Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH FASILITAS LABORATORIUM TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA

PROGRAM KEAHLIAN TATA BUSANA SMK NERGERI 1 BANDARLAMPUNG

Sarah Tuqa
1515622044

Program Studi Pendidikan Tata Busana


Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
Jakarta, Indonesia

Email : sarahtuqa.st@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian kelengkapan fasilitas Laboratorium di


Jurusan Tata Busana dan seberapa besar pengaruh kelengkapan fasilitas laboratorium di
Jurusan Tata Busana terhadap kemampuan Desain dan produksi kelas XI di SMK Negeri 1
Bandar lampung, serta mengetahui besarnya pengaruh atau hubungan kedua variabel
tersebut.Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini berjumlah 32 Orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Hasil penilitian ini menunjukkan bahwa kelengkapan
fasilitas laboratorium di Jurusan Tata Busana SMK Negeri 1 Bandar Lampung adalah sedang,
sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel kelengkapan laboratorium di Jurusan Tata
Busana terhadap kemampuan desain dan produksi busana siswa kelas XI di SMK Negeri 1
Bandralampung dapat dikatakan sedang.

Kata kunci: Kelengkapan Fasilitas Laboratorium Tata Busana, Kemampuan Desain dan Produksi
Busana

Absctract

This research aims to determine conformity of facilities in fashion design majors and how much
influence of laboratory completeness in fashion design to the ability of design dan fashion
production of class XI students in Vocational High School 1 Bandra Lampung, as well as knowing
the magnitude of the influence or relationship of both variables. This research is an ex post facto
research. The population used in this study amounted to 32 people. In this study, all populations
were taken. The data collection techniques used in this study use questionnaires and
documentation. The results of the study showed that completeness of the Laboratory facility in
the Department of Vocational School of Vocational High School 1 Bandralmapung is moderate
and the effective donation provided by the laboratory completeness variables in the Department
of design and fashion prduction class XI students in Vocational High School 1 Bandarlampung
can be said to be average.

Keywords: Completeness of Fashion Laboratory Facilities, Design and Fashion Production.


