Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN Tn.

H DENGAN RETENSI URINE di


RUANGAN OK RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA KABUPATEN
ACEH UTARA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Medikal


Bedah Pendidikan Profesi Ners STIKes Bumi Persada
Lhokseumawe

Disusun Oleh:

Nuril Maulidia
NIM. 2214901113

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN TEKNOLOGI DAN
SAINS UNIVERSITAS BUMI PERSADA
LHOKSEUMAWE 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Telah diisetujui dan disahkan oleh pembimbing, Laporan Praktek Stase KMB
Prodi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Kesehatan Teknologi dan Sains
Universitas Bumi Persada Lhokseumawe TA.2023/2024 di RSU Cut Meutia Aceh
Utara.

Telah di Setujui

Dosen Pembimbing CI Ruangan OK

Ns. Setia Budi.,S.Kep.,M.Kep Ns.M.Usman., S.Kep


NIDN. 1301099105 Nip. 197407102007011004
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah ini.

Penulis tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga laporan ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Lhokseumawe, 18 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................


KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang .....................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan .................................................................................................
D. Manfaat ...............................................................................................
BAB II TINJAUN PUSTAKA .....................................................................
A. Pengertian ............................................................................................
B. Etiologi ................................................................................................
C. Tanda Dan Gejala.................................................................................
D. Penatalaksanaan ...................................................................................

BAB IV TINJAUN KASUS ...........................................................................

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................

A. Kesimpulan .........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................


LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Retensi urine adalah suatu keadaan penumpukan urine di kandung
kemih dan tidak mempunyai kemampuan untuk mengosongkannya secara
sempurna. Retensio urine adalah kesulitan miksi karena kegagalan urine
dari fesika urinaria. (Kapita Selekta Kedokteran).
Retensio urine adalah tertahannya urine di dalam kandung kemih,
dapat terjadi secara akut maupun kronis. (Depkes RI Pusdiknakes 1995).
Retensi urine adalah ketidakmampuan untuk mengosongkan isi
kandung kemih sepenuhnya selama proses pengeluaran urine. (Brunner
and Suddarth. (2010). Text Book Of Medical Surgical Nursing 12th
Edition. Hal 1370).
Retensio urin postpartum (RUP) adalah ketidakmampuan untuk
berkemih secara spontan atau adekuat setelah melahirkan. Yip dkk.,
mendefinisikan RUP sebagai: "ketidakmampuan untuk berkemih secara
spontan dalam waktu enam jam setelah persalinan pervaginam atau enam
jam setelah pelepasan kateter yang menetap setelah operasi caesar".
Definisi lain mengenai RUP ialah “volume residual pasca
pengosongan vesika urinaria/ post-void residual bladder
volume (PVRBV) >150 ml setelah berkemih spontan, dibuktikan oleh
ultrasound atau kateterisasi

B. Etiologi
Penyebab dari retensi urine antara lain diabetes, pembesaran
kelenjar prostat, kelainan uretra (tumor, infeksi, kalkulus), trauma,
melahirkan atau gangguan persyarafan (stroke, cidera tulang belakang,
multiple sklerosis dan parkinson).

Etiologi Menurut SDKI 2017:

1. Peningkatan tekanan uretra


2. Kerusakan arkus refleks
3. Blok spingter
4. Disfungsi neurologis
5. Efek agen farmakologi

C. Patofisiologi
Patofisiologi penyebab retensi urin dapat dibedakan berdasarkan sumber
penyebabnya antara lain:
1. Gangguan supravesikal adalah gangguan inervasi saraf motorik dan
sensorik. Misalnya DM berat sehingga terjadi neuropati yang
mengakibatkan otot tidak mau berkontraksi.
2. Gangguan vesikal adalah kondisi lokal seperti batu di kandung kemih,
obat antimuskarinik/antikolinergik (tekanan kandung kemih yang
rendah)menyebabkan kelemahan pada otot detrusor.
3. Gangguan infravesikal adalah berupa pembesaran prostat (kanker,
prostatitis), tumor pada leher vesika, fimosis, stenosis meatus uretra, tumor
penis, striktur uretra, trauma uretra, batu uretra, sklerosis leher kandung
kemih (bladder neck sclerosis).

