Anda di halaman 1dari 28

Risti Maydita Winanda (2005113211)

KARAKTERISTIK SISTEM
PENGENDALIAN MANAJEMEN
KOPERASI
A. PENGANTAR
Setelah mempelajari dan mendiskusikan materi
karakteristik sistem pengendalian manajemen koperasi,
diharapkan :
1. Mahasiswa dapat memahami konsep sistem
pengendalian manajemen dan karakteristiknya yang
khusus pada koperasi.
2. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan dari sistem
pengendalian manajemen pada koperasi.
3. Mahasiswa dapat memahami berbagai unsur atau
komponen yang terdapat dalam sistem pengendalian
manajemen koperasi.
4. Mahasiswa dapat mengetahui teknik atau metode
yang digunakan dalam sistem pengendalian
manajemen koperasi.
5. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana sistem
pengendalian manajemen koperasi
diimplementasikan dalam praktek.

B. URAIAN MATERI
a. Sistem Pengendalian Manajemen Koperasi
Sistem pengendalian manajemen koperasi merupakan
rangkaian aktivitas manajerial yang bertujuan untuk
mengoptimalkan penggunaan sumber daya koperasi dalam

PENGAWASAN DAN EVALUASI KOP Page 1 of


ERASI 28
Risti Maydita Winanda (2005113211)

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karakteristik sistem


pengendalian manajemen koperasi meliputi:
1. Tujuan yang jelas dan terukur
Sistem pengendalian manajemen koperasi harus memiliki
tujuan yang jelas dan dapat diukur secara objektif, sehingga
kinerja koperasi dapat diukur dan dinilai secara akurat. Contoh
tujuan yang jelas dan terukur dalam sistem pengendalian
manajemen koperasi yaitu:
Koperasi ABC adalah sebuah koperasi yang bergerak di
bidang industri kecil dan menengah. Tujuan dari koperasi ini
adalah untuk membantu meningkatkan kesejahteraan anggotanya
melalui pengembangan usaha kecil dan menengah yang
berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan tersebut, koperasi ABC
menerapkan sistem pengendalian manajemen yang baik. Sistem
pengendalian manajemen tersebut meliputi penganggaran,
pengukuran kinerja, pelaporan, dan pengendalian biaya.
Pertama-tama, koperasi ABC membuat penganggaran
untuk setiap usaha yang akan dikembangkan oleh anggotanya.
Penganggaran tersebut mencakup anggaran produksi, anggaran
biaya operasional, dan anggaran laba kotor. Setiap anggota harus
memenuhi target produksi yang telah ditetapkan dan mengelola
biaya operasional secara efektif agar dapat mencapai laba kotor
yang diinginkan.
Selain itu, koperasi ABC juga melakukan pengukuran
kinerja secara teratur. Kinerja usaha yang dikembangkan oleh
anggota diukur berdasarkan target produksi yang telah
ditetapkan, biaya operasional yang dikelola, dan laba kotor yang
dihasilkan. Setiap anggota harus memberikan laporan kinerja
bulanan dan tahunan kepada manajemen koperasi. Koperasi
ABC juga menggunakan sistem informasi yang baik untuk

PENGAWASAN DAN EVALUASI KOP Page 2 of


ERASI 28
Risti Maydita Winanda (2005113211)

memantau kinerja usaha anggotanya. Sistem informasi tersebut


mencakup informasi produksi, stok barang, dan penjualan. Setiap
anggota harus memasukkan data secara teratur ke dalam sistem
informasi tersebut agar dapat memantau kinerja usaha secara
real-
time.
Selain itu, koperasi ABC juga memiliki pengendalian
biaya yang ketat. Setiap anggota harus mengelola biaya
operasional dengan efektif agar dapat mencapai laba kotor yang
diinginkan. Manajemen koperasi melakukan monitoring biaya
operasional secara teratur dan memberikan saran kepada anggota
yang mengalami kendala dalam mengelola biaya operasional.
Dalam upaya meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas
produk, koperasi ABC juga melakukan inovasi dan
pengembangan teknologi. Koperasi ini mengadakan pelatihan
untuk anggota serta mengembangkan program penelitian dan
pengembangan untuk meningkatkan produktivitas.
Berdasarkan penganggaran, pengukuran kinerja, sistem
informasi, dan pengendalian biaya yang baik, manajemen
koperasi dapat membuat keputusan bisnis yang tepat. Jika
terdapat anggota yang tidak mencapai target produksi atau tidak
mengelola biaya operasional secara efektif, manajemen dapat
melakukan tindakan koreksi untuk meningkatkan kinerja usaha
anggota tersebut. Dengan demikian, koperasi ABC dapat
mencapai tujuannya untuk membantu meningkatkan
kesejahteraan anggotanya melalui pengembangan usaha kecil
dan menengah yang berkelanjutan.
Tujuan yang jelas dan terukur dalam sistem pengendalian
manajemen koperasi harus mencakup dua hal, yaitu:
• Tujuan jangka panjang

PENGAWASAN DAN EVALUASI KOP Page 3 of


ERASI 28
Risti Maydita Winanda (2005113211)

Tujuan jangka panjang koperasi harus jelas dan spesifik,


sehingga dapat menjadi pedoman dalam merencanakan
strategi dan aktivitas koperasi. Tujuan jangka panjang
koperasi dapat berupa pertumbuhan keanggotaan,
peningkatan omzet, pengembangan produk, atau peningkatan
kualitas pelayanan.
• Tujuan jangka pendek
Tujuan jangka pendek koperasi harus terukur dan spesifik,
sehingga dapat diukur dan dinilai secara objektif. Tujuan
jangka pendek koperasi dapat berupa peningkatan penjualan
dalam periode tertentu, peningkatan profitabilitas, atau
peningkatan kepuasan pelanggan.
Dalam mengembangkan tujuan yang jelas dan terukur,
koperasi perlu melakukan analisis SWOT untuk
mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman dalam lingkungan koperasi. Selain itu, tujuan yang
jelas dan terukur perlu disesuaikan dengan visi dan misi
koperasi agar koperasi dapat mencapai tujuan jangka
panjangnya. Tujuan yang jelas dan terukur juga perlu
dikomunikasikan secara jelas dan terbuka kepada seluruh
anggota koperasi agar dapat mendapatkan dukungan dan
partisipasi aktif dari anggota koperasi. Dengan memiliki
tujuan yang jelas dan terukur, koperasi dapat mengevaluasi
kinerjanya dan membuat perbaikan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tersebut.

