Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA CERPEN “ELEGI ESOK PAGI” :

1. Tema : Kematian
2. Tokoh : Sugeng, Didik, Susi, dan Regina
3. Penokohan :
 Sugeng = penyabar, rendah hati, rajin menabung
 Didik = motivator, penasehat
 Susi = egois, keras kepala
 Regina = selalu memberi solusi, mudah marah
4. Alur : Maju
5. Latar =
 Tempat : Rumah Sugeng, pasar burung, lapangan perlombaan, Tempat praktek dokter
hewan, halaman belakang rumah
 Suasana : Senang, gembira, tegang, khawatir, sedih
 Waktu : Berbulan – bulan berlalu, Keesokan harinya, Sore hari, Satu minggu berlalu
6. Sudut Pandang : Sudut Pandang orang ke-3
7. Amanat : “Berusahalah berikhlas atas kesedihan dimasa lalu, karena masa lalu tinggallah
kenangan dan tugas kita di masa kini hanyalah mengingat, mengenangnya.”

RANCANGAN CERPEN :

1. Permasalahan atau Tema : Kematian


2. Abstrak : Awal mulanya yakni seorang remaja bernama Sugeng menginginkan seekor burung
hantu Buffy Fish Owl, Keinginannya itu dikarenakan master Limbad juga memiliki hewan tersebut.
Setelah berbulan bulan menabung akhirnya ia dapat membeli burung hantu tersebut. Dan ia
memutuskan untuk memberi nama Jack. Jack dilatih oleh Sugeng supaya pintar dan terlatih. Dan
temannya, DIdik memberitahu bahwa di kampung sebelah diselenggarakan lomba balap burung
hantu. Jack mengikuti lomba dan memenangkan lomba tersebut. Namun, keesokan harinya Jack
tampak berlendir dan Sugeng memutuskan untuk membawanya ke dokter hewan. Namun, Tuhan
berkata lain, ia akhirnya mati terbujur kaku di dokter hewan tersebut. Sugeng bersedih hati tetapi
berkat motivasi teman – temannya ia ikhlas akan kepergian Jack.
3. Orientasi : Pagi itu, hari tampak biasa saja. Namun, Lain cerita bagi Sugeng, remaja berusia 18 tahun
yang bersekolah di SMAN 121 Ponorogo. Ia mengidamkan Buffy Fish Owl, seekor burung hantu
dengan bulu emas dan bermata bulat kuning nan lebar. Ketertarikan Sugeng akan hewan ini,
berawal dari Master Limbad, si pesulap tersohor yang juga memiliki burung hantu dengan jenis
sama. Buffy Fish Owl milik Master Limbad selalu bersamanya kemanapun dia pergi. Sugeng berharap
Buffy Fish Owl yang ia miliki nantinya selalu bersamanya juga kemanapun dia pergi.
4. Komplikasi : Hari demi hari Sugeng melatih Jack dengan sungguh – sungguh, mulai dari memberi
makanan yang lebih bergizi, memandikannya 3 hari sekali dengan air hangat, dan juga
memberikannya kuning telur sebagai penambah stamina. Sugeng mendaftarkan Jack dalam lomba
“Owl Run Championship” yang diselenggarakan oleh kampung sebelah. Dan Jack memenangkan
lomba tersebut, Sugeng sangat senang karena usahanya tak sia – sia. Teman – temannya pun ikut
berbahagia.
5. Resolusi : Keesokan harinya, semua tampak berbalik. Kemarin Jack tampak biasa saja, sekarang ia
mengeluarkan lendir yang banyak dan mata bengkak dan juga lemas tergeletak tak berdaya. Sugeng
ikut bersedih melihat kondisi Jack yang seperti itu. Jack sedang kebingungan dan menelepon
temannya untuk menengok kondisi Jack. Sesampainya di rumah Sugeng, Didik bertanya – Tanya
mengapa Jack sakit seperti itu. Dan Regina menyarankan kepada Sugeng untuk membawa Jack ke
dokter hewan didekat kota. Sesampainya disana, Pemeriksaan dilakukan dan ternyata Jack
mengidap penyakit New Castle Disease, Sebuah penyakit yang memang sering terjadi pada spesies
ungags terutama burung hantu. Penyakit ini dimulai dengan berlendir dan berakhir kejang – kejang
dan berujung keematian. Hipotesis dokter benar, Setelah dokter berbicara seperti itu, Jack dengan
tiba – tiba kejang – kejang selama 4 menit. Sugeng juga merasa kasian dan tidak tega melihat Jack.
Setelah 4 menit berlalu, Jack terdiam kaku dan dokter kembali memeriksanya dan ternyata Jack
sudah tiada. Jack pada awalnya sangat bersedih, namun berkat semangat teman temannya Sugeng
sudah mengikhlaskan kepergian Jack.
6. Evaluasi : Tentu Sugeng sangat terkejut karena memang pada hari kemarin Jack sedang sehat –
sehat saja, terbukti dengan ia mampu memenangkan perlombaan. Mental Sugeng seakan down
melihat kondisi Jack yang tiba – tiba memburuk. Memang sangat susah jika berada di posisi Sugeng,
karena kesenanganannya sirna setelah melihat Jack sudah tiada.
7. Koda : Sorenya, pada hari yang sama. Sugeng, Didik, dan Regina sudah bersiap untuk menguburkan
Jack. Dan Setelah penguburan selesai, Sugeng teringat ia pernah menyanyikan lagu Ebiet G. Ade
yang berjudul Elegi Esok Pagi. Lagu ini biasa ia nyanyikan untuk Jack disaat santai, atau sedang
memandikan Jack. Sugeng berterimakasih kepada Temannya, karena temannya telah menemani dia,
mulai dari membeli Jack, mensupport untuk melatihnya, memenangkan perlombaan, dan hingga
penguburan dia. Dan pada sore itu, berakhirlah kisah hidup Jack, si burung hantu Buffy Fish Owl yang
sangat pintar dan mampu memenangkan perlombaan.