D. Manifestasi Klinis
Pada retensi urin akut di tandai dengan nyeri, sensasi kandung kemih yang
penuh dan distensi kandung keimih yan ringan. Pada retensi kronik
ditandai dengan gejala iritasi kandung kemih (frkuensi, disuria, volume
sedikit) atau tanpa nyeri retensi yang nyata.
Adapun tanda dan gejala dari pnyakit retensi urin ini adalah:
1. Di awali dengan urin mengalir lambat
2. Terjadi poliuria yang makin lama makin parah karena pengosongan
kandung kemih tidak efisien.
3. Terjadi distensi abdomen akibat dilatasi kandung kemih
4. Terasa ada tekanan, kadang trasa nyeri dan kadang ingin BAK
5. Pada retensi berat bisa mencapai 2000-3000 cc.
E. Gambaran Klinis
Retensi urine memberikan gejala gangguan berkemih termasuk
diantaranya kesulitan buang air kecil, pancaran kencing lemah, lambat,
dan terputus- putus, ada rasa tidak puas dan keinginan untuk mengedan
atau memberikan tekanan pada suprapubik saat berkemih. Suatu penelitian
melaporkan bahwa gejala yang paling bermakna dalam
memprediksikan adanya gangguan berkemih adalah pancaran kencing
yang emah, pengosongan kandung kemih yang tidak sempurna, mengedan
saat berkemih, dan nocturia.

F. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan pada retensio urine
adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan specimen urine.
2. Pengambilan: steril, random, midstream
3. Penagmbilan umum: pH, BJ, Kultur, Protein, Glukosa, Hb, Keton dan Nitrit.
4. Sistoskopi (pemeriksaan kandung kemih)
5. IVP (Intravena Pielogram) / Rontgen dengan bahan kontras.

G. Komplikasi
Karena terjadinya retensi urine yang berkepanjangan, maka kemampuan
elastisitas vesica urinaria menurun, dan terjadi peningkatan tekanan intra
vesika yang menyebabkan terjadinya reflux, sehingga penting untuk
dilakukan pemeriksaan USG pada ginjal dan ureter atau dapat juga
dilakukan foto BNO-IVP.
1. Urolitiasis atau nefrolitiasis
2. Pielonefritis
3. Hydronefrosis
4. Pendarahan
5. Ekstravasasi urine
H. Penatalaksanaan
Ketika kandung kemih menjadi sangat menggembung diperlukan
kateterisasi, kateter Foley ditinggal dalam kandung kemih selama 24-48
jam untuk menjaga kandung kemih tetap kosong dan memungkinkan
kandung kemih menemukan kembali tonus normal dan sensasi. Bila
kateter dilepas, pasien harus dapat berkemih secara spontan dalam waktu 4
jam. Setelah berkemih secara spontan kandung kemih harus dikateter
kembali untuk memastikan bahwa residu urine minimal. Bila kandung
kemih mengandung lebih dari 100 ml urine, drainase kandung kemih
dilanjutkan lagi.