2. Perencanaan dan penganggaran yang baik


Sistem pengendalian manajemen koperasi harus memiliki
perencanaan dan penganggaran yang baik, sehingga penggunaan
sumber daya dapat dioptimalkan dan pengeluaran dapat diawasi.

PENGAWASAN DAN EVALUASI KOP Page 4 of


ERASI 28
Risti Maydita Winanda (2005113211)

Perencanaan dan penganggaran yang baik dalam sistem


pengendalian manajemen koperasi adalah langkah penting untuk
mengoptimalkan penggunaan sumber daya koperasi.
Berikut adalah langkah-langkah untuk melakukan
perencanaan dan penganggaran yang baik dalam sistem
pengendalian manajemen koperasi:
• Analisis kebutuhan
Langkah pertama adalah melakukan analisis kebutuhan
koperasi dengan mempertimbangkan visi, misi, dan tujuan
koperasi. Analisis kebutuhan ini dapat meliputi analisis
SWOT dan analisis risiko.
• Penetapan tujuan dan strategi
Setelah melakukan analisis kebutuhan, koperasi perlu
menetapkan tujuan dan strategi yang akan dicapai dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Tujuan dan strategi
ini harus disesuaikan dengan visi, misi, dan tujuan koperasi.
• Penyusunan rencana kerja
Setelah menetapkan tujuan dan strategi, koperasi perlu
menyusun rencana kerja yang detail. Rencana kerja ini
meliputi aktivitas yang perlu dilakukan, sumber daya yang
dibutuhkan, jadwal pelaksanaan, dan indikator pencapaian.
• Penetapan anggaran
Setelah menyusun rencana kerja, koperasi perlu menetapkan
anggaran yang diperlukan untuk melaksanakan rencana kerja
tersebut. Anggaran ini harus disesuaikan dengan sumber
daya yang tersedia dan tujuan koperasi.
• Monitoring dan evaluasi
Setelah melakukan perencanaan dan penganggaran, koperasi
perlu melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala
terhadap pelaksanaan rencana kerja dan anggaran.
Monitoring

PENGAWASAN DAN EVALUASI KOP Page 5 of


ERASI 28
Risti Maydita Winanda (2005113211)

dan evaluasi ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja


koperasi dan membuat perbaikan yang diperlukan.
Dengan melakukan perencanaan dan penganggaran yang
baik, koperasi dapat memastikan penggunaan sumber daya
yang efektif dan efisien serta dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Selain itu, perencanaan dan penganggaran
yang baik juga dapat membantu koperasi dalam menghadapi
risiko dan tantangan yang mungkin terjadi.

Berikut adalah contoh penganggaran sistem pengendalian


manajemen koperasi.
Koperasi "Maju Bersama" memiliki tujuan untuk meningkatkan
pendapatan melalui penjualan produk dan layanan kepada
anggota. Koperasi ini merencanakan anggaran dengan perincian
sebagai berikut:
Pendapatan:
• Penjualan barang: Rp 200.000.000
• Jasa simpan pinjam: Rp 50.000.000
Total pendapatan: Rp 250.000.000
Biaya Operasional:
• Gaji karyawan: Rp 60.000.000
• Sewa tempat usaha: Rp 24.000.000
• Biaya utilitas: Rp 6.000.000
• Biaya iklan dan promosi: Rp 12.000.000
• Biaya asuransi: Rp 2.000.000
• Biaya administrasi: Rp 8.000.000
Total biaya operasional: Rp 112.000.000
Laba Kotor: Pendapatan - Biaya operasional = Laba kotor
Rp 250.000.000 - Rp 112.000.000 = Rp 138.000.000
Biaya Lain-Lain:

PENGAWASAN DAN EVALUASI KOP Page 6 of


ERASI 28
Risti Maydita Winanda (2005113211)

• Pajak: Rp 10.000.000
• Donasi amal: Rp 5.000.000
Total biaya lain-lain: Rp 15.000.000
Laba Bersih: Laba kotor - Biaya lain-lain = Laba bersih
Rp 138.000.000 - Rp 15.000.000 = Rp 123.000.000
Dalam pengendalian manajemen, anggaran di atas menjadi
dasar untuk mengukur kinerja koperasi "Maju Bersama". Setiap
bulan, koperasi ini melakukan monitoring terhadap realisasi
penjualan dan biaya operasional yang terjadi. Jika terdapat
perbedaan antara anggaran dan realisasi, koperasi akan
mengambil tindakan perbaikan untuk memperbaiki kinerja dan
mencapai target laba bersih yang telah ditetapkan.

