Disusun oleh :
Nama : Zaenab Nuraini Surya H. Y.
NIM : 205040200111053
Kelas :P
Asisten : Annisa Amalia Simatupang
DAFTAR ISI
ii
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan merupakan organisme yang memiliki pengaruh besar bagi
kehidupan di bumi. Tumbuhan memiliki pengaruh penting bagi organisme lain
dan lingkungan. Di dalam tumbuhan, berjalan mekanisme kehidupan yang dapat
dipelajari dalam Fisiologi Tumbuhan. Fisiologi tumbuhan merupakan sebuah ilmu
yang mempelajari tentang mekanisme tumbuhan dalam melakukan respirasi,
transpirasi, reproduksi serta aktivitas tumbuhan lainnya.
Fisiologi tumbuhan berhubungan erat dengan bidang pertanian. Fisiologi
tumbuhan dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan kualitas
tanaman di masa yang akan datang setelah mengetahui bagaimana mekanisme
aktivitas dan sifat-sifat tanaman. Sehingga pada akhirnya tanaman yang dihasilkan
akan memiliki kualitas yang optimal.
Fisiologi tumbuhan menggabungkan aspek biologi, kimia dan fisika.
Dalam mempelajari kimia, erat sekali aitannya dengan larutan. Larutan
merupakan campuran dua zat atau lebih yang bersifat homogen. Besaran yang
umum digunakan dalam menyatakan konsentrasi larutan antara lain molaritas,
molalitas, normalitas, osmolaritas, pengenceran, persen berat, persen volume,
persen massa-volume, fraksi mol, ppm dan ppb.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum Fisiologi Tumbuhan materi
Pendahuluan dan Larutan antara lain:
1) Untuk mengetahui definisi fisiologi tumbuhan
2) Untuk mengetahui definisi larutan
3) Untuk mengetahui aplikasi larutan di bidang pertanian
4) Untuk mengetahui definisi dan rumus besaran yang digunakan untuk
menyatakan konsentrasi larutan
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan praktikum Fisiologi Tumbuhan
materi Pendahuluan dan Larutan antara lain:
1) Dapat mengetahui dan memahami definisi fisiologi tumbuhan
2) Dapat mengetahui dan memahami definisi larutan
3) Dapat mengetahui dan memahami aplikasi larutan di bidang pertanian
4) Dapat mengetahui dan memahami definisi dan rumus besaran yang digunakan
untuk menyatakan konsentrasi larutan
2
jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan zat terlarut adalah zat pelarut (Putri
et al., 2017).
Solution defined as a homogeneous compound that composed from two
substances or more in a single state (Calik and Ayas, 2017).
Larutan didefinisikan sebagai suatu senyawa homogen yang tersusun dari
dua zat atau lebih dalam keadaan tunggal (Calik dan Ayas, 2017).
Solution is a homogeneous composite that have contents of well mixed
liquid, gas or solid substances. The dissolve particeles size are atomic, molecular
or ionic (Kamide and Dobashi,2000).
Larutan adalah campuran homogen yang memiliki kandungan zat cair, gas
atau padat yang tercampur dengan baik. Ukuran partikel terlarut adalah atom,
molekul atau ionik (Kamide dan Dobashi, 2000).
Solution is a homogeneous mixture of substances that consists of two
components, these are solvent and solute (Hoobs, 2000).
Larutan adalah sebuah campuran homogen zat yang terdiri dari dua
komponen yaitu zat pelarut dan zat terlarut (Hoobs, 2000).
Solutions were homogeneous mixture that composed of gases, solids or
other liquid dissolved in a liquid (Manahan, 2001).
Larutan merupakan campuran homogen yang terdiri dari gas, padatan atau
cairan lain yang terlarut dengan baik dalam suatu cairan (Manahan, 2001).
2.3 Contoh Aplikasi Larutan dalam Bidang Pertanian
Larutan banyak sekali diaplikasikan di bidang pertanian. Contoh dari
pengaplikasian larutan di bidang pertanian adalah adanya pupuk nutrisi AB Mix,
yaitu larutan yang diciptakan dari bahan-bahan kimia dan diberikan pada tanaman
melalui media tanam untuk memberi nutrisi pada tanaman sehingga pertumbuhan
tanaman berlangsung optimal (Pohan dan Oktoyournal, 2019).
Aplikasi larutan juga ditemui pada pupuk organik cair (POC). Pupuk
organik cair (POC) merupakan suatu larutan yang terbuat dari pembusukan bahan-
bahan organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman atau kotoran hewan yang
mengandung lebih dari satu unsur hara (Sundari et al., 2012).
