Anda di halaman 1dari 199

SMK N 1 LUBUK SIKAPING

GURU AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA


MODUL AJAR 2
LINGKUP KERJA PADA BIDANG AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA

INFORMASI UMUM

A. IDENTITAS MODUL
 Nama penyusun : Guru Akuntansi dan Keuangan Lembaga
 Institusi : SMK N 1 Lubuk Sikaping
 Tahun 2021
 Jenjang sekolah : SMK
 Kelas X
 Semester : 2/II
 Alokasi Waktu : 18 X 45
 Pertemuan : 6X3 JP

B. KOMPETENSI AWAL
 Pengetahuan : Lingkup Kerja Pada Bidang Akuntansi dan Keuangan Lembaga

C. PROFIL PELAJAR PANCASILA


 Bernalar Keritis
Peserta didik dapat mengenal, menganalisis, menjelaskan secara runtut serta mempraktikkan
penyusunan siklus akuntansi pada perusahaan dagang, pembuatan kartu persediaan barang
dagang, serta pencatatan dalam jurnal khusus.
Peserta didik memiliki kemampuan analisisi yang baik dalam mengenali suatu hal yang
baru, dalam hal ini adalah menganalisis, menjelaskan, dan mempraktikkan siklus akuntansi
pada perusahaan dagang, pembuatan kartu persediaan barang dagang, serta pencatatan
dalam jurnal khusus.
 Gotong Royong
Peserta Didik mampu mengenal, menganalisis, menjelaskan secara runtut serta
mempraktikkan/menyusun siklus akuntansi pada perusahaan dagang, pembuatan kartu
persediaan barang dagang, serta pencatatan dalam jurnal khusus secara berkelompok.
D. SARANA DAN PRASARANA
Sarana
 Alat : Papan tulis, boardmarker, penghapus, laptop/komputer/HP, LCD
 Bahan : Kertas

Prasarana
 Materi : Pertemuan 1 = Siklus Akuntansi Perusahaan dagang, Persediaan barang,
dan jurnal khusus
Pertemuan 2 = Syarat Penyerahan barang dagang, Jurnal Penyesuaian,
Harga Pokok Penjualan, Jurnal penyesuaian dengan
membuka akun Ihtisar Laba Rugi.
Pertemuan 3 = Neraca Lajur perusahaan dagang, Laporan Keuangan
perusahaan dagang , Jurnal Penutup , Jurnal Pembalik

 Sumber bahan ajar:


a. Buku
 Adya Barata.2002. Akuntansi Sektor Publik.Jakarta:Salemba Empat.
 Chanifah, Ummi.LKS Akuntansi Dasar Kelas X. Surakarta: Putra Nugraha.
 Bachtiar, Halimah.2019.” Akuntansi Dasar Buku Pintar”. Cetakan pertama.
Yogyakarta: Deepublish
 Harti, Dwi 2018 “Akuntansi Dasar”. Cetakan ke empat. Jakarta: Erlangga.
 Buku lain yang relevan
 Munawaroh, Umi dkk. 2008 “Konsep Dasar Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Jilid 1. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Departemen Pendidikan Nasional
b. Internet

E. TARGET PESERTA DIDIK


 Peserta didik reguler
 Peserta didik slow learner
 Peserta didik fast learner
F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan pada elemen ini adalah : Discovery Learning

KOMPONEN INTI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Elemen Lingkup Kerja Pada akhir fase E peserta didik mampu memahami tahapan
Pada Bidang Akuntansi proses akuntansi secara menyeluruh pada Perusahaan dagang.
dan keuangan Lembaga Mampu menjelaskan siklus akuntansi perusahaan dagang,
persediaan barang, dan jurnal khusus.

Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat mengidentifikasi jenis perusahaan
dagang Pertemuan

2. Peserta didik dapat menjelaskan persediaan barang dagangan pertama

3. Peserta didik dapat membuat Jurnal khusus perusahaan


dagang.

Pada akhir fase E peserta didik mampu memahami tahapan


proses akuntansi dalam menyusun dan menjelaskan syarat
Penyerahan barang dagang, Jurnal Penyesuaian Harga Pokok
Penjualan, Jurnal penyesuaian dengan membuka akun Ihtisar
Laba Rugi
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menjelaskan akun-akun yang muncul
pada perusahaan dagang
2. Peserta didik mampu memahami syarat penyerahan barang
Syarat pembayaran Pertemuan Kedua
3. Peserta didik mampu membuat Jurnal penyesuaian dengan
membuka akun Harga Pokok Penjualan
4. Peserta didik mampu membuat Jurnal penyesuaian dengan
membuka akun Ihtisar Laba Rugi
Pada akhir fase E peserta didik mampu memahami tahapan
proses akuntansi dalam menyusun Neraca Lajur perusahaan
dagang, Laporan Keuangan perusahaan dagang , Jurnal Penutup
,JurnalPembalik
Tujuan Pembelajaran Pertemuan ketiga
1. Peserta didik mampu Membuat Neraca lajur perusahaan
dagang
2. Peserta didik mampu menyususn Laporan keuangan
perusahaan dagang
3. Peserta didik mampu membuat Jurnal Penutup
4. Peserta didik mampu membuat jurnal Pembalik

B. PEMAHAMAN BERMAKNA
 Seseorang melakukan analisis, mengidentifikasi, membedakan, menjelaskan, dan
mempraktikkan untuk dapat mengenali sesuatu sesuai dengan kegunaan dan fungsinya.
C. PERTANYAAN PEMANTIK
 Bagaimana alur siklus akuntansi pada perusahaan dagang, Jelaskan!
 Salah satu karakteristik perusahaan dagang adalah memiliki persediaan barang dagang,
jelaskan dan sebutkan macam-macam metode pencatatan persediaan barang dagang!
 Dalam perusahaan jasa untuk pencatatan transaksi kita input kedalam jurnal umum, sedangkan
pada perusahaan dagang menggunakan jurnal khusus, mengapa demikian? Jelaskan fungsi
jurnal khusus pada perusahaan dagang!
 Dalam transaksi pada perusahaan dagang kita mengenal istilah syarat penyerahan barang, jika
perusahaan menghendaki pembayaran dilakukan di gudang penjual maka apakah syarat
penyerahan barang yang digunakan oleh perusahaan? Mengapa demikian?
 Pada perusahaan dagang metode fisik atau periodik kenapa perlu dibuat penyesuaian harga
pokok penjualan?
 Pada perusahaan dagang bisanya diakhir kita menyusun jurnal penutup dan pembalik.
Berdasarkan hal tersebut menurut pengetahuan kalian, akun apa sajakah yang memerlukan
jurnal penutup? Dan mengapa pada akhir periode akun-akun tersebut perlu di tutup, jelaskan?!
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 (Pertama)
Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
Kegiatan
Pembelajaran
Pendahuluan  Guru mengucapkan salam pembuka 6 JP
 Guru meminta peserta didik merapikan formasi (6 x @
45 menit
kelas
= 270
 Guru meminta satu peserta didik untuk memimpin menit)
berdoa untuk mengawali pembelajaran
 Guru mengajak peserta didik bersyukur kepada
Tuhan
 Guru menanyakan keadaan peserta didik
 Guru meminta siswa untuk memimpin do’a
 Guru meberikan apersepsi materi siklus akuntansi
pada perusahaan dagang, persediaan barang dagang,
dan jurnal khusus.
 Guru mengaitkan materi siklus akuntansi pada
perusahaan dagang, persediaan barang dagang, dan
jurnal khusus dalam kehidupan sehari-hari
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran materisiklus
akuntansi perusahaan dagang, persediaan barang
dagang, dan jurnal khusus.
 Guru menjelaskan asesmen yang akan dilakukan
untuk materi siklus akuntansi perusahaan dagang,
persediaan barang dagang, dan jurnal khusus.
Inti Kegiatan Pembelajaran Elemen Membaca – Memirsa
 Peserta didik menonton PPT dan video penjelasan
guru terkait siklus akuntansi pada perusahaan
dagang, macam-macam metode pencatatan
persediaan barang dagang, dan penjelasan tentang
macam-macam jurnal dalam jurnal khusus beserta
contoh pengerjaan transaksi dalam jurnal khusus.
 Peserta didik diminta memberi tanggapan terhadap
video yang telah ditonton terkait siklus akuntansi
pada perusahaan dagang, macam-macam metode
pencatatan persediaan barang dagang, dan
penjelasan tentang macam-macam jurnal dalam
jurnal khusus beserta contoh pengerjaan transaksi
dalam jurnal khusus.
 Peserta didik membaca materi terkait siklus
akuntansi pada perusahaan dagang, macam-macam
metode pencatatan persediaan barang dagang, dan
penjelasan tentang macam-macam jurnal dalam
jurnal khusus beserta contoh pengerjaan transaksi
dalam jurnal khusus. Sesuai dengan modul dan
video pembelajaran yang ditayangkan oleh guru.
 Peserta didik mendengarkan penjelasan guruterkait
kegunaan dan contoh penyelesaian kasus siklus
akuntansi pada perusahaan dagang, macam-macam
metode pencatatan persediaan barang dagang, dan
penjelasan tentang macam-macam jurnal dalam
jurnal khusus beserta contoh pengerjaan transaksi
dalam jurnal khusus.
 Peserta didik melengkapi beberapa pertanyaan
yang diberikan oleh guru terkait alur siklus
akuntansi pada perusahaan dagang,macam-macam
metode pencatatan persediaan barang dagang, dan
tentang macam-macam jurnal dalam jurnal khusus
beserta pengerjaan transaksi dalam jurnal khusus.
 Peserta didik bersama-sama membahas hasilnya
dan guru memberikan tanggapan
 Peserta didik membaca materi yang diberikan oleh
guru.
 Peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan
materi yang telah dibaca
 Peserta didik bersama-sama membahas hasilnya dan
guru memberikan tanggapan
Kegiatan Pembelajaran Elemen Menyimak – Berbicara
 Peserta didik diperlihatkan tahapan alur siklus
akuntansi pada perusahaan dagang dan sebuah kasus
soal terkait macam-macam metode pencatatan
persediaan barang dagang, dan soal transaksi
perusahaan dagang untuk di input ke dalam jurnal
khusus.
 Peserta didik dibagi menjadi 4 kelompok, masing-
masing kelompok diminta untuk mengerjakan soal
kasus penghitungan persediaan menggunakan metode
Average, FIFO, dan LIFO, Serta kasus soal transaksi
untuk di jurnal dalam jurnal khusus.
 Peserta didik membentuk kelompok.
 Peserta didik menganalisis dokumen transaksi
perusahaan dagang yang diberikan oleh guru untuk
kemudian di catat dalam kartu persediaan dan jurnal
khusus.
 Peserta didik bersama guru membahas hasil
pengelompokkan tersebut.

Kegiatan Pembelajaran Elemen


Mengkomunikasikan –
Mempresentasikan
 Peserta didik menganalisisi kasus soal yang diberikan
guru
 Guru meminta siswa untuk memaparkan/
mempresentasikan hasil pekerjaanya.
 Siswa mempresentasikan hasil pekerjaanya didepan
guru dan peserta didik yang lain.
 Guru membahas hasil pekerjaan siswa dan
memberikan kesimpulan dari hasil pekerjaan tersebut.

Penutup
 Guru memberikan pertanyaan untuk mengetahui
Pemahaman peserta didik terhadap materi siklus akuntansi
perusahaan dagang, persediaan barang dagang dan jurnal
khusus.
 Guru meminta peserta didik melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan
 Guru memberikan feedback
 Guru meberikan penugasan untuk pertemuan berikutnya
terkait Syarat penyerahan barang dagang, Jurnal
penyesuaian HPP, dan jurnal penyesuaian dengan
membuat akun ikhtisar laba-rugi.
 Guru menjelaskan yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya terkait syarat penyerahan barang dagang,
Jurnal penyesuaian HPP, dan jurnal penyesuaian dengan
membuat akun ikhtisar laba-rugi.
 Guru meminta satu peserta didik untuk memimpin
berdoa untuk menutup pembelajaran
 Guru mengucapkan salam penutup

E. ASESMEN
 Asesmen sebelum pembelajaran (diagnostik)
Rancangan Asesmen Diagnostik
Jenjang/ Kelas X
Capaian Elemen Lingkup Kerja Pada Bidang Akuntansi dan Keuangan
Pembelajaran Lembaga
Pada akhir fase E peserta didik mampu memahami tahapan proses
akuntansi secara menyeluruh pada Perusahaan dagang. Mampu
menjelaskan siklus akuntansi dagang, menjelaskan persediaan barang
dagang, dan jurnal khusus

Tujuan  Peserta didik dapat menganalisis alur siklus akuntansi, pada


Pembelajaran
perusahaan dagang, pengertian, dan macam-macam metode
pencatatan barang dagang, serta jenis jurnal khusus
 Peserta didik dapat memahami alur siklus akuntansi pada
perusahaan dagang, pencatatan persediaan barang dagang, serta
perbedaa keguanaan dari macam jurnal khusus
 Peserta didik dapat menjelaskan dan menggolongkan bukti
transksi pada perusahaan dagang untuk kemudian dicatat dalam
jurnal khusus dan kartu persediaan

Informasi apa yang ingin digali ? Pertanyaan kunci yang ingin ditanyakan

Kesejahteraan psikologis dan sosial 1. Apa yang sedang kamu rasakan saat ini?
emosi 2. Bagaimana perasaanmu saat di rumah?
Sisiwa
Aktivitas siswa selama belajar di rumah 1. Apa saja kegiatanmu selama
belajar dirumah?
Kondisi keluarga dan pergaaulan siswa 1. Bagaimana keadaan keluargamu ?
2. Bgaimana hubunganmu dengan teman-
temanmu ?
Gaya belajar, karakter, serta minat siswa 1. Cara belajar bagaimana yang membuat kamu
paham dalam mempelajari sesuatu; apakah
dengan mendengarkan saja, atau dengan
melihat saja, atau dengan mendengar dan
melihat, atau dengan mengerjakan sesuatu ?
(pilih salah satu)
2. Apakah kamu seorang yang suka hal-hal yang
gembira, keadaaan yang damai, kondisi yang
rapi, atau mengatur orang lain ? (pilih salah
satu)
3. Apa yang kamu suka lakukan di waktu luang
dan apa harapanmu di masa depan
?

a. Asesmen Non-Kognitif
Langkah-langkah apa saja yang ingin Alat bantu apa yang dibutuhkan ?
dilakukan ?
1. memastikan pertanyaan jelas dan - Kertas
mudah dipahami - Laptop/komputer
2. Menyertakan acuan atau stimulus - Printer
informasi yang dapat membantu
siswa menemukan jawabannya
3. Memberikan waktu berpikir pada
siswa sebelum menjawab pertanyaan

b. Asesmen kognitif
Waktu asesmen Setelah akhir Durasi asesmen 10 menit
pembelajaran satu
Kompetensi

Identifikasi Pertanyaan Kemungkinanjawaban Skor Renca


materi yang (katagori) na
akan diujikan tindak
Lanjut
Alur siklus Jelaskan alur siklus A. Alur siklus akuntansi Skor : Pembelaja
akuntansi pada akuntansi pada pada perusahaan 11 – 15 randapat
perusahaan perusahaan dagang! dagang dimulai dari: Katagori dilanjutka
analisis A
dagang n pada KD
dokumentransaksi, (paham)
pembuatan jurnal berikutnya
khusus dan umum, Skor :
rekapitulasi, posting 6 – 10
buku besar, laporan Katagori
Memberik
HPP,neraca saldo, B
(paham an
jurnal penyesuaian,
neraca saldo setelah (sebagian) pembelaja
penyesuaian, neraca ran
lajur, laporan Skor : remedial
keuangan, jurnal 1-5
penutup, neraca saldo Katagori
setelah penutup, jurnal C
pembalik. (tidak
B. Alur siklus akuntansi paham)
pada perusahaan
dagang dimulai dari:
analisis
dokumentransaksi,
pembuatan jurnal
khusus dan umum,
rekapitulasi, posting
buku besar, laporan
HPP,neraca saldo,
jurnal penyesuaian,
neraca saldo setelah
penyesuaian, neraca
lajur, laporan
keuangan,
C. Alur siklus akuntansi
pada perusahaan
dagang dimulai dari:
analisis
dokumentransaksi,
pembuatan jurnal
khusus dan umum,
rekapitulasi, posting
buku besar, laporan
HPP,
Memahami Metode pencatatan A. Metode Perpetual
macam- adalah metode
persediaan barang dagang
macam pencatatan dengan
ada yaitu metode mencatat persediaan
metode
barang dagang saat
pencatatan fisik(periodik) dan
terjadi transaksi
persediaan metode perpetual apa penjualan.
barang dagang B. Metode Perpetual
yang dimaksud metode
adalah metode
Perpetual? pencatatan penjualan
persediaan barang
dagang.
C. Metode Perpetual
adalah metode
persediaan barang
dagang dimana
persediaan barang
tidak langsung dicatat
saat adanya transaksi
Menganalisis Pada siklus akuntansi A. Ada 4 yaitu sales
macam-macam perusahaan dagang kita journal, purchase
jurnal khusus journal, cash receipt
mengenal jurnal khusus. journal, cash payment
journal.
Ada berapa macamkah B. Ada 5 yaitu sales
penggolongan jurnal journal, purchase
journal, cash receipt
dalam jurnal khusus? journal, cash payment
journal, dan general
journal.
C. Ada 2 yaitu jurnal
umum dan buku besar.
Langkah-langkah apa saja yang Alat bantu apa yang dibutuhkan
akandilakukan
1. Pelaksanaan - Kertas
2. Diagnosis dan Tindak Lanjut - laptop/komputer
- printer
 Asesmen selama proses pembelajaran (formatif)
a. Sikap (Profil Pelajar Pancasila)
Teknik penilaian : Observasi
Instrumen penilaian : Lembar observasi

Lembar Observasi
No. Nama Siswa Sikap yang dinilai Kategori Penilaian
Sudah Mulai Belum
Terlihat Terlihat Terlihat
1. - Peserta didik dapat
mengenal, menganalisis,
menjelaskan secara runtut
dan mempraktikkan
siklus akuntansi pada
perusahaan dagang,
persediaan barang
dagang, dan jurnal
khusus.
2. - Peserta didik memiliki
kemampuan analisisi yang
baik dalam mengenali
suatu hal yang baru, dalam
hal ini adalah menganalisis
dan menjelaskan siklus
akuntansi pada perusahaan
dagang, persediaan barang
dagang, dan jurnal khusus.

b. Performa

Teknik penilaian : Tes teori dan praktik


Instrumen penilaian : Soal dengan instruksi untuk praktik menganalisis transaksi
perusahaan dagang kemudian mencatat ke dalam jurnal khusus dengan menggunakan
metode persediaan barang dagang.
Tugas I: Analisislah soal-soal dibawah ini dan jawablah dengan tepat!
1. Jelaskan siklus akuntansi pada perusahaan dagang!
2. Jelaskan karakteristik dari perusahaan dagang!
3. Sebutkan dan jelaskann metode pencatatan persediaan barang dagang !
4. Sebutkan dan jelaskan macam-macam metode penilaian persediaan barang dagang!
5. Apa kegunaan dari masing-masing jurnal dibawah ini dalam jurnal khusus? :
- Sales Journal
- Purchase journal
- Cash receipt journal
- Cash payment journal
Total skor : 100 dengan rincian masing-masing soal jika dijawab dengan
tepat skor 20.
1. Tugas II: Kerjakan soal transaksi pada perusahaan dagang berikut ini
kedalam jurnal khusus dengan menggunakan metode pencatatan
persediaan barang dagang yaitu perpetual!.

“UD. Lac@”
UD. Lac@ adalah perusahaan dagang yang didirikan oleh Ms. Reica pada tanggal 1 Januari
2022, bergerak dalam bidang jual beli gula pasir merek “My Sugar”. Harga jual perpack adalah Rp
100.000,00 dan harga beli per pack adalah Rp 80.000,00. (1 pack = 10 Kg)
Berikut adalah transaksi yang terjadi pada UD Lac@:

Tanggal Transaksi
Jan 1 Untuk modal awal, Ms. Reica menyetorkan uang tunai sebesar Rp
2022 250.000.000,00, Peralatan Kantor Rp 20.000.000,00 , Peralatan Toko Rp.
10.000.000,00 dan Truk Rp 70.000.000,00
2 Dibayar per kas sewa ruko kepada PT. Panther sebesar Rp 24.000.000,00
untuk satu tahun
3 Dibeli secara tunai dari CV. Dragoon Perlengkapan Kantor Rp 4.000.000,00
dan Perlengkapan Toko Rp 6.000.000,00
4 Dibeli secara tunai barang dagang dari CV. LuckyDay 100 pack gula dengan
harga Rp 8.000.000,00
5 Dibayar Asuransi untuk 1 tahun Rp 1.200.000,00
6 Dibayar beban iklan bulan Januari pada koran Jawa Pos sejumlah Rp
500.000,00
7 Dibeli barang dagang dari CV. LuckyDay 200 pack gula dengan harga faktur
Rp 16.000.000,00 dengan syarat 3/10, n/30
8 Membeli Perlengkapan Kantor secara tunai Rp 1.000.000,00
9 Dikirim kembali barang dagang yang dibeli secara kredit dari CV. LuckyDay
sejumlah 50 pack senilai Rp 4.000.000,00 karena segel rusak
10 Dijual barang dagang 50 pack seharga Rp 5.000.000,00 kepada PT. Jaguar,
dan diterima per kas Rp 5.000.000,00
11 Ms. Reica mengambil uang untuk keperluan pribadi Rp 1.000.000,00
12 Dijual barang dagang pada UD. Mix&Mix sejumlah 100 pack dengan harga
faktur Rp 10.000.000,00 , syarat pembayaran 2/10, n/30
13 Dibayar per kas pembelian barang dagang yang dibeli tanggal 7 Januari 2011
dari CV. LuckyDay
14 Dijual barang dagang 100 pack seharga Rp 10.000.000,00 kepada PT. Zooe,
dan diterima per kas Rp 10.000.000,00
15 Dibayar per kas gaji bagian kantor Rp 4.000.000,00 dan gaji bagian penjualan
Rp 6.000.000,00
17 Dibeli Perlengkapan Toko secara tunai senilai Rp 1.000.000,00
18 Dibeli barang dagang dari CV. LovelyDay 300 pack gula dengan harga faktur
Rp 24.000.000,00 dengan syarat 3/10, n/30
20 Diterima Piutang per kas dari UD. Mix&Mix atas penjualan barang dagang
pada tanggal 12 Januari 2011
23 Dibeli secara tunai barang dagang dari CV. LovelyDay 400 pack gula dengan
harga Rp 32.000.000,00
24 Membayar beban angkut pembelian barang dagang Rp 500.000,00
25 Dijual barang dagang 200 pack seharga Rp 20.000.000,00 kepada PT.
Loucha, dan diterima per kas Rp 20.000.000,00
26 Dibayar per kas pembelian barang dagang yang dibeli tanggal 18 Januari
2011 dari CV. LovelyDay
28 Dijual barang dagang 50 pack seharga Rp 5.000.000,00 kepada PT. Zooe, dan
diterima per kas Rp 5.000.000,00
30 Dibayar beban listrik, air dan telepon Rp 3.000.000,00

F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


 Perencanaan Remidial
- Remedial performa
Peserta didik mengulang tes performa
- Remedial tes tertulis
Guru mengulang materi yang belum dikuasai dan memberikan tes tertulis ulang
 Perencanaan Pengayaan:
Memberikan lembar kerja yang berbeda
G. LAMPIRAN
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK UNTUK PENGAYAAN
NAMA SISWA :
No. Absen :
Kelas :

Petunjuk : Dibawah ini terdapat transaksi perusahaan dagang, buatlah jurnal Khusus dengan
menggunakan metode pencatatan barang dagang perpetual! Kerjakanlah pada lembar kerja yang
telah tersedia di bawah!

“UD. Lac@”
UD. Lac@ adalah perusahaan dagang yang didirikan oleh Ms. Reica pada tanggal 1 Februari 2022,
bergerak dalam bidang jual beli gula pasir merek “My Sugar”. Harga jual perpack adalah Rp 100.000,00 dan
harga beli per pack adalah Rp 80.000,00. (1 pack = 10 Kg)
Berikut adalah transaksi yang terjadi pada UD Lac@:

Tanggal Transaksi
Feb 2022 1 Membeli Peralatan Toko secara Tunai Rp 5.000.000,00

3 Membayar beban iklan bulan Februari pada koran Jawa Pos sejumlah
Rp500.000,00
4 Dijual barang dagang pada UD. Fast&Fast sejumlah 200 pack dengan
hargafaktur Rp 20.000.000,00 , syarat pembayaran 2/10, n/30
7 Dibeli Perlengkapan Kantor Rp 1.000.000 secara tunai
9 Dibeli barang dagang dari CV. LovelyDay 400 pack gula dengan harga
fakturRp 32.000.000,00 dengan syarat 3/10, n/30
10 Dijual barang dagang 200 pack seharga Rp 20.000.000,00 kepada PT.
Zooe,dan diterima per kas Rp 20.000.000,00
11 Diterima kembali barang dagang dari PT. Zooe sejumlah 50 pack senilai
Rp5.000.000,00 karena mutu barang kurang baik
13 Dibayar per kas pembelian barang dagang yang dibeli tanggal 9
Februari2011 dari CV. LovelyDay
14 Membayar reparasi peralatan kantor Rp 1.000.000,00
15 Dibayar per kas gaji bagian kantor Rp 5.000.000,00 dan gaji bagian
penjualanRp 7.000.000,00
17 Diterima Piutang per kas dari UD. Fast&Fast atas penjualan barang
dagangpada tanggal 4 Februari 2011
18 Dijual barang dagang pada UD.Mix&Mix sejumlah 100 pack dengan harga
faktur Rp 10.000.000,00 , syarat pembayaran 2/10, n/30
19 Membayar beban angkut penjualan barang dagang Rp 500.000,00
20 Membayar sumbangan bencana alam Rp 2.500.000,00
22 Diterima kembali barang dagang dari UD. Mix & Mix sejumlah 50
packsenilai Rp 5.000.000,00 karena mutu barang kurang baik
23 Dibeli secara tunai barang dagang dari CV. LuckyDay 100 pack gula
denganharga Rp 8.000.000,00
24 Dijual barang dagang 100 pack seharga Rp 10.000.000,00 kepada PT.
Loucha, dan diterima per kas Rp 10.000.000,00
25 Membayar beban angkut penjualan barang dagang Rp 500.000,00
26 Diterima Piutang per kas dari UD. Mix&Mix atas penjualan barang
dagangpada tanggal 18 Februari 2011
27 Dibeli Perlengkapan Toko Rp 2.000.000
28 Dibayar beban listrik, air dan telepon Rp 2.000.000,00
PT. UD LAC@
JURNAL PENJUALAN
PERIODE FEBRUARI 2022
DEBIT KREDIT
DATE INV. NO DESCRIPTION Account Deposit Cost Of Merchandise
Sales VAT-OUT
Receivable Paid Goods Sold Inv.

REKAPITULASI
DEBIT KREDIT
NO. AKUN TOTAL NO. AKUN TOTAL
UD LAC@
JURNAL PENERIMAAN KAS
PERIODE FEBRUARI 2022

DEBIT KREDIT
DATE INV.NO DESCRIPTION Sales SERBA SERBI Account SERBA-SERBI
Cash In
Bank no.
Discount Account Acc Total Receivable Account No. Acc Total

REKAPITULASI
DEBIT KREDIT
NO. AKUN TOTAL NO AKUN TOTAL
UD LAC @
JURNAL PEMBELIAN
PERIODE FEBRUARI 2022

DEBIT KREDIT
DATE INV. NO. DESCRIPTION
Merchandise Inv. VAT IN Account Payable Deposit Paid

REKAPITULASI
DEBIT KREDIT
NO. AKUN JUMLAH NO. AKUN JUMLAH
UD LAC @
JURNAL PENGELUARAN KAS
PERIODE FEBRUARI 2022

DEBIT KREDIT
DATE INV.NO DESCRIPTION Account SERBA SERBI Cost Of SERBA SERBI
No. Goods Cash in Bank
No. Acc
Payable Account Acc Total sold Account Total

REKAPITULASI
DEBIT KREDIT
NO. AKUN Total NO AKUN Total
KARTU PERSEDIAAAN
NOMOR ITEM :

NO MASUK KELUAR SALDO


TANGGAL KETERANGAN
BUKTI UNIT HARGA SATUAN JUMLAH UNIT HARGA SATUAN JUMLAH UNIT HARGA SATUAN JUMLAH
MATERI
PRAKTIKUM AKUNTANSI DASAR
KELAS X SEMESTER-2

PELAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN


DAGANG-PENDEKATAN SIKLUS
AKUNTANSI

SOHIDIN, SE.,M.Si.,Ak,CA

KERJASAMA
SMK DIPONEGORO JUWANA PATI
DENGAN
LEMBAGA PENGEMBANGAN ADMINISTRASI BISNIS, AKUNTANSI
DAN PERPAJAKAN (LPA mitrabijak Surakarta)
Griya Tiara Ardi Jl.Mawar 4 No.1 Purbayan Sukoharjo-Surakarta
Jl. Halilintar 102 Kentingan Jebres Surakarta,
Telp: 0271-722283, 081329002207,
email: lpamitrabijaksolo72@gmail.com
www.sohid-mitrabijak.blogspot.com
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas limpahan rahmat, taufik
dan hidayah-NYA lah, penulis dapat menyelesaikan bahan ajar yang berupa buku ini dengan
kondisi sehat-walafiat.

Modul ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi kewajiban sekolah pasca perolehan
dana COE dari Direktorat Pendidikan Vokasi. Sebagai salah satu wujud kelengkapan sarana
dan prasarana belajar, maka dibuatlah bahan ajar ini setelah pihak sekolah melakukan
bekerjasama dengan pihak industry. Buku ini disusun dengan memperhatikan perkembangan
praktik akuntansi di industri, oleh karena itu dapat menjamin output hasil pembelajaran
menjadi lebih dapat memiliki kompetensi industry.

Buku praktikum akuntansi dasar berbasis SIKLUS AKUNTANSI SEDERHANA ini disusun
dengan menggambarkan bagaimana perkembangan praktik akuntansi di industri. Materi yang
disajikan dalam buku ini mengikuti pola dan perkembangan praktik akuntansi di industri
dengan harapan bisa membuat siswa tidak saja kompeten namun lebih dari itu memiliki
kemampuan atau kapabilitas akuntansi dan keuangan yang memadahi agar dapat diterima
industri nantinya.

Pemahaman akuntansi secara menyeluruh diawali dari siklus akuntansi yang


mempraktikan kegiatan akuntansi berdasarkan tahapan-tahapannya. Mudah-mudahan buku
ini bermanfaat bagi perkembangan praktik akuntansi khususnya dalam rangka menanamkan
kebiasaan tertib pembukuan pada industry skala kecil, menengah dan mikro.

Buku ini terdiri dari dua bagian besar, yakni buku informasi umum dan intruksi yang
berisi gambaran tentang perusahaan secara menyeluruh sebagai materi untuk lebih dapat
melihat langsung perusahaan, dan yang kedua buku lembar kerja yang berisi berbagai macam
lembar kerja pada beberapa bagian yang ada di industri.

Buku ini masih jauh dari sempurna, harapan penulis mudah-mudahan dapat digunakan
sebagai materi untuk pembelajaran, sehingga lebih memudahkan bagi pembaca
mengaplikasikan serta mempraktikannya dalam dunia nyata.

Juana-Pati, Desember 2020


Salam hormat

Penulis

Modul UMKM UD Panganian | ii


DAFTAR ISI

JUDUL ......................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................iii
BAGIAN 1 – KASUS UMKM UD PANGANIAN ................................................................. 1
A. INFORMASI PERUSAHAAN ................................................................................................. 1
B. TRANSAKSI PER JANUARI 2020 ....................................................................................... 2
BAGIAN 2 – PENYELESAIAN KASUS ...................................................................... 4
A. JURNAL UMUM ...................................................................................................................... 4
B. NERACA LAJUR ................................................................................................................... 14
C. NERACA 2020 ..................................................................................................................... 15
D. HASIL USAHA 2020 ........................................................................................................... 17

Modul UMKM UD Panganian |


iii
01 KASUS UMKM UD
PANGANIAN
A. INFORMASI PERUSAHAAN
1. Daftar Akun
Berikut Daftar Akun dari UD Panganian. Nomor Akun disesuaikan dengan Sistem
Informasi Akuntansi sebagai Identitas dari Nama Akun berdasarkan Kepala Nomor
Akun. Daftar Akun ini menjadi dasar perumusan yang menentukkan letak setiap
transaksi serta nominalnya.
NOMOR NAMA AKUN
11 Kas
12 Piutang Dagang
13 Persediaan
14 Peralatan
15 Akumulasi Penyusutan
21 Utang dagang
31 Modal Usaha
32 Laba /Rugi Usaha
41 Penjualan
51 Harga Pokok Penjualan
61 Beban Kuli
62 Beban Kontribusi
63 Beban Penyusutan
64 Beban Angkut
2. Neraca Awal Periode
Neraca Awal periode diambil dari Neraca Akhir pada periode sebelumnya. Dalam
laporan Neraca terdapat dua kolom yaitu kolom Aset dan Kewajiban & Modal Sendiri.
Total kedua kolom tersebut harus balance (seimbang). Jika tidak berarti terjadi
kesalahan dari nominal yang diinput, sehingga harus dilakukan CrossCheck atau
pemeriksaan kembali untuk menemukan Total yang seharusnya.
Pada UD Panganian dapat terlihat Total dari Kolom Aset dan Kewajiban & Modal
Sendiri seimbang sebesar Rp10.212.000,00, ini menunjukkan hasil perhitungan dari
Neraca tersebut benar.