3. Pengukuran kinerja yang akurat


Sistem pengendalian manajemen koperasi harus memiliki
pengukuran kinerja yang akurat, sehingga kinerja koperasi dapat
diukur dan dianalisis secara efektif. Pengukuran kinerja
merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi koperasi. Hal
ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar kontribusi koperasi
dalam mencapai tujuannya. Selain itu, pengukuran kinerja juga
membantu koperasi dalam mengevaluasi keberhasilan strategi
yang telah diimplementasikan dan memberikan dasar untuk
membuat keputusan yang tepat untuk masa depan. Namun,
untuk mendapatkan pengukuran kinerja yang akurat, koperasi
perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:
• Menentukan Tujuan dan Sasaran
Sebelum melakukan pengukuran kinerja, koperasi harus
menetapkan tujuan dan sasaran yang jelas. Tujuan dan
sasaran ini harus terukur dan dapat dijabarkan dalam angka-
angka yang spesifik. Hal ini akan memudahkan koperasi
dalam

PENGAWASAN DAN EVALUASI KOP Page 7 of


ERASI 28
Risti Maydita Winanda (2005113211)

mengevaluasi apakah tujuan dan sasaran yang telah


ditetapkan telah tercapai atau belum.
• Menggunakan Indikator yang Relevan
Koperasi harus memilih indikator yang relevan untuk
mengukur kinerja. Indikator yang relevan harus memenuhi
kriteria SMART (Spesifik, Measurable, Achievable,
Relevant, dan Time-bound). Hal ini akan memastikan bahwa
indikator yang dipilih dapat memberikan informasi yang
akurat mengenai kinerja koperasi.
• Mengumpulkan Data dengan Akurat
Data yang digunakan untuk mengukur kinerja harus
dikumpulkan dengan akurat dan konsisten. Data harus
tercatat secara sistematis dan diperbarui secara teratur.
Koperasi harus memastikan bahwa data yang digunakan
akurat dan terpercaya agar pengukuran kinerja yang
dihasilkan dapat diandalkan.
• Menggunakan Metode Pengukuran yang Tepat
Koperasi harus menggunakan metode pengukuran yang tepat
untuk mengukur kinerja. Metode pengukuran yang tepat
harus sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
serta indikator yang digunakan. Metode pengukuran yang
tepat juga harus dapat memberikan informasi yang akurat
mengenai kinerja koperasi.
• Membuat Laporan Kinerja yang Komprehensif
Koperasi harus membuat laporan kinerja yang komprehensif
dan mudah dipahami. Laporan kinerja harus memuat
informasi mengenai tujuan dan sasaran, indikator yang
digunakan, data yang dikumpulkan, metode pengukuran
yang digunakan, dan hasil pengukuran kinerja. Laporan
kinerja yang komprehensif akan memudahkan koperasi
dalam

PENGAWASAN DAN EVALUASI KOP Page 8 of


ERASI 28
Risti Maydita Winanda (2005113211)

mengevaluasi kinerjanya dan membuat keputusan yang tepat


untuk masa depan.
Contoh pengukuran kinerja yang akurat didalam koperasi
yaitu :
• Kinerja Keuangan
Pengukuran kinerja keuangan dapat dilakukan dengan
mengukur rasio-rasio keuangan, seperti rasio likuiditas,
rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, dan rasio efisiensi.
Contohnya, rasio likuiditas mengukur kemampuan koperasi
untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, sedangkan
rasio profitabilitas mengukur kemampuan koperasi untuk
menghasilkan keuntungan dari operasinya. Kinerja
• Pemasaran Pengukuran
kinerja pemasaran dapat dilakukan dengan mengukur
pangsa pasar koperasi dan tingkat kepuasan anggota atau
pelanggan. Contohnya, koperasi dapat mengukur jumlah
anggota baru atau pelanggan baru yang bergabung dengan
koperasi, atau mengukur tingkat kepuasan anggota atau
pelanggan dengan melakukan survei.
• Kinerja Operasional
Pengukuran kinerja operasional dapat dilakukan dengan
mengukur produktivitas karyawan, efisiensi penggunaan
sumber daya, dan kualitas produk atau layanan yang
dihasilkan. Contohnya, koperasi dapat mengukur
produktivitas karyawan dengan mengukur jumlah produksi
yang dihasilkan per karyawan, atau mengukur efisiensi
penggunaan sumber daya dengan mengukur biaya produksi
per unit produk.
• Kinerja Sosial

PENGAWASAN DAN EVALUASI KOP Page 9 of


ERASI 28
Risti Maydita Winanda (2005113211)

Pengukuran kinerja sosial dapat dilakukan dengan


mengukur dampak positif yang dihasilkan oleh koperasi
terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Contohnya,
koperasi dapat mengukur tingkat partisipasi anggota dalam
kegiatan sosial yang diadakan oleh koperasi, atau mengukur
dampak positif koperasi terhadap lingkungan sekitar.
Dalam melakukan pengukuran kinerja, koperasi perlu
memastikan bahwa data yang digunakan untuk pengukuran
tersebut akurat dan relevan. Selain itu, koperasi juga perlu
melakukan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan dan
mengambil tindakan perbaikan jika terdapat perbedaan antara
target dan realisasi kinerja. Dengan melakukan pengukuran
kinerja yang akurat, koperasi dapat memperbaiki kinerjanya dan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4. Sistem informasi yang baik


Sistem pengendalian manajemen koperasi harus memiliki
sistem informasi yang baik, sehingga informasi dapat diperoleh
secara cepat, akurat, dan terpercaya. Sistem informasi yang baik
dalam sistem pengendalian manajemen koperasi sangat penting
untuk membantu koperasi dalam mengambil keputusan yang
tepat dan meningkatkan efisiensi operasional.
Berikut adalah beberapa faktor yang harus dipertimbangkan
untuk membangun sistem informasi yang baik dalam sistem
pengendalian manajemen koperasi:
• Mencakup seluruh proses bisnis koperasi
Sistem informasi harus mencakup seluruh proses bisnis
koperasi, mulai dari pengelolaan anggota, akuntansi,
manajemen persediaan, hingga penjualan dan pemasaran.