I. Diagnosa Keperawatan
1. Retensi urin b.d Peningkatan Tekanan Uretra
2. Nyeri Akut b.d Agen Cidera Fisiologid

J. Intervensi Keperawatan
DX SLKI SIKI Rasional
Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri
b.d Agen tindakan keperawatan (l.08238)
pencedera selama 2 x 8 jam a. Obsevasi Observasi
fisik diharapkan nyeri teratasi 1. Identifikasi lokasi, 1. Mengetahui lokasi, karakteristik,
dengan kriteria hasil : karakteristik, durasi, durasi, frekuensi, kualitas dan
Tingkat nyeri frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
(L.08066) intensitas nyeri 2. Menentukan ringan beratnya nyeri
Indikator A T 2. Identifikasi skala nyeri 3. Mengetahui pengetahuan tentang
Keluhan 2 5 3. Identifikasi nyeri
nyeri pengetahuan dan 4. Mengetahui apakah terapi tersebut
Gelisah 2 5 keyakinan tentang menurunkan nyeri
Kesulitan 1 4 nyeri 5. memonitor apakah ada efek
tidur 4. Monitor tentang samping dari analgesic
Pola tidur 2 5 keberhasilan terapi
komplementer yang Terapeutik
Keterangan : sudah diberikan 1. Untuk meminimalkan rasa nyeri
1 : Meningkat 5. monitor efek samping 2. Untuk mengetahui penyebab nyeri
2 : Cukup Meningkat penggunaan analgetik 3. Mencukupi kebutuhan istirahat
3 : Sedang b. Terapeutik
4 : Cukup Menurun 1. Berikan teknik
5 : Menurun nonfarmakologi untuk
menurangi rasa nyeri
(missal hypnosis,
Keterangan : distraksi relaksasi
1: Memburuk terapi genggam jari
2: Cukup Memburuk 2. kontrol lingkungan
3: Sedang yang memperberat
4: Cukup Membaik rasa nyeri Eduksi
5 : Membaik 3. Fasilitasi Istirahat dan 1. Mengetahui penyebab nyeri dan
tidur pemicu nyeri
c. Edukasi 2. ntuk pengeobatan terapi non
1. Jelaskan penyebab farmakologi
nyeri dan pemicu
nyeri
2. anjurkan
menggunakan
analgesic secara tepat
Retensi Setelah dilakukan Katerisasi Urine (I.04148)
Urine b.d tindakan keperawatan a. Observasi Observasi
Peningkatan selama 3x 24 jam Periksa kondisi pasien 1. Untuk mengetahui kondisi tanda-
Tekanan diharapkan hipertermi (missal : ttv, distensi tanda vital pasien
Uretra teratasi dengan kriteria kandung kemih, refleks Terapeutik
hasil : berkemih) 1. Untuk mempersiapkan
Eliminasi Urine b. Terapeutik Peralatan , bahan-bahan
(L.04034)) 1. Siapkan Peralatan , 2. Mempersiapkan pasien ,
Indikator A T bahan-bahan bebaskan pasien bawah
Distensi 2 5 2. Siapkan pasien , 3. Memakai sarung tangan
kandung bebaskan pasien bawah 4. Aagar daerah perineal atau
kemih 3. Pasang sarung tangan preposium dengan cairan NaCl
Urine 2 5 4.Bersihkan daerah perineal atau aquades bersih
menetes atau preposium dengan 5. Lakukan insersi kateter urine
(dirbbling) cairan NaCl atau aquades 6. Sambungkan kateter dengan
5.Lakukan insersi kateter urine bag
Keterangan : urine 7. Isi balon dengan NaCl
1 : Meningkat 6. Sambungkan kateter 8. Fiksasi selang kateter diatas paha
2 : Cukup Meningkat dengan urine bag
3 : Sedang 7. Isi balon dengan NaCl Edukasi
4 : Cukup Menurun 8.Fiksasi selang kateter 1. Jelaskan tujuan dan
5 : Menurun diatas paha prosedur pemasangan
9. Pastikan kantong urine 2. Anjurkan menarik nafas saat
Keterangan : ditempat yang lebih insersi selang pasien
1: Memburuk rendah
2: Cukup Memburuk 10. Berikan label
3: Sedang waktu pemasangan
4: Cukup Membaik
5 : Membaik c. Edukasi
11. Jelaskan tujuan dan
prosedur
pemasangan
12. Anjurkan menarik
nafas saat insersi
selang pasien
DAFTAR PUSTAKA

Delaune & Ladner. 2002. Fundamental Nursing Standart and practice. Second
Edition. USA: Delmar.
Kirby, R. Et al. 1994. Benign Prostat Hyperplasia. 2nd Edition. Mosby
International.
Purnomo, BB. 2000. Dasar-Dasar Urologi. Jakarta: CV Sagung Seto.
Roehrborn, CG. Et al. 2011. McConell JD, Benign Prostatic Hyperplasia,
Pathopysiologi, Epidemiologi, History In Cambell-Walsh Urology 10th
Edition Philadelpia. Jakarta: Elsavier.
Sjamsudrajat. 2005. Buku Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Sjamsuhidrajat, R. Jong, WD. 2005. Buku Ilmu Ajar Bedah. Jakarta: EGC.
ANALISA DATA
Nama pasien : Tn.H No.RM : 03.91.65
Ruang : OK
DATA PROBLEM ETIOLOGI
DS: Nyeri Akut Agen Cidera Fisiologis
- Pasien mengatakan nyeri P :
nyeri pada saat melakukan
aktivitas
Q : nyeri seperti tertekan
R : nyeri pada perut
S : skala 5
T : nyeri hilang timbul

DO :
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak menahan rasa
nyeri TD :140/90 mmHg
N : 91 x/menit
R : 21 x/menit
S : 36,5°C
Sp02 : 98%

