77
Pendahuluan
Sejarah dan perkembangan Islam di suatu wilayah dapat dilihat
antara lain melalui peninggalannya seperti naskah-naskah kuno dan
tinggalan arkeologis berupa bangunan istana, masjid, makam, per-
alatan perang, dan alat rumah tangga. Uka Tjandrasasmita, ketika
membahas tentang penelitian arkeologi Islam di Indonesia menya-
takan bahwa naskah kuno dapat memberikan informasi tentang
tempat atau situs terkait dengan kerajaan-kerajaan bercorak Islam. 1
Sementara itu, data sejarah dari tinggalan arkeologis dapat membe-
rikan gambaran mengenai perkembangan budaya dan perubahan-
perubahannya. Setidaknya ada tiga hal yang dapat diungkap dari
tinggalan arkeologis, yang merupakan tujuan arkeologi, yaitu (1)
merekonstruksi sejarah kebudayaan; (2) merekonstruksi cara-cara
1
Uka Tjandrasasmita, Penelitian Arkeologi Islam di Indonesia dari Masa
ke Masa, Kudus: Menara Kudus, 2000, hlm. 15.
78
78 ¢u¥uf, Vol. 5, No. 1, 2012: 77 – 95
yaitu upacara mandi pada hari Rabu terakhir bulan Safar.8 Tulisan-
tulisan tersebut juga tidak menyinggung inskripsi, baik pada ma-
kam raja-raja maupun benda pusaka keraton. Oleh karena itu,
penelitian ini menjadi semacam rintisan, dan karenanya akan diba-
tasi pada pendataan dan deskripsi hasil temuan lapangan, disertai
transliterasi dan klasifikasi berdasarkan isi dan jenis kaligrafinya.
8
Lihat Hamidah, “Tradisi Robo-Robo Multikultur Mempawah Kalimantan
Barat”, dalam http://ace-informasibudaya.blogspot.com/2011/03/robo-robo-
multikultur-kalbar.html. Minggu, 13 Maret 2011, dan “Upacara Mandi Safar”
dalam http://ace-informasibudaya.blogspot.com/2010/01/upacara-mandi-safar.html,
Rabu, 27 Januari 2010. Lihat juga G.F. Pijper, Beberapa Studi tentang Sejarah
Islam di Indonesia 1900-1950, khususnya Bagian 4 tentang “Hari Rabu Terakhir
Bulan Safar”, Jakarta: UI Press, 1984, hlm. 153-165.
Inskripsi pada Makam Raja-raja Mempawah — Asep Saefullah 81
81
9
Bacaan alternatif: Ayuwijaya.
82
82 ¢u¥uf, Vol. 5, No. 1, 2012: 77 – 95
Hijrat an-Nabiyy
Ukuran: 42 cm x 20 cm.
Baris 1: ¢allall±hu ‘alaihi wa sallam tarikh 1276 kepada delapan belas hari.
Baris 2: Bulan Syawal dan kepada malam Khamis waktu jam pukul delapan.
Ukuran: 124 cm x 20 cm.
Atas: L± il±ha ill± L± il±ha illall±h L± il±ha illall±h L± il±ha illall±h L± il±ha
ill±. Di dalam kotak: (baris 1) Dizahirkan ke dalam dunia kepada hari Khamis
dua puluh dua hari; (baris 2) bulan Rajab sanah 1246 maka meninggalkan dunia
kepada hari Ahad jam pukul tiga petang. Ukuran: 137 cm x 23 cm.
Atas: L± il±ha ill± L± il±ha illall±h L± il±ha illall±h L± il±ha illall±h L± il±ha
ill±. Di dalam kotak: (baris 1) Tahun 1310 seribu tiga ratus sepuluh bersamaan
dua puluh delapan September; (baris 2) tarikh Masehi 1892. All±hummar¥amhu
ra¥matan wa adkhilhu al-jannata dukhµlan. Amin. Ukuran: 159 cm x 29 cm.
10
Kalimat: ﻗﺎﻟﻮ ان و ان اﻟﯿﮫ راﺟﻌﻮنseharusnya: ( ﻗﺎﻟﻮا اﻧﺎ و اﻧﺎ اﻟﯿﮫ راﺟﻌﻮنQ.S.