PENGAWASAN DAN EVALUASI KOP P a g e 10 o f


ERASI 28
Risti Maydita Winanda (2005113211)

Dengan demikian, informasi yang dihasilkan akan lengkap


dan akurat.
• Mudah digunakan
Sistem informasi harus mudah digunakan oleh seluruh
pengguna, termasuk staf koperasi yang tidak memiliki latar
belakang IT. Hal ini dapat dicapai dengan menyediakan
antarmuka yang intuitif dan pelatihan yang memadai.
• Terintegrasi dengan sistem lain
Sistem informasi koperasi harus terintegrasi dengan sistem
lain yang digunakan oleh koperasi, seperti sistem akuntansi
dan manajemen persediaan. Hal ini dapat membantu koperasi
dalam memperoleh informasi yang konsisten dan akurat.
• Mampu menghasilkan informasi yang relevan
Sistem informasi harus mampu menghasilkan informasi yang
relevan dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan, seperti
laporan keuangan, laporan penjualan, dan laporan anggota.
• Memiliki kontrol akses yang baik
Sistem informasi harus memiliki kontrol akses yang baik,
sehingga hanya pengguna yang berwenang yang dapat
mengakses informasi tertentu. Hal ini dapat mencegah
penyalahgunaan informasi dan kerusakan data.
• Terus diperbarui dan ditingkatkan
Sistem informasi harus terus diperbarui dan ditingkatkan
sesuai dengan kebutuhan koperasi. Hal ini dapat membantu
koperasi dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis
yang cepat.
Dengan memiliki sistem informasi yang baik dalam sistem
pengendalian manajemen koperasi, koperasi dapat
memperoleh informasi yang akurat dan relevan, sehingga
dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mengambil

PENGAWASAN DAN EVALUASI KOP P a g e 11 o f


ERASI 28
Risti Maydita Winanda (2005113211)

keputusan yang tepat. Selain itu, sistem informasi yang baik


juga dapat membantu koperasi dalam memperoleh
keunggulan kompetitif dan meningkatkan kepuasan
pelanggan.
Berikut adalah contoh sistem informasi yang baik didalam
koperasi :
• Sistem Informasi Keanggotaan
Sistem informasi keanggotaan dapat digunakan untuk
mengelola data pribadi anggota koperasi, seperti
nama, alamat, nomor telepon, dan email. Dengan
sistem informasi keanggotaan, koperasi dapat
memudahkan proses pendaftaran anggota baru,
pemutakhiran data anggota, dan memastikan
keakuratan data anggota.
• Sistem Informasi Keuangan
Sistem informasi keuangan dapat digunakan untuk
mengelola data keuangan koperasi, seperti neraca,
laporan laba rugi, dan arus kas. Dengan sistem
informasi keuangan, koperasi dapat memantau
keuangan koperasi secara real-time, menganalisis
kinerja keuangan koperasi, dan membuat keputusan
bisnis yang tepat.

• Sistem Informasi Simpan Pinjam


Sistem informasi simpan pinjam dapat digunakan
untuk mengelola data simpanan dan pinjaman
anggota koperasi. Dengan sistem informasi simpan
pinjam, koperasi dapat memudahkan proses
pengajuan

PENGAWASAN DAN EVALUASI KOP P a g e 12 o f


ERASI 28
Risti Maydita Winanda (2005113211)

pinjaman, memantau status pinjaman, dan memproses


pembayaran pinjaman.
• Sistem Informasi Inventaris
Sistem informasi inventaris dapat digunakan untuk
mengelola data inventaris koperasi, seperti stok
barang, harga, dan supplier. Dengan sistem informasi
inventaris, koperasi dapat memudahkan proses
pengelolaan stok barang, mengurangi risiko overstock
atau out of stock, dan mengoptimalkan pengeluaran
koperasi.
• Sistem Informasi Pengembangan Usaha
Sistem informasi pengembangan usaha dapat
digunakan untuk mengelola data pengembangan
usaha koperasi, seperti ide bisnis, rencana bisnis, dan
laporan proyek. Dengan sistem informasi
pengembangan usaha, koperasi dapat memudahkan
proses pengembangan bisnis, mengoptimalkan
sumber daya, dan memantau kinerja proyek secara
real-time.
Dalam memilih sistem informasi yang baik, koperasi perlu
memastikan bahwa sistem informasi tersebut dapat
diintegrasikan dengan sistem yang sudah ada di koperasi, mudah
digunakan oleh pengguna, dan dapat memenuhi kebutuhan
koperasi saat ini dan di masa depan. Selain itu, koperasi juga
perlu memastikan keamanan dan privasi data yang dihasilkan
oleh sistem informasi tersebut.

5. Pemantauan dan evaluasi yang teratur


Sistem pengendalian manajemen koperasi harus memiliki
pemantauan dan evaluasi yang teratur, sehingga kinerja koperasi

