Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Obesitas merupakan suatu penyakit atau keadaan dimana jaringan lemak menimbun di
dalam tubuh secara berlebih. Obesitas terjadi ketika energi yang masuk dan energi yang keluar
mengalami ketidakseimbangan. Obesitas dapat terjadi di berbagai kalangan usia. Mulai dari balita
maupun orang dewasa. Menurut Hurlock obesitas pada

remaja dapat mengganggu sebagian anak pada masa puber dan menjadi keprihatinan

selama bertahun-tahun awal masa remaja. Selain tidak enak dipandang, obesitas dapat

menyebabkan berbagai masalah fisik maupun psikis, masalah fisik yang dapat dialami

seperti ortopedik termasuk nyeri punggung bagian bawah, memperburuk osteoarthritis,

ditemukannya odema, dan meningkatkan risiko berbagai penyakit menahun seperti

diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, jantung, kanker dan lainnya. Karena masalah fisik

tersebut, penderita obesitas kemungkinan besar akan mengalami bullying sehingga

menjadikan citra diri negatif cenderung akan muncul, rasa rendah diri, merasa berbeda,

tidak bisa bersaing karena keterbatasan fisik, dan masalah psikologis lain. Anak-anak

obesitas juga cenderung tidak lincah, mudah capek, dan mengantuk.

Penyebab utama dari obesitas sebetulnya masih belum diketahui pasti, namun

beberapa faktor yang dapat menyebabkan anak mengalami obesitas diantaranya yaitu

faktor genetik, pola makan, kurangnya aktivitas fisik, faktor psikologis atau psikososial,

faktor keluarga, faktor sosial ekonomi, dan faktor kesehatan. Secara garis besar, gejala

obesitas pada anak usia sekolah terbagi menjadi komplikasi kesehatan dan gangguan

pertumbuhan muskuloskeletal. Menurut Dr. Marlyn C. Malonda, SpA tanda umum pada

anak yang mengalami obesitas bisa dilihat dari fisiknya yaitu wajah bulat serta pipi

tembem, leher yang terlihat pendek, dada membusung dengan buah dada membengkak,

terdapat lipatan perut, kaki membentuk huruf “X” saat berjalan, ukuran alat kelamin
tampak kecil, dan berdasarkan pada Indeks Massa Tubuh (IMT).

Anak yang obesitas cenderung memiliki kebiasaan makan

berlebihan sehingga diperlukannya pencegahan obesitas untuk anak.

Program pencegahan obesitas pada anak akan lebih efektif dilakukan dengan
melibatkan orang terdekat seperti keluarganya.

Adapun metode promosi kesehatan keluarga terhadap pencegahan

obesitas pada anak antara lain yaitu metode ceramah, metode diskusi,

metode game, metode iklan, dan metode role play atau bermain

peran. Menurut WHO, adapun cara pencegahan lain dengan

memperbaiki status nutrisi dan pertumbuhan pada awal kelahiran,

memperbaiki pemahaman dan mengubah kehidupan sehari hari,

mencegah anak sekolah mengkonsumsi makanan yang tidak sehat,

memastikan akses makanan dan minuman yang bergizi, serta

mengurangi penjual makanan cepat saji di kawasan sekolah. Selain itu,

beberapa pihak memiliki peran dalam program penanggulangan atau

pemecahan masalah obesitas pada anak diantaranya yaitu keluarga,

sekolah, dan pemerintah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis merumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Apa itu obesitas?

2. Apa dampak obesitas pada anak usia sekolah?

3. Apa faktor yang menyebabkan obesitas pada anak usia sekolah?

4. Bagaimana gejala obesitas pada anak usia sekolah?

5. Bagaimana cara mencegah obesitas pada anak usia sekolah?


6. Bagaimana penanganan obesitas pada anak usia sekolah?

1.3 Tujuan Makalah

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah diuraikan di atas, penulis membuat tujuan

makalah sebagai berikut :

1. Memahami definisi obesitas

2. Memahami dampak obesitas pada anak usia sekolah

3. Memahami faktor yang menyebabkan obesitas pada anak usia sekolah

4. Memahami gejala obesitas pada anak usia sekolah

5. Memahami cara mencegah obesitas pada anak usia sekolah

6. Memahami penanganan obesitas pada anak usia sekolah

1.4 Manfaat Makalah

Terdapat dua manfaat dalam pembuatan makalah ini, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai

surveilans gizi obesitas anak usia sekolah (5-12 tahun) serta menjadi referensi,

umumnya untuk pembaca dan khususnya untuk penulis.

