Revisi 3
Revisi 3
Metode Penelitian
Diajukan Oleh :
Kelompok D
Anggota Kelompok :
PENDAHULUAN
Bahan pokok atau Sembako adalah sembilan jenis kebutuhan pokok masyarakat yang terdiri
atas berbagai bahan-bahan makanan dan minuman. Menurut keputusan dari Menteri Industri dan
kesembilan bahan pokok itu yaitu beras, gula pasir, minyak goreng dan mentega, daging sapi dan
ayam, sayur-sayuran dan buah-buahan, susu, jagung dan sagu, minyak tanah atau gas elpiji, dan
garam beryodium.
Dari sisi ekonomi permintaan barang-barang sembako bersifat inelastis, yaitu perubahan
harga sembako tidak akan banyak mempengaruhi tingkat permintaan produk oleh konsumen
selama tidak terlalu signifikan. Maka sebagian konsumen akan beralih ke produk serupa sebagai
Ady Mulyono & Zaki Imaduddin (2021) menyatakan bahwa Semua orang mulai dari yang
tingkat ekonominya rendah sampai tinggi pasti membutuhkan sembako untuk memenuhi
kebutuhannya setiap hari. Akan tetapi, tidak semua orang dapat memenuhi kebutuhan sembako
tersebut dikarenakan tidak mencukupinya dari faktor ekonomi. Maka dari itu pemerintah telah
Pangan Non Tunai (BPNT) merupakan salah satu bantuan sosial penting yang diberikan
pemerintah untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga miskin dalam mengakses
sebagian kebutuhan pangannya (Benny Rachman1 & Adang Agustian & Wahyudi, 2018), rumah
tangga miskin tersebut memiliki risiko lebih besar tidak dapat atau sulit mengakses pangan
akibat adanya keterbatasan pendapatan dan faktor-faktor lain dibandingkan rumah tangga tidak
miskin. Program BPNT mulai diimplementasikan sejak tahun 2017 secara bertahap, sebagai
transformasi dari Program Beras untuk Keluarga Sejahtera (Rastra) yang dinilai perlu
disempurnakan (Gustin, 2019; Zainollah & Wahjudi, 2018; Astuti, 2018; Nain, 2018; Junaidi et
al., 2017).
Program pembagian sembako gratis adalah salah satu program penanggulangan kemiskinan
dan perlindungan sosial di bidang pangan yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat berupa
bantuan sembako kepada masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah (rumah tangga miskin dan
rentan miskin). Program tersebut bertujuan untuk memenuhi sebagian kebutuhan bahan pokok
sehingga diharapkan dapat mengurangi beban pengeluaran masyarakat yang tingkat ekonominya
rendah. Program pembagian sembako gratis memang solusi yang baik untuk menanggulangi
kemiskinan (Yayang Fauzi, 2019), akan tetapi pada saat proses pembagian sembako terkadang
terdapat beberapa permasalahan yaitu sembako yang dibagikan tidak tepat sasaran, masih
terdapat masyarakat yang tidak termasuk dalam kategori miskin tetapi meminta jatah sembako
gratis. Sebaliknya masih ada rumah tangga miskin yang lebih membutuhkan belum menerima
sembako gratis (Marwan Ramdhany Edy & RinyHairunnisa & Muhammad Fardan & Ainun
Zahra Adistia, 2023). Masalah lainnya yaitu pelaksanaan pembagian sembako dilakukan secara
masal sehingga penerima sembako harus mengantri sangat panjang dan berdesakan untuk
mendapatkan sembako. Akibatnya banyak yang menjadi korban terjepit dikerumunan, terinjak
injak, bahkan hingga menyebabkan adanya korban jiwa akibat pembagian sembako secara masal
Oleh karena itu untuk menangani masalah tersebut maka dibutuhkan suatu alat yang dapat
memudahkan bagi penerima untuk menerima santunan bahan pokok secara mudah, praktis dan
otomatis. Maka dirancanglah alat berupa Pembagian sambako otomatis menggunakan Conveyor
dan validasi oleh RFID (Radio Frequency Identifation). RFID merupakan suatu metode yang
bisa digunakan untuk menerima dan menyimpan data dengan suatu alat yang bernama RFID tag
atau transponder.(Romi Sepsrizal & Dikpride Despa & Yul Martin, 2021). Salah satu contoh
mengambilnya secara mandiri hanya dengan membawa e-KTP yang telah didaftarkan oleh RT
(Rukun Tetangga) setempat tanpa harus mengantri dan berdesakan. Pembagian sembako ini pasti
tepat sasaran karena hanya e-KTP masyarakat yang kurang mampu saja yang dapat mengakses
alat tersebut. Pada setiap e-KTP tersebut terdapat kode unik yang berbeda tiap kartunya yang
nantinya akan diolah oleh mikrokontroler dan akan dibandingkan datanya dengan data yang
terdaftar di database, sehingga hanya e-KTP yang sudah terdaftar saja yang dapat mengambil
sembako.
