Anda di halaman 1dari 191

STRATEGI PEMBELAJARAN, GAYA

BELAJAR DAN HASIL BELAJAR


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Mohamamad Thoha
Suherman Priatna

20222

i
HakciptaDilindungiolehUndang-Undang

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin
tertulis daripenerbit. Isi diluar tanggung jawab penerbit.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014

Tentang Hak Cipta.

Fungsi dan Sifat Hak Cipta

Pasal 2

1. Hak Cipta merupakan hak eksekutif bagi pencipta dan pemegang Hak Cipta
untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara
otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hak Terkait Pasal 49:

1. Pelaku memiliki hak eksekutif untuk memberikan izin atau melarang pihak lain
yang tanpa persetujuannya membuat, memperbanyak, atau menyiarkan rekaman
suara dan/atau gambar pertunjukannya.

SanksiPelanggaranPasal 72

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (2) dipidana dengan pidana
penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit
Rp.1.000.000,00,- (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00,- (lima milyar rupiah)
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau
menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling
lama lima (5) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00,- (lima
ratus juta rupiah)

ii
STRATEGI PEMBELAJARAN, GAYA
BELAJAR DAN HASIL BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Mohamamad Thoha
Suherman Priatna

Editor:

Ade Adriadi, M.Pd.I.

MEDIA MADANI

iii
STRATEGI PEMBELAJARAN, GAYA BELAJAR DAN
HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Mohamamad Thoha
Suherman Priatna

Editor:
Ade Adriadi, M.Pd.I.
Lay Out & Design Sampul
Media Madani
Cetakan 1Oktober 2021
HakCipta 2021, PadaPenulis
Isi diluartanggungjawabpercetakan
Copyright@ 2021 by Media Madani Publisher
All Right Reserved
Hakciptadilindungiundang-undang
Dilarangkerasmenerjemahkan, mengutip, menggandakan,
ataumemperbanyaksebagianatauseluruhisibukuinitanpaizintertulisd
ariPenerbit

Penerbit&Percetakan
Media Madani
Jl. SyekhNawawi KP3B PalimaCurugSerang-Banten email:
media.madani@yahoo.com &media.madani2@gmail.com
Telp. (0254) 7932066; Hp (087771333388)

KatalogDalamTerbitan (KDT)
M. Thoha., M.Pd.I ; Suherman Priatna, M.Pd.I. Editor: Ade Adriadi,
M.Pd.I
KepemimpinanPendidikan
/ Oleh: M. Thoha., M.Pd.I ; Suherman Priatna, M.Pd.I. Editor: Ade
Adriadi, M.Pd.I
Cet.1 Serang: Media Madani, Januari 2022. viii+ 133 hlm

ISBN.
1. KepemimpinanPendidikan 1. Judul

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat


Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya yang tak
pernah berhenti memberikan kasih sayang sehingga buku ini dapat
kami selesakan. Sholawat teriring salam semoga tetap tercurah
limpah kepada junjungan nabi Muhammad SAW, para keluarga,
shahabat serta para pengikut pengikutnya hingga akhir hayat nanti.
Buku Strategi Pembelajaran, Gaya Belajar Dan Hasil Belajar PAI
ini merupakan hasil penelitian tugas akhir Magsiter Pendidikan
Agama Islam Program pascasarjana Institut Agama Islam Negeri
Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Penulis sangat sadar, selain dari
rahmat Allah SWT apa yang sudah dijalani ini tidak mungkin
berhasil tanpa bantuan dan kepedulian dari berbagai pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan ini tidaklah berlebihan apabila penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang tiada terkira kepada: Rektor,
Direktur dan Wakil Direktur, Ketua dan Sekretaris Program Studi,
Dosen pembimbing dan dosen pengampu mata kuliah Program
Studi Magistern Pendidikan Agama Islam Program pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin” Banten.
Semoga Allah memberikan karunia pada kehidupan dunia sekarang,
kehidupan alam berikutnya dan kehidupan akhrirat kelak.
Akhir kata, walaupun kami berusaha maksimal dalam
pembuatan buku ini, tapi masih banyak sekali kekurangan. Oleh
sebab itu kami mohon arahan dan saran agar penyususnan
selanjutnya dapat lebih baik dan lengkap. Semoga buku ini dapat
berguna dan bermanfat bagi semua pihak.

Serang Januari, 2022

Penulis

v
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………….. v


DAFTAR ISI……………………………………………….. vii
BAB 1 STRATEGI PEMBELAJARAN, GAYA BELAJAR
DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM, IDEAL DAN PERMASALAHANNYA … 1
A. Ideal Strategi Pembelajara, Gaya Belajar Dan
Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam ……… 1
B. Permasalahan Strategi Pembelajara, Gaya
Belajar Dan Hasil Belajar Pendidikan Agama
Islam ……………………………………………. 8

BAB 2 PERSEPSI PESERTA DIDIK …………………….. 13


A. Persepsi ………………………………………. 13
B. Persepsi Peserta Didik .………………………. 15

BAB 3 STRATEGI PEMBELAJARAN GURU …………. 19


A. Guru ………………………………………….. 19
B. Strategi Pembelajaran …….………………… 21
C. Strategi Pembelajaran Guru ………………… 22
C. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Guru… 23

BAB 4 GAYA BELAJAR ………………………………… 29


A. Pengertian Gaya Belajar …………………….. 29
B. Model-model Gaya Belajar …………………. 31

BAB 5 HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA


ISLAM ……………………………………………. 37
A. Pengertian Hasil Belajar …………………….. 37
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil
Belajar ………………………………………… 41

vi
C. Pendidikan Agama Islam ……..…………….. 46
D. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam ..….. 48

BAB 6 HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN,


HIPOTESIS, DAN TUJUAN PENELITIAN …. 49
A. Hasil Penelitian yang Relevan ………………. 49
B. Kerangka Berpikir …………………………… 52
C. Hipotesis Penelitian ………………………….. 57
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..…………….. 58

BAB 7 METODOLOGI PENELITIAN………………….. 63


A. Waktu dan Tempat Penelitian ……………… 63
B. Metode dan Rancangan Penelitian .………… 64
C. Populasi dan Sampel Penelitian.……………. 68
B. Teknik Pengumpulan Data ………………… 70
C. Instrumen Penelitian ………………………….. 74
D. Hasil Ujicoba Instrumen Penelitian ………….. 89
D. Teknik Analis Data ………………….………. 100

BAB 8 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN … 111


A. Deskripsi Data ……………………………….. 111
B. Pengujian Hipotesis ……….………………… 119
C. Keterbatasan Penelitian ……………………… 128

BAB 10 PENEUTUP ……………………………………… 130


A. Kesimpulan ………………………………….. 130
B. Implikasi …………………..…………………. 134
C. Saran-saran ………………..…………………. 135

DAFTAR PUSTAKA ……………… .…………………… 130


LAMPIRAN-LAMPIRAN ….…………………………… 130

vii
BAB 1

STRATEGI PEMBELAJARAN, GAYA BELAJAR

DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM IDEAL DAN PERMASALAHANNYA

A. Ideal Strategi Pembelajaran, Gaya Belajar dan

Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang

paling sempurna di muka bumi ini. Ia selain

memiliki ciri-ciri fisik yang khas, juga dilengkapi

dengan kemampuan intelegensi dan daya nalar

yang tinggi sehingga menjadikan ia mampu berfikir,

berbuat dan bertindak ke arah perkembanganya

sebagai manusia yang utuh. Kemampuan itulah

yang tak dimiliki oleh mahluk Tuhan yang lainya

seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan. Dalam

kaitanya dengan perkembangan individu, manusia

dapat tumbuh dan berkembang memalui suatu

proses yang disebut dengan proses pendidikan.

1
Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar

bagi seluruh umat manusia diseluruh dunia, hal

tersebut tentu saja akan berimbas kepada perbaikan

taraf hidup dan kehidupan manusia itu sendiri.

Dewasa ini perkembangan masyarakat yang kian

maju dan ditandai dengan pergerakan arus

informasi yang secara cepat dan mudah serta

meliputi wilayah yang luas diperlukan Sumber

Daya Manusia yang berkualitas dan handal. Sumber

daya manusia berkualitas dan handal juga

merupakan salah satu modal dasar pembangunan

bangsa yang sangat penting guna mewujudkan

tujuan yang dicita-citakan yaitu dengan memalui

proses pendidikan.

Pendidikan merupakan elemen yang sangat

penting untuk mewujudkan sumber daya manusia

yang berkualitas dan handal. Hal ini disebabkan

dengan adanya proses pendidikan maka pencapaian

pembentukan sumber daya manusia berkualitas

2
yang antara lain menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK) serta dapat mengembangkan

IPTEK untuk dapat meningkatkan kesejahteraan

kehidupan masyarakat, bangsa dan umat manusia

pada umumnya dapat dicapai.

Proses pendidikan sebenarnya telah berlangsung

sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan

perkembangan sosial budaya manusia dipermukaan

bumi . Pendidikan itu sendiri merupakan suatu

usaha manusia dalam memperbaiki taraf

kehidupanya baik secara jasmani maupun rohani

sebagaimana dikatakan Ngalim Purwanto:

Pendidikan ialah segala usaha seorang dewasa

dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memipin

perkebangan jasmani dan rohaninya kearah

kedewasaan .

Salah satu dari indikator proses pendidikan

adalah pencapaian hasil belajar. Hasil belajar

merupakan indikator untuk mengetahui sampai

3
dimana penguasaan siswa terhadap mata pelajaran

yang dilakukan melalui penilaian terhadap

kemajuan atau keberhasilan siswa menguasai materi

yang diajarkan. Hasil belajar akan menunjukkan

terjadi tidaknya peningkatan penguasaan materi

pelajaran yang pada akhirnya akan menunjukkan

mutu pendidikan yang diberikan. Bila hasil belajar

siswa memuaskan maka tentu hal tersebut

mengindikasikan adanya mutu pendidikan yang

diberikan sangat baik, namun sebaliknya bila mutu

pendidikan yang buruk akan ditunjukkan dari hasil

belajar siswa yang mengecewakan. Untuk itu perlu

dilakukan berbagai langkah agar mutu pendidikan

yang pada umumnya masih rendah, dapat

ditingkatkan lagi menjadi lebih baik lagi.

Kemampuan guru dalam menyelenggarakan dan

menyampaikan kegiatan pembelajaran yang

berbasis pada teknologi akan memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap kemampuan siswa

4
mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan. Tapi

hal tersebut juga harus didukung oleh gaya belajar

yang sesuai dengan strategi pembelajaran yang

diberikan sehingga memberikan perhatian terhadap

prestasi belajar yang dicapainya dan siswa tidak

mempunyai persepsi yang negatif terhadap

pelajaran PAI dan tidak menjadikan pelajaran PAI

suatu hal yang mengerikan dan menakutkan.

Salah satu indikator berhasilnya sebuah proses

pembelajaran dalam pendidikan adalah pencapaian

hasil belajar yang baik. Hasil belajar merupakan

indikator untuk mengetahui sampai dimana

penguasaan siswa terhadap mata pelajaran yang

dilakukan melalui penilaian terhadap kemajuan

atau keberhasilan siswa menguasai materi yang

diajarkan. Hasil belajar akan menunjukkan terjadi

tidaknya peningkatan penguasaan materi pelajaran

yang pada akhirnya akan menunjukkan mutu hal

tersebut mengindikasikan adanya mutu pendidikan

5
yang diberikan sangat baik namun sebaliknya

adanya mutu pendidikan yang buruk akan

ditunjukkan dari hasil belajar siswa yang

mengecewakan. Untuk itu perlu dilakukan berbagai

langkah agar mutu pendidikan yang pada

umumnya masih rendah dapat ditingkatkan.

Sejalan dengan adanya perubahan paradigma

dalam menekankan proses belajar siswa dan

interaksi antara siswa dan guru dimana guru

berperan sebagai fasilitator maka strategi

pembelajaran yang tepat dan model pembelajaran

aktif untuk menjawab tantangan masa depan.

Menurut Nasution bahwa penelitian tentang metode

mengajar yang paling sesuai ternyata semuanya

gagal, karena setiap metode mengajar bergantung

pada cara atau gaya siswa belajar, pribadinya serta

kesanggupannya. Biasanya dicari metode mengajar

yang paling sesuai dengan siswa “rata-rata” yang

6
sebenarnya khayalan belaka 1. Dari beberapa

penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa :

1. Tiap siswa belajar menurut cara sendiri yang

disebut gaya belajar.

2. Guru juga memiliki gaya mengajar yang berbeda-

berbeda pula.

3. Kita dapat menemukan gaya belajar itu dengan

instrument tertentu

4. Kesesuaian gaya belajar dan mengajar akan

menghasilkan prestasi belajar yang baik.

Menurut Nasution, hasil percobaan dengan

memberikan pilihan kepada siswa atas metode yang

paling serasi bagi mereka ternyata :

1. Semangat belajar dalam setiap metode belajar

tinggi mungkin karena siswa sendiri memilihnya

dan karena pilihan itu memang sesuai dengan

pribadi mereka.

1
Nasution, S. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar
dan Mengajar. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003). hal 93
7
2. Siswa yang belajar dalam kelompok kecil

mencapai angka yang paling tinggi pada test

berbentuk essay yang diberikan tiba-tiba tanpa

pemberitahuan terlebih dahulu 2.

B. Permasalahan Strategi Pembelajaran, Gaya

Belajar dan Hasil Belajar Pendidikan Agama

Islam

Ada beberapa contoh fakta tentang rendahnya

mutu pendidikan diantaranya/salah satunya masih

rendahnya rata-rata hasil Ujian Sekolah untuk mata

pelajaran PAI di beberapa sekolah. Tidak dapat

dipungkiri bahwa ada banyak bagian materi ilmu

PAI yang tergolong sangat abstrak, sehingga ilmu

PAI harus dipelajari dengan cara penyederhanaan

dari kebanyakan obyek materi pembahasannya,

tidak hanya sekedar dengan pemecahan masalah-

masalah yang terdiri dari cerita-cerita melainkan

2
Ibid hal 12.
8
juga menyertakan penjelasan-penjelasan tentang ke

PAI an yang terkandung didalamnya.

Ruang lingkup ilmu PAI yang begitu luas baik

secara deskriptif dan teoritis, sedikit banyak telah

membuat siswa merasa kesulitan dalam

mempelajari materi PAI secara menyeluruh. Tidak

sedikit siswa yang merasa kesulitan ketika akan

mengikuti pelajaran PAI. Kesulitan ini berdampak

pada hasil belajar mereka yang kurang memuaskan.

Hasil-hasil evaluasi belajar menunjukkan bahwa

nilai rata-rata kelas di raport untuk pelajaran PAI

seringkali di bawah dibandingkan dengan nilai

Agama lainnya.

Hasil pengamatan di beberapa sekolah,

menunjukan ada beberapa kendala dalam proses

pembelajaran PAI, antara lain kurangnya partisipasi

guru dalam merancang dan menerapkan berbagai

strategi pembelajaran dan gaya belajar yang tidak

relevan dengan situasi kelas, sistem evaluasi yang

9
asal-asalan serta sulitnya siswa memahami mata

pelajaran PAI, adanya motivasi yang rendah dan

persepsi negatif dalam diri siswa karena strategi

pembelajaran yang selama ini dikembangkan tidak

membuat siswa itu sendiri tertarik dan merasa

takjub bahwa materi PAI begitu mudah untuk

dipelajari, dan masih banyaknya siswa yang

terpaksa mendengarkan ceramah pelajaran karena

penjelasan guru tidak membantu siswa untuk

mendeskripsikan Pendidikan Agama Islam secara

benar dan meyakinkan.

Tujuan pendidikan Nasional belumlah terwujud

seutuhnya hal ini masih banyaknya permasalahan

yang dihadapi, rendahnya hasil UAS mata pelajaran

pendidikan agama Islam tahun pelajaran 2012/2013

yang hasilnya di bawah rata-rata Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM), dimana pada SMA

Negeri 1 Waringinkurung ditetapkan KKM PAI 75

ternyata hasil UAS rata-ratanya adalah 65.

10
Disadari atau tidak maka sebenarnya banyak

faktor yang menyebabkan terjadinya nilai siswa

menjadi idak sesuai yang diarapkan. Kesalahan-

kesalahan yang cenderung terjadi adalah sebagai

berikut : (1) Ketika guru menyampaikan materi

kurang memperhatikan tujuan materi yang hendak

dicapai dan sistematika penyampaian yang kurang

efektif, serta kurang menekankan pada konsep

dasar, sehingga terasa sulit untuk siswa (2)

Biasanya, materi PAI disajikan hanya sebagai

kumpulan dari norma dan dogma yang harus

ditelan mentah-mentah oleh siswa, sehingga pada

akhirnya ketika evaluasi belajar itu dilakukan, siswa

merasa belum pernah belajar tentang hal yang

diujikan tersebut karena disebabkan berbaurnya

materi,dan (3) Jarangnya menggunakan media yang

dapat memperjelas gambaran siswa tentang materi

yang dipelajari.

11
BAB 2

PERSEPSI PESERTA DIDIK

A. Pengertian Persepsi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Persepsi

berarti tanggapan (penerimaan) langsung dari

sesuatu, serapan atau proses seseorang mengetahui

beberapa hal melalui pancaindranya1. Dalam Kamus

Bahasa Inggris berasal dari kata “Perception” berarti

penglihatan, tanggapan daya memahami atau

menanggapi2.

Persepsi adalah penelitian bagaimana kita

mengintegrasikan sensori ke dalam perspect obyek

dan bagaimana kita selanjutnya menggunakan

perspect itu untuk mengenali dunia (Perspect

1
DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, 2011.
hal
2
Echols, John M & Hasan Syadili. Kamus Inggris Indonesia, An
English-Indonesia Dictionary, Gramedia Pustaka Jakarta, 2010, hal
424
13
adalah hasil dari perspectual)3.

Kemudian menurut pendapat Kartini Kartono

persepsi adalah pengamatan secara global, belum

disertai kesadaran, sedang subyek dan obyeknya

belum terbedakan satu dari yang lainnya (baru ada

proses memiliki tanggapan)4. Sedangkan

kemampuan manusia untuk membedakan,

mengelompokkan, memfokuskan yang ada

dilingkungan sekitar mereka disebut sebagai

kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan

atau persepsi5.

Sedangkan menurut Bimo Walgito persepsi

adalah pengorganisasian, penginterpretasian

terhadap stimulus yang diterima oleh organisme

atau individu sehingga merupakan aktivitas yang

3
Atkinson dkk, Pengantar Psikologi Jilid II, Intereksa Batam,
1987, Hal. 277
4
Kartini Kartono, Psikologi Umum, Alumni Bandung, 1984,
Hal. 77
5
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Psikologi, Bulan
Bintang, Jakarta, 1976, Hal. 39.
14
integrated dalam diri6. Dan menurut pendapat

Jalaluddin Rakhmat persepsi adalah pengalaman

tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan

yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi

dan menafsirkan pesan7.

Dengan demikian dari pengertian-pengertian

persepsi di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi

adalah proses pengorganisasian dan proses

penafsiran/ penginterpretasian seseorang terhadap

stimulasi yang dipengaruhi oleh berbagai

pengetahuan, keinginan dan pengalaman yang

relevan terhadap stimulasi yang dipengaruhi

perilaku manusia dalam menentukan tujuan

hidupnya.

B. Persepsi Peserta Didik

Diantara komponen terpenting dalam pendidikan


6
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Andi Offsed,
Yogyagkarta, 1994, Hal. 53
7
Rahmat Jalaluddin, Psikologi Umum, Alumni Bandung, 1984.

