PENDAHULUAN
Obesitas merupakan suatu penyakit atau keadaan dimana jaringan lemak menimbun di
dalam tubuh secara berlebih. Obesitas terjadi ketika energi yang masuk dan energi yang keluar
mengalami ketidakseimbangan. Obesitas dapat terjadi di berbagai kalangan usia. Mulai dari balita
maupun orang dewasa. Menurut Hurlock obesitas pada
remaja dapat mengganggu sebagian anak pada masa puber dan menjadi keprihatinan
selama bertahun-tahun awal masa remaja. Selain tidak enak dipandang, obesitas dapat
menyebabkan berbagai masalah fisik maupun psikis, masalah fisik yang dapat dialami
diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, jantung, kanker dan lainnya. Karena masalah fisik
menjadikan citra diri negatif cenderung akan muncul, rasa rendah diri, merasa berbeda,
tidak bisa bersaing karena keterbatasan fisik, dan masalah psikologis lain. Anak-anak
Penyebab utama dari obesitas sebetulnya masih belum diketahui pasti, namun
beberapa faktor yang dapat menyebabkan anak mengalami obesitas diantaranya yaitu
faktor genetik, pola makan, kurangnya aktivitas fisik, faktor psikologis atau psikososial,
faktor keluarga, faktor sosial ekonomi, dan faktor kesehatan. Secara garis besar, gejala
obesitas pada anak usia sekolah terbagi menjadi komplikasi kesehatan dan gangguan
pertumbuhan muskuloskeletal. Menurut Dr. Marlyn C. Malonda, SpA tanda umum pada
anak yang mengalami obesitas bisa dilihat dari fisiknya yaitu wajah bulat serta pipi
tembem, leher yang terlihat pendek, dada membusung dengan buah dada membengkak,
terdapat lipatan perut, kaki membentuk huruf “X” saat berjalan, ukuran alat kelamin
tampak kecil, dan berdasarkan pada Indeks Massa Tubuh (IMT).
Program pencegahan obesitas pada anak akan lebih efektif dilakukan dengan
melibatkan orang terdekat seperti keluarganya.
obesitas pada anak antara lain yaitu metode ceramah, metode diskusi,
metode game, metode iklan, dan metode role play atau bermain
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah diuraikan di atas, penulis membuat tujuan
1. Manfaat Teoritis
surveilans gizi obesitas anak usia sekolah (5-12 tahun) serta menjadi referensi,
2. Manfaat Praktis
Isi makalah ini diharapkan dapat dipahami oleh penulis dan pembaca serta dapat
mengamalkan ilmu yang didapat dari sureveilans gizi obesitas anak usia sekolah (5-
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
menimbun di dalam tubuh secara berlebih. Obesitas terjadi ketika energi yang masuk dan
didefinisikan sebagai kelebihan berat badan dari ukuran normal sebenarnya. Ada tiga
penyebab obesitas menurut Feldma dan Rice, yaitu faktor fisiologis, faktor psikologis, dan
faktor risiko obesitas diantaranya yakni, jenis kelamin, usia, pekerjaan, Pendidikan,
makanan berlemak, pendapatan per kapita, dan gangguan mental. Obesitas diketahui
menjadi salah satu faktor risiko muncuknya berbagai penyakit degeneratif yang
dislipedemia (kelainan pada kolestrol), diabetes tipe II, dan penyakit jantung.
Obesitas dapat terjadi di berbagai kalangan usia. Mulai dari balita maupun orang
dewasa. Menurut Hurlock obesitas pada remaja dapat mengganggu sebagian anak pada
masa puber dan menjadi keprihatinan selama bertahun-tahun awal masa remaja. Dampak
obesitas yang lain, diantaranya dapat mengganggu kejiwaan anak karena pada saat anak
mengalami obesitas mereka cenderung sering merasa kurang percaya diri karena biasanya
mereka akan menjadi lebih pasif dan depresi karena sering tidak dilibatkan pada kegiatan
yang dilakukan oleh teman sebayanya (Manuaba, 2004). Selain dampak mental, obesitas
pada remaja juga dapat mengalami masalah dengan sistem jantung dan pembuluh darah
(kardiovaskuler). Anak juga bisa mengalami gangguan fungsi hati seperti peningkatan
Obesitas dapat menyebabkan berbagai masalah fisik maupun psikis, masalah fisik
seperti ortopedik sering disebabkan karena obesitas, termasuk nyeri punggung bagian
pergelangan kaki). Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relative lebih
sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak
dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering juga
Obesitas bukan hanya tidak enak dipandang mata, namun merupakan dilema
lain sebagai berikut: Diabetes tipe 2 (timbul pada masa remaja), Tekanan darah tinggi,
Stroke, Serangan jantung, Gagal jantung, Kanker (jenis kanker tertentu, misalnya kanker
prostat dan kanker usus besar), Batu kandung empedu dan batu kandung kemih, Gour dan
arthritis, Osteoastritis, Tidur apnea (kegagalan bernafas secara normal ketika tidur,
yang berat badannya normal terhadap isyarat lapar eksternal, seperti rasa dan bau
makanan, atau waktunya untuk makan. Penderita obesitas cenderung makan bila ia merasa
ingin makan, bukan pada saat ia lapar. Pola makan berlebih akan menyebabkan mereka
sulit untuk keluar dari kondisi kegemukan atau obesitas, hal ini disebabkan mereka tidak
memiliki control diri dan motivasi yang kuat untuk mengurangi berat badan mereka.Selain
Karena masalah fisik di atas, anak-anak obesitas sering menjadi saran bully
teman-temannya atau lingkungan sekitar, hal ini menjadikan citra diri negative cenderung
akan muncul, rasa rendah diri, merasa berbeda, tidak bisa bersaing karena keterbatasan
fisik, dan masalah psikologis lain. Anak-anak obesitas juga cenderung tidak lincah, mudah
capek, dan mengantuk. Hal ini akan sangat berdampak negative pada diri mereka.