A. Pendahuluan dikerjakan di industri menjadi faktor penting
dalam pencapaian kompetensi lulusan SMK.
Guna mewujudkan visi Indonesia menjadi Menghadapi era revolusi industri 4.0,
top 10 ekonomi dunia pada tahun 2030 kemajuan teknologi di berbagai bidang akan
pemerintah Indonesia melalui kementerian mengubah kebutuhan SDM di dunia kerja.
perindustrian telah menyiapkan peta jalan Untuk itu diperlukan dukungan dan
Making Indonesia 4.0 dalam menghadapi pengembangan peralatan praktik yang
tantangan era revolusi industri 4.0. mendukung penyiapan lulusan SMK sebagai
Pembangunan kualitas sumber daya tenaga kerja yang memenuhi kualifikasi dan
manusia menjadi salah satu prioritas dalam kompetensi SDM di era revolusi industri 4.0.
agenda making Indonesia 4.0. Memasuki Diperlukan pembaharuan terus-menerus
revolusi industri 4.0, transformasi dan peralatan praktik SMK, kompetensi guru, dan
integrasi lingkungan kerja fisik ke lingkungan kurikulum menyesuaikan dengan dinamika
kerja digital seperti penggunaan kecerdasan yang ada di industri.
buatan (Aritificial Intelligence, AI), robotika,
dan inovasi digital lainnya sudah semakin Hasil belajar merupakan penilaian mengenai
banyak digunakan di tempat kerja. Untuk itu kemajuan serta keberhasilan siswa sesudah
pengembangan peta jalan pendidikan vokasi melakukan kegiatan belajar yang dinyatakan
Indonesia 2020–2035 harus mengantisipasi dalam bentuk nilai atau angka yang bisa
perubahan besar yang terjadi akibat disrupsi diukur melalui skor tes atau yang lainnya
teknologi baik cara belajar, cara bekerja dan tentang kemajuan belajar siswa. Proses
kebiasaan hidup di masa depan. belajar terlebih dahulu dilakukan untuk
mengetahui hasil belajar. Slameto (1995:02),
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai belajar adalah proses usaha yang dilakukan
bagian dari pendidikan vokasi pada jenjang seseorang untuk memperoleh suatu
menengah diharapkan mampu perubahan tingkah laku yang baru secara
menghasilkan tenaga teknis industri yang keseluruhan sebagai hasil penglamannya
relevan dengan kebutuhan dunia kerja saat sendiri dalam interaksi dengan
ini dan masa depan. Untuk meningkatkan lingkungannya. Proses belajar tersebut
kualitas dan daya saing SDM pemerintah dipengaruhi oleh berbagai faktor, Syah
telah mengeluarkan Instruksi Presiden (2011:145) belajar dipengaruhi oleh faktor
Nomor 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi internal, faktor eksternal dan faktor
SMK. Untuk semakin menguatkan program pendekatan belajar. Faktor internal meliputi
peningkatan kualitas lulusan SMK, aspek fisiologis dan aspek psikologis. Aspek
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan fisiologis terdiri dari tonus jasmani, mata,
telah menetapkan Standar Nasional telinga sedangkan aspek psikologis terdiri
Pendidikan SMK melalui Peraturan Menteri dari intelegensi, sikap siswa, bakat siswa,
Pendidikan dan Kebudayaan Republik minat siswa, dan motivasi. Faktor eksternal
Indonesia Nomor 34 tahun 2018 (SNP SMK). meliputi lingkungan sosial dan lingkungan
nonsosial. Lingkungan sosial terdiri dari
Prosser & Quigley (1950) menyatakan guru, staf administrasi, dan teman-teman
pendidikan kejuruan akan efektif jika sekelas sedangkan lingkungan nonsosial
peralatan, mesin, dan tugas kerja sesuai terdiri dari gedung sekolah dan letaknya,
dengan lingkungan dimana lulusan akan alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu
bekerja. Dukungan peralatan yang relevan belajar yang digunakan siswa. Faktor
dengan industri, penataan lingkungan pendekatan belajar meliputi cara atau
belajar sesuai dengan lingkungan kerja di strategi yang digunakan siswa