Daftar Pertanyaan :

1. Apa ? (Apa itu Buffy Fish Owl ? )


Jawab : Buffy Fish Owl adalah spesies burung hantu berwarna coklat keemasan dan bermata kuning
bulat nan lebar. Burung ini dikenal dengan kepintarannya, Tetapi untuk memelihara burung ini
diperlukan kesabaran karena sifat dasar burung ini adalah liar.
2. Siapa ? (Siapa tokoh yang sangat berpengaruh dalam alur cerita?)
Jawab : Tentunya Sugeng, karena Sugeng merupakan tokoh utama.
3. Kapan ? (Kapan keadaan Jack mulai memburuk dan bahkan memprihatinkan?)
Jawab : Sehari setelah “Owl Run Championship” diadakan.
4. Dimana ? (Dimana Jack diperiksa mengenai keadaannya?)
Jawab : Di dokter hewan didekat alun – alun kota
5. Mengapa ? (Mengapa Sugeng kesedihannya sirna?)
Jawab : Karena sehari setelah Jack memenangkan lomba tersebut, ia mengidap penyakit New Castle
Disease yang menyebabkan ia mati.
6. Bagaimana ? (Bagaimana alur singkat cerpen “Elegi Esok Pagi”?)
Jawab : Dimulai dari Sugeng membeli Jack di pasar hewan, melatihnya, memenangkan perlombaan,
Jack mengidap penyakit New Castle Disease, Jack mati, hingga Penguburan Jack.
Elegi
Esok
Pagi itu, hari tampak biasa saja. Namun, Lain cerita bagi Sugeng, remaja berusia 18 tahun yang
bersekolah di SMAN 121 Ponorogo. Ia sangat bahagia, karena telah lama diidamkannya seekor hewan.
Hewan? Iya, hewan yang sedikit unik, dan belum tentu semua orang menyukai hewan ini. Hewan itu tak
lain dan tak bukan adalah Buffy Fish Owl, burung hantu dengan bulu emas dan bermata bulat kuning nan

Pagi
lebar. Ketertarikan Sugeng akan hewan ini, berawal dari Master Limbad, si pesulap tersohor yang juga
memiliki burung hantu dengan jenis sama. Buffy Fish Owl milik Master Limbad selalu bersamanya
kemanapun dia pergi. Sugeng ingin sekali membeli Buffy Fish Owl ini agar Buffy Fish Owl yang ia miliki
nantinya akan selalu bersama kemanapun ia pergi. “Aku ingin sekali hewan itu, aku tau harga burung itu
tidak murah, maka akan kuputuskan untuk menabung.”, Sugeng berkata.

Bulanpun berlalu, uang yang ia tabung dirasanya sudah cukup. Ia memutuskan untuk membeli
burung hantu yang diidam - idamkan, dan menghitung uang yang telah ia tabung, ternyata tabungannya
mencapai tujuh ratus ribu rupiah. “Horeee, burung itu pasti kumiliki!!!” Sugeng bergembira. Setelah itu,
ia berpikiran mengajak teman – temannya untuk pergi ke Pasar Hewan untuk membeli hewan
idamannya. Sugeng, Didik, Susi, dan Regina adalah teman teman Sugeng yang akan diajak untuk
membeli burung tersebut.