DS: Retensi Urine Peningkatan Tekanan


- Pasien mengatakan susah BAK Uretra
- Pasien mengatakan perut kram
DO:
- Pasien tampak terpasang kateter
Pasien tampak urine nya sedikit
DIAGNOSA & PERENCANAAN KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn.H No.RM : 03.91.65


Ruang : OK
DX SLKI SIKI Rasional
Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri
b.d Agen tindakan keperawatan (l.08238)
pencedera selama 2 x 8 jam a. Obsevasi Observasi
fisik diharapkan nyeri teratasi 1. Identifikasi lokasi, 1. Mengetahui lokasi, karakteristik,
dengan kriteria hasil : karakteristik, durasi, durasi, frekuensi, kualitas dan
Tingkat nyeri frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
(L.08066) intensitas nyeri 2. Menentukan ringan beratnya nyeri
Indikator A T 2. Identifikasi skala nyeri 3. Mengetahui pengetahuan tentang
Keluhan 2 5 3. Identifikasi nyeri
nyeri pengetahuan dan 4. Mengetahui apakah terapi tersebut
Gelisah 2 5 keyakinan tentang nyeri menurunkan nyeri
Kesulitan 1 4 4. Monitor tentang 5. memonitor apakah ada efek
tidur keberhasilan terapi samping dari analgesic
Pola tidur 2 5 komplementer yang
sudah diberikan
Keterangan : 5. monitor efek samping
1 : Meningkat penggunaan analgetik
2 : Cukup Meningkat b. Terapeutik Terapeutik
3 : Sedang 1. Berikan teknik 1. Untuk meminimalkan rasa nyeri
4 : Cukup Menurun nonfarmakologi untuk 2. Untuk mengetahui penyebab nyeri
5 : Menurun menurangi rasa nyeri 3. Mencukupi kebutuhan istirahat
(missal hypnosis,
Keterangan : distraksi relaksasi
1: Memburuk terapi genggam jari
2: Cukup Memburuk 2. kontrol lingkungan
3: Sedang yang memperberat rasa
4: Cukup Membaik nyeri
5 : Membaik 3. Fasilitasi Istirahat dan Eduksi
tidur 1. Mengetahui penyebab nyeri dan
c. Edukasi pemicu nyeri
1. Jelaskan penyebab 2. ntuk pengeobatan terapi non
nyeri dan pemicu nyeri farmakologi
2. anjurkan menggunakan
analgesic secara tepat
Retensi Setelah dilakukan Katerisasi Urine (I.04148)
Urine b.d tindakan keperawatan a. Observasi Observasi
Peningkatan selama 3x 24 jam Periksa kondisi pasien 1. Untuk mengetahui kondisi tanda-
Tekanan diharapkan hipertermi (missal : ttv, distensi tanda vital pasien
Uretra teratasi dengan kriteria kandung kemih, refleks
hasil : berkemih)
Eliminasi Urine b. Terapeutik Terapeutik
(L.04034)) 1. Siapkan Peralatan , 2. Untuk mempersiapkan Peralatan ,
bahan-bahan bahan-bahan
Indikator A T 2. Siapkan pasien , 3. Mempersiapkan pasien , bebaskan
Distensi 2 5 bebaskan pasien bawah pasien bawah
kandung 3. Pasang sarung tangan 4. Memakai sarung tangan
kemih 4. Bersihkan daerah 5. Aagar daerah perineal atau
Urine 2 5 perineal atau preposium preposium dengan cairan NaCl
menetes dengan cairan NaCl atau aquades bersih
(dirbbling) atau aquades 6. Lakukan insersi kateter urine
5. Lakukan insersi kateter 7. Sambungkan kateter dengan urine
Keterangan : urine bag
1 : Meningkat 6. Sambungkan kateter 8. Isi balon dengan NaCl
2 : Cukup Meningkat dengan urine bag 9. Fiksasi selang kateter diatas paha
3 : Sedang 7. Isi balon dengan NaCl
4 : Cukup Menurun 8. Fiksasi selang kateter
5 : Menurun diatas paha
9. Pastikan kantong urine
Keterangan : ditempat yang lebih
1: Memburuk rendah
2: Cukup Memburuk 10. Berikan label waktu
3: Sedang pemasangan
4: Cukup Membaik Edukasi
5 : Membaik c. Edukasi 1. Jelaskan tujuan dan prosedur
11. Jelaskan tujuan dan pemasangan
prosedur pemasangan 2. Anjurkan menarik nafas saat insersi
12. Anjurkan menarik selang pasien
nafas saat insersi selang
pasien
d. Terapi Non
Farmakologi
1. Terapi senam kegel
IMPLEMENTASI