2. Manfaat Praktis

Isi makalah ini diharapkan dapat dipahami oleh penulis dan pembaca serta dapat

mengamalkan ilmu yang didapat dari sureveilans gizi obesitas anak usia sekolah (5-

12 tahun) dengan baik.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Obesitas merupakan suatu penyakit atau keadaan dimana jaringan lemak

menimbun di dalam tubuh secara berlebih. Obesitas terjadi ketika energi yang masuk dan

energi yang keluar mengalami ketidakseimbangan. Menurut Dariyo (2004), Obesitas

didefinisikan sebagai kelebihan berat badan dari ukuran normal sebenarnya. Ada tiga

penyebab obesitas menurut Feldma dan Rice, yaitu faktor fisiologis, faktor psikologis, dan

faktor kecelakaan. Sedangkan berdasarkan penelitian analisis Risdeskas 2007 di Jakarta,

faktor risiko obesitas diantaranya yakni, jenis kelamin, usia, pekerjaan, Pendidikan,

makanan berlemak, pendapatan per kapita, dan gangguan mental. Obesitas diketahui

menjadi salah satu faktor risiko muncuknya berbagai penyakit degeneratif yang

merupakan penyebab kematian terbesar penduduk dunia seperti stroke, hipertensi,

dislipedemia (kelainan pada kolestrol), diabetes tipe II, dan penyakit jantung.

Obesitas dapat terjadi di berbagai kalangan usia. Mulai dari balita maupun orang

dewasa. Menurut Hurlock obesitas pada remaja dapat mengganggu sebagian anak pada

masa puber dan menjadi keprihatinan selama bertahun-tahun awal masa remaja. Dampak

obesitas yang lain, diantaranya dapat mengganggu kejiwaan anak karena pada saat anak

mengalami obesitas mereka cenderung sering merasa kurang percaya diri karena biasanya

mereka akan menjadi lebih pasif dan depresi karena sering tidak dilibatkan pada kegiatan

yang dilakukan oleh teman sebayanya (Manuaba, 2004). Selain dampak mental, obesitas

pada remaja juga dapat mengalami masalah dengan sistem jantung dan pembuluh darah

(kardiovaskuler). Anak juga bisa mengalami gangguan fungsi hati seperti peningkatan

Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic Pyruvate

Transaminase (SGPT), serta hati yang membesar.


2.2 Dampak

Obesitas dapat menyebabkan berbagai masalah fisik maupun psikis, masalah fisik

seperti ortopedik sering disebabkan karena obesitas, termasuk nyeri punggung bagian

bawah, dan memperburuk osteoarthritis (terutama di daerah pinggul, lutut, dan

pergelangan kaki). Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relative lebih
sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak

dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering juga

ditemukan oedema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai

dan pergelangan kaki.

Obesitas bukan hanya tidak enak dipandang mata, namun merupakan dilema

kesehatan yang mengerikan. Obesitas secara langsung membahayakan kesehatan

seseorang. Obesitas meningkatkan resiko terjadinya sejumlah penyakit menahun antara

lain sebagai berikut: Diabetes tipe 2 (timbul pada masa remaja), Tekanan darah tinggi,

Stroke, Serangan jantung, Gagal jantung, Kanker (jenis kanker tertentu, misalnya kanker

prostat dan kanker usus besar), Batu kandung empedu dan batu kandung kemih, Gour dan

arthritis, Osteoastritis, Tidur apnea (kegagalan bernafas secara normal ketika tidur,

menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah), Sindroma pickwiskian (obesitas

disertai wajah kemerahan, underventilasi, dan ngantuk)