Pagi hari, Sugeng menghubungi teman – temannya. Tak lama kemudian, teman – temannya
berkumpul di rumah Sugeng. Didik bertanya, “Ada apa emangnya? Kok ngajak kita kumpul di sini?”,
“Iyanih, buang buang waktu aja, aku capek tauuu…” Susi menyela. Regina dengan nada sedikit tinggi,
“Kamu ini Susi, jangan bicara gitu, kita kan temannn.. harus saling tolong menolong tauuu!!!” . Sugeng
berusaha menenangkan keadaan, dan akhirnya mereka semua tenang dan pergi bersama ke pasar
hewan.

Sesampainya di pasar hewan, terdapat berbagai spesies kucing, burung, dan mamalia lainnya. Regina
berkata, “Ih,, coba kalian liat kucing itu,, lucu bangetttt!! Warnanya lohhh hitam kuning putih…”.”Apanya
yang lucu sih, Reg.. kucing dimana mana mah biasa aja, ga ada lucu lucunya.” Susi berbicara dengan
sinis. “Udah lah kawan, kalian berdua ini selalu saja, kapan sih rukunnya? Sekarang yang kita cari bukan
kucing, tapi burung hantu yang diinginkan Sugeng!”, Didik memberi solusi. Selanjutnya ia mengitari
pasar itu. 30 menit berlalu, namun belum berjumpa dengan penjual hewan yang diinginkannya. Setelah
sekian lama berkeliling, tiba - tiba Didik memukul pundak Sugeng seraya berkata, “Heh Geng, Itu burung
hantu yang kau inginkan kan? Ayo kita kesana, kali aja dijual dengan harga miring..” Sugeng dengan
wajah semangat,”Oh iya Dik, benar itu burung hantu yang aku cari, ayo kita kesana segeraaaaa!!!”. Lalu,
Sugeng bersama ke-3 kawannya pergi ke tempat kecil di pojokan pasar hewan dimana terdapat burung
hantu yang Sugeng idamkan. Sesampainya di sana, Sugeng bertanya kepada penjual burung dengan
antusias, “Permisi Pak, benar ini Buffy Fish Owl kan? Kalo benar dijual? Berapa harganya pak?” Lalu,
penjual itu menjawab “Oh burung ini dik, iya benar ini Buffy Fish Owl. ehmm,, murah kok dik, hanya 800
ribu rupiah saja, murah kan? Hehehe”. Susi berteriak dengan lantangnya tanpa memikirkan
malu,”APA????? 800 ribu rupiah?? burung apaan kok mahal amat ini sihhhhh? Kamu itu geng,, beli
hewan kok yang aneh – aneh.” Didik menutup mulut susi dan berkata di telinganya, “Kamu itu gapunya
malu bener sih,, ini tempat umum, dijaga dong omongannya!!”. “Maaf ya pak, teman saya gabisa jaga
omongan, maaf banget lo pak,”Regina meminta maaf kepada Penjual. Penjual berkata dengan
tersenyum manis, “Gapapa kok dik, udah biasa digituin, lalu, Mas ini benar minat burung ini, kah?
(sambil menunjuk ke arah Sugeng). “Eh, iya pak saya benar minat.. Gaboleh kurang kah pak?”, Sugeng
bertanya kepada si penjual. “Waduh, gimana ya, ngeliat adek, saya kasihan, boleh deh 700 ribu rupiah,
asalkan burung ini kamu rawat dengan baik ya, dan juga saya tidak sempat untuk merawatnya.” Sugeng
dengan semangatnya langsung menjawab, “Baik Pak, saya akan rawat burung ini. Cara merawatnya
bagaimana Pak?”. “Ya mudah saja kok, kamu kasih burung ini makan tikus putih 1 ekor per hari dan juga
kamu mandikan dia dan jemur 1 minggu sekali, jika tidak sibuk atau sedang santai nyanyikan lagu untuk
dia dan sering – sering pegang dia, nanti dia bakalan kenal dan jinak dengan kamu.” Si Penjual
menjelaskan dengan panjang lebar kepada Sugeng. Percakapan pun berlangsung antara si penjual
dengan Sugeng, percakapan berlangsung kurang lebih 15 menit. Dan transaksi pun terjadi, uang yang
telah lama ditabungnya ia berikan kepada si penjual dan ditukar dengan burung hantu Buffy Fish Owl.
Pada hari itu, Sugeng sedang bergembira karena sepulang dari pasar hewan ia membawa hewan yang
lama didambakan.

