Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

COORDINATE MEASURING MACHINE


MODUL PRAKTIKUM COORDINATE MEASURING MACHINE

DISUSUN OLEH :

Farhan Rizqi Syahnakri 1906379081


Farissthira Sahasrabhanu 1806201472
Faruq Miftahus Shiddiq 1806201226
Ronald Galvin 1806200910

KELOMPOK 13

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1
BAB I - PENDAHULUAN 2
1.1 Tujuan Percobaan 2
1.2 Dasar Teori 2
BAB II - METODOLOGI PERCOBAAN 4
2.1 Alat dan Bahan 4
2.2 Langkah Kerja 4
BAB III - Pengolahan Data 5
3.1 Data 5
3.2 R&R (Repeatability & Reproducibility) 6
BAB IV - ANALISIS 10
4.1 Analisis Percobaan 10
4.2 Analisis Data dan Hasil 10
4.3 Analisis Kesalahan 11
BAB V - KESIMPULAN 12
BAB VI - DAFTAR PUSTAKA 13

1
BAB I - PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui tingkat ketelitian dan ketepatan dari mesin CMM dalam melakukan proses
pengukuran.
2. Melakukan pengukuran dimensi benda kerja dengan menggunakan metode alat ukur
yang sesuai.
3. Mengetahui prinsip dasar dari alat ukur CMM serta metode penggunaan yang sesuai
standar.

1.2 Dasar Teori

(Coordinate Measuring Machine) adalah suatu alat yang melakukan pengukuran di sumbu X,
Y, dan Z (3-axis). Pengukuran dilakukan dengan menyentuhkan probe ke benda yang ingin
diukur sesuai dengan aspek yang diukur. Resolusi alat ini adalah sebesar 0.0001 mm sesuai
dengan software. Terintegrasi dengan software, CMM mampu mengukur circularity, distance,
ball, squareness, flatness. Lengan pengukur CMM bergerak secara pneumatic sehingga CMM
dibutuhkan kompresor untuk menggerakan CMM.

2
Lengan CMM perlu digerakkan secara manual, dimana setiap sumbu memiliki valve
pengaman yang dioperasikan dengan switch. Kiri artinya valve udara tertutup, sehingga tidak
ada tekanan yang menggerakkan sumbu tersebut pada lengan CMM. Kanan artinya valve
terbuka, sehingga sumbu tersebut dapat digerakkan

CMM pada umumnya digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap komponen yang
membutuhkan akurasi sangat tinggi dikarenakan resolusinya yang mencapai 0.0001 mm,
dibanding dengan jangka sorong (analog maupun digital) dengan resolusi sebesar 0.01 mm,
ataupun mikrometer sekrup dengan resolusi sebesar 0,001 mm. Walaupun demikian, CMM
memiliki kekurangan berupa keterbatasan gerakan, karena hanya mampu bergerak di sumbu
X, Y, Z, selain itu CMM tidak portabel dikarenakan ukurannya yang besar, dan harga setup
cost yang tentu jauh lebih mahal dibanding jangka sorong dan mikrometer sekrup

3
BAB II - METODOLOGI PERCOBAAN

2.1 Alat dan Bahan

1. Coordinate Measuring Mesin Crysta-Plus M443


2. Benda uji spesimen aluminium yang berbentuk silinder

2.2 Langkah Kerja

1. Menyalakan kompresor, menunggu hingga mencapai angka 0.4


2. Menyalakan komputer ( Mempersiapkan software yang digunakan )
3. Menggerakkan probe hingga mencapai titik origin
4. Membuat file baru untuk memulai
5. Kalibrasi CMM ( Melakukan pengukuran terhadap standard ball di meja )
a. Memilih modul ball di software
b. Menyentuh ball sebanyak 10 titik secara acak
c. Hasil pengukuran seharusnya menunjukkan angka 20 mm
6. Pengukuran diameter
a. Memilih modul diameter di software
b. Baut diletakkan secara vertikal, dibantu dengan horizontal
c. Menggerakkan probe ke baut
d. Menyentuh baut dengan probe sebanyak 5 kali
7. Pengukuran panjang
a. Memilih modul jarak di software
b. Baut diletakkan secara horizontal, dibantu dengan plastisin
c. Menggerakkan probe ke baut, dan mengatur agar ketinggian tetap
d. Menyentuh tiap ujung baut dengan probe
8. Ulangi hingga didapatkan 30 data untuk setiap praktikan

Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan untuk mencari nilai R&R dan nilai error berdasar ukuran asli

4
BAB III - Pengolahan Data

3.1 Data

5
3.2 R&R (Repeatability & Reproducibility)
● Repeatability
adalah variabel nilai yang melambangkan pengukuran yang berulang oleh operator yang
sama, dengan objek yang sama, dan alat ukur yang sama menghasilkan hasil pengukuran
yang sama.

Keterangan:
R double bar = nilai rata-rata semua range untuk semua appraiser dan part yang diukur Nilai
d2 = dapat diperoleh di Appendix A, dimana:
Z = jumlah part × jumlah appraiser
W = jumlah percobaan

1) Repeatability

● Reproducibility

Keterangan:

X bar range = rata-rata dari perbedaan dari pengukuran rata rata antara appraiser dengan
pengukuran rata-rata tertinggi dan appraiser dengan pengukuran rata-rata terendah

Nilai d2 = dapat diperoleh di Appendix A

6
Dimana:

Z =1

W =jumlah appraiser

n = jumlah part

r = jumlah trial

2) Reproducibility

● R&R

3) R&R

Errors
Selain mencari nilai R&R, kita juga perlu menghitung nilai error yang terjadi pada
praktikum. Absolute Error merupakan kesalahan fisik dalam pengukuran. Relative Error
merupakan indikasi seberapa baik pengukuran relatif terhadap ukuran benda yang sedang
diukur. Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung error pada praktikum.

7
● Absolute Error

Nilai sesungguhnya : 178,8 mm

8
● Relative Error

4) Rata Rata Relative Error

9
BAB IV - ANALISIS

4.1 Analisis Percobaan


Praktikum metrologi dan pengukuran kali ini seharusnya dilakukan secara langsung di
gedung MRC lantai 4 namun karena adanya pandemic Covid-19 membuat praktikum ini
harus dilaksanakan secara online. Pada praktikum metrin ini yaitu percobaan Coordinate
Measuring Machine (CMM) yang bertujuan untuk mengetahui tingkat ketelitian dan
ketepatan dari mesin CMM dalam melakukan proses pengukuran, melakukan pengukuran
dimensi benda kerja dengan menggunakan metode alat ukur yang sesuai, dan mengetahui
prinsip dasar dari alat ukur CMM serta metode penggunaan yang sesuai standar. Praktikum
ini dilakukan oleh asisten lab dengan memperagakan praktikum yang dilakukan melalui
video agar dapat dipahami walaupun mengerjakan secara daring.

Percobaan CMM ini dilakukan dengan menyalakan komputer untuk memulai percobaan.
Kemudian, karena CMM berbasis pneumatic maka kompresor harus dinyalakan agar
pneumatic dapat bertindak sebagai penahan probe terhadap sumbu axis. Pengukuran
dilakukan dengan menggerakan lengan dari CMM ke pada titik yang diinginkan. Di layar
komputer akan terlihat nilai ukur dari CMM.

4.2 Analisis Data dan Hasil


Berdasarkan hasil pengolahan data, maka didapatkan nilai pengukuran rata rata panjang dan
diameter spesimen yang dilakukan dengan mengambil data sebanyak 30 kali oleh 4
praktikan. Dalam perhitungan R&R, praktikan mendapatkan nilai repeatability dari panjang
sebesar 17,70, dan nilai reproducibility dari panjang sebesar 2. Repeatability merupakan nilai
yang mengindikasikan kepresisian alat ukur dengan membandingkan data hasil pengukuran
yang telah didapatkan praktikan dalam proses pengukuran.

Setelah didapatkannya nilai repeatability dan reproducibility, maka penentu alat ukur ini
bekerja dengan presisi dan akurat adalah nilai dari R&R, yaitu akar dari penjumlahan antara
nilai repeatability kuadrat dengan nilai reproducibility kuadrat. Mengacu kepada pada
Standard ISO/TS19649, maka semakin kecil nilai R&R maka semakin akurat alat tersebut.
Praktikan mendapatkan nilai R&R dari panjang sebesar 17,81

10
Pada nilai rata-rata Absolute Error pada pengukuran menggunakan CMM dalam 30
percobaan dari 4 praktikan didapatkan sebesar 7,425 dan nilai Relative Error pada
pengukuran menggunakan CMM dalam praktikum ini dengan menggunakan nilai
sesungguhnya yaitu 178,8 didapatkan sebesar 4,15%

4.3 Analisis Kesalahan


Analisis kesalahan tidak dapat dilakukan dikarenakan tidak dilaksanakanya praktikum secara
langsung dan data yang digunakan juga merupakan data acak yang di-generate oleh asisten
lab sehingga tidak dapat dipastikan kebenaran dari data yang digunakan.

11
BAB V - KESIMPULAN

● Nilai Repeatability pada pengukuran menggunakan CMM pada praktikum ini adalah:
○ 17,70 mm

● Nilai Reproducibility pada pengukuran menggunakan CMM pada praktikum ini


adalah:
○ 2 mm

● Sehingga nilai Repeatability dan Reproducibility nya adalah:


○ 17,81 mm

● Nilai rata-rata Absolute Error pada pengukuran menggunakan CMM dalam 30


percobaan dari 4 praktikan adalah:
○ Ronald: 6,46667 mm
○ Faris : 8,46667mm
○ Faruq : 7,53333 mm
○ Farhan: 7,23333 mm

Sehingga diperoleh rata-rata dari 4 praktikan tersebut:


○ 7,425 mm

● Nilai Relative Error pada pengukuran menggunakan CMM dalam praktikum ini
dengan menggunakan nilai sesungguhnya = 178,8 mm:
○ 4,15%

12
BAB VI - DAFTAR PUSTAKA

● Modul praktikum “pengukuran dasar

13

Anda mungkin juga menyukai