PENGAWASAN DAN EVALUASI KOP P a g e 13 o f


ERASI 28
Risti Maydita Winanda (2005113211)

dapat dianalisis dan diukur secara berkala. Pemantauan dan


evaluasi yang teratur dalam sistem pengendalian manajemen
koperasi sangat penting untuk memastikan bahwa koperasi dapat
mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien. Berikut adalah
beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menjalankan
pemantauan dan evaluasi yang teratur dalam sistem
pengendalian manajemen koperasi:
• Menetapkan indikator kinerja
Koperasi harus menetapkan indikator kinerja yang jelas dan
terukur untuk setiap aspek operasional, seperti penjualan,
keuntungan, dan kepuasan anggota. Indikator ini akan
membantu koperasi dalam mengevaluasi kinerja dan
melakukan perbaikan yang diperlukan.
• Memonitor kinerja secara teratur
Koperasi harus secara teratur memonitor kinerjanya dengan
mengumpulkan data dan informasi yang relevan. Hal ini
dapat dilakukan dengan mengadopsi teknologi informasi,
seperti sistem informasi manajemen yang terintegrasi.
• Menganalisis data
Setelah data dikumpulkan, koperasi harus menganalisisnya
untuk menemukan tren, kelemahan, dan peluang untuk
meningkatkan kinerja. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik statistik atau data mining.
• Melakukan perbaikan
Setelah menganalisis data, koperasi harus melakukan
perbaikan yang diperlukan. Hal ini dapat meliputi perubahan
pada proses bisnis, pengembangan produk baru, atau
pelatihan karyawan.
• Mengevaluasi hasil

PENGAWASAN DAN EVALUASI KOP P a g e 14 o f


ERASI 28
Risti Maydita Winanda (2005113211)

Koperasi harus mengevaluasi hasil perbaikan untuk


memastikan bahwa tindakan yang diambil telah
meningkatkan kinerja. Hal ini dapat dilakukan dengan
membandingkan hasil sebelum dan sesudah perbaikan
dilakukan.
• Mengulang siklus
Proses pemantauan dan evaluasi harus menjadi siklus yang
terus-menerus untuk memastikan bahwa koperasi terus
meningkatkan kinerjanya dan memenuhi tujuan bisnisnya.
Untuk mengukur kinerja koperasi secara berkala, terdapat
beberapa indikator kinerja yang dapat digunakan. Berikut adalah
beberapa indikator kinerja yang umumnya digunakan dalam
mengukur kinerja koperasi:
• Pertumbuhan jumlah anggota
Indikator ini mengukur jumlah anggota baru yang bergabung
dengan koperasi. Pertumbuhan anggota yang baik dapat
menunjukkan bahwa koperasi memiliki citra yang baik dan
layanan yang dihargai oleh masyarakat.
• Penjualan
Indikator ini mengukur jumlah produk atau jasa yang terjual
dalam periode waktu tertentu. Pertumbuhan penjualan yang
baik menunjukkan bahwa koperasi mampu memenuhi
kebutuhan anggota dan pasar.

• Laba
Indikator ini mengukur keuntungan koperasi dalam periode
waktu tertentu. Laba yang meningkat menunjukkan bahwa
koperasi mampu mengelola sumber daya dengan baik dan
memberikan keuntungan bagi anggota.

PENGAWASAN DAN EVALUASI KOP P a g e 15 o f


ERASI 28
Risti Maydita Winanda (2005113211)

• Pembiayaan
Indikator ini mengukur jumlah pinjaman yang disetujui oleh
koperasi. Pertumbuhan pembiayaan yang baik menunjukkan
bahwa koperasi mampu memberikan dukungan finansial
kepada anggota dan memenuhi kebutuhan bisnis.
• Kepuasan anggota
Indikator ini mengukur tingkat kepuasan anggota terhadap
layanan koperasi. Tingkat kepuasan yang tinggi
menunjukkan bahwa koperasi memberikan layanan yang
baik dan memenuhi kebutuhan anggota.
• Efisiensi
Indikator ini mengukur tingkat efisiensi dalam penggunaan
sumber daya koperasi.
Dengan menjalankan pemantauan dan evaluasi yang teratur
dalam sistem pengendalian manajemen koperasi, koperasi
dapat memperbaiki kinerjanya secara berkelanjutan,
mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan
meningkatkan kepuasan anggota. Selain itu, pemantauan dan
evaluasi yang baik juga dapat membantu koperasi dalam
menghadapi perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan
memperoleh keunggulan kompetitif.

6. Pengendalian internal yang kuat


Sistem pengendalian manajemen koperasi harus memiliki
pengendalian internal yang kuat, sehingga dapat mencegah
terjadinya fraud dan pelanggaran dalam penggunaan sumber
daya. Pengendalian internal yang kuat adalah kunci keberhasilan

PENGAWASAN DAN EVALUASI KOP P a g e 16 o f


ERASI 28
Risti Maydita Winanda (2005113211)

bagi koperasi dalam mencapai tujuan dan menjaga kredibilitas


dan kepercayaan dari para anggota dan pihak lain yang terkait.
Pengendalian internal yang kuat akan membantu koperasi dalam
meminimalkan risiko yang muncul dan menjamin terlaksananya
operasi secara efektif dan efisien. Berikut adalah beberapa cara
koperasi dapat melakukan pengendalian internal yang kuat:
• Menetapkan Kebijakan dan Prosedur
Koperasi harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang
jelas dan terstruktur. Kebijakan dan prosedur ini harus
meliputi aspek-aspek penting seperti manajemen risiko,
pengelolaan keuangan, pengawasan dan pengendalian, serta
tata kelola. Dengan menetapkan kebijakan dan prosedur
yang jelas, koperasi dapat meminimalkan kesalahan dan
menghindari praktik yang tidak etis.
• Pemisahan Tugas dan Tanggung Jawab
Koperasi harus memastikan bahwa tugas dan tanggung jawab
dibagi secara jelas dan adil di antara karyawan dan
manajemen. Pemisahan tugas dan tanggung jawab yang baik
akan meminimalkan peluang terjadinya penyalahgunaan
wewenang dan penipuan.
• Pengawasan dan Pemantauan yang Ketat
Koperasi harus memiliki sistem pengawasan dan pemantauan
yang ketat untuk memastikan operasi berjalan dengan baik
dan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah
ditetapkan. Pengawasan dan pemantauan harus dilakukan
secara terus-menerus dan terstruktur. Koperasi harus
memiliki mekanisme pelaporan dan tindak lanjut yang
efektif untuk mengatasi pelanggaran atau penyimpangan
yang terjadi.
• Pengendalian Internal atas Sistem Informasi