Modul UMKM UD Panganian | 1


UD PANGANIAN
NERACA
PER 31 DESEMBER 2019
ASET KEWAJIBAN DAN MODAL SENDIRI
NO URAIAN JUMLAH NO URAIAN JUMLAH

Aset Lancar Utang Lancar


1 Kas 1.000.000,00 5 Utang Dagang 1.220.000,00
2 Piutang Dagang 740.000,00
3 Persediaan 6.472.000,00 Jumlah 1.220.000,00
Jumlah 8.212.000,00

Aset Tetap Modal Sendiri


4 Peralatan 2.000.000,00 6 Modal Usaha 8.500.000,00
7 Laba Usaha 492.000,00
Jumlah 2.000.000,00 Jumlah 8.992.000,00

Total 10.212.000,00 Total 10.212.000,00


Nominal pada kolom jumlah adalah sebagai Saldo Awal periode sesuai masing-masing
akun yang terkait. Sehingga ketika terjadi transaksi yang berkaitan dengan Akun
tersebut, nominal pada saldo awal juga akan dikaitkan dalam perhitungan dari
kegiatan tersebut.

B. TRANSAKSI PER JANUARI 2020


Transaksi terjadi karena adanya kegiatan dalam perusahaan yang mengakibatkan
nominal pada akun berubah. Kegiatan tersebut dapat berupa penambahan/pengurangan
kas, pembayaran biaya/beban, Penjualan/Pembelian, penambahan Modal, dan lainnya.
Dalam UD Panganian, transaksi yang terjadi adalah kegiatan dari usaha Dagang yang
sedang berjalan. Berikut merupakan transaksi – transaksi yang terjadi selama periode
Januari 2020.

Tgl Transaksi

02-Jan Dijual beras C4 tunai


100 kg @ Rp 4.600 = Rp 460.000,00
Harga Pokok Persediaan @Rp 3300

03-Jan Dijual beras mentik wangi kredit


75 kg @ Rp 5.200 = Rp 390.000,00
Harga Pokok Persediaan @Rp 4000

05-Jan Pembayaran piutang beras C4


sebesar Rp 200.000,00

Modul UMKM UD Panganian | 2


07-Jan Dibeli beras C4 kredit
400 kg @ Rp 4.000 = Rp 1.600.000,00
07-Jan Dibayar biaya angkut beras C4
400 kg @ Rp 500 = Rp 200.000,00
09-Jan Dibayar utang pembelian beras bulan
Desember 2019, Rp 220.000,00
10-Jan Pembayaran piutang beras mentik
wangi sebesar Rp 250.000,00
15-Jan Dijual tunai beras mentik wangi
350 kg @ Rp 5.000 = Rp 1.750.000,00
Harga Pokok Persediaan @Rp 3800

20-Jan Dijual beras C4 tunai 1.000 kg


@ Rp 4.600 = Rp 4.600.000,00
Harga Pokok Persediaan @Rp 3200

25-Jan Dibayar utang pembelian beras bulan


Desember 2008 Rp 500.000,00
26-Jan Dijual beras membramo tunai
100 kg @ Rp 4.700 = Rp 470.000,00
Harga Pokok Persediaan @Rp 3500

28-Jan Dibeli beras mentik wangi tunai


50 kg @ Rp 4.400 = Rp 220.000,00
28-Jan Dibayar biaya angkut beras mentik
wangi 50 kg @ Rp 500 = Rp 25.000,00
31-Jan Dibayar biaya kontribusi kios UD
bulan Januari 2008 Rp 500.000,00
31-Jan Beban Penyusutan Inventaris
Rp16.000,00
31-Jan Dibayar biaya kuli angkut
Rp150.000,00

Modul UMKM UD Panganian | 3


02 PENYELESAIAN
KASUS
A. JURNAL UMUM
Jurnal Umum sangat mudah digunakan karena hanya mengandalkan kolom Debit dan
Kredit sebagai input dari nominal transaksi. Biasanya jurnal seperti ini digunakan untuk
usaha-usaha kecil menengah, karena transaksi yang terjadi belum terlalu banyak sehingga
sudah efisien jika hanya menggunakan Jurnal umum.

Dalam UD Panganian pencatatan transaksi dilakukan menggunakan Jurnal Umum.


Sebelum menginput transaksi, terlebih dahulu menganalisis transaksi yang terjadi, berikut
merupakan langkah – langkah dalam menginput transaksi yang terjadi.

1) Transaksi 1

Tgl Transaksi
02-Jan Dijual beras C4 tunai
100 kg @ Rp 4.600 = Rp 460.000,00
Harga Pokok Persediaan @Rp 3300

Penyelesaian :
 Mencatat Pelakuan Akuntansi :
 Isi Nomor Akun dari transaksi tersebut pada kolom No. Akun :
 11 : Kas, Debit = 460.000
 41 : Penjualan, Kredit = 460.000
 51 : Harga Pokok Penjualan, Debit = 330.000
 13 : Persediaan, Kredit = 330.000
 Isikan Bukti Pembukuan BKM 1.
 Hasilnya akan tampak seperti berikut :
No. Perlakuan Akuntansi Bukti
Akun Nama Akun Debit (Rp) Kredit (Rp) Pembukua
11 Kas 460.000 BKM 1
41 Penjualan 460.000
51 Harga Pokok Penjualan 330.000
13 Persediaan 330.000

Modul UMKM UD Panganian | 4


2) Transaksi 2

Tgl Transaksi

03-Jan Dijual beras mentik wangi kredit


75 kg @ Rp 5.200 = Rp 390.000,00
Harga Pokok Persediaan @Rp 4000

Penyelesaian :
 Mencatat Pelakuan Akuntansi :
 Isi Nomor Akun dari transaksi tersebut pada kolom No. Akun :
 12 : Piutang Dagang, Debit = 390.000
 41 : Penjualan, Kredit = 390.000
 51 : Harga Pokok Penjualan, Debit = 300.000
 13 : Persediaan, Kredit = 300.000
 Isikan Bukti Pembukuan BJ 1.
 Hasilnya akan tampak seperti berikut :
No. Perlakuan Akuntansi Bukti
Akun Nama Akun Debit (Rp) Kredit (Rp) Pembukua
12 Piutang Dagang 390.000 BJ 1
41 Penjualan 390.000
51 Harga Pokok Penjualan 300.000
13 Persediaan 300.000

3) Transaksi 3

Tgl Transaksi

05-Jan Pembayaran piutang beras C4


sebesar Rp 200.000,00

Penyelesaian :
 Mencatat Pelakuan Akuntansi :
 Isi Nomor Akun dari transaksi tersebut pada kolom No. Akun :
 11 : Piutang Dagang, Debit = 200.000
 12 : Penjualan, Kredit = 200.000
 Isikan Bukti Pembukuan BKM 2.
 Hasilnya akan tampak seperti berikut :

Modul UMKM UD Panganian | 5


No. Perlakuan Akuntansi Bukti
Akun Nama Akun Debit (Rp) Kredit (Rp) Pembukua
11 Kas 200.000 BKM 2
12 Piutang Dagang 200.000

4) Transaksi 4

Tgl Transaksi

07-Jan Dibeli beras C4 kredit


400 kg @ Rp 4.000 = Rp 1.600.000,00

Penyelesaian :
 Mencatat Pelakuan Akuntansi :
 Isi Nomor Akun dari transaksi tersebut pada kolom No. Akun :
 13 : Persediaan, Debit = 1.600.000
 21 : Utang Dagang, Kredit = 1.600.000
 Isikan Bukti Pembukuan BP 1.
 Hasilnya akan tampak seperti berikut :
No. Perlakuan Akuntansi Bukti
Akun Nama Akun Debit (Rp) Kredit (Rp) Pembukua
13 Persediaan 1.600.000 BP 1
21 Utang dagang 1.600.000

5) Transaksi 5

Tgl Transaksi

07-Jan Dibayar biaya angkut beras C4


400 kg @ Rp 500 = Rp 200.000,00

Penyelesaian :
 Mencatat Pelakuan Akuntansi :
 Isi Nomor Akun dari transaksi tersebut pada kolom No. Akun :
 64 : Beban Angkut, Debit = 200.000
 11 : Kas, Kredit = 200.000
 Isikan Bukti Pembukuan BKK 1.
 Hasilnya akan tampak seperti berikut :

Modul UMKM UD Panganian | 6


No. Perlakuan Akuntansi Bukti
Akun Nama Akun Debit (Rp) Kredit (Rp) Pembukua
64 Beban Angkut 200.000 BKK 1
11 Kas 200.000

6) Transaksi 6

Tgl Transaksi

09-Jan Dibayar utang pembelian beras bulan


Desember 2019, Rp 220.000,00

Penyelesaian :
 Mencatat Pelakuan Akuntansi :
 Isi Nomor Akun dari transaksi tersebut pada kolom No. Akun :
 21 : Beban Angkut, Debit = 220.000
 11 : Kas, Kredit = 220.000
 Isikan Bukti Pembukuan BKK 2.
 Hasilnya akan tampak seperti berikut :
No. Perlakuan Akuntansi Bukti
Akun Nama Akun Debit (Rp) Kredit (Rp) Pembukua
21 Utang dagang 220.000 BKK 2
11 Kas 220.000

7) Transaksi 7

Tgl Transaksi

10-Jan Pembayaran piutang beras mentik


wangi sebesar Rp 250.000,00

Penyelesaian :
 Mencatat Pelakuan Akuntansi :
 Isi Nomor Akun dari transaksi tersebut pada kolom No. Akun :
 11 : Kas, Debit = 250.000
 21 : Piutang Dagang, Kredit = 250.000
 Isikan Bukti Pembukuan BKM 3.
 Hasilnya akan tampak seperti berikut :

Modul UMKM UD Panganian | 7


No. Perlakuan Akuntansi Bukti
Akun Nama Akun Debit (Rp) Kredit (Rp) Pembukua
11 Kas 250.000 BKM 3
12 Piutang Dagang 250.000

8) Transaksi 8

Tgl Transaksi
15-Jan Dijual tunai beras mentik wangi
350 kg @ Rp 5.000 = Rp 1.750.000,00
Harga Pokok Persediaan @Rp 3800

Penyelesaian :
 Mencatat Pelakuan Akuntansi :
 Isi Nomor Akun dari transaksi tersebut pada kolom No. Akun :
 11 : Kas, Debit = 1.750.000
 41 : Penjualan, Kredit = 1.750.000
 51 : Harga Pokok Penjualan, Debit = 1.330.000
 13 : Persediaan, Kredit = 1.330.000
 Isikan Bukti Pembukuan BKM 4.
 Hasilnya akan tampak seperti berikut :
No. Perlakuan Akuntansi Bukti
Akun Nama Akun Debit (Rp) Kredit (Rp) Pembukua
11 Kas 1.750.000 BKM 4
41 Penjualan 1.750.000
51 Harga Pokok Penjualan 1.330.000
13 Persediaan 1.330.000

9) Transaksi 9

Tgl Transaksi
20-Jan Dijual beras C4 tunai 1.000 kg
@ Rp 4.600 = Rp 4.600.000,00
Harga Pokok Persediaan @Rp 3200

Modul UMKM UD Panganian | 8


Penyelesaian :
 Mencatat Pelakuan Akuntansi :
 Isi Nomor Akun dari transaksi tersebut pada kolom No. Akun :
 11 : Kas, Debit = 4.600.000
 41 : Penjualan, Kredit = 4.600.000
 51 : Harga Pokok Penjualan, Debit = 3.200.000
 13 : Persediaan, Kredit = 3.200.000
 Isikan Bukti Pembukuan BKM 5.
 Hasilnya akan tampak seperti berikut :
No. Perlakuan Akuntansi Bukti
Akun Nama Akun Debit (Rp) Kredit (Rp) Pembukua
11 Kas 4.600.000 BKM 5
41 Penjualan 4.600.000
51 Harga Pokok Penjualan 3.200.000
13 Persediaan 3.200.000

10) Transaksi 10

Tgl Transaksi

25-Jan Dibayar utang pembelian beras bulan


Desember 2008 Rp 500.000,00

Penyelesaian :
 Mencatat Pelakuan Akuntansi :
 Isi Nomor Akun dari transaksi tersebut pada kolom No. Akun :
 21 : Utang Dagang, Debit = 500.000
 11 : Kas, Kredit = 500.000
 Isikan Bukti Pembukuan BKK 3.
 Hasilnya akan tampak seperti berikut :
No. Perlakuan Akuntansi Bukti
Akun Nama Akun Debit (Rp) Kredit (Rp) Pembukua
21 Utang dagang 500.000 BKK 3
11 Kas 500.000

Modul UMKM UD Panganian | 9


11) Transaksi 11

Tgl Transaksi
26-Jan Dijual beras membramo tunai
100 kg @ Rp 4.700 = Rp 470.000,00
Harga Pokok Persediaan @Rp 3500

Penyelesaian :
 Mencatat Pelakuan Akuntansi :
 Isi Nomor Akun dari transaksi tersebut pada kolom No. Akun :
 11 : Kas, Debit = 470.000
 41 : Penjualan, Kredit = 470.000
 51 : Harga Pokok Penjualan, Debit = 340.000
 13 : Persediaan Kredit = 340.000
 Isikan Bukti Pembukuan BKM 6.
 Hasilnya akan tampak seperti berikut :
No. Perlakuan Akuntansi Bukti
Akun Nama Akun Debit (Rp) Kredit (Rp) Pembukua
11 Kas 470.000 BKM6
41 Penjualan 470.000
51 Harga Pokok Penjualan 340.000
13 Persediaan 340.000

12) Transaksi 12

Tgl Transaksi
28-Jan Dibeli beras mentik wangi tunai
50 kg @ Rp 4.400 = Rp 220.000,00

Penyelesaian :
 Mencatat Pelakuan Akuntansi :
 Isi Nomor Akun dari transaksi tersebut pada kolom No. Akun :
 13 : Persediaan, Debit = 220.000
 11 : Kas, Kredit = 220.000
 Isikan Bukti Pembukuan BKK 4.
 Hasilnya akan tampak seperti berikut :

Modul UMKM UD Panganian |


10
No. Perlakuan Akuntansi Bukti
Akun Nama Akun Debit (Rp) Kredit (Rp) Pembukua
13 Persediaan 220.000 BKK 4
11 Kas 220.000

13) Transaksi 13

Tgl Transaksi
28-Jan Dibayar biaya angkut beras mentik
wangi 50 kg @ Rp 500 = Rp 25.000,00

Penyelesaian :
 Mencatat Pelakuan Akuntansi :
 Isi Nomor Akun dari transaksi tersebut pada kolom No. Akun :
 64 : Beban Angkut, Debit = 25.000
 11 : Kas, Kredit = 25.000
 Isikan Bukti Pembukuan BKK 5.
 Hasilnya akan tampak seperti berikut :
No. Perlakuan Akuntansi Bukti
Akun Nama Akun Debit (Rp) Kredit (Rp) Pembukua
64 Beban Angkut 25.000 BKK 5
11 Kas 25.000

14) Transaksi 14

Tgl Transaksi
31-Jan Dibayar biaya kontribusi kios UD
bulan Januari 2008 Rp 500.000,00

Penyelesaian :
 Mencatat Pelakuan Akuntansi :
 Isi Nomor Akun dari transaksi tersebut pada kolom No. Akun :
 62 : Beban Kontribusi, Debit = 500.000
 11 : Kas, Kredit = 500.000
 Isikan Bukti Pembukuan BKK 6.
 Hasilnya akan tampak seperti berikut :
No. Perlakuan Akuntansi Bukti
Akun Nama Akun Debit (Rp) Kredit (Rp) Pembukua
62 Beban Kontribusi 500.000 BKK 6
11 Kas 500.000

Modul UMKM UD Panganian |


11
15) Transaksi 15

Tgl Transaksi
31-Jan Beban Penyusutan Inventaris
Rp16.000,00

Penyelesaian :
 Mencatat Pelakuan Akuntansi :
 Isi Nomor Akun dari transaksi tersebut pada kolom No. Akun :
 63 : Beban Penyusutan, Debit = 16.000
 15 : Akumulasi Penyusutan, Kredit = 16.000
 Isikan Bukti Pembukuan BM 1.
 Hasilnya akan tampak seperti berikut :
No. Perlakuan Akuntansi Bukti
Akun Nama Akun Debit (Rp) Kredit (Rp) Pembukua
63 Beban Penyusutan 16.000 BM 1
15 Akumulasi Penyusutan 16.000

16) Transaksi 16

Tgl Transaksi
31-Jan Dibayar biaya kuli angkut
Rp150.000,00

Penyelesaian :
 Mencatat Pelakuan Akuntansi :
 Isi Nomor Akun dari transaksi tersebut pada kolom No. Akun :
 61 : Beban Kuli, Debit = 150.000
 11 : Kas, Kredit = 150.000
 Isikan Bukti Pembukuan BM 1.
 Hasilnya akan tampak seperti berikut :
No. Perlakuan Akuntansi Bukti
Akun Nama Akun Debit (Rp) Kredit (Rp) Pembukua
61 Beban Kuli 150.000 BKK 7
11 Kas 150.000

Setelah selesai, hasilnya akan tampak seperti berikut :

Modul UMKM UD Panganian |


12
UD PANGANIAN
PENCATATAN BUKTI KE DALAM JURNAL
Bulan : Januari 2020
No. Perlakuan Akuntansi Bukti
Tgl Transaksi
Akun Nama Akun Debit (Rp) Kredit (Rp) Pembukua
02-Jan Dijual beras C4 tunai 11 Kas 460.000 BKM 1
100 kg @ Rp 4.600 = Rp 460.000,00 41 Penjualan 460.000
Harga Pokok Persediaan @Rp 3300 51 Harga Pokok Penjualan 330.000
13 Persediaan 330.000

03-Jan Dijual beras mentik wangi kredit 12 Piutang Dagang 390.000 BJ 1


75 kg @ Rp 5.200 = Rp 390.000,00 41 Penjualan 390.000
Harga Pokok Persediaan @Rp 4000 51 Harga Pokok Penjualan 300.000
13 Persediaan 300.000

05-Jan Pembayaran piutang beras C4 11 Kas 200.000 BKM 2


sebesar Rp 200.000,00 12 Piutang Dagang 200.000

07-Jan Dibeli beras C4 kredit 13 Persediaan 1.600.000 BP 1


400 kg @ Rp 4.000 = Rp 1.600.000,00 21 Utang dagang 1.600.000

07-Jan Dibayar biaya angkut beras C4 64 Beban Angkut 200.000 BKK 1


400 kg @ Rp 500 = Rp 200.000,00 11 Kas 200.000

09-Jan Dibayar utang pembelian beras bulan 21 Utang dagang 220.000 BKK 2
Desember 2006, Rp 220.000,00 11 Kas 220.000

10-Jan Pembayaran piutang beras mentik 11 Kas 250.000 BKM 3


wangi sebesar Rp 250.000,00 12 Piutang Dagang 250.000

15-Jan Dijual tunai beras mentik wangi 11 Kas 1.750.000 BKM 4


350 kg @ Rp 5.000 = Rp 1.750.000,00 41 Penjualan 1.750.000
Harga Pokok Persediaan @Rp 3800 51 Harga Pokok Penjualan 1.330.000
13 Persediaan 1.330.000

20-Jan Dijual beras C4 tunai 1.000 kg 11 Kas 4.600.000 BKM 5


@ Rp 4.600 = Rp 4.600.000,00 41 Penjualan 4.600.000
Harga Pokok Persediaan @Rp 3200 51 Harga Pokok Penjualan 3.200.000
13 Persediaan 3.200.000

25-Jan Dibayar utang pembelian beras bulan 21 Utang dagang 500.000 BKK 3
Desember 2008 Rp 500.000,00 11 Kas 500.000

26-Jan Dijual beras membramo tunai 11 Kas 470.000 BKM6


100 kg @ Rp 4.700 = Rp 470.000,00 41 Penjualan 470.000
Harga Pokok Persediaan @Rp 3500 51 Harga Pokok Penjualan 340.000
13 Persediaan 340.000

28-Jan Dibeli beras mentik wangi tunai 13 Persediaan 220.000 BKK 4


50 kg @ Rp 4.400 = Rp 220.000,00 11 Kas 220.000

28-Jan Dibayar biaya angkut beras mentik 64 Beban Angkut 25.000 BKK 5
wangi 50 kg @ Rp 500 = Rp 25.000,00 11 Kas 25.000

31-Jan Dibayar biaya kontribusi kios UD 62 Beban Kontribusi 500.000 BKK 6


bulan Januari 2008 Rp 500.000,00 11 Kas 500.000

31-Jan Beban Penyusutan Inventaris 63 Beban Penyusutan 16.000 BM 1


Rp16.000,00 15 Akumulasi Penyusutan 16.000

31-Jan Dibayar biaya kuli angkut 61 Beban Kuli 150.000 BKK 7


Rp150.000,00 11 Kas 150.000

Modul UMKM UD Panganian |


13
B. NERACA LAJUR

dimasukkan.
secara otomatis masuk ke dalam Sheet Neraca Lajur, sesuai dengan nomor akun yang telah
Jurnal Umum yang telah dilakukan :
digunakan untuk menghitung Laba/Rugi pada periode berjalan. Berikut hasil dari input
Keuangan perusahaan sesuai dengan akun – akun yang terkait. Neraca Lajur juga
- nominal yang terdapat dalam Neraca Lajur akan digunakan untuk membuat Laporan

Setelah Pencatatan transaksi selesai dilakukan, nominal – nominal yang telah diinput
Neraca Lajur dipakai sebagai landasan dalam mengelola Laporan Keuangan. Nominal
NERACA SALDO PERHITUNGAN
NOMOR NERACA SALDO JURNAL UMUM NERACA
AKUN SETELA PENYESUAIAN LABA RUGI
AKUN
DEBIT KREDIT DEBIT KREDIT DEBIT KREDIT DEBIT KREDIT DEBIT KREDIT
11 Kas 1.000.000 7.730.000 1.815.000 6.915.000 6.915.000 -
12 Piutang Dagang 740.000 390.000 450.000 680.000 680.000 -
13 Persediaan 6.472.000 1.820.000 5.500.000 2.792.000 2.792.000 -
14 Peralatan 2.000.000 - - 2.000.000 2.000.000 -
15 Akumulasi Penyusutan - 16.000 16.000 - 16.000
21 Utang dagang 1.220.000 720.000 1.600.000 2.100.000 - 2.100.000
31 Modal Usaha 8.500.000 - - 8.500.000 - 8.500.000
32 Laba /Rugi Usaha 492.000 - - 492.000 - 492.000
41 Penjualan - 7.670.000 7.670.000 - 7.670.000
51 Harga Pokok Penjualan 5.500.000 - 5.500.000 5.500.000 -
61 Beban Kuli 150.000 - 150.000 150.000 -
14
Modul UMKM UD Panganian |

62 Beban Kontribusi 500.000 - 500.000 500.000 -


63 Beban Penyusutan 16.000 - 16.000 16.000 -
64 Beban Angkut 225.000 - 225.000 225.000 -
TOTAL 10.212.000 10.212.000 17.051.000 17.051.000 18.778.000 18.778.000 6.391.000 7.670.000 12.387.000 11.108.000
32 Laba /Rugi Usaha 1.279.000 1.279.000
TOTAL 7.670.000 7.670.000 12.387.000 12.387.000
Dalam penyusunan Neraca Lajur, Neraca Saldo awal di operasikan dengan Jurnal Umum,
kemudian hasilnya berada dalam Neraca Saldo Setelah Penyesuaian. Setelah itu, nominal –
nominal yang ada dalam Neraca Saldo Setelah Penyesuaian dialokasikan sesuai jenis
akunnya. Akun rill akan masuk ke dalam kolom Neraca (Aset, Kewajiban, dan Modal).
Sedangkan akun Nominal akan masuk ke dalam kolom Laba Rugi (Pendapatan dan Beban).
Setelah masing – masing nominal dialokasikan sesuai dengan jenis akunnya, akan
diperoleh Total yang tidak sama. Untuk membuat total tersebut sama, hitung selisih dari
masing – masing kolom kemudian input ke dalam baris Laba /Rugi usaha. Untuk Laba/Rugi
Usaha antara kolom Laba Rugi dan Neraca harus sama, ini mengindikasikan bahwa laba rugi
yang diperoleh sudah benar. Dalam UD Panganian, Laba yang diperoleh sebesar
Rp1.279.000,00. Selanjutnya, gunakan nominal – nominal yang telah diperoleh untuk
menghitung Laporan Keuangan Perusahaan.

C. NERACA 2020

Neraca atau laporan posisi keuangan dipakai sebagai penyeimbang atau untuk
mengetahui Total dari Aktiva (Aset) dan Pasiva (Liabilitas & Ekuitas) apakah memiliki saldo
yang sama (Balance) atau tidak. Laporan Neraca penting dilakukan karena akan menjadi
sumber pengambilan keputusan oleh Manajer untuk tindak lanjut periode berikutnya.

UD PANGANIAN
NERACA
PER 31 DESEMBER 2020

ASET KEWAJIBAN DAN MODAL SENDIRI


NO URAIAN JUMLAH NO URAIAN JUMLAH

Aset Lancar Utang Lancar


1 Kas 6 Utang Dagang
2 Piutang Dagang
3 Persediaan Jumlah -
Jumlah -

Aset Tetap Modal Sendiri


4 Peralatan 7 Modal Usaha
5 Akumulasi Penyusutan 8 Laba Usaha Des 19
Jumlah - 9 Laba Usaha Jan 20
Jumlah -

Total - Total -

Modul UMKM UD Panganian |


15
Langkah untuk mengisi Neraca, adalah dengan menggunakan fungsi referensi dari sheet
Neraca Lajur. Berikut Fungsi – fungsi yang diterapkan pada kolom JUMLAH untuk mengisi
Sheet Neraca 2020:

1. Kas ='NERACA LAJUR'!L9


2. Piutang Dagang ='NERACA LAJUR'!L10
3. Persediaan ='NERACA LAJUR'!L11
4. Peralatan ='NERACA LAJUR'!L12
5. Akumulasi Penyusutan ='NERACA LAJUR'!M13
6. Utang Dagang ='NERACA LAJUR'!M14
7. Modal Usaha ='NERACA LAJUR'!M15
8. Laba Usaha Des 19 ='NERACA LAJUR'!M16
9. Laba Usaha Jan 20 ='NERACA LAJUR'!M24

Hasilnya akan tampak seperti berikut :

UD PANGANIAN
NERACA
PER 31 DESEMBER 2020

ASET KEWAJIBAN DAN MODAL SENDIRI


NO URAIAN JUMLAH NO URAIAN JUMLAH

Aset Lancar Utang Lancar


1 Kas 6.915.000 6 Utang Dagang 2.100.000
2 Piutang Dagang 680.000
3 Persediaan 2.792.000 Jumlah 2.100.000
Jumlah 10.387.000

Aset Tetap Modal Sendiri


4 Peralatan 2.000.000 7 Modal Usaha 8.500.000
5 Akumulasi Penyusutan (16.000) 8 Laba Usaha Des 19 492.000
Jumlah 1.984.000 9 Laba Usaha Jan 20 1.279.000
Jumlah 10.271.000

Total 12.371.000 Total 12.371.000

Hasil pada baris Total dari Aset maupun Kewajiban & Modal Sendiri harus sama. Dalam
UD Panganian hasil yang diperoleh balance sebesar Rp12.371.000,00. Ini menandakan
semua nominal dan akun yang telah diinput benar sehingga tidak perlu dilakukan Cross

Modul UMKM UD Panganian |


16
Check atau pemeriksaan kembali. Namun, jika terjadi kesalahan maka harus dilakukan
pemeriksaan kembali agar hasil yang diperoleh seimbang.

D. HASIL USAHA 2020

Hasil Usaha merupakan perhitungan laba dari kegiatan yang telah dilakukan. Laba
diperoleh berdasarkan Total Penjualan Bersih dikurangi dengan Harga Pokok Penjualan
dan Beban Usaha selama periode. Laporan Laba/Rugi dapat disajikan secara sederhana
namun harus memiliki unsur yang diperlukan dalam penyusunannya.

UD PANGANIAN
PERHITUNGAN HASIL USAHA
PERIODE 31 JANUARI 2020

Penjualan Usaha:

Harga Pokok Penjualan:

Beban Usaha

Beban Kuli
Beban Kontribusi
Beban Penyusutan
Beban Angkut
Rp -
Laba Usaha Rp -

Untuk menghitung Laba Usaha yang diperoleh selama satu periode telah disajikan Sheet
Hasil Usaha 2020. Dalam sheet ini terdapat beberapa keterangan yang harus di input
nominalnya. Nominal tersebut diinput dalam cell yang berwarna di sebelah kanan
keterangan tersebut. Berikut fungsi yang harus diinput ke dalam Sheet tersebut :

 Penjualan Usaha ='NERACA LAJUR'!K17


 Harga Pokok Penjualan ='NERACA LAJUR'!J18
 Beban Kuli ='NERACA LAJUR'!J19
 Beban Kontribusi ='NERACA LAJUR'!J20
 Beban Penyusutan ='NERACA LAJUR'!J21
 Beban Angkut ='NERACA LAJUR'!J22

Setelah semua fungsi selesai di input, hasilnya akan seperti berikut :

Modul UMKM UD Panganian |


17
UD PANGANIAN
PERHITUNGAN HASIL USAHA
PERIODE 31 JANUARI 2020

Penjualan Usaha: Rp 7.670.000,00

Harga Pokok Penjualan: Rp 5.500.000,00

Beban Usaha

Beban Kuli Rp 150.000,00


Beban Kontribusi Rp 500.000,00
Beban Penyusutan Rp 16.000,00
Beban Angkut Rp 225.000,00
Rp 891.000,00
Laba Usaha Rp 1.279.000,00

Setelah semua nominal diinput, maka akan diperoleh Laba sebesar Rp1.279.000,00.
Hasil ini sesuai dengan Laba yang diperoleh pada sheet Neraca Lajur. Kemudian Laba ini
yang akan masuk ke dalam Neraca sebagai Laba Usaha periode Januari 2020.

Modul UMKM UD Panganian |


18
BAB 8

JURNAL KHUSUS

Bab 8. PA -Jurnal Khusus 1


AKTIVITAS PERUSAHAAN
DAGANG
• Transaksi Pembelian
• Transaksi Pengeluaran Kas (Pembayaran)
• Transaksi Penjualan
• Transaksi Penerimaan Kas

Bab 8. PA -Jurnal Khusus 2


Jurnal Khusus (Buku Harian
Khusus)
• Adalah jurnal yang hanya untuk mencatat satu
jenis transaksi saja.
• Jenis Jurnal Khusus:
– Jurnal Khusus Pembelian
– Jurnal Khusus Penerimaan Kas
– Jurnal Khusus Penjualan
– Jurnal Khusus Pengeluaran Kas
Aktivitas perusahaan dagang yang tidak dapat
ditampung dan dicatat pada keempat jurnal khusus
tersebut ditampung dalam Buku Harian Serba-serbi.
Bab 8. PA -Jurnal Khusus 3
Jurnal Khusus Penjualan
• Adalah buku harian yang hanya digunakan
untuk mencatat transaksi penjualan
produk perusahaan secara kredit.
• Bila frekuensi terjadinya penjualan kredit
tinggi, jurnal yang digunakan adalah jurnal
khusus penjualan.
• Transaksi penjualan kredit akan
melibatkan akun piutang usaha di sebelah
debet dan akun penjualan di sisi kredit.
Bab 8. PA -Jurnal Khusus 4
Format Jurnal Khusus Penjualan

Tanggal Keterangan Ref Debet

Piutang Lain-lain

Bab 8. PA -Jurnal Khusus 5


Jurnal Khusus Penerimaan Kas
• Yaitu Buku Harian yang digunakan hanya untuk
mencatat aktivitas penerimaan kas dari berbagai
sumber penerimaan perusahaan.
• Kolom buku harian penerimaan kas, dibagi
menjadi dua kelompok kolom, yaitu kolom debet
dan kolom kredit.
• Dibawah kolom debet terdapat akun kas dan
akun potongan penjualan.
• Dibawah kolom kredit terdapat akun penjualan,
akun piutang, dan lain-lain.

Bab 8. PA -Jurnal Khusus 6


Jurnal Khusus Penerimaan Kas
T Keterangan R Debet Kredit
g e
l f Kas Potongan penjual Piutang Lain-
an lain

Bab 8. PA -Jurnal Khusus 7


Jurnal Khusus Pembelian
• Adalah buku harian yang digunakan hanya
untuk mencatat transaksi pembelian
barang dagangan secara kredit.
• Bila terjadi transaksi pembelian secara
kredit, cukup dimasukkan di bawah kolom
Hutang Usaha sebesar nilai transaksinya.

Bab 8. PA -Jurnal Khusus 8


Jurnal Khusus Pembelian

Tanggal Keterangan Ref Kredit

Hutang Lain-lain

Bab 8. PA -Jurnal Khusus 9


Jurnal Khusus Pengeluaran Kas
• Adalah buku harian yang digunakan khusus
untuk mencatat transaksi pengeluaran kas untuk
berbagai keperluan.
• Buku harian khusus pengeluaran kas dibagi
dalam dua kelompok kolom.
• Dibawah kolom debet terdapat beberapa kolom
akun, yaitu akun hutang, pembelian, beban
operasi dan lain-lain
• Dibawah kolom kredit terdapat akun Potongan
Pembelian dan Kas.