15
adalah peserta didik (siswa) dalam perspektif

pendidikan Islam peserta didik merupakan subyek

dan obyek pendidikan. Dalam banyak pustaka

subjek didik disebut anak didik (siswa) karena

program pendidikan tidak hanya diperuntukkan

bagi anak-anak saja, melainkan juga orang dewasa.

UU-SPN tahun 1989 disebut peserta didik. Dengan

pertimbangan lebih mendasar. Dalam kajian ini

menggunakan istilah siswa yaitu siapa saja yang

menjadi sasaran dalam proses pendidikan.

Dalam pandangan yang lebih modern anak

didik tidak hanya dianggap sebagaimana

disebutkan di atas, melainkan juga diperlakukan

sebagai subyek pendidikan. Hal ini dilakukan

dengan cara melibatkan mereka dalam memecahkan

masalah dalam proses belajar mengajar.

Oleh karenanya tanpa peserta didik (siswa),

maka pendidikan tidak akan terlaksana. Untuk

itulah memerlukan pemahaman yang komprehensif

16
kepada peserta didik dengan pemahaman tersebut

akan membantu pendidik dalam melaksanakan

tugas dan fungsinya melalui berbagai aktifitas

pendidikan. Di bawah ini merupakan deskripsi

tentang peserta didik (siswa), yaitu :

1. Siswa adalah orang yang belum dewasa yang


mempunyai sejumlah potensi dasar yang masih
bisa berkembang
2. Siswa adalah manusia yang memiliki diferensiasi
periodesasi perkembangan dan pertumbuhan
3. Siswa adalah makhluk Allah yang memiliki
perbedaan individual, baik yang disebabkan oleh
faktor pembawaan maupun lingkungan dimana
ia berada8.
Dengan demikian dari beberapa pengertian di
atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi siswa
adalah proses pengorganisasian dan proses
penafsiran/ penginterpretasian siswa terhadap
stimulasi yang dipengaruhi oleh berbagai
pengetahuan, keinginan dan pengalaman yang

8
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Ciputat Pers, Jakarta,
2002, Hal 48-49
17
relevan terhadap stimulasi yang dipengaruhi
perilaku manusia dalam menentukan tujuan
hidupnya.

18
BAB 3
SRTRATEGI PEMBELAJARAN GURU

A. Guru
Guru dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti
orang yg pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya)
mengajar 1. Dalam bahasa Arab disebut mu’allim2 dan
dalam bahasa Inggris disebut Teacher. Itu semua
memiliki arti yang sederhana yakni “A Person Occupation
is Teaching Other” artinya guru ialah seorang yang
pekerjaannya mengajar orang lain.
Ahmad Tafsir mengemukakan pendapat bahwa guru
ialah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak didik dengan mengupayakan
perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi
afektif, kognitif maupun psikomotorik3. Menurut Ngalim
Purwanto bahwa guru ialah orang yang pernah

1Kamus Besar Bahasa Indonesia


2Mahmud, Yunus, Kamus Bahasa Arab -Indonesia,
Hidakarya Agung: Jakarta 1989, hal 565
3Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam.
Bandung: Remaja Rosdakarya. 1994 hal 19
19
memberikan suatu ilmu atau kepandaian kepada
seseorang atau sekelompok orang4.
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan
sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di
sekolah.5 Guru harus menguasai beragam perspektif dan
strategi, dan harus bias mengaplikasikanya secara
fleksibel. 6
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam
menentukan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di
kelas dan atau di ruang praktek / laboratorium.
Sehubungan dengan tugas ini, guru hendaknya selalu
memikirkan tentang bagaimana upaya yang dilakukan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut,
diantaranya dengan membuat perencanaan pembelajaran
dengan seksama dan menyiapkan sejumlah perangkat
pembelajaran yang tepat.

4Ngalim Purwanto, Pembelajaran Pendekatan Teoritis dan


Praktis, Bandung: Tarsito, 2002 hal 16
5Pupuh Fathurohman, 2011, hal 43

6Jhon W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2011, hal. 7


20
B. Strategi Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai
suatu garis garis besar haluan untuk bertindak dalam
usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan7. Jadi,
dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan
sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Strategi Pembelajaran merupakan prosedur tata cara
yang digunakan untuk menyajikan isi pengajaran guru
membantu siswa belajar. Secara singkat, metode mengajar
pada hakekatnya adalah suatu cara. Dengan cara itu
pengajar berupaya menghasilkan belajar yang di
inginkan8. Di dalam proses pendidikan, terdapat 3 faktor
penting, yaitu : si pebelajar merupakan peserta didik yang
dinilai sebagai faktor terpenting, pengajar diperlukan
untuk membantu dan membimbing si pebelajar dalam
proses pendidikan. Sedangkan pengalihan bahan

7Syaeful Bahri Dj dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta


Rineka Cipta, 2002). hal 5
8Boby De Porter & Mike Hernacki, Quantum learning:

Membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan, (Bandung, Kaifa


2011). Hal 112 Diterjemahkan oleh Alwiyah Rahman dkk.
21
pengajaran dari pengajar kepada si pebelajar dilakukan
melalui strategi pembelajaran .
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
strategi pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan
oleh pengajar untuk mengajarkan satuan mata pelajaran
dengan memusatkan pada keseluruhan proses atau situasi
belajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sebagai kegiatan membantu siswa belajar, maka strategi
pembelajaran harus berpedoman pada kendala-kendala
belajar aktif, sehingga perhatian utama ditujukan kepada
si pebelajar.

C. Strategi Pembelajaran Guru


Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu
diperhatikan oleh seorang instruktur, guru, widyaiswara
dalam proses pembelajaran. Ada 3 jenis strategi yang
berkaitan dengan pembelajaran, yakni :
1. Strategi pengorganisasian pembelajaran
2. Strategi penyampaian pembelajaran, dan
3. Strategi pengelolaan pembelajaran.
Beberapa Istilah dalam Strategi Pembelajaran yaitu
metode, pendekatan, teknik atau taktik dalam

22
pembelajaran. (1) Metode, merupakan upaya untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan
strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada
sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan
metode adalah cara yang dapat digunakan untuk
melaksanakan strategi. Dengan demikian suatu strategi
dapat dilaksanakan dengan berbagai metode, (2)
Pendekatan (Approach), merupakan titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran. Strategi dan
metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber
atau tergantung dari pendekatan tertentu.

D. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Guru


Konsep dasar strategi pembelajaran ini meliputi hal-
hal:
1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan
perilaku pebelajar
2. Menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan
terhadap masalah belajar mengajar, memilih prosedur,
metode dan taktik belajar mengajar; dan

23
3. Norma dan criteria keberhasilan kegiatan belajar
mengajar. Strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-
garis besar haluan untuk bertindak dalam rangka
mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Dikaitkan dengan belajar mengajar, strategi bisa
diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru, murid
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang telah digariskan9.
Dari uraian di atas tergambar bahwa ada empat
masalah pokok yang sangat penting yang dapat dan harus
dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar supaya sesuai dengan yang diharapkan.
Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah
laku yang diinginkan sebagai hasil belajar mengajar yang
dilakukan. Dengan kata lain apa yang harus dijadikan
sasaran dari kegiatan belajar-mengajar tersebut. Sasaran
ini harus dirumuskan secara jelas dan konkrit sehingga
mudah dipahami oleh peserta didik. Perubahan perilaku
dan kepribadian yang kita inginkan terjadi setelah siswa
mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar itu harus jelas,

9 Syaeful Bahri Dj dkk, 2002. hal 5.


24
misalnya dari tidak bisa membaca berubah menjadi dapat
membaca.
Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar
yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai
sasaran. Bagaimana cara kita memandang suatu
persoalan, konsep, pengertian dan teori apa yang kita
gunakan dalam memecahkan suatu kasus akan
mempengaruhi hasilnya. Suatu masalah yang dipelajari
oleh dua orang dengan pendekatan berbeda, akan
menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak sama.
Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode,
dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat
dan efektif. Metode atau teknik penyajian untuk
memotivasi siswa agar mampu menerapkan pengetahuan
dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda
dengan cara atau supaya murid-murid terdorong dan
mampu berfikir bebas dan cukup keberaniannya untuk
mengemukakan pendapatnya sendiri. Keempat,
menetapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan
sehingga guru mempunyai pegangan yang dapat dijadikan
ukuran untuk menilai sampai sejauh mana keberhasilan
tugas-tugas yang telah dilakukannya. Suatu program baru

25
bisa diketahui keberhasilannya setelah dilakukan evaluasi.
Sistem penilaian dalam kegiatan belajar mengajar
merupakan salah satu strategi yang tidak bisa dipisahkan
dengan strategi dasar lain10.
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang
mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan
siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan
siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya
proses pembelajaran. Pada kenyataannya yang kita lihat di
sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif di dalam
proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif,
sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam proses
pembelajaran tidak efektif. Jika proses pembelajaran lebih
didominasi oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak
akan dapat tercapai.
Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif,
guru dituntut agar mampu mengelola proses pembelajaran
yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia
mau dan mampu belajar. Untuk bisa belajar efektif setiap

10 Ibid hal. 6
26
orang perlu mengetahui apa arti belajar sesungguhnya.
Belajar menurut ngalim purwanto adalah proses atau
kegiatan perubahan tingkah laku dari yang tidak tahu
menjadi tahu.11 Belajar menuntut ilmu (kepandaian),
melatih diri, berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu,
berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman. 12
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara
stimulus dan respon. Jadi, proses belajar terjadi jika anak
merespon stimulus (rangsangan) yang diberikan guru,
selain itu untuk meraih pembelajaran yang efektif peserta
didik juga dapat dibimbing oleh guru dari pengetahuan
sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan dalam
ingatan dan pemikiran mereka (Kognitif) dengan
menggunakan teori dan metode pembelajaran dengan
tepat. Jika hal itu belum terjadi maka proses pembelajaran
tidak akan berjalan dengan efektif dan optimal.
Upaya ini tentu menuntut perubahan-perubahan dalam
pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar,

11 Ngalim Purwanto, Pembelajaran Pendekatan Teoritis dan


Praktis, Bandung: Tarsito, 2002 hal 4
12 DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Aprindo, 2010 hal. 19


27
strategi pembelajaran, sikap dan karakter guru dalam
mengelola proses pembelajaran dengan bertindak selaku
fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi
pembelajaran yang efektif dengan cara meningkatkan
kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dengan
melibatkan siswa secara aktif, berupaya menarik minat
dan perhatian siswa terhadap pelajaran, membangkitkan
motivasi belajar, pelayanan individu (pembelajaran
privat) dan penggunaan media dalam pembelajaran.
Dengan demikian maka dapat dipahami bahwa proses
pembelajaran merupakan serangkaian aktivitas yang
disepakati dan dilakukan antara guru – murid untuk
mencapai tujuan pendidikan secara optimal dan maksimal
sesuai dengan harapan dan tujuan.

28
BAB 4
GAYA BELAJAR

A. Pengertian Gaya Belajar


Gaya belajar siswa menjadi salah satu konsep yang
esensial dalam psikologi sosial umumnya dan psikologi
pendidikan/ belajar khususnya hingga pada pelatihan
management. Gaya belajar adalah kunci untuk
mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan
di dalam situasi antar pribadi.
Gaya belajar terbagi menjadi tiga bagian meliputi: (1)
Visual, (2) Auditorial dan (3) Kinestetik 1. Gordon Dryden
dan Jeanotie Vos berpendapat bahwa dalam melayani
sifat gaya belajar individu menyimpulkan bahwa setiap
orang memiliki gaya belajar dan gaya bekerja yang unik.
Sebagian orang lebih mudah belajar visual : melihat
gambar dan diagram. Sebagian secara auditorial :
memiliki cara mudah menyerap informasi dengan
mendengarkan. Sebagian lain mungkin adalah memiliki

1 Dick & Carey, opcit. Hal. 9

29
gaya belajar kinestetik menggunakan indra perasaan atau
pelajar tactile atau menggerakkan tubuh.
Dua dikotomi gaya yang paling banyak didiskusikan
dalam wacana tentang pembelajaran adalah gaya
impulsif/reflektif dan mendalam/dangkal. Gaya
Impulsif/reflektif juga disebut sebagai tempo koseptual,
yakni murid cenderung bertindak cepat dan implusif atau
menggunakan lebih banyak waktu untuk merespons dan
merenungkan akurasi dari sesuatu jawaban. Murid yang
implusif biasanya lebih banyak melakukan kesalahan
ketimbang murid yang reflektif. Murid yang reflektif juga
lebih mungkin menentukan sendiri tujuan belajar dan
berkonsenterasi pada informasi yang relevan. Biasanya
standar kinerjanya tinggi2
Gaya Mendalam/Dangkal maksudnya ialah sejauh
mana murid mempelajari materi belajar dengan satu cara
yang membantu mereka untuk memahami makna materi
tersebut (gaya mendalam) atau sekedar mencari apa apa
yang perlu untuk dipelajari (gaya dangkal), murid yang
belajar dengan menggunakan gaya dangkal tidak bisa

2John W. Santrock, Educational Psychologi 2 and Edition,


McGraw-Hill Company, 2011 hal 156
30
mengaitkan apa apa yang mereka pelajari dengan
kerangka konseptual yang lebih luas. Mereka cenderung
belajar dengan pasif sering kali hanya mengingat
informasi. Pelajar mendalam (deep learner) lebih
mungkin untuk secara aktif memahami apa apa yang
mereka pelajari dan member makna pada apa yang perlu
diingat.3
Jadi dengan demikian maka, pelajar mendalam
menggunakan pendekatan kontruktivitas dalam aktivitas
belajarnya, selain itu juga dimungkinkan untuk lebih
memotivasi diri dalam belajar, sedangkan pelajar dangkal
(surface learner) lebih mungkin akan termotivasi belajar
jika ada penghargaan dari luar, seperti pujian dan
tanggapan positif dari guru.

B. Model-model Gaya Belajar


Banyak ahli yang menggunakan istilah berbeda-beda
dalam memahami gaya belajar ini. Tetapi secara umum,
menurut Bobby DePotter terdapat dua benang merah yang
disepakai tentang gaya belajar ini. Pertama adalah cara
seseorang menyerap informasi dengan mudah, yang

3 Ibid, 157
31
disebut sebagai modalitas, dan kedua adalah cara orang
mengolah dan mengatur informasi tersebut 4.
Modalitas belajar adalah cara kita menyerap informasi
melalui indera yang kita miliki. Masing-masing orang
mempunyai kecenderungan berbeda-beda dalam
menyerap informasi. Terdapat tiga modalitas belajar ini,
yaitu apa yang sering disingkat dengan VAK: Visual,
Auditory, Kinestethic.
1. Visual
Modalitas ini menyerap citra terkait dengan visual,
warna, gambar, peta, diagram. Model pembelajar visual
menyerap informasi dan belajar dari apa yang dilihat oleh
mata. Beberapa ciri dari pembelajar visual diantaranya
adalah :
a. Mengingat apa yang dilihat, daripada yang didengar
b. Suka mencoret-coret sesuatu, yang terkadang tanpa ada
artinya saat didalam kelas
c. Pembaca cepat dan tekun
d. Lebih suka membaca daripada dibacakan
e. Rapi dan teratur

4 Op cit, 112
32
f. Mementingkan penampilan, dalam hal pakaian ataupun
penampilan
g. Teliti terhadap detail
h. Pengeja yang baik
i. Lebih memahami gambar dan bagan daripada instruksi
tertulis.5

2. Auditori
Model pembelajar auditori adalah model dimana
seseorang lebih cepat menyerap informasi melalui apa
yang ia dengarkan. Penjelasan tertulis akan lebih mudah
ditangkap oleh para pembelajar auditori ini. Ciri-ciri
orang-orang auditorial, diantaranya adalah:
a. Lebih cepat menyerap dengan mendengarkan
b. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan
dibuku ketika membaca
c. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
d. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada,
irama, dan warna suara
e. Bagus dalam berbicara dan bercerita
f. Berbicara dengan irama yang terpola

5 Booby de Porter, 32
33
g. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang
didiskusikan daripada yang dilihat
h. Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan
sesuatu panjang lebar
i. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada
menuliskannya
j. Suka musik dan bernyanyi
k. Tidak bisa diam dalam waktu lama
l. Suka mengerjakan tugas kelompok.6

3. Kinestetik
Model pembelajar kinestetik adalah pembelajar yang
menyerap informasi melalui berbagai gerakan fisik. Ciri-
ciri pembelajar kinestetik, diantaranya adalah :
a. Selalu berorientasi fisik dan banyak bergerak
b. Berbicara dengan perlahan
c. Menanggapi perhatian fisik
d. Suka menggunakan berbagai peralatan dan media
e. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian
mereka
f. Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang

6 Ibid
34
g. Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar
h. Belajar melalui praktek
i. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
j. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
k. Banyak menggunakan isyarat tubuh
l. Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama
m. Menggunakan kata-kata mengandung aksi
n. Menyukai buku-buku yang berorientasi pada cerita
o. Kemungkinan tulisannya jelek
p. Ingin melakukan segala sesuatu
q. Menyukai permainan dan olah raga. 7

Dari beberapa uraian di atas, setiap orang mempunyai


kecenderungan untuk memiliki salah satu kecerdasan
yang menonjol dibandingkan dengan kecerdasan lainnya.
Kecerdasan yang menonjol inilah yang perlu dieksplorasi
karena merupakan kecenderungan seseorang yang paling
besar yang menjadi gaya belajarnya. Seseorang dengan
kecenderungan pembelajaran kinestetis misalnya, sangat
mungkin memiliki kecerdasan kinestetis juga, dimana
kecenderungan belajarnya lebih banyak menggunakan

7 Ibid
35
pembelajaran fisik, dalam arti lebih senang bergerak dari
pada diam.
Kemudian pembahasan ini penulis lebih cenderung
untuk membahas tentang gaya belajar Kinestetik dengan
anggapan bahwa pembelajaran PAI lebih menekankan
pada aspek gerakan secara pisik terutama tentang materi
Al-Qur’an yang membutuhkan gerakan tangan untuk
menulis dan mulut untuk membaca, yang walaupun dalam
prakteknya antara gaya belajar auditorial, visual dan
kinestetik tidak bisa dipisahkan satu sama lainya.
Dengan demikian yang dimaksud dengan gaya belajar
kinestetik dalam teisi ini adalah: Gaya belajar siswa yang
lebih menekankan menerima pembelajaran dengan
menggunakan aspek gerakan secara pisik.

36
BAB 5

HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

A. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono bahwa hasil

belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari

dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi

siswa, hasil belajar merupakan tingkat

perkembangan mental yang lebih baik bila

dibandingkan pada saat sebelum belajar 1. Tingkat

perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-

jenis ranah kognitif,afektif, dan psikomotor.

Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan

saat terselesaikannya bahan pelajaran.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki

siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam

1 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta.

Rineka Cipta 1999), hal.102


37
proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap

hasil belajar dapat memberikan informasi kepada

guru tentang kemajuan siswa dalam upaya

mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan

belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru

dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan

siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas

maupun individu. Hasil belajar dibagi menjadi tiga

macam yaitu: (a) Ketrampilan dan kebiasaan; (b)

Pengetahuan dan pengertian; (c) Sikap dan cita-cita,

yang masing-masing golongan dapat diisi dengan

bahan yang ada pada kurikulum sekolah2.

Menurut Oemar Hamalik bahwa hasil belajar

adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi

perubahan tingkah laku pada orang tersebut,

2 Sudjana S, Teknologi Pengajaran, (Bandung Tarsito, 2004). hal


22
38
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari

tidak mengerti menjadi mengerti3.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar

dalam rangka studi dicapai melalui tiga katagori

ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotorik.