PENGAWASAN DAN EVALUASI KOP P a g e 17 o f


ERASI 28
Risti Maydita Winanda (2005113211)

Koperasi harus memiliki pengendalian internal yang kuat


atas sistem informasi. Sistem informasi harus dilindungi dari
kebocoran dan penyalahgunaan data. Koperasi juga harus
memastikan bahwa sistem informasi berjalan dengan lancar
dan terus diperbarui untuk menjaga keamanan dan efisiensi.
• Pelatihan dan Pendidikan Karyawan
Koperasi harus memberikan pelatihan dan pendidikan yang
cukup kepada karyawan mengenai kebijakan, prosedur, dan
standar pengendalian internal yang telah ditetapkan.
Karyawan harus memahami pentingnya pengendalian
internal dan tanggung jawab mereka dalam melaksanakan
tugas dan menghindari praktik yang tidak etis.
Fraud dalam koperasi adalah tindakan penipuan atau
kecurangan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang yang terkait dengan koperasi, baik itu karyawan,
manajemen, atau anggota. Fraud dalam koperasi dapat
melibatkan berbagai jenis aktivitas penipuan, seperti
pencurian, penipuan keuangan, penggelapan dana,
manipulasi data, dan lain sebagainya. Fraud dalam koperasi
dapat merugikan koperasi itu sendiri, anggota koperasi, serta
pihak- pihak lain yang terkait dengan koperasi. Hal ini dapat
menyebabkan kerugian finansial yang signifikan bagi
koperasi, serta merusak citra dan reputasi koperasi di mata
publik.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
fraud dalam koperasi adalah:
• Kegagalan sistem pengendalian internal
Sistem pengendalian internal yang lemah dapat
menyebabkan terjadinya kesempatan bagi para pelaku fraud
untuk melakukan tindakan penipuan atau kecurangan.

PENGAWASAN DAN EVALUASI KOP P a g e 18 o f


ERASI 28
Risti Maydita Winanda (2005113211)

• Kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang fraud


Kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang fraud dalam
koperasi dapat membuat karyawan dan manajemen kurang
peka terhadap tindakan penipuan atau kecurangan yang
dilakukan di dalam koperasi.
• Kebutuhan finansial yang mendesak
Karyawan atau manajemen yang memiliki kebutuhan
finansial yang mendesak dapat memicu tindakan penipuan
atau kecurangan dalam koperasi.
• Kekuasaan yang berlebihan Karyawan atau manajemen yang
memiliki kekuasaan yang berlebihan dapat memanfaatkan
posisi mereka untuk melakukan tindakan penipuan atau
kecurangan dalam koperasi.
Untuk mencegah terjadinya fraud dalam koperasi, koperasi
harus memperkuat sistem pengendalian internal, meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran tentang fraud di kalangan karyawan
dan manajemen, serta melakukan pengawasan dan pemantauan
yang ketat terhadap aktivitas koperasi. Koperasi juga harus
mengimplementasikan kebijakan dan prosedur yang jelas dan
terstruktur, serta menjalankan program pelatihan dan pendidikan
bagi karyawan dan manajemen untuk meningkatkan kesadaran
dan pemahaman tentang pentingnya pengendalian internal dan
pencegahan fraud.

7. Partisipasi anggota koperasi


Sistem pengendalian manajemen koperasi harus
melibatkan partisipasi aktif dari anggota koperasi dalam
pengambilan keputusan dan pengawasan atas kegiatan koperasi.
Meningkatkan partisipasi anggota dalam koperasi merupakan
suatu hal yang penting untuk membangun kekuatan koperasi dan

PENGAWASAN DAN EVALUASI KOP P a g e 19 o f


ERASI 28
Risti Maydita Winanda (2005113211)

memastikan koperasi dapat berjalan dengan baik dan sukses


dalam jangka panjang. Berikut adalah beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan partisipasi anggota dalam
koperasi:
• Pendidikan dan Pelatihan
Koperasi dapat memberikan pendidikan dan pelatihan
kepada anggotanya mengenai manajemen koperasi, hak dan
kewajiban anggota, serta keuntungan dan manfaat dari
menjadi anggota koperasi. Dengan peningkatan pengetahuan
dan keterampilan, anggota koperasi akan merasa lebih
percaya diri untuk berpartisipasi dalam kegiatan koperasi.
• Membuat Komunikasi yang Terbuka
Koperasi harus menciptakan lingkungan yang terbuka dan
ramah bagi anggotanya. Koperasi harus memberikan saluran
komunikasi yang mudah diakses dan terbuka bagi anggota
untuk mengajukan pertanyaan, memberikan masukan, atau
memberikan saran kepada manajemen koperasi.
• Memiliki Program yang Menarik
Koperasi dapat membuat program-program menarik yang
dapat memotivasi anggota untuk berpartisipasi, seperti
program keanggotaan, program reward, atau program diskon.
Program-program tersebut akan memberikan keuntungan
bagi anggota yang berpartisipasi dalam kegiatan koperasi,
sehingga dapat meningkatkan partisipasi anggota.
• Mengadakan Pertemuan Rutin
Koperasi harus mengadakan pertemuan rutin dengan anggota
koperasi untuk membahas perkembangan koperasi, strategi
yang diambil, serta mengajukan pertanyaan dan memberikan
masukan. Pertemuan tersebut juga dapat menjadi kesempatan

