Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS

DEAD CONCEPTION

Oleh
dr. Abdel Halim Adnan

Pembimbing
dr. Winda Nurhamda

DPJP
dr. Intan Wahyu, Sp.OG

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA (PIDI)


ANGKATAN III PERIODE AGUSTUS 2018
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
RUMAH SAKIT ISLAM SITI HAJAR MATARAM
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena berkat rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini tepat waktu.
Laporan kasus berjudul “Dead Conception” ini disusun dalam rangka
mengikuti Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) angkatan III periode Agustus
2018.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis:
1. dr. Intan Wahyu, Sp.OG selaku DPJP pasien
2. dr. Winda Nurhamda selaku pembimbing PIDI
3. dr. Baiq Yuliana A.P. selaku Direktur RSI Siti Hajar Mataram
4. Rekan-rekan dokter Internsip
5. Pihak-pihak lain yang telah banyak membantu

Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan ini masih banyak kekurangan,


oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan laporan kasus ini.
Semoga laporan kasus ini dapat memberi manfaat khususnya kepada penulis
dan kepada pembaca dalam menjalankan praktek sehari-hari sebagai dokter.
Terima kasih.

Mataram, Mei 2019

Penulis
PORTOFOLIO

Topik: Dead Conception


Tanggal (Kasus) : 29 April 2019 Presenter : dr. Abdel Halim Adnan
Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. WInda Nurhamda
Tempat Presentasi : RSI Siti Hajar
Objektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan
Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Bayi Remaja Dewasa Lansia Bumil


Neonatus Anak
Deskripsi : Wanita hamil, 27 tahun datang dengan keluhan perdarahan dari jalan
lahir
Bahan Bahasan Tinjauan Riset Kasus Audit
Pustaka
Cara Diskusi Presentasi dan Email Pos
membahas diskusi
Data Nama : Ny. I No. Reg :
Pasien : Umur : 27 tahun 00.10.50.xx
Alamat : Karang Buaya Pagutan
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Nama RS: RSI Siti Hajar Telp : Terdaftar sejak : 10 September 2018
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis / Gambaran Klinis:
G2P0A1 Uk 8-9 minggu dengan Dead Conception
2. Riwayat Pengobatan :
Pasien tidak sedang mengkonsumsi obat rutin
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit :
Pasien seorang wanita 27 tahun dengan G2P0A1 Uk 8-9 minggu datang ke poli
kebidanan dr. Intan, Sp.OG dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir kurang
lebih 2 hari yang lalu. Perdarahan disertai mules-mules dan nyeri pinggang.
Darah yang keluar berwarna merah kehitaman tidak disertai gumpalan-gumpalan
darah, frekuensi ganti pembalut 2-3 kali sehari. pasien mengaku sedang hamil
tetapi tanda-tanda kehamilan yang sebelumnya ada tiba-tiba menghilang,
didapatkan HPHT 19 Ferbuari 2019. Ketika di USG oleh dokter kandungan pada
tanggal 29 April 2019 dinyatakan bahwa, terdapat 1 janin, DJJ janin sudah
negatif, dengan usia gestasi 8-9 minggu. Pusing (+), demam (-), mual (-), muntah
(-).
4. Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak didapatkan keluhan serupa pada saudara atau keluarga.
5. Riwayat Kebiasaan dan Pekerjaan :
Pasien makan  3 kali sehari. Aktivitas bekerja sebagai wiraswasta sehari-hari
dirasakan tidak terlalu berat. Jarang berolahraga. Kondisi ekonomi cukup. Pasien
tidak merokok dan tidak mengonsumsi alkohol.
6. Riwayat lain-lain :
 Haid : Pasien menarche pada usia 14 tahun, pola haid teratur dengan siklus 28
hari, jumlah normal dengan lama haid 3-4 hari.
 Perkawinan : pasien menikah selama 1 tahun
 HPHT : 19 April 2019
 ANC : pasien belum melakukan ANC
 Persalinan : riwayat abortus incomplete pada anak pertama usia kehamilan 6
minggu
 KB : tidak pernah
 Operasi : riwayat curettage tahun 2018