Bab 8. PA -Jurnal Khusus 10


Jurnal khusus Pengeluaran Kas

T Ket Debet Kredit


g
l
Hutang Pembelian Beban Lain-lain Pot.Pemb Kas
Operasi

Bab 8. PA -Jurnal Khusus 11


Buku Harian Serba-Serbi
• Adalah buku harian yang digunakan untuk
mencatat berbagai macam transaksi
perusahaan dagang yang tidak dapat
ditampung di keempat buku harian
khusus.
• Contoh penggunaan Jurnal Khusus lihat di
Word dan Excell

Bab 8. PA -Jurnal Khusus 12


AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

 Karakteristik Perusahaan Dagang

1. Pengertian dan Kegiatan Perusahaan Dagang


Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan usahanya membeli barang
dengan tujuan menjualnya kembali tanpa memprosesnya lebih dulu. Contoh perusahaan
dagang, antara lain distributor, agen tunggal, pengecer, toko swalayan, toko serba ada,
pusat perbelanjaan, atau pusat penjualan barang grosir. Perusahaan dagang dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
● Pedagang Besar (Whole Saler) adalah pedagang yang membeli barang dari pabrik
kemudian menjualnya kepada pedagang kecil.
● Pedagang Kecil (Retailer) adalah pedagang yang membeli barang dari pedagang besar
kemudian menjualnya kepada konsumen.
Kegiatan perusahaan dagang secara umum, yaitu:
a. Pembelian
Kegiatan pembelian dalam perusahaan dagang meliputi pembelian aktiva produktif,
pembelian barang dagangan, serta pembelian barang dan jasa lain dalam rangka kegiatan
usaha. Pembelian dapat dilakukan secara kredit maupun secara tunai. Pembelian yang
dilakukan secara kredit akan menimbulkan utang yang biasanya dicatat dalam akun utang
dagang.
b. Pembayaran
Kegiatan pembelian akan diikuti pembayaran. Waktu tepatnya pembelian harus
dibayar tergantung pada syarat jual beli yang ditetapkan. Selain untuk pembelian barang
dan jasa, pembayaran dapat dilakukan bagi keperluan lain, misalnya mengembalikan
pinjaman atau membagikan laba kepada pemilik.
c. Penjualan
Penjualan dapat dilakukan secara kredit maupun tunai. Apabila penjualan dilakukan
secara kredit, akan menimbulkan piutang yang akan dicatat dalam akun piutang dagang.
Namun, kadang-kadang ketika perusahaan menjual barang dagangan, juga akan menerima
pengembalian barang atau memberi potongan harga. Penerimaan kembali barang yang
telah dijual disebut retur penjualan (sales return), sedangkan pemberian potongan harga
disebut pengurangan harga (sales allowances).
d. Penerimaan Uang
Penjualan akan diikuti oleh penerimaan uang. Penerimaan uang dari hasil penjualan
juga tergantung pada syarat jual beli yang telah disepakati. Selain penerimaan uang dari
penjualan, perusahaan mungkin menerima uang dari sumber-sumber lain, misalnya
setoran modal pemilik, pinjaman dari kreditor, atau yang lainnya.
2. Karakteristik Perusahaan Dagang
Secara umum, karakteristik perusahaan dagang adalah:
● Kegiatan usahanya melakukan pembelian barang untuk dijual kembali tanpa melakukan
proses produksi (mengolah/mengubah bentuk).
● Pendapatan pokoknya diperoleh dari penjualan barang dagang.

● Harga pokok barang yang dijual adalah nilai persediaan awal ditambah pembelian bersih,
namun dikurangi persediaan akhir.
● Laba kotor diperoleh dari penjualan bersih dikurangi harga pokok barang yang dijual.
Jika dihubungkan dengan kegiatannya, karakteristik perusahaan dagang dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Melakukan transaksi pembelian barang dagang, baik secara tunai maupun kredit.
b. Melakukan transaksi penjualan barang dagang, baik secara tunai maupun kredit.
c. Melakukan pembayaran utang usaha yang terjadi akibat adanya berbagai transaksi
dalam aktivitas perusahaan.
d. Menerima pembayaran/pelunasan piutang usaha yang terjadi akibat adanya berbagai
transaksi dalam aktivitas perusahaan.
e. Melakukan penyimpanan barang dagang selama belum dijual dan diserahkan kepada
pembeli.
3. Syarat Pembayaran dan Potongan Rabat
Syarat pembayaran pada perusahaan dagang berkaitan dengan potongan tunai, jangka
waktu pembayaran, dan besarnya potongan yang diberikan. Berikut beberapa syarat
pembayaran yang terjadi dalam perjanjian jual beli secara kredit.
● Syarat n/30, artinya pembayaran dilakukan paling lambat 30 hari setelah terjadi
transaksi jual beli.
● Syarat 2/10, n/30, artinya jika pembayaran dilakukan sebelum 10 hari setelah terjadi
transaksi atau kurang akan mendapat potongan 2%, dan pembayaran faktur paling lambat
30 hari setelah transaksi.
● Syarat 2/10, 1/15, n/10, artinya jika pembayaran dilakukan 10 hari atau kurang akan
mendapatkan potongan 2%. Jika pembayaran dilakukan setelah 10 hari sampai 15 hari,
akan mendapatkan potongan 1%. Pembayaran faktur paling lambat 30 hari setelah
transaksi.
● Syarat EOM (end of month), artinya pembayaran dilakukan paling lambat pada akhir
bulan berjalan.
● n/10 EOM, artinya pembayaran harus dilunasi paling lambat 10 hari setelah akhir bulan
tanpa potongan.
Perusahaan dagang biasanya menerbitkan daftar harga atau katalog yang berisi harga
barang yang dijualnya. Pembeli yang melakukan pembelian dalam jumlah besar akan
mendapatkan potongan khusus dari harga resmi yang tercantum dalam daftar harga.
Potongan semacam ini disebut ‘rabat’, yakni potongan harga atau pengurangan harga yang
disepakati oleh pembeli dan penjual. Rabat diberikan penjual kepada pembeli dengan
tujuan:
a. Untuk menghindarkan biaya pembuatan dan pengedaran katalog karena adanya
perubahan harga. Dengan adanya kebijakan rabat, maka perubahan harga dapat dilakukan
dengan mengubah kebijakan rabat, tanpa harus membuat dan mengedarkan katalog yang
baru.
b. Untuk memberikan pengurangan harga bagi konsumen yang melakukan pembelian
dalam jumlah besar.
c. Untuk memberikan harga yang berbeda bagi golongan konsumen yang berbeda.
Misalnya, perusahaan bisa memberikan harga yang berbeda untuk pengecer, dealer, dan
grosir.
d. Rabat bisa ditetapkan dalam bentuk tarif tunggal atau tarif berganda. Rabat digunakan
untuk menetapkan harga jual barang yang sebenarnya.
 Akun-Akun Perusahaan Dagang

A. Pendapatan Perusahaan Dagang


Pendapatan perusahaan dagang adalah selisih antara harga jual dengan harga beli.
Kegiatan perusahaan dagang adalah memperjualbelikan barang dagangan, maka
pendapatan yang diperoleh umumnya berasal dari hasil penjualan barang dagangan
tersebut. Untuk menentukan pendapatan perusahaan dagang, dapat dilakukan dengan
membandingkan antara harga jual dengan harga pokok (harga beli), dimana hasilnya
disebut laba kotor.
Laba bersih diketahui dari laba kotor dikurangi dengan beban-beban yang
dikeluarkan dalam kegiatan perdagangan selama satu periode akuntansi. Beban-beban ini
dinamakan beban usaha, yang terdiri dari beban administrasi dan umum, serta beban
penjualan. Beban administrasi dan umum adalah beban yang dikeluarkan untuk
melaksanakan kegiatan dagang. Misalnya, beban gaji, telepon, listrik, air dan gas,
perlengkapan, dan sebagainya. Beban penjualan adalah beban yang dikeluarkan guna
memperkenalkan barang kepada masyarakat atau beban lain yang menunjang
terselenggaranya penjualan. Beban ini antara lain, beban iklan, beban gudang, beban
pembungkus, beban angkut, dan lainnya.
B. Akun Perusahaan Dagang
Akun-akun dalam perusahaan dagang adalah sebagai berikut:
● Akun Pembelian, terjadi karena perusahaan membeli barang dagang dengan tujuan
dijual kembali. Pembelian dapat dilakukan dengan pembelian tunai, kredit, dan sebagian
pembayaran.
● Akun Penjualan, terjadi karena perusahaan menjual barang-barang yang diperoleh dari

pemasok dengan tujuan untuk memperoleh laba. Penjualan dilakukan dengan cara tunai,
kredit, dan dengan sistem uang muka yang sisanya dapat diangsur dengan syarat
pembayaran dan syarat penyerahan. Dasar pencatatannya dengan faktur jika kredit dan
bukti penerimaan kas jika tunai.
● Akun Potongan Pembelian, terjadi karena penjual memberikan potongan kepada
pembeli, dengan tujuan agar pembeli melunasi utangnya sebelum jatuh tempo. Selama
masih dalam masa potongan, maka utang yang dibayar adalah harga faktur dikurangi
dengan potongan yang diterima.
● Akun Potongan Penjualan, merupakan pencatatan atas potongan yang diberikan oleh
penjual, bertujuan agar tagihannya dapat segera dilunasi. Jadi, jumlah yang diterima oleh
penjual sebesar jumlah tagihan dikurangi potongan yang diberikan.
● Akun Retur Pembelian, terjadi karena pembeli mengembalikan sebagian barang yang

telah dibeli karena rusak atau tidak sesuai pesanan. Jika dibeli secara tunai, maka penjual
akan mengembalikan besarnya retur dengan tunai juga. Tetapi, bila secara kredit, maka
besarnya retur akan mengurangi harga fakturnya.
● Akun Retur Penjualan, terjadi karena penjual menerima kembali sebagian barang yang
telah dijual karena mutunya tidak sesuai pesanan. Pengembalian ini akan mengurangi
tagihan kepada pembeli.
● Akun Biaya Angkut, terjadi ketika pembeli harus membayar ongkos agar barang yang
dibeli sampai ke gudang pembeli. Dengan demikian, harga perolehannya terdiri atas
harga beli barang ditambah beban angkutnya.
● Akun Biaya Pengiriman, terjadi karena penjual mengirim barang dari lokasi penjual

sampai ke tempat pembeli. Hal ini karena pada saat transaksi jual beli telah dicantumkan
dalam syarat penyerahan bahwa penjual menanggung ongkos kirim.
● Akun Persediaan, merupakan nilai persediaan barang dagang yang belum terjual pada
akhir periode akuntansi.
● Akun Utang Dagang, terjadi karena masih terdapat sisa pembayaran dari suatu
pembelian oleh suatu perusahaan dagang.
● Akun Piutang Usaha, digunakan untuk mencatat sisa-sisa harga pembelian yang
dilakukan oleh pembeli atau semua sisa harga penjualan yang belum dibayarkan.
● Akun Harga Pokok Penjualan (HPP), untuk menampung harga pokok/harga beli barang
yang dijual dalam suatu periode akuntansi.
● Akun Prive, adalah akun yang digunakan untuk mencatat setiap pengambilan kas yang
dilakukan oleh pemilik perusahaan yang sifatnya untuk keperluan pribadi.
● Akun Pendapatan Usaha, digunakan untuk mencatat hasil dari penjualan perusahaan
yang berupa kas ataupun piutang.
● Akun Persedian Barang Dagang, digunakan untuk mencatat persediaan barang dagang
awal dan akhir periode. Akun ini juga menjelaskan tentang perubahan modal antara awal
sampai dengan akhir periode.
C. Metode Pencatatan Aktivitas dalam Perusahaan Dagang
Metode pencatatan aktivitas dalam akuntansi perusahaan dagang dapat dibedakan
atas:
1. Metode periodik, yaitu metode yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan
dengan persediaan barang dagangan dalam perusahaan dagang, dimana persediaan
dicatat dan dihitung pada awal dan akhir periode akuntansi untuk menentukan harga
pokok penjualannya. Metode ini banyak digunakan oleh perusahaan yang frekuensi
transaksinya tinggi.
2. Metode perpetual, yaitu metode yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan
dengan persediaan barang dagangan dalam perusahaan dagang, dimana persediaan
dicatat dan dihitung secara rinci baik pada waktu dibeli maupun dijual. Metode ini lebih
cocok digunakan oleh perusahaan yang frekuensi transaksinya tidak terlalu tinggi, tetapi
nilai per transaksinya besar.

 Perlakuan Retur dan Sales Discount

Pembahasan mengenai retur dan sales discount berhubungan dengan akuntansi


yang berjalan di perusahaan dagang. Sistem akuntansi perusahaan dagang berhubungan
dengan dua aktivitas, yaitu penjualan dan pembelian. Hal ini tidak terlepas dari kegiatan
perusahaan dagang yang berhubungan dengan aktivitas jual beli dalam kegiatan
operasionalnya. Berhubungan dengan retur dan sales discount maka akan berhubungan
dengan aktivitas penjualan yang dilakukan oleh perusahaan.
Setiap terjadi penjualan terdapat dua nilai yang melekat pada persediaan yang dijual.
Nilai yang pertama adalah nilai penjualan dan yang ke dua adalah nilai biaya persediaan
yang dijual. Nilai penjualan adalah perkalian harga jual per unit dengan jumlah unit yang
dijual. Nilai biaya persediaan yang terjual (cost of goods sold) adalah nilai biaya persdiaan
per unit dikalikan dengan jumlah unit yang terjual. Diskon penjualan atau sales
discount adalah diskon yang diberikan perusahaan kepada pelanggan jika melunasi
piutangnya dalam periode diskon. Diskon penjualan diberikan untuk transaksi penjualan
secara kredit. Diskon ini umumnya ditulis di faktur. Jika faktur ditulis ” 2/10, n/60”
berarti jangka waktu kredit yang diberikan kepada pelanggan adalah 60 hari sejak tanggal
faktur dan jika pelunasan piutang dilakukan dalam 10 hari akan mendapat diskon 2%.
Nilai diskon didasarkan pada nilai penjualan setelah dikurangi dengan retur penjualan
jika ada. Diskon penjualan berkaitan dengan pelunasan piutang, tidak terkait dengan
keluar masuknya persediaan. Diskon penjualan dicatat pada akun sales discount dan
merupakan akun revenue. Karena akun ini bersaldo debet maka disebut kontra revenue.
Akun ini akan dikurangkan dari akun sales.
Sementara retur penjualan adalah pengembalian persediaan yang dilakukan oleh
pelanggan. Retur penjualan dilakukan bisa disebabkan karena persediaan yang dikirim
tidak sesuai pesanan atau rusak. Atas kejadian ini pelanggan bisa mengirim kembali (sales
return) atau meminta potongan harga (sales allowance). Transaksi ini mempengaruhi nilai
persediaan. Karena adanya retur dari pelanggan maka nilai persediaan bertambah.
Penambahan persediaan dilakukan sebesar biaya persediaan yang dijual. Untuk mencatat
pengurangan piutang digunakan akun ”Sales Return and Allowance”. Akun ini merupakan
akun revenue. Karena akun ini bersaldo debet maka disebut kontra revenue. Akun ini akan
dikurangkan dari akun sales.
Karena berhubungan dengan perusahaan dagang, maka metode pencatatan yang
dilakukan terhadap retur dan sales discount dapat dilakukan dengan dua metode yaitu
perpetual dan periodik. Definisi dari kedua periode tersebut adalah:
1. Metode Perpetual, pencatatan yang dilakukan terus-menerus dengan menelusuri
persediaan dan harga pokok penjualan atas dasar harian. Perkiraan persediaan didukung
dalam kartu-kartu pembantu persediaan (kartu persediaan).
2. Metode Periodik, perhitungan fisik tanpa menyelenggarakan catatan hari ke hari atas
unit yang terjual atau yang ada ditangan. Sistem fisik digunakan untuk menentukan
jumlah kuantitas persediaan barang dan dilakukan pada akhir periode akuntansi.
Berhubungan dengan metode pencatatan tersebut, maka jika terjadi retur penjualan,
perusahaan harus mencatat adanya dua jurnal. Jurnal yang pertama adalah mengurangi
nilai piutang dan penjualan sebesar harga jual. Jurnal yang kedua adalah mencatat adanya
penambahan persediaan akibat kejadian retur penjualan. Sedangkan bila terjadi sales
discount, jurnal yang dibuat dengan metode perpetual maupun metode periodik sama
karena tidak berhubungan dengan keluar masuknya persediaan.
 Metode Perhitungan Persediaan pada Perusahaan Dagang

A. Definisi Perusahaan Dagang


Perusahaan dagang adalah badan usaha yang memperoleh keuntungan dari penjualan
kembali barang-barang dengan menetapkan margin keuntungan yang dapat menjaga
kesinambungan operasional perusahaan. Persediaan dalam sebuah perusahaan dagang
diartikan sebagai barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan pada suatu masa dengan
maksud untuk dijual kembali baik secara langsung maupun melalui proses produksi
dalam sebuah siklus operasional. Berdasarkan jenis usahanya, persediaan dapat
dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu :
1. Persediaan yang dimiliki perusahaan dagang, persediaan jenis ini dikategorikan
sebagai persediaan barang dagang.
2. Persediaan yang dimiliki perusahaan industri.
Perusahaan industri melakukan proses untuk mengubah bahan–bahan menjadi
produk jadi. Persediaan dalam perusahaan industri dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
persediaan bahan baku dan pembantu, persediaan barang dalam proses dan persediaan
barang jadi atau produk.
Persediaan dalam sebuah perusahaan dagang harus dicatat dan dilaporkan sebesar
harga perolehannya. Hal ini bersifat prinsip karena dengan mengetahui nilai persediaan
maka penyusunan laporan keuangan perusahaan dapat dilakukan.
B. Pencatatan dan Metode Perhitungan
Dalam akuntansi perusahaan dagang, dikenal 2 jenis sistem pencatatan persediaan, yaitu :
1. Sistem Perpetual
Sistem ini mencatat pembelian setiap hari terhadap barang dagangan. Nilai
persediaan barang akan dimasukkan ke dalam akun persediaan barang dan pada saat
terjadi transaksi maka akan secara otomatis mengurangi barang tersebut yaitu dengan
menghitung nilai pokok penjualan secara langsung. Kelebihan dari metode ini adalah
sewaktu–waktu nilai persediaan dapat diketahui, begitu juga dengan laporan laba rugi
tanpa harus menunggu akhir periode. Dalam sistem ini terdapat satu catatan tersendiri
yang disebut kartu stok atau kartu persediaan (stock card). Kumpulan dari kartu stok,
untuk semua jenis barang yang ada disebut buku stok atau buku persediaan. Kartu stok
mencatat detail seperti penambahan, pengurangan dan saldo yang ada setelah terjadinya
suatu transaksi. Tiap transaksi dicatat kuantitas barangnya, harga pokok/unit jumlah
nilainya, Penambahan dalam kartu stok biasanya berasal dari pembelian barang dagang.
Di samping pembelian, penambahan dalam kartu stok juga dapat berasal dari penjualan
retur. Pengurangan dalam kartu stok, pada umumnya berasal dari penjualan barang
dagang. Pengurangan dapat juga terjadi dari pembelian retur.
2. Sistem Periodik
Sistem ini tidak mencatat nilai persediaan secara rutin, bahkan terkadang hanya
mencatat nilai persediaan akhir pada akhir periode akuntansi melalui stok opname.
Sistem ini mencatat transaksi pembelian ke dalam akun pembelian, sehingga dalam
pencatatan laporan laba rugi nilai pembelian akan dicatat sebagai pengurang penjualan
atau pendapatan.
Metode yang umum digunakan dalam pencatatan persediaan akhir antara lain :
a. Metode FIFO (First in First Out), metode ini mencatat persediaan akhir dengan sistem
barang yang lebih awal masuk yang dikeluarkan pertama kali sehingga saldo akhir
persediaan menunjukkan barang yang dibeli terakhir.
b. Metode LIFO (Last in First Out), metode ini mencatat persediaan akhir dengan sistem
barang yang lebih akhir masuk yang dikeluarkan pertama kali sehingga saldo akhir
persediaan ini menunjukkan barang yang dibeli terawal.
c. Metode Rata-rata (Average), metode ini mencatat persediaan akhir dengan
menghitung rata-rata barang yang tersedia dengan harga rata-rata dari setiap pembelian
yang dilakukan.
Metode penghitungan persediaan akhir ini dapat dilihat dalam contoh soal berikut :
Perusahaan mencatat persediaan barang dagang dengan Metode Periodik (Fisik). Berikut
ini adalah data yang diperoleh selama bulan April 2014 :
Tgl 01 April : Persediaan Awal 200 unit @ Rp900,-
Tgl 10 April : Pembelian 300 unit @ Rp1.000,-
Tgl 21 April : Pembelian 400 unit @ Rp1.100,-
Tgl 23 April : Pembelian 100 unit @ Rp1.200,-
Pada tanggal 30 April 2014 Persediaan Akhir sebanyak 300 unit. Berapa nilai akhir
persediaan barang pada 30 April 2014 ? Berapa Nilai HPP sebelum bulan Maret 2014 ?
Jawaban :
01 April : Persediaan Awal 200 unit @ Rp900,- = Rp180.000,-
10 April : Pembelian 300 unit @ Rp1.000,- = Rp300.000,-
21 April : Pembelian 400 unit @ Rp1.100,- = Rp440.000,-
23 April : Pembelian 100 unit @ Rp1.200,- = Rp120.000,-
Total 1.000 unit @ Rp4.200,- = Rp1.040.000,-
Persediaan yang terjual akhir periode = 1.000 unit - 300 unit = 700 unit

3. Metode Average
Persediaan akhir = 300 X Rp1.040.000,-/1.000
= 300 X 1.040
Nilai Persediaan akhir = Rp312.000,-
HPP = BTUD - Persediaan Akhir
= Rp1.040.000,- - Rp312.000,-
= Rp728.000,-

 Harga Pokok Penjualan

A. Harga Pokok Penjualan


Harga pokok penjualan adalah perbandingan antara seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh barang yang dijual dengan hasil dari penjualan. Harga Pokok
Penjualan (HPP) merupakan salah satu bagian dari laporan laba-rugi sebuah perusahaan.
Apabila dilakukan penyusunan laporan keuangan, maka harus dilakukan perhitungan
harga pokok penjualan dalam periode berjalan.
B. Perhitungan Harga Pokok Penjualan
Penghitungan harga pokok penjualan dilakukan dengan beberapa pertimbangan yaitu :
1. Sebagai patokan untuk menentukan harga jual
2. Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan
Perhitungan harga pokok penjualan dilakukan dalam sebuah perusahaan dagang.
Harga Pokok Penjualan adalah gabungan dari beberapa komponen sebagai berikut :
1. Persediaan Awal Barang Dagangan
Persediaan awal barang dagangan menghitung produk yang tersedia di awal periode atau
tahun buku berjalan. Saldo persediaan awal barang dagangan terdapat dalam neraca
saldo periode berjalan atau neraca awal perusahaan atau neraca tahun sebelumnya.
2. Persediaan Akhir Barang Dagangan
Persediaan akhir barang dagangan adalah produk yang tersedia di akhir periode atau
akhir tahun buku berjalan. Saldo persediaan ini biasanya diketahui pada data
penyesuaian perusahaan pada akhir periode.
3. Pembelian Bersih
Pembelian bersih adalah seluruh pembelian barang dagangan yang dilakukan perusahaan
baik pembelian barang dagangan secara tunai maupun pembelian barang dagangan
secara kredit, ditambah dengan biaya angkut pembelian tersebut serta dikurangi dengan
potongan pembelian dan retur pembelian yang terjadi.
Beberapa komponen lain yang juga dapat mempengaruhi penentuan harga pokok
penjualan adalah biaya angkut, retur pembelian dan potongan pembelian. Tapi komponen
tersebut tidaklah mutlak karena terkadang tidak dijumpai dalam satu periode akuntansi.
Karenanya tanpa ketiga komponen ini, perhitungan harga pokok penjualan tetap dapat
dilakukan. Perhitungan harga pokok penjualan (HPP) dapat dinyatakan dalam tahapan
sebagai berikut :
1 . Mengetahui Pembelian Bersih
Pembelian bersih memperhitungkan beberapa faktor seperti biaya angkut pembelian,
retur pembelian dan pengurangan harga, dan potongan pembelian. Atau dapat dinyatakan
dalam persamaan sebagai berikut :
Pembelian Bersih = Pembelian + Biaya Angkut Pembelian - Retur Pembelian -
Potongan Pembelian
2 . Menghitung Penjualan Bersih
Penjualan bersih sebagai salah satu bagian dari pendapatan perusahaan terdiri dari
beberapa komponen seperti retur penjualan, potongan penjualan dan penjualan kotor,
atau dalam persamaan dapat dinyatakan sebagai :
Penjualan Bersih = Penjualan Kotor - Retur Penjualan - Potongan Penjualan
Sehingga penentuan harga pokok penjualan dapat dilakukan dengan persamaan sebagai
berikut :
Harga Pokok Penjualan (HPP) = BTUD - Persediaan Akhir
BTUD = Barang Tersedia Untuk Dijual ( Persediaan Barang Dagangan Awal + Pembelian
Bersih)
Perhitungan harga pokok penjualan bersifat fleksibel pada komponen seperti retur
pembelian, potongan pembelian, biaya angkut dan sebagainya. Perhitungan HPP akan
dilakukan walaupun komponen tersebut tidak ditemukan dalam neraca saldo sebuah
perusahaan selama neraca dapat memberikan informasi tentang jumlah barang yang
tersedia untuk dijual dan persediaan akhir barang yang dimiliki oleh perusahaan.

 Penjurnalan pada Jurnal Umum

A. Jurnal Umum
Jurnal umum adalah bagian dari buku jurnal yang berfungsi sebagai buku harian
untuk mencatat transaksi keuangan berdasarkan tanggal ke dalam kelompok akun debet
dan kredit. Jurnal umum mencatat seluruh jenis transaksi keuangan tanpa terkecuali,
pemilihan perusahaan dalam menggunakan jurnal tergantung pada faktor efisiensi dan
efektifitas pada kinerja perusahaan tersebut. Secara umum, jurnal berfungsi untuk
melakukan identifikasi, penilaian dan pencatatan transaksi secara kronologis untuk
menentukan dampak ekonomi tiap transaksi kepada perusahaan. Penjurnalan adalah
tahapan kedua dari siklus akuntansi setelah dilakukan pencatatan teradap bukti
transaksi. Dengan menyusun jurnal umum maka diharapkan dapat diketahui beberapa
hal seperti :
1. Analisa terhadap pertambahan atau pengurangan sebuah perkiraan.
2. Referensi apakah sebuah akun dengan nominal tertentu telah diposting ke dalam
perkiraan yang sesuai dengan yang berada di buku besar.
B. Pencatatan dalam Jurnal Umum
Proses pencatatan atau penjurnalan haruslah berdasarkan lima langkah sebagai berikut :
1. Identifikasi transaksi dari dokumen sumber seperti slip deposito bank, penerimaan
penjualan, cek dan sebagainya.
2. Menentukan setiap perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut dan melakukan
klasifikasi berdasarkan jenisnya (aktiva, kewajiban atau modal).
3. Menetapkan apakah perkiraan tersebut mengalami penambahan atau pengurangan
akibat transaksi.
4. Menetapkan apakah harus mendebet atau mengkredit perkiraan.
5. Memasukkan transaksi ke jurnal.
C. Format Penyusunan Jurnal Umum
Format dalam sebuah penyusunan jurnal umum harus memenuhi beberapa syarat
sebagai berikut :
1. Tanggal, memberikan informasi kapan terjadinya transaksi.
2. Nomor bukti, mencatat nomor bukti transaksi.
3. Nama perkiraan akun atau rekening.
4. Referensi, mencatat nomor rekening jika telah dipindahkan ke dalam buku besar.
5. Kolom debet/kredit, memberi informasi jumlah nominal yang telah didebet atau
dikredit.
D. Fungsi Jurnal Umum
Jurnal umum bagi suatu perusahaan mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi Analisis, Yaitu untuk menentukan perkiraan yang di debet dan perkiraan yang
dikredit serta jumlahnya masing-masing.
2. Fungsi Pencatatan, Yaitu untuk mencatat transaksi keuangan dalam kolom debet dan
kredit serta keterangan yang perlu.
3. Fungsi Historis, Yaitu untuk mencatat aktivitas perusahaan secara kronologis.
4. Fungsi Instruktif, Yaitu sebagai instruksi dalam memposting ke dalam buku besar.
5. Fungsi Informatif, Yaitu untuk memberikan informasi dalam mencatat bukti transaksi.
Dalam penjurnalan dan pemasukannya ke buku besar akan dikenal mekanisme debet
kredit, oleh sebab itu memahami aturan debet-kredit menjadi nilai lebih untuk
memahami jurnal. Rumus persamaan dasar akuntansi yang menjadi acuan mengenai
konsep debet-kredit.

Penambahan nilai aktiva disisi debet sedangkan utang dan modal bertambah disisi kredit.
Rumus diatas dapat dikembangkan menjadi:

Pendapatan menambah nilai modal dan biaya mengurangi nilai modal maka sifat
penambahan rekening pendapatan sama seperti pada rekening modal sedang rekening
biaya mengurangi nilai rekening modal maka sifat penambahan biaya berbanding terbalik
dengan penambahan modal, jika modal bertambah dikredit maka biaya bertambah di
debet, sehingga rumus tersebut dapat dikembangkan menjadi :

Kesimpulan bahwa sifat penambahan rekening aktiva dan biaya ialah sama-sama
didebet sedang utang, modal dan pendapatan sama-sama dikredit. Berdasar rumus diatas
menimbulkan ketentuan sebagai berikut:
1 . Setiap transaksi mempunyai unsur debet dan unsur kredit secara bersamaan.
2 . Jumlah debet dan kredit haruslah sama.
3 . Tentukan rekening apa saja yang terlibat, bertambah atau berkurangkah rekening
tersebut dan kemudian dilihat aturan main debet dan kreditnya.
4 . Aturan debet dan kredit.
E. Bentuk-bentuk Jurnal Umum
Bentuk jurnal umum yang ditemui dalam siklus akuntansi perusahaan di Indonesia yaitu :
1 . Single Journal Entry (Jurnal Satu Lawan Satu)
Satu jurnal perkiraan didebet dan perkiraan lainnya dikredit. Contoh: Ibu Rossa
mendirikan sebuah perusahaan dengan setoran modal uang tunai sebesar Rp10.000.000,-
Maka jurnalnya ialah :
Kas Rp10.000.000,-
Modal Salmah Rp10.000.000,-
2 . Compound journal (Jurnal Gabungan)
Jurnal yang perkiraanya didebet atau dikreditnya lebih dari satu perkiraan atau perkiraan
didebet atau dikreditnya sama-sama lebih dari satu. Contoh : Perusahaan membeli
perlengkapan kantor seharga Rp2.000.000,- , perusahaan melakukan pembayaran tunai
sebesar Rp500.000,- dan sisanya dilakukan secara kredit. Maka jurnalnya ialah :
Perlengkapan kantor Rp2.000.000,-
Kas Rp500.000,-
Utang Usaha Rp1.500.000,-

 Penjurnalan pada Jurnal Khusus

A. Jurnal Khusus
Jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan sebagai tempat pencatatan transaksi
keuangan berdasarkan kelompok transaksi yang sejenis. Penyusunan jurnal khusus
terjadi di perusahaan dagang dengan pertimbangan banyaknya transaksi yang terjadi
setiap hari sehingga memerlukan langkah pencatatan yang efisien selain menggunakan
jurnal umum. Transaksi yang dicatat dalam jurnal khusus antara lain transaksi pembelian,
penjualan, penerimaan kas dan pengeluaran kas. Sementara untuk transaksi yang jarang
terjadi seperti pengembalian barang (retur) dan potongan tetap dicatat dalam jurnal
umum.
B. Transaksi dalam Jurnal Khusus
Jurnal khusus mencatat empat jenis transaksi dalam satu periode akuntansi, yaitu :
1. Jurnal Pembelian (purchase journal)
Jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat pembelian barang dagangan atau
aktiva lainnya secara kredit. Transaksi yang dicatat dalam jurnal pembelian adalah
transaksi penjualan secara kredit baik pembelian barang dagangan maupun pembelian
perlengkapan, peralatan dan sebagainya.
Saat terjadi pembelian barang dagangan secara kredit maka terjadi penambahan saldo
akun atau rekening pembelian dan penambahan saldo akun atau rekening utang dagang,
pencatatan yang dilakukan akibat adanya penambahan pembelian adalah dengan
mendebet akun atau rekening pembelian senilai pembelian tersebut, sedangkan
pencatatan akibat adanya penambahan utang dagang adalah dengan mengkredit akun
atau rekening utang dagang senilai utang yang terjadi akibat pembelian barang dagangan
tersebut.
Bentuk jurnal pembelian adalah sebagai berikut :

2. Jurnal Penerimaan Kas (cash receipt journal)


Jurnal penerimaan kas adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat semua
penerimaan kas yang dilakukan perusahaan. Transaksi yang dicatat dalam jurnal
penerimaan kas adalah transaksi penjualan tunai, transaksi pelunasan piutang, transaksi
pengembalian barang yang telah dibeli secara tunai (retur pembelian) dan transaksi
pendapatan lain-lain yang masuk dalam kolom serba-serbi. Saat terjadi transaksi
penjualan barang dagangan secara tunai maka terjadi penambahan saldo kas dan
penambahan saldo penjualan, pencatatan yang dilakukan adalah mendebet akun kas dan
mengkredit akun penjualan.
Saat terjadi pengembalian barang dagangan yang telah dibeli secara tunai maka
terjadi penambahan kas dan pengurangan barang dagangan yang telah dibeli karena
adanya retur, pencatatan yang dilakukan adalah mendebet akun kas dan mengkredit akun
retur pembelian senilai barang yang dikembalikan. Bentuk jurnal penerimaan kas adalah
sebagai berikut :

3. Jurnal Penjualan (sales journal)


Jurnal penjualan adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat penjualan
barang dagangan dan barang lain secara kredit. Transaksi yang dicatat dalam jurnal
penjualan adalah transaksi penjualan barang dagangan secara kredit, dimana transaksi ini
mengakibatkan saldo piutang dagang bertambah dan saldo penjualan bertambah.
Pencatatan yang dilakukan terhadap adanya penambahan piutang dagang adalah dengan
mendebet piutang dagang, sedangkan pencatatan yang dilakukan terhadap adanya
penambahan penjualan adalah mengkredit penjualan. Bentuk jurnal penjualan adalah
sebagai berikut :

4. Jurnal Pengeluaran Kas (cash payment journal)


Jurnal pengeluaran kas adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat semua
pengeluaran kas. Transaksi yang dicatat dalam jurnal pengeluaran kas adalah transaksi
pembelian tunai, transaksi pembayaran utang,transaksi penerimaan kembali barang yang
telah dijual secara tunai (retur penjualan) dan transaksi pembayaran biaya lain-lain yang
masuk dalam kolom serba-serbi.Saat terjadi transaksi pembelian barang dagangan secara
tunai maka terjadi penambahan saldo pembelian dan pengurangan saldo kas, pencatatan
yang dilakukan adalah mendebet akun pembelian dan mengkredit akun kas.
Bentuk jurnal pengeluaran kas adalah sebagai berikut :
Sementara untuk transaksi-transaksi lainnya yang tidak berlangsung secara rutin dan
berulang-ulang dalam operasional hariannya, tetap dibukukan dalam jurnal umum atau
jurnal memorial dengan bentuk seperti berikut :

C. Fungsi Jurnal Khusus


Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan beberapa fungsi dari penyusunan jurnal
khusus, yaitu :
1. Mempermudah postingan akun-akun ke dalam buku besar.
2. Memecah beberapa akun rutin operasional ke beberapa pekerja untuk mempercepat
pekerjaan.
3. Memudahkan pengendalian proses akuntansi internal perusahaan.

 Buku Besar dan Buku Pembantu

A. Pengertian Buku Besar dan Buku Pembantu


Buku besar utama (general ledger) adalah kumpulan akun-akun sejenis yang telah
dicatat dalam jurnal khusus maupun jurnal umum. Buku besar utama digunakan untuk
mencatat perubahan pada harta, ekuitas (modal), liabilitas (kewajiban), pendapatan, dan
beban dalam satu periode akuntansi.
Buku besar pembantu (subsidiary ledger) adalah buku besar yang berisi rincian dari
akun tertentu yang terdapat dalam buku besar utama, buku pembantu sumber
pencatatannya langsung dari bukti transaksi. Pada umumnya, buku besar pembantu
dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Buku Besar Pembantu Utang Dagang (Accounts Payable Subsidiary Ledger), digunakan
untuk merinci utang berdasarkan nama kreditur/perusahaan.
2. Buku Besar Pembantu Piutang Dagang (Accounts Receivable Subsidiary Ledger),
digunakan untuk merinci piutang berdasarkan nama debitur/perusahaan.
3. Buku Besar Pembantu Persediaan, digunakan untuk merinci persediaan yang ada di
dalam perusahaan berdasarkan nama/jenisnya.
Proses sortasi dan pemindahan data ke dalam buku besar dan buku pembantu disebut
dengan pembukuan (posting). Dalam sistem manual, kegiatan posting memerlukan 4
tahap, yaitu:
1. Pembuatan rekapitulasi jurnal.
2. Penyortasian rekening yang akan diisi dengan data rekapitulasi.
3. Pencatatan data rekapitulasi dalam rekening yang bersangkutan.
4. Pengembalian rekening ke dalam arsip pada urutannya semula.
Langkah-langkah mem-posting jurnal khusus ke dalam buku besar, yaitu sebagai
berikut:
a. Jumlahkan semua kolom yang ada dalam jurnal khusus, kecuali kolom serba-serbi.
b. Jumlahkan akun-akun sejenis yang ada pada kolom serba-serbi.
c. Buat buku besar untuk setiap akun yang ada dalam jurnal khusus.
d. Pindahkan jumlah yang ada dalam jurnal khusus ke setiap buku besar.
e. Jumlahkan setiap akun dalam buku besar.
B. Fungsi Buku Besar dan Buku Pembantu
Fungsi buku besar utama adalah mengendalikan buku besar pembantu, artinya jumlah
saldo dari akun yang terdapat dalam buku besar pembantu harus sama dengan saldo
akun yang bersangkutan di dalam buku besar utama. Oleh sebab itu, buku besar utama
sering disebut sebagai akun induk atau akun pengendali. Sedangkan fungsi buku besar
pembantu adalah merinci suatu akun yang terdapat dalam buku besar utama.
C. Bentuk-Bentuk Buku Besar
Berdasarkan bentuknya buku besar dibagi menjadi 4 jenis, yaitu buku besar
berbentuk T (sederhana), bentuk skontro, bentuk staffle, dan bentuk staffle berkolom
rangkap (ganda). Pemilihan bentuk buku besar yang digunakan tergantung dari
kebutuhan perusahaan yang diukur dari jumlah transaksi ataupun jumlah akun yang
digunakan dengan memprtimbangkan faktor kecepatan dan keakuratan dalam mem-
posting buku besar.
1. Bentuk T (T account)
Bentuk buku besar ini adalah yang paling sederhana dan hanya berbentuk seperti
huruf T besar. Sebelah kiri menunjukan sisi debit dan sebelah kanan menunjukan sisi
kredit. Nama akun diletakan di kiri atas dan kode akun diletakan di kanan atas.

2. Bentuk Skontro
Buku besar bentuk skontro biasa disebut bentuk dua kolom. Skontro artinya sebelah
menyebelah (dibagi dua) yaitu sebelah debit dan sebelah kredit.

3. Bentuk Staffle (Berkolom SaldoTunggal)


Bentuk ini digunakan jika diperlukan penjelasan dari transaksi yang relatif banyak.

4. Bentuk Staffle (Berkolom Saldo Rangkap)


Bentuk ini hampir sama dengan bentuk kolom saldo tunggal. Hanya perbedaannya kolom
saldo dibagi dua kolom yaitu kolom debit dan kolom kredit.

Dalam perusahaan yang menggunakan buku pembantu dalam sistem akuntansinya,


prosedur yang harus dilakukan sebagai berikut:
1. Dicatat dalam buku jurnal untuk dipindah bukukan ke dalam buku besar, baik pada pos
jurnal individual ataupun kolektif.
2. Dicatat ke dalam buku pembantu yang selanjutnya pada tiap akhir periode tertentu
dari data buku pembantu disusun daftar saldo. Artinya dari data pada buku pembantu
dapat dihasilkan daftar saldo hutang, daftar saldo piutang dan daftar barang dagang di
setiap akhir periode akuntansi.

 Pembuatan Neraca Saldo

Pada setiap akhir periode akuntansi, saldo-saldo setiap akun buku besar
dipindahkan ke dalam neraca saldo. Neraca saldo (trial balance) adalah suatu daftar yang
berisi saldo-saldo dari setiap akun buku besar, dimana jumlah sisi debet dengan jumlah
sisi kredit harus seimbang. Neraca saldo disusun dengan cara mengurutkan nomor akun
terkecil sampai dengan nomor akun terbesar. Akun buku besar yang bersaldo debet,
dimasukkan pada sisi debet neraca saldo, sedangkan akun buku besar yang bersaldo
kredit dimasukkan pada sisi kredit neraca saldo. Bila jumlah saldo sisi debet tidak sama
dengan jumlah saldo sisi kredit dalam neraca saldo, berarti kita telah melakukan
kesalahan pada saat melakukan posting dari jurnal khusus ke buku besar. Kesalahan
tersebut dapat terjadi karena:
1. Salah menempatkan saldo akun buku besar dalam neraca saldo. Misalnya akun buku
besar yang bersaldo debet dimasukkan ke kolom kredit atau sebaliknya.
2. Belum semua saldo buku besar dipindahkan ke dalam neraca saldo.
3. Ada sebagian transaksi dari jurnal khusus yang belum diposting ke buku besar.
Neraca saldo ini juga biasa disebut sebagai neraca percobaan karena neraca ini masih
dalam tahap percobaan. Maksudnya bahwa neraca ini masih diuji kebenaran datanya
melalui buku besar. Cara memeriksanya dengan melihat kondisi jumlah bagian bawah.
Ketika jumlah debet dan kredit tidak seimbang maka akan dilakukan pengecekan, itulah
sebabnya neraca ini disebut juga neraca percobaan. Barulah pada saat pemeriksaan
selesai dan ternyata saldonya seimbang maka ditetapkanlah sebagai neraca saldo untuk
melanjutkan proses berikutnya.
Fungsi neraca saldo untuk membuktikan keseimbangan jumlah debet dan kredit serta
menguji kebenarannya. Selain itu, neraca saldo berguna untuk melihat posisi aktiva,
kewajiban, dan modal setelah posting ke buku besar dari setiap akun yang ada dalam
sebuah perusahaan. Namun kita harus memastikan juga bahwa saldo setiap akun dalam
neraca saldo ini adalah sesuai dengan saldo pada buku besar. Jadi intinya pembuatan
neraca saldo sangatlah mudah yaitu dengan membuat akun perkiraan berdasarkan buku
besar, atau dengan kata lain neraca saldo adalah rangkuman dari saldo setiap akun dalam
buku besar yang mana nominal penempatan debet-kredit sesuai posisi buku besar.
Neraca saldo berbeda dengan neraca lajur. Neraca lajur adalah suatu kertas berkolom-
kolom (berlajur-lajur) yang dirancang untuk menghimpun semua data akuntansi yang
dibutuhkan pada saat perusahaan akan menyusun laporan-laporan keuangan dengan cara
yang sistematis. Neraca lajur biasa disebut kertas kerja (work sheet).

 Metode Pembuatan Jurnal Penyesuaian

Jurnal penyesuaian disusun di akhir periode untuk melakukan penyesuaian pada saldo–
saldo akun perkiraan agar menunjukkan keadaan yang sebenarnya sebelum dilakukan
penyusunan laporan keuangan. Tujuan pembuatan jurnal penyesuaian secara umum
adalah:
1. Agar pada akhir periode, akun riil (harta, kewajiban dan modal) menunjukkan keadaan
yang sebenarnya.
2. Akun-akun nominal (pendapatan dan beban) dapat diakui dalam satu periode dengan
keadaan yang sebenarnya.
Tidak semua akun-akun memerlukan penyesuaian, transaksi yang membutuhkan ayat
jurnal penyesuaian antara lain:
1. Penyesuaian penyusutan aktiva tetap.
2. Penyesuaian dibayar di muka.
3. Penyesuaian pemakaian perlengkapan.
4. Penyesuaian pendapatan dibayar di muka.
5. Penyesuaian biaya yang masih harus dibayar.
6. Penyesuaian pendapatan yang akan diterima.
Metode-metode atau langkah-langkah dalam menyusun jurnal penyesuaian dapat
dilakukan sebagai berikut:
1. Penyusutan Aktiva Tetap dengan Metode Garis Lurus
Sebuah perusahaan membeli mesin crushing seharga Rp400.000.000,- dengan taksiran
umur ekonomis selama 5 tahun dan taksiran nilai residu. Penyusutan ini dapat dihitung
sebagai berikut:

Ayat Jurnal Penyesuaian untuk akun di atas adalah:


Biaya Penyusutan Mesin (D) Rp72.000.000,-
Akumulasi Penyusutan Mesin (K) Rp72.000.000,-
2. Biaya Dibayar Dimuka
Perusahaan membayar asuransi dengan jangka waktu pertanggungan selama 1 tahun
(1 September 2014 – 1 September 2015) sebesar Rp6.000.000,- dan dicatat dengan
menggunakan pendekatan harta/neraca dan pendekatan biaya/laba-rugi.
Pendekatan Neraca/ Harta (saat pembayaran di muka)
Pencatatan Jurnal Umum:
Asuransi dibayar di muka (D) Rp6.000.000,-
Kas (K) Rp6.000.000,-
Ayat Jurnal Penyesuaian:
Perhitungan pertanggungan di akhir periode 2014:
= 4/12 x Rp6.000.000,-
=Rp2.000.000,-
Biaya Asuransi (D) Rp2.000.000,-
Asuransi dibayar di muka (K) Rp2.000.000,-
Pendekatan Biaya/Laba Rugi (saat pembayaran di muka)
Pencatatan Jurnal Umum:
Biaya Asuransi (D) Rp6.000.000,-
Kas (K) Rp6.000.000,-
Ayat Jurnal Penyesuaian:
Perhitungan pertanggungan di awal periode 2015:
= 8/12 x Rp6.000.000,-
= Rp4.000.000,-
Asuransi dibayar di muka (D) Rp2.000.000,-
Biaya Asuransi (K) Rp4.000.000,-
3. Pemakaian Perlengkapan
Perlengkapan servis pada Neraca Saldo sebesar Rp5.000.000,- menurut data
penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2014, perlengkapan yang masih tersisa adalah
Rp1.000.000,-
Perhitungan∶ Rp5.000.000,- - Rp1.000.000,- = Rp4.000.000,-
Ayat Jurnal Penyesuaian:
Biaya Perlengkapan (D) Rp4.000.000,-
Perlengkapan (K) Rp4.000.000,-
4. Pendapatan Diterima Dimuka
Telah diterima pendapatan sewa ruko untuk satu tahun (1 Oktober 2014 – 1 Oktober
2015) sebesar Rp. 20.000.000 dan dicatat dengan menggunakan pendekatan
Hutang/Neraca dan pendekatan Pendapatan/Laba–Rugi.
Dengan menggunakan Pendekatan Neraca/Harta pada saat penerimaan pendapatan:
Pencatatan di Jurnal Umum:
Kas (D) Rp20.000.000,-
Pendapatan Sewa dibayar di Muka (K) Rp20.000.000,-
Ayat Jurnal Penyesuaian: Perhitungan sewa diterima sampai akhir periode:  
     = 3/(12) x Rp20.000.000,-        =
Rp5.000.000,- Pendapatan sewa diterima di muka (D) Rp5.000.000,- Pendapatan sewa
(K) Rp5.000.000,-
Dengan menggunakan Pendekatan Biaya/Laba-Rugi pada saat penerimaan pendapatan:
Pencatatan di Jurnal Umum:
Kas (D) Rp20.000.000,-
Pendapatan Sewa (K) Rp20.000.000,-
Ayat Jurnal Penyesuaian: Perhitungan sewa diterima di awal periode depan:  
     = 9/(12) x Rp20.000.000,-        =
Rp15.000.000,- Pendapatan sewa (D) Rp15.000.000,- Pendapatan sewa diterima di muka
(K) Rp15.000.000,-
5. Biaya yang Masih Harus Dibayar
Pada tanggal 31 Desember 2014, perusahaan belum membayarkan gaji untuk 4 orang
karyawan dengan besar masing–masing Rp. 500.000
Ayat Jurnal Penyesuaian untuk akun ini:
Biaya Gaji (D) Rp2.000.000,-
Gaji yang masih harus dibayar (K) Rp2.000.000,-
6. Pendapatan yang Akan Diterima
Pada tanggal 31 Desember 2014, perusahaan masih memiliki bunga yang harus dibayar
senilai Rp1.000.000,-
Ayat Jurnal Penyesuaian untuk akun ini:
Bunga yang akan Diterima (D) Rp1.000.000,-
Pendapatan Bunga (K) Rp1.000.000,-

 Jurnal Penutup

A. Pengertian Jurnal Penutup


Saldo rekening akun pada laporan laba-rugi dan akun penarikan oleh pemilik
dilaporkan pada laporan perubahan modal, tidak diakumulasi dari satu periode ke
periode akuntansi berikutnya karena rekening akun ini hanya melaporkan jumlah
nominal pada satu periode saja, di dalam akuntansi akun ini dikategorikan sebagai akun
sementara atau disebut juga akun nominal. Karena akun nominal ini hanya menunjukkan
jumlah nominal pada satu periode akuntansi saja, maka rekening akun jenis ini harus
memiliki saldo nol di awal periode akuntansi. Supaya akun ini bisa menjadi nol, maka
perlu dibuatkan jurnal penutup.
Jurnal Penutup (closing entries) adalah jurnal akuntansi yang harus dibuat untuk
menjadikan rekening akun-akun sementara (temporer) menjadi bersaldo nol pada akhir
periode akuntansi atau dalam bahasa yang lebih sederhana, jurnal penutup merupakan
ayat jurnal yang perlu dibuat pada akhir periode untuk menutup rekening akun nominal
(sementara). Akun yang termasuk rekening akun nominal atau akun temporer adalah
rekening akun yang ada pada laporan laba-rugi saat periode berjalan serta akun
penarikan modal oleh pemilik (prive), akun yang ada pada laporan laba-rugi akan ditutup
dengan akun ikhtisar laba-rugi dan karena prive akan mengurangi modal, maka
akun prive ditutup pada rekening modal.
B. Tujuan Jurnal Penutup
Tujuan dan fungsi dari jurnal penutup, yaitu:
● Untuk memisahkan transaksi akun pendapatan dan beban agar bercampur dengan
jumlah nominal dari pendapatan dan beban pada tahun selanjutnya.
● Untuk menyajikan neraca awal periode berikutnya setelah dilaksanakan penutupan
buku.
● Agar mempermudah jika dilaksanakan pemeriksaan karena telah dilakukan pemisahan
transaksi yang terjadi di periode sebelumnya dengan transaksi-transaksi pada periode
akuntansi selanjutnya.
● Untuk menyajikan informasi keadaan yang sebenarnya (riil) suatu perusahaan setelah
dilakukan penutupan buku (jurnal penutup). Laporan keuangan hanya akan
memperlihatkan tentang akun yang sesungguhnya saja yang terdiri atas harta, kewajiban
dan ekuitas.
C. Menutup Akun Nominal
Akun-akun nominal yang perlu dibuatkan jurnal penutup antara lain ialah:
● Akun Pendapatan
Menutup seluruh rekening akun pendapatan dengan cara memindahkan rekening
pendapatan ke rekening ikhtisar laba-rugi.

● Akun Beban
Menutup seluruh rekening akun beban dengan memindahkan rekening akun beban
keikhtisar laba-rugi.

● Ikhtisar Laba-Rugi
Menutup akun ikhtisar laba-rugi dengan cara memindahkan saldo ikhtisar laba-rugi ke
akun modal. Ada dua kondisi yang dapat terjadi, yaitu laba (pendapatan lebih besar dari
beban) atau terjadi rugi (pendapatan lebih kecil dari beban). Apabila memperoleh laba,
akun ikhtisar laba-rugi didebitkan dan akun modal dikredit.

Apabila menderita rugi, akun modal didebit dan ikhtisar laba-rugi dikredit.

● Akun Prive
Menutup akun prive (penarikan modal oleh pemilik, biasanya hanya terjadi pada
perusahaan skala kecil), dengan cara memindahkan akun prive ke rekening akun modal.
 Pembuatan Kertas Kerja

Kertas kerja atau disebut juga dengan neraca lajur (worksheet) adalah suatu daftar
yang terdiri dari lajur atau kolom-kolom neraca saldo, ayat jurnal penyesuaian serta
laporan keuangan yang dibuat untuk menyajikan semua data akuntansi yang diperlukan
pada akhir periode akuntansi. Kertas kerja adalah alat bantu yang memudahkan
penyusunan laporan keuangan serta membantu proses penutupan buku besar. Dalam
siklus akuntansi perusahaan, pembuatan kertas kerja tidaklah suatu keharusan.
Dalam penyusunan kertas kerja, dapat disajikan dalam bentuk 6 kolom, 8 kolom, 10
kolom dan 12 kolom. Penyajian yang paling umum dilakukan adalah kertas kerja dengan
bentuk 10 kolom. Berikut adalah contoh format kertas kerja tersebut:
Penyusunan kertas kerja pada perusahaan dagang tidak memiliki perbedaan dengan
penyusunan kertas kerja pada perusahaan jasa. Secara umum, penyusunan kertas kerja
dapat dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Kolom Nomor dan Nama Akun
Kolom untuk mencatat sesuai dengan nomor dan nama akun buku besar.
2.Kolom Neraca Saldo
Kolom untuk mencatat saldo-saldo sementara setiap akun buku besar yaitu saldo
debit dicatat di sisi debit dan saldo kredit dicatat di sisi kredit. Setelah itu lajur debit
dijumlahkan dan hasilnya harus sama dengan jumlah lajur kredit neraca saldo (biasanya
neraca saldo telah disiapkan sebelum menyusun kertas kerja).
3. Kolom Ayat Penyesuaian
Kolom untuk mencatat semua ayat penyesuaian pada akhir periode akuntansi yang
biasanya telah dibuat secara terpisah dalam bentuk jurnal umum. Ayat jurnal
penyesuaian sisi debit dipindahkan pada akun yang bersangkutan, lajur debit dan ayat
jurnal sisi kredit dipindahkan pada akun lajur kredit. Apabila akun dalam ayat
penyesuaian belum ada dalam daftar akun neraca saldo, maka dapat ditambahkan nama
akun baru di bawahnya.
4. Kolom Neraca Saldo Disesuaikan
Kolom ini merupakan perpaduan antara kolom neraca saldo dengan ayat penyesuaian.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a) Semua akun yang tidak mendapat penyesuaian maka saldo akun yang terdapat dalam
kolom neraca saldo langsung dipindahkan ke kolom neraca saldo disesuaikan (saldo debit
dipindah ke sisi debit dan saldo kredit dipindahkan ke sisi kredit).
b) Setiap saldo akun neraca saldo debit yang mengalami penyesuaian debit dijumlahkan,
angkanya dicatat di sisi debit neraca saldo disesuaikan. Begitu juga dengan saldo akun
kredit mengalami penyesuaian kredit dijumlahkan. Angkanya dicatat di sisi kredit neraca
saldo disesuaikan.
c) Setiap saldo akun di neraca saldo kredit jumlahnya lebih besar mengalami penyesuaian
debit , maka selisihnya dicatat di sisi kredit neraca saldo disesuaikan.
d) Setiap saldo akun di neraca saldo debit jumlahnya lebih besar mengalami penyesuaian
kredit, maka selisihnya dicatat di sisi debit neraca saldo disesuaikan.
e) Jumlah akun Ikhtisar laba rugi debit dan kredit kolom penyesuaian tidak diselisihkan,
melainkan langsung dipindahkan ke debit dan kredit kolom neraca saldo disesuaikan.
Apabila semua saldo akun sudah dicatat dan dipindahkan ke kolom neraca saldo
disesuaikan, berarti saldo akun telah mencerminkan keadaan yang sebenarnya dan siap
untuk disajikan dalam laporan keuangan.
5. Kolom Laba-Rugi
Sebelum dilakukan pencatatan dalam kolom laba-rugi ini, maka terlebih dahulu data
akun yang ada dalam kolom neraca saldo disesuaikan yang terdiri dari golongan akun riil
dan golongan akun nominal. Setelah dipastikan golongan akunnya, baru dipindahkan
akun nominal ke kolom laba-rugi sisi debit maupun sisi kredit. Oleh karena jumlah debit
akun ikhtisar laba-rugi mempengaruhi perhitungan laba, maka jumlah debit dan kredit
akun tersebut langsung dipindahkan ke debit dan ke kredit kolom laba-rugi.
LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG

 Laporan Keuangan Perusahaan Dagang


A. Pengertian Laporan Laba Rugi
Perusahaan dagang melakukan kegiatan operasionalnya dengan memperdagangkan
barang-barang yang telah dibeli sebelumnya dan memperoleh laba operasionalnya
dengan menetapkan margin keuntungan untuk setiap penjualan yang dilakukan. Seperti
yang telah diketahui sebelumnya, perbedaan antara perusahaan dagang dengan
perusahaan jasa berada pada perhitungan inventori yang dilakukan. Pada perusahaan
dagang dikenal harga pokok penjualan, akun barang tersedia untuk dijual, retur, sales
discount, dan lain sebagainya. Kegiatan operasional yang dilakukan sebuah perusahaan
tentunya membutuhkan penyajian laporan keuangan di akhir periode akuntansi yang
dimiliki. Laporan keuangan adalah kegiatan yang dilakukan setelah penyusunan kertas
kerja atau neraca lajur. Financial statement adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang
berisi ringkasan tentang transaksi keuangan yang berlangsung.
B. Penyusunan dalam Laporan Laba Rugi
Laporan keuangan disajikan untuk memberikan informasi mengenai posisi harta,
hutang dan modal serta perolehan laba atau rugi sebagai hasil dari aktivitas operasional
perusahaan. Laporan inilah yang nantinya membantu pimpinan dalam pengambilan
keputusan. Seperti halnya perusahaan jasa, laporan keuangan yang disusun dalam
perusahaan dagang meliputi :
1. Laporan Laba/Rugi
Laporan laba/rugi menyajikan ringkasan sumber-sumber penghasilan yang diperoleh
perusahaan dalam menjalankan usahanya dan beban-beban yang harus ditanggung oleh
perusahaan. Laporan laba/rugi harus dapat menunjukkan pendapatan dan beban di akhir
periode akuntansi. Penyajian laporan laba/rugi dapat dilakukan dalam dua bentuk, yaitu :
a) Bentuk Langsung (Single Step)
Dilakukan dengan menjumlahkan semua pendapatan dan beban yang dimiliki
perusahaan. Laba/rugi perusahaan diketahui dengan mencari selisih antara pendapatan
dan beban. Contoh laporan seperti format berikut:
UD. Merak Berjaya
Laporan Laba/Rugi
Periode Akhir Desember 2014
Penjualan Bersih : Rpxxx.xxx.xxx
Harga Pokok Penjualan : (Rpxxx.xxx.xxx)
Laba Kotor : Rpxxx.xxx.xxx
Beban Usaha
Total beban Usaha : (Rpxxx.xxx.xxx)
Laba Usaha : Rpxxx.xxx.xxx
b) Bentuk Bertahap (Multiple Step)
Dilakukan dengan memisahkan antara pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha
serta memisahkan antara beban usaha dan beban lain di luar usaha. Selanjutnya untuk
mengetahui laba atau rugi bersih kedua sisi dibandingkan dan dicari selisihnya. Contoh
laporan seperti format berikut:

2. Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)


Laporan yang menunjukkan adanya perubahan modal dari modal awal menjadi modal
akhir. Hal-hal yang mempengaruhi laporan perubahan modal antara lain besarnya modal
di awal periode, laba atau rugi perusahaan, prive dari pemilik perusahaan, investasi
tambahan dari pemilik dan besarnya modal di akhir periode. Laporan perubahan modal
disajikan pada beberapa bentuk perusahaan seperti Perusahaan Perseorangan,
Persekutuan (CV), dan Firma (Fa). Sementara untuk perseroan, laporan perubahan modal
tidak disajikan dan diganti dengan laporan laba ditahan. Contoh format laporan
perubahan modal adalah sebagai berikut:

3. Neraca (Balance Sheet)


Neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan di akhir
periode dan menghimpun informasi tentang besarnya harta, hutang dan modal
perusahaan. Data–data yang menyusun laporan neraca sebuah perusahaan dagang
bersumber dari kolom neraca pada kertas kerja dan modal akhir dalam laporan
perubahan modal.
Format neraca di perusahaan dagang adalah :
 Laporan Laba Rugi
A. Pengertian Laporan Laba Rugi
Akhir periode akuntansi sebuah perusahaan umumnya akan menghasilkan dua
keadaan yaitu laba atau rugi. Operasional perusahaan yang dilakukan sepanjang periode
akuntansi adalah faktor utama yang mendorong perusahaan untuk mendapatkan laba
ataupun rugi. Laporan laba rugi adalah suatu bentuk laporan keuangan yang memberikan
informasi hasil usaha yang mencakup pendapatan usaha dan beban usaha untuk satu
periode akuntansi. Laporan laba atau rugi dimanfaatkan sebagai indikator untuk menilai
prestasi perusahaan, dan pada beberapa korporasi besar dijadikan acuan untuk
menetapkan harga per lembar saham yang dilepas ke pasar.
Untuk mendapatkan laporan laba atau rugi yang akurat maka harus dikelompokkan
antara unsur-unsur pendapatan dan biaya. Dengan melakukan hal ini maka akan dapat
diperoleh hasil perhitungan laba rugi yang berbeda seperti :
1. Laba rugi kotor, selisih dari hasil penjualan dengan harga pokok penjualan
2. Laba rugi operasional, hasil dari aktivitas-aktivitas yang termasuk rencana perusahaan
kecuali ada perubahan-perubahan besar dalam perekonomiannya, dan diharapkan akan
dicapai setiap tahun. Oleh karenanya, angka ini menyatakan kemampuan perusahaan
untuk hidup dan mencapai laba yang pantas sebagai jasa pada pemilik modal.
3. Laba rugi sebelum dikurangi pajak atau EBIT (Earning Before Tax), laba operasi
ditambah hasil dan biaya diluar operasi biasa. Bagi pihak-pihak tertentu terutama dalam
hal pajak, angka ini adalah yang terpenting karena jumlah ini menyatakan laba yang pada
akhirnya dicapai perusahaan.
4. Laba rugi setelah pajak atau laba bersih, laba setelah dikurangi berbagai pajak. Laba
dipindahkan kedalam perkiraan laba ditahan. Dari perkiraan laba ditahan ini akan
diambil jumlah tertentu untuk dibagikan sebagai deviden kepada para pemegang saham.
Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK), laporan laba rugi adalah laporan utama
untuk melaporkan kinerja sebuah perusahaan terutama tentang prospek keuntungan
yang dapat dicapai perusahaan dimasa yang akan datang. Dapat disimpulkan bahwa
sebuah laporan laba rugi menyajikan beberapa informasi sebagai berikut :
1. Menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan (penjualan
barang dagangan atau jasa) diikuti dengan harga pokok dari barang atau jasa yang dijual,
sehingga diperoleh laba kotor.
2. Menunjukkan biaya-biaya operasi yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya umum
atau administrasi.
3. Menunjukkan harga hasil yang diperoleh diluar operasional perusahaan dan biaya
diluar usaha pokok perusahaan.
B. Tujuan Pembuatan Laporan Laba Rugi
Laporan laba atau rugi perusahaan memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Indikator efisiensi penggunaan dana perusahaan dengan menghitung return value dari
dana yang dikeluarkan.
2. Mengukur prestasi manajemen.
3. Dasar untuk menentukan perencanaan pembayaran pajak dan kompensasi tertentu
kepada pihak yang terlibat dalam operasional perusahaan.
4. Sebagai dasar pembagian deviden.
C. Bentuk-Bentuk Laporan Laba Rugi
Penyajian laporan laba rugi dalam sebuah perusahaan dapat dilakukan dalam dua bentuk,
yaitu:
1. Bentuk Langsung (single step)
Semua pendapatan dikelompokkan tersendiri dibagian atas dan dijumlahkan, begitu juga
dengan semua beban operasional. Untuk mendapatkan laba bersih atau rugi bersih
dilakukan pengurangan jumlah pendapatan dengan jumlah beban. Contoh format
laporan single step adalah sebagai berikut:

2. Bentuk Tidak Langsung (multiple step)


Pendapatan dibedakan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan diluar usaha,
demikian juga dengan beban dibedakan antara beban usaha dan beban diluar usaha.
Penyajian beban usaha dan pendapatan usaha dilakukan pertama sebelum pendapatan
dan beban diluar usaha. Laba atau rugi usaha didapat dengan membandingkan kedua
jenis pendapatan dan beban ini. Contoh format laporan multiple step adalah sebagai
berikut:
Dari kedua bentuk penyajian laporan diatas, dapat disimpulkan bahwa kedua bentuk
laporan laba rugi tersebut harus memuat beberapa hal, yaitu :
1. Menuliskan nama perusahaan.
2. Menuliskan jenis laporan.
3. Menyajikan periode laporan.
4. Menyajikan pendapatan dan beban, dimulai dari beban terbesar ke beban terkecil.
5. Data laporan laba rugi diambil dari kertas kerja.

