
seseorang setiap bulannya dinafkahkan untuk memenuhi hajatnya sehingga tidak ada
yang tersisa sampai bulan berikutnya, maka tidak ada zakatnya. Karena di antara
syarat wajibnya zakat pada suatu harta (uang) adalah sempurnanya haul yang harus
dilewati oleh nishab harta (uang) itu. Jika seseorang menyimpan uangnya, misalnya
setengah gajinya dinafkahkan dan setengahnya disimpan , maka wajib atasnya untuk
mengeluarkan zakat harta (uang) yang disimpannya setiap kali sempurna haulnya.
Hadits ini diriwayatkan oleh beberapa sahabat Nabi, dan pada setiap riwayat
tersebut ada kelemahan, namun gabungan seluruh riwayat tersebut saling menguatkan
6
sehingga merupakan hujjah. Bahkan Al-Albani menyatakan bahwa ada satu jalan
adanya khilaf dalam hal ini.” Lihat pula Majmu’ Fatawa (25/14).
Landasan fikih (at-takyif al-fiqhi) zakat profesi ini menurut Al-Qaradhawi adalah
perolehan). Al-maal al-mustafaad adalah setiap harta baru yang diperoleh seorang
muslim melalui salah satu cara kepemilikan yang disyariatkan, seperti waris, hibah,
Ibnu Mas’ud) dan sebagian tabi’in (seperti Az-Zuhri, Hasan Bashri, dan Makhul) yang
melemahkan hadis yang mewajibkan haul bagi harta zakat, yaitu hadis Ali bin Abi
Berikut ini adalah dalil yang bermakna kewajiban zakat secara umum, yaitu:
َ ُ س َكنٌ لَ ُه ْم َوهَّللا
س ِمي ٌع َعلِي ٌم َ
Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar
7
Berikut ini juga terdapat dalil yang menjelaskan kewajiban zakat terhadap harta
tertentu, yaitu:
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari
Ayat pertama di atas menunjukkan lafadz atau kata yang masih umum ; dari hasil
apa saja.
dan dalam ilmu fiqh terdapat kaidah “Al “ibrotu bi Umumi lafdzi laa bi khususi
sabab” “bahwa ibroh (pengambilan makna) itu dari keumuman katanya bukan dengan
kekhususan sebab.” Dan tidak ada satupun ayat atau keterangan lain yang
memalingkan makna keumuman hasil usaha tadi, oleh sebab itu profesi atau
B. Rumusan masalah
Dari beberapa uraian yang dikemukakan di latar belakang, maka rumusan
C. Tujuan penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai
berikut:
8
1. . Untuk mengetahui pengelolaan, pelaksanaan dan pendayagunaan
zakat profesi.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
E. Kajian pustaka
Kajian pustaka merupakan suatu bagian yang memuat tentang
9
melakukan penelaahan kembali terhadap penelitian yang hampir sama dan
bentuk kerja yang meliputi arahan terhadap suatu kelompok orang menuju
tujuan goal organisasi, jadi setidaknya ada lima unsur penting: Pertama,
badan atau lembaga. Kedua, proses kerja. Ketiga, orang yang melakukan
1
Umrotul Khasanah, Manajemen Zakat Modern, (Malang: UIN Maliki Press, 2010), hlm. 65
2
Muhammad Hadi, Problematika Zakat Profesi dan Solusinya (Sebuah Tinjauan Sosiologi Hukum
Islam), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 163-164
10
cara yang professional. Karena pengelolaan yang professional akan
sosial sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan hasil guna dan daya
Zakat dan Lembaga Amil Zakat dengan cara menerima atau mengambil
harta atau barang zakat dari muzakki atas dasar pemberitahuan muzakki.
UPZ adalah Unit Pengumpul Zakat yang bekerja sama dengan Badan
Amil Zakat.3
menjelaskan bahwa penghasilan yang diperoleh dari jasa dan profesi oleh
kategori penghasilan profesi dan jasa yang terkena kewajiban zakat, yaitu
(pekerjaan tidak terikat pada orang lain, berkat kecekatan tangan atau
3
Fakhruddin, Fiqh Dan Manajemen Zakat, (Yogyakarta: Sukses Offset, 2008), hlm.