1. Subjektif
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis kepada pasien pada tanggal 30 April
2019 pada pukul 06.00 di UGD RSI Siti Hajar Mataram.
Alloanamnesis
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien seorang wanita 27 tahun dengan G2P0A1 Uk 8-9 minggu datang ke
poli kebidanan dr. Intan, Sp.OG dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir
kurang lebih 2 hari yang lalu. Perdarahan disertai mules-mules dan nyeri
pinggang. Darah yang keluar berwarna merah kehitaman tidak disertai
gumpalan-gumpalan darah, frekuensi ganti pembalut 2-3 kali sehari. pasien
mengaku sedang hamil tetapi tanda-tanda kehamilan yang sebelumnya ada
tiba-tiba menghilang, didapatkan HPHT 19 Ferbuari 2019. Ketika di USG oleh
dokter kandungan pada tanggal 29 April 2019 dinyatakan bahwa, terdapat 1
janin, DJJ janin sudah negatif, dengan usia gestasi 8-9 minggu. Pusing (+),
demam (-), mual (-), muntah (-).
b. Riwayat Penyakit Dahulu/keluarga :
 Riwayat penyakit asma, darah tinggi, kencing manis, dan penyakit jantung
disangkal
 Riwayat keluarga yang menderita keluhan yang sama disangkal
c. Lifestyle
Pasien makan  3 kali sehari. Aktivitas bekerja sebagai wiraswasta sehari-hari
dirasakan tidak terlalu berat. Jarang berolahraga. Kondisi ekonomi cukup.
Pasien tidak merokok dan tidak mengonsumsi alkohol.
d. Lain-lain
 Haid : Pasien menarche pada usia 14 tahun, pola haid teratur dengan
siklus 28 hari, jumlah normal dengan lama haid 3-4 hari.
 Perkawinan : pasien menikah selama 1 tahun
 HPHT : 19 April 2019
 ANC : pasien belum melakukan ANC
 Persalinan : riwayat abortus incomplete pada anak pertama usia
kehamilan 6 minggu
 KB : tidak pernah
 Operasi : riwayat curettage tahun 2018
2. Objektif
 Pada survei primer, didapatkan
o Airway : Tidak ditemukan hambatan jalan nafas
o Breathing : Laju pernafasan 22x/menit, nafas regular, nafas cuping hidung
(-)
o Circulation : Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 100 x/menit
o Disability : GCS E4M6V5 = 15, Compos mentis
o Exposure / Environment : tidak ada keluhan, T= 36,8°C
 Pada survei sekunder, didapatkan
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung : Deviasi septum (-), simetris, sekret (-)
Telinga : Normotia, sekret (-)
Mulut : Oral hygine baik, tidak ada kelainan
Tenggorok: Dinding faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1 hiperemis (-)
Leher : Limfonodi tidak teraba, JVP 5  2 cmH2O
Thorax
Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak terlihat, simetris (+/+)
Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra,
vocal fremitus sama kanan dan kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru, batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I-II regular, gallop (-) murmur (-), SNV, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen
Inspeksi : gravidarum (+), bekas luka operasi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal,
Perkusi : pekak pada seluruh lapang abdomen
Palpasi : terdapat janin (+), nyeri tekan (-)
Ekstremitas : Akral hangat (+/+), edema (-/-), CRT <2 detik

Fungsi Motorik: tidak dilakukan pemeriksaan


Fungsi Sensorik: tidak dilakukan pemeriksaan
Fungsi Keseimbangan dan Koordinasi : tidak dilakukan pemeriksaan
Fungsi Vegetatif : miksi (+), defekasi (+)
Fungsi Luhur : tidak dilakukan pemeriksaan

Status Obstetri
1. Inspeksi : Tampak keluar darah dari vagina, Striae gravidarum (+)
2. Palpasi :
 Leopold I : TFU 1 jari diatas symphisis pubis
 Leopold II : tidak dapat dinilai
 Leopold III : tidak dapat dinilai
 Leopold IV : tidak dapat dinilai
3. Auskultasi : DJJ (-)
4. Pemeriksaan Inspekulo : tampak keluar darah dari ostium uteri
eksterna
5. Pemeriksaan dalam :
korpus uteri antefleksi, besar biasa, tanda hegar (+), tanda piskacek
(+), Adneksa kanan-kiri tidak dijumpai kelainan, Parametrium lemas,
Cavum douglas tidak menonjol, nyeri (-)
3. Pemeriksaan Penunjang:
a. Darah Lengkap (29 April 2019 pk 13:58)
Hematologi
 Hb = 13,4 (dbn)
 HCT = 39,2 (dbn)
 AE = 4,62 (dbn)
 AT = 293 (dbn)
 AL = 8,10 (dbn)
 Lainnya dalam batas normal

Faal Hemostasis
 Masa perdarahan = 2’30’’ (dbn)
 Masa pembekuan = 6’00’’ (dbn)
 Lainnya tidak diperiksa

Kimia klinik
 GDS = 123 (dbn)
 Lainnya tidak diperiksa

b. USG abdomen (29 April 2019 jam 11:00)


 Tampak 1 fetal
 Gestasional sac (+)
 Fetal movement (-)
 Fetal heart movement (-)
 Hasil konsepsi (+)
Kesan : Dead Conception
4. Resume

Pasien seorang wanita 27 tahun dengan G2P0A1 Uk 8-9 minggu datang ke poli
kebidanan dr. Intan, Sp.OG dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir kurang
lebih 2 hari yang lalu. Perdarahan disertai mules-mules dan nyeri pinggang.
Darah yang keluar berwarna merah kehitaman tidak disertai gumpalan-gumpalan
darah, frekuensi ganti pembalut 2-3 kali sehari. pasien mengaku sedang hamil
tetapi tanda-tanda kehamilan yang sebelumnya ada tiba-tiba menghilang,
didapatkan HPHT 19 Ferbuari 2019. Ketika di USG oleh dokter kandungan pada
tanggal 29 April 2019 dinyatakan bahwa, terdapat 1 janin, DJJ janin sudah
negatif, dengan usia gestasi 8-9 minggu. Pusing (+), demam (-), mual (-), muntah
(-). Riwayat penyakit asma, darah tinggi, kencing manis, dan penyakit jantung
disangkal. Riwayat keluarga yang menderita keluhan yang sama disangkal.
Pasien makan  3 kali sehari. Aktivitas bekerja sebagai wiraswasta sehari-hari
dirasakan tidak terlalu berat. Jarang berolahraga. Kondisi ekonomi cukup. Pasien
tidak merokok dan tidak mengonsumsi alkohol.
5. Assesment

Diagnosis : G2P0A1 Uk 8-9 minggu dengan Dead Conception

Diagnosis Banding : IUFD, Abortus


6. Planning
Tatalaksana
 Non Medikamentosa
 Menjelaskan tentang diagnosis penyakit
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien untuk di lakukan
operasi kuret dan rawat inap
 Medikamentosa
 IVFD RL 20 tpm
 Pasien dikonsulkan ke dr. Intan Wahyu, Sp.OG kemudian di rawat inap di
Ruang Siti Fatimah Marwah kelas I Ruang 3, diberikan IVFD RL 20 tpm,
pro kuret pk 20:30

7. Prognosis

Dubia ad bonam dengan pengobatan yang cepat dan tepat.