Penderita obesitas cenderung lebih responsive bila dibandingkan dengan orang

yang berat badannya normal terhadap isyarat lapar eksternal, seperti rasa dan bau

makanan, atau waktunya untuk makan. Penderita obesitas cenderung makan bila ia merasa

ingin makan, bukan pada saat ia lapar. Pola makan berlebih akan menyebabkan mereka

sulit untuk keluar dari kondisi kegemukan atau obesitas, hal ini disebabkan mereka tidak

memiliki control diri dan motivasi yang kuat untuk mengurangi berat badan mereka.Selain

masalah fisik masalah psikis juga terjadi.

Karena masalah fisik di atas, anak-anak obesitas sering menjadi saran bully
teman-temannya atau lingkungan sekitar, hal ini menjadikan citra diri negative cenderung

akan muncul, rasa rendah diri, merasa berbeda, tidak bisa bersaing karena keterbatasan

fisik, dan masalah psikologis lain. Anak-anak obesitas juga cenderung tidak lincah, mudah

capek, dan mengantuk. Hal ini akan sangat berdampak negative pada diri mereka.

2.3 Faktor Penyebab

Penyebab utama dari obesitas sebetulnya masih belum diketahui pasti, karena

obesitas pada anak dan remaja terlihat cenderung kompleks, multifaktorial, dan berperan

sebagai pencetus terjadinya penyakit kronis dan degeneratif (Atikah P. 2010). Namun,

secara ilmiah obesitas terjadi ketika seseorang mengkonsumsi kalori yang lebih banyak

dibandingkan dari yang diperlukan secara ilmiahnya. Beberapa faktor yang dapat

menyebabkan anak mengalami obesitas, diantaranya yaitu :

a. Faktor genetik

Faktor genetik merupakan faktor keturunan dari orang tua yang menyebabkan

sulit untuk dihindari jika dari orang tua mempunyai kelebihan berat badan maka

kemungkinan terbesar akan menurun kepada anaknya. (Syarif. 2011). Menurut

penelitian rata-rata faktor genetik memberikan kontribusi sebesar 33% terhadap

berat badan seseorang. Anak yang berasal dari keluarga yang mengalami

overweight biasanya berisiko lebih besar mengalami overweight terutama jika

makanan yang tersedia tinggi kalori dan tidak terlalu diperhatikannya aktivitas fisik

anak tersebut. Hal ini dikarenakan keluarga tidak hanya berbagi gen tetapi juga

gaya hidup

b. Pola makan

Pola makan seseorang juga mempengaruhi dan memberikan kontribusi yang

cukup besar dalam risiko obesitas pada anak. Maraknya konsumsi amkanan seperti
makanan cepat saji, makanan ringan dalam kemasan, dan minuman manis yang

mempunyai kadar lemak dan gula tinggi dapat meningkatkan risiko obesitas.

Walaupun makanan cepat saji memiliki rasa yang enak namun tidak mempunyai

cukup gizi untuk memenuhi pertumbuhan anak, oleh karena itu makanan cepat saji

sering disebut dengan junk food atau makanan sampah.

c. Kurangnya aktifitas fisik

Masa kanak-kanak biasanya sering disebut juga dengan masa bermain.

Biasanya, zaman dahulu anak-anak sangat aktif dengan permainan fisik yang

mengharuskan mereka berlari, melompat, atau gerakan fisik lainnya. Namun,

pergerakan fisik tersebut tergantikan dengan adanya game elektronik, komputer,

internet, atau televisi yang sangat digemari anak-anak zaman sekarang. Hal ini

menyebabkan mereka hanya sedikit bergerak dan kurang melakukan aktivitas

sehingga dapat menyebabkan risiko obesitas.

d. Faktor psikologis atau psikososial

Tidak sedikit kondisi seseorang yang dapat mempengaruhi asupan konsumsi

makanannya. Seperti emosi yang dirasakan anak dapat mempengaruhi emosi

makannya. Ketika dalam keadaan tertekan atau stress anak dapat menjadi banyak

makan ataupun sebaliknya.