11
kayu dan lain sebagainya). Jenis-jenis kekayaan diatas, menurut Al-
dalam penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada di suatu
4
Yusuf Qardlawi, Hukum Zakat, Terj. Salman Harun, Didin Hafifuddin dan Hasanudin, (Bogor:
Pustaka Litera AntarNusa, 1993), hlm. 482
5
Dwita Darmawati & Alisa Tri Nawarini, “Potensi Pencapaian Pengumpulan Zakat dan
Permasalahannya di Kabupaten Banyumas Dan Purbalingga”, Al-Tijary: Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Islam 2016, Vol. 1, No. 2, Hal. 141-150.
12
mustahiq. Keempat, untuk memperlihatkan syi‟ar Islam dan semangat
F. Metode Penelitian
a. Pendekatan Dan Jenis Penelitian
Metode yang digunakan untuk mendekati masalah ini yaitu penelitian deskriptif
1. Data Primer Data primer merupakan data yang di peroleh langsung dari
oleh peneliti misalnya dari biro statistik, jurnal ilmiah, internet atau referensi
kepustakaan ilmiah lain. Dalam penelitian ini mengambil data dari berbagai
6
Qurratul Aini Wara Hastuti, “Urgensi Manajemen Zakat Dan Wakaf Bagi Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat”, Jurnal Zakat dan Wakaf: ZISWAF, Vol. 1, No. 2, Desember 2014,
hlm. 397
13
atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode yang
dipergunakan dalam proses pengumpulan data dalam penelitian ini tediri atas
metode :
profesi.
H. Analisis data
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data
dan menata secara sistematis catatan hasil observasi dan lainnya untuk
sebagai temuan bagi orang lain. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode analisis data kualitatif. Analisis data kualitatif bersifat induktif,
yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, Analisis data terdiri dari 3
1. Reduksi data
14
Reduksi data yaitu proses pemilihan pemusatan perhatian pada
data dilakukan peneliti dengan memilih dan memutuskan data dari hasil
observasi
2. Penyajian data
3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
15
kesimpulan yang telah disimpulkan peneliti. Makna-makna yang muncul
kecocokannya.
I. Sistematika Pembahasan
Penulisan Risalah terdiri dari lima bab, masing-masing bab membahas
Pada bagian awal penulisan ini terdiri dari halaman judul, keaslian,
pedoman transliterasi, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel serta daftar
16
BAB II
TENTANG ZAKAT DAN MACAM MACAM ZAKAT
A. Definisi Zakat
Zakat secara etimologis berasal dari kata yang berarti tumbuh, kesuburan
dan pensucian. Kata zakat digunakan untuk pemberian harta tertentu karena di
yang wajib diberikan dari sekumpulan harta tertentu, menurut sifat -sifat dan
ukuran tertentu kepada golongan tertentu yang berhak menerimanya 8.Kata mal
jamak dari kata amwal dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang diinginkan
sekali oleh manusia untuk memiliki dan menyimpannya. Pada mulanya kekayaan
sepadan dengan dengan emas dan perak, namun kemudian berkembang menjadi
sebagai harta yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau pejabat berwenang,
kepada masyarakat umum atau individu yang bersifat mengikat dan final, tanpa
yang telah ditentukanoleh Al-Qur’an, serta untuk memenuhi tuntutan politik bagi
keuangn Islam.10
Sebagai salah satu rukun Islam, zakat adalah fardhu ‘ain dan kewajiban
7
Sayid Sabiq, Fiqih Sunnah, (Baerut Libanon: Dar al-Fikr, 1983), Jilid II., hal. 276
8
Wahbah Zuhailiy, Al-Fiqhu al-Islami wa-Adalatuhu, (Damaskus: Dar al-Fikr, 1409, Juz II., hal.
730
9
Mursyidi, Akutansi Zakat Kontemporer, (Bandung: Rosyda Karya, 2003), hal. 89
10
Nurdin Muhd Ali, Zakat Sebagai Instrument Dalam Kebijakan Fiskal, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2006), hal. 6
17
shalat11. Zakat merupakan rukun agama Islam yang sama dengan rukun -rukun
agama Islam yang lain, merupakan fardhu dari fardhu-fardhu agama yang wajib
melaksanakan dan menunaikan zakat. Sedemikian pula banyak sekali hadis yang
zakat harta (mal) diantaranya adalah firman Allah Swt. yang berbunyi.
“ Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang
Zakat mal (harta) menurut syara’ adalah nama dari sejumlah harta yang
Dinamakan zakat, karena harta itu akan bertambah (tumbuh) disebabkan berkah
Dalam kitab Fathul Mu’in disebutkan zakat mal ( harta benda ) yaitu zakat
yang di keluarkan dari harta benda tertentu misalanya emas, perak, binatang,
Dasar hukum tentang zakat Mal adalah firman Allah Swt dalam surat At-
Ϣ
˲ϴϠ
˶ϋ˴ ϊ˲ ϴϤ˶γ˴ ˵ဃ
͉ ϭ˴ Ϣ˵ ˴ϟϦ˲ Ϝ˴γ˴ Ϛ˴ ˴Ηϼ˴λ˴ ϥ͉ ˶· Ϣ
˸Ϭ ˸˴Ϡϋ˴ Ϟ˷˶ λ˴ ϭ˴ ΎϬ
˸Ϭ˶ ϴ ˴Α˸Ϭ˶ϴϛ˷˶ΰ˴˵Ηϭ˴ Ϣ
˶Ϣ ˷˶τ˴ ˵Η˱Δ˴ϗΪ˴λ˴ Ϣ
˸ϫ˵ ή˵Ϭ ˸˴Ϧ˸ ϣ
˸Ϭ˶ ϟ˶Ϯ˴ϣ ˶ ά˸Χ˵
11
Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqih Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994), hal. 145
12
Hasbiy as-Shidiqiy, Op.cit., hal. 15
13
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: CV. Karindo,
2002), hal. 108
14
Imam Taqiyuddin, Kifayatul Akhyar fi Halli Ghayatil Ikhtisar, (Bairut: Darul Al-Khair, 1991),
hal. 168
15
Zainuddin bin Muhammad Al-Ghazali Al-Malibari, Fath Al-Mu’in, (Bairut: Darul Al-Fikri,tt),
hal. 34
18
Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah
1. Islam Bagi orang yang berzakat wajib beragama Islam. Dan zakat itu adalah
tidak wajib bagi orang kafir asli, dan adapun orang murtad, maka menurut
maka jika ia kembali ke agama Islam (seperti sedia kala), maka wajib baginya
mengeluarkan zakat, dan jika tidak kembali lagi Islam, maka tidak wajib zakat.17
2. Baligh dan berakal Maka anak kecil dan orang gila tidak diwajibkan membayar
zakat, tetapi dibayarkan oleh wali yang menanggungnya. Begitu juga dengan anak
3. Merdeka, zakat itu tidak wajib bagi budak. Adapun budak muba’ah (budak
yang separuh dirinya sudah merdeka), maka wajib baginya mengeluarkan zakat
pada harta benda yang dia miliki, sebab sebagian dirinya merdeka.19
4. Milik Penuh Harta tersebut berada dalam kontrol dan kekuasaanya secara
penuh, dan dapat diambil manfaatnya secara penuh. Harta tersebut didapatkan
melalui proses pemilikan yang dibenarkan menurut syariat Islam, seperti: usaha,
warisan, pemberian negara atau orang lain dan cara-cara yang sah. Sedangkan
16
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: CV. Karya
Insan Indonesia, 2004), hal. 38
17
Syaikh Muhammad Qasim Al-Ghazi, Fathul Qorib Al-Mujib, (Bairut: Tabub’ul Bimutabaah,
1922), hal. 22
18
Sayid Sabiq, Fiqih Sunnah, (Libanon: Darul Al-Fikri, 1983), Jilid. I., hal. 283
19
Syaikh Muhammad Qasim Al-Ghazi, Loc.Cit.,
19
apabila harta tersebut diperoleh dengan cara yang haram, maka zakat atas harta
tersebut tidaklah wajib, sebab harta tersebut harus dibebaskan dari tugasnya
tertentu sesuai dengan ketetapan syara’. sedangkan harta yang tidak sampai
Maksudnya adalah seandainya kurang dari satu tahun maka tidak ada kewajiban
mengeluarkan zakat. Persyaratan ini hanya berlaku bagi ternak, harta simpanan
dan perniagaan. Sedang hasil pertanian, buahbuahan dan rikaz (barang temuan)
ان
َ ضَ سلَّ َم َز َكاةَ ا ْلفِ ْط ِر ِمنْ َر َم
َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو
َ ِ سو ُل هَّللا َ فَ َر
ُ ض َر
Ramadhan kepada manusia yaitu satu sha’ dari kurma atau satu sha’ dari gandum
kepada setiap orang merdeka, budak laki-laki atau orang perempuan dari kaum
20
Dengan demikian, zakat fitrah ditunaikan dalam bentuk bahan makanan pokok di
daerah setempat. Dalam konteks Indonesia, satu sha’ setara dengan sekitar dua
setengah kilogram beras per orang (ada yang berpendapat 2,7 kilogram).