Nama pasien : Tn.H No.RM : 03.91.65


Ruang : OK
No Tindakan / Implementasi Respon TTD&Na
ma
1 - Memonitoring TTV S: Pasien mengatakan lemes
O: keadaan umum baik, kesadaran
compomentis
TD:
TD :140/90 mmHg
N : 91 x/menit
R : 21 x/menit
S : 36,5°C
Sp02 : 98%

- Melakukan pengkajian pasien S: Pasien mengatakn susah BAK


O: pasien tampak terpasang
Kateter

2 Mengkaji TTV, mengkaji faktor S: Pasien mengatakan nyeri


penyebab nyeri serta mengkaji tingkat P : nyeri pada saat
nyeri pada pasien melakukan aktivitas
Q : nyeri seperti tertekan
R : nyeri pada perut
S : skala 5
T : nyeri hilang timbul
O: pasien tampak istirahat di
tempat tidur dan menahan nyeri

1 - Memonitoring TTV S: pasien mengatakan masih


sedikit pusing
O: TTV
TD :140/90 mmHg
N : 91 x/menit
R : 21 x/menit
S : 36,5°C
Sp02 : 98%

- Menanyakan kondisi pasien S: pasien mengatakan sudah


membaik , tidak lemas
O: Kondisi pasien tampak baik ,
pasien tampak makan dengan
lahap
2 - Mengobservasi kedaan umum pasien S: Pasien mengatakan tidak
pusing dan tidak mual
O: Pasien tampak makan dengan
lahap

-Melakukan relaksasi nafas dalam S: Pasien mengatakan sedikit lega


O: Pasien sudah sedikit tenang

S:-
-Memberikan pasien terapi obat oral O : Pasien tampak sedang
meminum obat setelah makan

1 - Memonitoring TTV S: pasien mengatakan masih


sedikit pusing
O: TTV
TD : 130/88 mmHg
N : 90 x/menit
RR: 20 x/menit
S: 36.7 oC

- Menanyakan kondisi pasien S: pasien mengatakan sudah


membaik , tidak mual, tidak lemas
O: Kondisi pasien tampak baik ,
pasien tampak makan dengan
lahap

2 - Mengobservasi kedaan umum pasien S: Pasien mengatakan tidak


pusing dan tidak mual
O: Pasien tampak makan dengan
lahap

-Melakukan relaksasi nafas dalam


S: Pasien mengatakan sedikit lega
O: Pasien sudah sedikit tenang

-Memberikan pasien terapi obat oral S:-


O : Pasien tampak sedang
meminum obat setelah makan
EVALUASI
Nama pasien : Tn.H No.RM : 03.91.65
Ruang : OK

No. Perkembangan (SOAP) TTD&Nama


DP
1 S: Pasien mengatakan susah BAK dan sedang dilakukan bladder training selama
2x24jam
O: pasien tampak terpasang kateter
A: Masalah keperawatan Retensi Urine belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi

2 S: Pasien mengatakan nyeri


P : nyeri pada saat melakukan aktivitas
Q : nyeri seperti tertekan
R : nyeri pada perut
S : skala 5
T : nyeri hilang timbul
O: Pasien tampak memegangi area nyeri
A: Masalah keperawatan Nyeri Akut belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1 S: Pasien mengatakan susah BAK dan dilakukan program Katup selama 4jam
sekali dalam 24jam
O: Pasien tampak dilakukan tindakan katup
A: Masalah Keperawatan Retensi Urine belum teratasi
P: Lanutkan intervensi

2 S: Pasien mengatakan nyeri berkurang


P : nyeri pada saat melakukan aktivitas
Q : nyeri seperti tertekan
R : nyeri pada perut
S : skala 4
T : nyeri hilang timbul
O: pasien tampak bisa beristirahat dan berjalan ke kamar mandiri
A: Masalah keperawatan Nyeri akut belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
2 S: Pasien mengatakan nyeri berkurang
P : nyeri pada saat melakukan aktivitas
Q : nyeri seperti tertekan
R : nyeri pada perut
S : skala 3
T : nyeri hilang timbul
O: Pasien tampak rileks dan bisa jalan-jalan
A: Masalah keperawatan Nyeri Akut belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai