Teknologi mesin pembakaran dalam yang sekarang banyak digunakan oleh manusia merupakan salah satu karya dari seorang ilmuan asal Jerman bernama Nikolas August Otto yang lahir di Jerman pada 10 Juni 1832. Salah satu eksperimen yang pertama dilakukan Otto yang berkaitan dengan mesin pembakaran dalam adalah pembuatan salinan dari mesin Lenoir pada tahun 1860, tetapi dengan memodifikasi tipe bahan bakar yang digunakan dari yang aslinya gas diganti dengan cair. Dengan hasil modifikasi tersebut mesin yang dibuat diajukan sebagai paten tetapi hasilnya ditolak. Setahun setelahnya (1861), Otto telah mengetahui tentang konsep pengisian bahan bakar terkompresi dan mencoba mengaplikasikannya dibantu oleh saudaranya dan hasilnya mesin tersebut dapat bekerja, namun hanya beberapa menit sebelum akhirnya rusak. Saudara dari Otto menyerah dengan konsep ini, sehingga tahun-tahun berikutnya Otto harus mencari partner untuk mengembangkan konsep ini. Hingga dua tahun setelahnya (1862-1863), Otto masih tetap bereksperimen dengan konsep ini dibantu oleh seorang mekanik Bernama Cologne Michael J. Zons. Bahkan pada rentang waktu ini Otto sempat harus bekerja untuk Carl Mertens karena kehabisan dana untuk melanjutkan pengerjaan mesinnya. Pada 1864 Otto mencari investor yang mau mendanai penelitiannya dan ditemukanlah seorang investor bernama Eugen Langen. Keduanya sepakat membentuk sebuah kemitraan dan menamainya dengan NA Otto & Cie pada 31 Maret 1864. Dengan adanya kemitraan ini membuatnya menjadi perusahaan pertama di dunia yang berfokus sepenuhnya pada desain dan produksi mesin pembakaran internal. Hasil kemitraan ini menghasilkan mesin pembakaran dalam dua langkah yang cukup sukses secara komersial. Namun karena masih mengalami kebuntuan teknis dengan daya yang dihasilkan, Otto mengalihkan perhatiannya kembali pada mesin 4 langkah yang sempat gagal pada tahun 1862. Akhirnya jadilah sebuah mesin pembakaran dalam 4 langkah yang sukses secara komersial yang menggunakan kompresi dalam silinder. Mesin ini pula yang dirujuk sebagai “siklus Otto” yang kita kenal hingga saat ini. Rudolph Diesel Rudolph Diesel adalah seorang ilmuan yang lahir di Perancis, 18 Maret 1858, yang temuannya masih sangat banyak digunakan hingga saat ini, yakni mesin diesel. Masa kecilnya tidak seindah itu karena Diesel harus bekerja di bengkel ayahnya dan mengantarkan barang-barang ke pelanggan karena keluarganya mengalami kesulitan keuangan. Diesel tetap bersekolah dan berprestasi. Di usianya yang ke 14 tahun, Diesel pernah menulis surat kepada orang tuanya yang menyatakan bahwa dirinya ingin menjadi seorang insinyur. Pendidikan selanjutnya ia lanjutkan sesuai dengan minatnya dalam bidang teknologi dan sempat juga mendapatkan beasiswa. Setelah lulus, ia kembali lagi ke Paris untuk bekerja dan menikah. Setelah kepulangannya Diesel juga mendapatkan banyak paten di Jerman dan Perancis. Pada tahun 1890, Diesel pernah melakukan riset dengan uap dan juga tekanan kompresi tinggi pada kepala silinder besi dan baja, namun keduanya gagal karena meledak yang mengakibatkan diesel mengalami masalah kesehatan dan penglihatan. Setelahnya Diesel melakukan riset dan desain mesin yang dapat mendekati efisiensi termal maksimum menurut siklus carnot. Setelah rancangan teoritisnya selesai, Diesel mengajukan paten atas hasil kerjanya tersebut. Sejak 1893 dengan pengetahuannya tentang termodinamika, Diesel ingin menciptakan sebuah mesin dengan efisiensi yang lebih tinggi. Idenya adalah dengan menginjeksi bahan bakar pada fase akhir kompresi karena dengan itu bahan bakar akan terbakar dengan sendirinya karena adanya suhu dan tekanan yang tinggi tersebut. Selama 4 tahun melakukan riset akhirnya Diesel berhasil menciptakan mesin karyanya sendiri yang menjadi awal mula perkembangan mesin diesel modern hingga saat ini.