Anda di halaman 1dari 3

Resensi Cerpen Sungai

Karya : Nugroho Notosusanto

Cerpen  yang menceritakan kehidupan seorang laki-laki hebat , kuat dan


tegar, perjuangan hidup seorang laki-laki yang berjuang untuk Indonesia.  Laki-
laki  yang mengagumkan ini rela mati demi membela tanah air tercinta.
Laki –laki tersebut bernama Sersan Kasim seorang Kepala Regu 3, Peleton
2 dari kompi TNI terakhir yang akan kembali ke daerah operasinya di Jawa
Barat. Sersan kasim memiliki banyak pengalaman  dengan sungai . Setiap kali
menyeberangi sungai, dia merasakan sesuatu keharuan yang mendenyutkan
jantungnya. Seolah-olah ia berpisah dengan sesuatu, sesuatu dalam hidupnya.
Makin besar sungai itu, makin besar pula keharuan yang menggetarkan
sanubarinya.
Saat itu, Jam satu malam cuaca gelap gulita dan murung, hujan turun
selembut embun namun cukup membasahkan. Kasim memimpin anak buahnya
menuruni tebing yang curam dan licin. Ia sendiri berjalan dengan sangat hati-
hati, menggendong bayi pada panggulnya sebelah kiri. Bayi itu bernama acep
Matanya hitam tajam, meskipun badannya sangat kecil, dan rambutnya lebat
seperti hutan di Priangan. Ibunya meninggal sehari setelah melahirkannya dalam
pengungsian di Yogya. perjalanan sejauh itu Sersan Kasim membawa serta
anaknya, karena ia tak mau menitipkan pada penduduk yang asing baginya.
Mereka berjalan kaki, menempuh jarak lebih dari 300 kilometer, turun
lembah, naik gunung, menyeberangi sungai kecil dan besar. Akhirnya mereka
tiba kembali di tepian Sungai Serayu. Angin pegunungan dari seberang lembah,
ditambah lagi air hujan yang mengguyur, membuat mereka menggigil
kedinginan.Mereka mulai menyeberangi sungai. Semakin ke tengah semakin
dalam, mencapai perut, kemudian hampir ke dada. Mereka semakin kedinginan,
terlebih Sersan Kasim. Bukan saja karena hujan dan basah oleh air sungai, tapi
karena Acep mulai gelisah dan meronta dalam gendongannya. Tangisnya pun
akhirnya memecah kesunyian.
 Para prajurit berdegup jantungnya, menahan nafas, saling memandang
dan terpaku di tempatnya. Di hulu sungai sebuah peluru kembang api
ditembakkan ke udara. Langit jadi terang benderang. Seluruh kompi
memandangnya; bergantung kepadanya. Nasib seluruh kompi tertimpa pada
bahunya. Tak ada yang tahu pasti, apa yang terjadi dalam beberapa menit
kemudian, yang terasa seperti berjam-jam. Juga Sersan Kasim, tak sadar. Yang ia
tahu anaknya menangis, dan setiap saat musuh dapat menumpasnya dengan
menembakkan peluru dan mortir.
kemudian suara Acep meredup. Sesaat lagi lenyap sama sekali. Tembakan
berhenti dan pasukan dapat tiba di seberang dengan selamat.
Keesokan harinya, saat fajar merekah para prajurit menunda perjalanannya
untuk berbela sungkawa dalam upacara singkat pemakaman Acep.
 Cerpen  ini  bukan hanya menceritakan perjuangan sersan  kasim yang
berjuang membela tanah air , tetapi juga mengajarkan pengorbanan, kasih
sayang, amanah dan tanggungjawab seorang ayah melindungi anaknya,  dan
memberikan suntikan motivasi terhadap setiap generasi  muda agar memiliki
rasa cinta terhadap  tanah air  dan bersedia berjuang  meskipun hidup dan
keluarga menjadi taruhannya.
Cerpen ini juga mengangkat nilai-nilai Kristiani yang dapat dijadikan sebagai
pelajaran yang berharga bagi setiap pribadi yang takut akan Tuhan, dengan
meneladani tokoh utama. Tokoh utama cerpen, Sersan Kasim, memiliki semangat
rela berkorban demi kepentingan orang lain dan membantu orang lain tersebut
dengan setulus hati. Selain itu, Sersan Kasim adalah seorang pribadi yang tabah
dan tidak mudah menyerah dengan keadaan, menghadapi setiap masalah yang
terjadi dengan pengharapan penuh bahwa setiap masalah pasti dapat
diselesaikan dengan baik, asalkan mempercayakan seluruh hidup kita kepada.
Tuhan dan melihat segala sesuatu memakai kaca mata rohani serta selalu
bersikap optimis terhadap segala sesuatu yang akan terjadi di kemudian
hari. Namun , konflik yang ditimbulkan dalam cerpen ini masih dalam bentuk
konflik biasa, artinya konflik tersebut masih dapat diselesaikan atau ditebak oleh
pembacanya.

            Kesimpulannya, menurut saya cerpen  ini adalah bacaan yang sangat


inspiratif. Layak dibaca oleh siapa pun terutama generasi muda  untuk
meningkatkan rasa nasionalisme.  Namun penulis harus lebih kreatif lagi
agar banyak pembaca yang tertarik untuk membaca cerpen ini. 

Anda mungkin juga menyukai