industri dan program pembelajaran yang dalam menunjang keefektifan dan efisiensi
sesuai dengan tugas-tugas yang akan proses pembelajaran materi tertentu.
Berbagai faktor tersebut berhubungan pada Jenis penelitian yang digunakan adalah
belajar siswa terhadap hasil belajarnya juga. penelitian expost facto menggunakan
Penulis hanya membahas mengenai faktor pendekatan kuantitatif yang artinya semua
eksternal yaitu fasilitas belajar. data yang diperoleh diwujudkan dengan
angka dan analisis yang digunakan analisis
Faktor eksternal yaitu fasilitas belajar statistik.
merupakan salah satu faktor penting dalam
kegiatan belajar mengajar. Djamarah Waktu dan Tempat
(2006:40) menyatakan bahwa siapapun
akan sependapat bahwa fasilitas belajar dan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada
perabot belajar ikut menentukan tanggal 14 Mei hingga 15 Mei 2023.
keberhasilan seseorang. Untuk mewujudkan Pengambilan data dilakukan di SMK Negeri
hasil belajar yang diinginkan, maka 1 Bandarlampung, yang beralamat di Jalan
siswa harus didukung dengan berbagai P. Morotai No.33, Jagabya III
kelengkapan fasilitas belajar. Salah satu hal Bandralampung, Lampung. Target/Subjek
yang dapat menentukan hasil belajar adalah Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa
kepemilikan fasilitas belajar. Arikunto kelas XI Program Studi Tata Busana.
(1990:82), “Fasilitas adalah segala sesuatu Populasi dalam penelitian ini berjumlah 32
yang dapat memudahkan dan memperlancar siswa.
pelaksanaan suatu usaha”. Danim (2010:17)
menyatakan bahwa standart ideal fasilitas Prosedur
belajar yang dimiliki yaitu tersedianya ruang
belajar yang nyaman, tercukupinya alat tulis, Prosedur penelitian adalah melakukan kajian
adanya buku pelajaran yang relevan, sarana
terhadap masalah dan menyusun landasan
kendaraan transportasi yang memadai, teori, mengambil data, melakukan penilaian
tersedianya meja dan kursi belajar, terhadap jawaban responden sesuai kriteria
tersedianya media teknologi belajar seperti
yang ditetapkan, melakukan analisis data,
komputer, internet dan televisi, adanya
kemudian membuat kesimpulan.
sarana komunikasi yang memadai,adanya
alat penerangan belajar.
Data, Instrumen, dan Teknik
Pengumpulan Data
Virdiansyah (2020) menemukan bahwa
perpaduan antara kualitas fasilitas
laboratorium dalam suatu pembelajaran Data yang diperolah berupa data primer dan
dengan didukung oleh locus of control sekunder. Data primer didapat dari hasil
mampu meningkatkan secara signifikan hasil angket atau kuesioner yang disebar ke siswa
belajar. Begitu juga dengan Dharmayanti sebagai responden. Data sekunder adalah
(2017) yang Pengaruh Fasilitas kemampuan Desain dan Produksi Busana
Laboratorium menemukan bahwa fasilitas teknik siswa kelas XI pada mata pelajaran
laboratorium yang didukung dengan Konsentrasi desain dan Produksi busana.
lingkungan yang nyaman akan mampu Instrumen penelitian ini menggunakan
meningkatkan secara signifikan minat angket atau kuesioner dengan skala Likert
belajar. Beberapa temuan tersebut empat pilihan jawaban.
membuktikan bahwa fasilitas laboratorium
memiliki peran penting dalam proses belajar Teknik Analisis Data
mengajar.
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis deskriptif, uji
B. Metode Penelitian prasyarat, dan uji hipotesis. Analisis
deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan
Jenis Penelitian data-data dari masing-masing variabel
penelitian. Uji prasyarat menggunakan uji 45-56 12 37.5%
normalitas dan uji linieritas. Uji hipotesis 57-68 5 15.6%
menggunakan analisis korelasi dan regresi 69-81 4 12.5%
sederhana. 82-93 4 12.5%
94-115 1 3.1%
C. HASIL PENELITIAN DAN 116-117 6 18.8%
PEMBAHASAN Jumlah 32 100%