2 . zakal mal. Secara umum aset zakat mal meliputi hewan ternak, emas dan
“Zakat mal wajib di dalam delapan jenis harta. Yaitu, emas, perak, hasil pertanian
(bahan makanan pokok), kurma, anggur, unta, sapi, kambing ... Sedangkan aset
perdagangan dikembalikan pada golongan emas dan perak karena zakatnya terkait
dengan kalkulasinya dan kalkulasinya tidak lain dengan menggunakan emas dan
yang diterima oleh seseorang sebagaimana yang dijelaskan oleh Syekh Wahbah
20
https://islam.nu.or.id/zakat/dua-jenis-zakat-yang-wajib-ditunaikan-ltyvN
21
az-Zuhaili di dalam al-Fiqh al-Islami, Syekh Yusuf al-Qardawi di dalam Fiqhuz
Arba’ah, dan yang lainnya. Pendapat ini berpedoman pada beberapa riwayat
ulama, di antaranya:
عن ابن عباس في الرجل يستفيد المال قال يزكيه حين يستفيد
كان عبد هللا ابن مسعود يعطينا العطاء في زبل صغارثم يأخذ:عن هبيرة بن يريم قال
منها زكاة
Sufyan ats-Tsauri)
وإذا،ذكر أبو عبيد أنه كان إذا أعطى الرجل ُع َمالته أخذ منها الزكاة
خرجت ألصحابها
22
“Abu ‘Ubaid menyebutkan bahwa sesungguhnya Umar ibn ‘Abdul ‘Aziz
memberi upah seorang pekerja, maka beliau mengambil zakat darinya, ketika
Yang dimaksud dengan tujuan zakat dalam hubungan ini adalah sasaran
Karena pada prinsipnya naluri manusia itu akan lebih dekat dan
menopang antara satu sisi dengan sisi lainnya sehingga akan bisa
3) Dengan zakat, akan tercapai makna dan inti ibadah juga makna
21
Panduan Praktis Muslim, “ Tujuan Zakat “,https://imuslimguide.com/id/zakat/1/ diakses pada 11
Februari 2021 pukul 23:25
23
Allah, Tuhan semesta alam. Ketika orang kaya mengeluarkan zakat
2. Manfaat Zakat\
mengembangkan harta yang dimiliki. Hal ini sejalan dengan firman Allah
َواِ ْذ تَا َ َّذ َن َربُّ ُك ْم لَ ِٕى ْن َش َكرْ تُ ْم اَل َ ِز ْي َدنَّ ُك ْم َولَ ِٕى ْن َكفَرْ تُ ْم اِ َّن َع َذابِ ْي
لَ َش ِد ْي ٌد
22
Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Jakarta : Gema Insane, 2002), h.10
24
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih"23
hidupnya dengan layak, dapat beribadah kepada Allah swt, terhindar dari
yang mungkin timbul dari kalangan mereka, ketika mereka melihat orang
berzakat, disamping akan menimbulkan sifat hasad dan dengki dari orang
miskin dan menderita, juga kan mengundang azab Allah swt. Firman Allah
ِم ْن فَضْ لِ ٖ ۗه َواَ ْعتَ ْدنَا لِ ْل ٰكفِ ِري َْن َع َذابًا ُّم ِه ْينً ۚا
Nya kepada mereka. dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir
23
Q.S Ibrahim /14: 7
24
Q.S An-Nisa‟/4 : 7
25
BAB III
PENGERTIAN ZAKAT PROFESI MENURUT YUSUF QARDHAWI
A. Zakat Profesi Menurut Yusuf Qardhawi
Para ulama fuqoha memiliki definisi yang berbeda beda dalam menjelaskan
bahwa zakat profesi adalah, “pendapatan bersih” yang wajib dizakati adalah
total penerimaan dari semua jenis penghasilan (gaji tetap, tunjangan, bonus
tahunan, honorarium dan sebagainya) dalam jangka waktu satu tahun (atau 12
jatuh tempo sepanjang tahun tersebut) serta biaya hidup seseorang bersama
negeri, bukan yang amat kaya dan bukan pula yang amat miskin.