Keesokan harinya, ia berbunga - bunga karena Buffy Fish Owl yang ia inginkan telah benar – benar
ada didepan matanya. “Hai, selamat datang di kehidupanku.. Ehmm,, aku ingin memberikanmu sebuah
nama, Siapa ya?? Bagaimana kalo Jack? Oke, mulai sekarang aku panggil kau dengan nama Jack.. Hai
Jack!!” “Kwekkkk,,kwekkkkk,,,” Jack Membalas dengan suara khas buffy. Hari demi hari telah dia lewati
bersama Jack, Mulai dari memberi makan, minum, memandikannya, dan tak lupa menyanyikan sebuah
lagu sederhana dari Ebiet G. Ade yang berjudul Elegi Esok Pagi, elegi esok pagi ini merupakan nyanyian
khusus untuk yang tersayang di esok pagi. Dia senang lagu Ebiet G. Ade ini dan selalu dinyanyikan ketika
ia sedang santai untuk hewan kesayangannya, Jack.

Hari demi hari ia lewati bersama jack, dan Sugeng mencoba melatih hewan kesayangannya itu agar
dia semakin pandai. “Jack, ayo aku latih kamu.. mulai dari dasar, akan aku ajari kau naik ke pundakku.”
Sugeng mengajari Jack dengan penuh kesabaran dan ketelatenan. Berkat kesabaran dan ketelatenan
Sugeng, Jack sudah mempunyai skills, mulai dari naik ke pundak, mencari makanan yang sengaja
disembunyikan, terbang dari atap rumah menuju pemiliknya.

Suatu hari, Didik ingin pergi kerumah Sugeng dan sesampainya di sana, terlihat Sugeng sedang asyik
melatih si Jack. “Assalamu’alaikum, Sugeng.. Wah, sedang sibuk nih sama Jack ya. Sedang apa ini?” Didik
berbasa – basi. Sugeng menjawab, “Wa’alaikumsalam, eh Didik, masuk Dik,, nggak ada nih cuma
ngelatih si Jack, semoga aja dia semakin pandai dan terlatih.” Didik akhirnya masuk ke rumah Sugeng
dan disuguhi Lemon Tea dan Rondho Royal. “Dimakan ya Dik, hehe,, di rumah cuma ada ini, Ayo
dimakan”, Sugeng menawari suguhannya kepada Didik. Didik sambil tersenyum dan berkata “ Oalah
Geng, ngapain repot – repot, tenang aja pasti aku habiskan kok!”. Akhirnya Didik duduk di teras rumah
sambil melihat Sugeng yang sedang asyik melatih Jack. Dan tiba – tiba, Didik berkata, “Denger – denger
nih ya Geng, di kampung sebelah lagi diadakan lomba “Owl Run Championship”. Kayanya nih, seperti
balapan burung hantu gitu, kali aja kalau Jack diikutkan lomba dia bisa menang…”. Sugeng dengan wajah
sumringah langsung berkata kepada Didik, “Benarkah Dik?? Kalo iya pasti Jack aku daftarkan dan
semoga aja si Jack akan menang”. Dan Sugeng berbicara kepada Jack, “Jack, aku akan melatihmu lebih
giat, agar kamu menang dalam perlombaan itu.” Jack membalas dengan suara seperti biasanya,
“Kwekkkk,kwekkkkkkk….”. “Oke geng, kalo memang kamu berminat, nanti aku mencari info mengenai
lomba itu, dan akan aku daftarkan Si Jack ya.”, Didik berkata. “Terimakasih Dik, kamu memang teman
terbaikku,” Sugeng memuji Didik. Dan akhirnya Didik pamit untuk pulang, dan selanjutnya ia mencari
info tentang lomba itu dan segera mendaftarkan Jack.