Perinciannya sebagai berikut:

1. Ranah Kognitif : Berkenaan dengan hasil belajar

intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu :

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,

sintesis dan penilaian

2. Ranah Afektif: Berkenaan dengan sikap dan nilai.

Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan

yaitu: menerima, menjawab atau reaksi, menilai,

organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai

atau kompleks nilai

3. Ranah Psikomotor : Meliputi ketrampilan

motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi

3 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta. Bumi

Aksara, 1994). Hal.159


39
neuromuscular (menghubungkan, mengamati).

Tips hasil belajar kognitif lebih dominan daripada

afektif dan psikomotorik karena lebih menonjol,

namun hasil belajar psikomotorik dan afektif juga

harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam

proses pembelajaran di sekolah4.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan

oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria

apabila siswa sudah memahami belajar dengan

diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik

lagi.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar pada tesis ini

adalah suatu penilaian akhir yang dilakukan oleh

pendidik dari proses hingga pengenalan yang telah

4 Sudirman Dkk, Ilmu Pendidikan, Bandung, (Remaja

Rosdakarya, 1992), hal 18.


40
dilakukan secara berulang-ulang, dan hal tersebut

akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau

bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena

hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi

individu yang selalu ingin mencapai hasil yang

lebih baik lagi.

B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan belajar itu adalah: faktor internal dan

faktor eksternal serta factor pendekatan belajar

(approach learning).5

1. Faktor internal

Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini

lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu

yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi

kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara

5 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos 1999), hal.


130
41
lain yaitu : motivasi, perhatian, pengamatan,

tanggapan dan lain sebagainya.

a. Faktor biologis (jasmaniah)

Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan,

pertama kondisi fisik yang normal atau tidak

memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai

sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama

harus meliputi keadaan otak, panca indera,

anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan fisik.

Kondisi kesehatan fisik yang sehat dan segar

sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Di

dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan antara lain makan dan

minum yang teratur, olahraga serta cukup tidur.

b. Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi

keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang

berkaitan dengan kondisi mental seseorang.

Kondisi mental yang dapat menunjang

42
keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang

mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi

hal-hal berikut. Pertama, intelegensi. Intelegensi

atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang

berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar

seseorang. Kedua, kemauan. Kemauan dapat

dikatakan faktor utama penentu keberhasilan

belajar seseorang. Ketiga, bakat. Bakat ini bukan

menentukan mampu atau tidaknya seseorang

dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak

menentukan tinggi rendahnya kemampuan

seseorang dalam suatu bidang.

2. Faktor Eksternal

Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan

adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif.

Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa.

Adapun faktor yang mempengaruhi adalah

mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan

43
ketrampilan, dan pembentukan sikap. Hasil belajar

yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari

proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus

semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa.

Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar

yang dicapai siswa 6.

a. Faktor lingkungan keluarga

Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini

merupakan lingkungan pertama dan utama pula

dalam menentukan keberhasilan belajar

seseorang. Suasana lingkungan rumah yang

cukup tenang, adanya perhatian orangtua

terhadap perkembangan proses belajar dan

pendidikan anak-anaknya maka akan

mempengaruhi keberhasilan balajarnya.

6 Sudjana, Tekhnologi Pengajaran, (Bandung, Sinar Baru,


2003), hal 111
44
b. Faktor lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk

menentukan keberhasilan belajar siswa. Hal yang

paling mempengaruhi keberhasilan belajar para

siswa disekolah mencakup metode mengajar,

kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa

dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata

tertib atau disiplin yang ditegakkan secara

konsekuen dan konsisten

c. Faktor lingkungan masyarakat

Seorang siswa hendaknya dapat memilih

lingkungan masyarakat yang dapat menunjang

keberhasilan belajar. Masyarakat merupakan

faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap

belajar siswa karena keberadaannya dalam

masyarakat. Lingkungan yang dapat menunjang

keberhasilan belajar diantaranya adalah,

lembaga-lembaga pendidikan nonformal, seperti

45
kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian

remaja dan lain-lain.

Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

seseorang dan dapat mencegah siswa dari

penyebab-penyebab keberhasilannya pembelajaran.

C. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang

didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam

sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an dan al-

Hadits serta dalam pemikiran para ulama dan

dalam praktik sejarah umat Islam7.

Dalam prosesnya, pendidikan Islam menjadikan

tujuan sebagai sasaran ideal yang hendak dicapai

dalam program dan diproses dalam produk

7 Abudin Nata, Manajemen Pendidikan, Mengatasi Kelemahan

Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Prenada, 2008), hal, 173.


46
kependidikan Islam atau output kependidikan

Islam8. Adagium ushuliyah menyatakan bahwa : “al-

umûr bi maqâshidika”, bahwa setiap tindakan dan

aktivitas harus berorientasi pada tujuan atau

rencana yang telah ditetapkan9.

Pendidikan Islam merupakan ilmu yang

termasuk kepada norma norma atau ajaran Islam

yang berisikan aturan hidup yang lengkap yang

bertumpu pada Al-qur’an dan hadits, oleh

karenanya PAI mempunyai karakteristik yang

berbeda dengan mata pelajaran lain. Karakteristik

tersebut adalah karena bersumber dari wahyu

ilahiyah sehingga tentu tidak sembarangan untuk

mempelajarinya.

PAI adalah ilmu yang mempelajari berbagai

dialektika kehidupan secara menyeluruh baik

8 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis


Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner,( Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
hal.162.
9 Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam,

(Jakarta: Kencana Prenada, 2008) ,hal. 72.


47
hungan antara manusia dengan manusia ataupun

manusia dengan sang Khaliqnya. Oleh sebab itu

matapelajaran PAI di SMA/MA mempelajari segala

sesuatu tentang hal hal yang biasa sering terjadi

yang melibatkan semua komponen baik manusia

sebagai pribadi ataupun manusia sebagai mahluk

sosial

D. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

Ilmu PAI merupakan ilmu pengetahuan yang

menjelaskan tentang materi materi Al-qur’an,

hadits, Fiqh, sikap, serta perubahan tingkah laku

yang menyertai perubahan kearah lebih baik.

Objek dalam penilaian pembelajaran PAI

mencakup penilaian terhadap proses dan hasil

belajar peserta didik. Penilaian proses belajar adalah

upaya pemberian nilai terhadap kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta

didik, sedangkan penilaian hasil belajar adalah

48
proses perubahan nilai terhadap hasil-hasil belajar

yang dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu.

Hasil belajar tersebut pada hakikatnya

merupakan pencapaian kompetensi-kompetensi

yang mencakup aspek pengetahuan, sikap atau nilai

nilai dan ketrampilan, yang diwujudkan dalam

kebiasaan bertingkah laku, yang bertujuan natara

lain.:

1. Membentuk sikap positif terhadap PAI dengan

menyadari bahwa hukum atau aturan yang telah

diberikan oleh Allah adalah benar.

2. Memperoleh pengalaman dalam menerapkan

pembelajaran melalui perbuatan yang siswa

kerjakan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

3. Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya

pemahaman terhadap ilmu pendidikan Islam.

Hasil belajar PAI pada penelitian ini adalah

pencapaian peserta didik terhadap mata pelajaran

PAI berkaitan dengan perubahan dalam

49
pengetahuan dan pemahaman PAI baik dimensi

Kognitif, Afektif dan Psikomotor bahkan proses

yang sesuai dengan harapan dan keinginan baik

kurikulum, siswa bahkan bagi orang tua.

50
BAB 6

HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN,

KERANGKA BERPIKIR, HIPOTESIS DAN

TUJUAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Hasil Penelitian tentang Strategi Pembelajaran

Stahl dan Sckle dalam penelitian tentang belajar

Kooperatif dan implikasinya terhadap perolehan

belajar siswa dan pengembangan kurikulum studi

sosial, menemukan bahwa system belajar kelompok

dan debriefing secara individual dan kelompok

dalam belajar kooperatif mendorong tumbuhnya

tanggungjawab sosial dan individual siswa

berkembangnya sikap kebersamaan yang positif,

mendorong peningkatan dan kegairahan belajar

serta pengembangan dan ketercapaian kurikulum.

Slavin dalam penelitianya menghasilkan indikasi

bahwa pengalaman belajar kooperatif meningkatkan

49
hasil belajar dan daya ingat yang tinggi daripada

pengalaman belajar individual untuk seluruh siswa.

Demikian juga Jones dan Caston bahwa guru yang

mengimplementasikan strategi pembelajaran

kooperatif dikelas prestasi akademiknya meningkat.

Dari beberapa temuan diatas menunjukan bahwa

perolehan hasil belajar siswa sangat tinggi dan

memiliki efektifitas yang memuaskan ketika dalam

belajar diterapkan strategi belajar kooperatif, baik

ditinjau dari segi penguasaan materi pelajaran

ataupun dalam pengambangan sikap sikap dan

keterampilan sosial yang sangat bermanfaat bagi

kehidupan siswa di lingkungan msayarakat.

2. Hasil Penelitian tentang Gaya Belajar

Seorang pelopor dibidang gaya belajar yaitu Rita

Dunn dalam peneitianya telah menemukan banyak

variable yang mempengaruhi cara belajar seseorang,

ini mencakup factor factor fisik, emosional,

50
sosiologis dan lingkungan. Masih menurutnya

bahwa ada sebagian orang yang dapat belajar

dengan suasana lampu yang redup, namun sebagian

lagi yang lain menginginkan belajar dengan suasana

lampu yang sangat terang. Ada juga yang

menganggap bahwa belajar secara berkelompok

akan lebih baik sedangkan sebagian yang lain

belajar sendirilah yang paling baik dan efektif bagi

mereka.

Masing masing peneliti tentu menggunakan

istilah yang berbeda dalam menemukan berbagai

cara mengatasi gaya belajat, namun telah disepakati

secara umum adanya dua kelompok utama tentang

gaya belajar. Pertama bagaimana cara menyerap

informasi dengan muah dan kedua, bagaimana cara

mengatur dan mengolah informasi tersebut.

51
B. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka berfikir yang digunakan dalam

penelitian ini adalah meneliti seberapa besar

hubungan: pembelajaran yang menggunakan

pendekatan atau varaibel Persepsi siswa tentang

Strategi Pembelajaran yang digunakan Guru (X1)

dengan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (Y),

Gaya Belajar Siswa (X2) dengan Hasil Belajar

Pendidikan Agama Islam (Y), Persepsi siswa tentang

Strategi Pembelajaran guru (X1) dan Gaya Belajar

Siswa (X2) dengan Hasil Belajar Pendidikan Agama

Islam (Y). Penelitian ini berlangsung sebagaimana

bagan pada gambar.

Bagan adalah media yang berisi gambar,

keterangan, daftar dan sebagainya. Bagan

memperagakan pokok-pokok bahasan, secara jelas

dan sederhana antara lain perkembangan,

52
perbandingan, struktur organisasi dan langkah

langkah atau prosedur kerja1.

ALUR PENELITIAN

Mulai

1. Usulan Penelitian: a) Seminar, b) Revisi

2. Penelitian Awal

3. Penelitian Inti

Tidak
a. Uji Validitas

Ya
Valid?

Ya
b. Uji Tindakan

c. Uji Hubungan

d. Uji Hipotesis

e. Simpulan & Saran

Selesai

Semua siswa bila diberikan pembelajaran yang

menggunakan pendekatan berbeda akan

1 Rusman, Managemen Kurikulum, Jakarta: PT


Rajagrafindo Persada, 2009 hal. 162
53
meningkatkan persepsi positif dan minat belajar

karena belajar jadi tidak jenuh dan membosankan

dan salah satunya dengan pendekatan persepsi

siswa tentang strategi pembelajaran yang digunakan

oleh guru.

Persepsi yang positif siswa terhadap strategi

pembelajaran yang dilakukan atau dipergunakan

guru dalam memberikan bahan ajar oleh guru tentu

akan bermakna dan menyenangkan dan tentu tidak

membosankan bagi siswa dan ini diharapkan akan

mendorong siswa untuk melakukan pembelajaran

lebih giat lagi dimulai dari cara membaca, menulis

mengetahui tajwid dan memahami isi kandungan

dari materi atau yant Al-quran yang menjadi dasar

pada pembelajaran. Dari sinilah diduga bahwa

persepsi siswa yang positif memiliki hubungan

dengan hasil belajar Pendidikan Agama Islam yang

baik pula.

54
Selain faktor persepsi siswa terhadap strategi

pembelajaran yang diterapkan oleh guru, ada faktor

internal lain dari siswa yang dapat diselidiki

hubungannya dengan hasil belajar Pendidikan

Agama Islam yaitu Gaya Belajar. Gaya Belaja

memilki tiga domain yaitu: Auditori, Visual dan

Kinenstetik, dan yang di coba dibahas pada tesis ini

adalah domain kinestetik.

Model pembelajar kinestetik adalah pembelajar

yang menyerap informasi melalui berbagai gerakan

fisik. Adapun Ciri-ciri pembelajar kinestetik,

diantaranya adalah: Selalu berorientasi fisik dan

banyak bergerak, berbicara dengan perlahan,

menanggapi perhatian fisik. suka menggunakan

berbagai peralatan dan media, belajar melalui

praktek, menghafal dengan cara berjalan dan

melihat, Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika

membaca, banyak menggunakan isyarat tubuh.

Oleh karena itu mereka dirangsang dan didorong

55
untuk melakukan kegiatan dengan membuka buku

pelajaran atau Al-quran yang kemudian dibimbing

untuk menulis dan membaca secara bersama sama

atau bahkan dibaca secara individu. Dari uraian itu

disuga gaya belajar siswa kinestetik memiliki

hubungan dengan hasil belajar Pendidikan Agama

Islam.

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka

rumusan hipotesis pada penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Hipotesis 1 :

Ho : Tidak Terdapat hubungan antara Persepsi

siswa tentang strategi pembelajaran guru

dengan hasil belajar Pendidikan Agama

Islam

Ha : Terdapat hubungan antara Persepsi siswa

tentang strategi pembelajaran guru dengan

56
hasil belajar Pendidikan Agama Islam

Hipotesis 2 :

Ho : Tidak Terdapat hubungan antara gaya

belajar dengan hasil belajar Pendidikan

Agama Islam

Ha : Terdapat hubungan antara gaya belajar

dengan hasil belajar Pendidikan Agama

Islam

Hipotesis 3 :

Ho : Tidak Terdapat hubungan antara persepsi

siswa tentang strategi pembelajaran guru

dan gaya belajar dengan hasil belajar

Pendidikan Agama Islam

Ha : Terdapat hubungan antara persepsi siswa

tentang strategi pembelajaran guru dan

gaya belajar dengan hasil belajar

Pendidikan Agama Islam

57
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Strategi

Pembelajaran, Gaya Belajar dan Hasil Belajar

Pendidikan Agama Islam

1. Tujuan Penelitian

Dalam rangka mengatasi masalah – masalah

strategi pemeblajaran, gaya belajar dan hasil belajar

Pendidikan Agama Isam diperlukan sebuah strategi

pembelajaran yang mampu menolong, mendorong

dan relevan dengan kondisi siswa. Strategi

pembelajaran yang bukan saja memberikan

kemudahan bagi siswa tetapi juga memudahkan

kerja guru untuk menyampaikan pesan

pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran yang

diselenggarakan di kelas tidak membosankan bagi

siswa yang pada akhirnya siswa pun merasa bahwa

cara penyampaian guru dengan menggunakan

strategi yang tepat dan mendapatkan kesan positif

terhadap startegi pembelajaran yang dipakai oleh

58
guru, sehingga siswa merasa nyaman dan tepat

dalam menerima materi pembelajaran.

Dengan demikian maka sebenarnya untuk

mencapai hasil yang bagus tentu strategi yang

dipakai oleh guru juga harus relevan dan sesuai

dengan keinginan siswa sehingga siswa mempunyai

persepsi positif, maka penelitian ini penulis beri

judul “Strategi Pembelajaran, Gaya Belajar dan Hasil

Belajar Pendidikan Agama Islam.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

variable-variabel bebas yaitu gaya belajar dan

persepsi siswa tentang strategi pembelajaran sebagai

konsep diri terhadap hasil belajar sebagai variable

terikat. Selain itu juga ingin diketahui ada tidaknya

interaksi antara kedua variable bebas tersebut

mempengaruhi hasil belajar pada mata pelajaran

PAI. Adapun tujuan dari peneltian ini adalah

sebagai berikut:

59
1) Menganalsisi tingkat persepsi siswa tentang

strategi pembelajaran guru.

2) Menganalisis tingkat ketercapaian strategi

pembelajaran guru.

3) Menganalisis tingkat ketercapaia hasil belajar

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam?

4) Menganalisis hubungan persepsi siswa tentang

strategi pembelajaran guru dengan hasil belajar

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam?

5) Menganalisis hubungan gaya belajar kinestetik

dengan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam?

6) Menanalisis hubungan persepsi siwa tentang

strategi pembelajaran guru dan gaya belajar

kinestetik siswa dengan hasil belajar Pendidikan

Agama Islam?

60
2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai bahan pertimbangan

penentu kebijakan pendidikan dalam rangka

meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama

Islam.

Bagi guru Pendidikan Agama Islam bermanfaat

secara empirik, hasil penelitian ini diharapkan dapat

meningkatkan kualitas belajar siswanya dalam

matapelajaran PAI khususnya dan mata pelajaran

lain pada umumnya. Penelitian ini diharapkan juga

dapat memberikan masukan bagi guru PAI untuk

mengembangkan gaya belajar siswa yang didukung

oleh penerapan dan pesrepsi siswa tentang strategi

pembelajaran yang tepat.

Manfaat praktis bagi orang tua siswa dapat

melakukan usaha pembinaan kepada anaknya

dengan cara lebih memperhatikan faktor internal

psikologisnya karena hal tersebut juga merupakan

61
salah satu faktor yang berpengaruh dalam upaya

meningkatkan hasil belajar yang baik.

62
BAB 7

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian adalah proses penemuan yang

mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol,

empiris dan berdasarkan pada teori dan hipotesis

atau jawaban sementara 1.

Tempat penelitian ini dilakukan di SMAN 1

Waringinkurung Serang yang terletak di komplek

Perumahan Taman Krakatau Blok B 8

Desa/Kecamatan Waringinkurung Serang Banten.

Waktu penelitian ini dimulai bulan September

sampai dengan Oktober 2013. Perlakuan penelitian

dilaksanakan dengan menyesuaikan jadwal mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah pada

1 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi


dan Prakteknya, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hal 6
63
semester 1 tahun pelajaran 2013 – 2014 sebanyak

beberapa kali pertemuan.

B. Metode dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian korelasional dan

dilakukan 2 langkah yaitu penelitian observasi dan

penelitian inti.

1. Penelitian Observasi

Pada penelitian observasi, penelitia melakukan

berbagai macam kegiatan tentang membaca Al-

qur’an sebagai penjajagan, untuk mengetahui

kondisi kemampuanya dalam membaca dan

menulis Al-qur,an. Dari hasil data yang diperoleh

dicari pendekatan yang tepat untuk

meningkatkannya jika rendah dan

mempertahankanya jika sudah baik. Disini sekaligus

dicari penyebab lain yang diperkirakan dapat

mempengaruhinya. Metode atau pendekatan yang

64
digunakan pada penelitian ini ialah mencari tahu

persepsi siswa tentang strategi pembelajaran yang

digunakan oleh guru sebagai variable X1.

Penyebab lain yang diduga mempunyai

hubungan dengan hasil belajar siswa adalah gaya

belajar siswa sebagai variabel X2, sedangkan hasil

belajar Pendidikan Agama Islam adalah sebagai

variabel Y. Rancangan penelitian ini dapat dilihat

pada gambar berikut ini.

r 1y
X1

r12 R
Y

X2
r 2y

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian

Keterangan:

65
X1 = Pesrepsi Siswa Tentang Strategi

Pembelajaran Guru

X2 = Gaya Belajar Siswa

Y = Hasil Belajar PAI

r1y = Koefisien Korelasi X1 terhadap Y

r2y = Koefisien Korelasi X2 terhadap Y

r12 = Koefisien Korelasi X1 terhadap X2

R = Koefisien korelasi X1 dan X2 terhadap Y

2. Penelitian inti

Metode penelitian yang digunakan pada

penelitian inti adalah The One Group Pretest –

Posttest Design dari Pre-Experimental Design, yaitu

penelitian yang variable terikat Y nya bukan semata

mata dipengaruhi oleh variabel bebas X1 dan X2

yang sudah ditetapkan. Hal ini dapat terjadi karena

tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak

66
dipilih secara random2. Pada kelas tersebut diberi

tindakan, dan diberi tindakan hasilnya di observasi.

Hal tersebut mudah dilakukan karena penulis

adalah dewan guru di sekolah tersebut.

Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan

untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan

cara dan aturan - aturan yang sudah ditentukan3.

Pretest adalah tes yang diberikan kepada siswa

sebelum diberi tindakan, yanitu untuk mengetahui

sejauhmana kemampuan siswa tersebut, sedangkan

posttest adalah test yang diberikan sesudah siswa

diberi tindakan. Data pretest dan posttest yang

diujikan disesuaikan dengan materi yang hendak

diukur.

2 Sugiyono, Metodologi Penelitian, Jakarta Pusat


Pengembangan Bahan Ajar UMB, 2008, hal. 74
3Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,

Jakarta: Bumi Aksara, 2005, hal 53.


67
D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah semua anggota kelompok

manusia, binatang atau peristiwa atau benda yang

tinggal bersama dalam satu tempat dan secara

terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir

suatu ppenelitian. Populasi dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu populasi target dan

populasi akses. Populasi target adalah populasi

yang direncanakan dalam rencana penelitian,

sedangkan populasi akses adalah populasi yang

dapat ditemui berdasarkan keadaan yang ada.4

Adapun populasi pada penelitian ini adalah

siswa kelas X 1 SMAN 1 Waringinkurung Tahun

pelajaran 2013/2014.

2. Sampel

4Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi


dan Praktiknya, Jakarta: Bumo Aksara, 2008 hal: 54
68
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil

oleh peneliti untuk mewakili populasi yang ada,

dengan syarat jumlahnya cukup besar dan mewakili

karakteristik populasi. 5 Teknik pengambilan sampel

dalam penelitian ini adalah nonprobalitas (bukan

acak), yaitu cara pengambilan sampel yang

menggunakan pertimbangan tertentu, tekhnik yang

digunakan adalah purposive sampling, karena untuk

menentukan kelas tersebut menjadi sampel atau

tidak didasarkan pada tujuan tertentu.

Pada penelitian ini sampel yang di ambil adalah

kelas X1 terditi atas 37 siswa namun karena yang 2

orang adalah diluar agama Islam (noni) maka hanya

35 siswa saja yang dijadikan sampel. Penetapan

kelas dilakukan dengan memperhatikan

keberagaman latar belakang, kemampuan kognitif,

kepribadian serta nilai-nilai yang lain.

5 Ibid, 65
69
Uji coba instrument penelitian untuk mengetahui

tingkat validitas dan reliabilitasnya dilakukan di

kelas X 1. Adapun instrument yang diujicobakan

adalah instrument a) Persepsi siswa tentang Strategi

Pembelajaran yang dipakai oleh guru (X1), b) Gaya

belajar bagi Siswa (X2) dan c). Hasil Belajar

Penididkan Agama Islam siswa (Y).

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini terdapat 2 bagian besar

variabel yaitu yang pertama variabel bebas yang

terdiri dari Persepsi siswa tentang Strategi

pembelajaran guru dan Gaya belajar kinestetik

siswa dan yang kedua yaitu variabel terikat tentang

Hasil belajar siswa Pendidikan Agama Islam.

1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

70
a. Persepsi siswa tentang Strategi pembelajaran

guru yaitu: Tanggapan atau proses

pengorganisasian dan proses

penafsiran/penginterpretasian siswa terhadap

strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru

dalam menyampaikan bahan materi pelajaran.

b. Gaya belajar Kinestetik yaitu: Gaya belajar siswa

yang lebih menekankan menerima dan

memahami isi materi pembelajaran dengan

menggunakan aspek gerakan secara pisik.

2. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang mendapat

pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah hasil belajar mata pelajaran PAI

yaitu perolehan nilai tes siswa pada mata pelajaran

PAI.

71
Ada bermacam cara untuk memperoleh data

dalam penelitian ini sesuai dengan karakteristiknya

yaitu:

1. Untuk variabel X1 dalam hal ini yaitu Persepsi


siswa tentang strategi pembelajaran guru
dilakukan dengan cara membuat skala bertingkat
(rating scale) atau biasa juga disebut dengan
angket (quetionaire): yaitu sebuah daftar
pertanyaan yang harus di isi oleh orang yang
akan diukur (responden) 6. Kemudian Peneliti
memberikan angket yang telah disiapkan
sebelumnya kepada responden dengan 20 item
pernyataan yang harus dijawab yang pada
akhirnya hasil pernyataan tersebut akan
dihimpun dan diolah menjadi angka angka yang
bermakna. Jawaban pernyatan diberi skor 1 s/d 5
dengan rincian jawaban Sangat Setuju (SS) skor 5,
Setuju (S) skor 4, Ragu ragu (R) skor 3, Tidak
Setuju (TS) skor 2, Sangat Tidak Setuju (TST)

. Syah, Darwyan dkk., Pengembangan Evaluasi Sistem


6

Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Dadit Media,2009 hal.64


72
dengan skor 1 untuk pernyataan positif. Dan
untuk pernyataan negative diberi nilai atau skor
sebaliknya.
2. Variabel X2 yang dalam hal ini adalah Gaya
belajar kinestetik siswa yaitu untuk memperoleh
data tersebut dilakukan dengan menggunakan
skala likert, Skala yang sering digunakan untuk
mengukur sikap peserta didik, Dengan daftar
pernyataan atau pertanyaan yang sudah
disiapkan sebelumnya oleh si peneliti sebanyak
20 item pernyataan sesuai dengan indikator yang
telah ditetapkan. Untuk penskoran dilakukan
sama seperti variabel X1 yaitu: Sangat Setuju (SS)
skor 5, Setuju (S) skor 4, Ragu ragu (R) skor 3,
Tidak Setuju (TS) skor 2, Sangat Tidak Setuju
(TST) dengan skor 1 untuk pernyataan positif.
Dan untuk pernyataan negative diberi nilai atau
skor sebaliknya.
3. Untuk variabel Y yaitu hasil belajar dilakukan

dengan teknik menggunakan teknik tes. Tes

adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk

73
mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara

dan aturan - aturan yang sudah ditentukan7.

Adapun tesnya berbentuk Essay sebanyak 20

item soal sesuai dengan indikator yang telah

ditetapkan pada kisi kisi soal yang sesuai dengan

standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar

(KD).

F. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah semua alat yang digunakan

untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki

suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah,

menganalisa dan menyajikan data-data secara

sistematis serta objektif8. Dalam penelitian ini

instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan

data terdiri dari:

7 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,


Jakarta: Bumi Aksara, 2005, hal 53.
8Sugiyono, opcit

74
1. Persepsi Siswa Tentang Strategi Pembelajaran

Guru

a. Definisi Konseptual Persepsi Siswa Tentang

Strategi Pembelajaran Guru

Persepsi siwa tentang strategi pembelajaran

guru adalah tanggapan atau proses

pengorganisasian dan proses

penafsiran/penginterpretasian siswa terhadap

strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru

dalam menyampaikan bahan materi pelajaran.

b. Definisi Operasional Persepsi Siswa Tentang

Strategi Pembelajaran Guru

Persepsi siswa tentang Startegi Pembelajaran


guru yaitu total skor perhitungan instrument
penelitian yang menggambarkan tentang
tanggapan atau proses pengorganisasian dan
proses penafsiran/ penginterpretasian siswa
terhadap strategi pembelajaran yang digunakan
oleh guru dalam menyampaikan bahan materi
pelajaran.

75
c. Kisi-kisi Instrumen

Kisis-kisi instrumen persepsi siswa tentang


stategi pembelejaran guru dapat dilihat pada
Tabel 7.1
Tabel 7.1
Kisi-kisi Instrumen Persepsi Siswa Tentang
Strategi Pembelajaran Guru
Pernyataan
No. Indikator
No. Soal Jumlah

1. Penguasaan Materi 1,2,3,4,5 5

2. Gaya mengajar 6,7,8,9 4

3. Pengelolaan Kelas 10,11,12 3

4. Intonasi 13,14 2

5. Administrasi Guru 15,16,17 3

6. Pelayanan 18,19,20 3

Jumlah 20

Berdasarkan Tabel 7.1 diketahui kisi-kisi

instrument persepsi siswa tentang strategi

pembelajaran guru terdiri atas enam indikator.

Indikator pertama adalah penguasaan materi atas

76
lima butir yaitu pada butir instrument 1, 2, 3, 4,

dan 5.

Insikator kedua adalah gaya mengajar terdiri

atas empat butir yaitu pada butir instrument 6, 7,

8, dan 9. Indikator ketiga adalah pengelolaan

kelas terdiri atas tiga butir yaitu pada butir

instrument 10, 11, dan 12. Indikator keempat

adalah intonasi terdiri atas dua butir yaitu pada

butir instrument 13, dan 14. Indikator kelima

adalah administrasi guru terdiri atas tiga

butir, yaitu pada butir instrumen 15, 16, dan 17.

Indikator keenam adalah pelayanan terdiri atas

tiga butir, yaitu pada butir instrument 18, 19, dan

20.

d. Kalibrasi Instrumen

Pernyataan-pernyataan yang di berikan yang

berbentuk skala likert tersebut kemudian di

berikan nilai sesuai dengan ketentuan yang

77
berlaku. Jika pernyataan berbentuk positif maka

nilai jawaban yang menjawab sangat setuju sekali

maka diberikan nilai 5 sesuai dengan urutanya,

dan juga sebaliknya jika pernyataan berbentuk

negative maka diberikan nilai kebalikanya pula.

Nilai nilai yang sudah didapat tersebut kemudian

diolah menjadi berbentuk angka angka yang

mempunyai nilai dan makna.

Analisis validitas butir instrument atau

kuisioner Persepsi siswa tentang strategi

pembelajaran guru dilakukan dengan

menggunakan analisis korelasi product moment

dari pearson:

r xy = ∑ x.y

√∑x².∑y²

Keterangan:

X = deviasi x, yaitu pengurangan nilai x1

(butir soal ke-i) dengan x (rata rata x)

78
Y = deniasi y, yaitu pengurangan nilai y,

(butir total ke –i) dengan y (rata rata y)

= deviasi x kuadrat

= deviasi y kuadrat

2. Instrumen Penelitian Gaya Belajar

a. Definisi Konseptual Gaya Belajar

Gaya belajar (learning style) Kinestetik merupakan

sebuah Gaya belajar siswa yang lebih

menekankan menerima pembelajaran dengan

menggunakan aspek gerakan secara pisik.

b. Definisi Operasional Gaya Belajar

Gaya belajar yaitu total skor perhitungan

instrument penelitian yang menggambarkan cara

dalam memperoleh dan mengolah informasi

pengetahuan yang menekankan menerima

pembelajaran dengan menggunakan aspek

gerakan secara pisik.

79
c. Kisi-kisi Instrumen (Gaya Belajar Kinestetik)

Kisi-kisi instrumen gaya belajar kinsetetik siswa

dapat dilihat pada Tabel 7.2

Tabel 7.2

Kisi-kisi Gaya Belajar

N Pernyataan
Indikator
o No. Soal Jml

1 Definisi 1,2,3 3

2 Latihan 4,5,6,7,8 5

3 Gerakan 9,10,11,12 4

4 Menulis 13,14,15,16 4

5 Membaca 17,18,19,20 4

Jumlah 20

Berdasarkan Tabel 7.2 diketahui kisi-kisi

instrument gaya belajar kinsetetik siswa terdiri

atas lima indikator. Indikator pertama adalah

80
defenisi terdiri atas tiga butir. Butir instrument

penelitian nomor 1, 2, dan 3. Indikator kedua

Latihan terdiri atas limq butir. Butir instrument

penelitian nomor 4, 5, 6, 7, dan 8. Indikator ketiga

gerakamn, terdiri atas empat butir instrument.

Butir instrument penelitian nomor 9, 10, 11, 12.

d. Kalibrasi Instrumen

Validitas Instrumen Gaya belajar (learning

style) bagi siswa dalam penelitian ini termasuk

tipe validitas isi dan konstruk. Validitas isi

meninjau tentang ketepatan item yang digunakan

untuk mengukur efek atau penerapan. Jika

pernyataan berbentuk positif maka nilai jawaban

yang menjawab sangat setuju sekali maka

diberikan nilai 5 sesuai dengan urutanya, dan

juga sebaliknya jika pernyataan berbentuk negatif

maka diberikan nilai kebalikanya pula. Nilai nilai

yang sudah didapat tersebut kemudian diolah

81
menjadi berbentuk angka angka yang

mempunyai nilai dan makna.

Analisis validitas butir instrument atau

kuisioner gaya belajar dilakukan dengan

menggunakan analisis korelasi product moment

dari pearson:

r xy = ∑ x.y

√∑x².∑y²

Keterangan:

X = deviasi x, yaitu pengurangan nilai x1

(butir soal ke-i) dengan x (rata rata x)

Y = deviasi y, yaitu pengurangan nilai y,

(butir total ke –i) dengan y (rata rata y)

= deviasi x kuadrat

= deviasi y kuadrat

82
3. Instrumen Penelitian Hasil Belajar

a. Definisi Konseptual Hasil Belajar

Hasil belajar adalah segala kemampuan yang

dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut

mengalami proses pembelajaran.

b. Definisi Operasional Hasil Belajar

Hasil Belajar adalah total skor yang diperoleh

responden yang menggambarkan kemampuan

yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya yang meliputi

pengetahuan, pemahaman, aplikasi, dan analisis

berupa test dalam mata pelajaran PAI dengan

diberikan soal sebanyak 40 soal objektif.

c. Kisi-kisi test hasil belajar PAI

Untuk memperoleh data tentang bagaimana

hasil belajar PAI siswa, disusun tes dengan

menggunakan kisi kisi instrument berdasarkan

83
matei pokok pokok bahasan dalam standar

kompetensi Sekolah Menengah Atas Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan dengan standar

kompetensi: Memahami ayat-ayat Al-Quran

tentang keikhlasan dalam beribadah dan

Kompetensi Dasar: Membaca, menyebutkan dan

menampilkan perilaku ikhlas dalam beribadah.

Adapun materinya adalah Keikhlasan dalam

beribadah yaitu QS. Al-An’am ayat 162-163 dann

Al-Bayyinah ayat 5.

Pertanyaan-pertanyaan dalam tes ini

mengacu pada tingkat kesulitan kognitif

Taksonomi Bloom C3, yaitu memahami. Soal soal

yang diberikan adalah uraian/essay, sehingga

semua siswa berkesempatan untuk mempunyai

jawaban yang berbeda namun masih tetap

terkontrol dan memungkinkan untuk menjawab

yang berbeda-beda sesuai dengan pengetahuan,

pemahaman dan penerapan masing masing.

84
Tabel 7.3
Kisi-kisi Test Hasil Belajar Pendidikan Agama
Islam
No Kompeten Materi Aspek No. Jml
si Dasar Pembelajaran Intelekt Item
ual
1 Membaca  Membaca C3 1,2,3,4, 5
QS Al Al-Quran 5
An’am: surat Al
162-163 An’am;162-
dan Al- 163 dan QS
Bayyinah: Al-Bayyinah
5 ayat 5
 Mengidentifi C3 6,7,8,9 5
kasi tajwid
Al-Quran Al
An’am;162-
163 dan QS
Al-Bayyinah
ayat 5
Menyebut  Mengartikan C3 10,11, 6
kan arti setiap kata 12,13,
QS Al yang 14,15
An’am: terdapat
162-163 dalam Al-
dan Al- Quran surat
Bayyinah: Al
5 An’am;162-
163 dan QS
Al-Bayyinah
ayat 5
 Mengartikan C3 16,17, 3
ayat Al- 18

85
Quran surat
Al
An’am;162-
163 dan QS
Al-Bayyinah
ayat 5
Menampil  Menjelask C2, C3 19,20 2
kan an perilaku
perilaku ikhlas dalam
ikhlas beribadah
dalam seperti yang
beribadah terkandung
seperti dalam QS Al
terkandun An’am;162-
g dalam 163 dan QS
QS Al Al-Bayyinah
An’am: ayat 5.
162-163
dan Al-
Bayyinah:
5
Jumlah Soal 20

Berdasarkan Tabel 7.4 di atas butir-butir

instrument hasil belajar Pendidikan agama Islam

indicator pertama membaca Al-Quran surat Al

An’am;162-163 dan QS Al-Bayyinah ayat 5. Butir

instrument nomor 1, 2, 3, 4, dan 5.

86
Indikator kedua, Mengidentifikasi tajwid Al-Quran Al

An’am;162-163 dan QS Al-Bayyinah ayat 5. Butir

instrument nomor 6, 7, 8 dan 9.

Indikator ketiga, mengartikan setiap kata yang

terdapat dalam Al-Quran surat Al An’am;162-163

dan QS Al-Bayyinah ayat 5. Butir instrument nomor

10, 11, 12, 13, 14, 15.

Indikator keempat, mengartikan setiap kata yang

terdapat dalam Al-Quran surat Al An’am;162-163

dan QS Al-Bayyinah ayat 5. Butir instrument nomor

16, 17, dan 18.

Indikator kelima, menjelaskan perilaku ikhlas

dalam beribadah seperti yang terkandung dalam QS

Al An’am;162-163 dan QS Al-Bayyinah ayat 5. Butir

instrument nomor 19 dan 20.

e. Kalibrasi Instrumen

Untuk mengetahui apakah suatu instrument

dapat digunakan dalam penelitian atau tidak,

87
maka dilakukan uji coba validitas (kesahihan)

dan reliabilitas (keter andalan). Uji coba

dilaksanakan pada satu kelas siswa dalam

populasi dan sampel penelitian yaitu kelas X.1

dengan jumlah 35 siswa.

Analisis validitas butir instrument hasil belajar

dilakukan dengan menggunakan analisis

korelasi product moment dari Pearson:

r xy = ∑ x.y

√∑x².∑y²

Keterangan:

X = deviasi x, yaitu pengurangan nilai x1

(butir soal ke-i) dengan x (rata rata x)

Y = deniasi y, yaitu pengurangan nilai y,

(butir total ke –i) dengan y (rata rata y)

= deviasi x kuadrat

= deviasi y kuadrat

88
C. Hasil Uji Coba Instrumen Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Valditas Instrumen

a. Instrumen Persepsi Siswa Tentang Strategi

Pembelajaran Guru

Hasil uji validitas persepsi siswa tentang strategi

pembelajaran guru dapat dilihat pada Tabel 7.4.

Tabel 7.4
Hasil Uji Validitas Instrumen Persepsi Siswa
Tentang Strategi Pembelajaran Guru
Pernyataan Tingkat
Validitas
No. Indikator
No. Butir Butir
Butir Drop Valid
1. Penguasaan 1,2,3,4,5 0 5 0,346 – 0,364
Materi
2. Gaya 6,7,8,9 0 4 0,346 – 0,374
mengajar
3. Pengelolaan 10,11,12 0 3 0,353 – 0,371
Kelas
4. Intonasi 13,14 0 2 0,367 – 0,378
5. Administrasi 15,16,17 0 3 0,347 – 0,363
Guru
6. Pelayanan 18,19,20 0 3 0,357 – 0,376
Jumlah 20 0,346 – 0,378

89
Berdasarkan Tabel 7.4 diketahui kisi-kisi

instrument persepsi siswa tentang strategi

pembelajaran guru terdiri atas enam indikator.

Indikator pertama adalah penguasaan materi atas

lima butir yaitu pada butir instrument 1, 2, 3, 4,

dan 5. Semua butir istrumen valid. Tingkat

validitas antara 0,346 – 0,364.

Insikator kedua adalah gaya mengajar terdiri

atas empat butir yaitu pada butir instrument 6, 7,

8, dan 9. Semua buit valid. Tingkat validitas

antara 0,346 – 0,374.

Indikator ketiga adalah pengelolaan kelas

terdiri atas tiga butir yaitu pada butir instrument

10, 11, dan 12. Semua butir valid. Tingkat

validitas antara 0,353 – 0,371.

Indikator keempat adalah intonasi terdiri atas

dua butir yaitu pada butir instrument 13, dan 14.

90
Semua butir valid. Tingkat validitas antara 0,367 –

0,378.

Indikator kelima adalah administrasi

guruterdiri atas tiga butir, yaitu pada butir

instrumen 15, 16, dan 17. Semua butir valid.

Tingkat validitas antara 0,347 – 0,363.

Indikator keenam adalah pelayanan terdiri

atas tiga butir, yaitu pada butir instrument 18, 19,

dan 20. Semua butir valid. Validitas antara 0,346 –

0,378.

b. Instrumen Gaya Belajar Siswa

Hasil uji validitas gaya belajar siswa dapat

dilihat pada Tabel 7.5.

91
Tabel 7.5

Hasil Uji Validitas Gaya Belajar


Pernyataan Validitas

No Indikator No. Butir Butir Butir


Drop Valid

1 Definisi 1,2,3 - 3 0,353 – 0,375

2 Latihan 4,5,6,7,8 - 5 0,337 - 0, 381

3 Gerakan 9,10,11,12 - 4 0,351 – 0,371

4 Menulis 13,14,15,16 - 4 0,338 – 0,372

5 Membaca 17,18,19,20 - 4 0,344 – 0,362

Jumlah 20

Berdasarkan Tabel 7.2 diketahui hasil ujicoba

instrumen gaya belajar kinsetetik. Indikator

pertama adalah defenisi terdiri atas tiga butir.

Yaitu Butir 1, 2 , dan 3. Kesleruhan butir valid.

Validitas antara 0,353 – 0,375.

92
Indokator kedua, latihan terdiri atas lima butir

yaitu butir 4, 5, 6, 7 dan 8. Keseluruhan butir

valid. Validitas antara 0,337 - 0, 381.

Indikator ketiga gerakan terdiri atas empat

butir. Butir instrument penelitian nomor 9, 10, 11,

dan 12. Keseluruhan butir valid. Validitas butir

isntrumen antara 0,351 – 0,371.

Indikator keempat menulis, terdiri atas empat

butir instrument. Butir instrument penelitian

nomor 13, 14, 15, dan 16. Keseluruhan butir

validitas antara 0,338 – 0,372.

Indikator keempat membaca, terdiri atas

empat butir instrument. Butir instrument

penelitian nomor 17, 18, 19, dan 20. Keseluruhan

butir valid. Validitas antara 0,344 – 0,362.

93
c. Instrumen Hasil Bealajar Pendidikan Agama

Islam

Hasiluji validitas hasil belajar poendidikan

agam Islam dapat dilihat pada Tabel 7.6.

Tabel 7.3
Kisi-kisi Test Hasil Belajar Pendidikan Agama
Islam
No Kompe Materi Butir Butir Validitas
tensi Pembelajaran Drop Valid
Dasar
1 Memba  Membaca - 1,2,3,4, 0,414 –
ca QS Al-Quran 5 0,516
Al surat Al
An’am: An’am;162-
162-163 163 dan QS
dan Al- Al-Bayyinah
Bayyin ayat 5
ah: 5  Mengidentifi - 6,7,8,9 0,414 –
kasi tajwid 0,516
Al-Quran Al
An’am;162-
163 dan QS
Al-Bayyinah
ayat 5
Menye  Mengartikan - 10,11, 0,337 –
butkan setiap kata 12,13, 0,663
arti QS yang 14,15
Al terdapat
An’am: dalam Al-
162-163 Quran surat

94
dan Al- Al
Bayyin An’am;162-
ah: 5 163 dan QS
Al-Bayyinah
ayat 5
 Mengartikan - 16,17,
ayat Al- 18 0,469 –
Quran surat 0,641
Al
An’am;162-
163 dan QS
Al-Bayyinah
ayat 5
Menam Menjelaskan - 19,20 0,371 –
pilkan perilaku ikhlas 0,507
perilak dalam
u beribadah
ikhlas seperti yang
dalam terkandung
beribad dalam QS Al
ah An’am;162-163
seperti dan QS Al-
terkand Bayyinah ayat
ung 5.
dalam
QS Al
An’am:
162-163
dan Al-
Bayyin
ah: 5
Jumlah Soal 20

95
Berdasarkan Tabel 7.4 di atas butir-butir

instrument hasil belajar Pendidikan agama Islam

indicator pertama membaca Al-Quran surat Al

An’am;162-163 dan QS Al-Bayyinah ayat 5. Butir

instrument nomor 1, 2, 3, 4, dan 5. Keseluruhan butir

valid. Validitas antara 0,414 – 0,516.

Indikator kedua, mengidentifikasi tajwid Al-

Quran Al An’am;162-163 dan QS Al-Bayyinah ayat

5. Butir instrument nomor 6, 7, 8, dan 9.

Keseluruhan butir valid. Validitas antara 0,464 –

0,663.

Indikator ketiga, mengartikan setiap kata yang

terdapat dalam Al-Quran surat Al An’am;162-163

dan QS Al-Bayyinah ayat 5. Butir instrument nomor

10, 11, 12, 13, 14, 15. Kesluruhan butir valid.

Validitas antara 0,337 – 0,663.

Indikator keempat, mengartikan setiap kata yang

terdapat dalam Al-Quran surat Al An’am;162-163

dan QS Al-Bayyinah ayat 5. Butir instrument nomor

96
16, 17, dan 18. Keseluruhan butir valid. Validitas

antara 0,469 – 0,641.

Indikator kelima, menjelaskan perilaku ikhlas

dalam beribadah seperti yang terkandung dalam QS

Al An’am;162-163 dan QS Al-Bayyinah ayat 5. Butir

instrument nomor 19 dan 20. Keseluruhan butir

valid. Validitas 0,371 – 0,507.

2. Hasil Uji Reliabiltas Instrumen

Hasil uji reliabiltas keseluruhan kelompok

instrumen persepsi siswa tentang strategi

pembelajaran guru, gaya belajar dan hasil belajar

Pendidikan agama Islam dapat dilihat pada Tabel 3.

9 sebagai berikut:

97
Tabel 7.7

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

No Variabel Reliabi Mini Interpretasi

litas mum

1 Persepsi siswa 0,643 0,600 Reliabiltas

tentang stategi rendah

pembelajaran guru

2 Gaya Belajar 0,633 0,600 Reliabiltas

rendah

3 Prestasi Belajar 0,820 0,600 Reliabiltas


Pendidikan Agama sedang

Islam

Tabel 7.7 menunjukkan instrumen variabel

persepsi siswa tentang stategi pembelajaran guru =

0,643 > 0,600 yang dipersyaratkan. Dengan demikian

instrumen persepsi siswa tentang stategi

pembelajaran guru reliabel. Tingkat reliabiltas

rendah. Namun demkian instrumen persepsi siswa

98
tentang stategi pembelajaran guru tetap layak

digunakan dalam penelitian.

Instrumen variabel gaya belajar siswa reliabiltas

= 0,633 > 0,600 yang dipersyaratkan. Dengan

demikian instrumen gaya belajar reliabel. Tingkat

reliabiltas gaya belajar rendah. Namun demikian

instrumen gaya belajar tetap layak digunakan dalam

penelitian.

Instrumen variabel hasil belajar Pendidikan

Agama Islam 0,820 > 0,600 yang dipersyaratkan.

Dengan demikian instrumen hasil belajar

Pendidikan agama islam reliabel. Tingkat reliabiltas

hasil belajar Pendidikan agama Islamsedang.

Sehingga instrumen hasil belajar Pendidikan agama

Islam layak digunakan dalam penelitian.

99
D. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Pendeskripsian data menggunakan statitistik

deskriptif. Statistik Deskriptif adalah statistik yang

hanya berfungsi untuk mengorganisasi, menganalisa

serta memberikan pengertian mengenai data

(keadaan, gejala, persoalan) dalam bentuk angka

agar dapat diberikan gambaran secara teratur,

ringkas dan jelas.9 Statistik deskriptif yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1) Menghitung tabel frekuensi

a) Menghitung Rentang (r) = data terbesar –

data terkecil

b) Menghitung Banyaknya kelas, (k) = 1 +

3,3 log n

c) Panjang kelas (p) =

2) Menghitung Tendensi Sentral

9Darwyan Syah dan Supardi, Pengantar Statistik


Pendidikan, (Jakarta: Diadit Media, 2009), hal. 3.
100
a) Menghitung mean

Dengan rumus sebagai berikut:

 X   fix1
1
 fi
b) Menghitung modus

Dengan rumus sebagai berikut:

 b1 
Mo = b  p 
 b1  b 2 
c) Menghitung median

Dengan rumus sebagai berikut:

 1 nF 
Me = b + p  2 
 f 
b. Menghitung varians dan simpangan baku

Dengan rumus sebagai berikut:

n xi2   xi 
2

s 
2

n(n  1)

2. Analsisi Inferensial

Statistik inferensial digunakan untuk melakukan

analisis terhadap hipotesis yanga diajukan. Statistik

101
inferensial yang digunakan adalah analisis

persyaratan analisis dengan mengadakan pengujian

normalitas dan homoginitas. Kemudian dilanjutkan

dengan analisis pengujian hipotesis yang meliputi

menghitung persamaan regresi sederhana dan

jamak, uji linieritas dan dan signifikanis regresi,

menhitung koefisien korelasi sederhana, parsial dan

dan jamak yang diikuti dengan uji signifikansi

korelasi dan diakhiri dengan menghitung koefisien

determinasi.

Hipotesis penelitian diuji dengan analisis regresi

dan analisis korelasi sebagai berikut:

a. Analisis Regrsesi

Istilah regresi berarti ramalan atau taksiran

dan pertama diperkenalkan Sir Francis Galton

pada tahun 1877. “Analsisi regresi digunakan

terutama untuk tujuan peramalan, dimana dalam

model tersebut ada sebuah variabel dependen

102
(tergantung) dan variabel independent (bebas)”.10

Analisis regresi digunakan karena dalam

analisisnya menghasilkan persamaan regresi.

“Persamaan tersebut berguna untuk memprediksi

atau meramal seberapa jauh pengaruh suatu

variabel atau beberapa varibel bebas (independent)

terhadap variabel bergantung (dependent)”11

Analisis regresi dilakukan secara sederhana

maupun secara jamak.

Dalam analisis regresi melekat analisis

korelasi antara variabel independent (X) yang

sering disebut sebagai faktor-faktor penyebab,

dengan variabel dependent (Y) yang disebut

variabel akibat. Selanjutnya, dengan persamaan

regresi yang didapat dari hasil perhitungan dapat

dibuat peramalan apa yang akan terjadi pada Y

apabila terjadi perubahan pada X.

10 Ibid.
11 Ahmad Pratisto, Statistik Menjadi Mudah dengan SPSS
17, (Jakarta: Elekmedia Komputindo), 2009, h. 91.
103
1) Analisis Regresi Sederhana

Disebut regresi sederhana karena: “analisis ini

hanya berkaitan dengan dua variabel saja, satu

disebut variabel independen atau variabel bebas,

biasanya diberi notasi X, sedangkan variabel

dependen atau variabel bergantung yang biasa

diberi notasi Y”.12 Perhitungan regresi sederhana

bertujuan untuk melihat kecenderungan

hubungan antara satu variabel terikat dengan

variabel bebas. Model persamaan regresi yang

dijadikan acuan dalam menerangkan persamaan

garis lurus adalah: Ŷ = a + bX. “Dimana X = skor-

skor variabel bebas; a = konstanta instersepsi; b =

koefisien regresi; dan Ŷ = skor-skor yang

diprediksikan bagi variabel terikatnya”. 13

Ahmad Pratisto, Op. Cit., h. 93.


12

Kerlinger; F. N., Foundation Of Behavior Research. Ed.


13

Ke-2, (New York: Holt Saunder, 2004), Ed. Ke-2, h. 932.


104
2) Analisis Regresi Jamak

Pengujian regresi ganda bertujuan melihat

kecenderungan variabel terikat dalam

hubungannya dengan beberapa variabel bebas

secara bersama-sama. Analisis multi regresi

(regresi ganda) adalah: “suatu metode untuk

mengkaji akibat-akibat dan besarnya akibat dari

lebih satu variabel bebas terhadap satu varaiebl

terikat”.14 Uji analisis regresi jamak adalah: “ujian

statitistik yang berperan mencari prediksi terbaik,

menunjukkan nilai hubungan, dan nilai pengaruh

(R2) antara variabel penelitian”. Model persamaan

regresi yang dijadikan acuan dalam menerangkan

persamaan garis lurus adalah: Ŷ = b1X1 + b2X2 + ...+

bkXk +e.

14 Ibid., h. 929.
105
b. Korelasi

Menurut Pratisto15 “Analisis yang selalu melekat

dalam analisis regresi adalah analisis korelasi”.

Karena kalau variabel independen (X) berpengaruh

nyata terhadap variabel dependen (Y) atau disebut

berkorelasi kuat, maka sudah otomatis segala

perubahan pada nilai X tersebut akan sangat

berpengaruh pada nilai Y. “Korelasi merupakan

istilah yang digunakan untuk mengukur kekuatan

hubungan antar variabel”.16 Analisis korelasi

digunakan untuk mengetahui apakah ada habungan

antara dua variabel atau lebih.

Dalam korelasi dikenal istilah koefisien korelasi

dan koefisien determinasi. “Koefisein korelasi

merupakan indeks atau bilangan yang digunakan

untuk mengukur keeratan (kuat, lemah, atau tidak

15 Ahmad Pratisto, op.cit., h.81.


16 Muhammad Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Statistik
I, (Statistik Deskriptif), (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 228
106
ada) hubungan antar variabel” 17. Jika koefisien

korelasi dikuadratkan akan menjadi koefisien

penentu (KP) atau koefisien determinasi, yang

artinya penyebab perubahan pada variabel Y yang

disebabkan variabel X, sebesar kuadrat koefisien

korelasinya. “Koefisien determinasi ini menjelaskan

besarnya pengaruh nilai suatu variabel (variabel X)

terhadap naik/turunnya variasi nilai variabel

lainnya (variabel Y)”.18

1) Koefisien Korelasi Sederhana

Koefisien korelasi sederhana adalah: “indeks atau

angka yang digunakan untuk mengukur keeratan

hubungan antara dua variabel”. 19

2) Koefisien Korelasi Jamak

Koefisien korelasi jamak adalah indeks atau yang


digunakan untuk mengukur keeratan hubungan
antara tiga variabel bebas atau lebih. “Dengan

17Ibid. h. 233
18 Ibid. h. 248
19 Ibid, h. 234

107
koefisien korelasi jamak dapat diketahui
keeratan atau kuat tidaknya hubungan (kuat,
lemah, atau tidak ada hubungan sama sekali)
antar variabel”20
3) Signifikansi Korelasi
Signifikansi atau tingkat kepercayaan adalah
tingkat kebenaran suatu penelitian atau standar
toleransi tingkat kesalahan suatu penelitian. “Uji
signifikansi berguna untuk memastikan apakah
tingkat korelasi nyata secara statistik atau
tidak”. 21
4) Koefisien determinasi
Koefisien determinasi adalah tingkat pengaruh
variabel X terhadap variabel Y yang dinyatakan
dalam persentase (%), “dimana persentase
diperoleh dengan mengkuadratkan terlebih
dahulu koefisien korelasi dikalikan 100%”.22

E. Hipotesis Statistik

20Ibid., h. 263
21Ahmad Pratisto, op. cit., h. 80
22Darwyan Syah dan Supardi, op. cit., h. 94-95

108
Uji Hipotesis penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Hipotesis Statistik I

H0 : ρ y1 = 0 Tidak terdapat hubungan


antara persepsi siswa
terhadap strategi
pembelajaran guru dengan
hasil belajar Pendidikan
Agama Islam
H1 : ρ y1 > 0 Terdapat hubungan antara
persepsi siswa terhadap
strategi pembelajaran guru
dengan hasil belajar
Pendidikan Agama Islam

2. Hipotesis Statistik II

H0 : ρ y2 = 0 Tidak terdapat hubungan


antara gaya belajar siswa
terhadap strategi
pembelajaran guru dengan
hasil belajar Pendidikan

109
Agama Islam.
H1 : ρ y2 > 0 Terdapat hubungan antara
gaya belajar siswa dengan
hasil belajar Pendidikan
Agama Islam.

3. Hipotesis Statistik III


H0 : ρ y.12 = 0 Tidak terdapat hubungan
antara persepsi siswa
terhadap strategi
pembelajaran guru dan
gaya belajar siswa dengan
hasil belajar Pendidikan
Agama Islam
H1 : ρ y.12 > 0 Tierdapat hubungan antara
persepsi siswa terhadap
strategi pembelajaran guru
dan gaya belajar siswa
dengan hasil belajar
Pendidikan Agama Islam

110
BAB 8
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
1. Persepsi Siswa Terhadap Strategi Pembelajaran
Guru
Dari data penelitian melalui angket diketahui bahwa
sekor terendah adalah 60 dan skor tertinggi adalah 88.
Sebaran data keseluruhan bila diringkas dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi seperti terlihat pada Tabel 8.1
Tabel 8.1
Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa terhadap
Pembelajaran Guru

Kelas Interval F Persent


60 - 64 4 11,43
65 - 69 6 17,14
70 - 74 10 28,57
75 - 79 9 25,71
80 - 84 4 11,43
85 - 89 2 5,71
Jumlah 35 100

Tabel 8.1 Memperlihatkan frekuensi pada interval


111
pertama 60 – 64 berjumlah 4 orang merupakan 11,43%
dari 35 responden. Frekuensi pada interval kedua 65 –
69 berjumlah 6 orang merupakan 17,14% dari 35
responden. Frekuensi pada interval kedua 70 – 74
berjumlah 10 orang merupakan 28,57% dari 35
responden. Frekuensi pada interval kedua 75 – 79
berjumlah 9 orang merupakan 25,91% dari 35
responden. Frekuensi pada interval kedua 80 – 84
berjumlah 4 orang merupakan 11,43% dari 35
responden. Frekuensi pada interval kedua 85 – 89
berjumlah 2 orang merupakan 5,71% dari 35
responden.
Sebaran data dalam bentuk histogram seperti terlihat
pada Diagram 8.1.