Analisis Deskriptif Variabel yang digunakan


ada satu variable bebas dan satu variable Selanjutnya ditentukan pengkategorian
terikat. Variabel bebas (X) yang digunakan kecenderungan variabel kelengkapan
yaitu kelengkapan fasilitas Laboratorium fasilitas laboratorium jahit berdasar mean
Tata Busana dengan komponen sarana dan ideal (Mi) dan standar ideal (Sdi). Penilaian
prasarana yang terdiri dari aspek gedung, responden terhadap kelengkapan fasilitas
perabot, peralatan, media pendidikan, dan laboratorium Desain dan Produksi Busana
perlengkapan lain. Variabel terikat (Y) yaitu dengan kateogri sangat baik diperoleh
kemampuan mendesain dan menjahit siswa. frekuensi 6 dengan persentase 18,8%,
Sebelum dilakukan analisis data secara kategori baik diperoleh frekuensi 2 dengan
menyeluruh, perlu disajikan deskripsi data persentase 6,2%, kategori sedang diperoleh
penelitian terlebih dahulu. Variabel frekuensi 12 dengan persentase 37,5%,
kelengkapan fasilitas laboratorium Desain kategori buruk diperoleh frekuensi 12
dan Produksi Busana terdiri dari 30 butir dengan persentase 37,5%, dan ka kategori
soal, semua soal tersebut valid. Dari butir buruk diperoleh frekuensi 12 dengan
soal tersebut diberikan kepada 32 siswa persentase 37,5%, dan kategori sangat
guna dilakukan pengambilan data. Dari data buruk nol. (tabel 2).
yang diperoleh diketahui data variabel
kelengkapan laboratorium tata busana Tabel 2. Penilaian Responden terhadap
mempunyai nilai maksimal 117, nilai Kelengkapan Fasilitas Laboratorium Tata
minimum 45, mean 73, 47, standar deviasi Busana
23,623. Berdasar data tersebut diperoleh
jumlah kelas interval 6, nilai rentang data 72,
Kategori Frekuensi Persentase
dan panjang kelas 12. Distribusi frekuensi
Sangat Baik 6 18.8%
kelengkapan fasilitas laboratorium Desain
Baik 2 6.2%
dan Produksi Busana dengan interval kelas
45-56 diperoleh frekuensi 12 dengan Sedang 12 37.5%
persentase 37,5%, interval kelas 57-68 Buruk 12 37.5%
diperoleh frekuensi 5 dengan persentase Sangat - -
15,6%, interval kelas 69-81 diperoleh Buruk
frekuensi 4 dengan persentase 12,5%, Jumlah 32 100%
interval kelas 82-93 diperoleh frekuensi 4
dengan persentase 12,5%, dan interval
kelas 94- 105 diperoleh frekuensi 1 dengan Variabel kemampuan Desain dan Produksi
persentase 3,1%. Data tersebut dapat dilihat Busana Teknik siswa diambil dari hasil rapor.
pada tabel 1. Dari data yang diperoleh diketahui data
variabel kemampuan Desain dan Produksi
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kelengkapan Busana Teknik siswa mempunyai nilai
Fasilitas Laboratorium Tata Busana maksimal 84, nilai minimum 78.5, Mean
80,23, standar deviasi 1,606. Berdasarkan
Interval Frekuensi Persentase data tersebut diperoleh jumlah kelas interval
Kelas 6, nilai rentang data 6, dan nilai panjang
kelas 1.
Distribusi frekuensi kelengkapan fasilitas Tabel 4. Penilaian Responden terhadap
laboratorium Desain dan Produksi Busana Kemampuan jahit siswa Tata Busana
dengan interval kelas 78,5- 79,5 diperoleh
frekuensi 18 dengan persentase 56,3%, Kategori Frekuensi Persentase
interval kelas 79,6-80,5 diperoleh frekuensi 3 Sangat Baik 3 9.4%
dengan persentase 9,4%, interval kelas Baik 7 21.8%
80,6-81,5 diperoleh frekuensi 1 dengan Sedang 82 25.0%
persentase 3,1%, interval kelas 81,6-82,5 Buruk 14 43.8%
diperoleh frekuensi 7 dengan persentase Sangat - -
21,9%, interval kelas 82,6-83,5 diperoleh Buruk
frekuensi 2 dengan persentase 6,3%, dan Jumlah 32 100%
interval kelas 83,6- 84 diperoleh frekuensi 1
dengan persentase 3,1%. Data tersebut
dapat dilihat pada tabel 3.
Uji Validitas
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kemampuan
Sebuah instrumen dikatakan valid bila dapat
jahit siswa
mengungkap data dari variabel yang diteliti
secara tepat/seperti yang diinginkan.
Interval Frekuensi Persentase Menurut Arikunto (2013: 211) validasi adalah
Kelas suatu ukuran yang menunjukkan tingka
78,5%- 18 56.3% kevalidan/ kesahihan suatu instrumen.
