Keselamatan Pasien
KMKP
?
Client
Feigenbaum
Definisi absolut
Definisi individual
Definisi sosial
Defisini absolut:
Manfaat dan/atau
kemungkinan terjadinya
cedera terhadap kesehatan
sebagaimana dinilai oleh
praktisi kesehatan tanpa
mempedulikan biaya
Defisini individual:
Ekspektasi pasien terhadap manfaat dan/atau
kemungkinan terjadinya cedera/konsekuensi yang tidak
diharapkan
Definisi sosial:
Biaya pelayanan
kesehatan,
manfaat dan/atau
cedera yang
terjadi dalam
proses pelayanan
kesehatan, serta
distribusi
pelayanan
kesehatan
sebagaimana
dinilai oleh
masyarakat
secara umum
MUTU (KEMENKES)
Mutu:
KINERJA YANG MENUNJUK PADA TINGKAT KESEMPURNAAN PELAYANAN KESEHATAN, YANG DISATU PIHAK
DAPAT MENIMBULKAN KEPUASAN PADA SETIAP PASIEN (PELANGGAN) SESUAI DENGAN TINGKAT
KEPUASAN RATA-RATA PENDUDUK, SERTA DIPIHAK LAIN TATA CARA PENYELENGGARAANNYA SESUAI
DENGAN STANDAR DAN KODE ETIK PROFESI YANG TELAH DITETAPKAN
TRILOGY JURAN
QUALITY PLANNING
QUALITY CONTROL
QUALITY IMPROVEMENT
DONABEDIAN
DONABEDIAN
Paso
#1
7 DIMENSI meminimalisasi terjadinya kerugian (harm), cedera
dan kesalahan medis yang bisa dicegah
Optimalkan Sumberdaya yang MUTU kepada mereka yang menerima pelayanan
ada, tanpa pemborosan bahan
EFISIEN AMAN
menyediakan pelayanan menyediakan pelayanan yang seragam tanpa me
INTEGRASI
kesehatan yang berbasis bukti mbedakan jenis kelamin, suku, etnik,
kepada masyarakat tempat tinggal, agama, sosial ekonomi
EFEKTIF ADIL
mengurangi waktu tunggu dan ke menyediakan pelayanan yang sesuai
terlambatan pemberian dengan preferensi, kebutuhan dan nilai-ni
pelayanan kesehatan lai individu
TEPAT kMal
BERORIENTASI
WAKTU PASIEN
tingkat layanan kesehatan untuk individu dan masyarakat yang dapat meningkatkan keluaran (outcome) kesehatan yang optimal,
diberikan sesuai dengan standar pelayanan dan perkembangan ilmu pengetahuan terkini serta memperhatikan hak dan kewajiban pasien.
QUALITY MANAGEMENT
Quality Planning
Quality Control
Quality Improvement
Cost Containment
mutu
MUTU PELAYANAN
SISTEM SISTEM
MANAJEMEN PELAYANAN
MUTU
Sistem
Manajemen
VARIASI MASALAH
PROSES MUTU
PENYEBAB MASALAH MUTU :
VARIASI MUTU
1 Proses tidak diukur dg baik
MUTU PELAYANAN
SISTEM
SISTEM PELAYANAN
MANAJEMEN Mengukur -Struktur
Memonitor
MUTU Mengendalikan
-Proses
Memelihara -Outcome
Menyempurnakan
Mendokumentasikan
Mengukur Indikator
Memonitor
Standar/
Mengendalikan
SPO
Ringkas, Rapih,
Memelihara
Resik, Rawat, Rajin
CQI:
Menyempurnakan
Siklus PDCA
Keselamatan
Pasien di Sarana
Pelayanan
Kesehatan:
Upaya yang
dirancang untuk:
mencegah terjadinya
adverse outcomes
sebagai akibat tindakan
yang tidak aman”
atau “kondisi laten”
Adverse event
Kejadian tidak diharapkan
(KTD)
Injury caused by
medical management
rather than by the
underlying condition of
the patient
Kejadian Tidak Cedera (KTC):
Terjadi penanganan klinis
yang tidak sesuai pada
pasien tetapi
tidak terjadi
cedera
Near miss
(Kejadian nyaris
cedera=KNC):
Kejadian/situasi