BAB I
PENDAHULAN

Fetal death yaitu peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan dari hasil


konsepsi sebelum hasil konsepsi tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya. Termasuk
dalam pengertian fetal death antara lain still birth dan abortus. Kematian janin adalah
suatu kejadian traumatik psikologik bagi wanita dan keluarganya.
Radestat mendapatkan bahwa interval yang lebih dari 24 jan sejak diagnosa
kematian janin sampai induksi persalinanberkaitan dengan ansietas berlebihan. Faktor
lain yang berperan adalah apabila wanita yang bersangkutan tidak melihat bayinya
selama yang ia inginkan dan apabila iatidak memiliki barang kenangan Dapat timbul
kecemasan pada ibu sampai gejala depresi dan gejala somatisasi yang dapat bertahan
sampai lebih dari 6 bulan. Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi meninggal,
telah lama dianggap memiliki resiko yang lebih besar mengalami gangguan hasil
kehamilan pada kehamilan berikutnya.
Beberapa penelitian menyebutkan kisaran angka kekambuhan lahir mati
antara 0 sampai 8 persen. Kematian janin sebelumnya walaupun tidak semua lahir
mati menyebabkan gangguan hasil pada kehamilan berikutnya. Evaluasi prenatal
pnting dilakukan untuk memastikan penyebab.
Apabila penyebab lahir mati terdahulu adalah kelainan karyotipe atau kausa
poligenik, pengambilan sample villus khorionik atau amniosintesis dapat
mempermudah deteksi dini dan memungkinkan dipertimbangkannya terminasi
kehamilan.
Pada diabetes, cukup banyak kematian perinatal yang berkaitan dengan
kelainan congenital. Pengendalian glikemik intensif pada periode perikonsepsi
dilaporkan menurunkan insiden malformasi dan secara umum memperbaiki hasil.
BAB II
LAPORAN KASUS

2.1 dentitas Pasien


b. Nama : Ny. I
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Umur : 27 tahun 11 bulan
e. No. RM : 00.10.50.xx
f. Alamat : Karang Buaya Pagutan
g. Pekerjaan : Wiraswasta
h. Agama : Islam
i. Masuk RS Tanggal : 29 April 2019 jam 13.30

2.2 Keluhan Utama


Perdarahan dari jalan lahir

2.3 Anamnesis
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien seorang wanita 27 tahun dengan G2P0A1 Uk 8-9 minggu datang ke
poli kebidanan dr. Intan, Sp.OG dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir
kurang lebih 2 hari yang lalu. Perdarahan disertai mules-mules dan nyeri
pinggang. Darah yang keluar berwarna merah kehitaman tidak disertai
gumpalan-gumpalan darah, frekuensi ganti pembalut 2-3 kali sehari. pasien
mengaku sedang hamil tetapi tanda-tanda kehamilan yang sebelumnya ada
tiba-tiba menghilang, didapatkan HPHT 19 Ferbuari 2019. Ketika di USG
oleh dokter kandungan pada tanggal 29 April 2019 dinyatakan bahwa,
terdapat 1 janin, DJJ janin sudah negatif, dengan usia gestasi 8-9 minggu.
Pusing (+), demam (-), mual (-), muntah (-).
b. Riwayat Penyakit Dahulu/keluarga :
 Riwayat penyakit asma, darah tinggi, kencing manis, dan penyakit
jantung disangkal
 Riwayat keluarga yang menderita keluhan yang sama disangkal
c. Lifestyle
Pasien makan  3 kali sehari. Aktivitas bekerja sebagai wiraswasta sehari-hari
dirasakan tidak terlalu berat. Jarang berolahraga. Kondisi ekonomi cukup.
Pasien tidak merokok dan tidak mengonsumsi alkohol.
d. Lain-lain
 Haid : Pasien menarche pada usia 14 tahun, pola haid teratur dengan
siklus 28 hari, jumlah normal dengan lama haid 3-4 hari.
 Perkawinan : pasien menikah selama 1 tahun
 HPHT : 19 April 2019
 ANC : pasien belum melakukan ANC
 Persalinan : riwayat abortus incomplete pada anak pertama usia
kehamilan 6 minggu
 KB : tidak pernah
Operasi : riwayat curettage tahun 2018

2.4 Pemeriksaan Fisik


a. Keadaan Umum
Tampakan umum : pasien tampak lemas
Status gizi : kesan cukup
Berat badan : 60 kg
Tinggi badan : 160 cm
BMI : 23,4 kg/m2
b. Kesadaran/GCS : Compos Mentis / E4V5M6
c. Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Frekuensi Nadi : 100 x/menit, simetris, teraba kuat
Frekuensi Napas : 22 x/menit, teratur
Suhu tubuh : 36,8C
d. Pemeriksaan Fisik

Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung : Deviasi septum (-), simetris, sekret (-)
Telinga : Normotia, sekret (-)
Mulut : Oral hygine baik, tidak ada kelainan
Tenggorok : Dinding faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1 hiperemis (-)
Leher : Limfonodi tidak teraba, JVP 5  2 cm H2O
Thorax
Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak terlihat, simetris (+/+)
Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula
sinistra, vocal fremitus sama kanan dan kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru, batas jantung dalam batas
normal
Auskultasi : BJ I-II regular, gallop (-) murmur (-), SNV, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen
Inspeksi : Gravidarum (+), bekas luka operasi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Pekak pada seluruh lapang abdomen
Palpasi : Terdapat janin (+), nyeri tekan (-)
Ekstremitas
Akral hangat (+/+), edema (-/-), CRT <2 detik

Fungsi Motorik: tidak dilakukan pemeriksaan


Fungsi Sensorik: tidak dilakukan pemeriksaan
Fungsi Keseimbangan dan Koordinasi : tidak dilakukan pemeriksaan
Fungsi Vegetatif : miksi (+), defekasi (+)
Fungsi Luhur : tidak dilakukan pemeriksaan
Status Obstetri
1. Inspeksi : Tampak keluar darah dari vagina, Striae gravidarum (+)
2. Palpasi :
 Leopold I : TFU 1 jari diatas symphisis pubis
 Leopold II : tidak dapat dinilai
 Leopold III : tidak dapat dinilai
 Leopold IV : tidak dapat dinilai
3. Auskultasi : DJJ (-)
4. Pemeriksaan Inspekulo : tampak keluar darah dari ostium uteri
eksterna
5. Pemeriksaan dalam :
korpus uteri antefleksi, besar biasa, tanda hegar (+), tanda piskacek
(+), Adneksa kanan-kiri tidak dijumpai kelainan, Parametrium lemas,
Cavum douglas tidak menonjol, nyeri (-).

2.5 Pemeriksaan penunjang


a. USG Abdomen (29 April 2019 jam 11:00)
 Tampak 1 fetal
 Gestasional sac (+)
 Fetal movement (-)
 Fetal heart movement (-)
 Hasil konsepsi (+)
Kesan : Dead Conception
b. Laboratorium (29 April 2019 pk 13:58)
Parameter Hasil Nilai normal Satuan Keterangan
Darah Lengkap
WBC 8.10 4.50 – 11.00 [10^3/uL] Dbn
Limfosit # 2.41 0.90 – 5.50 [10^3/uL] Dbn
Monosit # 0.47 0.09 – 0.99 [10^3/uL] Dbn
Eosinofil # 0.16 0.05 – 0.55 [10^3/uL] Dbn
Basofil # 0.01 0.00 – 0.22 [10^3/uL] Dbn
Neutrofil # 5.05 2.25 – 8.83 [10^3/uL] Dbn
Limfosit % 29.8 20.0 – 50.0 [%] Dbn
Monosit % 5.8 2.0 – 9.0 [%] Dbn
Eosinofil % 2.0 1.0 – 5.0 [%] Dbn
Basofil % 0.1 0.0 – 2.0 [%] Dbn
Neutrofil % 62.3 50.0 – 75.0 [%] Dbn
RBC 4.62 4.20 – 5.40 [10^6/uL] Dbn
Hb 13.4 12.0 – 16.0 [g/dL] Dbn
Hct 39.2 38.0 – 47.0 [%] Dbn
MCV 84.8 80.0 – 100.0 [fL] Dbn
MCH 29.0 27.0 – 31.0 [pg] Dbn
MCHC 34.2 32.0 – 36.0 [g/dL] Dbn
RDW-SD 39.8 37.0 – 54.0 [fL] Dbn
RDW-CV 13.1 11.5 – 14.5 [%] Dbn
PLT 293 150 – 440 [10^3/uL] Dbn
MPV 8.6 6.3 – 11.1 [fL] Dbn
PCT 0.25 0.15 – 0.40 [%] Dbn
PDW 9.3 15.5 – 17.1 [fL] Menurun
P-LRC 13.9 13.0 – 43.0 [%] Dbn
LED 32 (0 – 15) mm/jam Meningkat
Kimia Darah
GDS 123 <170 mg/dl Dbn
Faal Hemostasis
Masa Perdarahan 2’30’’ 1-6 menit Menit Dbn
Masa Pembekuan 6’00’’ 6-15 menit menit Dbn

2.6 Diagnosis
- G2P0A1 Uk 8-9 minggu dengan Dead Conception

2.7 Diagnosis Banding


- IUFD
- Abortus

2.8 Tatalaksana
 Non Medikamentosa
 Menjelaskan tentang diagnosis penyakit
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien untuk di lakukan
operasi kuret dan rawat inap
 Medikamentosa
 IVFD RL 20 tpm
Pasien dikonsulkan ke dr. Intan Wahyu, Sp.OG kemudian di rawat
inap di Ruang Siti Fatimah Marwah kelas I Ruang 3, diberikan IVFD
RL 20 tpm, pro kuret pk 20:30

2.9 Prognosis
 Ad Vitam : Dubia Ad bonam
 Ad Fungsionam : Dubia Ad bonam
 Ad Sanationam : Dubia Ad bonam

CONTOH PENULISAN BLANKO RESEP

RUMAH SAKIT ISLAM SITI HAJAR MATARAM


dr. Abdel Halim Adnan
Tanggal: 29 April 2019
R/ Ringer Lactat 500 ml flab No. I
S. i. m. m