 Laporan Perubahan Modal


Laporan perubahan modal adalah laporan yang menyajikan perubahan modal
setelah digunakan untuk membiayai kegiatan usaha perusahaan selama satu periode
akuntansi. Laporan perubahan modal menjadi suplemen pelengkap dari laporan
laba/rugi. Laporan ini menyajikan pertambahan atau pengurangan modal dalam satu
periode akuntansi. Laporan perubahan modal merupakan bentuk laporan keuangan
kedua yang disusun setelah penyusuanan laporan laba/rugi.
Unsur-unsur laporan perubahan modal biasanya dari modal awal, laba/rugi
bersih, prive, penambahan modal, dan hasil akhir.
1. Modal awal adalah keseluruhan dana yang diinvestasikan untuk perkembangan atau
kemajuan perusahaan mulai dari awal perusahaan tersebut berdiri sampai waktu
tertentu dimana belum terjadi penambahan modal.
2. Laba/rugi bersih adalah selisih dari semua penghasilan dengan jumlah semua beban,
sebagaimana yang tercatat di dalam laporan laba/rugi.
3. Prive adalah penarikan sejumlah modal oleh direktur (pemilik perusahaan) atau pihak-
pihak yang menanam modal untuk keperluan pribadi atau keperluan lain di luar kegiatan
usaha utama perusahaan.
4. Penambahan modal adalah selisih antara laba bersih dengan prive.
Proses penyusunan laporan perubahan modal menggunakan data kertas kerja yang
terdiri dari akun modal, prive, dan saldo laba/rugi. Modal diketahui dari kertas kerja
kolom neraca pada sisi kredit. Laba bersih dapat dilihat dari kolom laba/rugi sebelah
debit, sementara kerugian dilihat dari kolom laba/rugi sebelah kredit.
Pengambilan prive dapat dilihat dari kolom neraca sebelah debit.
Rumus : (Saldo Laba) Modal Akhir = Modal Awal + (Laba bersih - Prive)
Rumus : (Saldo Rugi) Modal Akhir = Modal Awal – (Rugi bersih + Prive)
Pada perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas, perubahan modal perusahaan
ditunjukkan di dalam penyajian laporan laba/rugi (retained earnings). Dalam laporan ini
pertama-tama diawali dengan penyajian saldo laba tidak dibagi pada periode sebelumnya.
Kemudian dikurangi dengan rugi atau ditambah laba sesuai dengan yang diperoleh
berdasarkan laporan laba/rugi. Selanjutnya dikurangi oleh dividen yang dibagikan jika
perusahaan yang bersangkutan memperoleh laba. Dividen adalah pembagian laba kepada
pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki.
Rumus : (Saldo Laba) Laba Tidak Dibagi (akhir) = Laba Tidak dibagi (Awal) + (Laba
bersih 1 bulan + Dividen yg diumumkan)
Rumus : (Saldo Rugi) Laba Tidak Dibagi (akhir) = Laba Tidak Dibagi (Awal) + Rugi
bersih 1 bulan
Contoh dari laporan perubahan modal
 Neraca
A. Neraca
Neraca adalah daftar yang disusun secara sistematis dalam sebuah siklus akuntansi
untuk menggambarkan kondisi harta, hutang dan modal sebuah perusahaan dalam
posisi debet kredit yang seimbang. Penyajian neraca keuangan akan memudahkan
pemilik modal untuk mengetahui posisi keuangan perusahaannya terutama yang
berhubungan dengan kondisi modal di perusahaan.
B. Akun dalam Neraca
Neraca tersusun atas beberapa bagian seperti:
1. Harta
a) Harta Lancar, harta yang bisa dicairkan dalam bentuk uang tunai dengan manfaat
kurang dari satu tahun. Contohnya adalah kas, kas bank, piutang, perlengkapan dan
persediaan barang.
b) Harta Tetap, harta dengan nilai manfaat lebih dari satu tahun. Contohnya peralatan,
gedung kantor, kendaraan dan tanah.
c) Harta tidak berwujud, harta dengan wujud abstrak. Contohnya hak paten, hak cipta
dan merek dagang.
2. Kewajiban
Kewajiban adalah segala bentuk pembayaran yang harus dilakukan kepada pihak ketiga.
Kewajiban terdiri atas:
a) Hutang lancar, hutang dengan sifat mendesak dan jangka waktu pembayaran kurang
dari setahun. Contohnya hutang dagang dan hutang ke supplier.
b) Hutang jangka panjang, hutang dengan sifat tidak mendesak dan jangka waktu
pembayaran lebih dari setahun atau sudah diatur dalam termin tertentu. Contohnya
adalah kredit koran, obligasi dan investasi pihak ketiga.
3. Modal
Selisih yang didapatkan antara harta setelah dikurangi dengan hutang.
C. Neraca yang Sering Digunakan
Secara umum, neraca dalam laporan keuangan disajikan dalam dua bentuk, yaitu:
1. Neraca bentuk Staffel, bentuk neraca yang disusun ke bawah dan meletakkan saldo
pada bagian samping dengan kolom debet kredit. Tabel neraca ini mirip dengan model
Jurnal Umum.
2. Neraca bentuk Skontro, neraca yang memisahkan antara aktiva dan passiva pada
posisi kanan dan kiri atau bersebelahan.
Contoh kedua bentuk neraca dapat dilihat dari tampilan di bawah ini, neraca sebuah
perusahaan penyewaan peralatan pesta sebagai berikut:
D. Tahapan dalam Menyusun Neraca
Dalam menyusun neraca, diperhatikan beberapa langkah-langkah penyusunan, yaitu:
1. Menuliskan nama perusahaan.
2. Menuliskan jenis laporan.
3. Menuliskan waktu pelaporan neraca.
4. Menyajikan aktiva, kewajiban dan modal berdasarkan susunan yang diatur sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi Indonesia.

 Laporan Arus Kas


A. Definisi Laporan Arus Kas
Laporan arus kas (cash flow statement atau statement of cash flows) adalah bagian
dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi
yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang (kas) perusahaan. Informasi ini
penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya
arus kas masuk dan kas keluar tersebut. Kegiatan perusahaan umumnya terdiri dari tiga
jenis yaitu kegiatan operasional, kegiatan investasi serta kegiatan keuangan.
Laporan arus kas merupakan penerimaan kas dan pembayaran kas (pengeluaran
kas). Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pengeluaran kas yang
digolongkan sesuai dengan kegiatan utama entitas seperti operasi, investasi, dan
pembelanjaan. Laporan tersebut melaporkan arus masuk kas bersih atau keluar kas
bersih dari setiap kegiatan dan untuk semua kegiatan usaha.
Arus kas masuk (cash inflows) merupakan penerimaan kas yang berasal dari
kegiatan rutin perusahaan, misalnya penjualan tunai, penerimaan piutang maupun
penerimaan kas yang bersifat tidak rutin misalnya penyertaan modal, penjualan saham,
penjualan aktiva perusahaan. Arus kas keluar (cash out flows) adalah pengeluaran yang
bersifat kontiniu, seperti pembayaran bunga, dividen dan pembayaran pajak. Arus kas
berlangsung terus menerus selama perusahaan menjalankan kegiatannya. Agar kas ini
mudah dibaca dan dipahami, maka informasi arus kas tersebut dibuat dalam bentuk
laporan yang disebut laporan arus kas (statement of cash flows), sehingga dapat
memenuhi kebutuhan informasi para investor dan kreditur dalam menganalisa arus kas.
B. Tujuan dan Kegunaan Laporan Arus Kas
Laporan arus kas disusun dengan tujuan utama untuk memberikan informasi
tentang aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan basis kas (cash basis) selama
periode akuntansi tertentu. Menurut Financial Accounting Standard Board (FASB),
informasi yang diberikan dalam suatu laporan kas, jika digunakan dengan
pengungkapan yang berkaitan dan laporan keuangan lainnya, harus membantu investor,
kreditor dan pihak lainnya untuk:
1. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih masa depan.
2. Menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, kemampuan
membayar dividen, dan kebutuhan untuk pendanaan eksternal.
3. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dibanding penerimaan serta pengeluaran
kas yang berkaitan.
4. Menilai pengaruh transaksi investasi dan pendanaan baik kas maupun non kas
terhadap posisi keuangan suatu perusahaan selama satu periode tertentu.

Jadi, informasi yang disajikan dalam laporan arus kas berguna bagi para pemakai
laporan keuangan, baik bagi pihak manajemen, investor, kreditor maupun pihak-pihak
yang berkepentingan lainnya, sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan
untuk menggunakan arus kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk
menggunakan arus kas tersebut.
C. Bentuk dan Metode Laporan Arus Kas
1. Metode Langsung
Terdapat dua bentuk penyajian laporan arus kas, yang pertama metode langsung
dan yang kedua metode tidak langsung. Perbedaan antara kedua metode terletak pada
penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi. Dengan metode langsung, arus kas dari
kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas
masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau
pengeluaran kas. Sementara itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari opersional
ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi
dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar
serta laba/rugi karena pelepasan investasi.
2. Metode Tidak Langsung
Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh
dari transaksi bukan kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran
kas untuk operasi dari masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban
yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Jadi pada dasarnya metode
tidak langsung ini merupakan rekonsiliasi laba bersih yang diperoleh perusahaan.
Metode ini memberikan suatu rangkaian hubungan antara laporan arus kas dengan
laporan laba/rugi dan neraca. Dalam metode tidak langsung arus kas bersih diperoleh
dari aktifitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari
pengaruh:
a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan.
b. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan
kerugian, valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum
dibagikan dan hak minoritas dalam laba/rugi konsolidasi.
c. Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
D. Penyusunan Laporan Arus Kas
Menurut Smith dan Skousen, penyusunan laporan arus kas terdiri dari sumber-
sumber data yang meliputi empat langkah pokok, yaitu:
1. Menentukan perubahan dalam kas.
2. Menentukan arus kas bersih dari aktifitas operasi.
3. Menentukan arus kas dari aktifitas investasi dan pendanaan.
4. Menyiapkan suatu laporan arus kas formal.
SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

 Siklus Akuntansi bagi Perusahaan Dagang

A. Definisi Perusahaan Dagang


Perusahaan dagang adalah perusahaan yang melakukan kegiatan operasionalnya
dengan membeli barang dagangan dan menjualnya kembali tanpa merubah bentuk
barang tersebut, dengan tujuan memperoleh keuntungan (laba).
B. Perbedaan Akuntansi Dagang dan Jasa
Beberapa perbedaan mendasar antara perusahaan dagang dan perusahaan jasa antara
lain:
1. Perusahaan dagang memperoleh keuntungan dengan membeli dan menjual barang,
sementara perusahaan jasa memperoleh keuntungan melalui pelayanan jasa yang
diberikan.
2. Menentukan Harga Pokok Penjualan.
3. Kegiatan operasional perusahaan dagang membukukan beban penjualan dan
administrasi umum, sementara perusahaan jasa membukukan beban usaha dan beban
luar usaha.
C. Akun-akun dalam Perusahaan Dagang
Dalam siklus akuntasi, perusahaan dagang dapat dijumpai akun-akun khusus antara
lain:
1. Akun pembelian, akun yang digunakan untuk membeli barang dagangan secara tunai
ataupun kredit.
2. Akun penjualan, akun yang digunakan untuk mencatat penjualan barang dagangan
secara tunai ataupun kredit.
3. Akun retur pembelian dan pengurangan harga, akun yang digunakan untuk
mencatat pengembalian sebagian barang yang telah dibeli kepada penjual karena rusak
atau tidak sesuai dengan pesanan.
4. Akun retur penjualan dan pengurangan harga, akun yang mencatat penerimaan
kembali sebagian barang yang telah dijual dari pembeli karena rusak atau tidak sesuai
dengan pesanan.
5. Akun utang dagang, akun yang digunakan untuk mencatat timbulnya hutang dagang
dan pelunasan kewajiban atas pembelian secara kredit.
6. Akun piutang dagang, akun yang digunakan untuk mencatat timbulnya piutang
dagang dan penerimaan pelunasan piutang atas penjualan secara kredit.
7. Akun potongan pembelian, akun yang mencatat potongan yang diterima pembeli
karena melunasi hutang dalam masa potongan.
8. Akun potongan penjualan, akun untuk mencatat potongan yang diberikan penjual
karena menerima pelunasan piutang dalam masa potongan.
D. Siklus dan Tahap Pencatatan Akuntansi Perusahaan Dagang
Secara parsial, siklus akuntansi perusahaan dagang yang sedikit berbeda dibandingkan
perusahaan lainnya adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pencatatan
Tahapan ini meliputi pembuatan atau penerimaan bukti transaksi, pencatatan dalam
jurnal dan pemindahbukuan ke buku besar. Bukti transaksi yang sah dalam sebuah
perusahaan dagang antara lain:
a) Faktur, pembeli dan penjual akan menyimpan faktur sebagai bukti tertulis
terjadinya transaksi.
b) Nota kredit, bukti tertulis dari pengembalian barang dari pembeli bila terjadi
sesuatu hal yang menyebabkan barang yang diperdagangkan harus dikembalikan.
c) Kuitansi, bukti pembayaran atau pengeluaran bagi perusahaan dan bukti
penerimaan uang bagi penerima.
Metode pencatatan transaksi dalam perusahaan dagang dilakukan dalam dua cara yaitu:
a) Metode fisik atau periodik, pencatatan yang berkaitan dengan barang dagangan
tidak dilakukan secara berkelanjutan, sehingga data yang diperoleh berdasarkan hasil
perhitungan fisik di gudang.
b) Metode perpetual atau permanen terus-menerus, artinya pencatatan yang
berkaitan dengan barang dagangan dilakukan secara berkelanjutan, sehingga bila terjadi
pembelian akan menambah persediaan barang dagangan dan bila terjadi penjualan akan
mengurangi persediaan barang dagangan.
2. Posting ke buku besar, pemindahan akun-akun yang telah dijurnal sebelumnya.
3. Penyusunan neraca saldo, berfungsi untuk memastikan sisi debit dan kredit dari
akun-akun yang dipergunakan sudah seimbang.
4. Penyusunan jurnal penyesuaian, hal ini dilakukan jika terdapat kesalahan dalam
pencatatan /penjurnalan.
5. Penyusunan laporan keuangan, ringkasan catatan transaksi keuangan dalam satu
periode akuntansi yang memberi informasi tentang posisi harta, hutang dan modal
perusahaan. Laporan keuangan mencakup laporan laba-rugi, perubahan ekuitas dan
neraca.
6. Penyusunan jurnal penutup atas akun pada laporan laba-rugi, yaitu akun
pendapatan dan beban.
7. Penyusunan neraca saldo setelah penutupan, penggabungan antara neraca saldo
dengan jurnal penutup. Dalam tahap ini, akan terlihat dalam laporan laba atau rugi
bersaldo nol.

 Pembuatan Jurnal Penutup

A. Definisi Jurnal Penutup


Jurnal penutup atau closing entries adalah jurnal yang digunakan untuk menutup
beberapa jenis akun dengan menolkan akun-akun tersebut. Akun-akun yang mendapat
perlakukan seperti itu adalah akun-akun nominal, yaitu akun pendapatan, akun biaya,
akun pribadi, penyewaan, beban asuransi dan sebagainya. Akun-akun nominal pada
awalnya dibentuk untuk memudahkan penghitungan hasil kegiatan perusahaan selama
satu periode. Namun pada penyusunan jurnal penutup, akun ini harus di-nol-kan karena
tidak relevan lagi dengan akun -akun pada periode berikutnya. Penutupan akun nominal
menggunakan akun ikhtisar laba/ rugi atau* income summary* sebagai akun penampung
yang dibuka sekaligus ditutup pada akhir periode. Setelah akun nominal ditutup ke akun
ikhtisar laba rugi, maka akun ini ditutup ke akun modal. Akun ikhtisar laba rugi disebut
juga dengan akun kliring atau clearing account.
B. Cara Penyusunan Jurnal Penutup
Secara umum, penyusunan Jurnal Penutup adalah:
1. Untuk menutup saldo yang terdapat dalam semua rekening sementara. Kata menutup
berarti mengurangi saldo rekening sehingga menjadi nol. Dengan cara ini pula akan dapat
dipisahkan jumlah saldo-saldo rekening sementara untuk periode ini dengan jumlah
saldo-saldo rekening sementara pada periode berikutnya.
2. Agar saldo rekening modal menunjukan jumlah yang sesuai pada keadaan pada akhir
periode. Dengan adanya jurnal ini, maka saldo rekening modal akan sama dengan jumlah
modal akhir yang dilaporkan dalam neraca.
C. Langkah dalam Penyusunan Jurnal Penutup
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Menutup akun-akun pendapatan di sisi debet, dengan menulis akun-akun pendapatan
beserta nilai rupiahnya dari tiap akun. Sedangkan di sisi kredit, tulislah akun ikhtisar laba
rugi yang nilai rupiahnya sebesar total nilai rupiah akun pendapatan.
2. Menutup akun-akun biaya di sisi debet, dengan menulis akun ikhtisar laba rugi sebesar
nominal akun-akun biaya. Sedangkan di sisi kredit, tulislah akun-akun biaya dan nominal
untuk masing-masing akun biaya.
3. Menutup akun ikhtisar laba rugi, jika perusahaan menghasilkan laba, maka pencatatan
dilakukan dengan mendebet akun ikhtisar laba rugi sebesar laba bersih (selisih antara
saldo kredit dan saldo debet akun ikhtisar laba rugi), dan mengkredit akun modal di sisi
kredit sebesar nominal yang sama. Jika perusahaan mengalami rugi maka pencatatan
dilakukan dengan mendebet akun modal dan mengkredit akun ikhtisar laba rugi senilai
rugi bersih.
4. Menutup akun pribadi dengan mencatat di sisi debet akun modal dan di sisi kredit akun
pribadi sebesar nominal saldo akun pribadi.
5. Pada kolom paling bawah, hitunglah jumlah nominal sisi debet dan kredit. Jumlah
kedua sisi harus sama.
D. Sumber-sumber yang Menjadi Jurnal Penutup
Sumber utama jurnal penutup diperoleh dari:
1. Rekening nominal setelah posting jurnal penyesuaian.
2. Laporan laba-rugi dan laporan perubahan modal.
3. Kertas kerja atau neraca lajur di kolom laba-rugi, kolom modal dan neraca.
E. Akun-akun yang Memerlukan Jurnal Penutup
Beberapa akun yang memerlukan jurnal penutup sebagai berikut:
1. Perkiraan-perkiraan Pendapatan (revenues)
Menutup perkiraan-perkiraan pendapatan yang terdapat di sebelah kredit di dalam
laporan rekening laba-rugi, dengan memindahkannya ke dalam perkiraan ikhtisar
pendapatan (Insure come Summary).
Perkiraan pendapatan ditutup di sebelah debit dan dipindahkan kesebelah kredit pada
perkiraan Ikhtisar Pendapatan.

2. Perkiraan Biaya (expenses)


Menutup semua rekening perkiraan biaya yang terdapat di sebelah debit dalam
laporan laba-rugi, dengan memindahkannya ke dalam perkiraan ikhtisar pendapatan.

3. Perkiraan Ikhtisar Laba-Rugi


Perkiraan Ikhtisar laba-rugi merupakan perkiraan perantara untuk memindahkan
pendapatan dan beban ke perkiraan modal. Setelah pendapatan dan beban dicatat dalam
perkiraan ini, maka harus dihitung saldonya. Kemudian saldo tersebut ditutup
keperkiraan modal. Jika terdapat saldo debit, maka saldo tersebut ditutup dengan
mendebitkan perkiraan modal dan mengkreditkan perkiraan ikhtisar laba-rugi.
4. Prive
Menutup rekening prive, pengambilan kas perusahaan untuk kepentingan pribadi,
merupakan jurnal penutup yang terakhir.

 Memposting Jurnal Penutup ke Buku Besar


Jurnal Penutup atau disebut juga closing entries adalah jurnal yang digunakan untuk
menutup atau menolkan saldo dari beberapa akun. Dalam siklus akuntansi akan dijumpai
banyak akun seperti akun riil, akun nominal, akun pribadi, dan akun kliring. Sementara
dalam jurnal penutup, akun yang ditutup atau dinolkan adalah akun-akun nominal seperti
akun pendapatan, akun biaya, akun pribadi dan akun ikhtisar laba/rugi. Akun nominal
perlu ditutup karena selama siklus akuntansi, akun ini dibentuk hanya untuk
memudahkan penghitungan hasil kegiatan bisnis perusahaan selama satu periode
berjalan dan merupakan perpanjangan akun modal. Karenanya perlu ditutup sebab sudah
tidak relevan lagi untuk dibawa ke periode selanjutnya dan dipindahkan ke akun modal.
Untuk menutup akun nominal, digunakan akun ikhtisar laba/rugi atau income
summary sebagai akun penampung yang dibuka sekaligus ditutup di akhir periode. Akun
ikhtisar laba/rugi ini sering disebut akun kliring karena hanya digunakan untuk
membantu pencatatan dalam jurnal penutup. Secara garis besar, jurnal penutup memiliki
fungsi berikut:
1. Menutup Saldo yang Terdapat dalam Semua Akun Nominal
Dengan cara ini, pada periode berikutnya semua akun nominal akan dimulai dengan
saldo nol. Metode ini dapat dengan mudah memisahkan jumlah akun nominal di periode
ini dengan saldo nominal di periode mendatang jika sewaktu-waktu diperlukan progress
per periode.
2. Agar Saldo Pada Akun Modal Menunjukkan Jumlah yang Sesuai dengan Keadaan
Diakhir Periode
Dengan jurnal penutup, maka saldo rekening modal akan sama dengan jumlah modal
akhir yang dilaporkan dalam neraca.
Dalam menutup buku besar, harus dilakukan beberapa hal sebagai berikut:
1. Memindahkan (posting) jurnal penyesuaian ke rekening-rekening buku besar yang
bersangkutan.
2. Memindahkan (posting) jurnal penutup ke rekening buku besar yang bersangkutan.
Dalam contoh dapat dilihat posting ke buku besar berdasarkan kertas kerja perusahaan
sebagai berikut:
Setelah posting dilakukan ke buku besar maka selanjutnya akan diketahui neraca
saldo setelah penutupan.
 Neraca Saldo setelah Penutupan
Siklus akuntansi adalah suatu proses penyediaan laporan keuangan perusahaan
untuk suatu periode waktu tertentu. Siklus ini dimulai dari terjadinya transaksi, sampai
penyiapan laporan keuangan pada akhir suatu periode. Dalam proses siklusnya, terdapat
empat penggolongan berdasarkan transaksi dan kegiatannya. Tahap dalam siklus
akuntansi ialah:
1. Tahap pencatatan, yang termasuk ke dalam tahap pencatatan yaitu dokumen transaksi
dan jurnal.
2. Tahap penggolongan, yang termasuk ke dalam tahap penggolongan yaitu buku besar
dan buku besar pembantu.
3. Tahap pengiktisaran, yang termasuk ke dalam tahap pengiktisaran yaitu neraca saldo,
jurnal penyesuaian, neraca lajur, jurnal penutup, menutup akun buku besar, neraca saldo
setelah penutupan, dan jurnal pembalik.
4. Tahap pelaporan, yang termasuk ke dalam tahap pelaporan yaitu laporan laba/rugi,
laporan perubahan modal, neraca, dan laporan arus kas.
Setelah semua akun nominal ditutup dan dipindahkan ke akun modal pemilik maka
langkah berikutnya dari siklus akuntansi yaitu menyusun neraca saldo setelah penutupan
(after closing trial balance). Tujuan penyusunan neraca saldo setelah penutupan (after
closing trial balance), yaitu untuk meyakinkan bahwa keseimbangan posisi keuangan
tetap terjaga. Hal ini berguna untuk memulai siklus akuntansi pada periode akuntansi
berikutnya.
Neraca saldo setelah penutupan adalah neraca saldo yang disusun setelah akun
nominal atau akun sementara ditutup atau di-nol-kan saldonya dengan cara membuat
jurnal penutup. Jadi neraca saldo setelah penutupan berisi akun-akun riil saja (harta,
utang dan modal). Neraca saldo setelah penutupan berguna untuk memeriksa
keseimbangan jumlah saldo debet dengan kredit akun-akun buku besar setelah dilakukan
penutupan. Neraca saldo setelah penutupan ini juga diperlukan sebelum proses akuntansi
periode berikutnya.
Cara penyusunan neraca saldo setelah penutupan sama dengan neraca saldo biasa,
hanya yang dicantumkan di dalamnya ialah akun-akun yang termasuk akun riil, yaitu
akun yang saldonya terbawa dari periode ke periode akuntansi berikutnya. Akun tersebut
tidak dicatat karena sebelumnya saldonya telah di-nol-kan (ditutup) dengan bantuan
jurnal penutup yang telah dikerjakan.
Perbedaan antara neraca saldo dan neraca saldo setelah penutupan terlihat pada
akun-akun dan saldo di dalamnya. Pada neraca saldo, terdapat akun-akun riil (aktiva,
kewajiban dan modal) serta akun-akun nominal (penjualan, pendapatan, pembelian,
beban dan prive) sementara neraca saldo setelah penutupan hanya memuat saldo-saldo
dari akun aktiva perusahaan baik aktiva lancar ataupun aktiva tetap, akun kewajiban atau
hutang, dan modal akhir perusahaan. Neraca saldo setelah penutupan memuat saldo akun
atau rekening buku besar setelah disusunnya jurnal penyesuaian dan posting jurnal
penutup ke dalam buku besar.
Penyusunan buku besar pada akhir periode yang telah disusun dinyatakan benar
apabila setelah penyusunan neraca saldo penutupan, total saldo pada neraca saldo setelah
penutupan menunjukkan angka yang seimbang antara total saldo debet dan total saldo
kredit dalam neraca saldo penutupan. Secara umum, penyusunan neraca saldo setelah
penutupan bertujuan untuk:
1. Koreksi atau kontrol terhadap penyusunan buku besar di akhir periode.
2. Pencatatan akun-akun riil perusahaan.
3. Dasar pembukuan di periode selanjutnya.


MODUL PRAKTIKUM
AKUNTANSI PERUSAHAAN
DAGANG

Dibuat oleh:
Denny Erica, SE, MM

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucakan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat


syukur dan karunia-Nya kepada kita semua. Modul Praktikum Akuntansi Perusahaan
Dagang ini telah selesai dibuat dan diperuntukkan bagi mahasiswa yang telah atau
sedang menempuh mata kuliah Akuntansi Perusahaan Dagang. Modul praktikum ini
berisi Teori dan Kasus Pemrosesan Akuntansi Manual yang disajikan secara sederhana
pada Perusahaan Dagang.
Penulis menyadari bahwa modul praktikum ini belum sepenuhnya mampu
memberikan gambaran menyeluruh permasalahan dan harapan yang ada dalam
praktikum, maupun perkembangan akuntansi yang ada. Oleh karena itu saran dan
kritik yang konstruktif sangat diharapkan guna perbaikan dan penyempurnaan modul
praktikum ini dimasa yang akan datang. Selanjutnya diucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu selama proses penyusunan modul praktikum ini.
Akhirnya kata Penulis ucapkan terimakasih dan semoga modul praktikum ini dapat
bermanfaat.

Jakarta, 22 September 2020


Denny Erica, SE, MM

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………………………. i


Kata Pengantar ………………………………………………………………………. ii
Daftar Isi ……………………………………………………………………..……….. iii
BAB I : Gambaran Umum Perusahaan Dagang ………………………...… 1
1.1. Pengertian Perusahaan Dagang ……………………………….. 1
BAB II : Gambaran Umum Akuntansi Perusahaan Dagang ……….……... 3
2.1. Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang ……………………….. 3
2.2. Identifikasi Transaksi Jurnal Umum ………………………….. 3
2.3. Jurnal Khusus …………………………………………………… 5
2.4. Buku Besar Pembantu …………………………………………. 7
2.5. Posting Ke Buku Besar ………………………………………… 7
2.6. Laporan Harga Pokok Penjualan …………………………….. 8
2.7. Membuat Neraca Saldo ……………………………………….. 9
2.8. Jurnal Penyesuaian …………………………………………….. 9
2.9. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian …………………………… 9
2.10. Menyiapkan Laporan Keuangan …………………………… 10
2.11. Membuat Jurnal Penutup …………………………………… 10
2.12. Neraca Saldo Setelah Penutupan …………………………… 10
2.13. Jurnal Pembalik ………………………………………………. 10
BAB III : Pembuatan Laporan Keuangan Perusahaan Dagang ……….… 11
3.1. Soal Kasus Akuntansi Perusahaan Dagang ………………… 11
3.2. Petunjuk Pengerjaan & Penilaian ……………………………. 15
3.3. Lembar Jawaban ……………………………………………….. 16
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
GAMBARAN UMUM
PERUSAHAAN DAGANG

1.1. PENGERTIAN PERUSAHAAN DAGANG

Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang proses kerja (bisnisnya) adalah


membeli barang dari pemasok lalu menjual lagi ke konsumen tanpa mengubah wujud
barang dagangnya. Mudahnya, bisa kamu temukan dalam kehidupan sehari-hari,
seperti toko kelontong, supermarket, minimarket dan yang lainnya. Jenis usaha
tersebut membeli stok barang kebutuhan sehari hari dari supplier atau pemasok
kemudian menjualkannya lagi ke konsumen.
Dengan kata lain Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatan
utamanya adalah membeli, menyimpan dan menjual kembali barang dagangnya tanpa
memberikan nilai tambah terhadap produknya. Nilai tambah yang dimaksud berupa
mengolah atau mengubah bentuk dan sifat barang sedemikian rupa sehingga memiliki
nilai jual yang lebih tinggi.

Jenis – Jenis Perusahaan


1. Perusahaan Jasa : perusahaan yang menghasilkan jasa dan bukan barang/produk
untuk pelanggan.
2. Perusahaan Dagang : perusahaan yang kegiatan usahanya adalah membeli barang
dagangan dari pemasok (supplier) kemudian menjual kembali kepada pelanggan.
3. Perusahaan Pabrik / Manufaktur : perusahaan yang kegiatan usahanya adalah
membeli bahan baku (input) kemudian mengubahnya menjadi barang yang dijual
kembali kepada pelanggan.

Karakteristik Perusahaan Jasa, Dagang & Manufaktur

1
Ciri-ciri Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang umumnya dibedakan dari ciri-cirinya. Adapun ciri-ciri dari
perusahaan dagang antara lain:
 Pendapatannya berasal dari penjualan barang dagang
 Biaya utamanya bersumber dari harga pokok barang yang terjual dan biaya usaha
lainnya
 Dalam pencatatan akuntansi terdapat akun persediaan barang dagang
 Perusahaan dagang berperan sebagai perantara antara produsen dan konsumen
 Antara barang yang dibeli sampai dijual tidak dibentuk dan dirubah sedemikian
rupa
 Tujuan perusahaan dagang adalah memperoleh laba dengan cara menjual barang
dagang dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga belinya

Secara garis besar, pada perusahaan dagang dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)
jenis, yaitu:
 Pedagang Besar
Yaitu pedagang yang membeli dan menjual barang-barang dalam partai besar.
Contoh: agen, grosir, dll.
 Pedagang Menengah
Yaitu pedagang yang membeli dan menjual barang dalam partai besar tetapi
menjual kepada pengecer dalam jumlah sedang.
Contoh: penyalur, dan toko-toko besar.
 Pedagang Kecil
Yaitu pedagang yang menjual barang langsung kepada konsumen.
Contoh: toko-toko kecil, warung, dll.

Note:
Pada perusahaan dagang juga mengenal istilah konsiyasi, yaitu suatu perjanjian
antara dua pihak dimana salah satu pihak sebagai pemilik barang menyerahkan
barangnya kepada pihak tertentu untuk menjualnya dan kemudian akan
mendapatkan komisi tertentu.
Pihak pemilik barang disebut consignor sementara pihak yang dititipi atau menjual
barang disebut dengan consignee.

Perusahaan dagang berdasarkan produk yang diperdayakan dibedakan menjadi


dua jenis yaitu :
 Perusahaan dagang bahan baku
Perusahaan dagang yang memperjualkan produk bahan baku sebagai bahan dasar
dalam pembuatan produk atau alat produksi untuk menghasilkan sebuah produk
lain seperti kayu, mesin gergaji, dan bahan baku lainnya.
 Perusahaan dagang barang jadi
Ini merupakan perusahaan yang menjual sebauh produk jadi dalam bentuk akhir
yang siap digunakan manusia seperti buku, televisi, sepatu dan lain sebagainya.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

2.1. SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

Siklus akuntansi perusahaan dagang adalah sebuah proses yang harus dilalui
untuk membuat laporan keuangan perusahaan tersebut dalam periode tertentu. Secara
umum, perhitungan ini akan diawali dengan mengumpulkan data transaksi hingga ke
pembuatan laporan keuangan perusahaan untuk bisa melanjutkan penutupan saldo.
Pada dasarnya, tidak ada yang jauh berbeda dari siklus akuntansi perusahaan
jasa maupun dagang. Kegiatannya sama mulai dari pencatatan semua transaksi
kedalam jurnal lalu di bukukan kedalam buku besar dengan kelompok akun yang
sejenis. Pada akhir periode, setiap saldo dari semua rekening dihitung dan
dicantumkan kedalam neraca lajur yang kemudian memudahkan proses
pembuatan laporan keuangan.

2.2. IDENTIFIKASI TRANSAKSI JURNAL UMUM

Tahap siklus akuntansi yang pertama adalah mengidentifikasi transaksi yang


terjadi pada perusahaan yang melibatkan semua akun. Terdapat dua cara membuatnya,
yakni metode periodik (fisik) dan perpetual (terus-menerus). Berikut ini akan
ditampilkan contoh jurnal umum dari kedua metode yang digunakan agar kamu
semakin paham tentang bagaimana menyusun jurnal umum.

 Jurnal Umum Periodik

Metode Periodik atau Fisik biasanya digunakan pada perusahaan yang menjual
barang dagangan dengan harga yang relatif murah, tetapi sering terjadi. Dalam metode
Periodik atau Fisik, perpindahan barang dagangan baik yang masuk maupun keluar
tidak akan dicatat. Selain itu, akun persediaan barang dagangan tidak bisa dicatat

3
didebit untuk transaksi pembelian barang dagangan dan tidak bisa dicatat dikredit
untuk transaksi penjualan barang dagangan.
Dalam metode Periodik atau Fisik, akun pembelian bisa dicatat didebit untuk
transaksi pembelian barang dagangan, sedangkan akun penjualan bisa dicatat dikredit
untuk transaksi penjualan barang dagangan. Pencatatan traksaksi dengan metode ini
mengakibatkan persediaan barang tidak bisa diketahui setiap saat karena pencatatan
dilakukan secara periodik (berkala) pada akhir periode. Berikut ini akan ditampilkan
contoh jurnal umum bentuk periodik.

Contoh Jurnal Umum Bentuk Periodik

 Jurnal Umum Perpetual

Metode perpetual atau terus-menerus biasanya digunakan pada perusahaan


yang menjual barang dagangan dengan harga yang relatif mahal, tetapi jarang terjadi.
Pada metode perpetual atau terus-menerus, transaksi pembelian barang dagangan
dapat dicatat dengan mendebit akun persediaan barang dagangan sebesar harga beli
(harga perolehan), sebaliknya jika terjadi penjualan akan dicatat dengan mengkredit
akun persediaan barang dagangan sebesar harga pokoknya.
Pencatatan traksaksi dengan metode ini hasilnya lebih akurat dibandingkan
metode periodik karena pencatatan dilakukan secara terus-menerus dan terperinci
untuk setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan dagang, selain itu persediaan
barang dagang dapat diketahui setiap saat karena tercatat secara terus-menerus.
Berikut ini akan ditampilkan contoh jurnal umum bentuk perpetual.

4
Contoh Jurnal Umum Bentuk Perpetual

2.3. JURNAL KHUSUS

Bagi perusahaan yang mempunyai transaksi yang sedikit mungkin bisa saja
hanya menggunakan jurnal umum untuk mencatat transaksinya. Namun pada kasus
perusahaan dengan transaksi yang banyak, tentu sulit untuk mengkelompokkannya,
jadi butuh jurnal khusus sebagai buku jurnal yang mewadahi transaksi-transaksi
tertentu. Penggunaan jurnal khusus dapat membuat efisiensi waktu tenaga dan biaya.

