HARTINI - LK Ruang Kolaborasi - Desain Layanan Bimbingan Dan Konseling
HARTINI - LK Ruang Kolaborasi - Desain Layanan Bimbingan Dan Konseling
Demonstrasi Kontekstual:
Bapak ibu, pada sesi ini diminta untuk menyelesaikan tugas dibawah ini :
• Mencermati dan menganalisis contoh program BK yang disajikan (melalui teks dan video)
• Memberikan komentar/penilaian terhadap contoh program BK yang disajikan
• Praktik membuat desain program dengan tahapan dan struktur program BK yang telah
diajarkan sebelumnya
Anggota Kelompok 3:
1. Yunita Dewi_SMK Negeri 1 Indrala Selatan
2. Eddy Dharmansyah_SMK Negeri 1 Indralaya Selatan
3. Dwi Maryanto_SMK Negeri 1 Indralaya Selatan
4. Hapizol_SMK Negeri 1 Indralaya Selatan
5. Noviani_SMK Negeri 4 Palembang
6. Shela Dwi Anggraini_SMK PGRI Tanjung Raja
7. Hartini_SMK PGRI Tanjung Raja
Jawaban :
1. Mencermati dan menganalisis contoh program BK yang disajikan (melalui teks dan video)
2. Memberikan komentar/penilaian terhadap contoh program BK yang disajikan
3. Praktik membuat desain program dengan tahapan dan struktur program BK yang telah diajarkan
sebelumnya
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasional
Bimbingan dan Konseling (BK) merupakan komponen integral sistem pendidikan pada setiap
satuan pendidikan, yang berupaya memfasilitasi dan memandirikan peserta didik agar mencapai
perkembangan yang utuh dan optimal. Sebagai komponen integral,wilayah bimbingan dan
konseling yang memandirikan secara terpadu bersinergi dengan wilayah layanan administrasi dan
manajemen, serta wilayah kurikulum dan pembelajaran yang mendidik. Pribadi mandiri yang
dimaksud adalah pribadi yang mampu mengendalikan diri dengan baik serta merespon kebutuhan
lingkungan dengan tepat. Peserta didik pada akhirnya diharapkan mampu mencapai kesejahteraan
dalam hidupnya (wellbeing).
Pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling pada setiap jenjang memiliki arah dan tujuan
sesuai tugas perkembangan konseli yang dirumuskan dalam bentuk Capaian Layanan (CL). Dalam
CL terdapat 11 aspek perkembangan yaitu (1) landasan hidup religius, (2) landasan perilaku etis, (3)
kematangan emosi, (4) kematangan intelektual, (5) kesadaran tanggung jawab sosial, (6)
kesadaran gender, (7) pengembangan diri, (8) perilaku kewirausahaan (kemandirian perilaku
ekonomis), (9) wawasan dan kesiapan karier, (10) kematangan hubungan dengan teman sebaya,
dan (11) kesiapan diri untuk menikah dan berkeluarga. Merujuk pada rumusan CL maka tujuan dan
arah layanan Bimbingan dan Konseling di jenjang SMK bertujuan memfasilitasi tercapainya sebelas
aspek perkembangan secara optimal dan utuh.
Sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang
mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk melaksanakan jenis pekerjaan
tertentu. Pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan peserta didik untuk memasuki
lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. Sesuai dengan bentuknya, sekolah
menengah kejuruan menyelenggarakan program-program pendidikan yang disesuaikan dengan
jenis-jenis lapangan kerja (Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990) tentang Pendidikan
Menengah). Lebih jauh SMK bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja terampil yang memiliki
kemampuan sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan persyaratan dunia kerja, serta mampu
mengembangkan potensi diri dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
Dalam konteks era 4.0 ini, layanan Bimbingan dan Konseling tidak hanya mengarah pada
dukungan aspek akademik dan keterampilan teknis (hardskill) namun juga pada penguatan softskill
atau karakter yang harus dimiliki oleh para lulusan SMK. Karakter yang dimaksud adalah sifat-sifat
yang melekat pada pribadi peserta didik yang oleh Kementerian Pendidikan Nasional dan Riset dan
Teknologi (Kemendikbudristek) disebut Profil Pelajar Pancasila, yaitu: (1) beriman, bertakwa kepada
Tuhan YME dan berakhlakmulia, (2) berkebinekaan global (3) bergotong royong (4) kreatif (5)
bernalar kritis dan (6) mandiri serta nilai-nilai karakter budaya kerja. Penguatan karakter peserta
didik melalui layanan Bimbingan dan Konseling ini diharapkan mampu merespon kebutuhan dan
masalah peserta didik agar berkembang optimal. Harapan ini diperkuat dengan Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak yang mengamanatkan koordinasi lintas sektoral
dalam upaya pelindungan anak (yang di dalamnya masuk pula usia remaja). Saat ini anak dan remaja
Indonesia sedang rentan menghadapi problem kesehatan mental. Problem tersebut tentu harus
segera direspon dan ditindaklanjuti oleh sekolah. Pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling di
sekolah memerlukan rancangan program sesuai kebutuhan peserta didik dan tantangan
perkembangan terkini. Karena itu dalam pengembangan program Bimbingan dan Konseling di
sekolah juga perlu memperhatikan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) agar layanan
Bimbingan dan Konseling terutama pada jenjang SMK selaras dengan kualifikasi kompetensi yang
diharapkan. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling menggunakan paradigma perkembangan
individu dan menekankan pada upaya mengembangkan potensi-potensi positif individu. Semua
peserta didik/konseli berhak mendapatkan layanan Bimbingan dan Konseling agar potensinya
berkembang dan teraktualisasi secara positif. Paradigma perkembangan dalam Bimbingan dan
Konseling juga berorientasi pada pencegahan terjadinya hambatan dalam mencapai tugas
perkembangan (preventif) dan pengentasan hambatan pencapaian tugas perkembangan (kuratif)
Layanan Bimbingan dan Konseling di SMK dilaksanakan oleh guru Bimbingan dan
Konseling/konselor dengan mengimplementasikan empat komponen program berupa layanan
dasar, layanan responsif, layanan peminatan, dan perencanaan individual serta dukungan sistem
melalui teknik bimbingan dan konseling dalam upaya membantu peserta didik/konseli mencapai
perkembangan diri yang optimal, mandiri, sukses, sejahtera, dan bahagia dalam kehidupannya.