R/ Infus set makro drip 22G No. I


S. i. m. m

R/ Spuit injeksi 5cc No. I


S. i. m. m

Pro : Ny.I Umur : 27 tahun


Alamat : Karang Buaya Pagutan
FOLLOW UP PASIEN DI RUANGAN (BANGSAL SITI FATIMAH KLS 1 RUANG 3)
Waktu Subjektif Objektif Assesment Rencana
29/4/2019 Riwayat Penyakit Sekarang  KU : Tampak lemas - G2P0A1 Uk 8-9 (Pk 13:30)
Pasien seorang wanita 27 tahun dengan G2P0A1 Uk  Kes/GCS : CM/E4V5M6 minggu dengan Dead - Konsul dr. Intan,
8-9 minggu datang ke poli kebidanan dr. Intan,  Vital Sign : Conception Sp.OG : rencana pro
Sp.OG dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir TD: 120/80 mmHg kuret pk 20:30, IVFD
kurang lebih 2 hari yang lalu. Perdarahan disertai HR : 100 x/menit RL 20 tpm
mules-mules dan nyeri pinggang. Darah yang keluar RR: 22 x/menit Konsul dr. Suria, Sp.An
berwarna merah kehitaman tidak disertai gumpalan- Temp : 36,8C
gumpalan darah, frekuensi ganti pembalut 2-3 kali  Kepala - leher : CA (-/-) SI (-/-) (Pk 18:00)
sehari. pasien mengaku sedang hamil tetapi tanda-  Thoraks : BJ I-II regular, murmur - Advice dr. Intan,
tanda kehamilan yang sebelumnya ada tiba-tiba (-), gallop (-), Suara napas Sp.OG : Misoprostol 1
menghilang, didapatkan HPHT 19 Ferbuari 2019. vesikuler (+/+) wheezing (-/-) tab Pervaginam/ peroral
Ketika di USG oleh dokter kandungan pada tanggal rhonki (-/-) pre op kuret
29 April 2019 dinyatakan bahwa, terdapat 1 janin,  Ekstremitas:
DJJ janin sudah negatif, dengan usia gestasi 8-9 Akral hangat (+/+), edema (-/-), (pk 19:30)
minggu. Pusing (+), demam (-), mual (-), muntah CRT <2 detik, mototrik 3/5 - Pasang IVFD RL 20 tpm
(-).  Status Obstetri - Persiapan kuret
Riwayat Penyakit Dahulu dan keluarga Inspeksi : Tampak keluar darah
Riwayat penyakit asma, darah tinggi, kencing dari vagina, Striae gravidarum (+) (pk 21:00)
manis, dan penyakit jantung disangkal Palpasi : - Post kuret : dilakukan
Riwayat keluarga yang menderita keluhan yang o Leopold I : TFU 1 jari kuret dengan fetus (+),
sama disangkal diatas symphisis pubis jaringan lain (+)
o Leopold II : tidak dapat perdarahan kurang lebih
dinilai 50cc
o Leopold III : tidak dapat - Advice dr. intan,
dinilai Sp.OG : Cefadroxil
o Leopold IV : tidak dapat 2x500mg, Asam
dinilai mefenamat 3x500mg
Auskultasi : DJJ (-) - Bila sadar keadaan
Pemeriksaan Inspekulo : tampak umum baik, mual
keluar darah dari ostium uteri muntah (-), rawat jalan
eksterna kontrol 1 minggu lagi
Pemeriksaan dalam : korpus uteri - Observasi TTV
antefleksi, besar biasa, tanda hegar
(+), tanda piskacek (+), Adneksa
kanan-kiri tidak dijumpai kelainan,
Parametrium lemas, Cavum
douglas tidak menonjol, nyeri (-).
30/4/2019 Pasien sudah sadar, keadaan umum baik, keluhan  KU : Tampak lemas - G2P0A1 Uk 8-9 - Advice dr. intan,
nyeri post kuret, keluhan lain tidak ada  Kes/GCS : CM/E4V5M6 minggu dengan Dead Sp.OG : Cefadroxil
 Vital Sign : Conception post kuret 2x500mg, Asam
TD: 120/80 mmHg H+1 mefenamat 3x500mg
HR : 80 x/menit - Pasien BPL control tgl 6
RR: 20 x/menit mei 2019
Temp : 36,9C
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi
Kematian janin dalam kandungan adalah kematian hasil konsepsi
sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari ibunya tanpa memandang tuanya
kehamilan. Kematian dinilai dengan fakta bahwa sesudah dipisahkan dari ibunya
janin tidak bernafas atau tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan,seperti
denyut jantung, pulsasi tali pusat, atau kontraksi otot. Kematian janin fase awal
diartikan sebagai keluarnya hasil konsepsi pada 16 minggu kehamilan dan
didiagnosis pertama kali pada pemeriksaan USG1,2.

3.2 Epidemiologi
Anomali kromosom janin merupakan penyebab terbanyak terjadinya
kematian mudigah yakni sebesar 30 - 60%. Perkiraan ini didasarkan pada
karyotyping konvensional jaringan janin. Akan tetapi, kemungkinan angka
kejadian yang sebenarnya mungkin lebih tinggi dari kisaran ini. Namun,
prevalensi abnomalimitosis kromosom gross pada embriofase praimplantasi juga
sangat tinggi, yakni sekitar 90% dari semua embrio, bahkan pada wanita subur
muda.

