Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

REALISME HUKUM

Disusun Oleh:
Anggun Febiola
Muhamad Jamil

Dosen Pengampu:
Fakriyah Annisa afro.MH

PRODI HUKUM TATA NEGARA(SIYASAH)


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAMAWATI SUKARNO BENGKULU
2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik
sebagaimana yang kita harapkan. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberi petunjuk kepada umat
manusia dimuka bumi dan menyempurnakan akhlak dan budi pekerti yang mulia.
Kami juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini penulis
banyak menemukan kesulitan tetapi dengan ketekunan dan bantuan dari beberapa
referensi buku dan referensi dari internet sehingga makalah ini dapat tersusun. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat beberapa kekurangan. oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah ini. Demikianlah
makalah ini, semoga dapat memberikan manfaat.

Bengkulu, November 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGATAR………………………………………………………………ii
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………….iii
BAB I
A. Latar Belakang……………………………………………………1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………1
C. Tujuan……………………………………………………………..1
BAB II
A. Latar Belakang Dan Pengertian Realisme
Hukum…………………………………….2
B. Konsep Pemikiran Realisme Hukum……………………..............3
BAB III
A.Kesimpulan…………………………………………………………4
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
A. Latar Belakang
Teori realisme hukum terkenal dengan kredonya bahwa “The life of the
Law has not been logic: it has been experience”. Dengan konsepbahwa hukum
bukan lagi sebatas logika tetapi experience. Maka hukumtidak dilihat dari
kacamata hukum itu sendiri mealinkan dilihat dan dinilaidari tujuan social yang
ingin dicapai serta akibat-akibat yang timbul daribekerjanya hukum.Menurut
Bernard L.T, teori teori yang berada dalam paying realism hukum sesngguhnya
berinduk pada empirisme. Ide-ide rasional menurut empirisme bukanlah
segalanya. Ia tidak bisa diandalkan sebagai sumber kebenaran tunggal. Ide-ide itu
perlu dipastikan kebenarannya dalam duniaempiris. Dari situlah kebenaran sejati
bisa terjadi.Teori realisme hukum pada saat ini sudah menyebar keseluruhNegara
di dunia termasuk Indonesia.hal ini tentu saja mempengaruhikehidupan hukum
yang ada di indonesia termasuk peraturan-peraturan hukum yang dijalankan di
Indonesia. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas bagaiman latar
belakang lahirnya teori realisme hukum dan konsepnya kedalam suatu makalah.
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang lahirnya dan pengertian dari realisme hukum ?
   2. Bagaimanakah konsep pemikiran realisme hukum ?
    3. Bagaimana teori realisme hukum ?
C. Tujuan
     1. Dapat mengetahui tentang pengertian lahirnya realism hukum.
     2. Dapat mengetahui konsep pemikiran realisme hukum.
      3. Dapat mengetahui teori realisme hukum
BAB II
 A. Latar Belakang Lahirnya dan Pengertian Dari Realisme Hukum
Gerakan critical legal studies, yang semula merupakan keluh kesahdari
beberapa pemikir hukum di Amerika Serikat yang kritis, tanpadisangka ternyata
begitu cepat gerakan ini menemukan jati dirinya dantelah menjadi suatu aliran
ersendiri dalam teori hukum. Dan ternyata pulabahwa gerakan ini berkembang
begitu pesat ke berbagai Negara dengankritikan dan buah pikiran yang cukup
segar dan elegan.
Sebagaimana biasanya suatu aliran realism hukum juga lahir dilatarbelakangi
oleh berbagai factor hukum dan nonhukum, yaitu factor-faktor sebagai berikut:
         1. Factor perkembangan dalam filsafat dan ilmu pengetahuan
         2. Factor perkembangan social dan politik
         Walaupun begitu, sebenarnya aliran pragmatism dari WilliamJames dan
John Dewey itu sendiri sanat berpengaruh terhadap ajarandari Roscoe Pound
dan berpengaruh juga terhadap dari Oliver WendellHolmes meskipun tidak
sekuat pengaruhya terhadap ajaran Roscoe Pound.     Pengaruh dari aliran
fragmatisme dalam filsafat sangat terasadalam aliran realism hukum.
Sebagaimana diketahui bahwa kala itu(abad ke 20), dalam dunia filsafat
sangat berkembang ajaran pragmatismini antara lain yang diekmbangkan dan
dianut oleh William James dan John Dewey.
Bahkan dapat dikatakan bahwa pragmatisme sebenarnya merupakan
landasan filsafat terhadap aliran realisme hukum. Dalam tulisan - tulisan dari
pada penganut dan inspirator aliran realisme hukum,seperti tulisan dari
Benjamin Cardozo atau Oliver Wendell Holmes, sangat jelas kelihatan
pengaruh dari ajaran pragmatism hukum ini.
Pendekatan pragmatis tidak percaya pada bekerjanya hukum menurut
ketentuan-ketentuan hukum di atas kertas. Hukum bekerja mengikuti
persitiwa-peristiwa konkret yang muncul. Oleh karena itu, dalil-dalil hukum
yang universal harus diganti dengan logika yang fleksibel dan eksperimental
sifatnya.
Hukum pun tidak mungkin bekerja menurut disiplinnya sendiri. Perlu ada
pendekatan interdisipliner dengan memanfaatkan ilmu-ilmu seperti ekonomi,
sosilogi, kriminologi, danpsikologi. Dengan penyelidikan terhadap faktor
sosial berdasarkan pendekatan tersebut dapat disinkronkan antara apa yang
dikehendaki hukum dan fakta –fakta (realita) kehidupan sosial. Semua itu
diarahkan agar hukum dapat bekerja secara lebih efektif.
Sebagaimana dikatakan oleh Oliver Wendell Holmes Jr., dugaan-dugaan
tentang apa yang diputuskan oleh pengadilan itulah yang disebut dengan
hukum. Pendapat Holmes ini menggambarkan secara tepat pandangan realis
Amerika yang pragmatis.Realisme hukum amerika bersifat pragmatisme yang
pemikir-pemikirannya tidak member perhatian lagi pada masalah-masalah
teoritistentang hukum dan tidak mengindahkan lagi aspek normative
darihukum. Bagi mereka yang penting adalah yang diperlukan oleh hukum
secara actual misalnya orang-orang yang menjalankan hukum seperti para
hakim dan pegawai-pegawai pengadilan lainnya, merekalah yang membuat
hukum. Ilmu pengetahuan hukum haruslah berpedoman kepada kelakuan
hakim.
Hubungan antara aliran realisme hukum dan aliran sosiologi hukum
sangatlah unik. Disatu pihak bebrapa pondasi dari aliran sosiologi hukum
mempunyai kemiripan atau overlapping, tetapi di pihak lain dalam beberapa
hal, keduanya justrus saling bersebrangan. Roscoe Pound,yang merupakan
penganut aliran sociological jurisprudence (hukum yangbaik haruslah hukum
yang sesuai dengan hukum yang hidup diantaramasyarakat).
Aliran ini secara tegas memisahkan antara hukum positif dengan (the
positive law) dengan hukum yang hidup (the living law).Bagaimanapun juga,
hukum mengatur kepentingan masyarakatnya. Karena itu tentu saja peranan
hukum dalam masyarakat yang teratur seharusnya cukup penting. Tidak bisa
dibayangkan betapa kacaunya masyarakat jika hukum tidak berperan.
Masyakat tanpa hukumakan merupakan segerombolan srigala, diman
yang kuat akan memangsa yang lemah, sebagaimana pernah disetir oleh ahli
pikir terkemuka, yaitu Thomas Hobbes beberapa ratus tahun yang silam.
Homo Homini Lupus. Dan yang kalah bersaing dan tidak bisa beradaptasi
dengan perkembangan alam akan tersisih dan dibiarkan tersisih,sebagaimana
disebut oleh Charles Darwin dalam teori seleksi alam(natural Selection)
dimana yang kuat akan menjadi survive.
Oleh karenaitu intervensi hukum untuk mengatur kekuasaan dan
masyarakat merupakan condition sine qua no (syarat mutlak). Dalam hal ini,
hukumakan bertugas untuk mengatur dan membatasi bagaimana kekuasaan
manusia tersebut dijalankan sehingga tidak menggilas orang lain yangtidak
mempunyai kekuasaaan, Dunia akan kacau balau seandainya hukum tidak
ada, tidak berfungsi atau kurang berfungsi. Ini adalah suatu kebenaran yang
sudah terbukti dan diakui bahkan sebelum manusia mengenal peradaban
sekalipun.
Mengapa masyarakat Amerika Serikat sampai membenarkan
mengirimkan putra putra bangsanya untuk bergerilya dan mempertahunkan
nyawanya dihutan tropis dan rawa-rawa dalam perangVietnam pada awal
decade 1960-an, mengapa keruskan lingkungan terjadi dimana-mana. Dan
yang lebih penting lagi, mengapa semua maslah tersebut dan luluh lantak
seperti itu terjadi pada abad ke 20 ini,dimana ilmu pengetahuan dan teknologi
sedang mengklaim dirinya sedang berada dipuncak kemajuannya diatas
menara gading itu.
Semua ini memperlihatkan secara jelas betapa ilmu hukum dan ilmu
social danilmu budaya sudah gagal dan lumpuh sehingga sudah tidak dapat
menjalankan fungsinya lagi sebagai pelindung dan pemanfaat terhadap
peradaban dan eksistemsi manusia di bum ini.Karena itu dalam bidang ilmu
nonsains, bahkan juga kemudian dalam ilmu sains itu sendiri, terdapat
gejolak-gejolak dalam bentuk pembangkangan yang semakin lama tensinya
semain tinggi.
Gejolak tersebut yang kemudian mengkristal menjadi protes yang
akhirnya melahirkan aliran baru dengan cara pandang baru terhadap
manusia,dunia dan masyarakat dengan segala atributnya itu. Karena sains juga
mempunyai watak anarkis, maka pada awal mulanya setiap pembangkangan
dianggap sebagai konsekuensi dari perkembangansains sehingga
pembangkangan tersebut dianggap wajar-wajar saja.
Dari kedua ide pakar realisme tersebut di atas, menimbulkanpemikiran
realis khusus di bidang hukum, yang pada dasarnya dapatdibedakan antara
realisme Amerika Serikat dan realisme Skandinavia. Para yuris yang beraliran
realis pada umumnya berpendapat bahwahukum yang sesungguhnya dibangun
dari suatu studi tentang hukumdalam pelaksanaannya (the law in action). Bagi
penganut realismeyuridis, “law is as law does”.
Karakteristik dari pendekatan yang digunakan oleh kaum realisyuridis
terhadap masalah-masalah hukum, adalah:
1. Suatu investigasi ke dalam unsur-unsur khas yang terdapat
dalamkasus-kasus hukum;
2.  Suatu kesadaran tentang faktor-faktor irasional dan tidak logis
didalam proses lahirnya putusan pengadilan;
3.  Suatu penilaian terhadap aturan-aturan hukum melalui
evaluasiterhadap konsekuensi penerapan aturan hukum itu;
4. Memperlihatkan hukum dalam kaitannya dengan faktor
politik,ekonomi, dan lain-lain.
 Realisme hukum adalah aliran yang tidak menyetujui adanya preseden
(adanya ikatan antara putusan hakim dengan putusan hakim sebelumnya
dalam menangani maslah yang serupa). Tidak menggunakanhukum secara
formil, melainkan menggunakan prilaku pelaku social yangnyata terjadi untuk
menghakimi suatu kasus. Sehingga aliran ini secaraotomatis tidak
mempercayai adanya kepastian hukum yang hanyamementingkan seberapa
prediktibelnya suatu hukum.
B.Konsep Pemikiran Realisme Hukum
Paham realisme hukum memandang hukum sebagaimana
seorangadvokat memandang hukum. Bagi seorang advokat yang
terpentingdalam memandang hukum adalah bagaimana memprediksikan hasil
darisuatu proses hukum dan bagaimana masa depan dari kaidah
hukumtersebut. Karena itu agara dapat memprediksikan secara akurat atas
hasildari suatu putusan hukum, seorang advokat haruslah juga
mempertimbangkan putuan-putusan hukum pada masa lalu untuk kemudian
memprediksi putusan pada masa yang akan datang.
Para penganut aliran critical legal studies telah pula bergerak lebih
jauh dari aliran realisme hukum dengan mencoba menganalisisnya darisegi
teoretikal social terhadap politik hukum. Dalam hal ini yang dilakukannya
adalah dengan menganalisis peranan dari mitos “hukum yang netral” yang
melegitima setiap konsep hukum, dan denganmenganalisis bagaimana system
hukum mentranformasi fenomena socialyang sarat dengan unsure politik
kedalam symbol – simbol oprasional yang sudah dipolitisasi tersebut.
Aliran critical legal studies dengan tegas menolak upaya upaya dari
ajaran realisme hukum dalam hal upaya realisme hukum untuk menformulasi
kembali unsure netralitas dari system hukum.Seperti telah dijelaskan bahwa
aliran realism hukum ini oleh parapelopornya sendiri lebih suka dianggap
sebagai hanya sebuah gerakan sehingga mereka menyebutnya sebagai gerakan
realisme hukum. Nama popular untuk aliran tersebut memang realism hukum
meskipun terhadap aliran ini pernah juga diajukan nama lain
BAB III
A.Kesimpulan
1. Realisme hukum adalah aliran yang tidak menyetujui adanya
preseden(adanya ikatan antara putusan hakim dengan putusan
hakimsebelumnya dalam menangani maslah yang serupa).
2. Paham realisme hukum memandang hukum sebagaimana
seorangadvokat memandang hukum. Bagi seorang advokat yang
terpentingdalam memandang hukum adalah bagaimana memprediksikan
hasildari suatu proses hukum dan bagaimana masa depan dari kaidahhukum
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Darmodiharjo, Darji dan Sidharta, 1995, Pokok-Pokok Filsafat Hukum, Apa
dan Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia, Jakarta, Gramedia Pustaka
Utama
Huijbers, Theo,1995, Filsafat Hukum Dalam lintasan Sejarah,
Yogyakarta,Penerbit Kanisius 
Prasetyo, Teguh dan Abdul Halim Barkatullah, 2012, Filsafat, Teori dan
IlmuHukum (Pemikiran Menuju Masyarakat yang Berkeadilan dan
Bemartabat, Jakarta, Rajawali Pers

Anda mungkin juga menyukai