Al-Baqarah/2: 156), lengkapnya, ayat ini berbunyi: اﻟﺬﯾﻦ اذا اﺻﺎﺑﺘﮭﻢ ﻣﺼﯿﺒﺔ ﻗﺎﻟﻮا اﻧﺎ و
اﻧﺎ اﻟﯿﮫ راﺟﻌﻮنartinya: (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah,
mereka berkata “Inn± lill±hi wa inn± ilaihi r±ji‘µn” (sesungguhnya kami
milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Dalam Al-Qur’an dan Terjemah-
nya Kementerian Agama, dijelaskan bahwa kalimat Inn± lill±hi wa inn± ilaihi
r±ji‘µn merupakan kalimat istirja’, yaitu pernyataan kembali kepada Allah,
yang disunahkan untuk diucapkan apabila terkena musibah, baik kecil
maupun besar. Al-Qur’an dan Terjemah, Jakarta: Kementerian Agama RI, 2009,
hlm. 29.
Inskripsi pada Makam Raja-raja Mempawah — Asep Saefullah 83
83
Atas: L± il±ha ill± L± il±ha illall±h L± il±ha illall±h L± il±ha illall±h L± il±ha
ill±. Di dalam kotak: (baris 1) Dizahirkan ke dalam dunia kepada hari Khamis
dua puluh dua hari; (baris 2) bulan Rajab sanah 1246 maka meninggalkan dunia
kepada hari Ahad jam pukul tiga petang. Ukuran: 137 cm x 23 cm.
Atas: L± il±ha ill± L± il±ha illall±h L± il±ha illall±h L± il±ha illall±h L± il±ha
ill±. Di dalam kotak: (baris 1) Tahun 1310 seribu tiga ratus sepuluh bersamaan
dua puluh delapan September; (baris 2) tarikh Masehi 1892. All±hummar¥amhu
ra¥matan wa adkhilhu al-jannata dukhµlan. Amin. Ukuran: 159 cm x 29 cm.
10
Kalimat: ﻗﺎﻟﻮ ان و ان اﻟﯿﮫ راﺟﻌﻮنseharusnya: ( ﻗﺎﻟﻮا اﻧﺎ و اﻧﺎ اﻟﯿﮫ راﺟﻌﻮنQ.S.
Al-Baqarah/2: 156), lengkapnya, ayat ini berbunyi: اﻟﺬﯾﻦ اذا اﺻﺎﺑﺘﮭﻢ ﻣﺼﯿﺒﺔ ﻗﺎﻟﻮا اﻧﺎ و
اﻧﺎ اﻟﯿﮫ راﺟﻌﻮنartinya: (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah,
mereka berkata “Inn± lill±hi wa inn± ilaihi r±ji‘µn” (sesungguhnya kami
milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Dalam Al-Qur’an dan Terjemah-
nya Kementerian Agama, dijelaskan bahwa kalimat Inn± lill±hi wa inn± ilaihi
r±ji‘µn merupakan kalimat istirja’, yaitu pernyataan kembali kepada Allah,
yang disunahkan untuk diucapkan apabila terkena musibah, baik kecil
maupun besar. Al-Qur’an dan Terjemah, Jakarta: Kementerian Agama RI, 2009,
hlm. 29.
Inskripsi pada Makam Raja-raja Mempawah — Asep Saefullah 89
89
5. Ayat Al-Qur’an
Ayat Al-Qur’an juga merupakan salah satu teks yang dipahat-
kan pada beberapa makam di situs Makam Raja-raja Mempawah.
Beberapa di antaranya mencantumkan Surah al-Fatihah secara
lengkap, seperti pada makam Gusti Musa bin Gusti Hurairah
Kumala Batara Jati12 dan Salma binti Abdus Sa’id.
Bismill±hir-ra¥m±nir-ra¥³m
Al-¥amdu lill±hi rabbil-‘±lam³n ar-ra¥m±nir-ra¥³m
M±liki yaumidd³n iyy±ka na‘budu wa iyy±ka nasta‘³n
12
Tertulis: batara hati ()ﺑﺘﺮﺣﺎت
86
86 ¢u¥uf, Vol. 5, No. 1, 2012: 77 – 95
Kiri: Malam Jum’at (?) maka waktu itulah Wali Adi Nata Kesuma Qamaruddin
Panembahan Umar kembali ke rahmat Allah Ta’ala dari negeri yang fana ke
negeri yang baqa’. Ukuran: 144 cm x 24 cm. Kanan: Waktu pukul jam empat (?).
Ukuran: 39 x 38 cm.
2. Sulus
Khat Sulus merupakan jenis kaligrafi dekoratif sehingga mu-
dah dibentuk dan disesuaikan dengan medianya, baik dalam bentuk
kotak, lingkaran, setengah lingkaran, atau oval. Contoh di bawah,
berupa kaligrafi yang bersusun-susun merupakan contoh jenis
Sulus.
3. Kaligrafi Floral
Kaligrafi floral merupakan istilah yang mungkin tidak dikenal
dalam kaligrafi Arab. Di Nusantara, kaligrafi jenis ini biasanya di-
temukan dalam perpaduan dengan ornamen-ornamen floral, seperti
tampak dalam banyak manuskrip Al-Qur’an Nusantara. Dalam kali-
grafi floral, antara huruf dan gaya tetumbuhan menyatu, sehingga
liukan-liukan dedaunan atau bunga membentuk huruf-huruf Arab,
seperti beberapa contoh di bawah ini.
13
D. Sirojuddin AR, dalam penjelasannya pada praseminar, 12 Juli 2012,
Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, Jakarta.
92
92 ¢u¥uf, Vol. 5, No. 1, 2012: 77 – 95
E. Penutup
Inskripsi keagamaan dapat menjadi salah satu petunjuk untuk
mengungkap peristiwa budaya, cara hidup, dan perubahannya. Dari
data yang ditemukan pada situs Makam Raja-raja Mempawah, ada
beberapa catatan yang perlu dikemukakan, yaitu:
1. Jumlah inskripsi keagamaan yang terdapat pada situs ini lebih
dari 100 buah, karena setiap makam, lama maupun baru, terdapat
inskripsinya. Dalam penelitian ini didata sebanyak 38 makam
sebagai contoh kasus. Dari 38 makam pun hanya diambil enam
makam yang memiliki kekhasan dibandingkan dengan makam-
makam lain, khususnya terkait dengan adanya informasi atau isi
lain selain identitas dan titi mangsa lahir dan wafatnya almar-
hum. Informasi atau isi yang berbeda tersebut di antaranya
penganugerahan sebagai raja, pemberian tanda jasa, doa dan
zikir serta ayat Al-Qur’an yang kurang lazim terdapat pada
kuburan.
2. Letak inskripsi pada makam-makam di situs ini pada umumnya
berada di semua sisi jirat. Hal ini berbeda dengan beberapa
makam di Jawa, seperti Trowulan atau Cirebon, yang pada
umumnya inskripsi terdapat pada nisan makam. Sebaliknya, di
Mempawah, sedikit ditemukan inskripsi pada nisan makam.
Inskripsi pada Makam Raja-raja Mempawah — Asep Saefullah 93
93
3. Informasi dan isi inskripsi meliputi lima hal, yaitu: (a) identitas
almarhum, (b) titi mangsa lahir dan wafat, (c) pengangkatan dan
penganugerahan penghargaan, (d) doa dan zikir (kalimah tayyi-
bah), dan (e) ayat Al-Qur’an.
4. Jenis kaligrafi pada umumnya sukar diidentifikasi jika mengikuti
standar khat Arab. Tetapi, terdapat kekhasan sebagai kaligrafi
Nusantara, khususnya kaligrafi yang dipilin-pilin (musalsal) atau
yang mendekati Naskhi dan Sulus. Jenis lainnya adalah apa yang
diidentifikasi sebagai “kaligrafi floral”, yaitu rangkaian huruf
Arab yang berbentuk seperti daun atau bunga.
5. Tradisi pembuatan inskripsi tampaknya merupakan tradisi yang
masih berlanjut hingga kini. Model maupun redaksinya hampir
sama dengan inskripsi-inskripsi kuno, seperti penggunaan kata
“pada jam pukul” atau “kembali dari negeri yang fana ke negeri
yang baqa’”.
Daftar Pustaka