3.3 Etiologi
Kematian mudigah tidak jarang menyebabkan terjadinya abortus pada
kehamilan muda. Sebaliknya pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin
dikeluarkan dalam keadaan masih hidup. Komplikasi yang berbahaya dari
abortus adalah perdarahan, infeksi, perforasi dan syok8. Hal-hal yang
menyebabkan kematian mudigah dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini1,2,3:
1. Kelainan Ovum :
Menurut Hertik dkk, dari 1000 abortus spontan 48,9 % disebabkan oleh
Ovum yang patologis. Ovum yang abnormal 6 % diantaranya terdapat
degenerasi vili. Abortus spontan yang disebabkan oleh kelainan ovum
berkurang kemungkinannya terjadi abortus kalau kehamilan sudah lebih
dari 1 bulan, artinya makin muda kehamilan saat abortus makin besar
kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum (50-80 %).
2. Kelainan Pertumbuhan Hasil Konsepsi :
Kelaianan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian
janin atau cacat.
Faktor-faktor yang rnenyebabkan kelainan dalam pertumbuhan hasil
konsepsi adalah :
a. Kelainan Kromosom
Abnormlitas dari kromosom 60% maka terjadi pada trimester
pertama dan kemungkinan hidup lahir hanya 0,6%. Kelainan
kromosom yang sering ditemukan pada abortus spontana dalah
Trisomi, Monosomi, Triploidi, Tetra-ploidi, dan kemungkinan pula
kelainan kromosom sek.
b. Lingkungan Endometrium Kurang Sempurna
Bila lingkungan endometrium di sekitar tempat implamantasi
kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil
konsepsi terganggu.
c. Pengaruh dari Luar
Radiasi, virus, obat-obatan, dan sebagainya dapat mempengaruhi baik
hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya didalam uterus. Pengaruh
ini dinamakan pengaruh teratogen.
d. Kelainan Genitalia Ibu
- Anomali Kongenital I (Hipoplasia uteri, Uterus bikornis).
- Kelainan letak uterus seperti retrofleksi uteri fiksata.
- Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari
ovum seperti kurangnya progesterone atau estrogen,
eridometritis dan mioma submukosa.
- Servik inkompeten yang disebabkan kelemahan bawaan pada
servik, dilatasi serviks yang berlebihan, konisasi, amputasi atau
robekan servik yang tidak dijahit.
- Gangguan Sirkulasi Plasenta dijumpai pada ibu yang menderita
penyakit nefritis, hipertensi, toksemia gravidarum, anomaly
plasenta dan endateritis yang menyebabkan oksigen isasi
plasenta terganggu sehingga menyebabkan gangguan
pertumbuhan dan kematian janin.
3. Penyakit Ibu
1) Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti
pneumonia, tifoid, pielitis, rubella dan malaria. Kematian fetus
yang di sebabkan karena toksin dan ibu atau invasi kuman atau
virus kepada fetus.
2) Keracunan, Nikotin dan Alkohol.
3) Ibu yang asfiksia seperti pada dekompensasi kordis, penyakit
paru, dan anemia grafis.
4) Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme, hipotiroid,
kekurangan vitamin A, C, atau E danibu yang menderita
Diabetes Melitus.
5) Anthagonis Rhesus, pada anthagonis rhesus darah ibu yang
melalui plasenta merusak fetus dan berakibat meninggalnya
fetus.
6) Antiphospolipid Syndrome, Ada dua macam antibodi
antifosfolipid yang telah dikenal yaitu : Lupus Anticoagulant
( LA ), dan Anticardiolipin Antibody ( ACA ). Sedangkan
klasifikasi APS terdiri dari APS tanpa penyebab lain disebut
sebagai APS primer, sedangkan APS karena penyakit lain seperti
SLE dinamakan APS sekunder9.
7) Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus misalnya
terkejut, obat uterotonika, ketakutan, lapartatomi, dan dapat juga
trauma langsung terhadap fetus, selaput janin rusak langsung
karena instrumen, benda dan obat-obatan.
4. Penyakit Bapak
Usia lanjut, penyakit kronis, seperti TBC, anemia, dekompensasi kordis,
malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan, sinar rontgen dan avitaminosis.

3.4 Patofisiologi
Sindrom antibody antifosfolipid (APS) adalah salah satu diantara
banyak penyebab kematian hasil konseptus yang ditandai antibodi multiple yang
berbeda yang timbul bersama antibody antifosfolipid dengan thrombosis arteri
dan vena. APS dikenal juga sebagai sindrom Hughes.Trombosis telah diketahui
secara luas sebagai salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas kehamilan.
APS adalah penyebab utama trombosis dalam kehamilan yang bertanggung
jawab atas morbiditas dan mortalitas janin serta ibu seperti preeklampsia,
pertumbuhan janin terhambat, kematian janin dalam rahim, persalinan preterm
dan bahkan gangguan proses implantasi mudigahke dalam endometrium.
Jika terjadi kematian janin maka selanjutnya terjadi perdarahan desidua
basalis, diikuti nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi
terlepas dan dianggap benda asing oleh uterus. Kemudian uterus berkontraksi
untuk mengeluarkan hasil konsepsi tersebut. Pada kehamilan kurang dari 8
minggu, villi khorialis belum menembus desidua secara dalam, jadi hasil
konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya.
Pada kehamilan 8-12 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga
plasenta tidak dilepaskan secara sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan.
Pada kehamilan lebih dari 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu daripada
plasenta. Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk seperti kantong kosong
amnion atau benda kecil yang tak jelas bentuknya, janin lahir mati, janin masih
hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus5

3.5 Manifestasi Klinis


Pengeluaran hasil konsepsi biasanya terjadi pada kehamilan sebelum 20
minggu, gejala awal ditandai dengan perdarahan pervaginam yang bisa sedikit
atau banyak dan biasanya berupa stolsel (darah beku), rasa mulas dan kram pada
daerah simfisis dan sering kali nyeri pinggang, pemeriksaan dalam didapati servik
dan teraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servik atau kavum uteri, karena
sebagaian dari janin atau jaringan sudah keluar, dan uterus berukuran lebih kecil
dari dan seharusnya3.

