Email: smpnegeri3sda@yahoo.com
1. SPESIFIKASI
Target Peserta Didik Target peserta didik bersifat deferensiasi sesuai dengan kelompok paham
penuh, paham sebagian, dan tidak/belum paham.
2. TUJUAN
Pengenalan Akomodasi Tindakan
Mengenal Menerima keadaan diri Menampilkam
perilaku yang
kemampuan dan secara positif
merefleksikan
keinginan diri. keragaman diri dalam
lingkungannya.
3. KEGIATAN
Kegiatan
Awal 1. Guru membuka dengan salam dan berdoa
2. Guru membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice
breaking
3. Guru memerikasa kehadiran peserta didik dan meminta peserta didik
mempersiapkan perlengkapan dan peralatan belajar.
4. Guru menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
5. Guru menanayakan kesiapan kepada peserta didik
Kegiatan Pertemuan 1
Inti Aktifitas Guru
1. Guru BK meminta peserta didik mengakses link video
https://www.youtube.com/watch?v=Z75QwNjH7Uw&t=1s
2. Guru mengajak Peserta didik untuk mengamati video yang berhubungan
dengan materi layanan
3. Guru BK dan peserta didik mendiskusikan materi bersama-sama
AktAktifitas Peserta Didik
1. Kelompok paham penuh (A)
Peserta didik dapat membuat karya sebagai bentuk kesadaran akan gender,
baik berupa mind map, artikel, gambar/ poster, komik, video sesuai dengan
minatnya masing-masing, sehingga peserta didik terampil berinteraksi sosial,
mampu mengatasi masalah-masalah sosial sesuai dengan fungsi gendernya
serta dapat membantu teman sebaya nya dalam memahami tentang
kesadaran gender melalui diskusi.
Pertemuan 2
Aktifitas Guru
1. Guru membuka dengan salam dan berdoa
2. Guru membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice
breaking
3. Guru menanayakan kesiapan kepada peserta didik
4. Guru mempersilahkan peserta didik agar mempresentasikan hasil dari
pertemuan pertama.
Aktifitas Peserta didik
1. Peserta didik mempresentasikan hasil karyanya di depan kelas
2. Peserta didik memberikan balikan terhadap hasil karya temannya
3. Peserta didik mengunggah karyanya di media sosial sebagai bentuk sosialisasi
Tentang kesadaran gender (Diferensiasi Hasil Minat Belajar)
Kegiatan 1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan
Penutup materi layanan
2. Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam
hidupnya
3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan dating
4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. PENILAIAN
Penilaian Guru BK memperhatikan proses layanan serta melakukan refleksi dari
kegiatan layanan klasikal tersebut menggunakan lembar observasi dan
proses
merekam proses layanan klasikal.(jika diperlukan)
Lembar Refleksi Kegiatan Bimbingan Klasikal
Petunjuk :
Bacalah pernyataan di bawah ini dan berilah tanda centang (√) pada kolom skor
sesuai dengan apa yang terjadi dalam kegiatan bimbingan klasikal yang dilakukan!
SKOR
N PERNYATAAN 1 2 3 4
o
1 Materi yang disampaikan dalam
bimbingan klasikal dibutuhkan
peserta didik
CATATAN
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
........
Keterangan :
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
SKOR
No PERNYATAAN
1 2 3 4
1 Saya memahami dengan baik
tujuan yang
Diharapkan dari materi yang
disampaikan
2 Saya memperoleh banyak
pengetahuan dan
Informasi dari materi yang
disampaikan
3 Saya menyadari pentingnya
bersikap sesuai
Dengan materi yang
disampaikan.
4 Saya meyakini diri akan lebih
baik,apabila
Bersikap sesuai dengan materi
yang disampaikan.
5 Saya dapat mengembangkan
perilaku yang lebih
Positif setelah mendapatkan
materi yang disampaikan.
6 Saya dapat mengubah perilaku
sehingga kehidupan
saya menjadi lebih teratur dan
bermakna
Total Skor =…
Keterangan:
1. Skor minimal yang dicapai adalah 1x6= 6, dan skor tertinggi
adalah 4x6=24
2. Kategori hasil :
- Sangat baik = 21-24
- Baik = 17-20
- Cukup = 13-16
- Kurang = ... -12
Tujuan Pemberian Layanan BK: Peserta didik dapat Memahami tentang kesadaran gender
Nama
Siswa
Kesiapan Peserta didik telah memiliki Peserta didik telah Peserta didik belum
Belajar kesadaaran gender dapat memahami memahami tentang
perbedaan gender gender
dan jenis kelamin
tetapi belum
memiliki kesadaran
gender
Nama
Siswa
KESADARAN GENDER
Istilah gender sudah digunakan secara luas masyarakat di berbagai forum, baik yang
bersifat akademis maupun non-akademis ataupun dalam diskursus pembuatan
kebijakan (law making process). Meskipun demikian, tidak selamanya istilah tersebut
dipergunakan dengan tepat, bahkan terkadang mencerminkan ketidakjelasan
pengertian konsep gender itu sendiri. Kekeliruan ini memiliki implikasi yang tidak kecil,
khususnya apabila terjadi dalam proses pembuatan kebijakan. Kekeliruan ini bukan
tidak mungkin menyebabkan kebijakan yang dihasilkan tidak tepat sasaran dan
tidak mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu kejelasan konsep gender
penting sebagai langkah awal memahami pengarusutamaan gender.
Konsep gender tidak merujuk kepada jenis kelamin tertentu (laki-laki atau
perempuan). Berbeda dengan jenis kelamin, gender merupakan konsep yang
dipergunakan untuk menggambarkan peran dan relasi sosial laki-laki dan perempuan.
Gender merumuskan peran apa yang seharusnya melekat pada laki-laki dan
perempuan dalam masyarakat. Konsep inilah yang kemudian membentuk identitas
gender atas laki-laki dan perempuan yang diperkenalkan, dipertahankan, dan
disosialisasikan melalui perangkat-perangkat sosial dan norma hukum yang tertulis
maupun tidak tertulis dalam masyarakat.
Berbeda dengan jenis kelamin (seks) yang ditentukan oleh aspek-aspek fisiologis,
gender merupakan pengertian yang dibentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan, adat
istiadat, dan perilaku sosial masyarakat. Oleh karena itu, pengertian gender tidak
bersifat universal, melainkan tergantung pada konteks sosial yang melingkupinya.
Sebagai contoh, masyarakat berbasis patrilineal seperti di Jawa sangat mungkin
merumuskan gender secara berbeda dengan masyarakat yang sistem sosialnya
berbasis matrilineal.
Dengan kata lain konsep gender mengacu pada peran dan tanggung jawab sebagai
perempuan dan sebagai laki-laki yang diciptakan dan diinternalisasi dalam keluarga,
dalam masyarakat,dalam budaya masyarakat, dimana kita hidup termasuk harapan-
harapan, sikap, sifat, perilaku bagaimana menjadi seorang laki-laki dan bagaimana
menjadi seorang perempuan ( culturally learned and assigned behaviour )
Sedangkan pengertian jenis kelamin (seks) adalah mengacu kepada ciri ?ciri biologis,
misalnya ciri-ciri yang berkaitan dengan fungsi reproduksi; tidak bisa dipertukarkan,
karena sifatnya yang kodrati didapat bersamaan dengan kelahiran.