Menurut kaidah pencetus zakat profesi bahwa orang yang menerima gaji
dan lain-lain dikenakan zakat sebesar 2,5% haul (berputar selama setahun).
26
Mereka mengkiyaskan dengan zakat biji-bijian (pertanian). Zakat biji-bijian
hurrah adalah pekerjaan bebas, tidak terikat pada orang lain, seperti pekerjaan
Abdurrahman Hasan dan Muhammad Abu Zahrah dan Abdul Wahhab Khallaf
uang sewa rumah menurut mazhab Ahmad. Imam Ahmad berpendapat bahwa
satu nisab, maka wajib zakat atas nya pada waktu menerima uang sewa itu,
pendapatan baru, yang bukan harta yang sudah dipungut zakatnya. Mal
25
Muhammad Bagir al-Habsyi, Fiqih Praktis II (Cet.VI; Bandung: PT. Mizan, 2005), h. 303.
27
mustafād ini mencakup segala macam pendapatan yang diperoleh oleh orang
mempunyai hatra sejenis yang pada permulaan tahun sudah mencapai satu
nisab, maka mal mustafād dipungut zakatnya bersamaan dengan harta yang
sudah ada setelah harta yang sudah ada itu mencapai satu tahun.
2. Menurut Malik
mempunyai harta yang sejenis ataupun tidak, kecuali binatang ternak yang
ada.
3. Menurut asy-Syafi’I
mempunyai harta yang sejenis, kecuali anak ternaknya sendiri, maka mal
harta itu dsyaratkan setahun, baik harta mustafād maupun tidak, baik anak
28
Mal mustafād wajib zakat tanpa syarat samapi setahun
Mal mustafād seperti gaji pegawai, upah buruh, penghasilan dokter, dan
ayat 267:
س ْبتُ ْم َو ِم َّمٓا اَ ْخ َر ْجنَا لَ ُك ْم ِّم َن ِ ٰيٓا َ ُّي َها الَّ ِذ ْي َن ٰا َمنُ ْٓوا اَ ْنفِقُ ْوا ِمنْ طَيِّ ٰب
َ ت َما َك
"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari
bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
atas yang berarti mencakup segala macam usaha; perdagangan atau pekerjaan dan
26
Wahbah Al-Juhayly. Zakat Kajian Berbagai Mazhab. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 1998.
Hlm 32
27
https://www.merdeka.com/quran/al-baqarah/ayat-267
29
profesi, sedangkan jumhur ulama fiqh mengambil keumuman maksud surat al
juga menjadikan wajibnya zakat atas usaha profesi. Sesuai ayat tersebut di atas,
perintah (fi‟il amar) dari kata kerja masa lalu (fi‟il mâdlî) “anfaqa”, maka dengan
kaidah ushul al-fiqh: al-ashlu fi al-amri li al-wujub, yang artinya “pada asalnya
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah
Selain dasar hukumnya dari Al-Quran, terdapat pula dasar hukum yang
Abdur Rahman bin Zaid bin Aslam dari ayahnya dari Ibn Umar, Rasulullah saw.
Bersabda, “siapa yang memperoleh kekayaan maka tidak ada kewajiban zakatnya
28
Ika Mardiana Ramadhani, Loc. Cit
29
https://news.detik.com/berita/d-5547143/surat-at-taubah-ayat-103-menjelaskan-tentang-zakat-
berikut-tafsirnya.
30
Hadis Nabi Muhammad saw. “Tidak ada kewajiban zakat atas suatu
Pendapat Ali, “Bila engkau mempunyai 200 dirham dan sudah mencapai
waktu setahun maka zakatnya adalah 5 dirham dan tidak ada suatu kewajiban
zakat, yaitu atas emas sampai engkau mempunyai 20 dinar dan sudah mencapai
sahabat yang mengeluarkan zakat untuk al-maal harta perolehan. Harta perolehan
adalah setiap harta baru yang diperoleh seorang muslim melalui salah satu cara
kepemilikan yang disyariatkan, seperti waris, hibah, upah pekerjaan, dan yang
Abbas dan Ibnu Mas’ud) dan sebagian tabi’in (seperti Az-Zuhri, Hasan Bashri,
dan Makhul) yang mengeluarkan zakat dari al-maal harta perolehan pada saat
saat ini. Dr. Yusuf Qardhawi lahir pada 9 September 1926 di Shafat Turab Mesir
bagian barat, di desa Sharf At-Turab terletak antara Kota Tahnta dan kota Al-
provinsi Gharibah, Mesir31. Berjarak sekitar 21 kilo meter dari Thanta dan 9 kilo
seorang sahabat Nabi SAW, Abdullah bin Harits ra 32. Nama lengkap Yusuf
30
Tim Emir, Panduan Zakat Lengkap, 59.