3.6 Diagnosis
Diagnosis bisa ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan penunjang :
A. Anamesis
✓ Evaluasi pasien mencakup rincian medis, riwayat bedah, keluarga,
genetik, dan riwayat haid, penggunaan obat-obatan, tembakau,
alkohol, dan kafein, dan riwayat terpapar zat – zat berbahaya. Semua
kehamilan sebelumnya harus diperiksa secara rinci, dengan
memperhatikan usia kehamilan saat terjadinya dead conceptus,
komplikasi, ultrasonografi, laporan patologi, dan analisis kromosom1,2.
B. Pemeriksaan Fisik
✓ Pemeriksaan fisik harus mencakup evaluasi adanya pembesaran tiroid
atau gondok, evaluasi payudara untuk galaktorea, dan pemeriksaan
untuk hirsutisme, yang bisa menunjukkan pasien memiliki disfungsi
tiroid atau hiper prolaktinemia. Pemeriksaan panggul harus mencakup
evaluasi serviks jika pasien telah terkena DES atau pernah menjalani
operasi serviks. Pembesaran ukuran rahim mungkin terkait dengan
fibroid, dan pemesaran ovarium mungkin mengindikasikan penyakit
ovarium polikistik1,2.
C. Pemeriksaan Penunjang
1) Ultrasonografi
Histero salpingografi, saline ultrasonografi tiga-dimensi,
resonansi magnetik dan pencitraan dapat membantu mendeteksi
kelainan rahim. Histeros kopi dan laparoskopi berguna jika tes lain
telah menunjukkan bahwa kelainan harus dikonfirmasi, seperti septum
rahim. Di masa depan, prosedur ini cenderung diganti dengan
ultrasonografi tiga dimensi atau pencitraan resonansi magnetik.
Ultrasonografi harus dilakukan pada 6 sampai 6-1/2 minggu
dan diulang setiap 10 sampai 14 hari sampai sekitar 12 minggu
kehamilan. Sering ultrasonografi dan awal memiliki beberapa
keuntungan yakni : melihat kelayakan janin dan ini merupakan
indikator yang baik bahwa kehamilan akan berhasil, meningkatkan
kemungkinan bahwa jaringan plasenta dapat diperoleh untuk analisis
kromosom. Malformasi uterus, paling sering didapat adalah arkuata
dan septate uteruses (Gambar 1), terdeteksi dalam 10 sampai 25% dari
wanita dengan keguguran berulang tetapi hanya 5% dari kontrol, dan
evaluasi 20 dari rongga rahim (terutama untuk mencari septum) yang
direkomendasikan oleh organisasi profesipada wanita dengan
keguguran berulang. Vascular insufisiensi diperkirakan mendasari
dead kosneptus dalam kasus septate uterus1,2,3.