79,5% Validitas akan dilakukan menurut pendapat
79,6%- 3 9.4% para ahli (Expert Judgement).
80,5%
80,6%- 1 3.1% Teknik korelasinya memakai Pearson
81,5% Correlation, dihitung dengan bantuan
81,6%- 7 29.1% software komputer SPSS (Statistical Product
82,5% and Service Solutions) Versi 21. Hasil
82,5%- 2 6.3% menunjukkan besarnya nilai r hitung seluruh
83,5% butir pertanyaan nilainya lebih besar dari r
83,6%-84 1 3.1% tabel 0,349. Dengan demikian dapat
Jumlah 32 100% disimpulkan bahwa seluruh butir dinyatakan
valid dan kuisioner dalam penelitian ini dapat
digunakan untuk analisis selanjutnya yaitu
Selanjutnya ditentukan pengkategorian regresi linier sederhana.
kecenderungan variabel kemampuan Desain
dan Produksi Busana Teknik siswa Uji Reliabilitas
berdasarkan Mean Ideal (Mi) dan Standar
Ideal (SDi). Distribusi frekuensi variabel Reliabilitas adalah tingkat seberapa besar
kelengkapan laboratorium Desain dan suatu pengukuran mengukur dengan stabil
Produksi Busana diketahui kategori sangat dan konsisten (Jogiyanto, 2014: 43). Syarat
baik mempunyai frekuensi 3 dengan instrumen memiliki nilai reliabilitas yang
persentase 9,4%, kategori baik mempunyai tinggi adalah ketika pelaksanaan tes
frekuensi 7 dengan persentase 21,8%, memiliki/ menampilkan hasil yang konsisten.
kategori sedang mempunyau frekuensi 8 Konsistensi ini diukur dengan munculnya
dengan persentase 25%, dan kategori buruk kesamaan data dengan waktu pengambilan
mempunyai frekuensi 14 dengan persentase yang berbeda. Teknik yang digunakan untuk
14%. Hasil penilaian responden dapat dilihat mengukur konsistensi internal dalam
pada tabel 4. penelitian ini adalah teknik Cronbach's
Alpha. Jika nilai Cronbach’s Alpha lebih
besar dari 0,6, maka kuesioner sebagai alat Sedangkan Analisis regresi sederhana
pengukur dinilai dinyatakan reliable atau digunakan untuk mengetahui keeratan
handal dan jika nilai Cronbach’s Alpha lebih hubungan antara dua variabel dan untuk
kecil 0,6, maka kuesioner sebagai alat mengetahui arah hubungan yang terjadi.
pengukur dinilai dinyatakan tidak reliable
atau tidak handal (Ghozali, 2001: 42). Dalam Dari pengujian hipotesis dengan analisis
uji reliabilitas menggunakan koefisien regresi sederhana diperoleh nilai konstanta
Cronbach’s Alpha diperoleh nilai koefisien sebesar 77,028, yang artinya jika tidak ada
Cronbach’s Alpha 0,982 lebih besar dari 0,6. variabel kelengkapan fasilitas laboratorium
Maka semua butir pertanyaan dalam variabel Tata Busana yang mempengaruhi
penelitian adalah reliable atau handal. kemampuan jahit desain dan produksi
busana. Nilai koefisien regresi sebesar 0,44
Uji Normalitas yang artinya jika variabel kelengkapan
fasilitas laboratorium tata busana meningkat
Uji Normalitas digunakan untuk menguji sebesar satu satuan maka kemampuan
apakah pengamatan berdistribusi secara desain dan produksi busana siswa akan
normal atau tidak, uji ini mengunakan meningkat sebesar 0,044 dengan anggapan
Kilmogrov-Smirnov. Data yang dilakukan uji variabel bebas lain tetap.
normalitas yaitu data dari variable
kelengkapan fasilitas dan hasil belajar. Pengujian Hipotesi Parsial (Uji t)
Dalam uji normalitas ini diperoleh nilai
Kilmogrov-Smirnov adalah 0,403 dan 0.052 Hasil pengujian analisis regresi linear
yang artinya nilai asymp.sig lebih dari 0,05. berganda menunjukkan bahwa terdapat nilai
Sehingga dapat disimpulkan bahwa data signifikansi sebesar 0.000 (0.000 < 0,05).
berdistribusi normal. Nilai tersebut dapat membuktikan hipotesis
diterima, yang berarti ada Pengaruh
Uji Linieritas kelengkapan fasilitas laboratorium Desain
dan Produksi Busana terhadap kemampuan
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui desain dan produksi busana elas XI di SMK
hubungan antar variable bebas dengan Negeri 1 Bandar Lampung.
variable tergantung, selain itu uji linieritas ini
juga diharapkan dapat mengetahui taraf Koefisien Determinasi (r square)
signifikansi penyimpangan dari linieritas