31
Yusuf Al-Qardhawi, Perjalanan Hidupku I, alih bahasa oleh Cecep Taufikurrahman, (Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar, 2003, hlm. 103.
32
Yusuf Qardhawi, Huda Al-Islam Fatawa Mu’assirah, Penerjemah: Abdurrahman Ali Bauzir,
(Surabaya: Risalah
Gusti, 1996), hlm. 45.
31
Qardhawi adalah Muhammad Yusuf bin Abdullah bin Ali bin Yusuf. Sedangkan
Al-Qardhawi merupakan nama keluarga yang diambil dari nama daerah tempat
mereka berasal, yakni al-Qardhah. Dia adalah seorang ulama kontemporer yang
ahli dalam bidang hukum islam serta beliau juga mantan Dekan Fakultas Syari‟ah
Universitas Qatar33.
Yusuf Qardhawi berasal dari keluarga yang taat menjalankan ajaran agama
didik dan diasuh oleh pamannya, dia juga mendapatkan perhatian yang cukup
besar dari pamannya sehingga pamannya tersebut dianggap sebagai orang tuanya
sendiri.34 Keluarga paman Yusuf Qardhawi juga merupakan keluarga yang taat
dalam beragama islam, maka tidak heran jika Yusuf Qardhawi menjadi orang
Qardhawi dikaruniai 7 orang anak, yaitu terdiri dari 4 orang anak perempuan yang
bernama Ilham, Saham, Asma dan „Ala dan 3 orang anak laki-laki yang bernama
anakanaknya untuk menuntut ilmu apa saja sesuai dengan minat dan bakat serta
33
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: PT. Ikhtiar Baru Van Hoeve, 2000),
hlm. 1448.
34
Yusuf Qardhawi, Pasang surut Gerakan Islam, alih bahasa Faruq Ubah, (Jakarta: Media
Dakwah, 1987), hlm. 153.
32
Salah seorang putrinya mendapat gelar Doktor Fisika dalam bidang Nuklir
dari Inggris.Putri keduanya memperoleh gelar Doktor Kimia juga dari Inggris,
sedangkan yang ketiga menempuh S3. Adapun yang keempat telah menyelesaikan
pendidikan S1- nya di Universitas Texas Amerika. Anak laki-laki yang pertama
hanya satu yang belajar di Universitas Darul Ulum Mesir dan memperoleh
Semua ilmu bisa Islami dan tidak Islami, tergantung kepada yang memandang dan
Ketika berusia lima tahun, Yusuf Qhardhawi dididik belajar menulis dan
menghafa Al-Qur‟an secara intensif oleh pamannya, bersamaan dengan itu ia juga
Pendidikan dan Pengajaran Mesir yang terletak di desa beliau yang merupakan
cabang dari pusat Provinsi Al-Gharbiyyah untuk mempelajari ilmu umum seperti
35
Media tim Hidayatullah, Biografi singkat Yusuf Qardhawi. Media hompepage, html, diakses
pada 16 Januari 2017
36
Yusuf Qardhawi, Pasang surut Gerakan Islam, hlm. 154.
33
Berdasarkan ketekunan dan kecerdasan Yusuf Qardhawi akhirnya ia
berhasil menghafal 30 juz pada usia 10 tahun. Tidak hanya itu, kefasihan dan
menjadi imam masjid. Karena kemahirannya dalam bidang Al-Qur‟an pada masa
magrib, isya dan shubuh. Sedikit orang yang tidak menangis saat shalat
37
Yusuf Qardhawi, Fatwa Qardhawi : Permasalahan Pemecahan dan Hikmah, (Surabaya : Risalah
Gusti, 1994), hlm. 399.