PENGAWASAN DAN EVALUASI KOP P a g e 20 o f


ERASI 28
Risti Maydita Winanda (2005113211)

bagi anggota untuk bertemu dan berinteraksi dengan anggota


lainnya.
• Memberikan Keuntungan dan Manfaat yang Jelas
Koperasi harus memberikan keuntungan dan manfaat yang
jelas bagi anggota yang berpartisipasi dalam kegiatan
koperasi. Keuntungan dan manfaat tersebut harus diberikan
secara transparan dan mudah dipahami oleh anggota.
• Membuat Peraturan yang Adil
Koperasi harus membuat peraturan yang adil dan mudah
dipahami oleh anggota. Hal ini akan membangun
kepercayaan anggota terhadap manajemen koperasi dan
mendorong anggota untuk berpartisipasi dalam kegiatan
koperasi. Dengan menerapkan cara-cara di atas, koperasi
dapat meningkatkan partisipasi anggota dan membangun
kekuatan koperasi untuk mencapai tujuan bersama
Dengan karakteristik yang baik, sistem pengendalian
manajemen koperasi dapat membantu koperasi dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dengan efektif dan efisien.

Studi Kasus
PT. XYZ adalah sebuah koperasi yang bergerak di bidang
pertanian dan peternakan. Koperasi ini memiliki beberapa
cabang di beberapa kota di Indonesia. Koperasi ini memiliki
tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota melalui
pengembangan usaha pertanian dan peternakan yang
berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan tersebut, koperasi ini
membutuhkan sistem pengendalian manajemen yang baik.
Sistem pengendalian manajemen tersebut meliputi
penganggaran, pengukuran kinerja, pelaporan, dan pengendalian
biaya.

PENGAWASAN DAN EVALUASI KOP P a g e 21 o f


ERASI 28
Risti Maydita Winanda (2005113211)

Pertama-tama, koperasi ini membuat penganggaran untuk


setiap cabang. Penganggaran tersebut mencakup anggaran
produksi, anggaran biaya operasional, dan anggaran laba kotor.
Setiap cabang harus memenuhi target produksi yang telah
ditetapkan dan mengelola biaya operasional secara efektif agar
dapat mencapai laba kotor yang diinginkan. Selain itu, koperasi
ini juga melakukan pengukuran kinerja secara teratur. Kinerja
cabang diukur berdasarkan target produksi yang telah ditetapkan,
biaya operasional yang dikelola, dan laba kotor yang dihasilkan.
Setiap cabang harus memberikan laporan kinerja bulanan dan
tahunan kepada manajemen koperasi.
Koperasi ini juga menggunakan sistem informasi yang baik
untuk memantau kinerja cabang. Sistem informasi tersebut
mencakup informasi produksi, stok barang, dan penjualan.
Setiap cabang harus memasukkan data secara teratur ke dalam
sistem informasi tersebut agar dapat memantau kinerja cabang
secara real-time.
Selain itu, koperasi ini juga memiliki pengendalian biaya
yang ketat. Setiap cabang harus mengelola biaya operasional
dengan efektif agar dapat mencapai laba kotor yang diinginkan.
Manajemen koperasi melakukan monitoring biaya operasional
secara teratur dan memberikan saran kepada cabang yang
mengalami kendala dalam mengelola biaya operasional. Dalam
upaya meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas produk,
koperasi ini juga melakukan inovasi dan pengembangan
teknologi. Koperasi ini mengadakan pelatihan untuk petani dan
peternak anggota serta mengembangkan program penelitian dan
pengembangan untuk meningkatkan produktivitas.
Berdasarkan penganggaran, pengukuran kinerja, sistem
informasi, dan pengendalian biaya yang baik, manajemen

PENGAWASAN DAN EVALUASI KOP P a g e 22 o f


ERASI 28
Risti Maydita Winanda (2005113211)

koperasi dapat membuat keputusan bisnis yang tepat. Jika


terdapat cabang yang tidak mencapai target produksi atau tidak
mengelola biaya operasional secara efektif, manajemen dapat
melakukan tindakan koreksi untuk meningkatkan kinerja cabang
tersebut. Dengan demikian, koperasi dapat mencapai tujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan anggota melalui
pengembangan usaha pertanian dan peternakan yang
berkelanjutan.

PENGAWASAN DAN EVALUASI KOP P a g e 23 o f


ERASI 28
Risti Maydita Winanda (2005113211)

PENUTUP

A. Rangkuman

Sistem pengendalian manajemen koperasi merupakan


rangkaian aktivitas manajerial yang bertujuan untuk
mengoptimalkan penggunaan sumber daya koperasi dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karakteristik sistem
pengendalian manajemen koperasi meliputi:

1. Tujuan yang jelas dan terukur


Sistem pengendalian manajemen koperasi harus memiliki
tujuan yang jelas dan dapat diukur secara objektif, sehingga
kinerja koperasi dapat diukur dan dinilai secara akurat.
2. Perencanaan dan penganggaran yang baik
Sistem pengendalian manajemen koperasi harus memiliki
perencanaan dan penganggaran yang baik, sehingga penggunaan
sumber daya dapat dioptimalkan dan pengeluaran dapat diawasi.
Perencanaan dan penganggaran yang baik dalam sistem
pengendalian manajemen koperasi adalah langkah penting untuk
mengoptimalkan penggunaan sumber daya koperasi.
3. Pengukuran kinerja yang akurat
Pengukuran kinerja juga membantu koperasi dalam
mengevaluasi keberhasilan strategi yang telah
diimplementasikan dan memberikan dasar untuk membuat
keputusan yang tepat untuk masa depan.
4. Sistem informasi yang baik
Sistem pengendalian manajemen koperasi harus memiliki
sistem informasi yang baik, sehingga informasi dapat diperoleh
secara cepat, akurat, dan terpercaya. Sistem informasi yang baik
dalam sistem pengendalian manajemen koperasi sangat penting