Diagram 8.1
Histogram Persepsi Siswa Terhadap Strategi
Pembelajaran Guru

112
Diagram 8.1 memperluhatkan pada batas kelas 57,5
– 62,5 berjumlah 4 orang. Pada batas kelas 62,5 – 67,5
berjumlah 6 orang. Pada batas kelas 67,5 – 72,5
berjumlah 10 orang. Pada batas nyata 72,5 – 77,5
berjumlah 9 orang. Pada batas nyata 77,5 - 82,5 -
berjumlah 4 orang. Dan pada batas nyata 82,5 – 87,5
berjumlah 2 orang.
Setelah dilakukan perhitungan diketahui bahwa
Mean = 73,28 Median = 73,25 dan Modus = 73,19. Hal
tersebut menunjukan bahwa data tersebutu tergolong
cukup baik, karena nilai rata rata mendekati kepada
nilai tertinggi, yaitu M = 73,28. Hal tersebut
menunjukan bahwa persepsi siswa tentang strategi
pembelajaran guru di SMA Negeri 1 Waringinkurung –
Serang dapat dikategorikan berdistribusi normal dan
termasuk baik.
Mean sebesar 73,28, bila dibandingkan dengan skor
ideal 100, maka tingkat persepsi siswa terhadap strategi
pembelajaran guru mencapai 73,28%. Termasuk
kategori baik.

113
2. Gaya Belajar
Berdasarkan angket diketahui bahwa skor terendah
adalah 61 dan skor tertinggi adalah 90. Sebaran data
keseluruhan bila diringkas dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi seperti terlihat pada Tabel 8.2.
Tabel 8.2
Distribusi Frekuensi Gaya Belajar Siswa
Kelas Interval F Persent
61 - 65 3 8,57
66 - 70 8 22,86
71 - 75 9 25,71
76 - 80 8 22,86
81 - 85 5 14,29
86 - 90 2 5,71
Jumlah 35 100

Tabel 8.2 Memperlihatkan frekuensi pada interval


pertama 61 – 65 berjumlah 3 orang merupakan 8,57%
dari 35 responden. Frekuensi pada interval kedua 66 –
70 berjumlah 8 orang merupakan 22,86% dari 35
responden. Frekuensi pada interval kedua 71 – 75
berjumlah 9 orang merupakan 25,71% dari 35

114
responden. Frekuensi pada interval kedua 76 – 80
berjumlah 8 orang merupakan 22,86% dari 35
responden. Frekuensi pada interval kedua 81 – 85
berjumlah 5 orang merupakan 14,29% dari 35
responden. Frekuensi pada interval kedua 86 – 90
berjumlah 2 orang merupakan 5,71% dari 35
responden.
Sebaran data dalam bentuk histogram seperti terlihat
pada Diagram 8.2.

Diagram 8.2
Histogram Gaya Belajar Siswa

Diagram 8.2 memperluhatkan pada batas kelas


58,5 – 63,5 berjumlah 3 orang. Pada batas kelas 63,5 –
68,5 berjumlah 8 orang. Pada batas kelas 68,5 – 73,5

115
berjumlah 9 orang. Pada batas nyata 73,5 – 78,5
berjumlah 8 orang. Pada batas nyata 78,5 - 83,5 -
berjumlah 5 orang. Dan pada batas nyata 83,5 – 88,5
berjumlah 2 orang.
Setelah dilakukan perhitungan diketahui bahwa
Mean = 74,42 Median = 74,1 dan Modus = 73,46. Hal
tersebut menunjukan bahwa data tersebutu tergolong
cukup baik, karena nilai rata rata mendekati kepada
nilai tertinggi, yaitu M = 74,42. Hal tersebut
menunjukan bahwa gaya belajar kinestetik siswa di
SMA Negeri 1 Waringinkurung – Serang dapat
dikategorikan berdistribusi normal dan termasuk
kategori baik.
Mean sebesar 74,42, bila dibandingkan dengan
skor ideal 100, maka tingkat ketercapaian gaya belajar
siswa mencapai 74,42%. Termasuk kategori baik.

3. Hasi Belajar Pendidikan Agama Isalm


Berdasarkan angket diketahui bahwa skor terendah
adalah 65 dan skor tertinggi adalah 99. Sebaran data
keseluruhan bila diringkas dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi seperti terlihat pada Tabel 8.3.

116
Tabel 8.3
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pendidikan
Agama Islam
Kelas Interval F Persent
65 - 70 4 11,43
71 - 76 6 17,14
77 - 82 7 20,00
83 - 88 10 28,57
89 - 94 5 14,29
95 - 100 3 8,57
Jumlah 35 100

Tabel 8.3 Memperlihatkan frekuensi pada interval


pertama 65 – 70 berjumlah 4 orang merupakan 11,43%
dari 35 responden. Frekuensi pada interval kedua 71 –
76 berjumlah 6 orang merupakan 17,14% dari 35
responden. Frekuensi pada interval kedua 77 – 82
berjumlah 7 orang merupakan 20% dari 35 responden.
Frekuensi pada interval kedua 83 – 88 berjumlah 10
orang merupakan 28,57% dari 35 responden. Frekuensi
pada interval kedua 89 – 94 berjumlah 5 orang
merupakan 14,29% dari 35 responden. Frekuensi pada
interval kedua 95 – 100 berjumlah 3 orang merupakan

117
8,57% dari 35 responden.
Sebaran data dalam bentuk histogram seperti terlihat
pada Diagram 8.3

Diagram 8.2
Histogram Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

Diagram 8.3 memperluhatkan pada batas kelas


61,5 – 67,5 berjumlah 4 orang. Pada batas kelas 67,5 –
79,5 berjumlah 6 orang. Pada batas kelas 79,5 – 85,5
berjumlah 7 orang. Pada batas nyata 85,5 – 91,5
berjumlah 10 orang. Pada batas nyata 91,5 - 97,5 -
berjumlah 5 orang. Dan pada batas nyata 83,5 – 88,5
berjumlah 3 orang.
Berdasarkan perhitungan tersebut diatas, maka

118
diketahui bahwa Mean = 82,07 Median = 82,80 dan
Modus = 84,26. Hal tersebut menunjukan bahwa data
tersebutu tergolong cukup baik, karena nilai rata rata
mendekati kepada nilai tertinggi, yaitu M = 82,07. Hal
tersebut menunjukan bahwa gaya belajar kinestetik
siswa di SMA Negeri 1 Waringinkurung – Serang
dapat dikategorikan berdistribusi normal dan termasuk
kategori baik.
Mean sebesar 82,07, bila dibandingkan dengan
skor ideal 100, maka tingkat ketercapaian hasil belajar
Pendidikan Agama Islam mencapai 82,07%. Termasuk
kategori sangat baik.

B. Pengujian Hipotesis
1. Korelasi antara Persepsi Siswa tentang Strategi
Pembelajaran Guru (X1) dengan Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam (Y)
Dari perhitungan di atas diketahui bahwa r hitung
product moment adalah 0.781 jika dibandingkan dengan r
tabel product moment pearson pada garis N (35) dengan
taraf signifikan 5% yaitu 0.334 maka r hitung = 0.791 > r
tabel = 0.334. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terdapat korelasi antara persepsi siswa tentang strategi

119
pembelajaran guru (X1) dengan hasil belajar pendidikan
agama islam (Y)
Berdasarkan nilai klasifikasi di atas dan dengan melihat
hasil perhitungan diperoleh angka korelasi yang sangat
tinggi yaitu 0.791. Dengan demikian variabel X1 dengan
variabel Y memiliki korelasi yang tinggi karena berada pada
klasifikasi nilai 0.80 < r 1.00.
Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa
terdapat 62.57% kontribusi variabel X1 dengan variabel Y,
dan sisanya 37.43% ditentukan oleh faktor lain.
Jadi persamaan regresi untuk variabel X1 dengan variabel
Y adalah : Y = 8.44 + 1.02 X

2. Hubungan antara Gaya Belajar Kinestetik (X2)


dengan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (Y)
Dari perhitungan di atas diketahui bahwa r hitung
product moment adalah 0.829 jika dibandingkan dengan r
tabel product moment pearson pada garis N (30) dengan
taraf signifikan 5% yaitu 0.334 maka r hitung = 0.829 > r
tabel = 0.334. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terdapat korelasi antara gaya belajar kinestetik (X2) dengan
hasil belajar pendidikan agama islam (Y)

120
Berdasarkan nilai klasifikasi di atas dan dengan melihat
hasil perhitungan diperoleh angka korelasi yang sangat
tinggi yaitu 0.829. Dengan demikian variabel X2 dengan
variabel Y memiliki korelasi yang tinggi karena berada pada
klasifikasi nilai 0,80 < r 1,00.
Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa
terdapat 68.72% kontribusi variabel X2 dengan variabel Y,
dan sisanya 31.28% ditentukan oleh faktor lain.
Jadi persamaan regresi untuk variabel X2 dengan variabel
Y adalah : Y = 2.07 + 1.07 X

3. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Strategi


Pembelajaran Guru (X1) dengan Gaya Belajar
Kinestetik (X2)
Dari perhitungan di atas diketahui bahwa r hitung product
moment adalah 0.781 jika dibandingkan dengan r tabel product
moment pearson pada garis N (35) dengan taraf signifikan
5% yaitu 0.334 maka r hitung = 0.781 > r tabel = 0.334. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi antara
persepsi siswa tentang strategi pembelajaran guru (X1)
dengan gaya belajar kinestetik (X2).

Berdasarkan nilai klasifikasi interpretasi nila rhitung dan


dengan melihat hasil perhitungan diperoleh angka korelasi
yang tinggi yaitu 0.781. Dengan artinya variabel X1 dengan

121
variabel X2 memiliki korelasi yang tinggi karena berada
pada klasifikasi nilai 0,60 < r 0,80.

Dari hasil perhitungan koefisien determinasi dapat


disimpulkan bahwa terdapat 60.99% kontribusi variabel X1
dengan variabel X2, dan sisanya 39.01% ditentukan oleh
faktor lain.

4. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Strategi


Pembelajaran Guru (X1) dan Gaya Belajar Kinestetik
(X2) dengan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Y
Dari perhitungan di atas diketahui bahwa R hitung adalah
0.860 jika dibandingkan dengan R tabel pada garis N (35)
dengan taraf signifikan 5% yaitu 0.334 maka R hitung =
0.860 > r tabel = 0.334. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa terdapat korelasi antara persepsi siswa tentang
strategi pembelajaran guru (X1) dan gaya belajar kinestetik
(X2) dengan hasil belajar pendidikan Agama islam (Y).

Berdasarkan nilai klasifikasi di atas dan dengan


melihat hasil perhitungan diperoleh angka korelasi yang
sangat tinggi yaitu 0.860. Dengan artinya variabel X1 dan
variabel X2 dengan variabel (Y) memiliki korelasi yang
tinggi karena berada pada klasifikasi nilai 0,80 < r  1,00.

Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan


bahwa terdapat 73.96% kontribusi variabel X1 dan variabel
122
X2 dengan variabel Y, dan sisanya 26.04% ditentukan oleh
faktor lain yang memerlukan penelitian lebih lanjut.

Jadi persamaan regresi untuk variabel X 1 dan variabel


X2 dengan variabel Y adalah : Y = 0,49X1 + 0,68X2 – 4,45

B. Pembahasan Hasil Penelitian


1. Tingkat Keterlaksanaan Straetgi Pembelajaran
Guru
Skor terendah keterlaksanaan strategi pembalajaran
adalah skor terendah 66 dan skor tertinggi adalah 88.
Frekwensi kelompok kurang baik 28,57%. Dan
kelompok baik dan sangat baik mencapai 71,42%.
Tingkat persepsi siswa terhadap strategi pembelajaran
guru mencapai 73,28%. Termasuk kategori baik.
Strategi pembelajaran guru meliputi penguasaan
materi, gaya mengajar, pengelolaan kelas, intonasi,
adminstrasi guru dan pelayanan.

2. Tingkat Ketercapaian Gaya Belajar Kinestetik


Siswa
Skor terendah ketercapaian gaya belajar siswa skor
terendah adalah 61 dan skor tertinggi adalah 90..
123
Frekwensi kelompok kurang baik 31,43%. Dan
kelompok baik dan sangat baik mencapai 68,57%.
Tingkat ketercapaian gaya belajar siswa mencapai
74,42%. Termasuk kategori baik. Gaya belajar
kinetetik meliputi definisi, latihan, gerakan, menilis
dan membaca.

3. Tingkat ketercapaian Hasil Belajar Pendidikan


Agama Islam
Skor terendah tingkat ketercapaian hasil belajar
Pendidikan agama Islam adalah skor terendah 65 dan
skor tertinggi adalah 99. Frekwensi kelompok kriteria
kurang baik mencapai 28,57%. Frekuensi kelompok
baik dan sangat baik mencapai 71,43%. Tingkat
ketercapaian hasil belajar Pendidikan Agama Islam
mencapai 82,07%. Termasuk kategori sangat baik.
Hasil belajar Pendidikan agama Islam meliputi:
Membaca QS Al An’am: 162-163 dan Al-Bayyinah: 5.
Menyebutkan arti QS Al An’am: 162-163 dan Al-
Bayyinah: 5. Menampilkan perilaku ikhlas dalam
beribadah seperti terkandung dalam QS Al An’am:
162-163 dan Al-Bayyinah: 5.

124
4. Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang
Strategi Pembelajaran Guru dengan Hasil
Belajar PAI
Hipotesis pertama membuktikan bahwa terdapat
hubungan antara pesrsepsi siswa tentang strategi
pembelajaran guru dengan hasil belajar PAI. Hal
tersebut terlihat dari hasil perhitungan yang
menunjukan nilai korelasinya sebesar 0,871 yang
berarti mempunyai korelasi sangat kuat.
Seperti diketahui bahwa PAI adalah salah satu
mata pelajaran yang di anggap sulit karena terlalu
banyak materi didalmnya sehingga agak sulit untuk
memahaminya terutama masalah membaca dan
menulis Al-qur’an yang membutuhkan kegiatan ekstra
untuk mempelajarinya. Oleh karenanya dibutuhkan
latihan dan baik membaca ataupun menulis untuk
mempermudah mempelajarinya. Temuan pada
penelitian ini menunjukan terdapat hubungan yang
signifikan antara pesrsepsi siswa tentang strategi
pembelajaran guru dengan hasil belajar PAI.

5. Hubungan Antara Gaya Belajar Kinestetik Siswa


dengan Hasil Belajar PAI
Hipotesis yang kedua membuktikan bahwa
terdapat hubungan antara gaya belajar Kinetetik dengan
hasil belajar PAI siswa. Dalam hal ini hasil belajar
125
siswa pada materi tergantung pada tingkat gaya belajar
kinestetik mereka masing masing.
PAI merupakan mata pelajaran yang bnayak
memiliki materi materi yang bersifat harus mencatat,
menulis, membaca atau melafalkan. Disinilah siswa
yang memiliki gaya belajar kinestetik mampu
menyerap dan menerapkanya dengan baik dan cermat
saat mempelajarinya. Sedangkan siswa yang kuranng
memilki gaya belajar kinestetik agak susah untuk
mempelajarinya. Temuan pada penelitian ini
menunjukan terdapat hubungan signifikan antara gaya
belajar kinestetik siswa dengan hasil belajar PAI siswa.

6. Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang


Strategi Pembelajaran Guru dengan Gaya
Belajar Kinestetik
Hipotetis ketiga menunjukan bhawa terdapat
hubungan antara Persepsi siswa tentang startegi
pembelajaran guru dengan gaya belajar kinestetik
siswa. Dalam hal ini pesrepsi siswa tentang strategi
pembelajaran siswa semakin kuat memilki hubungan
dengan gaya belajar kinestetik siswa. Siswa yang

126
memiliki gaya belajar kinestetik bagus maka siswa
tersebut semakin mempunyai persepsi yang positif
terhadap strategi pembelajaran yang digunakan guru
dalam menerima segala materi pembelajaran. Temuan
pada penelitian ini menunjukan terdapat hubungan
yang signifikan antara persepsi siswa tentang strategi
pembelajaran guru dengan gaya belajar kinestetik
siswa.

7. Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang


Strategi Pembelajaran Guru dan Gaya Belajar
Kinestetik Siswa dengan Hasil Belajar PAI
Hipotesis ke empat menunjukan bahwa terdapat
hubungan antara pesrsepsi siswa tentang strategi
pebelajaran guru dan gaya belajar siswa secara
bersamaan dengan hasil belajar PAI yaitu sebesar
0,860. Membaca dan menulis arab dalam materi
pembelajaran PAI yang dianggap sulit dan menjadi
sebuah masalah yang berat bisa lebih mudah dengan
adanya siswa yang mempunyai persepsi postif tentang
strategi pembelajran yang diterapkan oelh guru dan di
imbangi dengan gaya belajar kinestetik siswa yang

127
bagus pula. Temuan pada penelitian ini menunjukan
terdapat hubungan yang siginfikan antara persepsi
siswa tentang strategi pembelajaran guru dan gaya
belajar kinestetik dengan hasil belajar PAI siswa.

C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini sudah diupayakan seoptimal mungkin
pelaksanaanya ataupun analisisnya, akan tetapi tentu
saja masih memiliki beberapa keterbatasan yang bisa
saja mempengaruhi tingkat generalisasi yang
dihasilkan. Kelemahan yang meungkin timbul akibat
kurang optimalnya proses perancangan pembelajaran
ataupun instrument-instrumen yang digunakan.
Ada beberpa keterbatasan penelitian yang dapat
dikemukakan antara lain:
1. Variabel bebas yang dikendalikan hanya 2 saja,
yaitu Persepsi siswa tentang strategi pembelajaran
guru dan gaya belajar kinestetik siswa, padahal
pembelajaran terdapat banyak sekali factor yang
mempengaruhinya keberhasilanya. Variabel lain,
sperti motivasi belajar, bakat, minat kesehatan,
kecerdasan interpersonal, kepribadian dan
sebagainya tidak dikontrol. Oleh karenaya
kemurnian hasil belajar bisa saja berkurang karena
faktor lain tersebut.
2. Instrumen penelitian yang digunakan disini,
merupakan pengembangan yang dilakukan oleh
peneliti dikarenakan sudah sesuai dengan
128
metodolegi penyusunanya, sesuai dengan
kompetensi dasar dan indicator yang ditetapkan,
menggunakan kisi kisi dan kajian teori serta
pendapat para ahli juga sesuai dengan persyaratan
uji valliditas dari para ahli pun telah diujicobakan
validitas empiris dan dikonsultasikan dengan
pembimbing umtuk memperoleh pengarahan,
namun tetap saja disadari masih banyaknya
kekurangan disana sini. Dengan demikian, hasil
penelitian yang diperoleh memlui instrument
pengumpulan data belum sepenuhnya
menggambarkan hasil yang sebenarnya ada atau
tidak dimiliki oleh siswa.
3. Instrumen hasil belajar PAI siswa sudah
menggunakan pengajuan soal yang sesuai dengan
kisi kisi, namun mungkin masih banyak kekurangan
disana sini.
4. Gaya belajar kinestetik merupakan sebuah gaya
belajar yang dijadikan pendekatan untuk memotivasi
siswa dalam belajar, walaupun pada kenyataanya
pembelajaran tidak hanya menggunakan pendekatan
itu saja namun masih ada pgaya belejar yang lain
seperti audio dan visual yang walaupun antara
ketiga gaya tersebut tidak bisa dipisahkan satu
dengan yang lainya.
5. Kekurangterbukaan responden dalam memberikan
jawaban yang dekat dengan kenyataan pada
instrument yang diberikan juga menjadi kelemahan
penelitian ini. Responden cenderung memberikan
jawaban yang cenderung netral sehingga kurang
mengunkap kondisi yang sebenarnya. Upaya sudah
maksimal untuk mengungkap jawaban responden
agar seobyektif mungkin, tetapi faktor lain seperti

129
kesehatan, kepenatan dan yang lain bisa saja
menghambat proses pengisian instrumenya.
Keterbatsan ini membuat proses generalisasi
penelitian harus teliti dan ekstra hati-hati dan
keterbatsan ini hendaknya menjadi bahan
pertimbangan dalam menerapkan hasil penelitian
serta adanya upaya pengkajian lebih lanjut untuk
menyempurnakan penelitian ini.