yang sebenarnya dapat
menimbulkan kecelakaan,
trauma atau penyakit
tetapi belum terjadi
karena secara kebetulan
diketahui atau upaya
pencegahan segera
dilakukan
Kondisi
Potensial
Cedera (KPC):
suatu keadaan
yang mempunyai
potensi menimbulkan
cedera
Tindakan yang tidak aman
(unsafe act):
Human error:
§ Slips
§ Lapses
§ Mistakes
Violation (pelanggaran)
Sabotage (sabotase)
Kondisi laten
(latent condition):
• Sistem yang kurang tertata
yang menjadi predisposisi
terjadinya error
• Sumber daya yang tidak
memenuhi persyaratan
Menetapkan lingkup
Manajemen risiko
Kajian risiko (risk assessment)
Identifikasi risiko
Monitoring,
Komunikasi audit
dan dan
Konsultasi Analisis risiko Tinjauan
pd (review)
stakeholders Dukungan
internal
Evaluasi risiko
Tindakan/treatment
terhadap
risiko
GAMBARAN UMUM
3
GAMBARAN UMUM
Ruang lingkup Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien pada
klinik adalah:
a) Pemilik, penanggungjawab dan seluruh staf dan bagian terlibat
dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien;
b) Ada penetapan, pengukuran, evaluasi dan analisa dari
indikator mutu klinik;
c) Pelaporan insiden keselamatan pasien
menggunakan prosedur yang
ditetapkan;
d) Pengendalian dan Pencegahan Infeksi; dan
e) Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien.
DASAR HUKUM (PASAL 1 PMK 30/2022)
• Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya
disebut Indikator Mutu adalah tolok ukur yang digunakan untuk
menilai tingkat capaian target mutu pelayanan kesehatan di praktik
mandiri dokter dan dokter gigi, klinik, pusat kesehatan masyarakat,
rumah sakit, laboratorium kesehatan, dan unit transfusi darah.
• Mutu Pelayanan Kesehatan adalah tingkat layanan kesehatan untuk
individu dan masyarakat yang dapat meningkatkan luaran kesehatan
yang optimal, diberikan sesuai dengan standar pelayanan, dan
perkembangan ilmu pengetahuan terkini, serta untuk memenuhi
hak dan kewajiban pasien.
Klinik memiliki penanggung jawab
dalam pelaksanaan program
peningkatan mutu dan keselamatan
pasien.
STANDAR JUMLAH STANDAR DALAM BAB II
ELEMEN
PENILAIAN
PMKP 1 5
PMKP 2 8
PMKP 3 5
18
2.1 Upaya Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien
MENETAPKAN
PROGRAM PMKP
MELIBATKAN
SELURUH STAF
PMKP MENETAPKAN
KOORDINATOR MUTU
MELAKSANAKAN PROGRAM
PMKP
6
MAKSUD & TUJUAN
Penanggung jawab klinik menunjuk seorang atau lebih staf klinik sebagai
penanggung jawab atau koordinator program PMKP yang bertanggung jawab
terhadap penyusunan, pengukuran, evaluasi dan pelaporan indikator mutu
klinik dan insiden keselamatan pasien.
Terdapat tiga jenis indikator mutu di klinik yaitu
Indikator Nasional Mutu (INM) klinik,
Pemilik dan penanggung jawab
indikator mutu prioritas klinik, dan klinik terlibat dalam
Peningkatan Mutu dan
indikator mutu prioritas unit/bagian di klinik. Keselamatan Pasien di klinik dan
menerima laporan capaian
indikator mutu klinik dan laporan
insiden keselamatan pasien.
PEMILIK KLINIK
Koordinator Koordinator
Koordinator Koordinator Koordinator
Keselamatan Manajemen
Mutu PPI K3
Pasien Risiko
MAKSUD & TUJUAN
2) Ada indikator mutu layanan yang diukur, 1. Terdapat penetapan indikator mutu klinik.
dievaluasi, analisa dan tindak lanjut serta 2. Terdapat kebijakan terkait pengukuran dan pelaporan
dilaporkan sesuai dengan ketentuan. indikator mutu klinik.
3. Terdapat dokumen bukti pengukuran, evaluasi, analisa,
tindak lanjut dan pelaporan indikator mutu klinik yang
dilaporkan kepada penanggung jawab klinik dan pemilik.
4. Terdapat dokumen bukti umpan balik perbaikan dari
penanggung jawab klinik dan pemilik.
5. Terdapat dokumen bukti pengukuran, evaluasi, analisa,
tindak lanjut dan pelaporan Indikator Nasional Mutu
yang disampaikan kepada Kementerian Kesehatan.
6. Melaksanakan wawancara untuk memastikan
pelaksanaan pengukuran indikator mutu.
ELEMEN PENILAIAN (2)
ELEMEN PENILAIAN KELENGKAPAN BUKTI
3) Insiden keselamatan pasien dilaporkan 1. Terdapat dokumen bukti pelaporan insiden keselamatan
dan dilakukan investigasi sesuai dengan pasien sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
ketentuan. 2. Melaksanakan wawancara dengan penanggung jawab
mutu tentang pelaporan dan proses investigasi terhadap
insiden keselamatan pasien.
4) Ada daftar risiko klinik yang dibuat sekali 1. Terdapat dokumen daftar risiko klinik yang dibuat sekali
dalam setahun dan dilakukan mitigasi dalam setahun dan dilakukan mitigasi risiko.
risiko. 2. Melaksanakan wawancara dengan penanggung jawab
mutu tentang proses penetapan daftar risiko klinik dan
cara mitigasi risiko.
5) Ada bukti tindak lanjut dari mitigasi risiko. 1. Terdapat bukti tindak lanjut dari mitigasi risiko.
2. Melakukan wawancara dengan penanggung jawab mutu
tentang tindak lanjut dari mitigasi risiko.
4
3 PEMILIK KLINIK Dinas Kesehatan Daerah
Diberitahukan Kabupaten/Kota
kurang 1 jam
PENANGGUNG
Selain dilaporkan, 4 5
sentinelJAWAB
juga KLINIK Komite Nasional
diberitahukan secara
3 Sentinel Keselamatan Pasien
2 lisan dalam waktu <1 (KNKP)
KTD
jam.
*) Laporan eksternal adalah
Penanggung Jawab laporan yang sudah selesai
diinvestigasi di Klinik. Investigasi
atau Tim Mutu komprehensif RCA dilakukan
1 maksimal 45 hari. Laporan
eksternal dilakukan dalam
2 Aplikasi Laporan
IKP di Klinik kesempatan pertama sesudah
Diberitahukan selesai investigasi.
kurang 1 jam
Koordinator Pelayanan
Laporan internal
1
Dilaporkan paling ALUR PELAPORAN
lambat 2x24 jam
Laporan eksternal INSIDEN KESELAMATAN
PASIEN DI KLINIK
KTD KTC
Sentinel
KNC KPC
Alur pelaporan
Alur pemberitahuan sentinel
3
Penanggung
PJ atau Tim Mutu
Investigasi Jawab Klinik re-
perlu melakukan
Komprehensif grading
*) Tim (adhoc) RCApada
dapatsetiap
dibentuk
RCA *) IKP yang
sesuai kebutuhan telah
dan ditetapkan
PENANGGUNG JAWAB diinvestigasi
oleh Penanggung Jawab Klinik
untuk melaksanakan Investigasi
sederhana
atau TIM MUTU Grading Ulang **) Komprehensif RCA
SKP
▪ Klinik menerapkan Sasaran Keselamatan
Pasien (SKP) dalam pelayanan dan asuh an
pasien. Penerapan SKP melalui pengukur an,
evaluasi, dan pelaporan indikator SKP.
13
MAKSUD & TUJUAN
Sasaran Keselamatan Pa s i e n merupakan
bagian utama dari upaya keselamatan pasien.
Penerapan SKP dan pelayanan dan asuhan
p a s i e n d i klinik bertujuan agar klinik
memperhatikan aspek-aspek strategis dalam
pelayanan yang bisa memberi- kan pengaruh
kepada keselamatan pasien.
Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien di klinik
sesuai dengan cakupan pelayanan yang dilakukan
sehingga penanggunjawab klinik harus menetapkan
pedoman pelaksanaan Sasaran Keselamatan
Pasien (SKP).
1. Identifikasi Pasien
2. Pelaksanaan komunikasi efektif
3. Meningkatnya keamanan obat yang perlu
diwaspadai (high alert medication)
4. Terlaksananya proses tepat lokasi,
tepat prosedur, dan tepat pasien
yang menjalani tindakan dan
prosedur
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
6. Mengurangi risiko cedera karena pasien
jatuh
skala Morse
UPAYA PENCEGAHAN PASIEN JATUH
ELEMEN PENILAIAN (1)
ELEMEN PENILAIAN KELENGKAPAN BUKTI
1) Tersedia bukti identifikasi pasien sebelum 1. Terdapat SPO identifikasi pasien.
intervensi kepada pasien sesuai dengan 2. Terdapat bukti pelaksanaan identifikasi pasien.
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. 3. Melaksanakan wawancara kepada petugas tentang
proses identifikasi pasien.
4. Simulasi pelaksanaan identifikasi pasien di klinik.
3) Tersedia bukti pengelolaan keamanan obat 1. Terdapat SPO pengelolaan keamanan obat risiko tinggi.
risiko tinggi. 2. Terdapat daftar obat risiko tinggi yang diperbaharui
secara berkala.
3. Melaksanakan observasi dan wawancara dengan
petugas terkait pengelolaan keamanan obat risiko tinggi.
ELEMEN PENILAIAN (2)
ELEMEN PENILAIAN KELENGKAPAN BUKTI
4) Penandaan sisi operasi/tindakan medis 1. Terdapat SPO penandaan sisi operasi/tindakan medis.
secara konsisten oleh pemberi pelayanan 2. Terdapat dokumen bukti penandaan sisi operasi/
yang akan melakukan tindakan sesuai tindakan medis secara konsisten oleh pemberi
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan pelayanan yang akan melakukan tindakan sesuai
yang didokumentasikan di rekam medik kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.
pasien. 3. Melaksanakan wawancara terkait pelaksanaan
penandaan sisi operasi/tindakan medis secara konsisten
oleh pemberi pelayanan yang akan melakukan tindakan
sesuai kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.
5) Tersedia bukti pelaksanaan Surgical Safety 1. Terdapat SPO pelaksanaan Surgical Safety Checklist
Checklist yang didokumentasikan di rekam yang didokumentasikan di rekam medis pasien.
medis pasien. 2. Terdapat dokumen bukti pelaksanaan Surgical Safety
Checklist pada rekam medis pasien.
3. Melaksanakan wawancara terkait pelaksanaan Surgical
Safety Checklist.
ELEMEN PENILAIAN (3)
ELEMEN PENILAIAN KELENGKAPAN BUKTI
6) Ada media informasi penerapan 1. Terdapat SPO kebersihan tangan.
kebersihan tangan sesuai ketentuan WHO. 2. Terdapat media tentang penerapan kebersihan tangan.
3. Melaksanakan wawancara dengan pasien dan petugas
tentang penerapan kebersihan tangan.
4. Simulasi kebersihan tangan oleh pasien dan petugas.
7) Ada prosedur yang ditetapkan klinik dalam Terdapat SPO pencegahan pasien cedera karena jatuh.
mencegah pasien cedera karena jatuh.