Keesokan harinya, Sugeng sedang berjalan di sekitar rumahnya bersama Jack yang bertengger di
pundaknya. Dan kebetulan, ia bertemu dengan Didik yang sedang berjalan bersama Regina. “Hai geng,
sedang apa nih?”, Sapa Didik dan Regina “Oh, hai.. ini sedang berjalan jalan dengan Jack. Kalian sedang
apa?” Sugeng membalas sapaan mereka. Dan tak lupa Si Jack juga ikut berbicara walapun bahasanya
tidak dimengerti. Didik teringat mengenai Lomba tersebut dan memberitahu Sugeng, “Si Jack sudah aku
daftarkan Geng, nanti itu ada 16 peserta, tiap lomba terdiri dari 4 burung hantu yang diadu kecepatan
dalam jalur balap sekitar 500m. Peraturan selanjutnya bakalan diberitahu wasit lomba tersebut. Oh iya,
Lomba ini diselenggarakan minggu depan yah, Mungkin kamu masih punya waktu 1 minggu untuk
melatih Jack agar dia bisa juara”.

Satu minggu itu waktu yang sedikit, namun demikian ia melatih Jack dengan sungguh – sungguh,
mulai dari memberi makanan yang lebih bergizi, memandikannya 3 hari sekali dengan air hangat, dan
juga malam terakhir tak lupa Jack diberikan kuning telur, madu, dan susu untuk menambah stamina agar
waktu perlombaan stamina Jack tetap prima. Malam terakhir itu Jack sudah benar – benar dalam kondisi
prima, dan siap untuk berlomba di esok hari.

Satu minggu telah berlalu, dan tepat pada hari ini, diadakan lomba “Owl Run Championship”. Dan
Jack mendapat nomor urut 7 dan ikut perlombaan di waktu kedua. Waktu pertama sudah selesai, dan
inilah waktu pertunjukkan Jack di perlombaan. “Jack, berikan seluruh kemampuanmu, hasil latihanmu,
aku yakin kamu pasti bisa Jack..”, pesan Sugeng kepada Jack, dan seperti biasa Jack hanya menjawab,
“Kwekkk,kwekkk”. Perlombaan akan dimulai. Satu - persatu nama peserta dipanggil, dan “JACK”
terdengar di pengeras suara, tanda bahwa Jack dipanggil untuk masuk perlombaan. “Duarrrr” Suara
pistol ditembakkan ke langit tanda dimulainya perlombaan, pada akhirnya Jack berhasil memenangkan
perlombaan. Setiap babak yang ia lewati selalu ia hadapi dengan baik, dan sampailah di babak final,
mempertemukan jawara taun lalu dari kampung penyelenggara melawan Jack. “Jack, inilah finalnya,
inilah tahap akhir dari perjuanganmu selama ini, ayo buktikan padaku kalua kamu bisa!!”, Sugeng
sedang berbicara pada Jack. “Kwekkk,, kwekkk,,kwekkk..”Tak biasanya ia mengeluarkan suara itu 3 kali.
Dan lomba pun berlangsung.. dan akhirnya Jack mampu memenangkan Owl Run Championship
tersebut. “Hurray Jack,,, kamu menang, kamu berhasil”, Sugeng berbangga kepada Jack. Dan
penyerahan hadiah langsung setelah perlombaan selesai. “Selamat Nak, burung hantumu memang
hebat, saya salut pada kamu Nak, ini hadiahnya. Terimakasih sudah berpartisipasi Nak.” Ucap Kepala
Kampung sekaligus menyerahkan hadiahnya kepada Sugeng. “Terimakasih Pak, Saya terima hadiahnya.”
Sahut Sugeng dengan hati gembira. Akhirnya Sugeng membawa pulang Jack beserta hadiah juga. Dan
pada saat perjalanan pulang ia bertemu Regina dan Susi yang kebetulan ingin pergi ke rumah Didik.
“Wahhhhh,, Selamat Jack!!!! Kamu berhasil, dan selamat juga Sugenggg sudah melatih Jack dengan
penuh kesabaran dan ketelatenan.” Ucap Regina kepada Sugeng. Sementara Susi tutup mulut karena
ada rasa syirik dan iri terhadap apa yang telah Sugeng dan Jack dapatkan. Sugeng berkata dengan rasa
sengang, “Terimakasih ya, kalian selalu mensupport aku mulai dari membeli Jack, sampai memenangkan
lomba.” “Sama – sama Sugeng, namanya juga teman. Kita kan harus saling tolong menolong” Tambah
Regina.
Keesokan harinya, semua tampak berbalik. Kemarin Jack tampak biasa saja, sekarang ia
mengeluarkan lendir yang banyak dan mata bengkak dan juga lemas tergeletak tak berdaya. Sugeng
yang melihatnya langsung berkata.”Jack, Jack, Jack, Kamu kenapa? Kemarin kau tampak biasa saja kan?
Kenapa sekarang kau seperti ini, Jack kau kenapa????” Jack yang kondisi seperti itu tidak menjawab
seperti biasanya. Sugeng yang tampak kebingungan menelepon temannya. Didik, Regina langsung
menuju rumahnya, namun lain dengan Susi, ia tak memperdulikan temannya yang kebingungan malah
memilih untuk shopping dengan adiknya. Didik dan Regina tiba di rumah Sugeng dan Didik bertanya
kepada Sugeng apa yang telah terjadi, “Jack kenapa Geng?”, “Kemarin kan dia sehat - sehat aja kan
Geng?” tambah Regina. “Tidak tau, pagi - pagi aku liat dia langsung tergeletak seperti saat ini.” Ujar
Sugeng. “Teman – teman aku butuh saran kalian apa yang harus aku lakukan kepada Jack.” Sugeng
bertanya kepada temannya. “Gini aja, kita kan tidak tau penyebab Jack seperti ini, Jadi bagaimana kalau
kita bawa Jack ke dokter hewan di kota? Dengar dengar di dekat alun alun kota terdapat dokter hewan.”
Regina memberikan solusi.” Sugeng langsung merespon dengan cepat. “Oke deh, bagaimana kalo
sekarang kita berangkat? Aku minta tolong kalian berdua ya.” “Oke Geng, apa gunanya teman kalo tidak
saling tolong menolong.”Regina dan Didik menjawab. Dan akhirnya merekapun sampai di dokter hewan
tersebut.