34
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Zakat Profesi Menurut Yusuf Al-Qaradhawi
Yusuf Al-Qaradhawi adalah salah satu icon yang paling mempopulerkan
zakat profesi. Al-Qaradhawi membahas masalah ini dalam bukunya Fiqh Zakat
Yusuf Al-Qaradhawi bukan orang yang pertama kali membahas masalah ini.
Syeikh Muhammad Abu Zahrah, dan juga ulama besar lainnya seperti Abdul
Wahhab Khalaf. Namun karena kitab “Fiqhuz Zakah” itulah maka sosok Al-
Qaradhawi lebih dikenal sebagai rujukan utama dalam masalah zakat profesi.
al-mustafaad adalah setiap harta baru yang diperoleh seorang muslim melalui
salah satu cara kepemilikan yang disyariatkan, seperti waris, hibah, upah
sahabat (seperti Ibnu Abbas dan Ibnu Mas‟ud) dan sebagian tabi‟in (seperti Az-
Zuhri, Hasan Bashri, dan Makhul) yang mengeluarkan zakat dari al-maal al-
mewajibkan haul bagi harta zakat, yaitu hadis Ali bin Abi Thalib RA, bahwa
35
ال َحتَّى يَحُو َل َعلَ ْي ِه ْال َح ْو ُل
ٍ ال َز َكاةَ فِي َم
Artinya : Dan tidak ada zakat pada harta hingga mencapai haul.38
karena ada seorang periwayat hadis bernama Jarir bin Hazim yang dianggap
atau profesi wajib dikeluarkan zakatnya pada saat diterima, jika sampai pada
nishab setelah dikurangi hutang. Dan zakat profesi bisa dikeluarkan harian,
mingguan, atau bulanan. Dan sebenarnya disitulah letak titik masalahnya. Sebab
dizakati, selain zakat pertanian dan barang tambang (rikaz), harus ada masa
kepemilikan selama satu tahun, yang dikenal dengan istilah haul. Sementara Al-
Qaradhawi dan juga para pendukung zakat profesi berkeinginan agar gaji dan
pemasukan dari berbagai profesi itu wajib dibayarkan meski belum dimiliki
Menurut Yusuf Al-Qaradhawi nishab zakat profesi senilai 85 gram emas dan
dibedakan menurut dua cara: Pertama, zakat dibayar secara langsung dari
zakat sebesar = 2,5% X 3.000.000 = Rp 75.000 per bulan, atau Rp 900.000 per
tahun jika dibayar tahunan. Kedua, zakat dibayar setelah dipotong kebutuhan
pengeluaran untuk kebutuhan pokok Rp 1.000.000 tiap bulannya. Maka dia wajib
38
HR. Abu Daud no. 1573.
36
membayar zakat sebesar = 2,5% X (3.000.000- 1.000.000) = Rp 50.000 per bulan
para mustahiq. Juga sebagai cerminan rasa keadilan yang merupakan ciri utama
ajaran.
37
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas tentang zakat profesi menurut Yusuf
dikeluarkan zakatnya pada saat diterima, jika sampai pada nishab setelah
dikurangi hutang. Dan zakat profesi bisa dikeluarkan harian, mingguan, atau
wajib dizakati, selain zakat pertanian dan barang tambang (rikaz), harus ada
masa kepemilikan selama satu tahun, yang dikenal dengan istilah haul.
berkeinginan agar gaji dan pemasukan dari berbagai profesi itu wajib
dibayarkan meski belum dimiliki selama satu haul. Mengenai zakat profesi
pertanian dan zakat emas dan perak. Logikanya bila untuk hasil pertanian
zakatnya.
B. Saran
Demikian beerdasarkan Risalah yang telah dijelaskam diatas ,maka
penjelasan Risalah tentang zakat profesi dengan melihat pendapat dari ulama
38
1. Sebagai seorang muslim harus saling mengingatkan satu sama lain
hanya kesadaran dari diri sendiri namun juga adanya dorongan dari
orang lain.
2. Sangat diharapkan setiap umat islam yang memiliki profesi agar dapat
lebih seimbang. Maka dari itu penulis mengharapkan Risalah ini dapat
39
DAFTAR PUSTAKA
Mahasatya
Astuti, Zulkifli dkk. Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 1, April 2017 ISSN 1412-
Dahlia, “Implementasi Zakat Profesi (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat
40
Hafidhuddin, Didin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani,
2002).
Hasan, M. Ali, Zakat dan Infak: Salah Satu Solusi Mengatasi Problem
2006).
Aqwam, 2003).
41