2) Laboratorium
Uji laboratorium harus dipilih pada dasar temuan riwayat klinis
masing-masing pasien dan hasil pemeriksaan. Tes darah mungkin
termasuk darah lengkap, jumlah sel darah, antibodi antinuklear,
anticardio lipin antibodi, lupus antikoagulan, kadar prolaktin, dan
kadar thyrotropin.
Kromosom kedua orang tua harus dievaluasi. Evaluasi
meliputi uji trombofilia untuk protein C, protein C teraktivasi, faktor
V Leiden dan mutasi protrombin, protein S, antithrombin, dan kadar
homosistein puasa. Biopsi endometrium dapat membantu
mengkonfirmasi ovulasi atau mengevaluasi fase luteal yang cacat.
Meskipun prosedur ini kontroversial, tetapi ini merupakan tes terbaik
untuk mengevaluasi kelainan endometrium. Pengujian untuk
sitomegalovirus, listeria, dan toksoplasmosis dapat juga dilakukan
mungkin, tetapi umumnya tidak dianjurkan1.
3.7 Tatalaksana
1. Antikoagulan Theraphy
Di antara wanita yang mengalami dead conceptus berulang dan positif
terdapat antibodi antifosfolipid tes, dua uji klinis menunjukkan perbaikan
tingkat kelahiran hidup dengan penggunaan dosis profilaksis unfractionated
heparin (misalnya, 5000 U subkutandua kali sehari) dan aspirin dosis rendah,
dibandingkan dengan aspirin alone. Strategi ini menjadi pengobatan standar
karena sindrom antifosfolipid, namun percobaan yang lebih baru yang
melibatkan beberapa wanita dengan sindrom ini tidak menunjukkan
peningkatan angka kelahiran hidup secara signifikan dengan penggunaan
dosis profilaksis rendah heparin dan aspirin dosis rendah. Dengan demikian,
peran perawatan ini khusus untuk pencegahan keguguran berulang masih
kontroversial1,10.
2. Manajemen Kelainan Genetik
Prognosis bervariasi tergantung pada kelainan. Risiko bayi lahir-hidup
dengan translokasi trisomi adalah rendah, umumnya kurang dari 1%. IVF
dengan diagnosis genetik praimplantasi telah digunakan dalam upaya untuk
mencegah terjadinya hal tersebut. Namun, kemungkinan jumlah keturunan
karyotypically yang normal dalam intervention ini membuat kegunaannya
dipertanyakan1.
3. Intervensi Imunologic
Meskipun allo immunity telah diduga menjadi kemungkinan penyebab
dead conseptus yang berulang, sebuah uji coba secara acak dari leukosit ayah
immuni-lisasi menunjukkan ada perbaikan dalam tingkat kelahiran yang
hidup1.
4. Penanganan Aktif
a. Untuk rahim yang usianya 12 minggu atau kurang dapat dilakukan dilatasi
atau kuretase.
b. Untuk rahim yang usia lebih dari 12 minggu, dilakukan induksi persalinan
dengan oksitosin. Untuk oksitosin diperlukan pembukaan serviks dengan
pemasangan kateter foley intra uterus selama 24 jam7.
BAB IV
PEMBAHASAN
Kasus Teori
keluhan keluar darah dari Perdarahan pada kehamilan muda hal yang mungkin terjadi
vagina sejak 2 hari yang lalu adalah abortus, mola hidatidosa, KET. Namun demikian,
pengakuan pasien bahwa perdarahan disertai mules-mules dan
nyeri pinggang mengarahkan diagnosis kepada abortus.
Perdarahan pada usia terjadi pada minggu-minggu pertama kehamilan umumnya
kehamilan 8-9 minggu disebabkan oleh faktor ovofetal. Pemeriksaan USG janin dan
histopatologi menunjukkan bahwa pada 70% kasus, ovum yang
telah dibuahi gagal untuk berkembang atau terjadi malformasi
pada tubuh janin. Pada 40% kasus, diketahui bahwa latar
belakang kejadian abortus adalah kelainan chromosomal. Pada
20% kasus, terbukti adanya kegagalan trofoblast untuk
melakukan implantasi dengan adekuat.
Dilakukan pemeriksaan USG Hal ini sesuai dengan teori bahwa Menurut mochtar pada
abdominal : Tampak 1 fetal (+), pemeriksaan USG akan didapatkan uterus yang mengecil,
Gestasional sac (+), Fetal kantong gestasi yang mengecil, dan bentuknya tidak beraturan
movement (-), Fetal heart disertai gambaran fetus yang tidak ada tanda-tanda kehidupan.
movement (-), Terdapat sisa
hasil konsepsi (+)
Dilakukan Pemeriksaan Dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk menilai kadar Hb
Laboratorium darah Rutin berhubungan dengan penanganan. Didapat Hb 13,4g/dl yang
artinya masih dalam batas normal karena dikatakan tidak normal
menurut teori adalah ketika HB < 11 g/dl pada trimester pertama.
PP Test/HCG test : positif Pemeriksaan penunjang ini diperlukan dalam keadaan abortus
imminens, abortus habitualis dan missed abortion:
Tes kehamilan : positif jika janin masih hidup, bahkan 2-3
minggu setelah abortus.
Dilakukan kuretase Untuk rahim yang usianya 12 minggu atau kurang dapat
dilakukan dilatasi atau kuretase. Untuk rahim yang usia lebih dari
12 minggu, dilakukan induksi persalinan dengan oksitosin. Pada
pasien ini usia kehamilan 8-9 minggu maka dilakukan kuretase.
DAFTAR PUSTAKA

1. Branch Ware, Gibson Mark, Robbert Silver. Reccurent Miscarriage. The New
England Journal Of Medicine 2010;363(18) 1740-7. Available at :
http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMcp1005330
2. Kiwi, Robert. Recurrent pregnancy loss: Evaluation and discussion of the causes and
their management.Cleveland Clinic Journal Of Medicine 2007;73(10) 913-20.
Available at : http://www.ccjm.org/content /73/10/913.full.pdf
3. Silver, Robert M. Fetal Death. Obstetric and Gynecology 2007;109 (1) . Available
at : http://utilis.net/Morning%20Topics/Obstetrics/ Fetal%20Death.pdf
4. Pharoah POD, S.V. Glinianaia, J. Rankin. Congenital anomalies in multiple births
After early loss of a conceptus. Human Reproduction, 2009;24, (3) pp. 726–731.
Available at : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC
2646789/pdf/den436.pdf
5. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ. In: William’s Obstetrics. Ed 23. The Mc
Graw-Hill Companies. New York, 2010
6. Salker, et al. Natural Selection Of Human Embryos: Impaired Decidualization Of
Endometrium Disables Embryo-Maternal Interactions And Causes Recurrent
Pregnancy Loss. Plos One 2010;5 1-7. Available
at :http://www.plosone.org/article/fetchObjectAttachment.action?uri=info%3Adoi
%2F10.1371%2Fjournal.pone.0010287&representation=PDF
7. Manuaba. Gawat Darurat Obstetri-Ginekologi dan Obstetri-Ginekologi Sosial untuk
profesi bidan. Jakarta : EGC ; 2008
8. Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu bedah Kebidanan. Jakarta: Bina PustakA ; 2010
9. Haram Kjell, Eva-Marie Jacobsen and Per Morten Sandset. Antiphospholipid
Syndrome in Pregnancy,Antiphospholipid Syndrome. Intech (Ed);2012. Available
at:http://www.intechopen.com/books/antiphospholipid-yndrome/ antiphospholipid-
syndrome-in-pregnancy
10. Erkan D, Patel S, Nuzzo M, Gerosa M, Meroni PL, Tincani A, et al. Management Of
The Controversial Aspects Of The Antiphospholipid Syndrome Pregnancies: A
Guide For Clinicians And Researchers. Rheumatology (Oxford) 2008 Jun;47 Suppl
3:iii23-iii27.

Anda mungkin juga menyukai