Anda di halaman 1dari 2

Tanggapan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat

mengenai COVID-19

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus
yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus
Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai
kematian. Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal
dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus
ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun
ibu menyusui.

Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir
Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan
ke beberapa negara, termasuk Indonesia. Infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa
menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit
tenggorokan, dan sakit kepala; atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam
tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada.

Sejumlah daerah di Indonesia mulai menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) terkait
dengan virus corona. Penetapan KLB tersebut merupakan kewenangan kepala daerah seiring
instruksi Presiden kepada kepala daerah untuk menetapkan status gawat darurat terkait Covid-
19 untuk daerahnya masing-masing. Para kepala daerah diminta untuk terus melakukan
pengawasan dan melakukan koordnasi dengan pakar medis dan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menentukan langkah selanjutnya.

Prof. Dr. H. Irwan Prayitno S.Psi., M.Sc., selaku Gubernur provinsi Sumatera Barat, juga
mengambil lngkah cepat dalam menanggapi hal tersebut. Pada Senin (16 Maret 2020)
bertempat di Istana Gubernura, Gubernur Sumbar mengadakan wawancara dan jumpa pers,
yang pada kesempatan itu juga dihadiri oleh Wagub Sumbar, Sekda Sumbar, Bupati Walikota se
Sumbar, Dirut RS M Jamil, Dirut RS Ahmad Mochtar, Stakehokder terkait, dan Wartawan. Poin -
poin yang disampaikan pada wawancara itu diantaranya yaitu : Pertama, hingga Senin
(16/3/2020), laporan dari RSUP M.Djamil, Padang dan RSUD Achmad Muchtar, Bukittinggi
belum ada yang positif virus corona. Tadi memang disampaikan oleh pihak RSUP M. Djamil,
bahwa memang ada 10 orang yang masuk untuk di isolasi. 7 pasien Mers dan 3 baru suspect
corona, termasuk yang di RSUD Achmad Mochtar, setelah di cek hanya demam biasa. Kedua,
Untuk libur sekolah, Informasi dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui surat yang
diedarkan, disampaikan untuk dibagi beberapa tingkatan, yakni ringan, sedang dan tinggi di
satuan pendidikan. Ketiga, karena masih belum ada yang positif terkena hingga saat ini, maka
Gubernur, Bupati dan Walikota sepakat sekolah masih belum diliburkan, karena berkaitan
dengan pelaksanaan ujian nasional SMK, SMA dan SMP. Keempat, untuk penjagaan diberbagai
tempat, seperti di BIM sendiri pada kedatangan domestik sudah disediakan thermogun untuk
memeriksa orang yang datang dari luar sumbar. Sedangkan yang datang dari luar negeri
pengawasan nya lebih ketat dibadingkan dengan negara lain. Untuk pelabuhan- pelabuhan
sudah dilakukan SOP melalui KKP di teluk bayur, pelabuhan Muaro, Bunguih, dan juga
Mentawai. Kelima, saat ini sudah dilakukan gerakan bersama yang akan dilakukan di daerah
perbatasan, diantaranya membersihkan kamar mandi yang ada dihotel, dan restoran-restoran
yang merupakan tempat transit bagi orang-orang dari luar yang datang dengan disinfektan, dan
juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang ada diperbatasan. Keenam, untuk tempat
wisata sudah disepakati bersama akan tetap dibuka karena dampak nya terhadap ekonomi
masyarakat, hanya saja pengawasan diperketat kepada mereka yang datang, terutama yang
dari luar Sumbar. Ketujuh, untuk kegiatan di pemerintahan, Gubernur mengimbau Bupati
Walikota untuk mengurangi kegiatan yang sifat nya mengundang orang dari luar sumbar. Poin
selnjutnya yaitu gugus tugas daerah sudah dibentuk pada 14 Maret 2020. Tugas dari gugus
depan tersebut antara lain : melakukan pendataan, koordinasi, melakukan sinergi dengan pihak
ihak terkait, dan langusung tindak lanjut-tindak lanjutnya. Poin terakhir yang disampaikan
dalam wawancara tersebut adalah mengenai anggaran khusus penanggulangan wabah ini,
sesuai dengan isyarat yang disampaikan Presiden dengan landasan Undang-Undang tentang
Penanggulangan Bencana, maka bisa digunakan dari anggaran bantuan keuangan tak terduga di
BPBD Sumbar, dan hal tersebut juga sudah disampaikan kepada Bupati Walikota juga.

Anda mungkin juga menyukai