Jenis-jenis jurnal khusus diantaranya :

1. Jurnal Penerimaan Kas

Jurnal penerimaan kas merupakan buku jurnal yang digunakan untuk mencatat
seluruh transaksi yang berhubungan dengan penerimaan uang secara tunai maupun
non tunai. Penerimaan uang tunai berasal dari berbagai sumber.
Di dalam jurnal penerimaan kas, juga terdapat beberapa transaksis khusus, yaitu:
 Penjualan tunai

5
 Penerimaan pelunasan piutang
 Pengembalian atau retur pembelian secara tunai, dan
 Penerimaan pendapatan.

2. Jurnal Pengeluaran Kas

Jurnal khusus pengeluaran kas dapat diartikan sebagai sebuah jurnal khusu
yang dibuat untuk mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan pengeluaran
uang atau pembayaran uang tunai kepada suplayer.
Berikut ini beberapa transaksi yang tercatat pada jurnal khusus pengeluaran kas:
 Pembayaran atau pelunasan utang dagang
 Pembelian secara tunai
 Retur penjualan
 Pengambilan uang tunai untuk keperluan pribadi atau prive
 Pembayaran beban-beban

3. Jurnal Pembelian

Jurnal khusus pembelian itu sendiri merupakan jurnal yang digunakan untuk
mencatat semua jenis transaksi pembelian yang dilakukan secara kredit, baik pembelian
barang maupun bukan barang dagang.
Pencatatanya meliputi:
 Pembelian barang dagang dengan kredit
 Pembelian perlengkapan, peralatan serta aktiva lain secara kredit

6
4. Jurnal Penjualan

Merupakan bentuk buku jurnal yang digunakan khusus untuk mencatat semua
transaksi yang berkaitan dengan penjualan barang dagan cara kerdit. Tidak ada akun
khusus yang harus dimasukkan dalam jurnal ini adalah hal yang membedakan antara
jurnal penjualan dengan yang lainnya.

Note:
Jika ada transaksi yang tidak bisa dimasukkan kedalam jurnal khusus maka dibuatkan
jurnal memorial atau jurnal umumnya

2.4. BUKU BESAR PEMBANTU

Setelah jurnal khusus yang dibuat untuk mencatat transaksi tertentu, perusahaan
dagang juga membuat buku besar khusus yang disebut dengan buku besar pembantu.
Buku besar pembantu adalah bagian dari buku besar umum yang digunakan untuk
merinci lebih lanjut data dalam satu akun. Pencatatan beberapa akun tertentu (akun
piutang dan akun hutang) untuk kemudian dijadikan dasar informasi untuk menyusun
neraca saldo suatu perusahaan dagang.

Jenis buku besar pembantu (subsidiary ledger) yang digunakan perusahaan


umumnya terdiri dari:

 Buku besar pembantu utang (account payable subsidiary ledger)

Buku besar pembantu utang ini berfungsi untuk mencatat rincian utang menurut
nama kreditor.

 Buku besar pembantu piutang (account receivable subsidiary ledger)

Ini berkebalikan dengan buku utang. Buku piutang ini berfungsi mencatat
rincian piutang perusahaan menurut nama langganan (debitor).

2.5. POSTING KE BUKU BESAR

Tahap selanjutnya adalah memindahkan data dari jurnal umum ke dalam buku
besar. Selain jurnal umum, pada perusahaan dagang informasi data buku besar berasal
dari jurnal khusus. Peristiwa ini disebut dengan posting buku besar.
Pemindahbukuan (posting) dilaksanakan setelah semua transaksi dicatat ke
dalam buku jurnal. Pemindahbukuan dari jurnal khusus ataupun jurnal umum ke buku
besar dengan prosedur berikut:

7
 Jumlah nominal yang terdapat di jurnal khusus dipindah ke kolom saldo debit atau
kredit dari rekening yang bersangkutan.
 Nomor halaman yang terdapat di jurnal khusus dipindah ke kolom ref buku besar
sebagai tanda sumber pempostingan.
 Rekening-rekening yang terdapat di jurnal khusus setelah diposting diberi nomor
sebagai tanda jumlah nominalnya telah dipindahkan ke buku besar.
 Jumlah yang dipindahkan ke buku besar merupakan jumlah akhir sehingga tanggal
ditulis per akhir periode. Khusus untuk kolom serba-serbi yang terdapat di jurnal
penerimaan dan pengeluaran kas, posting dilakukan menurut tanggal transaksi.

2.6. LAPORAN HARGA POKOK PENJUALAN

Bila perusahaan dagang menerapkan metode pencatatan secara fisik, secara


otomatis besarnya harga pokok barang yang terjual bisa ditentukan saat terjadi
penjualan sehingga saat membuat jurnal penjualan sekaligus mencatat harga pokok
penjualan.
Namun perhitungan HPP tetap dianggap sebagai komponen dari laporan laba
ruhi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Perhitungan harga pokok penjualan
disusun pada akhir periode akuntansi atau pada saat pembuatan laporan keuangan,
dan laporan HPP disajikan secara terpisah dari laporan laba rugi. Agar kamu lebih
paham, berikut contoh pencatatan laporan HPP:

8
2.7. MEMBUAT NERACA SALDO

Informasi yang digunakan untuk membuat neraca saldo adalah berasal dari
buku besar yaitu setiap saldo akhir pada setiap akun-akun. Posisi debet dan kredit
harus balance, jika tidak balance artinya ada kesalahan saat mencatat dari buku besar

2.8. JURNAL PENYESUAIAN

Pembuatan jurnal penyesuaian adalah akibat dari terjadi transaksi yang


berpengaruh kepada sejumlah akun perusahaan dan terkadang memunculkan
kehadiran akun baru. Contoh transaksi yang terjadi pada perusahaan dagang biasanya
adalah sewa toko yang sudah jatuh tempo.

2.9. NERACA SALDO SETELAH PENYESUAIAN

Tahap selanjutnya adalah penyesuaian neraca saldo dengan jurnal penyesuaian


yang menghasilkan neraca saldo setelah disesuaikan (adjusted trial balance).

9
2.10. MENYIAPKAN LAPORAN KEUANGAN

Tahap berikutnya adalah pembuatan laporan keuangan. laporan keuangan ini


dibuat dengan tujuan untuk memudahkan pencarian informasi mengenai posisi
keuangan perusahaan seperti keadaan harta, utang dan modal perusahaan.
Informasi yang digunakan pada laporan keuangan berasal dari neraca saldo
yang telah disesuaikan. Informasi tersebut bisa didapatkan pada laporan keuangan
yaitu laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan neraca.

2.11. MEMBUAT JURNAL PENUTUP

Tahap berikutnya adalah membuat jurnal penutup dari akun-akun yang


terdapat di laporan laba rugi adalah akun pendapatan dan biaya.

2.12. NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN

Tahap ini adalah penyesuaian antara neraca saldo dengan jurnal penutup. Akun-
akun perlu disesuaikan, karena bisa saja ada akun yang berubah dari awal pencatatan.
Fungsinya untuk mencatat kembali akun-akun yang telah berubah baik saldo atau pun
akunnya.

2.13. JURNAL PEMBALIK

Pada kondisi tertentu tidak perlu di buat jurnal pembalik karena jurnal pembalik
dibuat hanya untuk akun-akun tertentu saja. Misalnya, untuk transaksi pendapatan
yang diterima di muka yang pada saat penjurnalan dicatat dengan sebagai pendapatan
atau untuk transaksi biaya yang dibayar dimuka (piutang).

10
BAB III
PEMBUATAN LAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN DAGANG

3.1. SOAL KASUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

Perusahaan dagang “PT Pelangi” adalah perusahaan dagang yang bergerak


dalam bidang penjualan berbagai jenis Peralatan Olah Raga. Perusahaan ini berdiri
pada tanggal 01 Oktober 2019 dan terletak di Jl. Letnan Soetopo, BSD. Berbagai
transaksi yang terjadi di PT Pelangi pada bulan Desember 2019 adalah sebagai berikut:

PT Pelangi
Neraca Saldo
Periode 31 November 2019

Kode Nama Perkiraan Debet Kredit


Perkiraan
1111 Kas 30.000.000 0
1121 Piutang Dagang 2.000.000 0
1131 Persediaan Barang Dagang 2.100.000 0
1141 Asuransi Dibayar DiMuka 460.000 0
1311 Tanah 25.100.000 0
1331 Gedung 43.100.000 0
1332 Akm. Dept. Gedung 0 2.100.000
1151 PPN Masukkan 0 0
2111 Utang Dagang 0 650.000
3100 Modal 0 96.733.000
3200 Prive 200.000 0
4100 Penjualan 0 9.750.000
4101 Retur Penjualan 500.000 0
4102 Potongan Penjualan 162.000 0
4103 PPN Keluaran 0 0
4200 Pembelian 3.350.000 0
4201 Biaya Angkut Pembelian 350.000 0
4202 Retur Pembelian 0 400.000
4203 Potongan Pembelian 0 149.000
6100 Biaya Iklan 260.000 0
6101 Biaya Gaji Pegawai 1.900.000 0
6102 Biaya Sewa 300.000 0

Total 109.782.000 109.782.000

11
“PT Pelangi” “PT Pelangi”
Jl. Letnan Soetopo, BSD Jl. Letnan Soetopo, BSD

Bukti Kas Keluar Bukti Kas Keluar

No : 20 No : 21
Tgl : 02 Desember 2019 Tgl : 05 Desember 2019

Telah dikeluarkan kas sebesar Rp. Telah dikeluarkan kas sebesar Rp.
2.750.000,- (dua juta tujuh ratus lima 1.400.000,- (satu juta empat ratus ribu
puluh ribu rupiah) rupiah)

Untuk Keperluan : Pembelian 50 kaos Untuk Keperluan : Membayar biaya


olah raga @ Rp 50.000,- dari CV Abadi listrik dan telphone
sebesar Rp 2.500.000,- dan PPN sebesar
Rp 250.000,-
Yang mengeluarkan Yang mengeluarkan

Denny, SE Denny, S.E

“PT Pelangi” “PT Pelangi”


Jl. Letnan Soetopo, BSD Jl. Letnan Soetopo, BSD

Nota Debet Bukti Kas Keluar

Tgl : 7 Des 2019 No : 22


No : 20 Tgl : 10 Desember 2019
Kepada :
CV. Abadi Telah dikeluarkan kas sebesar Rp.
Jak-Tim 3.500.000 (tiga juta lima ratus ribu rupiah)
Kami telah mendebet rekening saudara Untuk Keperluan : Membayar biaya iklan
sebagai berikut : Pengembalian 5 (lima)
kaos olah raga karena rusak atas
transaksi tgl 02 Desember 2019 Yang mengeluarkan

Hormat Kami
Denny, SE
Mari, S.E, MM
Ka. Bag Akuntansi

“PT Pelangi”
Jl. Letnan Soetopo, BSD

Faktur

Kepada Yth : No : 20
PT Cahaya Tgl : 15 Des 2019
Jl. Gandaria 6 Jak-Sel
Syarat : 2/10, n/30
Banyaknya Nama Barang Harga satuan Jumlah
20 Kaos Olah Raga 85.000 Rp 1.700.000
Jumlah Rp. 1.700.000
PPN Rp . 170.000
Total Rp. 1.870.000
Hormat Kami

Mari SE MM
Ka. Bag Akuntansi

12
“PT Pelangi” “PT Pelangi”
Jl. Letnan Soetopo, BSD Jl. Letnan Soetopo, BSD

Bukti Kas Keluar


Nota Kredit
No : 23 Tgl : 18 Des 2019
Tgl : 17 Desember 2019 Kepada : No : 20
PT Cahaya
Telah dikeluarkan kas sebesar Rp. Jl. Gandaria 6 Jak-Sel
800.000 (Delapan Ratus Ribu Rupiah)
Kami telah mengkredit rekening saudara
Untuk Keperluan : Membayar sewa toko
kepada Tn Andi untuk periode 1 bulan
sebagai berikut : Penerimaan kembali 2
pasang kaos olahraga karena rusak.

Yang mengeluarkan Hormat Kami

Mari, S.E
Denny, SE Ka. Bag Akuntansi

“PT Pelangi” “PT Pelangi”


Jl. Letnan Soetopo, BSD Jl. Letnan Soetopo, BSD

Bukti Kas Masuk Nota Debet

No : 20 Tgl : 23 Des 2019


Tgl : 20 Desember 2019 No : 21
Kepada :
Telah diterima kas sebesar Rp. 1.832.600 PT. Anugrah
(Satu juta delapan ratus tiga puluh dua Jl. Gandaria 2 Jak-Tim
ribu enam ratus rupiah)
Kami telah mendebet rekening saudara
Untuk Keperluan : pelunasan dari PT sebagai berikut : Pengembalian 5 pasang
Cahaya atas transaksi tgl 15 Desember sepatu karena rusak atas transaksi tgl 21
2019 (syarat 2/10 n/30) Desember 2019
Hormat Kami
Yang Menerima

Mari, S.E, MM
Denny, S.E Ka. Bag Akuntansi

“PT Anugrah”
Jl. Gandaria 2 Jak-Tim

Faktur
No : 21 Pelanggan : PT. Pelangi
Tgl : 21 Desember 2019 Alama : BSD
Syarat : 2/10, n/30
Banyaknya Nama Barang Harga satuan Jumlah
50 Sepatu Bola Rp 150.000 Rp 7.500.000
Jumlah Rp. 7.500.000
PPN Rp. 750.000
Total Rp. 8.250.000

Hormat Kami

Sifa, S.E, MM
Ka. Bag Akuntansi

13
“PT Pelangi” “PT Pelangi”
Jl. Letnan Soetopo, BSD Jl. Letnan Soetopo, BSD

Bukti Kas Keluar Bukti Kas Keluar

No : 24 No : 25
Tgl : 25 Desember 2019 Tgl : 28 Desember 2019

Telah dikeluarkan kas sebesar Rp. Telah dikeluarkan kas sebesar Rp.
7.276.500,- (Tujuh juta dua ratus tujuh 10.000.000 (Sepuluh juta rupiah)
puluh enam ribu lima ratus rupiah)
Untuk Keperluan : Membayar gaji
Untuk Keperluan : Pelunasan kepada pegawai
PT Anugrah atas transaksi tgl 21 Des
2019 (syarat: 2/10 n/30) dari 45 Sepatu
Bola Yang mengeluarkan

Yang mengeluarkan Denny, SE

Denny, SE

Penyesuaian yang terjadi, adalah sebagai berikut:


a. Persediaan barang dagang pada akhir periode Rp 600.000 (metode HPP)
b. Biaya asuransi selama periode tsb Rp 240.000
c. Gaji yang masih harus dibayar Rp 1.000.000
d. Sewa yang masih harus dibayar Rp 400.000
e. Penyusutan gedung untuk 1 tahun Rp 600.000

Untuk membuat jurnal, maka rekening-rekening yang akan digunakan oleh “PT.
Pelangi” adalah sebagai berikut :

Nama Rekening Nomor Keterangan


Rek.
Kas 1.1.1.1
Piutang dagang/usaha 1.1.2.1 Untuk menampung transaksi penjualan
barang dagangan secara kredit.
Persed. Brg Dagangan 1.1.3.1 Untuk menampung PBD akhir tgl 30 Nov
(PBD) 2011 atau PBD awal tgl 01 desember 2011
Asuransi Dibayar Dimuka 1.1.4.1 Untuk menampung transaksi pembayaran
asuransi gedung
PPN Masukkan 1.1.5.1
Tanah 1.3.1.1
Gedung 1.3.3.1
Akm. Dept. Gedung 1.3.3.2
Utang Dagang 2.1.1.1 Untuk menampung transaksi pembelian
barang dagangan secara kredit
Utang Sewa 2.1.1.2 Untuk menampung transaksi sewa gedung
Utang Gaji 2.1.1.3 Untuk menampung transaksi gaji yang
masih harys dibayar
PPN Keluaran 2.1.1.4
Modal 3.1.0.0
Prive 3.2.0.0
Penjualan 4.1.0.0 Untuk menampung transaksi penjualan
barang dagangan secara tunai dan kredit
Retur Penjualan 4.1.0.1 Untuk menampung transaksi penerimaan
kembali barang dagangan yang dijual baik
secara tunai ataupun kredit
Potongan Penjualan 4.1.0.2 Untuk menampung transaksi potongan
penjualan baik secara tunai ataupun kredit

14
Pembelian 4.2.0.0 Untuk menampung transaksi pembelian
barang dagangan tunai ataupun kredit
By Angkut Pembelian 4.2.0.1 Utk menampung transaksi by angkut pemb.
Retur Pembelian 4.2.0.2 Untuk menampung transaksi pengiriman
kembali barang dagangan yang dibeli baik
tunai ataupun kredit
Potongan Pembelian 4.2.0.3 Untuk menampung transaksi potongan
pembelian baik tunai ataupun kredit
Harga Pokok Penjualan 5.1.0.0 Untuk menampung hrg pokok brg yg terjual
Biaya Iklan 6.1.0.0
Biaya Gaji Pegawai 6.1.0.1
Biaya Sewa Toko 6.1.0.2
Biaya Listrik & Telephone 6.1.0.3
Biaya Depresiasi Gedung 6.1.0.4
Biaya Asuransi 6.1.0.5
Ikhtisar L/R 7.1.0.0

3.2. PETUNJUK PENGERJAAN & PENILAIAN :

KETERANGAN Nilai
1. Berdasarkan Bukti transaksi berupa Bukti Kas Keluar, Bukti
Kas Masuk, Nota Kredit, Nota Debet & Faktur, Buatlah : 30%
 Jurnal Pengeluaran kas & Rekapitulasinya (6%)
 Jurnal Penerimaan kas & Rekapitulasinya (6%)
 Jurnal Penjualan & Rekapitulasinya (6%)
 Jurnal Pembelian & Rekapitulasinya (6%)
 Jurnal Umum (6%)
2. Berdasarkan Neraca Saldo “PT Pelangi” & Jurnal-jurnal yang
telah dikerjakan, maka buatlah : 20%
 Buku Pembantu Piutang, Hutang (10%)
 Buku Besar (10%)
3. Berdasarkan Buku Besar yang telah dikerjakan, maka buatlah 10%
Neraca Saldo Per 31 Desember 2019
4. Berdasarkan data Jurnal, Buku besar & Neraca saldo, maka
Kerjakan Penyesuaian dibawah ini
 Persediaan barang dagang pada akhir periode Rp 600.000
(metode HPP) (2%) 10%
 Biaya asuransi selama periode tsb Rp 240.000 (2%)
 Gaji yang masih harus dibayar Rp 1.000.000 (2%)
 Sewa yang masih harus dibayar Rp 400.000 (2%)
 Penyusutan gedung untuk 1 tahun Rp 600.000 (2%)
5. Berdasarkan Neraca Saldo PT Pelangi per 31 Desember 2019
& Jurnal penyesuaian yang telah dikerjakan, maka buatlah 18%
Neraca Lajur
6. Berdasarkan Neraca Lajur, Buatlah Laporan Keuangan yang
meliputi: 6%
 Laporan Laba Rugi (2%)
 Laporan Perubahan Modal (2%)
 Neraca (2%)
7. Berdasarkan Laporan Keuangan PT. Pelangi, buatlah :
 Jurnal Penutup (2%) 6%
 Neraca Saldo Setelah Penutupan (2%)
 Jurnal Pembalik (2%)

15
3.2. LEMBAR JAWABAN

1.a. Jurnal Pengeluaran Kas No. hal : 1


Debit Kredit
No.
Tanggal Keterangan
Bukti PPN Utang serba- Pot
Pembelian B. Gaji Ref Kas
Masukan Dagang Serbi Pembelian

Rekapitulasi Jurnal Pengeluaran Kas


Debet Kredit

1.b. Jurnal Penerimaan Kas No. hal : 1


Debit Kredit
Tanggal No Bukti Keterangan Ref
Pot Serba- Piutang Serba- PPN
Kas Ref
Penjualan Serbi Dagang Serbi Masuk

Rekapitulasi Jurnal Penerimaan Kas


Debit Kredit

16
1.c. Jurnal Pembelian No. hal : 1
Debet Kredit
No.
Tanggal Keterangan ref
Bukti serba- Serba-
Pembelian PPn Masukan Utang dagang
Serbi Serbi

Rekapitulasi Jurnal Pembelian


Debet Kredit

1.d. Jurnal Penjualan No. hal : 1


Debet Kredit
No. Bukti Keterangan Ref
Piutang PPN
Penjualan
Tanggal Dagang Keluaran

Rekapitulasi Jurnal Penjualan


Debet Kredit

1.e. Jurnal Umum No. Hal : 1


Jumlah
Nama Nomor
Tanggal No. Bukti
Keterangan Rekening
Debet Kredit

Rekapitulasi Jurnal Umum


Debit Kredit

17
2. a. Buku besar Pembantu Piutang & Hutang

Buku Besar Pembantu Piutang “PT. Cahaya”

Saldo (Rp.)
Debet Kredit
Tanggal Keterangan Ref.
(Rp.) (Rp.)
D K

Buku Besar Pembantu Hutang “PT. Anugrah”

Debet Kredit Saldo (Rp.)


Tanggal Keterangan Ref.
(Rp.) (Rp.) D K

b. Buku Besar
No.Rekening 1.1.1.1
Nama Rekening Kas
Saldo (Rp)
Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
D K

No.Rekening 1.1.2.1
Nama Rekening Piutang Dagang
Saldo (Rp)
Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
D K

18
No.Rekening 1.1.3.1
Nama Rekening Persediaan Barang Dagangan
Debet Kredit Saldo (Rp.)
Tanggal Keterangan Ref.
(Rp.) (Rp.) D K

No.Rekening 1.1.4.1
Nama Rekening Asuransi Dibayar Dimuka
Debet Kredit Saldo (Rp.)
Tanggal Keterangan Ref.
(Rp.) (Rp.) D K

No.Rekening 1.1.5.1
Nama Rekening PPN Masukkan
Saldo (Rp)
Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
D K

No.Rekening 1.3.1.1
Nama Rekening Tanah
Debet Kredit Saldo (Rp.)
Tanggal Keterangan Ref.
(Rp.) (Rp.) D K

No.Rekening 1.3.1.2
Nama Rekening Gedung
Debet Kredit Saldo (Rp.)
Tanggal Keterangan Ref.
(Rp.) (Rp.) D K

No.Rekening 1.3.3.2
Nama Rekening Akm Dept Gedung
Debet Kredit Saldo (Rp.)
Tanggal Keterangan Ref.
(Rp.) (Rp.) D K

No.Rekening 2.1.1.1
Nama Rekening Utang Dagang
Saldo (Rp)
Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
D K

No.Rekening 2.1.1.4
Nama Rekening PPN Keluaran
Saldo (Rp)
Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
D K

19
No.Rekening 3.1.0.0
Nama Rekening Modal
Debet Kredit Saldo (Rp.)
Tanggal Keterangan Ref.
(Rp.) (Rp.) D K

No.Rekening 3.2.0.0
Nama Rekening Prive
Debet Kredit Saldo (Rp.)
Tanggal Keterangan Ref.
(Rp.) (Rp.) D K

No.Rekening 4.1.0.0
Nama Rekening Penjualan
Debet Kredit Saldo (Rp.)
Tanggal Keterangan Ref.
(Rp.) (Rp.) D K

No.Rekening 4.1.0.1
Nama Rekening Retur Penjualan
Debet Kredit Saldo (Rp.)
Tanggal Keterangan Ref.
(Rp.) (Rp.) D K

No.Rekening 4.1.0.2
Nama Rekening Potongan Penjualan
Debet Kredit Saldo (Rp.)
Tanggal Keterangan Ref.
(Rp.) (Rp.) D K

No.Rekening 4.2.0.0
Nama Rekening Pembelian
Saldo (Rp)
Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
D K

No.Rekening 4.2.0.1
Nama Rekening Biaya Angkut Pembelian
Debet Kredit Saldo (Rp.)
Tanggal Keterangan Ref.
(Rp.) (Rp.) D K

20
No.Rekening 4.2.0.2
Nama Rekening Retur Pembelian
Saldo (Rp)
Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
D K

No.Rekening 4.2.0.3
Nama Rekening Potongan Pembelian
Saldo (Rp)
Tanggal Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
D K

No.Rekening 6.1.0.0
Nama Rekening Biaya Iklan
Debet Kredit Saldo (Rp.)
Tanggal Keterangan Ref.
(Rp.) (Rp.) D K

No.Rekening 6.1.0.1
Nama Rekening Biaya Gaji Pegawai
Debet Kredit Saldo (Rp.)
Tanggal Keterangan Ref.
(Rp.) (Rp.) D K

No.Rekening 6.1.0.2
Nama Rekening Biaya Sewa Toko
Debet Kredit Saldo (Rp.)
Tanggal Keterangan Ref.
(Rp.) (Rp.) D K

No.Rekening 6.1.0.3
Nama Rekening Biaya Listrik & Telp
Tanggal Keterangan Ref. Debet Kredit Saldo (Rp.)
(Rp.) (Rp.) D K

21
3. Neraca Saldo Per 31 Desember 2019

PT. Pelangi
Neraca Saldo
Per 31 Desember 2019
No. Rek Nama Perkiraan Debet (Rp) Kredit (Rp)

Total

22
4. Jurnal Penyesuaian
PT. Pelangi
Ayat Jurnal Penyesuaian
Per 31 Desember 2019
Hal : 1
Tanggal Nama Perkiraan No. Rek Debet (Rp) Kredit (Rp)

Total / Sub Total

23
5. Neraca Lajur

NSSP AJP NSD L/R Neraca


Nama Perkiraan Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit
Kas
Piutang Dagang
Persediaan
Barang Dagang
Assuransi Dibayar
Dimuka
PPN Masukan
Tanah
Gedung
Akm Dept Gedung
Hutang Dagang
PPN Keluaran
Modal
Prive
Penjualan
Retur Penjualan
Potongan
Penjualan
Pembelian
Biaya Angkut
Pembelian
Retur Pembelian
Potongan
Pembelian
Biaya Iklan
Biaya Gaji
Pegawai
Biaya Sewa Toko
Biaya Listrik &
Telp
Total
HPP
Biaya Asuransi
Hutang Gaji
Hutang Sewa
Biaya Dep.
Gedung
Total
Rugi Bersih
Jumlah

24
a. Laporan Laba Rugi

PT. PELANGI
LAPORAN LABA/RUGI
Periode 31 Desember 2019

Penjualan

Retur Penjualan

Potongan Penjualan

Penjualan Bersih

HPP :
Persediaan Barang Dagang
(Awal)

Pembelian

Biaya Angkut Pembelian

Retur Pembelian

Potongan Pembelian

Pembelian Bersih

BTUD
Persediaan Barang Dagang
(Akhir)

HPP

Rugi Kotor

Biaya Operasional :
Biaya Iklan

Biaya Gaji Pegawai

Biaya Sewa Toko

Biaya Listrik & Telp

Biaya Asuransi

Biaya Dep. Gedung

Total Biaya Operasional

Rugi Bersih

25
b. Laporan Perubahan Modal

PT. PELANGI
LAPORAN PERUBAHAN MODAL
Periode 31 Desember 2019

Modal Awal
Rugi Bersih

Prive
Modal Akhir

c. Laporan Neraca

PT. PELANGI
NERACA
Periode 31 Desember 2019

Aktiva Pasiva

Aktiva Lancar : Hutang :


Hutang
Kas
Dagang
Piutang Dagang Hutang Gaji
Persediaan Barang
Hutang Sewa
Dagang
Asuransi Dibayar Dimuka PPN Keluaran

PPN Masukan Total hutang

Total Aktiva Lancar

Aktiva Tetap :

Tanah Modal

Gedung

Akm Dep. Gedung

Total Aktiva Tetap

Total Aktiva Total Pasiva

26
6. Tahap Akhir Penyusunan Laporan Keuangan

a. Jurnal Penutup

PT. PELANGI
Jurnal Penutup
31 Desember 2019
Hal : 1
Tanggal Nama Perkiraan No. Rek Debet (Rp) Kredit (Rp)

Total / Sub Total

27
b. Neraca Saldo Setelah Penutupan Buku

PT. Pelangi
Neraca Saldo Penutupan Buku
31 Desember 2019
No. Rek Nama Perkiraan Debet (Rp) Kredit (Rp)

Total

c. Jurnal Pembalik

.................

28
DAFTAR PUSTAKA

Al Haryono Yusuf. Dasar-Dasar Akuntansi 1, Edisi 4, STIE YKPN, Yogyakarta, 1992


Jusup, AlHaryono. Dasar-dasar Akuntansi Jilid 1. Edisi 7. STIE YKPN. Yogyakarta. 2011
Mardiasmo, 2000. Akuntansi Keuangan Dasar. Yogyakarta: BPFE.
Samryn, LM, Pengantar Akuntansi, Mudah Membuat Jurnal Dengan Pendekatan Siklus
Transaksi, Edisi 2, RajaGrafindo Persada Jakarta. 2012
Soemarso, SR. Akuntansi Suatu Pengantar. Jilid 2. Edisi 5, Salemba Empat. Jakarta. 2009
Sugiri, Slamet dan Agus, BR. 2003. Akuntansi Pengantar 1. Edisi kelima. UPP AMP
YKPN. Yogyakarta
Sumarso S.R, Akuntansi Suatu Pengantar, ed2, LPFEUI, 2006
Suwardjono. 1999. Pengantar Akuntansi: Konsep, Proses Penyusunan Laporan,
Pendekatan Sistem dan Terpadu. Yogyakarta: BPFE.

29
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK

Bacaan guru

 Hery. (2016). Akuntansi Dasar. Jakarta: PT. Grasindo.


 Ikatan Akuntan Indonesia. (2012). Standar Akuntan Keuangan. Jakarta: IAI..
 Jusup, A. (2011). Dasar - dasar Akuntansi Jilid 1 (7 ed.). Yogyakarta: Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Jusup, A. (2011). Dasar - dasar Akuntansi Jilid 2 (7 ed.). Yogyakarta: Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Bacaan peserta didik


 Chanifah, Ummi.LKS Akuntansi Dasar Kelas X. Surakarta: Putra Nugraha.
 Buku lain yang relevan

GLOSARIUM

C L
Cash Receipt Journal Laporan keuangan
Cash Payment Journal N
D Neraca saldo
Dokumen transaksi Neraca lajur
H P
Harga Pokok Penjualan Purchase Journal
J Perpetual
Jurnal Khusus Periodik
Jurnal penyesuaian S
Jurnal umum Siklus Akuntansi
Jurnal penutup Sales Journal
Jurnal pembalik

DAFTAR PUSTAKA

Jusup, Haryono 2019.” Dasar-dasar Akuntansi”. Yogyakarta: STIE YKPN

Bachtiar, Halimah.2019.” Akuntansi Dasar Buku Pintar”. Cetakan pertama. Yogyakarta: Deepublish

Harti, Dwi 2018 “Akuntansi Dasar”. Cetakan ke empat. Jakarta: Erlangga.

Hery. (2016). Akuntansi Dasar. Jakarta: PT. Grasindo.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2012). Standar Akuntan Keuangan. Jakarta: IAI.

Jusup, A. (2011). Dasar - dasar Akuntansi Jilid 1 (7 ed.). Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

YKPN.

Jusup, A. (2011). Dasar - dasar Akuntansi Jilid 2 (7 ed.). Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

YKPN.

Chanifah, Ummi.LKS Akuntansi Dasar Kelas X. Surakarta: Putra Nugraha.


A. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 2 ( Ke Dua)
Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
Kegiatan
Pembelajaran
Pendahuluan  Guru mengucapkan salam pembuka 6 JP
 Guru meminta peserta didik merapikan formasi (6 x @
45 menit
kelas
= 270
 Guru meminta satu peserta didik untuk memimpin menit)
berdoa untuk mengawali pembelajaran
 Guru mengajak peserta didik bersyukur kepada
Tuhan
 Guru menanyakan keadaan peserta didik
 Guru meminta siswa untuk memimpin do’a
 Guru meberikan apersepsi materi syarat penyerahan
barang dagang, jurnal penyesuaian HPP, jurnal
penyesuaian dengan membuka akun ikhtisar laba-rugi.
 Guru mengaitkan materi syarat penyerahan barang
dagang, jurnal penyesuaian HPP, jurnal penyesuaian
dengan membuka akun ikhtisar laba-rugi dalam
kehidupan sehari-hari
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran materi syarat
penyerahan barang dagang, jurnal penyesuaian HPP,
jurnal penyesuaian dengan membuka akun ikhtisar
laba-rugi
 Guru menjelaskan asesmen yang akan dilakukan
untuk materi syarat penyerahan barang dagang, jurnal
penyesuaian HPP, jurnal penyesuaian dengan
membuka akun ikhtisar laba-rugi.
Inti Kegiatan Pembelajaran Elemen Membaca – Memirsa
 Peserta didik menonton PPT dan video penjelasan
guru terkait syarat penyerahan barang dagang, jurnal
penyesuaian HPP, jurnal penyesuaian dengan
membuka akun ikhtisar laba-rugi.
 Peserta didik diminta memberi tanggapan terhadap
video yang telah ditonton terkait materi syarat
penyerahan barang dagang, jurnal penyesuaian HPP,
jurnal penyesuaian dengan membuka akun ikhtisar
laba-rugi.
 Peserta didik membaca materi terkait syarat
penyerahan barang dagang, jurnal penyesuaian HPP,
jurnal penyesuaian dengan membuka akun ikhtisar
laba-rugi. Sesuai dengan modul dan video
pembelajaran yang ditayangkan oleh guru.
 Peserta didik mendengarkan penjelasan guru
terkait kegunaan dan contoh penyelesaian kasus
siklus akuntansi pada perusahaan dagang dengan
syarat penyerahan barang dagang, jurnal penyesuaian
HPP, jurnal penyesuaian dengan membuka akun
ikhtisar laba-rugi.
 Peserta didik melengkapi beberapa pertanyaan
yang diberikan oleh guru terkait syarat penyerahan
barang dagang, jurnal penyesuaian HPP, jurnal
penyesuaian dengan membuka akun ikhtisar laba-rugi.
 Peserta didik bersama-sama membahas hasilnya
dan guru memberikan tanggapan.
 Peserta didik membaca materi yang diberikan oleh
guru.

 Peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan


materi yang telah dibaca
 Peserta didik bersama-sama membahas hasilnya dan
guru memberikan tanggapan
Kegiatan Pembelajaran Elemen Menyimak – Berbicara
 Peserta didik diperlihatkan tahapan syarat penyerahan
barang dagang, jurnal penyesuaian HPP, jurnal
penyesuaian dengan membuka akun ikhtisar laba-rugi
 Peserta didik dibagi menjadi 4 kelompok, masing-
masing kelompok diminta untuk mengerjakan soal
syarat penyerahan barang dagang, jurnal penyesuaian
HPP, jurnal pemyesuaian dengan membuka akun
ikhtisar laba-rugi.
 Peserta didik membentuk kelompok.
 Peserta didik menganalisis soal yang diberikan oleh
guru terkait syarat penyerahan barang dagang, jurnal
penyesuaian Harga Pokok Penjualan, jurnal
penyesuaian dengan membuka akun ikhtisar laba
rugi.
 Peserta didik bersama guru membahas hasil
pengelompokkan tersebut.
Kegiatan Pembelajaran Elemen
Mengkomunikasikan –
Mempresentasikan
 Peserta didik menganalisisi kasus soal yang diberikan
guru
 Guru meminta siswa untuk memaparkan/
mempresentasikan hasil pekerjaanya.
 Siswa mempresentasikan hasil pekerjaanya didepan
guru dan peserta didik yang lain.
 Guru membahas hasil pekerjaan siswa dan
memberikan kesimpulan dari hasil pekerjaan tersebut.

Penutup
 Guru memberikan pertanyaan untuk mengetahui
Pemahaman peserta didik terhadap materi syarat
penyerahan barang dagang, jurnal penyesuaian HPP, jurnal
penyesuaian dengan membuka akun ikhtisar laba-rugi.
 Guru meminta peserta didik melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan
 Guru memberikan feedback
 Guru meberikan penugasan untuk pertemuan berikutnya
terkait Syarat penyerahan barang dagang, Jurnal
penyesuaian HPP, dan jurnal penyesuaian dengan
membuat akun ikhtisar laba-rugi.
 Guru menjelaskan yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya terkait syarat penyerahan barang dagang,
Jurnal penyesuaian HPP, dan jurnal penyesuaian dengan
membuat akun ikhtisar laba-rugi.
 Guru meminta satu peserta didik untuk memimpin
berdoa untuk menutup pembelajaran
 Guru mengucapkan salam penutup

B. ASESMEN
 Asesmen sebelum pembelajaran (diagnostik)
Rancangan Asesmen Diagnostik
Jenjang/ Kelas X
Capaian Elemen Lingkup Kerja Pada Bidang Akuntansi dan Keuangan
Pembelajaran Lembaga
Pada akhir fase E peserta didik mampu memahami tahapan proses
akuntansi secara menyeluruh pada Perusahaan dagang. Mampu
menjelaskan syarat penyerahan barang dagang, jurnal penyesuaian
HPP, dan Jurnal penyesuaian dengan membuka akun ikhtisar laba-
rugi.

Tujuan  Peserta didik dapat menjelaskan akunakun yang muncul pada


Pembelajaran
perusahaan dagang
 Peserta didik dapat menjelaskan syarat penyerahan barang
 Peserta didik dapat menjelaskan syarat pembayaran barang
dagang.
 Peserta didik dapat membuat Jurnal penyesuaian dengan
membuka akun Harga Pokok Penjualan
 Peserta didik dapat membuat Jurnal penyesuaian dengan
membuka akun Ihtisar Laba Rugi

Informasi apa yang ingin digali ? Pertanyaan kunci yang ingin ditanyakan

Kesejahteraan psikologis dan sosial 1. Apa yang sedang kamu rasakan saat ini?
emosi 2. Bagaimana perasaanmu saat di rumah?
Sisiwa
Aktivitas siswa selama belajar di rumah 1. Apa saja kegiatanmu selama
belajar dirumah?
Kondisi keluarga dan pergaaulan siswa 1. Bagaimana keadaan keluargamu ?
2. Bgaimana hubunganmu dengan teman-
temanmu ?
Gaya belajar, karakter, serta minat siswa 1. Cara belajar bagaimana yang membuat kamu
paham dalam mempelajari sesuatu; apakah
dengan mendengarkan saja, atau dengan
melihat saja, atau dengan mendengar dan
melihat, atau dengan mengerjakan sesuatu ?
(pilih salah satu)
2. Apakah kamu seorang yang suka hal-hal yang
gembira, keadaaan yang damai, kondisi yang
rapi, atau mengatur orang lain ? (pilih salah
satu)
3. Apa yang kamu suka lakukan di waktu luang
dan apa harapanmu di masa depan?

a. Asesmen Non-Kognitif
Langkah-langkah apa saja yang ingin Alat bantu apa yang dibutuhkan ?
dilakukan ?
1. memastikan pertanyaan jelas dan - Kertas
mudah dipahami - Laptop/komputer
2. Menyertakan acuan atau stimulus - Printer
informasi yang dapat membantu siswa
menemukan jawabannya
3. Memberikan waktu berpikir pada
siswa sebelum menjawab pertanyaan

b. Asesmen kognitif
Waktu asesmen Setelah akhir Durasi asesmen 10 menit
pembelajaran
satu
Kompetensi
Identifikasi Pertanyaan Kemungkinanjawaban Skor Renca
materi yang (katagori) na
akan diujikan tindak
Lanjut
Mengetahui Syarat penyerahan A. FOB Shipping Point Skor : Pembelaja
macam-macam barang dagang ada 11 – 15 randapat
adalah beban angkut
syarat penyerahan dua yaitu FOB Katagori dilanjutka
barang semenjak dari A
barang dagang. Shipping Point n pada KD
(paham)
(franco gudang gudang penjual hingga berikutnya
penjual), dan FOB dengan gudang Skor :
Distinationt Point 6 – 10
pembeli menjadi Katagori
(franco gudang Memberik
pembeli), jelaskan tanggung jawab B
(paham an
yang dimaksud pembeli. Sehingga
(sebagian) pembelaja
dengan FOB
syarat ini akan ran
Shipping point! Skor :
mengakibatkan beban remedial
1-5
angkut pembelian Katagori
C
artinya beban angkut
(tidak
yang timbul akhir paham)
pembelian barang
dagangan dari penjual.
B. Beban angkut asuransi
selama perjalanan dan
lain-lainnya menjadi
tanggung jawab pihak
pembeli.
C. Beban angkut barang
semenjak dari gudang
penjual hingga dengan
gudang pembeli
menjadi tanggung
jawab penjual
Memahami Coba sebutkan macam- A. Macam-macam
macam-macam macam syarat syarat pembayaran
syarat
pembayaran barang! barang dagang yaitu;
pembayaran
barang. n/30, 2/10,n/30, n/15
EOM, EOM, C.O.D
B. Macam-macam
syarat pembayaran
yaitu 2/10, n/30 dan
EOM
C. Macam-macam
syarat pembayaran
yaitu FOB
Destination Point
dan FOB Shipping
Point.
Memahami Bagaimana penyesuaianA. Pada metode Harga
jurnal persediaan barang Pokok Penjualan tidak
penyesuaian
dagang pada metode hanya menghitung
persediaan
barang dagang HPP? persediaan barang
dengan dagang tetapi juga
pendekatan
empat akun lainnya,
Harga Pokok
Penjualan. yaitu pembelian,
beban angkut
pembelian, retur
pembelian &
pengurangan harga
(PH) serta potongan
pembelian.
B. Pada metode Harga
Pokok Penjualan
hanya
memperhitungkan
retur pembelian, beban
angkut pembelian dan
pembelian.
C. Pada metode harga
pokok penjualan
memperhitungkan
retur penjualan, beban
angkut penjualan, dan
potongan penjualan.
Memahami Bagaimana penyesuaianA. Penyesuaian
jurnal persediaan barang persediaan barang
penyesuaian
dagang pada metode dagang dengan metode
persediaan
barang dagang Ikhtisar Laba-Rugi? ikhtisar laba-rugi
dengan dilakukan dimana
pendekatan
identik dengan
Ikhtisar laba-
rugi penjualan pada
sebuah barang, maka
dari itu metode ini
mempengaruhi
persediaan awal serta
akhir yang
menghasilkan harga
jual sebuah produk.
B. Penyesuaian
persediaan barang
dagang dengan metode
ikhtisar laba-rugi
mempengaruhi
persediaan awal dan
akhir barang dagang.
C. Penyesuaian
persediaan barang
dagang dengan metode
ikhtisar laba-rugi
mempengaruhi
persediaan akhir saja.

Langkah-langkah apa saja yang Alat bantu apa yang dibutuhkan


akandilakukan
1. Pelaksanaan - Kertas
2. Diagnosis dan Tindak Lanjut - laptop/komputer
- printer
 Asesmen selama proses pembelajaran (formatif)
a. Sikap (Profil Pelajar Pancasila)
Teknik penilaian : Observasi
Instrumen penilaian : Lembar observasi

Lembar Observasi
No. Nama Siswa Sikap yang dinilai Kategori Penilaian
Sudah Mulai Belum
Terlihat Terlihat Terlihat
1. - Peserta didik dapat
mengenal, menganalisis,
menjelaskan secara runtut
dan mempraktikkan syarat
penyerahan barang dagang,
jurnal penyesuaian HPP, dan
jurnal penyesuaian dengan
metode ikhtisar laba-Rugi.
2. - Peserta didik memiliki
kemampuan analisisi yang
baik dalam mengenali suatu
hal yang baru, dalam hal ini
adalah menganalisis dan
syarat penyerahan barang
dagang, jurnal penyesuaian
HPP, dan jurnal penyesuaian
dengan metode ikhtisar laba-
Rugi.

b. Performa

Teknik penilaian : Tes teori dan praktik


Instrumen penilaian : Soal dengan instruksi untuk menghitung penyesuaian persediaan
barang dagang dengan metode HPP dan Ikhtisar Laba-Rugi.
Tugas I: Analisislah soal-soal teori dibawah ini dan jawablah dengan tepat!
1. Jelaskan dan sebutkan masing-masing syarat penyerahan barang dagang!
2. Jelaskan dan sebutkan masing-masing syarat pembayaran barang dagang!
Total skor : 100 dengan rincian masing-masing soal jika dijawab dengan
tepat skor 50.
1. Tugas II: Kerjakan soal transaksi pada perusahaan dagang berikut ini
dengan menggunakan penyesuaian metode HPP dan ikhtisar Laba-
Rugi!.
LATIHAN SOAL PENYESUAIAN
- Pada akhir periode saldo persediaan barang awal sebesar

Rp8.000.000, dan saldo persediaan akhir sebesar Rp10.000.000.

Bagaimana cara metode jurnal akun ikhtisar laba rugi?

- Persediaan barang dagang awal sebesar Rp10.000.000, pembelian

senilai Rp15.000.0000, retur pembelian dan pengurangan harga

sebesar Rp1.000.000, beban angkut sebesar Rp500.0000, potongan

pembelian sebesar Rp100.000 serta persediaan akhir sebesar

Rp12.000.000.

- Di akhir periode, saldo persediaan barang awal adalah 5.000.000,-

dan saldo persediaan akhir adalah 7.000.000,- bagaimana cara

pembuatan ikhtisar laba ruginya?

- Diketahui persediaan barang dagang awal sebesar Rp. 8.000.000,-

dengan melakukan pembelian sebesar Rp. 20.000.000,-retur

pembelian dan PH sebesar Rp. 800.000,-. Beban angkut yang

dibayarkan sebesar Rp. 400.000,- dan dengan potongan pembelian

Rp. 150.000,-. Persediaan barang dagang akhir mencapai Rp.

10.000.000,-
F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL
 Perencanaan Remidial
- Remedial performa
Peserta didik mengulang tes performa
- Remedial tes tertulis
Guru mengulang materi yang belum dikuasai dan memberikan tes tertulis ulang
 Perencanaan Pengayaan:
Memberikan lembar kerja yang berbeda

G. LAMPIRAN
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK UNTUK PENGAYAAN
NAMA SISWA :
No. Absen :
Kelas :

Petunjuk : Buatlah jurnal penyesuaian dari soal-soal dibawah ini dengan tepat!

1. Persediaan barang dagang awal sebesar Rp20.000.000, pembelian senilai


Rp10.000.0000, retur pembelian dan pengurangan harga sebesar Rp2.000.000, beban
angkut sebesar Rp600.0000, potongan pembelian sebesar Rp200.000 serta persediaan
akhir sebesar Rp15.000.000. Tentukanlah penyesuaian dari kasus soal tersebut dengan
menggunakan metode HPP

2. Pada akhir periode saldo persediaan barang awal sebesar Rp10.000.000, dan saldo
persediaan akhir sebesar Rp12.000.000. Bagaimana cara metode jurnal akun ikhtisar
laba rugi?

MATERI PEMBELAJARAN

Syarat Penyerahan Barang


Ada dua syarat yang dilakukan penjual untuk menyerahkan barang kepada pembeli, yaitu:

a. FOB Shipping Point (franco gudang penjual)

artinya beban angkut barang semenjak dari gudang penjual hingga dengan gudang pembeli menjadi
tanggung tanggapan pembeli. Sehingga syarat ini akan mengakibatkan beban angkut pembelian
artinya beban angkut yang timbul akhir pembelian barang dagangan dari penjual.

b. FOB Distinationt Point (franco gudang pembeli)

artinya beban angkut barang semenjak dari gudang penjual hingga dengan gudang pembeli menjadi
tanggung tanggapan penjual. Sehingga syarat ini akan mengakibatkan beban angkut penjualan
artinya beban angkut yang timbul akhir penjualan barang dagangan kepada pembeli.
Syarat Pembayaran Barang

 Syarat n/30

Payment terms n/30 adalah suatu ketentuan ataupun kriteria pembayaran dengan waktu
pembayaran angsuran selama lebih dari 30 hari. Contoh dari syarat pembayaran n/30 ini adalah
PT ABC membeli suatu barang dengan nominal 5 juta rupiah tanggal 1 Januari 2020. Maka, PT,
ABC harus mampu melunasi pembayaran sebelum tanggal 31 Januari 2020.
 Syarat n/30
Payment terms n/30 adalah suatu ketentuan ataupun kriteria pembayaran dengan waktu
pembayaran angsuran selama lebih dari 30 hari. Contoh dari syarat pembayaran n/30 ini adalah
PT ABC membeli suatu barang dengan nominal 5 juta rupiah tanggal 1 Januari 2020. Maka, PT,
ABC harus mampu melunasi pembayaran sebelum tanggal 31 Januari 2020.
 Syarat EOM (End of Month)
Syarat End of Month adalah suatu syarat kriteria pembayaran dengan adanya tanggal jatuh tempo
pada waktu akhir bulan berjalan. Misal, PT ABC membeli suatu produk di tanggal 1 Oktober
2020, maka tanggal jatuh tempo pembayarannya adalah tanggal 31 Oktober 2020.
 Syarat EOM, n/10
Selanjutnya adalah Syarat EOM, n/10, yang merupakan kriteria pembayaran dengan tenggat
waktu pembayarannya adalah 10 hari setelah akhir bulan. Misal, PT XYZ membeli suatu produk
seharga 5 juta rupiah di tanggall 15 Agustus 2019, maka PT XYZ harus berhasil melunasinya
pada tanggal 10 September 2019.
 Syarat EOM, n/10
Selanjutnya adalah Syarat EOM, n/10, yang merupakan kriteria pembayaran dengan tenggat
waktu pembayarannya adalah 10 hari setelah akhir bulan. Misal, PT XYZ membeli suatu produk
seharga 5 juta rupiah di tanggall 15 Agustus 2019, maka PT XYZ harus berhasil melunasinya
pada tanggal 10 September 2019.

Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang – Akun Persediaan Barang Dagang


Untuk melakukan perhitungan dan pencatatan jurnal penyesuaian perusahaan dagang, pada persediaan
barang dagang dibagi dengan dua metode yaitu :
a. Metode Harga Pokok Penjualan (HPP)
Dalam HPP tidak hanya menghitung persediaan barang, tetapi juga menghitung akun lainnya yiatu beban
angkut pembelian, pembelian, retur pembelian, potongan pembelian dan pengurangan harga. Seperti
contohnya yaitu :
Persediaan barang dagang awal sebesar Rp10.000.000, pembelian senilai Rp15.000.0000, retur pembelian
dan pengurangan harga sebesar Rp1.000.000, beban angkut sebesar Rp500.0000, potongan pembelian
sebesar Rp100.000 serta persediaan akhir sebesar Rp12.000.000. Sehingga cara pencatatannya yaitu :
• Akun HPP Persediaan Barang Dagang Awal
(Db) HPP Rp10.000.000
(Cr) Persediaan Barang Dagang Awal Rp10.000.000

• Akun HPP Pada Pembelian


(Db) HPP Rp15.000.000
(Cr) Pembelian Rp15.000.000

• Akun HPP Pada Beban Angkut Pembelian


(Db) HPP Rp500.000
(Cr) Beban Angkut Pembelian Rp500.000

• Akun HPP Pada Retur Pembelian dan PH


(Db) Retur Pembelian dan PH Rp1.000.000
(Cr) HPP Rp1.000.000

• Akun HPP Pada Potongan Pembelian


(Db) Potongan Pembelian Rp100.000
(Cr) HPP Rp100.000

• Akun HPP Pada Persediaan Barang Dagang Akhir


(Db) Persediaan Barang Dagang Akhir Rp12.000.000
(Cr) HPP Rp12.000.000.

b. Metode Pendekatan Akun Ikhtisar Laba Rugi


Biasanya laba rugi selalu identik dengan penjualan pada sebuah barang, karena hal ini mempengaruhi
persediaan awal serta akhir yang menghasilkan harga jual sebuah produk untuk kepada pelanggan.
Untuk itu dalam mempermudah catatan metode akun ikhtisar laba rugi sebagai contoh yaitu :
Pada akhir periode saldo persediaan barang awal sebesar Rp8.000.000, dan saldo persediaan akhir sebesar
Rp10.000.000. Bagaimana cara metode jurnal akun ikhtisar laba rugi?

• Akun Ikhtisar Laba Rugi Persediaan Barang Dagang Awal


(Db) Ikhtisar Laba Rugi Rp8.000.000.
(Cr) Persediaan Barang Dagang Awal Rp8.000.000.

• Akun Ikhtisar Laba Rugi Persediaan Barang Dagang Akhir


(Db) Persediaan Barang Dagang Akhir Rp10.000.000.
(Cr) Ikhtisar Laba Rugi Rp10.000.000.
Dengan menyusun menghitung dan menyusun jurnal penyesuaian perusahaan dagang secara manual,
tentu akan sulit serta bingung untuk menyajikan laporan keuangan yang berkaitan dengan biaya masuk
dan keluar Anda.

BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK

Bacaan guru

 Hery. (2016). Akuntansi Dasar. Jakarta: PT. Grasindo.


 Ikatan Akuntan Indonesia. (2012). Standar Akuntan Keuangan. Jakarta: IAI..
 Jusup, A. (2011). Dasar - dasar Akuntansi Jilid 1 (7 ed.). Yogyakarta: Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Jusup, A. (2011). Dasar - dasar Akuntansi Jilid 2 (7 ed.). Yogyakarta: Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Bacaan peserta didik


 Chanifah, Ummi.LKS Akuntansi Dasar Kelas X. Surakarta: Putra Nugraha.
 Buku lain yang relevan

GLOSARIUM

C L
Cash Receipt Journal Laporan keuangan
Cash Payment Journal N
D Neraca saldo
Dokumen transaksi Neraca lajur
H P
Harga Pokok Penjualan Purchase Journal
J Perpetual
Jurnal Khusus Periodik
Jurnal penyesuaian S
Jurnal umum Siklus Akuntansi
Jurnal penutup Sales Journal
Jurnal pembalik

DAFTAR PUSTAKA

Jusup, Haryono 2019.” Dasar-dasar Akuntansi”. Yogyakarta: STIE YKPN

Bachtiar, Halimah.2019.” Akuntansi Dasar Buku Pintar”. Cetakan pertama. Yogyakarta: Deepublish

Harti, Dwi 2018 “Akuntansi Dasar”. Cetakan ke empat. Jakarta: Erlangga.

Hery. (2016). Akuntansi Dasar. Jakarta: PT. Grasindo.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2012). Standar Akuntan Keuangan. Jakarta: IAI.

Jusup, A. (2011). Dasar - dasar Akuntansi Jilid 1 (7 ed.). Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

YKPN.
Jusup, A. (2011). Dasar - dasar Akuntansi Jilid 2 (7 ed.). Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

YKPN.

Chanifah, Ummi.LKS Akuntansi Dasar Kelas X. Surakarta: Putra Nugraha.


A. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 3 ( Ke Tiga)
Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
Kegiatan
Pembelajaran
Pendahuluan  Guru mengucapkan salam pembuka 6 JP
 Guru meminta peserta didik merapikan formasi (6 x @
45 menit
kelas
= 270
 Guru meminta satu peserta didik untuk memimpin menit)
berdoa untuk mengawali pembelajaran
 Guru mengajak peserta didik bersyukur kepada
Tuhan
 Guru menanyakan keadaan peserta didik
 Guru meminta siswa untuk memimpin do’a
 Guru meberikan apersepsi materi terkait neraca lajur
perusahaan dagang, laporan keuangan perusahaan
dagang, jurnal penutup, dan jurnal pembalik.
 Guru mengaitkan materi neraca lajur perusahaan
dagang, laporan keuangan perusahaan dagang, jurnal
penutup, dan jurnal pembalik dalam kehidupan sehari-
hari
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran materi neraca
lajur perusahaan dagang, laporan keuangan perusahaan
dagang, jurnal penutup, dan jurnal pembalik.
 Guru menjelaskan asesmen yang akan dilakukan
untuk materi neraca lajur perusahaan dagang, laporan
keuangan perusahaan dagang, jurnal penutup, dan
jurnal pembalik.
Inti Kegiatan Pembelajaran Elemen Membaca – Memirsa
 Peserta didik menonton PPT dan video penjelasan
guru terkait neraca lajur perusahaan dagang, laporan
keuangan perusahaan dagang, jurnal penutup, dan
jurnal pembalik.
 Peserta didik diminta memberi tanggapan terhadap
video yang telah ditonton terkait materi neraca lajur
perusahaan dagang, laporan keuangan perusahaan
dagang, jurnal penutup, dan jurnal pembalik.
 Peserta didik membaca materi terkait neraca lajur
perusahaan dagang, laporan keuangan perusahaan
dagang, jurnal penutup, dan jurnal pembalik. Sesuai
dengan modul dan video pembelajaran yang
ditayangkan oleh guru.
 Peserta didik mendengarkan penjelasan guru
terkait kegunaan dan contoh penyelesaian kasus
neraca lajur perusahaan dagang, laporan keuangan
perusahaan dagang, jurnal penutup, dan jurnal
pembalik.
 Peserta didik melengkapi beberapa pertanyaan
yang diberikan oleh guru terkait neraca lajur
perusahaan dagang, laporan keuangan perusahaan
dagang, jurnal penutup, dan jurnal pembalik.
 Peserta didik bersama-sama membahas hasilnya
dan guru memberikan tanggapan.
 Peserta didik membaca materi yang diberikan oleh
guru.
Peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan
materi yang telah dibaca
 Peserta didik bersama-sama membahas hasilnya dan
guru memberikan tanggapan
Kegiatan Pembelajaran Elemen Menyimak – Berbicara
 Peserta didik diperlihatkan tahapan penyusunan
neraca lajur perusahaan dagang, laporan keuangan
perusahaan dagang, jurnal penutup, dan jurnal pembalik
 Peserta didik dibagi menjadi 4 kelompok, masing-
masing kelompok diminta untuk mengerjakan soal
praktik penyusunan neraca lajur perusahaan dagang,
laporan keuangan perusahaan dagang, jurnal penutup,
dan jurnal pembalik.
 Peserta didik membentuk kelompok.
 Peserta didik menganalisis soal yang diberikan oleh
guru terkait neraca lajur perusahaan dagang, laporan
keuangan perusahaan dagang, jurnal penutup, dan jurnal
pembalik .
 Peserta didik bersama guru membahas hasil
pengelompokkan tersebut.
Kegiatan Pembelajaran Elemen
Mengkomunikasikan –
Mempresentasikan
 Peserta didik menganalisisi kasus soal yang diberikan
guru
 Guru meminta siswa untuk memaparkan/
mempresentasikan hasil pekerjaanya.
 Siswa mempresentasikan hasil pekerjaanya didepan
guru dan peserta didik yang lain.
 Guru membahas hasil pekerjaan siswa dan
memberikan kesimpulan dari hasil pekerjaan tersebut.

Penutup  Guru memberikan pertanyaan untuk mengetahui


Pemahaman peserta didik terhadap materi neraca lajur
perusahaan dagang, laporan keuangan perusahaan
dagang, jurnal penutup, dan jurnal pembalik.
 Guru meminta peserta didik melakukan refleksi
terhadap pembelajaran yang telah dilakukan
 Guru memberikan feedback
 Guru meberikan penugasan untuk pertemuan
berikutnya terkait neraca lajur perusahaan dagang,
laporan keuangan perusahaan dagang, jurnal penutup,
dan jurnal pembalik.
 Guru menjelaskan yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya terkait neraca lajur perusahaan
dagang, laporan keuangan perusahaan dagang, jurnal
penutup, dan jurnal pembalik.
 Guru meminta satu peserta didik untuk memimpin
berdoa untuk menutup pembelajaran
 Guru mengucapkan salam penutup
B. ASESMEN
 Asesmen sebelum pembelajaran (diagnostik)
Rancangan Asesmen Diagnostik
Jenjang/ Kelas X
Capaian Elemen Lingkup Kerja Pada Bidang Akuntansi dan Keuangan
Pembelajaran Lembaga
Pada akhir fase E peserta didik mampu memahami tahapan proses
akuntansi secara menyeluruh pada Perusahaan dagang. Mampu
menjelaskan dan mempraktikkan neraca lajur perusahaan dagang,
laporan keuangan perusahaan dagang, jurnal penutup, dan jurnal pembalik.

Tujuan  Peserta didik dapat membuat Neraca lajur perusahaan dagang


Pembelajaran
 Peserta didik dapat menyususn Laporan keuangan perusahaan
dagang
 Peserta didik dapat membuat Jurnal Penutup
 Peserta didik dapat membuat jurnal Pembalik

a. Asesmen Non-Kognitif

Langkah-langkah apa saja yang ingin Alat bantu apa yang dibutuhkan ?
dilakukan ?
1. memastikan pertanyaan jelas danmudah - Kertas
- Laptop/komputer
dipahami
- Printer
2. Menyertakan acuan atau stimulus
informasi yang dapat membantu siswa
menemukan jawabannya
3. Memberikan waktu berpikir pada siswa
sebelum menjawab pertanyaan
Informasi apa yang ingin digali ? Pertanyaan kunci yang ingin ditanyakan

Kesejahteraan psikologis dan sosial 1. Apa yang sedang kamu rasakan saat ini?
emosi 2. Bagaimana perasaanmu saat di rumah?
Sisiwa
Aktivitas siswa selama belajar di rumah 1. Apa saja kegiatanmu selama
belajar dirumah?
Kondisi keluarga dan pergaaulan siswa 1. Bagaimana keadaan keluargamu ?
2. Bgaimana hubunganmu dengan teman-
temanmu ?
Gaya belajar, karakter, serta minat siswa 1. Cara belajar bagaimana yang membuat kamu
paham dalam mempelajari sesuatu; apakah
dengan mendengarkan saja, atau dengan
melihat saja, atau dengan mendengar dan
melihat, atau dengan mengerjakan sesuatu ?
(pilih salah satu)
2. Apakah kamu seorang yang suka hal-hal yang
gembira, keadaaan yang damai, kondisi yang
rapi, atau mengatur orang lain ? (pilih salah
satu)
3. Apa yang kamu suka lakukan di waktu luang
dan apa harapanmu di masa depan?

b. Asesmen kognitif
Waktu asesmen Setelah akhir Durasi asesmen 10 menit
pembelajaran
satu
Kompetensi
Identifikasi Pertanyaan Kemungkinanjawaban Skor Renca
materi yang (katagori) na
akan diujikan tindak
Lanjut
Pemahaman Bagaimanakah cara A. Pertama menentukan Skor : Pembelaja
tentang komponen menyusun neraca 11 – 15 randapat
pembuatan neraca
dalam neraca lajur lajur? Katagori dilanjutka
saldo, mengisi nomor A
n pada KD
(paham)
akun dan nama akun, berikutnya
mengisi kolom jurnal Skor :
6 – 10
penyesuaian,
Katagori Memberik
menambahkan B
an
(paham
nominal pada neraca pembelaja
(sebagian)
saldo setelah ran
Skor : remedial
disesuaikan, terakhir
1-5
mengisi kolom neraca Katagori
C
dan laba-rugi. (tidak
B. Pertama menentukan paham)
pembuatan neraca
saldo, mengisi nomor
akun dan nama akun,
mengisi kolom jurnal
penyesuaian,
menambahkan
nominal pada neraca
saldo setelah
disesuaikan
C. Pertama menentukan
pembuatan neraca
saldo, mengisi nomor
akun dan nama akun,
debet, dan kredit.
Memahami Coba sebutkan macam- A. Laporan laba-rugi,
macam-macam macam laporan laporan posisi
laporan
keuangan pada keuangan, laporan
keuangan pada
perusahaan perusahaan dagang!
perubahan modal,
dagang
laporan arus kas, dan
CALK.
B. Laporan laba-rugi,
laporan posisi
keuangan, laporan
perubahan modal.
C. Laporan laba-rugi
dan neraca
Memahami Apakah fungsi dari jurnal A. Jurnal penutup adalah
kegunaan dari penutup dalam bagian dari laporan
jurnal penutup.
perusahaan dagang? Dan keuangan yang
akun-akun apa sajakah disusun pada akhir
yang di buat jurnal periode pembukuan.
penutup? Jurnal ini digunakan
untuk menutup akun
nominal dan
menyiapkan neraca
akhir. Jadi, dalam
pembuatannya
melibatkan
pemindahan data dari
akun sementara dalam
laporan rugi laba akun
permanen di neraca.
Komponen yang
termasuk ke dalam
akun sementara, antara
lain pendapatan,
pengeluaran, serta laba
yang harus ditutup
pada akhir tahun buku.
B. Jurnal ini digunakan
untuk menutup akun
nominal yaitu
pendapatan dan beban.
C. Jurnal penutup adalah
bagian dari laporan
keuangan yang
disusun pada akhir
periode pembukuan.
Memahami Apakah fungsi dari jurnalA. Jurnal pembalik
kegunaan jurnal pembalik dalam adalah jurnal untuk
pembalik
perusahaan dagang? Dan membalik jurnal
akun-akun apa sajakah penyesuaian yang
yang di buat jurnal menimbulkan akun
pembalik? neraca. Jika tidak
dibalik akan terjadi
akun ganda. Akun-
akun yang perlu dibuat
jurnal pembalik yaitu:
Beban yang masih
harus dibayar, eban
yang dibayar di muka,
pendapatan yang
masih akan diterima,
Pendapatan yang
diterima di muka.
B. Jurnal pembalik
adalah jurnal untuk
membalik jurnal
penyesuaian yang
menimbulkan akun
neraca. Jika tidak
dibalik akan terjadi
akun ganda. Akun-
akun yang perlu dibuat
jurnal pembalik yaitu:
Beban yang masih
harus dibayar, eban
yang dibayar di muka,
C. Jurnal pembalik
adalah jurnal untuk
membalik jurnal
penyesuaian, Akun-
akun yang perlu dibuat
jurnal pembalik yaitu
akun nominal.

Langkah-langkah apa saja yang Alat bantu apa yang dibutuhkan


akan dilakukan
1. Pelaksanaan - Kertas
2. Diagnosis dan Tindak Lanjut - laptop/komputer
 A - printer
s
 Asesmen selama proses pembelajaran (formatif)
a. Sikap (Profil Pelajar Pancasila)
Teknik penilaian : Observasi
Instrumen penilaian : Lembar observasi

Lembar Observasi
No. Nama Siswa Sikap yang dinilai Kategori Penilaian
Sudah Mulai Belum
Terlihat Terlihat Terlihat
1. - Peserta didik dapat
mengenal, menganalisis,
menjelaskan secara runtut
dan mempraktikkan
penyusunan neraca lajur,
laporan keuangan, jurnal
penutup, dan jurnal
pembalik pada perusahaan
dagang.
2. - Peserta didik memiliki
kemampuan analisisi yang
baik dalam mengenali suatu
hal yang baru, dalam hal ini
adalah menganalisis dan
mempraktikkan penyusunan
neraca lajur, laporan
keuangan, jurnal penutup,
dan jurnal pembalik pada
perusahaan dagang.

b. Performa

Teknik penilaian : Tes teori dan praktik


Instrumen penilaian : Soal praktik siklus akuntansi perusahaan dagang.
Tugas I: Analisislah soal-soal siklus akuntansi perusahaan dagang dibawah ini kemudian tugas
kalian adalah menyusun jurnal khusus, buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraja
lajur, laporan keuangan, jurnal penutup, dan jurnal pembalik!
Identitas Perusahaan dan Usaha Pokok

Nama perusahaan : PT.ANGGREK MOTOR

Alamat : Jl. Terusan Arjuna no. 2 Jakarta Barat

Nomor telepon : (021) 555 6666

Nomor Faksimili : (021) 555 7777

E-mail address : anggrekmotor@yahoo.com

PT Anggrek Motor adalah perusahaan yang bergerak dalam perdagangan sepeda motor
merek Honda yang ditunjuk sebagai Main Dealer. Perusahaan membeli sepeda motor
secara kredit dari Distributor FIF dan menjualnya secara kredit/tunai ke dealer dan
pelanggan lainnya dengan harga Off The Road (Kosong).
Perusahaan dipimpin oleh M. Waluyo Hadi, SE.Ak,Macc, sebagai Direktur Utama, dengan
memiliki 50 karyawan.
Kebijakan Akuntansi
PT Anggrek Motor menetapkan kebijakan akuntansinya sebagai berikut:

1. Umum
a. Dasar akrual basis.
b. Periode akuntansi tahunan (1 Januari s.d 31 Desember) dibagi dalam 12 periode
bulanan.
c. Pada setiap akhir bulan disusun neraca saldo.
d. Dipergunakan Jurnal Khusus dan Jurnal Umum untuk mencatat transaksi.
e. Mata uang menggunakan Rupiah (single currency).
2. Pembelian
a. Setiap pembelian akan diperhitungkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Masukan
10% dari nilai pembelian dan beban transport pembelian ditanggung oleh
perusahaan.
b. Setiap retur pembelian akan diperhitungkan pengurangan atas nilai utang dan
PPN Masukan.
c. Termin pembayaran 3/10, n/30. Pembayaran yang dilakukan dalam periode
diskon akan memperoleh diskon dan mengurangi nilai utang dagang yang
dibayar.
d. Keterlambatan membayar utang didenda 1% dari nilai utang tertunggak.
e. Untuk pembelian yang dikenakan PPN diasumsikan sudah dilampiri dengan
faktur pajak standar.
f. Harga-harga jenis barang yang tertulis dalam faktur pembelian tidak/belum
termasuk PPN Masukan.
3. Pengeluaran Kas
a. Pengeluaran kas di atas Rp.8.000.000,00 dibayar dengan cek dan didukung
dengan Bukti Pengeluaran Kas.
b. Untuk pengeluaran sebesar Rp.8.000.000,00 atau kurang dibayar dengan dana kas
kecil, dan sistem pencatatannya menggunakan sistem dana tidak tetap (sistem
fluktuasi)
4. Penjualan
a. Setiap penjualan akan diperhitungkan PPN Keluaran 10% dari nilai penjualan
dan beban transport penjualan dibebankan kepada pembeli.
b. Setiap retur penjualan akan diperhitungkan pengurangan atas nilai piutang dan
PPN Keluaran.
c. Termin pembayaran yang berlaku adalah 2/10, n/30. Pelunasan piutang dalam
periode diskon akan memperoleh diskon dan mengurangi nilai piutang dagang yg
diterima.
d. Keterlambatan membayar piutang didenda 1% dari nilai piutang
yg tertunggak
e. Untuk penjualan yang dikenakan PPN diasumsikan sudah dilampiri dengan faktur
pajak standar.
f. Harga-harga jenis barang yang tertulis dalam faktur penjualan tidak/belum
termasuk PPN Keluaran.
5. Penerimaan Kas
a. Setiap penerimaan kas akan disetor ke bank pada hari yang sama dan sedapat
mungkin tidak menyimpan dana dalam jumlah besar di dalam brankas
perusahaan.
b. Dana perusahaan disimpan dalam rekening giro nomor 0011-10-11111 Bank
Mandiri, Kantor Cabang Utama (KCU) Kemanggisan.
6. Penilaian Persediaan Barang Dagangan
a. Sistem pencatatannya menggunakan sistem periodik (fisik).
b. Metode yang dipergunakan adalah metode harga pokok Lifo,
LAST IN FIRST OUT (masuk pertama keluar pertama).
7. Penyusutan Aktiva Tetap
a. Penyusutan atau depresiasi aktiva tetap dihitung dengan
metode garis lurus.
b. Perhitungan dan pencatatan beban depresiasi dilakukan pada setiap akhir bulan.

RINCIAN PEKERJAAN
Pekerjaan anda adalah menyelesaikan mengelola buku jurnal. Secara rinci pekerjaan anda adalah
sebagai berikut:

NO ASPEK YANG DINILAI SKOR


A KETERAMPILAN 5
1 Jurnal Penjualan + Rekapitulasi 5
Jurnal Penerimaan Kas +
2 Rekapitulasi 5
3 Jurnal Pembelian + Rekapitulasi 5
4 Jurnal Pengeluaran Kas + Rekapitulasi 5
5 Jurnal Umum + Rekapitulasi 5
6 Buku Kas Kecil 5
7 Memposting jurnal ke buku besar dan buku pembantu 5
8 Mencatat neraca saldo bulan Desember 5
9 Membuat Jurnal penyesuiaan 5
10 Membuat necara lajur 15
11 Membuat laporan keuangan yang terdiri dari:
- Laporan rugi laba 5
- Laporan saldo laba 5
- Neraca 5
- Laporan arus kas 5
12 Jurnal Penutup + neraca saldo setelah penutup 5
13 Jurnal Pembalik 5

B SIKAP KERJA
Ketelitian, Kerapihan dan
1 Kebersihan 5
Total Skor 100

DAFTAR AKUN
NOMOR NAMA AKUN
Current Assets:
1-1100 Cash in Bank kas di bank
1-1200 Patty Cash kas kecil
1-1300 Account Receivable piutang dagang
1-1400 Allowance of Doubtful Debt penyisihan/cadangan kerugian piutang
1-1500 Merchandise Inventory persediaan barang dagangan
1-1600 Office Supplies perlengkapan kantor
1-1700 Prepaid Insurance uang muka (um) asuransi
1-1800 Prepaid Rent uang muka sewa
1-1910 Value Added Tax (VAT) In pajak pertambahan nilai (PPN) masukan
Long Term Investment:
1-2100 Stock Investments investasi dalam bentuk saham
Fixed Assets:
1-3100 Equipment at Cost Peralatan
1-3110 Equipment Acc. Depreciation akumulasi penyusutan peralatan
Current Liabilities:
2-1200 Accounts Payable utang dagang
2-1300 Accrued Expense utang beban
2-1500 VAT Payable Utang PPN
2-1600 VAT Out PPN Keluaran
Long Term Liabilities:
2-2100 Mandiri Bank Loan utang bank jangka panjang
Equity:
3-1100 Stock Capital Modal saham
3-1300 Retained Earning Saldo Laba Periode Lalu
Revenues:
4-1100 Sales penjualan barang dagangan
4-1200 Sales Discount potongan penjualan barang dagangan
4-1300 Sales Retur
Cost of Goods Sold:
5-1000 Purchase harga pokok barang dagangan
5-1200 Freight Paid beban transportasi pembelian
5-1300 Purchase Discount potongan pembelian barang dagangan
5-1400 Purchase retur Retur pembelian barang dagangan
Operating Expense:
6-1100 Tel. & Elec. Expense beban telepon dan listrik
6-1200 Office Supplies Expense beban perlengkapan toko
6-1300 Bad Debts Expense beban kerugian penghapusan piutang
6-1400 Spoilege Expense beban kerugian kerusakan barang dagangan
6-1500 Depreciation Expense beban depresiasi aktiva tetap (peralatan)
6-1600 Insurance Expense beban asuransi
6-1700 Rent Expense beban sewa toko
6-1800 Wages and Salaries beban upah dan gaji
6-1900 Others Operating Expense beban-beban operasi lainnya
6-1910 Advertising Expense beban iklan
Others Revenues and Gains:
8-1100 Interest Income pendapatan bunga
8-1200 Dividend Income pendapatan dividen
8-1300 Gain (loss) on Sale of Stock laba dari penjualan saham (investasi)
8-1400 Freight Collected pendapatan jasa transportasi penjualan
8-1500 Late Fees Collected denda keterlambatan pembayaran piutang
Others Expenses and Losses:
9-1100 Interest Expense beban bunga
9-1200 Bank Service Charge beban administrasi bank
9-1300 Late Fees Expense beban denda pembayaran utang dagang
NERACA SALDO TANGGAL 30 NOVEMBER 2008

PT ANGGREK MOTOR
NERACA SALDO
Per 30 NOVEMBER 2008

DEBET KREDIT
KODE NAMA AKUN Rp Rp
1-100 Cash in Bank 68,160,000
1-200 Patty Cash 8,000,000
1-300 Account Receivable 165,000,000
1-400 Allowance of Doubtful Debt 13,000,000
1-500 Merchandise Inventory 1,092,578,125
1-600 Office Supplies 13,000,000
1-700 Prepaid Insurance 24,000,000
1-800 Prepaid Rent 36,000,000
1-100 Stock Investments 224,000,000
1-100 Equipment 120,000,000
1-110 Equipment Accumulated 26,400,000
Depreciation
2-200 Accounts Payable 132,000,000
2-300 Accrued Expense 7,800,000
2-500 VAT Payable 21,440,000
2-100 Mandiri Bank Loan 600,000,000
3-100 Stock Capital 500,000,000
3-300 Retained Earning 275,460,000
4-100 Sales 1,000,000,000
4-200 Sales Discount 84,000,000 -
4-300 Sales Retur - -
5-000 Purchase 607,021,875 -
5-200 Freight Paid 11,000,000 -
5-300 Purchase Discount 52,200,000
5-400 Purchase retur - -
6-100 Telephone & Electricity Expense 11,200,000
6-200 Office Supplies Expense 3,300,000
6-300 Bad Debt Expense 24,000,000
6-400 Spoilage Expense (Defected 32,000,000
Inventory)
6-500 Depreciation Expense 26,400,000
6-600 Insurance Expense 22,000,000
6-700 Rent Expense 44,000,000
6-800 Wages and Salaries 66,000,000
6-900 Others Operating Expense 12,000,000
6-000 Advertaising Expense 2,200,000
8-100 Interest Income 5,000,000
8-200 Dividend Income 25,360,000
8-300 Gain (Loss) on Sale of Stocks 11,200,000
8-400 Freight Collected 37,600,000
8-500 Late Fees Collected 9,600,000
9-100 Interest Expense 11,000,000
9-200 Bank Service Charge 6,600,000
9-300 Late Fees Paid 3,600,000
2,717,060,000 2,717,060,000

Catatan Neraca Saldo tanggal 30 November 2008


● Umur ekonomis Equipment adalah 4 tahun dan nilai residunya sebesar Rp.4.800.000,-.

DAFTAR CUSTOMER, SUPPLIER & PRODUK


Daftar Customer

Nama
Nomor Customer Alamat Telepon
Jl. Sultan Agung No. 45,
C001 Honda Abi Jakarta 021- 723 0120
Jl. Hasannudin No. 73,
C002 Honda Baba Jakarta 021- 723 5448
Jl. Diponegoro No. 47,
C003 Honda Caca Jakarta 021- 721 0155
C004 Jl. Dewi Sartika No. 82, 021- 722 1240
Honda Dado Jakarta

Daftar Supplier

Nomor Nama Supplier Alamat Telepon


S001 PT ABC Jl. Sunter Raya No. 105 Jakarta 021- 7630 3365
S002 PT. XYZ Jl. Pulogadung Raya No. 1A, Jakarta 021- 8380 2981
S003 PT. ACA Jl. Raya Serpong No. 40D, Tangerang 021- 5630 1560

Daftar Produk

Nomor Kode Nama Produk


1 R110std Revo Std
2 S125std Supra X Std

DAFTAR SALDO ACCOUNT RECEIVABLE

30 November 2008

Saldo Piutang
No Nama No. Faktur Tanggal Termin
Rp

1 Honda Abi SM-11/12 11/25/2008 2/10, n/30 66,000,000

2 Honda Baba SM-11/25 11/29/2008 2/10, n/30 55,000,000

3 Honda Caca SM-11/10 11/23/2008 2/10, n/30 44,000,000


4 Honda Dado - - - -

165,000,000
DAFTAR SALDO ACCOUNT PAYABLE

30 November 2008

Saldo Utang
No Nama No. Faktur Tanggal Termin
Rp
1 PT ABC FJ.152 11/23/2008 3/10, n/30 44,000,000
2 PT. XYZ DJ.129 11/20/2008 3/10, n/30 33,000,000
3 PT. ACA F.201 11/28/2008 3/10, n/30 55,000,000
132,000,000

DAFTAR SALDO MERCHANDISE INVENTORY

30 November 2008

Saldo
Nomor Kode Nama Br Quantity Price/Unit Persediaan
Rp Rp

1 R110std Revo Std 50 12,500,000 625,000,000

2 S125std Supra X Std 35 13,359,375 467,578,125

1,092,578,125
TRANSAKSI BULAN DESEMBER 2008
F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL
 Perencanaan Remidial
- Remedial performa
Peserta didik mengulang tes performa
- Remedial tes tertulis
Guru mengulang materi yang belum dikuasai dan memberikan tes tertulis ulang
 Perencanaan Pengayaan:
Memberikan lembar kerja yang berbeda

G. LAMPIRAN

MATERI PEMBELAJARAN

Pengertian Neraca Lajur


Worksheet atau neraca lajur merupakan lembar yang memuat data akuntansi perusahaan selama satu
periode. Penyusunan neraca lajur ini berperan penting bagi perusahaan karena akan memudahkan
dalam rekap data sebelum dilakukan penyesuaian. Neraca lajur merupakan komponen yang
digunakan untuk memeriksa buku besar setelah mengalami penyesuaian. Pemeriksaan buku besar
setelah penyesuaian ini juga dilakukan guna memastikan bahwa saldonya sudah balance. Format dari
neraca lajur ini terdiri dari 10 kolom guna mencatat nomor dan nama akun beserta saldo debet kredit.
Kolom tersebut digunakan untuk mengentri data perusahaan mulai dari neraca saldo, penyesuaian,
hingga menghasilkan laporan keuangan terbaru.

Neraca lajur berisi berbagai informasi untuk laporan keuangan, sebagai contoh:

 saldo perkiraan sebelum jurnal penyesuaian,

 perkiraan jurnal penyesuaian, dan

 saldo perkiraan setelah jurnal penyesuaian.

Dalam praktiknya, neraca lajur terdiri dari 5 bagian pokok yaitu sebagai berikut:

 neraca saldo,

 penyesuaian,

 neraca saldo setelah penyesuaian,

 laporan perhitungan laba-rugi, dan

 neraca

Tujuan Neraca Lajur


Neraca lajur merupakan suatu landasan untuk memeriksa rekening buku besar yang disesuaikan,
diseimbangkan dan disusun menurut cara yang sesuai dengan penyusunan laporan keuangan.

Namun, neraca ini BUKANLAH laporan keuangan, sehingga tidak dapat menggantikan kedudukan
pencatat akuntansi atau laporan keuangan. Artinya, neraca ini semata-mata hanya merupakan alat
bantu untuk laporan keuangan.
Adapun tujuan dari disusunnya neraca lajur antara lain adalah sebagai berikut:
 Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan.
 Untuk melihat perkiraanyang terjadi dalam kegiatan perusahaan sehari-hari, sehingga pihak
manajemen dapat mengontrol setiap pengeluaran perusahaan dalam menunjuang kegiatan atau
operasinya.
 Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan data penyesuaian, sehingga
merupakan persiapan sebelum disusun laporan keuangan yang formal.
 Untuk mempermudah pencarian kesalahan yang mungkin dilakukan dalam membuat jurnal
penyesuaian.
Fungsi Neraca Lajur
Beberapa fungsi penerapan neraca lajur dalam pencatatan keuangan, yaitu sebagai berikut:
1. Meringkas Data dalam Mencatat Keuangan
Fungsi pertamanya yakni meringkas data dalam pencatatan keuangan, di mana Anda akan
menggolongkan data yang berisi akun keuangan pada perusahaan. Dengan memanfaatkan neraca
lajur, data keuangan akan lebih mudah untuk dilihat dan digunakan untuk kebutuhan selanjutnya.
Data dibuat ringkas dengan tujuan menunjukkan informasi yang dibutuhkan tanpa proses yang
panjang.
2. Memeriksa Kembali Data Fungsi kedua dari neraca lajur yakni untuk melakukan pemeriksaan ulang
data. Anda dimungkinkan untuk memeriksa kembali data pada pencatatan sebelumnya
menggunakan neraca ini, terutama dalam neraca saldo dan jurnal penyesuaian. Dalam pencatatan
keuangan sangat mudah terjadi kesalahan, misalnya saja akibat kesalahan manusia (human error)
atau kesalahan perangkat lunak yang digunakan. Oleh karena itu, proses pemeriksaan data yang
dilakukan dalam neraca lajur akan dimanfaatkan untuk menghindari kesalahan pencatatan keuangan
secara keseluruhan.
3. Membantu Menyusun Laporan Keuangan Fungsi yang ketiga sesuai dengan pembahasaan di atas, di
mana pencatatan dalam neraca lajur merupakan alat bantu dalam proses pembuatan laporan
keuangan, karena data-data di dalamnya sudah mencakup seluruh data yang dibutuhkan dalam
menyusun laporan keuangan. Tentunya ini akan sangat memudahkan dan menghemat waktu dalam
menyusun laporan keuangan, tanpa perlu mencari data dari sumber yang terlalu banyak.
4. Menunjukkan Prosedur yang Telah Dijalankan Fungsi terakhir adalah untuk menunjukkan prosedur
pencatatan keuangan yang telah dijalankan oleh perusahaan. Dengan demikian, hal ini dapat
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kredibilitas dalam mencatat dan mengelola keuangan
dengan benar. Selain itu, jelas bahwa laporan keuangan yang dibuat pun memiliki kredibilitas
karena disusun berdasarkan neraca lajur, yang merupakan bagian dari prosedur pencatatan
keuangan.
Cara Mudah Menyusun Neraca Lajur
Sebenarnya penyusunan neraca lajur dimulai dari neraca saldo sebelum diadakan penyesuaian. Setelah itu
dilanjutkan dengan memasukkan data-data penyesuaian sehingga dapat ditentukanlah data-data yang akan
dicantumkan dalam laporan keuangan.
Neraca lajur berupa kolom atau lajur yang terdiri dari 6, 8, 10, atau 12 kolom sebagai berikut:
6 kolom (3 kolom berganda)
Merupakan jenis yang jarang digunakan, umumnya terdiri atas:
Kolom neraca saldo (debit dan kredit)
Kolom rugi/laba
Kolom neraca (debit dan kredit)
8 kolom (4 kolom berganda)
Merupakan jenis yang biasanya digunakan oleh perusahaan dagang atau jasa dan terdiri atas:
Kolom neraca saldo (debit dan kredit)
Kolom penyesuaian (adjustment)
Kolom rugi/laba
Kolom neraca akhir
10 kolom (5 kolom berganda)
Hampir serupa dengan neraca lajur 8 kolom, yang terdiri atas:
Kolom neraca saldo (debit dan kredit)
Kolom penyesuaian (adjustment)
Kolom rugi/laba
Kolom neraca saldo disesuaikan
12 kolom (6 kolom berganda)
Merupakan yang terlengkap, terdiri atas:
Kolom neraca saldo (debit dan kredit)
Kolom penyesuaian (adjustment)
Kolom rugi/laba
Kolom neraca saldo disesuaikan
Kolom laporan modal (debit dan kredit)
Kolom neraca (debit dan kredit)
Apabila Anda belum terbayang, mari melihat langkah-langkah mudah dalam menyusunnya berikut ini:
1. Membuat Format Neraca Lajur
Pertama-tama buat judul ditulis di tengah atas yang terdiri dari:
[Nama perusahaan],
Neraca lajur, dan
Periode penyusunan
Kemudian tentukan jumlah lajur yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, kemudian masukkan format
setiap lajurnya seperti contoh berikut:
[Nama Perusahaan]
Neraca Lajur
Periode Penyusunan: …………..
2. Mengisi Akun-akun Beserta Jumlah Saldo Perkiraan pada Kolom Neraca Saldo
Umumnya mudah terjadi kesalahan pada tahap ini, jadi masukkan secara hati-hati dan lakukan
pengecekan ulang.
3. Menjumlahkan Kolom Neraca Saldo
Dalam langkah ketiga ini, pastikan kedua kolom berjumlah seimbang (balance).
4. Masukkan Informasi Akun-akun yang Telah Disesuaikan
Kemudian, masukkan informasi akun-akun pada jurnal penyesuaian dengan memastikan nama
akun/perkiraan yang tidak terdapat pada neraca saldo ditambahkan dibagian bawah dan menyesuaikan
dengan kode akunnya. Jumlahkan saldo jurnal penyesuaian sampai ditemukan angka yang seimbang
(balance).
5. Mengisi Kolom Neraca Saldo Disesuaikan
Untuk mengisi kolom neraca saldo disesuaikan, jumlahkan kolom debet di neraca saldo dengan kolom
debet di kolom penyesuaian. Demikian pula halnya dengan kolom kredit neraca saldo di jumlahkan
dengan kolom kredit di penyesuaian.
6. Mengisi Kolom Laba Rugi
Berdasarkan angka dari neraca saldo disesuaikan, dipilih akun pendapatan dan beban dan dimasukkan ke
kolom laporan laba rugi.
Saldo akun nominal sendiri adalah akun yang terdiri dari pendapatan dan beban.
Sedangkan saldo akun riil adalah akun perkiraan selain pendapatan dan beban.
Masukkan saldo akun nominal SAJA dari kolom neraca saldo disesuaikan.
7. Menjumlahkan Kolom Laba Rugi
Jumlahkan seluruh saldo debet maupun kredit pada kolom laba rugi. Hasilnya adalah selisih antara
pendapatan dan beban. Jika jumlah kolom kredit lebih besar itu artinya laba/keuntungan perusahaan, dan
jika sebaliknya atau jumlah debet lebih besar artinya rugi/kerugian perusahaan.
8. Memeriksa Setiap Kolom Debit dan Kredit
Langkah terakhir yakni melakukan pengecekan ulang agar seluruh kolom debit dan kredit jumlahnya
seimbang.
Lakukan hal yang sama dengan langkah sebelumnya dengan menjumlahkan masing-masing kolom pada
jenis neraca. Dengan memasukkan akun dan jumlah saldo masing-masing akun, kecuali pendapatan beban
dan akumulasi penyusutan.

Contoh hasilnya adalah sebagai berikut:


Pengertian Laporan Keuangan
Secara umum laporan keuangan adalah laporan yang berisi pencatatan uang dan transaksi yang terjadi
dalam bisnis, baik transaksi pembelian maupun penjualan dan transaksi lainnya yang memiliki nilai
ekonomi dan moneter.
Biasanya laporan ini dibuat dalam periode tertentu. Penentuannya ditentukan oleh kebijakan perusahaan
apakah dibuat setiap bulan atau setiap satu tahun sekali, terkadang perusahaan juga menggunakan
keduanya.
Laporan keuangan dibuat untuk mengetahui kondisi finansial perusahaan secara keseluruhan. Sehingga
para stakeholder dan pengguna informasi akuntansi bisa melakukan evaluasi dan cara pencegahan dengan
tepat dan cepat jika kondisi keuangan usaha mengalami masalah atau memerlukan perubahan.
Mengingat pentingnya hal itu, maka laporan ini harus dibuat dengan tepat, cermat dan diperlukan
pertanggungjawaban yang diserahkan secara mutlak kepada orang berkompeten dibidangnya, seperti
seorang akuntan. Dia yang harus mempresentasikan laporan yang telah dibuatnya dengan detail di depan
para stakeholder yang biasanya ini dilakukan pada saat evaluasi kinerja keuangan tahunan.
Jika melihat dari penjelasan di atas tentu bisa ditarik kesimpulan kalau pengertian laporan keuangan
adalah laporan yang berisi data transaksi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Yang mana laporan
tersebut harus dilaporkan dan dipertanggungjawabkan sebagai pembahasan evaluasi untuk perkembangan
usaha ke depan.
Jenis-jenis Laporan Keuangan
Terdapat lima jenis laporan keuangan utama pada bisnis. Semuanya disesuaikan dengan bentuk transaksi
yang terjadi di dalam perusahaan. Karena setiap laporan ini memiliki fungsi dan prinsip yang berbeda,
tentu mereka yang membuat laporan ini harus bisa membedakan pembuatan laporan keuangan yang
sesuai dengan peruntukannya.
Berikut adalah penejelasan lima jenis laporan keuangan utama perusahaan lengkap beserta jenis dan
fungsinya yang bisa Anda ketahui.

1. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi adalah laporan finansial perusahaan yang dibuat oleh bisnis
untuk mengetahui pengeluaran dan pemasukan bisnis secara mendetail. Isi dari laporan ini ialah
data-data pendapatan sekaligus beban yang ditanggung oleh perusahaan. Biasanya laporan ini dibuat
untuk menjelaskan kondisi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Maka dari itu, sebagian
besar laporan dikerjakan pada akhir tahun atau akhir bulan, sesuai ketentuan di perusahaan tersebut.
Dengan adanya laporan laba rugi, para stakeholder bisa mengetahui kondisi finansial perusahaan
yang terkini. Sehingga laporan tersebut bisa dijadikan sebagai dasar evaluasi untuk langkah
kebijakan selanjutnya.
2. Laporan Arus Kas
Jenis laporan keuangan yang kedua adalah laporan arus kas. Laporan arus kas atau yang biasa
disebut dengan cashflow ini sendiri dapat diartikan sebagai catatan keuangan yang berisi informasi
tentang pemasukan dan pengeluaran selama satu periode. Laporan ini akan sangat berguna ketika
Anda akan mengevaluasi struktur keuangan (likuiditas dan solvabilitas), serta aktiva bersih
perusahaan. Tak hanya itu, Anda pun bisa memanfaatkannya sebagai strategi adaptif menghadapi
perubahan keadaan dan peluang.

3. Laporan Perubahan Modal


Laporan perubahan modal atau ekuitas adalah salah satu jenis laporan keuangan yang penting
terutama untuk perusahaan publik. Tujuan pembuatannya adalah agar perusahaan dapat
menggambarkan peningkatan maupun penurunan dari aktiva bersih (kekayaan) dalam periode
tertentu dengan prinsip pengukuran tertentu untuk dianut. Mengapa laporan keuangan ini akan
ditemukan pada berbagai perusahaan besar atau publik? Sebab, sebagian besarnya mempunyai
struktur kepemilikan yang kompleks dalam perubahan-perubahan akun ekuitas di tahun terkait.
4. Laporan Neraca Laporan keuangan yang selanjutnya adalah laporan neraca. Laporan neraca atau
balance sheet biasanya terdapat beberapa informasi mengenai akun-akun aktiva, serta hal-hal yang
menjadi kewajiban perusahaan dalam satu periode. Dalam penerapannya, laporan neraca terdapat
dua macam. Yaitu bentuk stafel atau vertikal serta bentuk skontro atau horizontal. Pada hakikatnya,
laporan neraca adalah gabungan dari segala laporan keuangan. Ini juga dibuat dalam waktu tertentu
yang normalnya adalah satu tahun sekali. Tujuannya adalah untuk menentukan langkah terkait
finansial di tahun selanjutnya. Laporan neraca merupakan laporan keuangan yang sangat penting
karena dalam laporan ini terdapat segala informasi terkait siapa pemegang saham dari suatu
perusahaan, siapa kreditur yang ada, peraturan pemerintah yang ada, dan berbagai kebijakan
lainnya.
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan mengacu pada informasi tambahan yang membantu menjelaskan
bagaimana perusahaan sampai pada angka laporan keuangannya.Catatan ini juga membantu
menjelaskan penyimpangan atau anggapan inkonsistensi dalam metodologi akun tahun ke tahun.
Catatan catatan laporan keuangan bukanlah hal yang wajib , hanya untuk memberikan kejelasan
kepada mereka yang membutuhkannya tanpa memiliki informasi yang ditempatkan di kolom
pernyataan. Namun demikian, informasi yang termasuk dalam catatan atas laporan keuangan
seringkali penting karena dapat mengungkapkan masalah mendasar terhasap kesehatan keuangan
perusahaan.
Pengertian Jurnal Penutup
Jurnal Penutup (Closing Entries)adalah jurnal akuntansi harus dibuat untuk menjadikan rekening akun
akun sementara (temporer) menjadi bersaldo NOL (0) pada akhir periode akuntansi. atau dalam bahasa
yang lebih sederhana, Jurnal Penutup merupakan ayat jurnal yang perlu dibuat pada akhir periode untuk
menutup rekening akun nominal (sementara)
Tujuan Jurnal Penutup
Adapun Tujuan dan Fungsi Jurnal Penutup disusun diantaranya adalah sebagai berikut:
 Untuk memisahkan transaksi akun pendapatan dan beban tidak bercampur aduk dengan jumlah
nominal dari pendapatan dan beban pada tahun selanjutnya
 Guna menyajikan neraca awal periode berikutnya stelah dilaksanakan penutupan buku
 Agar mempermudah jika dilaksanakan pemeriksaan karena telah dilakukan pemisahan transaksi
yang terjadi di periode sebelumnya dengan transaksi-transaksi pada periode akuntansi
selanjutnya
 Untuk menyajikan informasi keadaan yang sebenarnya (riil) suatu perusahaan setelah dilakukan
penutupan buku (jurnal penutup). laporan keuangan hanya akan memperlihatkan tentang akun
yang sesungguhnya (riil) saja. yang terdiri atas harta, kewajiban dan ekuitas
Menutup Akun Nominal
Berikut akun akun nominal yang perlu dibuatkan Jurnal Penutup
 Menutup rekening Pendapatan
Dengan cara mendebit akun pendapatan dan mengkredit akun ikhtisar laba/rugi
Rekening Debet Kredit
Pendapatan xxx
Ikhtisar Rugi/Laba xxx

 Menutup rekening Beban


Dengan cara mendebit akun ikhtisar laba/rugi dan mengkredit akun beban.
Rekening Debet Kredit
Ikhtisar Rugi/Laba xxx
Beban xxx

 Menutup rekening Ikhtisar Rugi/Laba


Dengan cara mendebit akun ikhtisar laba/rugi dan mengkredit akun Modal jika laba.
Rekening Debet Kredit

Ikhtisar Rugi/Laba xxx


Modal xxx

 Dengan cara mendebit akun Modal dan mengkredit akun ikhtisar laba/rugi jika rugi
Rekening Debet Kredit

Modal Xxx
Ikhtisar Rugi/Laba Xxx

 Menutup rekening Prive


Dengan cara mendebit akun Modal dan mengkredit akun Prive.

Rekening Debet Kredit

Modal Xxx
Prive xxx

Jurnal Pembalik
Jurnal pembalik adalah jurnal yang dibuat pada awal periode berdasarkan jurnal penyesuaian periode
sebelumnya. Adapun Fungsi Jurnal Pembalik atau tujuan dibuat jurnal pembalik antara lain untuk:
1. Mempermudah pencatatan transaksi pada awal periode akuntansi yang baru, terutama yang
berhubungan dengan ayat jurnal penyesuaian
2. Menyederhanakan penyusunan jurnal pada periode akuntansi berikutnya. jurnal pembalik dapat
memberikan manfaat bila perusahaan membuat ayat jurnal yang jumlahnya banyak
3. Meminimalisir kesalahan atau kekeliruan yang mungkin bisa terjadi, seperti menghindari pengakuan
biaya atau pendapatan yang double karena penyusunan ayat jurnal penyesuaian. untuk transaksi yang
akrual dan transaksi yang deferral tertentu.
Beberapa hal yang perlu jurnal pembalik jika ada :
1. Beban yang masih harus dibayar
2. Pendapatan yang masih harus diterima
3. Beban dibayar di muka (menggunakan pendekatan beban)
4. Pendapatan diterima di muka (menggunakan pendekatan pendapatan)
Perinciannya :
Kasus jurnal penyesuaian jurnal pembalik
beban yang masih harus beban … utang …
dibayar utang … beban …
pendapatan yang masih piutang Pendapatan
harus diterima pendapatan piutang
beban dibayar di muka (p. … dibayar di muka beban …
beban) beban … … dibayar di muka
pendapatan … dtrma
pendapatan … dmuka
pendapatan diterima di pendapatan … dtrma
muka (p.pendapatan) dmuka pendapatan …

BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK

Bacaan guru

 Hery. (2016). Akuntansi Dasar. Jakarta: PT. Grasindo.


 Ikatan Akuntan Indonesia. (2012). Standar Akuntan Keuangan. Jakarta: IAI..
 Jusup, A. (2011). Dasar - dasar Akuntansi Jilid 1 (7 ed.). Yogyakarta: Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Jusup, A. (2011). Dasar - dasar Akuntansi Jilid 2 (7 ed.). Yogyakarta: Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Bacaan peserta didik


 Chanifah, Ummi.LKS Akuntansi Dasar Kelas X. Surakarta: Putra Nugraha.
 Buku lain yang relevan

GLOSARIUM

C L
Cash Receipt Journal Laporan keuangan
Cash Payment Journal N
D Neraca saldo
Dokumen transaksi Neraca lajur
H P
Harga Pokok Penjualan Purchase Journal
J Perpetual
Jurnal Khusus Periodik
Jurnal penyesuaian S
Jurnal umum Siklus Akuntansi
Jurnal penutup Sales Journal
Jurnal pembalik

DAFTAR PUSTAKA

Jusup, Haryono 2019.” Dasar-dasar Akuntansi”. Yogyakarta: STIE YKPN

Bachtiar, Halimah.2019.” Akuntansi Dasar Buku Pintar”. Cetakan pertama. Yogyakarta: Deepublish
Harti, Dwi 2018 “Akuntansi Dasar”. Cetakan ke empat. Jakarta: Erlangga.

Hery. (2016). Akuntansi Dasar. Jakarta: PT. Grasindo.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2012). Standar Akuntan Keuangan. Jakarta: IAI.

Jusup, A. (2011). Dasar - dasar Akuntansi Jilid 1 (7 ed.). Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

YKPN.

Jusup, A. (2011). Dasar - dasar Akuntansi Jilid 2 (7 ed.). Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

YKPN.

Chanifah, Ummi.LKS Akuntansi Dasar Kelas X. Surakarta: Putra Nugraha.

Anda mungkin juga menyukai