literatur dan penelitian terdahulu (prior research) yang masih relevan terhadap masalah yang
menjadi objek penelitian saat ini. Selain itu yang menjadi syarat mutlak bahwa dalam penelitian
ilmiah menolak yang namanya plagiarisme atau mencontek secara utuh hasil karya tulisan orang
penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Meskipun terdapat keterkaitan
pembahasan, penelitian ini masih sangat berbeda dengan penelitian terdahulu. Adapun
Muhammad Fathan Zakiron & Muchammad & Budi Setiyana. Memberikan sumbangan
kepada yang membutuhkan. Namun proses pembagian bantuan ini memakan waktu dan
tenaga yang tidak sedikit sehingga dibutuhkan inovasi untuk mengatasi masalah pembagian ini.
Di sinilah ide untuk membuat ATM beras muncul ATM beras merupakan sebutan untuk
dispenser beras yang dipasangkan dengan sistem otomasi untuk mengeluarkan beras
dengan jumlah yang telah ditentukan. ATM beras yang dirancang kali ini menggunakan
screw conveyor sebagai sistem mekanis utamanya, dimana screw conveyor merupakan salah
satu perangkat penanganan material yang sering digunakan untuk material berbentuk butiran.
Pemindai RFID dibuat dari Arduino uno yang dipasangkan dengan modul RFID PN532. Untuk
mengetahui apakah pemindaian yang dilakukan berhasil atau gagal, dipasangkan modul LCD
16x2 yang akan menampilkan informasi tersebut. Sedangkan untuk mengaktifkan motor
listrik, dipasang modul L298N sebagai saklar dari motor listrik. Setelah dilakukan perhitungan,
didapat bahwa motor listrik yang dibutuhkan adalah motor listrik DC dengan kecepatan 90 rpm,
agar ATM beras dapat mengeluarkan beras sebanyak 1,5 kg dalam waktu 15 detik. Untuk
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk
mengangkat permasahalan tersebut dalam bentuk tugas akhir yang berjudul “PERANCANGAN
Dari uraian diatas, maka dapat dirumuskan masalah pembuatan sistem ini sebagai berikut :
1. Bagaimana cara agar keamanan dan ketertiban di alat pembagian sembako otomatis
2. Bagaimana cara RFID agar bisa membaca otomatis saat mengscan kartu untuk orang yang
sudah terdaftar?
3. Bagaimana sistem dapat mengoperasikan jika kartu tag dapat dikenali dan tidak dikenali?
1.3. Hipotesa
Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, penulis dapat mengambil beberapa hipotesa,
yaitu :
3. Diharapkan Belt Conveyor berjalan dengan baik mengeluarkan sembako saat kartu tag
diterapkan di RFID.
1.4. Batasan Masalah
Banyaknya permasalahan yang timbul dari latar belakang yang telah berhasil penulis
rumuskan diatas maka diperlukan ruang lingkup masalah guna membatasi permasalahan yang
1. Alat ini adalah bentuk dasar atau purwa rupa yang dimana nantinya alat ini bisa
dikembangkan.
2. Penelitian ini bertujuan untuk mempermudah warga untuk mengambil sembako di posko
yang sudah disediakan, alat ini dalam bentuk dasar yang nantinya alat ini masih bisa untuk
dikembangkan lagi.
3. Perancangan dan pembuatan alat ini menggunakan series Arduino Mega 2560.
4. Sensor yang digunakan adalah, sensor RFID , Sensor Ultrasonik, dan Sensor
Laser.
Adapun tujuan yang diinginkan dalam pembuatan alat ini adalah sebagai berikut :
4. Menguji gerak sistem alat sehingga dapat melakukan pembagian otomatis dangan baik tanpa
ada masalah.
Berdasarkan manfaat penelitian diatas, maka ditentukan manfaat penelitian sebagai berikut :
A. Bagi Penulis
1. Manfaat penelitian ini bagi penulis adalah sebagai syarat bagi penulis untuk gelar
2. Untuk dapat mengetahui dan memahami bagaimana sebenarnya sistem membaca saat
3. Selain itu, penelitian ini juga merupakan latihan bagi penulis dalam mengaplikasikan
1. Menambah referensi dalam literatur bagi mahasiswa yang berhubugan dengan sistem
yang dibuat.
2. Menambah jumlah project berbasis Arduino yang dimiliki oleh laboratorium komputer.
3. Hasil akhir penelitian dapat dijadikan pedoman bagi mahasiswa selanjutnya untuk mata
kuliah yang berhubungan dan dapat lebih dikembangkan lagi oleh mahasiswa jurusan
sistem komputer.
C. Bagi Masyarakat
1. Manfaat penelitian ini bagi masyarakat adalah dapat memanfaatkan teknologi sehingga