e. Faktor keluarga

Faktor keluarga berkaitan dengan pola makan, pola asuh, dan pola hidup

seorang anak yang


ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
sssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssterjadi pada
keluarganya. Jika orang tua tidak mengontrol

makanan anak dan menyediakan makanan seperti biskuit, chips, ataupun makanan

tinggi kalori lainnya sama hal juga orangtua berkontribusi terhadap peningkatan
berat badan anak. ss

f. Faktor sosial ekonomi

Beberapa kondisi sosial dan ekonomi dapat mempengaruhi risiko obesitas. Anak

yang berasal dari latar belakang keluarga berpendapatan rendah mempunyai risiko

lebih besar untuk mengalami obesitas karena mereka tidak memperhatikan dan

memilih kandungan gizi pada makanan, hal terpenting mereka bisa makan yang

membuat anak tumbuh dengan risiko kelebihan berat badan. Beberapa anak yang

dari keluarga sosial dan ekonomi yang baik juga berisiko mengalami kelebihan

berat badan jika akses makanan tidak terbatas dan dapat mendapatkan apapun

makanan yang mereka sukai, lalu ketersediaan game elektronik membuat mereka

kekurangan aktivitas fisik.

g. Faktor kesehatan

Beberapa penyakit seperi hipotiroidisme, syndrome chusing, sindroma prader-

willi, kelainan saraf yang menyebabkan seseorang menjadi banyak makan, dan

obat-obatan tertentu dapat mengakibatkan terjadinya obesitas

DAFTAR PUSTAKA

Arundhana, I. A dan Masnar, A. 2021. Obesitas Anak dan Remaja: Risiko, Pencegahan, dan Isu

Terkini (Online). Depok: CV. Edugizi Pratama Indonesia. Tersedia:

https://books.google.com/books?

hl=id&lr=&id=L8owEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA4&dq=Arundhana,+I.

+A+dan+Masnar,+A.+2021.+Obesitas+Anak+dan+Remaja:+Risiko,+Pencegahan,
+dan+Isu+Terkini+(Online).+Depok:+CV.+Edugizi+Pratama+Indonesia.

+Diakses+pada+17+November+2021.&ots=vTluBhGr7G&sig=MNboooMAfQoocf-

zeAHy3msqlqY. Diakses pada 17 November 2021.

Ayudia Kirana. 2021. “Obesitas pada Anak: Tanda, Faktor, dan Cara Mengatasinya”.

Ibudanbalita.com. https://www.ibudanbalita.com/artikel/obesitas-pada-anak-kenali-tanda-

tanda-faktor-penyebab-dan-cara-menanganinya. Diakses 17 November 2021.

Hartono, A. S., Zulfianto, N. A., Rachmat, M. 2017. Surveilans Gizi. Kemenkes RI, Pusat

Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Tersedia:

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/SURVAILANS-

GIZI-FINAL-SC.pdf. Diakses pada 17 November 2021.

Herliafifah Riska. 2021. “Obesitas pada Anak: Gejala, Komplikasi, Hingga Cara Mengatasinya”.

Hellosehat.com. https://hellosehat-

com.cdn.ampproject.org/v/s/hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/penyakit-pada-

anak/obesitas-pada-anak/?

amp_js_v=a6&amp_gsa=1&amp=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D

%3D#aoh=16371480157366&referrer=https%3A%2F

%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F

%2Fhellosehat.com%2Fparenting%2Fkesehatan-anak%2Fpenyakit-pada-anak

%2Fobesitas-pada-anak%2F. Diakses 17 November 2021.

Julita, Sety., Neherta, Meri., Yeni, Fitra. 2021. “Promosi Kesehatan Keluarga dalam Pencegahan

Obesitas pada Anak Usia 6-12 Tahun”. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

(online), Volume 12,

http://forikesejournal.com/index.php/SF/article/view/sf12nk102/12nk102. Diakses pada

17 November

Anda mungkin juga menyukai