130
BAB 10
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasakan hasil penelitian, penggujian hipotesis,
pembahsan hasil penelitian dengan segala
keterbatansannya, penulis menyimpulkan sebagai berikut:
1. Tingkat keterlaksanaan strategi pembelajaran guru
mencapai 73.28% termasuk dalam kegeori baik.
Strategi pembelajaran guru meliputi penguasaan
materi, gaya mengajar, pengelolaan kelas, intonasi,
adminstrasi guru dan pelayanan.
2. Tingkat ketercapaian gaya belajar kinestetik siswa
mencapai 74,42%, termasuk kategori baik. Gaya
belajar kinetetik meliputi definisi, latihan, gerakan,
menilis dan membaca.
3. Tingkat ketercapaian hasil belajar Pendidikan agama
Islam mencapai 82.07%, kategori sangat baik. Hasil
belajar Pendidikan agama Islam meliputi: Membaca
QS Al An’am: 162-163 dan Al-Bayyinah: 5.
Menyebutkan arti QS Al An’am: 162-163 dan Al-
Bayyinah: 5. Menampilkan perilaku ikhlas dalam

131
beribadah seperti terkandung dalam QS Al An’am:
162-163 dan Al-Bayyinah: 5
4. Terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang
strategi pembelajaran guru dengan hasil belajar PAI.
Dalam penelitian ini terbukti bahwa semakin tinggi
persepsi/tanggapan siswa terhadap strategi guru dalam
menyampaikan materi maka semakin besar pula hasil
belajar yang didapat, dan korelasinya sebesar 0,781
yang berarti memiliki hubungan yang kuat dan
signifikan. Atau jika diprosentase kontribusi X1
terhadap Y sebesar 62,57%, sedangkan sebesar 37,
34% ditentukan oleh faktor lain yang membutuhkan
penelitian lebih lanjut.
5. Terdapat hubungan antara Gaya belajar kinestetik
siswa dengan hasil belajar PAI. Dalam penelitian ini
terbukti bahwa korelasinya sebesar 0,829 yang berarti
tingkat korelasi. antara keduanya memikiki hubungan
sangat kuat. Atau jika diprosentase kontribusi X2
terhadap Y sebesar 68,72%, sedangkan 31,28%
ditentukan oleh faktor lain.
6. Terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang
strategi pembelajran guru yang signifikan dengan gaya

132
belajar siswa. Dalam penelitian ini, terbukti bahwa
semakin tinggi persepsi siswa tentang startegi
pembelajaran guru, maka semakin baik dan kuat pula
efek gaya belajar kinestetik siswa terhadap diri
siswanya yanitu sebesar 0,781 yang berarti memiliki
tingkat korelasi kuat. Atau jika diprosentase kontribusi
X1 terhadap X2 sebesar 60,99%, sedangkan 39,01%
ditentukan oleh faktor lain.
7. Terdapat interaksi yang kuat antara pesrsepsi siswa
tentang strategi pembelajran guru dan Gaya belajar
kinestetik siswa dengan Hasil belajar PAI siswa.
Semakin baik persepsi siswa terhadap startegi
pembelajarn guru dan gaya belajar kinestetik siswa
dalam belajar, maka semakin baik pula hasil belajar
PAI nya. Ini terbukti dari hasil hitungan yang
menunjukan angka sebesar 0,860 yang menandakan
bahwa hal tersebut memilki hubungan yang sangat
kuat. Atau jika diprosentase kontribusi X1 dan X2
terhadap Y sebesar 73,96%, sedangkan 26,04%
ditentukan oleh faktor lain.

133
B. Implikasi
Dari penelitian ini ada beberapa implikasi yang
dihasilkan:
1. Dalam upaya meningkatkan pembelajaran, guru
hendaknya menjadikan proses bebas dari ketegangan,
tekanan, bisa menghargai pendapat dan car
berfikirsiswa, memotivasi dan tidak mendominasi
apalagi mencemooh jika dalam kegiatan pembelajran
kurang memenuhi harapan atau belum memenuhi
kompetensi yang sudah ditetapkan, makanya perlu
startegi yang jitu untuk menyampaikan.
2. Guru hendaknya mendetksi secara dini kemampuan
atau kondisi siswa sehingga bisa menemukan strategi
atau pendekatan yang tepat untuk menigkatykan
kulaitas pembelajran.
3. Perlu adanya perlakkuan proporsional sesuai dengan
karakteristik dan kepribadian siswa terutama yang
berkaitan dengan pencapaian pembelajran yang
optimal.
4. Guru hendakanya memberikan penilaian kepada siswa
bukan hanya dilihat dari kemampuan siswa membaca

134
saja akan tetapi juga harus dilihat dari kemampuan
menulis yaitu membaca dan menulis arab.

C. Saran-saran
Dari hasil penelitian ini, ada beberapa hal yang perlu
disarankan meliputi:
1. Sebaiknya guru menentukan man pendekatan yang
tepat bagi siswa, menyusun, merancang dan
mengembangkan sendiri penggunaan media
pembelajaran dalam menyusun silabush dan RPP
2. Disarankan ada penelitian lanjutan mengenai Gaya
belajar terutama gaya bejar kinestetik untuk menccari
factor factor lain yang bisa diupayakan kondusif untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Disarankan ada penelitian lanjutan sehingga ditemukan
Strategi yang bermutu agar kreatifitas siswa di era
globalisasi semakin lebih baik lagi.

135
136
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-dasar Evaluasi


Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.

Atkinson dkk. 1987. Pengantar Psikologi Jilid II. Batam:


Intereksa.

Djamarah, Syaiful Bahri. Dkk. 20002. Strategi Belajar


Mengajar, Jakarta Rineka Cipta.

Depdikbud. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Jakarta: Balai Pustaka.

De Porter, Boby & Mike Hernacki. 2011. Quantum


learning: Membiasakan belajar nyaman dan
menyenangkan. Bandung: Kaifa.

Echols, John M & Hasan Syadili. 2010. Kamus Inggris


Indonesia, An English-Indonesia Dictionary.
Jakarta: Gramedia Pustaka.

Atkinson dkk. 1984. Pengantar Psikologi Jilid II. Batam:


Intereksa.

Hasan, Muhammad Iqbal. 2003. Pokok-pokok Materi


Statistik I. (Statistik Deskriptif). Jakarta: Bumi
Aksara.

Jalaluddin, Rahmat. 1984. Psikologi Umum. Bandung:


Alimni

137
Kartono, Kartini. 1984. Psikologi Umum. Bandung:
Alimni.

Kerlinger; F. N., Foundation Of Behavior Research. Ed.


Ke-2, (New York: Holt Saunder, 2004), Ed. Ke-2

M. Arifin, 2009. Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan


Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner. Jakarta: Bumi Aksara.

Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkir. 2008. Ilmu


Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada.

Nasution, S. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses


Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Nata, Abudin. 2008. Manajemen Pendidikan, Mengatasi


Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta:
Prenada.

Nizar, Syamsul. 2002. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta:


Ciputat Pers.

Pratisto, Ahmad, 2009. Statistik Menjadi Mudah dengan


SPSS 17. Jakarta: Elekmedia Komputindo.

Purwanto, M. Ngalim. 2002. Pembelajaran Pendekatan


Teoritis dan Praktis, Bandung: Tarsito

Sarwono, Sarlito Wirawan. 1976. Pengantar Psikologi.


Jakarta: Bulan Bintang.

138
Sudjana, 2011. Tekhnologi Pengajaran. Bandung: Sinar
Baru.

Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: Pusat


Pengembangan Bahan Ajar UMB.

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan,


Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Syah, Darwyan dkk. 2009. Pengembangan Evaluasi


Sistem Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Diadit
Media.

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam.


Bandung: Remaja Rosdakarya 1984.

Walgito, Bimpo. 1984. Pengantar Psikologi Umum.


Yogyakarta. Andi Offsed.

W. Santrock, Johm. 2011. Psikologi Pendidikan, Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

Yunus, Mahmud. 1989. Kamus Bahasa Arab -Indonesia.


Jakarta: Hidakarya Agung.

139
Lampiran 1 Instrumen Penelitian
INSTRUMEN PERSEPSI SISWA TERHADAP
STRATEGI PEMBELAJARAN GURU
Informasi Pribadi :
1. Nama :
______________________________________
2. Kelas :
______________________________________

 Sebelum mengisi angket ini agar membaca


Bismillah terlebih dahulu.
 Mohon diisi dengan sejujurnya.
 Kerahasiaan dataSaudara/ Saudari ini akan
sangat kami jaga
 Berikan tanda checklist ( V ) pada jawaban yang
menurut Saudara/i sesuai.
 Angket ini tidak akan mempengaruhi nilai Saudara
dalam Mata Pelajaran PAI.

Ket : SS = Sangat Setuju S = Setuju


R = Ragu-ragu TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

141
SIKAP
No. PERNYATAAN
SS S R TS STS
1 Guru menguasai pokok
bahasan yang
disampaikan
2 Saya sangat suka dengan
guru yang menyelesaikan
soal dengan cepat dan
terampil
3 Materi yang disampaikan
oleh guru sama persis
dengan buku paket
4 Contoh soal yang
diberikan sangat menarik
5 Terkadang guru kurang
menguasai materi yang
diajarkan
6 Guru tidak peduli dengan
kondisi siswa
7 Guru menciptakan
kondisi belajar yang
kondusif
8 Kegiatan belajar tegang
karena guru sering tidak
sabar dalam menghadapi
siswa
9 Gaya mengajar yang
monoton
10 Guru terampil dalam
mengelola kelas
11 Guru menegur siswa
yang membuat keributan
142
dalam kelas.
12 Guru memilih dan
mengembangkan bahan,
strategi, media, dan
sumber belajar
13 Guru mengajar suaranya
sangat pelan
Lebih suka guru
14
mengajar dengan suara
lantang
15 Guru mengisi daftar
hadir kelas
16 Guru mengisi jurnal /
agenda siswa
17 Guru membantu siswa
yang mengalami
kesulitan dalam belajar
18 Guru memberikan
bimbingan pada siswa
yang berbakat
19 Guru memberikan award
pada siswa yang
mendapat nilai baik.
20 Guru hanya
memperhatikan siswa
yang pintar saja
Waringinkurung, ……………. 2019
___________________________
Responden

143
INSTRUMEN GAYA BELAJAR SISWA
Informasi Pribadi :
1. Nama :
______________________________________
2. Kelas :
______________________________________
 Sebelum mengisi angket ini agar membaca
Bismillah terlebih dahulu.
 Mohon diisi dengan sejujurnya.
 Kerahasiaan dataSaudara/ Saudari ini akan
sangat kami jaga
 Berikan tanda checklist ( V ) pada jawaban yang
menurut Saudara/i sesuai.
 Angket ini tidak akan mempengaruhi nilai Saudara
dalam Mata Pelajaran PAI.

Ket : SS = Sangat Setuju S = Setuju


R = Ragu-ragu TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

SIKAP
No. PERNYATAAN
SS S R TS STS
1 Anda selalu memilih
duduk paling depan saat
belajar di dalam kelas

144
2 Sebelu m pembelajaran
minimal, Anda sudah
membaca materi
tersebut secara sekilas
di rumah
3 Anda hampir tidak
membolos mata jam mata
pelajaran
4 Anda menanyakan hal-hal
yang tidak Anda
mengerti kepada guru sete
lah guru usai
menerangkan
5 Bila kuliah saya selalu
membawa buku paket atau
buku panduan lainnya
yang akan dibahas pada
saat belajar atas kesadaran
sendiri
6 Mencatat penjelasan dari
guru saat di dalam kelas

145
7 Sering membubuhkan dan
memberi warna pada kata
kata yang menurut anda
penting untuk diingat
8 Selalu berusaha
mengerjakan sendiri
latihan latihan yang
diberikan guru saat
didalam kelas.
9 Selalu menyimak dengan
sungguh-sungguh
penjelasan guru didlam
kelas awal sampai dengan
akhir mata pelajaran.
10 Ketika teman Anda
sedang presentase Anda
sering mengajukan
pertanyaan
11 Selalu mempelajari materi
dahulu di rumahsebelum
Anda presentasi

146
12 Anda selalu sudah
menguasai materi sebelum
Anda presentasi
13 Pada saat Anda/ kelompok
Anda presentasi, Anda
aktif dalam menjawab pert
anyaan-
pertanyaan yang diajukan
oleh audience (teman-
teman)
14 Dalam belajar saya
biasanya senang dengan
melakukan kegiatan
menulis.
15 Lebih suka diberikan
tugas rumah seperti
merangkum.
16 Bila diberikan tugas
menyalin atau sejenisnya
segera untuk dikerjakan
17 Tidak terlalu suka
menghafal materi

147
18 Dalam belajar, saya
banyak berbicara.
19 Tidak suka mendengarkan
guru terlalu lama
berbicara
20 Dalam waktu senggang
dimanapun lebih senang
membaca.
Waringinkurung, ……………. 2013

___________________________
Responden

148
Lampiran 2 Perhitungan Statistik Deskriptif
1. Persepsi Siswa Terhadap Sttrategi Pembelajaran
Guru
a. Data Penelitian
60 61 62 62 65 66 66 67
67 69 70 70 71 72 72 73
73 73 73 74 75 75 75 77
77 78 78 78 78 80 80 80 83
86 88
b. Tabel Distribusi Frekuensi dan Histogram
1) Mencari Range, dengan rumus:
R = Nb – Nk
= 88 – 60
= 28
2) Menentukan jumlah atau banyaknya kelas, dengan
rumus:
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 (35)
= 1 + 3,3 x 1,54
= 1 + 5,08
= 6,08 (6)

149
3) Menentukan panjang kelas (interval), dengan
rumus:

I=

= 4,66 (dibulatkan 5)

4) Membuat tabel distribusi frekuensi


Kelas Interval F Fka Xi Fxi
60 - 64 4 4 62 248
65 - 69 6 10 67 402
70 - 74 10 20 72 720
75 - 79 9 29 77 693
80 - 84 4 33 82 328
85 - 89 2 35 87 174
Jumlah 35 2565

150
5) Membuat grafik histogram

12

10

0
62 67 72 77 82 87

c. Perhitungan Tendesni Sentral


1) Menghitung Mean

M=

= 73,28
2) Menghitung Median
Md = Bb + I [(1/2 n-fk)/f]
= 69,5 + 5 [(17,5-10)/10]
= 69,5 + 5 [7,5/10]
= 69,5 + 5 x 0,75
= 69,5 + 3,75
= 73,25

151
3) Menghitung Modus
Mo = 3 Md – 2 M
= 3 x 73,25 – 2 x 73,28
= 219,75 – 146,56
= 73,19
4) Menghitung Varians dan Standar Deviasi
Kelas Interval F X Xi Xi - X (Xi-X) F(Xi-X)
60 - 64 4 73.29 62 -11.29 127.37 509.47
65 - 69 6 73.29 67 -6.29 39.51 237.06
70 - 74 10 73.29 72 -1.29 1.65 16.53
75 - 79 9 73.29 77 3.71 13.80 124.16
80 - 84 4 73.29 82 8.71 75.94 303.76
85 - 89 2 73.29 87 13.71 188.08 376.16
Jumlah 35 1190.98

Sd =

=
= 5,83

152
2. Gaya Belajar
a. Perhitungan Tabel Distribusi Frekuensi dan
Histogram
1) Data Penelitian
61 64 65 67 68 68 69 70 70

70 70 72 73 74 74 75 75 75

75 75 76 78 78 78 78 78 80

80 82 83 83 85 85 88 90

2) Mencari Range, dengan rumus:


R = Nb – Nk
= 90 – 61
= 29

3) Menentukan jumlah atau banyaknya kelas, dengan


rumus:
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 (35)
= 1 + 3,3 x 1,54
= 1 + 5,08
= 6,08 ( dibulatkan jadi 6)

153
4) Menentukan panjang kelas (interval), dengan
rumus:

I=

= 4,83 (5)
5) Membuat tabel distribusi frekuensi
Kelas Interval F Fka Xi Fxi
61 - 65 3 4 63 189
66 - 70 8 11 68 544
71 - 75 9 20 73 657
76 - 80 8 28 78 624
81 - 85 5 33 83 415
86 - 90 2 35 88 176
35 2605

6) Membuat grafik histogram


154
b. Menentukan ukuran gejala pusat/tendensi sentral
dengan cara:
1) Menghitung mean (nilai rata-rata) dengan rumus:

M=

=
= 74,42
2) Menghitung median (nilai tengah), dengan rumus:

Md = Bb + I

= 70,5 + 5

= 70,5 + 5
= 70,5 + 5 x 0,72
= 70,5 + 3,6
= 74,1
155
3) Menghitung modus
Mo = 3 Md – 2 M
= 3 x 74,1 – 2 x 74,42
= 222,3 – 148,84
= 73,46
4) Mencari Standar Deviasi
Kelas
F X Xi Xi – X (Xi-X) F(Xi-X)
Interval
61 - 65 3 74.43 63 -11.43 130.61 391.84
66 - 70 8 74.43 68 -6.43 41.33 330.61
71 - 75 9 74.43 73 -1.43 2.04 18.37
76 - 80 8 74.43 78 3.57 12.76 102.04
81 - 85 5 74.43 83 8.57 73.47 367.35
86 - 90 2 74.43 88 13.57 184.18 368.37
35 1210.20

Sd =

=
= 5,87

156
3. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
a. Membuat Histogram dan Poligon
1) Data Penelitian
65 66 68 70 73 74 74 74
76 76 77 80 80 81 82 82
82 83 83 85 85 86 86 87 87
88 88 89 92 92 92 94 96
98 99
2) Mencari Range, dengan rumus:
R = Nb – Nk
= 99 – 65
= 34
3) Menentukan jumlah atau banyaknya kelas, dengan
rumus:
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 (35)
= 1 + 3,3 x 1,54
= 1 + 5,08
= 6,08

157
4) Menentukan panjang kelas (interval), dengan rumus:

I=

= 5,67 (dibulatkan 6)

5) Membuat tabel distribusi frekuensi


Kelas Interval F X Xi Xi - X (Xi - X) F(Xi - X)
65 - 70 4 82.07 67.50 -14.57 212.33 849.31
71 - 76 6 82.07 73.50 -8.57 73.47 440.82
77 - 82 7 82.07 79.50 -2.57 6.61 46.29
83 - 88 10 82.07 85.50 3.43 11.76 117.55
89 - 94 5 82.07 91.50 9.43 88.90 444.49
95 - 100 3 82.07 97.50 15.43 238.04 714.12
35 1898.45

158
6) Membuat grafik histogram

b. Menentukan ukuran gejala pusat/tendensi sentral


dengan cara:
1). Menghitung mean (nilai rata-rata) dengan rumus:

M=

= 82,07
2). Menghitung median (nilai tengah), dengan rumus:

Md = Bb + I

= 82,5 + 6

159
= 82,5 + 6

= 82,5 + 6 x 0,05
= 82,5 + 0,3
= 82,80

3). Menghitung modus


Mo = 3 Md – 2 M
= 3 x 82,80 – 2 x 82,07
= 248,4 – 164,14
= 84,26

160
Lampiran 3 Perhitungan Penujian Hipotesis
A. Tabel Bantu Perhitungan Korleasi dan Regresi
Resp X1 X2 Y X1 2 X2 2 Y2 X1.Y X2.Y X1.X2
1 77 70 74 5929 4900 5476 5698 5180 5390
2 61 61 65 3721 3721 4225 3965 3965 3721
3 78 88 92 6084 7744 8464 7176 8096 6864
4 75 75 81 5625 5625 6561 6075 6075 5625
5 86 78 94 7396 6084 8836 8084 7332 6708
6 80 82 87 6400 6724 7569 6960 7134 6560
7 73 70 76 5329 4900 5776 5548 5320 5110
8 67 65 82 4489 4225 6724 5494 5330 4355
9 75 78 80 5625 6084 6400 6000 6240 5850
10 72 85 92 5184 7225 8464 6624 7820 6120
11 70 76 89 4900 5776 7921 6230 6764 5320
12 71 73 88 5041 5329 7744 6248 6424 5183
13 74 78 80 5476 6084 6400 5920 6240 5772
14 80 78 92 6400 6084 8464 7360 7176 6240
15 73 83 88 5329 6889 7744 6424 7304 6059
16 78 75 86 6084 5625 7396 6708 6450 5850
17 62 68 74 3844 4624 5476 4588 5032 4216
18 69 70 76 4761 4900 5776 5244 5320 4830
19 62 64 66 3844 4096 4356 4092 4224 3968
20 88 85 98 7744 7225 9604 8624 8330 7480
21 73 75 82 5329 5625 6724 5986 6150 5475
22 66 70 68 4356 4900 4624 4488 4760 4620
23 77 80 96 5929 6400 9216 7392 7680 6160
24 67 69 83 4489 4761 6889 5561 5727 4623
25 65 72 73 4225 5184 5329 4745 5256 4680
26 83 90 99 6889 8100 9801 8217 8910 7470
27 75 78 82 5625 6084 6724 6150 6396 5850
28 72 74 77 5184 5476 5929 5544 5698 5328
29 78 80 85 6084 6400 7225 6630 6800 6240
30 60 68 70 3600 4624 4900 4200 4760 4080
31 70 74 86 4900 5476 7396 6020 6364 5180
32 80 83 87 6400 6889 7569 6960 7221 6640
33 73 75 83 5329 5625 6889 6059 6225 5475
34 78 75 85 6084 5625 7225 6630 6375 5850
35 66 67 74 4356 4489 5476 4884 4958 4422

Jml 2554 2632 2890 187984 199522 241292 212528 219036 193314

161
B. Pengujian Korelasi dan Persmaan Regresi
1. Pengujian Korelasi dan Regresi Hubugnan Persepsi
Siswa Tentang Strategi Pembelajaran Guru dengan
Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
a. Perhitungan Korelasi
1) Menentukan rhitung

Dengan menggunakan rumus perhitungan korelasi


pearson product moment. 1 dan menggunakan bantuan
kalkulator.

1
. Sugiyono, 183
162
2) Menentukan rtabel

rtabel = (N) (5%)


= (35) (0.05)
= 0.334
Dari perhitungan di atas diketahui bahwa r
hitung product moment adalah 0.781 jika
dibandingkan dengan r tabel product moment
pearson pada garis N (35) dengan taraf signifikan
5% yaitu 0.334 maka rhitung = 0.791 > rtabel = 0.334.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
korelasi antara persepsi siswa tentang strategi
pembelajaran guru (X1) dengan hasil belajar
pendidikan agama islam (Y)

163
3) Interpretasi Kekuatan rhitung
Untuk menginterpretasikan nilai koefisien korelasi
tersebut maka penulis menggunakan interpretasi “r”
product moment yaitu sebagai berikut
Tabel Klasifikasi Koefisian Korelasi2

Korelasi Klasifikasi

0,80 < r  1,00 Sangat Kuat


0,60 < r  0,80 Kuat
0,40 < r  0,60 Sedang
0,20 < r  0,40 Rendah
r  0,20 Sangat rendah

Berdasarkan nilai klasifikasi di atas dan dengan


melihat hasil perhitungan diperoleh angka korelasi yang
sangat tinggi yaitu 0.791. Dengan demikian variabel X1
dengan variabel Y memiliki korelasi yang tinggi karena
berada pada klasifikasi nilai 0.80 < r  1.00.

2
Sugiyono. 184
164
4) Menghitung Koefisien Determinasi

Dalam menentukan kontribusi variabel X 1


dengan variabel Y penulis menggunakan koefisien
determinasi, dengan rumus dan perhitungan sebagai
berikut :
KD = r2 x 100%
= (0.791)2 x 100%
= 0.62568 x 100%
= 62,57 %
Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan
bahwa terdapat 62.57% kontribusi variabel X1
dengan variabel Y, dan sisanya 37.43% ditentukan
oleh faktor lain.

b. Perhitungan Persmaan Regresi


Dalam menentukan rumus persamaan regresi
variabel X1 dengan variabel Y penulis
menggunakan rumus umum persamaan regresi
sederhana yaitu : Y = a + bX (Sugiono)3 dengan
terlebih dahulu mencari nilai a dan b.

3
. Ibid 188
165
Jadi persamaan regresi untuk variabel X1 dengan
variabel Y adalah : Y = 8.44 + 1.02 X

166
2. Pengujian Korelasi dan Regresi Hubungan antara Gaya
Belajar Kinestetik (X2) dengan Hasil Belajar Pendidikan
Agama Islam (Y)
a. Perhitungan Korelasi
1) Perhitungan Koefisien Korelasi (rhitung)
Dengan menggunakan rumus perhitungan korelasi
pearson product moment. 4 dan menggunakan bantuan
kalkulator.

4
. Ibid 183
167
2) Menentukan rtabel
r tabel = (N) (5%)
= (35) (0.05)
= 0.334
Dari perhitungan di atas diketahui bahwa r hitung
product moment adalah 0.829 jika dibandingkan dengan
r tabel product moment pearson pada garis N (30)
dengan taraf signifikan 5% yaitu 0.334 maka r hitung =
0.829 > r tabel = 0.334. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat korelasi antara gaya belajar
kinestetik (X2) dengan hasil belajar pendidikan agama
islam (Y)

3) Interpretasi Kekuatan rhitung


Untuk menginterpretasikan nilai koefisien korelasi
tersebut maka penulis menggunakan interpretasi “r”
product moment yaitu sebagai berikut
Tabel Klasifikasi Koefisian Korelasi
Korelasi Klasifikasi

0,80 < r  1,00 Sangat Kuat


0,60 < r  0,80 Kuat
0,40 < r  0,60 Sedang
0,20 < r  0,40 Rendah
r  0,20 Sangat rendah

168
Berdasarkan nilai klasifikasi di atas dan dengan
melihat hasil perhitungan diperoleh angka korelasi yang
sangat tinggi yaitu 0.829. Dengan demikian variabel X 1
dengan variabel Y memiliki korelasi yang tinggi karena
berada pada klasifikasi nilai 0,80 < r  1,00.

4) Perhitungan Koefisien Determinasi


Dalam menentukan kontribusi variabel X2 dengan
variabel Y penulis menggunakan koefisien determinasi,
dengan rumus dan perhitungan sebagai berikut :
KD = r2 x 100%

= (0.829)2 x 100%

= 0.68724 x 100%

= 68,72 %

Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan


bahwa terdapat 68.72% kontribusi variabel X 2 dengan
variabel Y, dan sisanya 31.28% ditentukan oleh faktor
lain.

169
b. Perhitungan Persamaan Regresi
Dalam menentukan rumus persamaan regresi variabel
X2 dengan variabel Y penulis menggunakan rumus umum
persamaan regresi sederhana yaitu : Y = a + bX (Sugiono,
188) dengan terlebih dahulu mencari nilai a dan b.

Jadi persamaan regresi untuk variabel X2 dengan


variabel Y adalah : Y = 2.07 + 1.07 X

170
3. Pengujian Korelasi dan Regresi Hubungan Persepsi
Siswa Tentang Strategi Pembelajaran Guru dengan
Gaya Belajar Pendidikan Agama Islam
a. Perhitungan Korelasi
1) Menentukan Koefisien Korelasi (rhitung)
Dengan menggunakan rumus perhitungan korelasi
pearson product moment dan menggunakan bantuan
kalkulator.

171
2) Menentukan rtabel
r tabel = (N) (5%)
= (35) (0.05)
= 0.334
Dari perhitungan di atas diketahui bahwa r hitung
product moment adalah 0.781 jika dibandingkan
dengan r tabel product moment pearson pada garis N
(35) dengan taraf signifikan 5% yaitu 0.334 maka r
hitung = 0.781 > r tabel = 0.334. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi antara
persepsi siswa tentang strategi pembelajaran guru (X 1)
dengan gaya belajar kinestetik (X2).
Untuk menginterpretasikan nilai koefisien korelasi
tersebut maka penulis menggunakan interpretasi “r”
product moment yaitu sebagai berikut
Tabel Klasifikasi Koefisian Korelasi

Korelasi Klasifikasi

0,80 < r  1,00 Sangat Kuat


0,60 < r  0,80 Kuat
0,40 < r  0,60 Sedang
0,20 < r  0,40 Rendah
r  0,20 Sangat rendah

172
Berdasarkan nilai klasifikasi di atas dan dengan
melihat hasil perhitungan diperoleh angka korelasi yang
tinggi yaitu 0.781. Dengan artinya variabel X1 dengan
variabel X2 memiliki korelasi yang tinggi karena berada
pada klasifikasi nilai 0,60 < r  0,80.

3) Menghitung Koefisien Determinasi


Dalam menentukan kontribusi variabel X1 dengan
variabel X2 penulis menggunakan koefisien determinasi,
dengan rumus dan perhitungan sebagai berikut :
KD = r2 x 100%
= (0.781)2 x 100%
= 0.6099x 100%
= 60.99%
Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa
terdapat 60.99% kontribusi variabel X1 dengan variabel X2,
dan sisanya 39.01% ditentukan oleh faktor lain.

b. Perhitungan Persamaan Regresi


Dalam menentukan rumus persamaan regresi variabel
X1 dengan variabel X2 penulis menggunakan rumus umum

173
persamaan regresi sederhana yaitu : Y = a + bX5 dengan
terlebih dahulu mencari nilai a dan b.

Jadi persamaan regresi untuk variabel X2 dengan variabel

X2 adalah : Y = 18.57 + 0.78 X

5
Sugiyono, 188
174
4. Pengujian Korelasi dan Regresi Hubungan Persepsi
Siswa Tentang Strategi Pembelajaran Guru dan
Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Pendidikan
Agama Islam
a. Perhitungan Korelasi
1) Menentukan Koefisien Korelasi (rhitung)
Dengan menggunakan rumus perhitungan korelasi 6 dan

menggunakan bantuan kalkulator.

6
. Sugiyono. 191
175
2) Menghitung rtabel
r tabel = (N) (5%)
= (35) (0.05)
= 0.334
Dari perhitungan di atas diketahui bahwa R hitung
adalah 0.860 jika dibandingkan dengan R tabel pada garis N
(35) dengan taraf signifikan 5% yaitu 0.334 maka R hitung
= 0.860 > r tabel = 0.334. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat korelasi antara persepsi siswa
tentang strategi pembelajaran guru (X1) dan gaya belajar
kinestetik (X2) dengan hasil belajar pendidikan Agama
islam (Y).

3) Interpretasi Perbandingan rhitung dengan rtabel


Untuk menginterpretasikan nilai koefisien korelasi
tersebut maka penulis menggunakan interpretasi “R”
product moment yaitu sebagai berikut
Tabel Klasifikasi Koefisian Korelasi
Korelasi Klasifikasi

0,80 < R  1,00 Sangat Kuat


0,60 < R  0,80 Kuat
0,40 < R  0,60 Sedang
0,20 < R  0,40 Rendah
R  0,20 Sangat rendah
176
Berdasarkan nilai klasifikasi di atas dan dengan melihat
hasil perhitungan diperoleh angka korelasi yang sangat
tinggi yaitu 0.860. Dengan artinya variabel X 1 dan variabel
X2 dengan variabel (Y) memiliki korelasi yang tinggi
karena berada pada klasifikasi nilai 0,80 < r  1,00.

4) Perhitungan Koefisien Determinasi


Dalam menentukan kontribusi variabel X1 dan variabel
X2 dengan variabel Y penulis menggunakan koefisien
determinasi, dengan rumus dan perhitungan sebagai berikut:
KD = R2 x 100%

= (0.860)2 x 100%

= 0.7396 x 100%

= 73.96 %

Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa


terdapat 73.96% kontribusi variabel X1 dan variabel X2
dengan variabel Y, dan sisanya 26.04% ditentukan oleh
faktor lain yang memerlukan penelitian lebih lanjut.

177
b. Perhitungan Persamaan Regresi
Dalam menentukan rumus persamaan regresi variabel X1
dan variabel X2 dengan variabel Y penulis menggunakan
rumus umum persamaan regresi untuk dua variabel
prediktor yaitu : Y = aX + bX + k dengan terlebih dahulu
mencari nilai a dan b dengan menggunakan persamaan
simultan.7
1).

2).

Dengan terlebih dahulu menentukan hal-hal berikut ini :

a).

= 1614,97

b).

7
Arikunto, 382
178
= 1595,60

c).

= 2660,58

d).

= 1253,20

e).

= 1640,57

f).

= 1708,00
sehingga dengan memasukkan nilai tersebut pada
persamaan simultan dan dengan menggunakan metode
eliminasi didapatkan nilai a dan b sebagai berikut :

179
Menentukan nilai a dengan mengeliminasi b dengan
mensubstitusikan hasil perhitungan di atas pada
persamaan simultan.
1640.57 = 1614.97 a + 1253.20 b x 1614.97
1708.00 = 1253.20 a + 1614.97 b x 1253.20

2649475.98 = 2608132.72 a + 2023882.19 b


2140465.60 = 1570510.24 a + 2023882.19 b -

509010.38 = 1037622.48 a
A = 0.49
Menentukan nilai b dengan mengeliminasi a dengan
mensubstitusikan hasil perhitungan di atas pada
persamaan simultan.
1640.57 = 1614.97 a + 1253.20 b x 1253.20
1708.00 = 1253.20 a + 1614.97 b x 1614.97

2055964.11 = 2023882.19 a + 1570510.24 b


2758371.20 = 2023882.19 a + 2608132.72 b -

-702407.09 = -1037622.48 b
B = 0.68

Menentukan persamaan regresi dengan rumus deviasi skor

y = ax1 + bx2 dengan y = Y - ; x1 = X1 - ; dan x2 = X2 -

180
; serta dari perhitungan didapat = 82,07 ; = 73,29

; = 74,43 sehingga :
y = ax1 + bx2

Y- = a (X1 - ) + b (X2 -

Y = 0,49 (X1 – 73,29) + b (X2 – 74,43 + 82,07


Y = 0,49X1 + 0,68X2 – 35,91 – 50,61 + 82,07
Y = 0,49X1 + 0,68X2 – 4,45
Jadi persamaan regresi untuk variabel X1 dan variabel X2

dengan variabel Y adalah : Y = 0,49X1 + 0,68X2 – 4,45

181
Biografi Penulis
Muhammad Thoha dilahirkan di
Serang pada tanggal 17 Desember
1978, dari pasangan ayah yang
bernama H. Ramin Aliudin dan Ibu Hj.
Marsonah, putera ke 5 dari 6
bersaudara yang semuanya berada di
daerah Serang – Banten.
Setelah menamatkan SD Negeri Sukadalem II pada tahun
1991 di Waringinkurung kemudian penulis melanjutkan
ke MTs. Miftahul Hayat Waringinkurung dan lulus pada
tahun 1994. Setelah tamat dari MTs pada tahun yang
sama kemudian penulis masuk ke MAN 2 Serang yang
sekarang berubah menjadi MAN Model Kota Serang,
lulus pada tahun 1997. Kemudian penulis melanjutkan
study ke STAIN “SMHB” Serang yang sekarang berubah
nama menjadi IAIN “SMH” Banten, penulis mengambil
jurusan tarbiyah dengan program study Pendidikan
Agama Islam, dan lulus pada tahun 2002. Progam Studi
Magister Pendidikan Agama Islam tahun 2013 Sekarang
kegiatan utama penulis adalah seorang suami dari
Mutmainah, S.Pd. dan sebagai ayah yang sudah dikaruniai
2 buah hati yang manis dan imut yaitu Azri Muhammad
Azwin Al-Arobi dan Azfia Syakira Balqis dan insya Allah
akan mempunyai anak yang ketiga yang masih bearada
dalam kandungan. Kegiatan lain adalah sebagai pengajar
tetap di SMA Negeri 1 Waringinkurung Serang dari tahun
2008 sampai dengan sekarang. Pengalaman lain pernah
megajar di SDN Sukadalem 1, TPA, SMP, SMA Al-
Irsyad, dan SMPN 2 Waringinkurung.

182
Suherman Priatna, dilahirkan di
Rangkasbitung 23 Juni 1981 dari
pasangan Bapak Suhardi dan Ibu Oca.
Putera pertama dari 6 bersaudara.
Penulis bristerika Bunsu Darajati dan
telah dikaruniai 3 (tiga) orang anak
Bernama Siti Asyiffa Fadillah Azmi
Kastara dan Muhamad Arkan Alkhalifi
Dinul Haq.
Riwayat Pendidikan Penulis menamatkan Sekolah Dasar
Negeri Koleletwetan 2 Rangkasbitung dan Lulus pada
tahun 1994, kemudian penulis melanjutkan Studi ke
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul Ulum Kolelet
Rangkasbitung dan Lulus pada tahun 1997. Setelah
penulis tamat dari MTs Darul Ulum Kolelet
Rangkasbitung Penulis melanjutkan studi ke Madrasah
Aliyah Negeri 1 Rangkasbitung pada tahun 1997 dan
Lulus pada tahun 2000 kemudian penulis melajutkan
Studi ke Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) SMH
Banten sekarang menjadi UIN Sultan Maulana
Hasanuddin Banten pada Jurusan Sejarah Peradaban
Islam (SPI) dan Lulus pada tahun 2005, pada tahun 2011
kemudian penulis melanjutkan studi pada Program
Pascasarjana UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten
Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Lulus
pada tahun 2015. Sekarang kegiatan utama penulis adalah
sebagai Pegawai pada Universitas Islam Negeri Sultan
Maulana Hasanuddin Banten disamping tugasnya sebagai
tenaga pengajar pada Sekolah Tinggi Pesantren Darunaim
(STPDN) Rangkasbitung dan tenaga Pengajar pada
Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN Sultan Maulana
Hasanuddin Banten.

183
Buku ini merupakan hasil penelitian dalam penyelesaian
studi pada program studi Magister Pendidikan Agama
Islam pada Universitas Islam Negeri Sultan Maulana
Hasanuddin Banten. Uraian buku ini diawali dengan
mengganalisis permasalahan tentang strategi
pembelajaran guru, gaya belajar dan hasil belajar
Pendidikan Agama Islam. Selanjutnya diuraikan tentang
kosneo strategi pembelajaran, gaya belajar, dan hasil
belajar Pendidikan Agama Islam. Uraian dilanjutkan
dengan metode yang digunakan dalam penelitian.
Penyajian hasil-hasil penelitian dan analisisnya. Dan
diakhiri dengan simpulan penelitian dan rekomendasi-
rekomendasi berdasarkan hasil penelitian.

184

Anda mungkin juga menyukai