hubungan tersebut. Apabila penyimpangan Berdasarkan analisis regersi linear berganda
yang ditemukan tidak signifikan, maka menunjukkan besarnya koefisien
hubungan antar variable bebas dengan determinasi (r 2 square) = 0,412, artinya
variabel tergantung adalah linier. Dalam uji variabel bebas mempengaruhi variabel
linieritas ini diperoleh nilai probabilitas terikat sebesar 41,2% . Sedangkan
adalah 0,328 lebih besar dari 0,05 dengan selebihnya (100% - 41,2% = 58,8%)
demikian variabel yang diajukan dalam dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
penelitian terjadi linearitas. dimasukkan dalam model penelitian.
Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif
Analisis Regresi Sederhana Untuk mengetahui seberapa besar
sumbangan atau pengaruh masing-masing
Hipotesis merupakan jawaban sementara variabel bebas terhadap variabel terikat
terhadap masalah yang diajukan. Hipotesis digunakan sumbangan relatif dan
disusun dan diuji untuk menunjukkan benar sumbangan efektif. Hasil perhitungan
atau salah dengan cara terbebas dari nilai sumbangan efektif dan relatif diketahui
dan pendapat peneliti yang menyusun dan bahwa kelengkapan fasilitas laboratorium
mengujinya. (Sugiyono, 2001: 32). tata busana memberikan sumbangan efektif
sebesar 41,6% terhadap kemampuan desain Bandarlampung sehingga kesesuaian
dan produksi busna siswa kelas XI di SMK kelengkapan fasilitas laboratorium Desain
Negeri 1 Bandra lampung. dan Produksi Busana lebih tinggi. Guru dan
pihak sekolah perlu meningkatkan
D. SIMPULAN DAN SARAN kelengkapan fasilitas laboratorium Desain
dan Produksi Busana di Jurusan Tata
Simpulan Kelengkapan fasilitas laboratorium Busana SMK Negeri 1 Bandarlampung
Tata Busana SMK Negeri 1 Bandra lampung sehingga pengaruh dari kelengkapan
diketahui dalam kategori sangat baik fasilitas laboratorium Desain dan Produksi
mempunyai frekuensi 6 dengan persentase Busana lebih optimal.
18,8%, kategori baik mempunyai frekuensi 2
dengan persentase 6,2%, kategori sedang DAFTAR PUSTAKA
mempunyai frekuensi 12 dengan persentase
37,5% dan kategori buruk mempunyai rmfield. 2019. Engineering Teaching &
frekuensi 12 dengan persentase 37,5%. Research Equipment For Schools,
Berdasar data tersebut, dapat disimpulkan Colleges and
kelengkapan fasilitas laboratorium di Universities.www.discoverarmfield.
Jurusan Tata Busana SMK Negeri 1 com.
Bandralampung adalah sedang.
Badan Standarisasi Nasional. 2000. SNI 03-
Sumbangan efektif dari variabel 6197-2000 tentang Konservasi
kelengkapan fasilitas laboratorium di Energi Sis- tem Pencahayaan pada
Jurusan Tata Busana terhadap hasil Bangunan Gedung.
kemampuan Desain dan produksi kelas XI di
SMK Negeri 1 Bandra Lampung sebesar Kementrian Pendidikan Republik Indonesia.
41,6%. Berdasar data tersebut, maka dapat (2005). Peraturan Pemerintah
disimpulkan bahwa sumbangan efektif yang Republik Indonesia Nomor 19
diberikan oleh variabel kelengkapan Tahun 2005. Tentang Standar
laboratorium di Jurusan Tata Busana Nasional Pendidikan. Jakarta.
terhadap kemampuan Desain dan produksi
kelas XI di SMK Negeri 1 Bandar lampung Imam Ghozali. (2001). Aplikasi Analisis
dapat dikatakan sedang. Serta menunjukkan Multivariate Dengan Program
bahwa terdapat nilai signifikansi sebesar SPSS. Semarang: Badan Penerbit
0.000 (0.000 < 0,05). Berdasarkan data Universitas Diponegoro.
tersebut, maka dapat membuktikan hipotesis
diterima, yang berarti bahwa Ada Pengaruh Jogiyanto. (2014). Pedoman Survei
kelengkapan fasilitas laboratorium Desain Kuesioner : Mengembangkan
dan Produksi Busana di Jurusan Tata Kuesioner, Mengatasi Bias dan
terhadap kemampuan Desain dan Produksi Meningkatkan Respon. Yogyakarta:
Busana Teknik siswa kelas XI di SMK Negeri BPFE-Yogyakarta.
1 Bandarlampung.
Ernawati, 2008, Tata Busana untuk SMK
JILID 2. Jakarta : Depdiknas
Jakarta.
Saran

Guru dan pihak sekolah perlu


mengembangkan kelengkapan fasilitas
laboratorium Desain dan Produksi Busana di
Jurusan Tata Busana SMK Negeri 1

Anda mungkin juga menyukai