Sesampainya disana, Sugeng bertanya kepada dokter, “Dok, ini kemarin tidak apa - apa, sekarang kok
jadi begini ya, Dok? Kira – kira ia mengidap penyakit apa Dok?” “Bentar ya, Saya periksa dulu” Ujar
dokter hewan tersebut. “Sepertinya ia mengidap penyakit New Castle Disease penyakit ini diawali
dengan lendir yang banyak, dan selanjutnya ia akan kejang - kejang.” Tambah dokter. Tak berapa lama
setelah dokter berkata itu, Jack langsung kejang - kejang. Rupanya benar apa yang dibicarakan dokter,
Jack sedang mengidap penyakit New Castle Disease. Dan Setelah 4 menit ia kejang – kejang ia diam
terbujur kaku, dan rupanya Jack sudah tiada. “JACK….JACKKKK. KENAPA KAU PERGI? KEMARIN KITA
BERHASIL MENANG PERLOMBAAN, BUKAN????” Teriak Sugeng sambil menitikkan air mata. Didik
berusaha menenangkan Sugeng, “Mungkin itu sudah takdir Tuhan Geng, kamu yang sabar ya.” Dan
setelah 1 jam Sugeng sudah mulai tenang dan ikhlas akan kepergian Jack. Mungkin inilah yang terbaik
baginya, dan sekarang hanyalah kenangan masa lalu yang dapat diingat selalu. “Aku ingin Jack dikubur di
halaman belakang rumahku, aku ingin dia tetap bersamaku walau hanya sebatas bayangan.” Permintaan
Sugeng kepada Didik dan Regina. “Baiklah Geng, nanti sore kita kubur Jack bersama – sama, sudah kamu
jangan bersedih, ikhlaskan Jack, semoga ia tenang disana.” Didik mengabulkan permintaan Sugeng.

Sorenya, pada hari yang sama. Sugeng, Didik, dan Regina sudah bersiap untuk menguburkan Jack.
Dan Setelah penguburan selesai, Sugeng teringat ia pernah menyanyikan lagu Ebiet G. Ade yang berjudul
Elegi Esok Pagi. “Aku biasanya menyanyikan lagu ini kepada Jack ketika aku sedang santai dan juga untuk
menghibur Jack.” Sugeng bercerita kepada Didik dan Regina. “Terimakasih ya teman, kalian sudah
sangat membantu aku, mulai dari membeli Jack, mensupportku untuk melatihnya, hingga menolongku
diakhir hayatnya, aku sangat berterimakasih pada kalian.” Tambah Sugeng. “Sama – sama kawan.” Ujar
Didik dan Regina. Dan berakhirlah kisah hidup Jack, si burung hantu Buffy Fish Owl yang memiliki
kepandaian hingga mampu menjuarai perlombaan.

Elegi Esok Pagi, mungkin itulah tujuan Ebiet G. Ade menciptakan Lagu Ini. Ia ternyata membuat lagu
ini untuk makhluk yang paling dicintai, agar selalu diingat, dan dikenangnya.

Anda mungkin juga menyukai