PENGAWASAN DAN EVALUASI KOP P a g e 24 o f


ERASI 28
Risti Maydita Winanda (2005113211)

untuk membantu koperasi dalam mengambil keputusan yang


tepat dan meningkatkan efisiensi operasional.
5. Pemantauan dan evaluasi yang teratur
Pemantauan dan evaluasi yang teratur dalam sistem
pengendalian manajemen koperasi sangat penting untuk
memastikan bahwa koperasi dapat mencapai tujuannya dengan
efektif dan efisien.
6. Pengendalian internal yang kuat
Pengendalian internal yang kuat akan membantu koperasi
dalam meminimalkan risiko yang muncul dan menjamin
terlaksananya operasi secara efektif dan efisien.
7. Partisipasi anggota koperasi
Sistem pengendalian manajemen koperasi harus melibatkan
partisipasi aktif dari anggota koperasi dalam pengambilan
keputusan dan pengawasan atas kegiatan koperasi.
Meningkatkan partisipasi anggota dalam koperasi merupakan
suatu hal yang penting untuk membangun kekuatan koperasi dan
memastikan koperasi dapat berjalan dengan baik dan sukses
dalam jangka panjang.

B. Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan sistem pengendalian
manajemen koperasi? Jelaskan pengaruh dari sistem
pengendalian koperasi terhadap kinerja koperasi!
2. Bagaimana cara koperasi melakukan evaluasi kinerja
koperasi dalam sistem pengendalian manajemennya?
3. Jika koperasi mengalami fraud, apa saja tindakan yang
dapat dilakukan untuk memperkuat pengendalian internal
koperasi ?

PENGAWASAN DAN EVALUASI KOP P a g e 25 o f


ERASI 28
Risti Maydita Winanda (2005113211)

4. Jelaskan dan sebutkan karakteristik istem pengendalian


manajemen koperasi!
5. Sebutkan langkah-langkah yang dapat dilakukan koperasi
dalam melakukan perencanaan dan penganggaran
koperasi yang baik !

STUDI KASUS!

1. PT. Maju Bersama adalah sebuah koperasi yang bergerak


di bidang jasa keuangan. Koperasi ini memiliki beberapa
cabang di seluruh wilayah Indonesia. Manajemen
koperasi merasa sulit untuk mengontrol cabang-cabang
yang tersebar di seluruh wilayah. Sebagai seorang
konsultan pengendalian manajemen, bagaimana Anda
memberikan solusi untuk mengatasi masalah ini?
2. Koperasi Sejahtera adalah sebuah koperasi simpan pinjam
yang telah berdiri selama 20 tahun. Koperasi ini
memiliki lebih dari 5.000 anggota dan telah berhasil
membangun reputasi yang baik di masyarakat.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, koperasi ini
mengalami penurunan kinerja dan mengalami kerugian.
Sebagai seorang konsultan pengendalian manajemen,
bagaimana Anda memberikan solusi untuk mengatasi
masalah ini?

PENGAWASAN DAN EVALUASI KOP P a g e 26 o f


ERASI 28
Risti Maydita Winanda (2005113211)

REFERENSI

Hidayat, Herman dan Ghozali, Imam. (2016). Pengendalian


Manajemen: Konsep dan Implementasi. Cetakan ke-2. BPFE:
Yogyakarta.

Soebagio, Djoko. (2014). Pengendalian Manajemen: Suatu


Pendekatan melalui Balanced Scorecard. Cetakan ke-2. Andi:
Yogyakarta.

Atkinson, Anthony A., Kaplan, Robert S., Matsumura, Ella Mae,


dan Young, S. Mark. (2012). Sistem Pengendalian Manajemen.
Cetakan ke-14. Salemba Empat: Jakarta.

Suhariyanto, H. (2015). Manajemen Keuangan Koperasi.


Cetakan ke-1. Penerbit Erlangga: Jakarta.

Suprapto, Budi dan Wibowo, Agung. (2015). Manajemen


Koperasi: Teori, Konsep, dan Aplikasi. Cetakan ke-2. Penerbit
Ghalia Indonesia: Bogor.

Setiawan, Dwi dan Hapsari, Retno. (2018). "Pengaruh


Karakteristik Koperasi terhadap Pengendalian Intern: Studi pada
Koperasi di Kota Semarang".

Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 4, No. 1, hal. 45-57.


Sumarni, Sri dan Sasongko, Harry. (2017). "Analisis Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Sistem Pengendalian Internal pada
Koperasi".

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 19, No. 2, hal. 91-102.


Kristiyanto, Agus dan Riyanto, Bambang. (2016). "Pengaruh
Karakteristik Koperasi terhadap Implementasi Sistem
Pengendalian Intern".

PENGAWASAN DAN EVALUASI KOP P a g e 27 o f


ERASI 28
Risti Maydita Winanda (2005113211)

Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Vol. 7, No. 3, hal. 454-466.


Andriani, Ria dan Suharnomo. (2018). "Analisis Implementasi
Sistem Pengendalian Intern pada Koperasi Simpan Pinjam
(KSP) di Kabupaten Sukoharjo".

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 59, No. 1, hal. 92-101.


Prayoga, Aries dan Irianto, Gugus. (2019). "Analisis Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Sistem Pengendalian Intern Koperasi
Simpan Pinjam di Kota Semarang". Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, Vol. 21, No. 1, hal. 52-63.

PENGAWASAN DAN EVALUASI KOP P a g e 28 o f


ERASI 28

Anda mungkin juga menyukai