Penyebab utama dari obesitas sebetulnya masih belum diketahui pasti, karena
obesitas pada anak dan remaja terlihat cenderung kompleks, multifaktorial, dan berperan
sebagai pencetus terjadinya penyakit kronis dan degeneratif (Atikah P. 2010). Namun,
secara ilmiah obesitas terjadi ketika seseorang mengkonsumsi kalori yang lebih banyak
dibandingkan dari yang diperlukan secara ilmiahnya. Beberapa faktor yang dapat
a. Faktor genetik
Faktor genetik merupakan faktor keturunan dari orang tua yang menyebabkan
sulit untuk dihindari jika dari orang tua mempunyai kelebihan berat badan maka
berat badan seseorang. Anak yang berasal dari keluarga yang mengalami
makanan yang tersedia tinggi kalori dan tidak terlalu diperhatikannya aktivitas fisik
anak tersebut. Hal ini dikarenakan keluarga tidak hanya berbagi gen tetapi juga
gaya hidup
b. Pola makan
cukup besar dalam risiko obesitas pada anak. Maraknya konsumsi amkanan seperti
makanan cepat saji, makanan ringan dalam kemasan, dan minuman manis yang
mempunyai kadar lemak dan gula tinggi dapat meningkatkan risiko obesitas.
Walaupun makanan cepat saji memiliki rasa yang enak namun tidak mempunyai
cukup gizi untuk memenuhi pertumbuhan anak, oleh karena itu makanan cepat saji
Biasanya, zaman dahulu anak-anak sangat aktif dengan permainan fisik yang
internet, atau televisi yang sangat digemari anak-anak zaman sekarang. Hal ini
makannya. Ketika dalam keadaan tertekan atau stress anak dapat menjadi banyak
e. Faktor keluarga
Faktor keluarga berkaitan dengan pola makan, pola asuh, dan pola hidup
makanan anak dan menyediakan makanan seperti biskuit, chips, ataupun makanan
tinggi kalori lainnya sama hal juga orangtua berkontribusi terhadap peningkatan
berat badan anak. ss
Beberapa kondisi sosial dan ekonomi dapat mempengaruhi risiko obesitas. Anak
yang berasal dari latar belakang keluarga berpendapatan rendah mempunyai risiko
lebih besar untuk mengalami obesitas karena mereka tidak memperhatikan dan
memilih kandungan gizi pada makanan, hal terpenting mereka bisa makan yang
membuat anak tumbuh dengan risiko kelebihan berat badan. Beberapa anak yang
dari keluarga sosial dan ekonomi yang baik juga berisiko mengalami kelebihan
berat badan jika akses makanan tidak terbatas dan dapat mendapatkan apapun
makanan yang mereka sukai, lalu ketersediaan game elektronik membuat mereka
g. Faktor kesehatan
willi, kelainan saraf yang menyebabkan seseorang menjadi banyak makan, dan
DAFTAR PUSTAKA
Arundhana, I. A dan Masnar, A. 2021. Obesitas Anak dan Remaja: Risiko, Pencegahan, dan Isu
https://books.google.com/books?
hl=id&lr=&id=L8owEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA4&dq=Arundhana,+I.
+A+dan+Masnar,+A.+2021.+Obesitas+Anak+dan+Remaja:+Risiko,+Pencegahan,
+dan+Isu+Terkini+(Online).+Depok:+CV.+Edugizi+Pratama+Indonesia.
+Diakses+pada+17+November+2021.&ots=vTluBhGr7G&sig=MNboooMAfQoocf-
Ayudia Kirana. 2021. “Obesitas pada Anak: Tanda, Faktor, dan Cara Mengatasinya”.
Ibudanbalita.com. https://www.ibudanbalita.com/artikel/obesitas-pada-anak-kenali-tanda-
Hartono, A. S., Zulfianto, N. A., Rachmat, M. 2017. Surveilans Gizi. Kemenkes RI, Pusat
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/SURVAILANS-
Herliafifah Riska. 2021. “Obesitas pada Anak: Gejala, Komplikasi, Hingga Cara Mengatasinya”.
Hellosehat.com. https://hellosehat-
com.cdn.ampproject.org/v/s/hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/penyakit-pada-
anak/obesitas-pada-anak/?
amp_js_v=a6&_gsa=1&=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16371480157366&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A%2F
%2Fhellosehat.com%2Fparenting%2Fkesehatan-anak%2Fpenyakit-pada-anak
Julita, Sety., Neherta, Meri., Yeni, Fitra. 2021. “Promosi Kesehatan Keluarga dalam Pencegahan
Obesitas pada Anak Usia 6-12 Tahun”. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes
17 November