2.4 Definisi dan Rumus Besaran
Mol
Mol merupakan besaran yang menyatakan massa dari suatu zat (gram)
yang sama besar dengan jumlah zat tersebut. Mol juga dapat dikatakan sebagai
satuan yang menyatakan jumlah suatu partikel yang terkandung pada sejumlah
zat (Nurazmi et al., 2020).
n=
4
Molaritas
Molaritas diartikan sebagai suatu besaran yang menyatakan kepekatan atau
konsentrasi suatu larutan. Molaritas digunakan untuk menyatakan jumlah dari mol
zat terlarut dalam setiap liter larutan (Kesumayadi dan Sutanti, 2015).
Berikut merupakan rumus untuk menentukan molaritas berdasarkan
Rohmah dan Rini (2020):
M= = M=
Molalitas
Molalitas merupakan besaran yang digunakan untuk menyatakan jumlah
mol dari zat terlarut dalam setiap kilogram pelarut (Rohmah dan Rini, 2020).
Berikut merupakan rumus molalitas berdasarkan Rohmah dan Rini (2020):
m= = m=
Pengenceran
Pengenceran merupakan suatu cara untuk membuat larutan pekat menjadi
lebih encer. Rumus pengenceran digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu
larutan. Berikut merupakan rumus pengenceran berdasarkan Berlian et al. (2016):
Normalitas
Normalitas merupakan jumlah ekuivalen dari zat yang terlarut dalam
setiap liter larutan (Rohmah dan Rini, 2020). Berikut merupakan rumus
normalitas berdasarkan Rohmah dan Rini (2020):
N=
a: jumlah mol ion hidrogen, elektron atau kation univalen
Osmolaritas
Osmolaritas merupakan besaran yang digunakan untuk menyatakan jumlah
suatu partikel zat terlarut dalam setiap liter larutan (Fitriani et al., 2013). Berikut
merupakan rumus untuk menentukan osmolaritas:
o=
5
Fraksi Mol
Fraksi mol digunakan untuk menyatakan perbandingan antara jumlah mol
zat terlarut atau pelarut dengan jumlah mol larutan, sehingga pada akhirnya fraksi
mol merupakan salah satu dari satuan yang menyatakan konsentrasi larutan
(Dimawarnita, 2021). Berikut merupakan rumus untuk menentukan fraksi mol:
Xp = Xt =
%W/W =
%V/V =
%W/V =
ppm =
6
ppm =
7
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Fisiologi tumbuhan adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang
bagaimana tanaman melakukan mekanisme kehidupan dengan memperhatikan
aspek biologi, fisika dan kimia. Dalam mempelajari fisiologi tumbuhan khususnya
kaitannya dengan kimia sangat erat dengan larutan. Larutan merupakan
campouran homogen yang terdiri atas zat pelarut dan zat terlarut. Larutan banyak
diaplikasikan dalam bidang pertanian, contohnya adalah nutrisi AB Mix dan
pupuk organik cair (POC). Pada umumnya besaran yang digunakan untuk
menyatakan konsentrasi larutan antara lain molaritas, molalitas, normalitas,
osmolaritas, pengenceran, persen berat, persen volume, persen massa-volume,
fraksi mol, ppm dan ppb.
4.2 Saran
Fisiologi tumbuhan dan larutan merupakan ilmu yang memiliki manfaat
penting bagi bidang pertanian dan di masa depan dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas dan hasil pertanian sehingga penting untuk mempelajari
fisiologi tumbuhan dan larutan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Pohan, S. A., & Oktoyournal. (2019). Pengaruh Konsentrasi Nutrisi A-B Mix
Terhadap Pertumbuhan Caisim secara Hidroponik (Drip System).
Lumbung, 18(1), 20-32.
Putri, L. M., Prihandono, T., & Supriadi, B. (2017). Pengaruh Konsentrasi
Larutan terhadap Laju Kenaikan Suhu Larutan. Jurnal Pembelajaran
Fisika, 6(2), 147-153.
Rohmah, J., & Rini, C. S. (2020). Buku Ajar Kimia Analis. Sidoarjo: UMSIDA
Press.
Smith, G., Figuerido, E., & Wyk, A. (2019). Kalanchae (Crassulaceae) in
Southern Africa. London: Academic Press.
Sundari, E., Sari, E., & Rinaldo, R. (2012). Pembuatan Pupuk Organi Cair
Menggunakan Bioaktivator Biosca dan EM4. Prosiding SNTK TOPI, 93-
97.
14
LAMPIRAN
15
16
17
18