Kolaborasi dan sinergisitas kerja antara guru Bimbingan dan Konseling/konselor, guru mata
pelajaran, pimpinan sekolah/madrasah, staf administrasi, orang tua, dan pihak lain sangat
diperlukan untuk membantu kelancaran proses dan pengembangan peserta didik/konseli secara
utuh dan optimal dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karier
NO KEBUTUHAN KETERANGAN
F. KOMPONEN PROGRAM
Komponen layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat) program yang mencakup layanan
dasar, layanan peminatan dan perencanaan individual, layanan responsif dan dukungan system
1. Layanan Dasar,
Layanan dasar adalah proses pemberian bantuan kepada semua peserta didik/konseli yang
berkaitan dengan pengembangan keterampilan, pengetahuan, dan sikap dalam bidang pribadi,
sosial, belajar, dan karir yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas-tugas perkembangan mereka.
Layanan tersebut merupakan inti pendekatan perkembangan yang diorganisasikan sekitar
perencanaan dan eksplorasi karir, pengetahuan tentang diri dan orang lain, dan perkembangan
belajar., dan kerjasama dengan orang tua peserta didik. Strategi yang digunakan pada kegiatan
layanan dasar adalah bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, kerjasama dengan guru mata
pelajaran atau wali kelas, dan kerjasama dengan orang tua peserta didik
2. Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual,
Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan proses pemberian bantuan kepada
semua peserta didik/konseli dalam membuat dan mengimplementasika rencana pribadi, sosial,
belajar, dan karir. Tujuan utama layanan ini ialah membantu peserta didik belajar memantau dan
memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri dan mengambil tindakan secara
proaktif terhadap informasi tersebut. Pelayanan peminatan mulai dari penciptaan untuk
menyenangi terhadap mata pelajaran kelompok peminatan dan bidang keahlian/ kejuruan,
memiliki cita-cita pendidikan dan jenis pekerjaan, sinkronisasi antara cita-cita pendidikan dan
jenis pekerjaan dengan mata pelajaran yang cenderung disenangi, dan pada awal semester 6
mampu menetapkan peminatannya. Layanan peminatan dan perencanaan individual pada
jenjang SMK bertujuan menginspirasi motivasi belajar dan aspirasi karir khususnya kemampuan
merencana studi lanjut.
3. Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual,
Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan proses pemberian bantuan kepada
semua peserta didik/konseli dalam membuat dan mengimplementasika rencana pribadi, sosial,
belajar, dan karir. Tujuan utama layanan ini ialah membantu peserta didik belajar memantau dan
memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri dan mengambil tindakan secara
proaktif terhadap informasi tersebut. Pelayanan peminatan mulai dari penciptaan untuk
menyenangi terhadap mata pelajaran kelompok peminatan dan bidang keahlian/ kejuruan,
memiliki cita-cita pendidikan dan jenis pekerjaan, sinkronisasi antara cita-cita pendidikan dan
jenis pekerjaan dengan mata pelajaran yang cenderung disenangi, dan pada awal semester 6
mampu menetapkan peminatannya. Layanan peminatan dan perencanaan individual pada
jenjang SMK bertujuan menginspirasi motivasi belajar dan aspirasi karir khususnya kemampuan
merencana studi lanjut.
4. Layanan Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja,
infrastruktur (misalnya teknologi informasi dan komunikasi), dan pengembangan kemampuan
profesional konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling/konselor secara berkelanjutan, yang
secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik/konseli atau memfasilitasi
kelancaran perkembangan peserta didik/ konseli dan mendukung efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling.Komponen program dukungan sistem bertujuan
mendukung dan meningkatkan kualitas kinerja.
G. BIDANG LAYANAN
1. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat,
serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.
2. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang
sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial
yang lebih luas.
3. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan
sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.
4. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil
keputusan karir
H. ALUR TUJUAN PELAYANAN/ATP (ACTION PLAN)
J. RENCANA EVALUASI
Evaluasi Bimbingan dan Konseling merupakan proses pembuatan pertimbangan secara
sistematis mengenai efisiensi dan efektifitas pencapaian tujuan program Bimbingan dan Konseling
berdasar pada ukuran (standar) tertentu. Aktivitas evaluasi terdiri atas menentukan standar
efisiensi dan keefektifan program Bimbingan dan Konseling, mengumpulkan data dan menganalisis
data pelaksanaan dan hasil program, menginterpretasi melalui membandingkan temuan dengan
standar yang telah direncanakan, membuat simpulan dan rekomendasi.
Tujuan evaluasi Bimbingan dan Konseling adalah untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan
layanan Bimbingan dan Konseling dan mengetahui tingkat ketercapaian tujuan program Bimbingan
dan Konseling yang telah ditetapkan yang hasilnya berupa keputusan apakah suatu program
dilanjutkan, direvisi sebelum dilanjutkan, atau dihentikan. Dalam evaluasi program Bimbingan dan
Konseling terdapat 2 (dua) jenis evaluasi, yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi proses adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan melalui analisis hasil penilaian proses
selama kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling berlangsung. Fokus penilaian adalah
keterlibatan unsur-unsur dalam pelaksanaan kegiatan Bimbingan dan Konseling. Dalam evaluasi ini,
guru Bimbingan dan Konseling atau konselor juga membandingkan keberhasilan pelaksanaan
program dengan standar- standar program yang telah ditetapkan sebelumnya.
Evaluasi hasil adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang
keefektifan layanan Bimbingan dan Konseling dilihat dari hasilnya. Evaluasi hasil pelayanan
Bimbingan dan Konseling ditujukan pada hasil yang dicapai oleh peserta didik/konseli yang
menjalani pelayanan Bimbingan dan Konseling. Pencapaian ini diorientasikan pada tingkat
pengentasan masalah dan perkembanganaspek-aspek kepribadian peserta didik/konseli, oleh
karena itu fokus penilaian dapat diarahkan pada berkembangnya:
1. Pemahaman diri (Understanding), sikap, dan perilaku yang diperoleh berkaitan dengan
materi/topik/masalah yang dibahas.
2. Perasaan positif (Comfortable) sebagai dampak dari proses atau materi/topik/masalahi yang
dibahas.
3. Rencana kegiatan (Action) yang akan dilaksanakan pasca layanan dalam rangka mewujudkan
upaya pengembangan/pengentasan masalah.
K. PELAPORAN
Laporan ini disusun berdasarkan periodisasi kalender akademik, yaitu laporan semesteran dan
tahunan. Tujuan yang diharapkan dari pelaporan pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling ini
secara umum adalah: Memberikan informasi perkembangan kemajuan, dinamika permasalahan dan
keunggulan, serta capaian akhir program Bimbingan dan Konseling kepada seluruh pihak yang
terlibat dan berkepentingan
Menyediakan mekanisme umpan balik bagi pihak yang terlibat dan berkepentingan terhadap
program Bimbingan dan Konseling dalam rangka modifikasi dan pengembangan. Memberikan
jaminan akuntabilitas kepada publik bahwa program Bimbingan dan Konseling yang telah
dilaksanakan dan dievaluasi telah memenuhi prinsip program yang efektif, efisien, dan berkualitas.
L. TINDAK LANJUT
Tindak lanjut dilakukan berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan, yang realisasinya dapat
berupa pengembangan atau perbaikan program. Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, guru
Bimbingan dan Konseling dapat memiliki gambaran mengenai program yang telah dilaksanakan.
Bila hasil evaluasinya menunjukkan program telah dilaksanakan dengan baik, maka dapat dilakukan
pengembangan program, baik secara media, materi yang akan diberikan ataupun teknik pemberian
layanan. Jika hasil evaluasi terdapat hal-hal yang kurang dari program yang telah dilaksanakan
maka tim Bimbingan dan Konseling dapat melakukan perbaikan pada poin/bagian program yang
memiliki penilaian kurang positif.
N. ANGGARAN BIAYA
Anggaran biaya menyesuaikan dengan anggaran sekolah yang dialokasikan untuk kegiatan
bimbingan dan Konseling.Perencanaan sarana dan biaya disusun secara rasional berdasarkan
kebutuhan
Rencana anggaran berisi uraian jenis kegiatan dan rincian besar anggaran yang dibutuhkan.
Jumlah besar anggaran menunjukkan kebutuhan besaran anggaran untuk mendukung
keterlaksanaan program bimbingan dan konseling. Rencana anggaran disusun untuk mendukung
implementasi program secara cermat, rasional dan realistik.
Adapun rencana anggaran kegiatan bimbingan dan konseling pada tahun ini adalah sebagai
berikut :
Secara garis besar rincian anggaran dapat di lihat pada tabel berikut ini